Cover…………………………………………………………………………………i
Daftar Isi..........................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................4
3.1 Kesimpulan...................................................................................................15
3.2 Saran.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................17
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa remaja (adolescence) merupakan masa transisi dari masa anak-anak
menuju dewasa yang ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan di
dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi (Sitoayu, dkk., 2017).
Pada wanita terdapat siklus menstruasi. Siklus ini berkaitan dengan
pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium. Menstruasi merupakan
perdarahan dari rahim yang berlangsung secara periodik dan siklik. Hal
tersebut akibat dari pelepasan (deskuamasi) endometrium akibat hormon
ovarium (estrogen dan progesteron) yang mengalami perubahan kadar pada
akhir siklus ovarium, biasanya dimulai pada hari ke-14 setelah ovulasi.
Menstruasi merupakan suatu proses alamiah yang biasa dialami perempuan
tetapi hal ini akan menjadi masalah jika terjadi gangguan menstruasi.( Anindita
et al, 2016)
Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai
datangnya mensturasi periode berikutnya. Siklus menstruasi terjadi selama 28
hari. Rata-rata siklus menstruasi normal terjadi sekitar 21-35 hari sedangkan
yang temasuk gangguan siklus menstruasi meliputi polimenorrhea(<20 hari),
oligomenorrhea(>35 hari), dan amenorrhea (>3 bulan). Siklus menstruasi
normal bergantung pada tindakan dan interaksi hormon yang dilepaskan dari
hipotalamus-hipofisis-ovarium dan efeknya pada endometrium. (Sitoayu, dkk.,
2017)
Lama menstruasi biasanya antara 3-6 hari, ada yang 1-2 hari dan diikuti
darah yang sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Cairan menstruasi terdiri dari
autolisis fungsional, exudat inflamasi, sel darah merah dan enzym proteolitik.
Semakin lama seseorang menstruasi akan menyebabkan kekurangan darah.
Faktor gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi lama menstruasi
remaja.
2
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menyusun
makalah tentang “Menstruasi”
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini dalah bagaimana gambaran tentang
siklus menstruasi.
1. Mengetahui apa pengertian dari menstruasi
2. Mengetahui siklus menstruasi
3. Mengetahui tanda dan gejala menstruasi
4. Gangguan pada menstruasi
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalamm makalah ini adalah untuk mengetahui
pengertian menstruasi dan gambaran tentang siklus menstruasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
upaya pencegahan anemia yang akan membawa dampak positif pada perilaku
yang tepat (Kristianingsih, 2016). Pada dasarnya asupan gizi memang tergantung
gizi perorangan yang dipengaruhi perilaku remaja putri dalam memperhatikan
status gizinya. (Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010).
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai
dengan perdarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan.
Menstruasi yang terjadi setiap bulan secara terus menerus disebut sebagai siklus
menstruasi. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung
hingga menopause (sekitar usia 45- 55 tahun). Normalnya menstruasi berlangsung
selama 3-7 hari.
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita
memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28
hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa
menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi
sampai hari dimana perdarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang
kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu satu hari sebelum
perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan
tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa
tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan hipotalamus,
kelenjar dibawah otak depan dan indung telur. Pada permulaan daur , lapisan sel
rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong
bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi
sinyal pada telur didalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama
kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak
menuju tuba falopii dan menuju ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma
pada saat berhubungan intim, lapisan rahim akan berpisah dari dinding dan mulai
luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah dikenal
sebagai periode menstruasi yang berlangsung srkitar 3-7 hari. Bila seorang wanita
5
mengalami kehamilan maka, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena
itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu)
bahwa seorang wanita sedang hamil. kehamilan dapat di konfirmasi dengan
pemeriksaan darah sederhana.
6
siklus menstruasi. Siklus menstruasi dapat ditinjau dari uterus maupun ovarium
sebagai berikut :
a. Siklus uterus
7
c) Fase intermenstruum atau stadium proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm.
Fase ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus haid. Fase
proliferasi dapat dibagi dalam 3 subfase yaitu :
1) Fase proliferasi dini
8
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke
28. Pada fase ini endometrium kira - kira tetap tebalnya, tetapi bentuk
kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk keluk dan mengeluarkan
getah yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium telah tertimbun
glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur
yang dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
1) Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase
sebelumnya karena kehilangan cairan.
2) Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang
dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah
yang mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma
endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di
seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya
nidasi. Disamping itu dalam siklus menstruasi hormone sangat
berpengaruh diantaranya adalah yang dihasilkan gonadotropin hipofisis
yaitu : Luteinizing Hormon (LH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus
untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH. LH merupakan
glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel asidofilik (afinitas terhadap
asam), bersama dengan FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel telur,
serta merangsang terjadinya ovulasi. Folikel yang melepaskan ovum
selama ovulasi disebut korpus rubrum yang disusun oleh sel-sel lutein dan
disebut korpus luteum.
Folikel Stimulating Hormon (FSH) yang dikeluarkan oleh
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH. FSH
merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas
terhadap basa). Hormon ini mempengaruhi ovarium sehingga dapat
berkembang dan berfungsi pada saat pubertas. FSH mengembangkan
folikel sprimer yang mengandung oosit primer dan keadaan padat (solid)
tersebut menjadi folikel yang menghasilkan estrogen.
9
Prolaktin Releasing Hormon (PRH) yang menghambat hipofisis
untuk mengeluarkan prolaktin. Berbeda dengan LH dan FSH, prolaktin
terdiri dari satu rantai peptida dengan 198 asam amino dan sama sekali
tidak mengandung karbohidrat. Secara pilogenetis, prolaktin adalah suatu
hormon yang sangat tua serta memiliki susunan yang sama dengan
hormon pertumbuhan (Growth hormone, Somatogotropic hormone, TSH,
Somatotropin). Secara sinergis dengan estradia, prolaktin mempengaruhi
payudara dan laktasi, serta berperan pada pembentukan dan fungsi korpus
luteum.
2.3. Tanda dan Gejala Menstruasi
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada
saat masa menstruasi :
a) Kram perut
b) Nyeri payudara
c) Perubahan suasana hati
d) Timbul jerawat
e) Tekanan pada panggul
f) Sakit punggung
g) Sakit kepala dan Kelelahan
h) Kesulitan Berkonsentrasi
10
2.4. Gangguan Menstruasi
11
kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan
progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang
terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang
mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami
sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau normal.
Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic
acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem
reproduksi, sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.
b. Disminore
Disminore adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai
membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering
bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas
marah. Dismenore merupakan suatu fenomena simptomatik pada saat
menstruasi meliputi nyeri perut, kram dan sakit punggung bawah
(Kusmiran, 2012)
Jika ditinjau dari aspek anatomi,yang menjadi salah satu
penyebab gangguan disminorea adanya sekresi hormonsecara berlebihan
atau sekresi sejenis zat yang disebut prostaglandin. Zat inilah yang
menyebabkan peningkatan frekuensi kontraksi otot rahim sehingga
menimbulkan nyeri haid. Dikenal adanya disminore primer dan sekunder.
Nyeri haid atau disminorea ada dua macam : Nyeri haid primer, timbul
sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu,
tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim
setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat
berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan seperti stres,
shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang
darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Nyeri haid sekunder, biasanya
baru muncul kemudian yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap
seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan
kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
12
c. Gangguan Siklus Menstruasi
Gangguan siklus menstruasi terdiri dari 2 macam, yaitu polimenorea
dan oligomenorea. Polimenorea adalah siklus menstruasi dengan
jumlah rentang hari kurang dari 21 hari danatau volume darah sama
atau lebih banyak dari volume darahan menstruasi biasanya.
Gangguan ini mengindikasikan gangguan pada proses ovulasi, yaitu
fase luteal yang pendek. Polimenorea menyebabkan unovulasi pada
wanita karena sel telur tidak dapat matang sehingga pembuahan sulit
terjadi. Oligomenorea adalah siklus menstruasi dengan durasi lebih
dari 35 hari. Volume perdarahan umumnya lebih sedikit dari volume
perdarahan menstruasi biasanya. Gangguan jenis ini berakibat
ketidaksuburan dalam jangka panjang karena sel telur jarang
diproduksi sehingga tidak terjadi pembuahan. Oligomenorea tidak
berbahaya pada wanita, namun dapat berpotensi sulit hamil karena
tidak terjadi ovulasi (Sarwono, 2010).
d. Pendarahan Uterus Abnormal
1) Hipermenore
Hipermenore adalah perdarahan berkepanjangan atau
berlebihan pada waktu menstruasi teratur. Bisa disebut juga dengan
perdarahan haid yang jumlahnya banyak hingga 6-7 hari. Pada
hipermenore perdarahan menstruasi berlangsung sekitar 8-10 hari
dengan kehilangan darah lebih dari 80ml. Jika ditinjau dari aspek
anatomi, penyebab utama terjadinya hipermenore adalah terhambatnya
fase proliferasi pada dinding endometrium, dikarenakan produksi
hormone estrogen kurang optimal.
2) Amenore
Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala.
Amenore adalah tidak adanya haid selama 3 bulan atau lebih.
Gangguan amenore disebabkan tidak normalnya produksi FSH serta
LH, dalam hal ini masing-masing bertujuan untuk merangsang
13
pertumbuhan folikel yang terdapat pada ovarium hingga folikel
matang dan mempercepat terjadinya ovulasi. Kategori amenorrhea
primer jika wanita di usia 16 tahun belum mengalami menstruasi,
sedangkan amenorrhea sekunder adalah yang terjadi setelah
menstruasi . Secara klinis, kriteria amenorrhea adalah tidak adanya
menstruasi selama enam bulan atau selama tiga kali tidak menstruasi
sepanjang siklus menstruasi sebelumnya (berturut-turut), atau dengan
kata lain bahwa pernah haid tapi kemudian berhenti. Berdasarkan
penelitian,amenorrhea adalah apabila tidak ada menstruasi dalam
rentang 90 hari biasanya siklusnya lebih panjang dari biasanya.
Amenorrhea sering terjadi pada wanita yang sedang menyusuui
tergantung frekuensi menyusui dan status mutrisi dari wanita tersebut
(Ambarita dan Desy, 2022)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Haid atau menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologis seorang
perempuan. Haid merupakan salah satu perubahan siklik yang terjadi pada alat
kandungan sebagai persiapan untuk kehamilan.
Setiap perempuan normal akan mengalami haid setiap bulannya, yang
dipengaruhi oleh faktor hormon, enzim , vascular, dan prostaglandin.
Sebelum datangnya haid perempuan akan mengalami sindrom pra-haid
yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, yang berupa perubahan-perubahan
atau gejala-gejala fisik maupun mental. Sindrom pra-haid ini berkaitan dengan
meningkatnya kadar hormon setiap bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan
vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals didalam otak yang
mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau bukan salah satunya.
Sindrom pra-haid ini tidak selalu sama pada setiap orang, begitu juga
dengan siklus haid juga berbeda antara setiap perempuan walau saudara kembar
sekalipun. Siklus haid biasanya 28 hari, yang berlangsung selama 3-7 hari. Siklus
ini tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh
beberapa faktor, misalnya gizi, stres dan usia.
Siklus haid ini berlangsung dalam 4 masa (stadium) yaitu stadium
menstruasi, stadium post menstruasi, stadium intermenstruasi dan stadium
pramenstruasi.
Sekarang para perempuan aktif yang sibuk bekerja, baik didalam maupun
diluar rumah tidak perlu khawatir lagi karena mereka dapat mengatur siklus haid
mereka dengan cara mengkonsumsi kontrasepsi oral yang mengandung hormone
estrogen dan progesterone.
Adapun gangguan haid yang terjadi dalam masa reproduksi seperti
hipermenore, polimenorea, oligomenorea, amenorea, premenstrual mention,
mastalgia, disminorea, dan masih banyak gangguan haid lainnya yang sering
dirasakan oleh setiap perempuan.
15
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah:
a. Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya untuk
menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid.
b. Untuk menghindari terjadinya sindrom pra-haid, setiap perempuan dianjurkan
untuk melakukan perubahan-perubahan diet atau mengatur pola makan.
c. Kepada setiap orang tua, terutama orang tua perempuan agar dapat
menjelaskan tentang haid kepada anak-anaknya sedini mungkin untuk
mengurangi rasa takut yang sering dialami oleh anak-anak ketika menghadapi
menarche (haid yang pertama kali datang).
d. Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai segala hal yang
berhubungan dengan haid, terutama gangguan-gangguan selama haid.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://wellness.journalpress.id/wellness/article/download/v1i223wh/24
https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/download/7351/5062
https://journal.ugm.ac.id/jgki/article/view/17867/15583
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/4590/pdf
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/j ka/article/view/570/460.
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/262/209
https://ojs.unhaj.ac.id/index.php/jintan/article/view/268/152
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/14284/13816
17