Disusun Oleh :
KELAS : CITRUS
PROGRAM STUDI KEBIDANAN MAGELANG DAN PROFESI PROGRAM SARJANA
TERAPAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG 2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyeselaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep Pembentukan
Karakter” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti Luhur. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai pembentukan karakter yang
menyangkut praktik kebidanan bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mundarti S.Pd.S.SiT.M.Kes, selaku dosen
mata kuliah pendidikan karakter dan budi pekerti luhur yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, oleh sebab
itu hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa. Karakter
juga memiliki fungsi sebagai penggerak dan kekuatan sehingga bangsa ini tidak
terombang-ambing. Di sisi lain, karakter tidak datang dengan sendirinya, namun harus
dibangun dan dibentuk untuk menjadikan suatu bangsa bermartabat (Pemerintah
Republik Indonesia, 2010: 3). Uraian tersebut meninggalkan pesan bahwa karakter harus
diwujudkan secara nyata melalui tahapan-tahapan tertentu. Salah satu tahapan yang dapat
dilakukan yaitu membangun karakter melalui pendidikan guna membuat bangsa ini
memiliki karakter yang kuat, bermartabat, dan memiliki great civilitation
Pendidikan karakter merupakan kajian mengenai pendidikan yang selalu menjadi trend
hingga saat ini. Minimnya pendidikan karakter yang ditanamkan pada seseorang diduga
dapat mempengaruhi munculnya berbagai permasalahan kepribadian yang banyak
merugikan orang lain dan diri sendiri.
B. Tujuan
Untuk mendalami pembentukan karakter dalam praktik kebidanan dan mengetahui
karakter bidan seperti apa yang sebaiknya kita terapkan.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal mula terjadinya pembentukan karakter?
2. Bagaimana hubungan pembentukan karakter individu dengan profesi seorang bidan?
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Karakter
C. Pelayanan Kebidanan
PEMBAHASAN
Pembentukan karakter bermula dari adanya nilai yang diserap seseorang dari berbagai
sumber, seperti agama, ideology, pendidikan, dan temuan sendiri. Nilai tersebut dapat ditemukan
seseorang pada lingkungan keluarga karena keluarga merupakan lingkungan pertama dimana
seseorang menemukan segala hal baru setelah mereka lahir. Nilai yang mereka dapat akan
membentuk pola fikir yang secara keseluruhan keluar dalam bentuk rumusan visinya. Kemudian
visi turun ke wilayah hati membentuk suasana jiwa yang secara keseluruhan membentuk
mentalitas dan mengalir memasuki wilayah fisik lalu melahirkan tindakan yang secara
keseluruhan disebut sikap. Sikap-sikap yang dominan dalam diri seseorang mencitrai dirinya
adalah apa yang disebut sebagai kepribadian atau karakter. Jadi, proses pembentukan karakter itu
menunjukkan keterkaitan yang erat antara fikiran, perasaan dan tindakan. Dari wilayah akal
terbentuk cara berfikir dan dari wilayah fisik terbentuk cara berperilaku. Cara berfikir menjadi
visi, cara merasa menjadi mental dan cara berperilaku menjadi karakter.
Keluarga merupakan wahana pertama dan utama bagi pendidikan karakter anak. Apabila
keluarga gagal melakukan pendidikan karakter pada anaknya, maka akan sulit bagi institusi lain
di luar keluarga termasuk sekolah untuk memperbaikinya. Kegagalan keluarga dalam
membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter
baik. Oleh karena itu setiap keluarga harus memiliki kesadaran penuh bahwa karakter bangsa
sanga tergantung pada pendidikan karakter anak di rumah. Dapat disimpulkan dikeluargalah
proses pendidikan karakter berawal. Pada keluarga inti peranan utama dan tanggungjawab
mengenai pendidikan karakter anak jatuh pada ayah dan ibu. Philips menyarankan bahwa
keluarga hendaknya menjadi sekolah untuk kasih sayang (school of love), atau tempat belajar
yang penuh cinta sejati dan kasih sayang.
Menilik dari bagaimana proses pembentukan karakter dapat menentukan karakter seperti apa
seseorang nantinya. Lantas, apa kaitannya antara pembentukan karakter dengan praktik profesi
seorang bidan? Menjadi seorang bidan tentunya harus memiliki karakter yang baik dalam
praktiknya. Ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh bidan yaitu : memiliki wawasan
dan pengetahuan,telah menyelesaikan pendidikan kebidanan, memiliki sopan santun, tidak
membeda-bedakan miskin maupun kaya, tidak membuka privasi pasien, berbakti pada insani,
mempunyai etika dan moral, cepat dan cekatan, mampu melayani dengan ikhlas dan sabar,
bersikap ramah dan terampil, tidak mudah putus asa, serta dapat melakukan hak dan
kewajibannya dengan baik Dalam pelayanan yang dilakukan dalam praktik kebidanan, seorang
bidan harus menerapkan karakter yang mencerminkan seorang bidan dan pembentukan karakter
individu sebelumnya akan berpengaruh pada bagaimana cara seorang bidan melayani pasiennya.
Studi Kasus Karakter Buruk
Ibu hamil 9 bulan berinisial E diduga dilecehkan secara verbal oleh oknum bidan di
salah satu Puskesmas Tambora, Jakarta Barat. Oknum tersebut mengatakan si ibu dengan
sebutan jorse atau jorok sekali. Pasien saat itu dating sendirian ke Puskesmas untuk
melakukan persalinan dengan keadaan yang sudah berlendir dan bercak seperti tanda
lahir ke bidan puskesmas tersebut. Kemudian sang bidan menanyakan keberadaan suami
ibu hamil. Pasien menjawab bahwa suaminya akan menyusul karena sedang bekerja
diluar kota dan sebentar lagi teman-temannya akan dating ke puskesmas. Respon ibu
bidan sangatlah tidak beretika, sang bidan memasang wajah kecut sambal melayani
pasien.
Pada kedua studi kasus tersebut membuktikan bahwa proses pembentukan karakter bidan
tersebut terbentuk dari lingkungan keluarga yang kurang bisa mendidik anaknya untuk menjadi
individu yang baik. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pembentukan karakter bermula dari
adanya nilai yang diserap seseorang dari berbagai sumber, seperti agama, ideology, pendidikan,
dan temuan sendiri. Nilai tersebut dapat ditemukan seseorang pada lingkungan keluarga karena
keluarga merupakan lingkungan pertama dimana seseorang menemukan segala hal baru setelah
mereka lahir. Kedua kasus tersebut dapat menjadi objek pembanding sebagai hasil perbedaan
proses pembentukan karakter yang berbeda yang dapat mempengaruhi karakteristik bidan
nantinya. Maka dari itu, dapat kita simpulkan bahwa proses pembentukan karakter sangatlah
berpengaruh bagi seorang individu
Dikutip dari jurnal Pendidikan Karakter: Studi Kasus Peranan Keluarga terhadap Pembentukan
Karakter Anak Ibu Sunah di Tanjung Benoa, Menurut Siti Ajizah sang peneliti mengatakan
bahwa karakter mengacu pada serangkaian sikap (attitude), tingkah laku(behavior), motivasi
(motivation) dan keterampilan (skills). Dengan begitu, kita juga bisa menilai karakter seseorang
dari unsur lain seperti motivasi dan keterampilan disamping dari melihat bagaimana tingkah laku
dan sikap seseorang dalam menghadapi suatu masalah seperti contoh studi kasus seorang bidan
yang tidak beretika.
BAB IV
PENUTUP
1. The Jurnal of Bangsa The Importance of Character Building in the Term of Education
Towards the Nations’ Improvement.
2. Hadiwardoyo, Purwa, 1989. Etika Medis, Yogyakarta, Balai Pustaka Heni, 2009. Etika
Profesi Kebidanan, Yogyakarta.
3. Santika, I. G. N., Kartika, I. M., & Wahyuni, N. W. R. (2019). Pendidikan karakter: studi kasus
peranan keluarga terhadap pembentukan karakter anak Ibu Sunah di Tanjung Benoa. Widya
Accarya, 10(1).