Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN DAN PEMBENTUKAN KARAKTER

Dosen pengampuh: Siti Fatimah.,S.Pd.,M.S.i.,M.Pd

SAPRIN(202301018)

FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN KESEHATAN

ISTITUT SAINS TEKNOLOGI DAN KESEHATAN

AISYIYAH KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Pendidikan dan pembentukan karakter adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Melalui pendidikan, karakter seseorang dibentuk sejak dini. Oleh karena itu,
pendidikan yang berkualitas sangat penting untuk membangun generasi penerus
bangsa yang berkarakter dan bermoral.

Makala ini hadir untuk membahas berbagai hal terkait pendidikan dan
pembentukan karakter, mulai dari konsep dasar, teori, hingga implementasi di
lingkungan pendidikan formal maupun non-formal. makala ini diharapkan dapat
menjadi referensi berharga bagi para pendidik, orang tua, pelaku pendidikan, dan
semua pihak yang peduli akan masa depan generasi penerus bangsa.

Melalui makala ini, penulis berupaya menguraikan konsep pendidikan dan


pembentukan karakter yang ideal, yang tidak hanya mengedepankan penguasaan
pengetahuan akademis, namun juga penanaman nilai-nilai moral, akhlak, dan
kepribadian mulia. Penulis juga menyuguhkan berbagai cara, metode, dan kegiatan
yang dapat dilakukan di lingkungan pendidikan formal maupun non-formal untuk
membentuk karakter peserta didik.

Akhir kata, semoga makala ini dapat memberikan wawasan baru dan inspirasi bagi
kita semua untuk terus berupaya mewujudkan pendidikan berkarakter demi
mempersiapkan generasi emas Indonesia di masa depan.

Kendari, 15 Jan 2024

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …..……………………………………………… ii


DAFTAR ISI ……………………………………………………………... iii
BAB I PEMBAHASAN
a. Latar Belakang …………………………………………………… 1
b. Rumusan Masalah …………………………………………………. 1

c. Tujuan tujuan penulisan ……………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian karakter dan pembentukan karakter ……………………. 2
b. Mekanesme pembentuk karakter …………………………………… 4
c. Esensi pendidikan karakter ………………………………………… 5
d. Kaidah dan strategi pembentukan karakter ………………………… 7

BAB III PENUTUP


a. Kesimpulan …………………………………………………………. 10
b. Saran ………………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan karakter merupakan kajian mengenai pendidikan yang
sedangmenjadi trend pada saat ini. Banyak orang dari berbagai lapisan,
mulai darimahasiswa, guru, dosen, sampai pakar pendidikan tak bosan-bosan
untuk membahasnya. Minimnya pendidikan karakter yang ditanamkan pada
anak didugamempengaruhi munculnya berbagai permasalahan kepribadian
yang banyak merugikan orang lain, seperti korupsi, tawuran pelajar, suap
menyuap, dan lainsebagainya.

Pendidikan yang ada selama ini barulah merambah aspek kogitif anak,
padahalseluruh aspek lain dalam diri anak seperti aspek afektif dan
psikomotorik juga butuhdikembangkan secara seimbang. Hal itu bertujuan
agar generasi penerus bangsa yang nantinya terbentuk tidak hanya memiliki
kecerdasan intelektual saja, tetapi jugakecerdasan emosional dan kecerdasan
sosial. Karna itulah saat ini pemerintah dan pakar-pakar pendidikan sedang
gencar melakukan sosialsasi dan perombakan berbagai kebijakan yang
dirasa kurang sesuai dengan penanaman karakter, khususnya kebijakan
mengenai pendidikan. Mengenai apa dan bagaimana penanaman pendidikan
karakter akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian karakter dan pendidikan karakter?
2. Bagaimana mekanisme pembentukan karakter?
3. Apa esensi pendidikan karakter?
4. Bagaimana kaidah dan strategi pembentukan karakter?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian karakter dan pendidikan karakter?
2. Untuk mengetahui mekanisme pembentukan karakter?
3. Untuk mengetahui esensi pendidikan karakter?
4. Untuk mengetahui kaidah dan strategi pembentukan karakter?

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KARAKTER DAN PENDIDIKAN KARAKTER

1. Pengertian karakter
Karakter berasal dari bahasa Yunani “character ” yang berakar
dari diksi dari “charassein” yang berarti memahat atau mengukir,
sedangkan dalam bahasa Latin
karakter bermakna memberikan tanda. Dalam Kamus Poerwadarminta, k
arakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain.
Karakter juga dapat diibaratkan seperti sebuah ukiran. Sebuah ukiran
akan melekat kuat pada benda yang diukir dan tidak mudah termakan
waktu. Sebuah pola, baik itu pikiran, sikap, maupun tindakan, yang
melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan
disebut sebagai karakter

Sedangkan definisi pendidikan karakter menurut para ahli diantaranya:


a. Menurut Hornby & Parnwell, karakter adalah kualitas mental atau mo
rakekuatan moral, nama atau reputasi.
b. Menurut Hermawan Kertajaya, karakter adalah “ciri khas” yang
dimiliki olehsuatu benda atau individu. Ciri khas ini asli dan
mengakar pada benda atauindividu, sehingga mempengaruhi perilaku
dan pemikiran sehari-harinya
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa karakter
merupakansesuatu mendasar dan bersifat abstrak yang ada dalam diri
seseorang yangmepengaruhi sikap, tindakan, dan cara berfikir sehari-hari.

2. Pengertian Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepadawarga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran
v
atau kemauan, dantindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
terhadap Tuhan Yang MahaEsa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi insankamil.
Semua komponen pendidikan harus dilibatkan dalam pelaksanaan
pendidikan karakter di sekolah. Komponen-komponen tersebut
diantaranya adalah isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian,
penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah,
pemberdayaan sarana prasarana, dan lain sebagainya. Guru merupakan
pembimbing yang dapat membantu membentuk dan mempengaruhi
karakter peserta didik. Sehingga guru dituntut untuk memiliki
keteladanan yang nantinya dapat dicontoh peserta didik. Keteladanan ini
terdiri dari perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi,
cara guru bertoleransi, dan lainsebagainya.
Pendidikan karakter juga dapat didefinisikan sebagai pendidikan
yangmengembangkan karakter yang mulia dari peserta didik dengan
mempraktikkan danmengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan
keputusan yang beradab dalamhubungan dengan sesama manusia
maupun dalam hubungannya dengan Tuhannya.
Selain itu, pengertian pendidikan karakter menurut para ahli diantaranya
adalah:
a. Menurut Screnko, pendidikan karakter adalah upaya sungguh-
sungguh dengan caradimana ciri kepribadian positif dikembangkan,
didorong, dan diberdayakan melaluiketeladanan, kajian,dan praktik
emulasi atau usaha yang maksimal untuk mewujudkan hikmah dari
apa-apa yang diamati dan dipelajari.
b. Menurut Lickona, pendidikan karakter adalah upaya yang sungguh-
sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan
bertindak dengan landasan inti nilai-nilai atis.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan proses


penanamandan pengarahan agar peserta didik mampu menjadi manusia
seutuhnya dan berkarakter dalam berbagai dimensi.

vi
B. MEKANISME PEMBENTUKAN KARAKTER

1. Proses pembentukan karakter


Pondasi awal terbentuknya karakter sebenarnya sudah dimulai sejak
anak barulahir sampai usia 3 atau 5 tahun. Pada masa itu anak masih
menggunakan pikiran bawah sadar karena kemampuan penalarannya
belum tumbuh. Sehingga ia akanmenerima begitu saja semua informasi
dan stimulus yang diberikan padanya.Pembentukan karakter tidak bisa
berhenti begitu saja, karena merupakan proses yang berlangsung seumur
hidup. Orang tua dan lingkungan keluargalah yang berperan penting
dalam peletakan pondasi ini. Keluarga merupakan pendidik utama dan
pertama dalam kehidupan anak karena dari keluargalah anak
mendapatkan pendidikanuntuk pertama kalinya serta menjadi dasar
perkembangan dan kehidupan anak dikemudian hari.

2. Tahap-Tahap Pembentukan Karakter


Tahap-tahap perkembangan kesadaran dan pelaksanaan aturan menurut
Piaget:
a. Tahapan pada domain kesadaran aturan:
 Usia 0-2 tahun: aturan dirasakan sebagai hal yang tidak bersifat
memaksa
 Usia 2-8 tahun: aturan disikapi bersifat sakral dan diterima tanpa
pemikiran
 Usia 8-12 tahun: aturan diterima sebagai hasil kesepakatan
b. Tahapan pada domain pelaksanaan aturan:
 Usia 0-2 tahun: aturan dilakukan hanya bersifat motorik
 Usia 2-6 tahun: aturan dilakukan dengan orientasi diri sendiri
 Usia 6-10 tahun: aturan dilakukan sesuai kesepakatan
 Usia 10-12 tahun: aturan dilakukan karena sudah dihimpun

vii
C. ESENSI PENDIDIKAN KARAKTER

1. Tujuan Pendidikan Karakter


Tujuan pendidikan karakter menurut Dharma Kesuma, Cepi Triatna,
dan Johar permana adalah:
 Memfasilitasi pennguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu seh
ingga
terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun se
telah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah).
 Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nil
ai-nilaiyang dikembangkan sekolah.
 Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat
dalammemerankan tanggungjawab pendidikan karakter secara
bersama.

2. Pilar-Pilar Pendidikan Karakte


William Kilpatrick menyebutkan salah satu penyebab ketidak
mampuan seseorang berlaku baik meskipun ia telah memiliki
pengetahuan tentang kebaikan itu (moralknowing) adalah karena ia tidak
terlatih untuk melakukan kebaikan (moraldoing).
Karna itulah pilar-pilar pendidikan karakter secara keseluruhan harus
ditanamkan pada anak secara seimbang. Pilar-pilar tersebut terdiri dari 3
hal:
a. Moral Knowing
Moral knowing atau pengetahuan mengenai kebaikan memiliki 6
unsur.Keenam unsur tersebut adalah kesadaran moral, pengetahuan
tentang nilai-nilai moral, penentuan sudut pandang, logika moral,
keberanian mengambilmenentukan sikap, dan pengenalan diri.
b. Moral Loving atau Moral Feeling
Setelah memiliki pengetahuan moral, seorang anak harus memiliki
kesadaran jati diri dan bentuk sikap yang harus ia terapkan. Moral
loving merupakanaspek emosi siswa untuk menjadi manusia
berkarakter.

viii
Pedidikan mengenai pilar ini lebih pada pemberian contoh, bukan
pada pemberian pengetahuanteoritis. Karakter yang termasuk dalam
moral loving adalah percaya diri,kepekaan terhadap derita orang lain,
cinta kebenaran, pengendalian diri, dankerendahan hati.
c. Moral Doing atau Moral Acting
Manusia adalah makhluk sosial, ia tidak bisa hidup tanpa orang lain.
Karnaitulah seorang dituntut untuk dapat bermanfaat bagi diri sendiri
maupun oranglain. Moral doing lebih terkait pada bagaimana
seseorang dapat melakukankebaikan, sehingga dapat bermanfaat bagi
orang lain.

Selain itu menurut Character Counts di Amerika, pilar karakter dapat


di identifikasi menjadi 10 pilar yaitu dapat dipercaya, rasa hormat dan
perhatian,tanggung jawab, jujur, peduli, kewarganegaraan, ketulusan,
berani, tekun, danintegritas.

3. Ciri Dasar Pendidikan Karakter


Ciri dasar pendidikan karakter menurut Foerster ada 4, yaitu:
1. Keteraturan interior di mana setiap tindakan di ukur berdasarkan
hierarkunilai. Nilai menjadi pedoman normatif setiap tindakan.
2. .Koherensi yang memberi kebenaran membuat seseorang teguh
pada prinsip,dan tidak mudah terombang ambing pada situasi
baru atau takut resiko.
3. Otonomi. Di sana seseorang menginternalisasikan aturan dari luar
sampaimenjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat lewat
penilaian ataskeputusan pribadi tanpa terpengaruh desakan pihak
lain.
4. Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan
seseorang gunamenginginkan apa yang dipandang baik, dan
kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas komitmen
yang dipilih
4. Fungsi Pendidikan Karakter
Fungsi pendidikan karakter diantaranya adalah:
a. Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik,
dan berperilaku baik
ix
b. Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur
c. Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan
dunia

D. KAIDAH DAN STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER

1. Kaidah Pembentukan Karakter


Menurut Anis Matta ada 5 kaidah dalam pembentukan karakter,
khususnya dalam membentuk karakter Muslim. Kelima kaidah tersebut
adalah:
a. Kaidah kebertahapan
Proses pembentukan dan pengembangan karakter harus dilakukan
secara bertahap. Orientasi kegiatan ini adalah pada proses bukan
hasil.
b. Kaidah kesinambungan
Proses yang berkesinambungan nantinya akan membentuk rasa dan
warna berpikir seseorang yang lama-lama akan menjadi kebiasaan
dan seterusnyamenjadi karakter pribadinya yang khas.
c. Kaidah momentum
Pergunakan berbagai momentum peristiwa untuk fungsi pendidikan
danlatihan. Misalnya bulan Ramadhan untuk mengembangkan sifat
sabar,kemauan yang kuat, kedermawanan, dan sebagainya.
d. Kaidah motivasi instrinsik
Karakter yang kuat akan terbentuk sempurna jika dorongan yang
menyertainya benar-benar lahir dari dalam diri sendiri. Pendidikan
harus menanamkanmotivasi/keinginan yang kuat dan “lurus” serta
melibatkan aksi fisik yangnyata.
e. Kaidah pembimbingan
Pembentukan karakter ini tidak bisa dilakukan tanpa seorang guru
pembimbing. Kedudukan seorang guru pembimbing ini adalah untuk
memantau dan mengevaluasi perkembangan seseorang.

x
2. Strategi Pembentukan Karakter
Pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan dan
dapat berupa berbagai kegiatan yang dilakukan secara intra kulikuer
maunpun ekstrakulikuler.
Karakter memiliki strategi yang dapat dilakukan melalui sikap-
sikapdalam pembentukannya. Sikap-sikap tersebut adalah:
a. Keteladanan
Dalam pembentukan pendidikan karakter keteladanan sangat
diperlukanagar apa yang diajarkan kepada siswa tidak dipahami
sebagai teori saja. Karna itulah guru dituntut untuk memenuhi standar
kelayakan tertentu agar bisa memberikan teladan pada siswa. Selain
itu untuk menjadi orang yang bisa diteladani, seorang guru tidak
hanya memberikan contoh dalam melakukan sesuatu, namun juga
terkait dengan kebiasaan-kebiasaan atau segala hal yang bisa
diteladani. Seseorang yang dapat dijadikan teladan memiliki 3
kriteria,yaitu:
1) Siap menjadi cermin bagi diri sendiri ataupun orang lain.
2) Memiliki kompetensi minimal baik berupa sikap, ucapan, ataupun
perilakusehingga dapat dijadikan cerminan baik bagi diri sendiri
ataupun oranglain.
3) Memiliki kesamaan antara ucapan dengan tindakannya. Bagi
seorang guru,ia harusm memiliki komitmen dan konsistensi
terhadap profesi yangdiembannya.
b. Penanaman
KedisiplinanDisiplin penting untuk ditegakkan agar sesuatu yang
diinginkan dapattercapai tepat pada waktunya. Jika kedisiplinan
lemah, maka motivasiseseorang untuk melakukan sesuatu menjadi
berkurang. Penegakan disiplin inidapat dilakukan dengan berbagai
cara, diantaranya adalah peningkatanmotivasi, penegakan aturan,
penerapan reward dan punishment.

xi
c. Pembiasaan
Pedidikan karakter tidak cukup hanya diajarkan melalui mata
pelajaran di kelas, tetapi sekolah dapat juga menerapkannya melalui
pembiasaan.Pembiasaan ini penting, sebagaimana ungkapan Dorothy
Low Nolte yang menggambarkan bahwa anak akan tumbuh sebagai
mana lingkungan yang mengajarinya dan lingkungan tersebut juga
merupakan sesuatu yang menjadi kebiasaan yang dihadapinya setiap
hari.
d. Menciptakan Suasana yang Kondusif
Suasana yang kondusif merupakan modal awal dalam menciptakan
lingkungan yang memungkinkan untuk membangun karakter.
Tanggung jawab dalam penciptaan suasana yang kondusif ini ada
pada orang-orang yang ada disekeliling anak, mulai dari keluarga,
sekolah, masyarakat, ataupun pemerintah.

xii
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Karakter merupakan sesuatu mendasar dan bersifat abstrak yang ada dalam
diriseseorang yang mepengaruhi sikap, tindakan, dan cara berfikir sehari-
hari. Sedangkan pendidikan karakter merupakan proses penanaman dan
pengarahan agar peserta didik mampumenjadi manusia seutuhnya dan
berkarakter dalam berbagai dimensi. Mekanisme pembentukan karakter
terdiri dari proses pembentukan karakter dan tahap-tahap pembentukan
karakter. Proses pembentukan karakter dimulai sejak anak berusia 0 sampai
5tahun, namun dalam penyempurnaan dan pengembangannya dibutuhkan
waktu seumur hidup. Tahap-tahap pendidikan karakter dapat di golongkan
sesuai dengan tingkatan usiaanak agar sesuai pula dengan proses
perkembangan dirinya.

Esensi pendidikan karakter terdiri dari tujuan, pilar-pilar, ciri dasar, dan
fungsi pendidikan karakter. Kaidah pendidikan karakter terdiri atas 5 hal,
yaitu kaidah kebertahapan,kaidah kesinambungan, kaidah momentum,
kaidah motivasi instrinsik, dan kaidah pembimbingan. Sedangkan strategi
dalam penanaman pendidikan karakter dapat dilakukandengan keteladanan,
penanaman kedisiplinan, pembiasaan, menciptakan suasana yang kondusif,
dan integrasi serta internalisasi.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Hidayatullah, M. Furqon.Pendidikan Karakter: MembanguPeradaban


Bangsa. Surakarta:Yuma Pustaka. 2010.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Karakter Perspektif Islam


Bandung: RemajaRosdakarya. 2012.

Munir, Abdullah.Pendidikan Karakter: Membangun Karakter Anak Sejak


dari Rumah.Yogyakarta: Pedagogia. 2010.

Narwanti, Sri.Pendidikan Karakter: Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk


Karakter dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia. 2011.

Samani, Muchlas dan Hariyanto.Konsep dan Model Pendidikan Karakter .


Bandung: RemajaRosdakarya. 2011.

xiv

Anda mungkin juga menyukai