Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

POLA PEMBENTUKAN PESERTA DIDIK


BERKARAKTER

OLEH :

LESTARI SETIA NINGSIH


RIKO NURJIHAD
ALPASAH ASARI

DOSEN PENGAMPU :

KHAIRUL AZAM, M.Pd

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
BENGKALIS
TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pola Pembentukan Peserta Didik
Berkarakter”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. 
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amin.

Bengkalis, 20 Oktober 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A   Latar Belakang .................................................................................1
B   Rumusan Masalah ............................................................................2
C Tujuan Makalah ...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A Pengertian Pola Pembentukan Karakter .........................................3
B   Upaya Pembentukan Karakter Anak................................................3
C Tujuan Pendidikan Berkarakter ......................................................5
D Proses Pembentukan Karakter ........................................................5
E Strategi/Metode Pembentukan Karakter ..........................................6

BAB III PENUTUP


A    Kesimpulan .....................................................................................10
B Saran ................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan
nasional.Pada Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2003Tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha dasar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan
Negara”.
Karakter dapat diartikan sebagai nilai dasar yang membangun pribadi
seseorang atau anak yang terbentuk karena pengaruh hereditas maupun
pengaruh lingkungan, yang juga membedakan seseorang dengan orang lain
serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan karakter juga merupakan pendidikan budi pekerti yang melibatkan
aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).
Dalam mendidik anak untuk menjadi manusia yang berkarakter
diperlukan persiapan dan perlakuan terhadap anak secara tepat sesuai dengan
kondisi anak. Setiap anak mempunyai ciri individual yang berbeda satu dengan
yang lain. Di samping itu setiap anak yang lahir di dunia ini berhak hidup dan
berkembang semaksimal mungkin sesuai dengan kondisi yang dimilikinya.
Untuk dapat memberi kesempatan berkembang bagi setiap anak diperlukan
pola asuh yang tepat dari orang tuanya, hal ini mengingat anak adalah menjadi
tanggung jawab orang tuanya baik secara fisik, psikis maupun sosial. Dengan
pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan,
seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi merupakan
bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena
seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan
kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pola Pembentukan Karakter Anak?
2. Jelaskan Upaya Pembentukan Karakter Anak?
3. Sebutkan Tujuan Pendidikan Berkarakter?
4. Sebutkan Proses Pembentukan Karakter?
5. Jelaskan Strategi/Model Pembentukan Karakter?
6. Berikan Contoh Pola/Model Pembentukan Karakter?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui Pola Pembentukan Karakter Anak
2. Untuk mengetahui Upaya Pembentukan Karakter Anak
3. Untuk mengetahui Tujuan Pendidikan Berkarakter.
4. Untuk mengetahui Proses Pembentukan Karakter
5. Untuk mengetahui Strategi/Model Pembentukan Karakter
6. Untuk mengetahui Contoh Pola/Model Pembentukan Karakter

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pola Pembentukan Karakter Anak


Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Modem, dijelaskan bahwa pola
berarti "contoh, bentuk, model atau sistem, cara kerja”. Sementara dalam
menentukan bentuk, tahapan, tata cara yang digunakan dalam merancang sesuatu.
Dengan demikian pola dalam konteks ini dimaksudkan sebagai prosedur dan tata
cara pengelolaan lembaga, organisasi atau perkumpulan tertentu. Jika
dihubungkan dengan proses menejemen dalam sebuah organisasi, maka pola
diasumsikan sebagai "tahapan atau mekanisme yang digunakan dalam mengatur
system yang berlaku pada organisasi tertentu”.
Dalam kamus Bahasa Indonesia pembentukan berasal dari kata "bentuk
yang berarti lengkung, lentur, bangun, gambaran, rupa, wujud, dan lain
sebagainya". Dan pembentukan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah"
proses,cara, pembuatan, atau cara membentuk". Secara harfiah karakter artinya
'kualitas mental dan moral, kekuatan moral, nama atau reputasi'. Menurut kamus
Besar Bahasa Indonesia" karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain baik tabiat maupun
watak.1
Dengan demikian, pembentukan karakter adalah usaha untuk memperbaiki
dan memperbaharui suatu tindakan atau tingkah laku seseorang melalui
bimbingan mental jiwanya sehingga memiliki kepribadian yang sehat, akhlak
yang terpuji dan bertanggung jawab dalam menjalani kehidupannya.

1
Muhammad Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Amani, tt), h.
319.

3
B. Upaya Pembentukan Karakter Anak
Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat
tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak yang
dilahirkan suci dapat berkembang secara optimal. Artinya Kegagalan institusi
keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya
masyarakat yang tidak berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus
memiliki kesadaran bahwa karakter anak bangsa sangat tergantung pada
pendidikan karakter anak di rumah.
Megawangi menyebutkan, bahwa untuk membentuk karakter anak, ada
tiga kebutuhan dasar anak yang harus dipenuhi, yaitu :2
1. Maternal bonding (kelekatan psikologis dengan ibunya) merupakan dasar
penting dalam pembentukan karakter anak karena aspek ini berperan dalam
pembentukan dasar kepercayaan kepada orang lain (trust) pada anak.
Kelekatan ini membuat anak merasa diperhatikan dan menumbuhkan rasa
aman dan rasa percaya. Kelekatan diusia awal, yang biasanya terbangun
antara ibu dan anak, akan menjadi ikatan emosional yang erat antara ibu dan
anak hingga dewasa.
2. Rasa aman, yaitu kebutuhan anak akan lingkungan yang stabil dan aman.
Kebutuhan ini penting bagi pembentukan karakter anak karena lingkungan
yang berubah-ubah akan membahayakan perkembangan emosi anak.
Kekacauan emosi anak yang terjadi karena tidak adanya rasa aman, misalnya
anak berkesulitan makan, hal ini akan tidak kondunsif untuk pertumbuhan
anak yang optimal.
3. Kebutuhan akan stimulasi fisik dan mental juga merupakan aspek penting
dalam pembentukan karakter anak. Tentu saja hal ini membutuhkan perhatian
yang besar dari orang tua dan reaksi timbal balik antara ibu dan anaknya.
Dengan demikian, seorang ibu yang sangat perhatian (yang diukur dari
seringnya ibu melihat mata anaknya, mengelus, menggendong, dan berbicara

2
Kaimuddin. 2018. Pembentukan Karakter Anak Melalui Lembaga Pendidikan Informal.
Jurnal Al-Maiyyah, Volume 11 No. 1 Januari-Juni 2018. Hal.132.

4
kepada anaknya) terhadap anaknya yang berusia di bawah enam bulan akan
mempengaruhi sikap bayinya sehingga menjadi anak yang gembira, antusias
mengeksplorasi lingkungannya, dan menjadikannya anak yang kreatif.

C. Tujuan Pendidikan Berkarakter


Tujuan pendidikan karakter ini harus dikuasai oleh semua guru supaya
bisa membimbing dan memfasilitasi anak supaya dapat memiliki karakter yang
positif dan bisa merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,
Kemendikbud juga memaparkan tujuan pendidikan karakter diantaranya:3
1. Membentuk serta mengembangkan potensi dari anak didik supaya bisa
mempunyai nilai dan karakter baik dari segi budaya maupun bangsa.
2. Dapat mengembangkan perilaku positif yang sudah dimiliki peserta didik
supaya bisa tertanam nilai universal dan tradisi budaya yang agamis.
3. Menanamkan dan membentuk peserta didik sebagai penerus bangsa supaya
dapat memiliki jiwa kepemimpinan yang bertanggung jawab.
4. Menanamkan rasa percaya, jujur, penuh kekuatan, serta rasa persahabatan
yang tinggi di lingkungan sekolah demi terciptanya proses belajar yang
nyaman.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan
karakter merupakan pembentuk serta pengembang dari nilai-nilai positif sehingga
menjadi pribadi yang baik dan bermartabat.

D. Proses Pembentukan Karakter


Proses pendidikan karakter dipandang sebagai usaha sadar dan terencana,
bukan usaha yang sifatnya terjadi secara kebetulan. Atas dasar ini, pendidikan
karakter adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk memahami, membentuk,
memupuk nilai-nilai etika, baik untuk diri sendiri maupun semua warga
masyarakat secara keseluruhan (Saptono, 2011: 23).Pendidikan karakter perlu
dikembangkan pada diri setiap orang. Pendidikan karakter dimanifeskan ke

3
Kemendiknas, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Jakarta: Puskur,
2010), h. 7.

5
dalam sebuah proses atau tahapan kegiatan membina makna-makna yang
esensial, karena hakikatnya manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan
untuk mempelajari dan menghayati makna esensial yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Pendidikan karakter berusaha membina pribadi
yang utuh, terampil berbicara, menggunakan lambang dan isyarat yang secara
faktual diinformasikan dengan baik, manusia berkreasi dan menghargai estetika
ditunjang oleh kehidupan yang kaya dan penuh disiplin.
Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran, karena
pikiran merupakan pelopor segalanya, di dalamnya terdapat seluruh program
yang terbentuk dari pengalaman hidupnya. Program ini kemudian membentuk
sistem kepercayaan yang dapat membentuk pola berpikir yang bisa
mempengaruhi perilakunya. Menurut Doni Koesoema (2010: 80), ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam membentuk karakter anak, yaitu pembiasaan
tingkah laku sopan, kesadaran terhadap kebersihan, kerapian, dan ketertiban,
serta pembiasaan untuk berlaku jujur dan bersikap disiplin. Dari beberapa hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter adalah segala sesuatu
yang dilakukan oleh orang tua untuk mempengaruhi karakter anak. Orang tua
membantu membentuk karakter anak dengan memberikan keteladanan, cara
berbicara atau menyampaikan sesuatu yang baik, toleransi, dan hal yang terkait
lainnya.

E. Stategi/ Metode Pembentukan Karakter


Strategi pelaksanaan karakter di satuan pendidikan atau sekolah
merupakan kesatuan dari program manajemen peningkatan mutu berbasis
sekolah yang terimplementasi dalam pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi
kurikulum oleh setiap satuan pendidikan. Strategi tersebut diwujudkan melalui
pembelajaran aktif dengan penilaian berbasis kelas disertai dengan program
remediasi dan pengayaan.4

4
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi (Bandung: CV. Alfabeta,
2012), h. 192.

6
Adapun strategi atau metode pembentukan karakter dalam pelaksanaannya
dapat dilakukan melalui cara berikut:5
1. Keteladanan/Contoh Kegiatan pemberian contoh/teladan ini bisa dilakukan
oleh pengawas, kepala sekolah, guru, dan staf administrasi di sekolah yang
dapat dijadikan model bagi peserta didik seperti:
a) Religius; sikap perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianut
b) Jujur; perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan
c) Tekun; sikap berkeras hati teguh pada pendirian, rajin, giat, sungguh-
sungguh terus dalam bekerja meskipun mengalami kesulitan, hambatan
dan rintangan
d) Disiplin; tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan
e) Peduli tanggung jawab; sikap dan perilaku seseorang yang selalu ingin
melaksanakan tugas dan kewajiban, yang dilakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilaksanakan secara spontan pada
saat itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui
sikap/ tingkah laku peserta didik yang kurang baik, seperti meminta sesuatu
dengan berteriak, mencoret dinding, dan lain-lain.
3. Teguran
Guru perlu menegur peserta didik yang melakukan perilaku buruk dan
meningkatkannya agar mengamalkan nilai-nilai yang baik sehingga guru
dapat membantu mengubah tingkah laku mereka.

5
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, h.
176.

7
4. Pengondisian Lingkungan Suasana sekolah dikondisikan sedemikian rupa
dengan penyediaan sarana fisik. Contoh: penyediaan tempat sampah, jam
dinding, slogan-slogan mengenai budi pekerti yang mudah dibaca oleh
peserta didik, dan aturan/tata tertib sekolah yang ditempelkan pada tempat
yang strategi sehingga setiap peserta didik mudah membacanya.
Pengkondisian lingkungan Suasana sekolah dikondisikan sedemikian rupa
dengan penyediaan sarana fisik. Contoh: penyediaan tempat sampah, jam
dinding, slogan-slogan mengenai budi pekerti yang mudah dibaca oleh
peserta didik, aturan/ tata tertib sekolah yang ditempelkan pada tempat yang
strategi sehingga setiap peserta didik mudah membacanya.
5. Kegiatan rutin
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara
terus-menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan rutin yang sering
dilakukan seperti membersihkan kelas dan belajar.

Dengan demikian, dalam strategi perlu adanya sebuah manajemen


pembentukan karakter yang efektif dan efisien. Artinya dalam pengelolaan
pembentukan karakter diharapkan sebuah manajemen mampu untuk
memberikan kontribusi dalam pembentukan karakter yang sempurna (baik)
dalam diri seseorang. Olehnya itu, manajemen ini ditanamkan pada diri
peserta didik untuk dilaksanakan dan dievaluasi secara rutin.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembentukan karakter adalah usaha untuk memperbaiki dan
memperbaharui suatu tindakan atau tingkah laku seseorang melalui bimbingan
mental jiwanya sehingga memiliki kepribadian yang sehat, akhlak yang terpuji
dan bertanggung jawab dalam menjalani kehidupannya.
Megawangi menyebutkan, bahwa untuk membentuk karakter anak, ada
tiga kebutuhan dasar anak yang harus dipenuhi, yaitu: Maternal bonding
(kelekatan psikologis dengan ibunya), Rasa aman, Kebutuhan akan stimulasi fisik
dan mental juga merupakan aspek penting dalam pembentukan karakter anak.
Tujuan pendidikan karakter ini harus dikuasai oleh semua guru supaya
bisa membimbing dan memfasilitasi anak supaya dapat memiliki karakter yang
positif dan bisa merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pendidikan karakter dipandang sebagai usaha sadar dan terencana,
bukan usaha yang sifatnya terjadi secara kebetulan. Atas dasar ini, pendidikan
karakter adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk memahami, membentuk,
memupuk nilai-nilai etika, baik untuk diri sendiri maupun semua warga
masyarakat secara keseluruhan.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini maupun dalam penyajiannya kami selaku
manusia biasa menyadari adanya beberapa kesalahan. Oleh karena itu, kami 
mengharapkan kritik maupun saran bagi kami yang bersifat membantu agar kami
tidak melakukan kesalahan yang sama dalam penyusunan makalah yang akan
datang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi (Bandung: CV.


Alfabeta, 2012)
Kaimuddin. 2018. Pembentukan Karakter Anak Melalui Lembaga Pendidikan
Informal. Jurnal Al-Maiyyah, Volume 11 No. 1 Januari-Juni 2018
Kemendiknas, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Jakarta:
Puskur, 2010)
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional.
Muhammad Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka
Amani, tt)

Anda mungkin juga menyukai