Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER DAN ANTI KORUPSI

LANGKAH LANGKAH DALAM MENGEMBANGKAN


KARAKTER DALAM KELUARGA

KELOMPOK 6

AHMAD NUR APRIA DIKA A12120168

IKA SAFITRY ISLAMI A12120152

WARDA WIJAYANTI A12120172

NABILA KHALIFATUL JANNAH A12120137

MA’RIFAT SEPTIANA A12120154

NURSHAFITRI DWI AYUNI A12120151

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

2021/2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang diberikan Nya
sehingga tugas makalah Pendidikan Karakter dan Anti Korupsi dengan tema
“LANGKAH LANGKAH DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER
DALAM KELUARGA’’ ,dapat terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan penulisan
dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang bagaimana langkah mengembangkan karakter
dalam keluarga bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Syafii,S.Pd.,M.Pd selaku dosen


pengampu mata kuliah Pendidikan karakter dan anti korupsi yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.

Makalah ini saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga memperlancar proses pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang positif akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

(Palu,11 February 2022)


iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..............................................................................I

DAFTAR ISI ............................................................................................II

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................2


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………….……….3
1.3 Tujuan……………………………………………………………...4

BAB II.PEMBAHASAN………………………………………………...5

2.1 Deskripsi Langkah mengembangkan karakter dalam keluarga……...7

2.2 Langkah-Langkah pengembangan karakter anak…………………….9

2.3 Kendala Proses Pendidikan Karakter Dalam Keluarga……………. 11

BAB III PENUTUP…………………………………………………..12

3.1 Kesimpulan……………………………………………………….13

3.2 Saran………………………………………………………………15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….16
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan dasar pembantu utama dalam struktur sosial yang lebih
luas.Keluarga adalah kelompok sosial paling kecil,yang terdiri dari ayah,ibu,dan
anak.Keluarga mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mengasuh dan
merawat anak.
Keluarga tanpa kekerasan adalah salah satu solusi efektif, untuk membuat
seorang anak merasa nyaman, damai, tentram di rumah, namun yang terjadi
belakangan ini para orang tua cenderung mendidik anak-anak mereka dengan
emosi tinggi, kurang perhatian bahkan menelantarkan mereka. Banyak orang tua
yang menghabiskan waktunya untuk berbagai urusan di luar rumah, rutinitas
kantor, janji dengan relasi atau mitra bisnis, aktivitas organisasi dan lainnya
seakan menjadi pembenar untuk mengabaikan keluarga, sehingga si anak merasa
terabaikan. Ada juga orang tua yang merasa cukup memberikan perhatian
kepada anak dengan menuruti segala keinginan mereka dengan memenuhi
kebutuhan materi tetapi soal pendidikan, terutama akhlak mulia, kasih sayang,
cenderung dinomorduakan. Hasilnya anak akan memililiki sifat yang tidak
menyenangkan. Pendidikan yang baik dalam keluarga akan membentuk
kepribadian anak yang baik, perkembangan kepribadian anak dapat dikendalikan
dan dibentuk dengan bimbingan dan bantuan, terutama keluarga karena keluarga
tempat pendidikan pertama kali bagi anak. Jadi kita tidak boleh menyalahkan
faktor bawaan atau lingkungan yang buruk yang menyebabkan kepribadian
seseorang itu buruk.Terdapat perbedaan yang sangat jelas sekali dalam hal
watak atau kepribadian dari anak yang dibina dalam keluarga sakinah dengan
anak yang dibina dengan kekerasan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap
prestasi dan keberhasilan dari si anak tersebut. Oleh karena itu sudah
sepatutnyalah orang tua menyadari hal ini dan mengetahui bagaimana cara
mendidik anak dan menciptakan keluarga sakinah yang nantinya sangat
menunjang keberhasilan anak.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas,maka dapat di rumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah pendidikan keluarga dapat berperan dalam membentuk anak yang
berkarakter?
2. Apakah orang tua memahami perihal pendidikan karakter dan
menerapkannya dalam pola pengasuhan anak?
3. Bagaimana cara orang tua menerapkan pola pendidikan karakter dalam
mendidik anak?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui peran keluarga dalam mendidik anak yang berkarakter.
2. Untuk mengetahui pola pengasuhan orang tua dalam pembentukan
kepribadian anak.
3. Untuk mengetahui apa saja kendala dalam proses pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Deskripsi Langkah mengembangkan karakter dalam keluarga

Bagaimana peran keluarga terhadap pengembangan karakter anak?

Pendidikan informal dalam keluarga mempunyai peranan penting dalam


proses pembentukan karakter seseorang. Hal itu disebabkan, keluarga
merupakan lingkungan tumbuh dan berkembangnya anak sejak usia dini
hingga menjadi dewasa. Melalui pendidikan dalam keluargalah karakter
seorang anak terbentuk.
A. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter pada dasarnya adalah suatu proses pendidikan yang
bertujuan untuk membangun karakter dari anak didik.Seperti yang kita
ketahui bahwa pendidikan dilakukan tidak hanya memberikan anak ilmu
pengetahuan tetapi juga menanamkan dan mensosialisakikan nilai - nilai
moral yang ada dalam kehidupan sehari hari,agar sang anak dapat
berbaur dengan baik di lingkugannya sesuai dengan norma-norma yang
ada.
B. Pengertian Keluarga

Secara etimologis,keluarga berasala dari bahasa sanskerta : “kulawarga”;


“ras” dan “warga” yang berarti “anggota”,keluarga adalah kelompok
manusia yang terdiri dari anggota-anggota,anggota tersebut dapat pula
berasal dari lingkungan keluarga terdekat yang masih memiliki hubungan
darah antar individu,terdapat ikatan,kewajiban,dan tanggung jawab di
antara individu tersebut.Keluarga adalah unit terkecil yang terdiri
dari,kepala keluarga,dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di
suatu tempat,di bawah atap yang sama dan saling ketergantungan.

C. Pengertian Kepribadian

Kepribadian adalah,keseluruhan wujud aktivitas seorang individu dengan


individu yang lain.Konsep pengertian kepribadian masih sangat luas,ada
beberapa pendapat yang mendeskripsikan apa itu
kepribadian,seperti,Firhansya (2010) menyatakan : kepribadian adalah
tingkah laku yang di tampakkan ke lingkungan ke lingkungan sosial atau
kesan mengenai diri yang di inginkan agar dapat di tangkap oleh
lingkungan sosial. Sampai saat ini,masih belum ada batasan formal
mengenai pengertian personalitas yang mendapat pengakuan atau
kesepakatan luas di lingkungan ahli kepribadian. Masing-masing pakar
kepribadian membuat definisi masing-masing sesuai dengan paradigm
yang merekaa yakini,dan fokus analisis dari teori yang mereka
kembangkan.
pendidikan karakter merupakan sebuah harapan untuk meminimalisir
efek buruk bagi kemajuan bangsa. Dimana pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Banyak bukti yang menjelaskan terjadinya kerusakan moral di


masyarakat. Pada tingkat elit, rusaknya moral bangsa ditandai dengan
maraknya praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Sementara,
pada tingkat bawah (rakyat), ditunjukkan dengan merajalelanya berbagai
tindakan kejahatan ditengah-tengah masyarakat, seperti penipuan,
pencurian, penjambretan, permpokan, perkosaan maupun pembunuhan.
Sedangkan di kalangan pelajar ditandai dengan maraknya seks bebas,
penyalahgunaan narkoba, penyebaran foto dan video porno, serta
tawuran.

Fenomena tersebut menyadarkan kita akan pentingnya pendidikan


karakter. Pendidikan karakter akan berjalan efektif dan utuh jika
melibatkan tiga institusi, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pendidikan karakter tidak akan berjalan dengan baik jika mengabaikan
salah satu institusi, terutama keluarga. Pendidikan informal dalam
keluarga mempunyai peranan penting dalam proses pembentukan
karakter seseorang. Hal itu disebabkan, keluarga merupakan lingkungan
tumbuh dan berkembangnya anak sejak usia dini hingga menjadi dewasa.
Melalui pendidikan dalam keluargalah karakter seorang anak terbentuk.
Orang tua masa kini menaruh perhatian yang sangat besar kepada
sekolah yag bagus dan bergengsi untuk membentuk anak-anaknya
menjadi anak yang pandai, cerdas dan berkarakter. Akan tetapi dalam
kenyataannya, harapan orang tua masih jauh dari realisasinya.

Pendidikan karakter akan berjalan efektif dan utuh jika melibatkan


tiga institusi, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan
karakter tidak akan berjalan dengan baik jika mengabaikan salah satu
institusi, terutama keluarga. Pendidikan informal dalam keluarga
mempunyai peranan penting dalam proses pembentukan karakter
seseorang. Hal itu disebabkan, keluarga merupakan lingkungan tumbuh
dan berkembangnya anak sejak usia dini hingga menjadi dewasa. Melalui
pendidikan dalam keluargalah karakter seorang anak terbentuk.

Karakter juga dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang


khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Karakter dapat dianggap
sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya
adat istiadat, dan estetika. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun bertindak.
Karakter yang baik menurut Lickona (2013 : 82), terdiri dari
mengetahui yang baik (moral knowing), menginginkan yang baik (moral
feeling), dan melakukan hal yang baik (moral action), yang dalam
penjelasannya disebutkan sebagai pembiasaan dalam cara berfikir,
kebiasaan dalam hati, dan kebiasaan dalam tindakan.

2.2 Langkah-Langkah pengembangan karakter anak

Karakter kita terdiri dari kebiasaan-kebiasaan kita. Kebiasaan yang


terbentuk semasa kanak-kanak dan remaja kerap bertahan hingga
dewasa. Orang tua dapat mempengaruhi pembentukan kebiasaan anak
mereka, dalam hal yang baik maupun yang buruk.

Untuk menanamkan karakter pada diri anak ada beberapa metode yang
bisa digunakan, antara lain :

1. Internalisasi

Internalisasi adalah upaya memasukkan pengetahuan (knowing) dan


keterampilan melaksanakan pengetahuan (doing) ke dalam diri seseorang
hingga pengetahuan itu menjadi kepribadiannya (being) dalam kehidupan
sehari-hari.

 Keteladanan
“Anak adalah peniru yag baik.” Ungkapan tersebut seharusnya disadari
oleh orang tua, sehingga mereka bisa lebih menjaga sikap dan
tindakannya ketika berada atau bergaul dengan anak-anaknya. Berbagi
keteladanan dalam mendidik anak menjadi sesuatu yang sangat penting.

 Pembiasaan

Inti dari pembiasaan adalah pengulangan. Jika orang tua setiap masuk
rumah mengucapkan salam, itu telah diartikan sebagai usaha
membiasakan. Bila anak masuk rumah tidak mengucapkan salam, maka
orang tua mengingatkan untuk mengucapkan salam.

 Bermain

Masa anak-anak merupakan masa puncak kreativitasnya, dan kreativitas


mereka perlu dijaga dengan menciptakan lingkungan yang menghargai
kreativitas, yaitu melalui bermain.

 Cerita

Sebuah cerita mempunyai daya tarik yang menyentuh anak, dengan


bercerita orang tua dapat menanamkan nilai pada anaknya, sehingga
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

 Nasihat

Nasihat merupakan kata – kata yang mampu menyentuh hati disertai


dengan keteladanan. Nasihat memadukan antara metode ceramah dan
keteladanan, namun lebih diarahkan pada bahasa hati.
 Penghargaan dan Hukuman

Memberi penghargaan kepada anak penting untuk dilakukan, karena pada


dasarnya setiap orang membutuhkan penghargaan dan ingin dihargai.
Selain penghargaan, hukuman juga bisa diterapkan untuk membentuk
karakter anak. Penghargaan harus didahulukan, dibandingkan hukuman.

 Konsisten

Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi pembentukan karakter


anak, anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya dan
anggota keluarga lainnya, seperti perkataan, perbuatan dan sikap yang
selalu orangtua lakukan. Untuk membentuk karakter anak diperlukan
perkataan, perbuatan dan sikap yang konsisten dilakukan dilingkungan
keluarganya, jaganlah sekali-kali orangtua yang menerapkan pola asuh
yang berbeda antara ayah dan ibu sehingga membuat anak kebinggungan,
buatlah kesepakatan antara ayah dan ibu bagaimana pola asuh yang tepat
sesuai dengan usia anak, sehingga anak akan tumbuh dan berkembang
sesuai dengan usianya. Pembentukan karakter diperlukan konsisten
perkataandan, perbuatan dan sikap yang diterapkan pada anak, dengan
cara mendengar, melihat perbuatan, perkataan dan sikap yang konsisten
dilakukan oleh ayah dan ibu akan terbentuk karakter yang baik bagi anak.
Contoh kecil yang konsisten dilakukan apabila anggota keluarga untuk
masuk/pergi dari rumah untuk mengucapkan salam terlebih dahulu.
 Komunikasi

Komunikasi akan efektif apabila penyampaian pesan dapat dipahami oleh


penerima pesan dengan nyaman.

Cara membangun komunikasi efektif dengan anak

 Memberikesempatan pada anak agar bicara lebih banyak


 Mendengar aktif
 Berkomunikasi dengan posisi tubuh sejajar dengan anak dan kontrol
mata
 Berbicara dengan jelas dan singkat agar anak mengerti
 Gunakan bahasa (kata-kata ) yang positip
 Mereflesikan/memantulkan perasaan dan arti yang disampaikan
 Memperhatikan bahasa tubuh anak

Dalam lingkungan keluarga komunikasi yang harmonis dapat


menumbuhkan karakter anak yang baik, banyak masalah yang terjadi
dengan anak karena komunikasi yang salah/ diskomunikasi.

Ciptakanlah lingkungan keluarga yang nyaman, tenang sehingga anak


dapat merangsang anak utuk dapat bekomunikasi yang efektif degan
orang tua dan anggota keluarga lainnya

2.3 Kendala Proses Pendidikan Karakter Dalam Keluarga


 Kondisi perkawinan orang tua yang tidak Harmonis
Anak-anak yang berasal dari keluarga yang kondisi perkawinan orang
tuanya tidak harmonis menunjukkan perilaku yang beragam.
Kepribadian dan temperamen memainkan peran dalam penyesuaian
anak-anak dari keluarga bercerai. Orang tua harus memiliki hubungan
hangat, sebab semua kenyataan itu menggambarkan betapa
pentingnya hubungan hangat suami-istri dan hubungan orang tua
dengan anak dalam kehidupan keluarga. Keintiman hubungan di
antara anggota keluarga, ibu, ayah, anak (kakak, adik) akan sangat
memegaruhi kehangatan hidup keluarga.
 Hubungan orang tua dan anak yang tidak dekat
Orang tua yang dekat dengan anak-anaknya akan lebih mudah
mendidik, sedangkan orang tua yang kurang dekat dengan anak-
anaknya akan mengalami kesulitan dalam mendidik anak. Kedekatan
ini, maksudnya dekat secara fisik maupun emosional. Beberapa aspek
penting dari hubungan orang tua dan anak yang berkontribusi
terhadap perkembangan moral anak adalah kualitas hubungan, disiplin
orang tua, strategi proaktif, dan dialog konversasional.
 Pengasuhan yang kurang baik
Pengasuhan memang bukan satu-satunya faktor utama keberhasilan
orang tua dalam mendidik anak. Namun pengasuhan sangat
mendukung pola didik orang tua dalam membesarkan anak-anak
mereka.
 Kondisi sosial ekonomi yang kurang
Kondisi sosial ekonomi keluarga berperan penting dalam pola pikir
orang tua dalam menerapkan pola asuh bagi anak-anaknya. Pola pikir
orang tua ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Latar belakang
pendidikan dan kondisi ekonomi hanya menyumbangkan sedikit
pengaruh dalam pola pikir orang tua. Namun yang berpengaruh utama
dalam pola pikir orang tua dalam mengasuh anaknya adalah harapan
orang tua pada nak-anaknya. Karena ada juga beberapa keluarga yang
ekonominya kurang dan orang tuanya tidak berpendidikan tapi justru
sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Dalam menerapkan pola asuh cara didik untuk membentuk
kepribadian anak dalam berpikir dan berperilaku pendidikan
karakter sangat penting bagi para orang tua. Pra orang tua
harus secara sadar memahami dan menerapkan pendidikan
karakter tersebut dalam mendidik anak mereka,agar harapan
mereka bias memiliki anak yang nantinya memiliki
kepribadian yang positif dalam kehidupan bermasyarakat
terwujud.
2. Meskipun orang tua tidak terlalu memahami pendidikan
karakter secara teori,tetapi dalam prakteknya mendidik
anak,mereka telah memahami dengan sendirinya,pendidikan
karakter tersebut.Dalam menerapkan pendidikan karakter
mereka dapat menentukan cara agar mereka dapat membina
diri anak mereka,untuk memiliki kepribadian yang baik.
3.2 Saran
Setiap orang tua wajib mengetahui bagaimana karakter dan
kepribadian anaknya,hal tersebut memudahkan orang tua untuk
mengajarkan “pendidikan karakter” pada setiap anak.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.industry.co.id/read/10674/peran-keluarga-dalam-
pendidikan-karakter, ditulis oleh Rahmad, M.Pd.

Muchlas Samani dan Hariyanto, Pendidikan Karakter, Bandung: Remaja


Rosdakarya, cetakan ketiga, 2013, 43

Thomas Lickona, Educating for Character, Mendidik untuk Membentuk


Karakter, terjemahan Juma Abdu Wamaungo, Jakarta: Bumi Aksara,
2013, 82

Amirulloh Syarbini, Model pendidikan karakter dalam keluarga, Jakarta:


gramedia, 2014, 69 – 73

Enni k. Hairuddin, Membentuk Karakter Anak dari Rumah, Jakarta:


Gramedia, 2014, 33-47

Anda mungkin juga menyukai