PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Individu dalam masyarakat akan mengalami proses sosialisasi agar ia dapat
hidup dan bertingkah laku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat dimana individu itu berada. Tanpa sosialisasi suatu masyarakat tidak
dapat berlanjut pada generasi berikutnya. Sosialisasi sebagai proses belajar
seorang individu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi bagaimana
keberlangsungan proses kehidupan masyarakat, baik dengan keluarga, teman
sebaya, sekolah maupun media massa.
Hal ini disebabkan karena banyak manusia yang tidak memahami arti
sebuah keluarga. Padahal arti sebuah keluarga adalah saling memiliki, saling
percaya, saling menghormati, saling melindungi dan saling berbagi rasa, saling
menjaga kehormatan serta saling menjaga rahasia diantara anggota keluarga.
Maka dari itu, karena pentingnya sebuah keluarga, di dalam makalah ini penulis
akan menyajikan materi yang berkaitan dengan keluarga, dimulai dari konsep
dasar, cara mempersiapkan diri untuk pernikahan, cara menanggapi dinamika
masalah keluarga, cara mengelola dan manajemen keuangan hingga cara
mencapai keluarga yang sehat dan bahagia.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keluarga
Menurut Raisner Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dan dua
orang atau lebih masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri
dari bapak, ibu, kakak, dan nenek. Sedangkan Duval Menguraikan bahwa
keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap
anggota keluarga.
B. Urgensi Keluarga
Keluarga adalah bentuk kecil dari kelompok sosial di mana didalamnya
terdapat interaksi antar anggota keluarga, seperti interaksi orang tua dan anak
serta anak yang satu dengan lainnya hingga interaksi dengan kakek maupun nenek
mereka. Keluarga juga disebut sebagai lembaga pendidikan yang sangat dasar
3
yang bersifat informal. Pendidikan keluarga inilah yang akan menjadi tameng
pertama bagi anak untuk dapat memilih dan memilah informasi yang mereka
dapatkan. Pendidikan keluargalah yang akan memberikan pengalaman pertama
bagi perkembangan anak nantinya.
4
Apalagi zaman yang semakin maju ini , pendidikan keluarga tidak akan
cukup bila masih bersifat konvensional. Pendidikan keluarga harus memberikan
kecakapan intelektual, kreatif, kecakapan digital dan memiliki kemampuan moral.
Oleh sebeb itu, orang tua tidak akan cukup dengan pengalaman pribadi yang
dilalui dimasa kecilnya. Orang tua juga harus bisa meningkatkan ilmu
pengetahuan dan mengikuti perkembangan zaman agar anak juga dapat
berkembang dengan baik sesuai dengan zamannya.
Pendidikan yang perlu ditanamkan sejak dini oleh keluarga itu meliputi
pendidikan agama dan spiritual. Kedua orang tua memberikan kepada anaknya
pengetahuan agama dan nilai-nilai kebudayaan Islam yang sesuai dengan
umurnya sehingga hal tersebut dapat menolongnya kepada pengembangan sikap
agama yang betul. Inti dari pendidikan agama adalah penanaman iman kedalam
jiwa anak didik atau pendidikan moral. Pendidikan moral ini harus dimulai oleh
ibu dan bapak yang berada di lingkungan keluarga lainnya. Karena anak berusia
mudah dan kecil itu lebih banyak berada di lingkungan rumah tangga daripada di
luar (Nasution, 1995).
5
Ketika seorang individu tidak dilandasi oleh pendidikan agama dalam
keluarganya maka ia dapat terjerumus ke dalam kemodernan barat yang tak
bermoral. Sehingga menyebabkan generasi muda memiliki berbagai bentuk
penyimpangan dan kenakalan yang tidak dapat ditoleril secara agamis. Persoalan
kenakalan remaja ini pun dapat mengakibatkan tergesernya hak-hak orang ornag
lain. Melihat dari kenyataan yang telah terjadi, dapat dipastiakn bahwa masa
remaja adalah masa yang penuh dengan kegoncangan, disamping itu didasari pula
bahwa remaja mempunyai potensi yang sangat besar.
6
betapa pentingnya nilai-nilai keagamaan dalam pembentukan kepribadian. Karena
semakin banyak si anak mendapatkan latihan-latihan keagamaan sewaktu kecil,
maka pada saat ia dewasa akan semakin marasakan kebutuhannya kepada agama
(Darajat, 1996). Menurut Umar Hasyim, mempelajari agama di rumah adalah
pendidikan yang penting dan akan terasa amat terkesan dan mendalam bagi
penghayatan agama oleh keluarga, terutama dalam pembentukan kepribadian
agamis anak (Hasyim, 1985).
Keluarga merupakan penanaman utama dasar-dasar akhlak bagi anak,
yang biasanya bercermin dalam sikap dan prilaku orang tua sebagai teladan yang
dapat dicontoh anak. Dalam hubungan ini, Ki Hajar Dewantara menyatakan
bahwa rasa cinta, rasa bersatu dan lain-lain perasaan dan keadaan jiwa yang pada
umumnya sangat berfaedah untuk berlangsungnya pendidikan, teristimewa
pendidikan budi pekerti, terdapat dalam kehidupan keluarga dengan sifat yang
kuat dan murni, sehingga pusat-pusat pendidikan lainnya tidak dapat
menyamainya (Suwarno, 1985). Tujuan tertinggi pendidikan islam adalah
mendidik jiwa dan akhlak (Arifin, 1996).
Dari segi pendidikan, keluarga memang merupakan unit terkecil yang
menjadi pendukung dan pembagkit lahirnya bangsa dan masyarkat, akan tetapi
keluarga memegang peranan yang sangat penting untuk melanjutkan dan
mengembangkan social budaya yang telah diajarkan kepada anak. Dan peranan
keluarga dalam penanaman nilai-nilai moral tidak akan dapat digantikan oleh
lembaga formal manapun.
Dalam hal ini, orang tua dipandang perlu merumuskan pola-pola pebinaan
sesara terencana Bersama dengan pemerintah dan pihak sekolah. Sebab kualitas
pembinaan keagamaan yang dilakukan orang tua akan sangat mempengaruhi
terhadap sang anak. Maka sinergitas antara Tripusat pendidikan sangat
dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pentingnya peran keluarga dalam membangun masyarakat yang
berkompeten. Selain itu, pentingnya peran setiap anggota keluarga dalam
menerapkan setiap perannya secara optimal agar mencapai kehidupan masyarakat
yang harmonis. Beberapa penyebab yang menyebabkan hilangnya fungsi keluarga
secara bertahap dalam kehidupan era globalisasi yang menyebabkan turunnya
kualitas setiap individu dalam sebuah keluarga dalam mencapai kehidupan
masyarakat yang berkompeten. Namun masalah yang menggangu fungsi keluarga
tentu dapat tertasi sebagaimana anggota keluarga menanggapinya.
B. Saran
Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sama, yaitu mencapai kehidupan
masyarakat yang harmonis dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat dan
bernegara dengan baik. Kepada setiap pembaca yang merupakan sebuah keluarga
yang merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat agar menerapkan perilaku
yang baik dalam setiap fungsi yang harus di terapkan dalam masyarakat dan tidak
menyimpang dari fungsi- fungsi tersebut .
8
DAFTAR PUSTAKA