Anda di halaman 1dari 11

KONSELING PRA NIKAH

Disusun Oleh:

Nama: Hanna Fadillah

NPM: A1L020073

Kelas: BK 6A

Dosen Pengampu:

- Arsyadani Mishbahuddin, M.Pd. I

- Adif Jawadi Saputra, M.Pd, Kons

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2023/2024

1
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan terpenting bagi perkembangan


penyesuaian diri individu. Keluarga juga merupakan lingkungan sosial yang sangat
dekat hubungannya dengan seseorang, terutama anak. Keluarga berfungsi sebagai
seleksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anak dengan lingkungannya
(Bossard dan Ball, 1966). Keluarga yang harmonis akan memberikan kesempatan
pada individu untuk mendapat dasar-dasar perkembangan, latihan-latihan sikap, dan
kebiasaan baik. Keluarga merupakan satu kesatuan utuh yang mana didalamnya
terdapat limpahan kasih sayang. Keluarga yang sejahtera dambaan bagi setiap orang,
namun sebaliknya ada pola keluarga yang selalu terlibat konflik hingga dapat
mengakibatkan keretakan keluarga dan pada akhirnya akan mengakibatkan
perceraian. Dibandingkan dengan keuntungannya perceraian akan mengakibatkan
kerugian yang lebih besar, karena dampak perceraian bukan hanya pasangan saja
(suami-istri) tetapi juga menimpa sang anak.

Lingkungan keluarga merupakan faktor yang paling utama bagi perkembangan dan
penyesuaian individu untuk hidup layak dan berhasil disamping lingkugan sekolah
dan lingkugan masyarakat ( Meichati,1983).

Selain itu lingkungan juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
kehidupan anak, khususnya pada remaja. Karena remaja tidak lagi hanya

2
berinteraksi dengan keluarga di rumah atau dengan teman-teman di sekolah, tetapi
juga menjalin hubungan dengan orang-orang dewasa diluar lingkungan rumah dan
sekolah, yaitu lingkungan masyarakat. Kemampuan remaja dalam melakukan
penyesuaian dengan lingkungan sosialnya tidak timbul dengan sendirinya,
kemampuan ini diperoleh remaja dari bekal kemampuan yang telah dipelajari
dalam lingkungan keluarga, dan proses belajar dari pengalaman- pengalaman baru
yang dialami dalam interaksinya dengan lingkngan sosialnya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sosok atau keluarga yang patut dicontoh dalam berkeluarga

Keteladanan dari orang tua, keteladanan orang tua adalah bagaimana cara orang tua
memberikan contoh yang benar kepada putra putri anggota keluarganya mengenai
cara berbicara, bersikap, berfikir dan berupaya yang baik dan benar dalam keluarga
dan kebiasaan sehari-hari. Orang tua adalah sekolah pertama dan utama bagi putra-
putri kita. Keluarga adalah poros penting dalam proses pembentukan kepribadian
seorang anak. Kebiasaan yang disaksikan, dialami oleh seorang anak dari orang
tuanya maka secara langsung ataupun tidak langsung akan terekam dalam fikiran
bahkan sangat mungkin akan diikuti atau ditiru oleh anak-anak kita.

Oleh karena itu, perlu kita ingat kembali peran orang tua terhadap anak-anak yang
telah diamanahkan oleh Allah SWT. Pertama adalah wajib untuk menanamkan nilai-
nilai ketauhidan dan nilai-nilai keagamaan lainnya kepada anak-anak sejak dini dan
berkelanjutan. Implementasinya bagi keluarga muslim, dapat dilakukan melalui
kebiasaan shalat 5 waktu tepat waktu, shalat berjamaan keluarga, belajar al-qur’an,
belajar kajian keagamaan, dan lain-lain. Kedua, mengajarkan dan membiasakan
berakhlak baik sebagaimana tuntunan akhlakul karimah yang diajarkan Rosululllah
SAW. Contoh implementasinya adalah bagaimana sebuah keluarga dapat berinteraksi
satu sama lain secara sopan, santun, tidak kasar, tidak ada kekerasan, saling
menghargai, saling menghormati, saling menolong dan bekerjasama satu sama lain
antara suami, istri ( ayah dan ibu) juga anak-anak dan anggota keluarga lainnya,
bahkan berakhlak baik terhadap tetangga, kerabat dan lingkungan. Ketiga, membekali
pengetahuan yang cukup untuk bekal hidup dan masa depannya di dunia dan akhirat,
melaui pendidikan formal maupun non formal.

Hal-hal baik yang biasa diucapkan dan dilakukan orang tua menjadi teladan utama
bagi putra-putri anggota keluarga. Hanya saja dalam perkembangan yang terjadi saat
ini, ada banyak tantangan yang dihadapi orang tua dalam mendidik putra putrinya
khususnya tantangan pada anak-anak remaja. Kemajuan teknologi dan dunia hiburan
telah menarik minat yang cukup tinggi dari para remaja melebihi ketertarikan remaja
terhadap pengetahuan keagamaan dan tokoh-tokoh Islam lainnya, sedangkan orangtua
masih banyak yang kurang informasi dan kurang memiliki kefahaman atau
kemampuan dlm teknologi. Ironisnya lagi banyak anak-anak yang tak bisa lagi
meneladani orangtuanya sendiri karena orang tuanya tak lagi memilki waktu dan
kesempatan untuk berkomunikasi, tak ada waktu lagi untuk menikmati kebersamaan
keluarga.

4
Keluarga (Orang tua) mempunyai peranan penting dalam pendidikan, karena Keluarga
(Orang tua) merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama dimana dia
mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan
paling kritis dalam pendidikan anak akan sangat membekas, sehingga tidak mudah
hilang. Dari sini keluarga mempunyai peranan besar dalam pembangunan masyarakat.
Karena keluarga merupakan batu pondasi bangunan dan tempat pembinaan pertama
untuk mencetak dan mempersiapkan generasi islam yang berkualitas.

Anak merupakan amanah bagi orang tua. Hatinya yang suci merupakan permata alami
yang bersih dari pahatan dan bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong
pada apa saja yang disodorkan kepadanya. Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan, dia
akan tumbuh dalam kebaikan, dan berbahagialah kedua orangtuanya di dunia dan
akhirat, juga pendidik dan gurunya. Tetapi, jika ia dibiasakan kejelekan dan dibiarkan
sebagaimana binatang ternak, niscaya akan menjadi jahat dan binasa. Dosanya pun
ditanggung oleh guru dan walinya.

Berikut ini definisi keluarga menurut beberapa ahli dalam (Jhonson R, 2010):

1) Raisner

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dan dua orang atau lebih masing-
masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, kakak, dan
nenek.

2) Duval

Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,


kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota
keluarga.

B. Sosok yang tidak patut dicontoh dalam berkeluarga


Sosok yang tidak patut dicontoh saat berkeluarga yaitu sosok yang disebut Toxic
Family (toxic family bisa berasal dari Ayah, Ibu, Kakak/Adek, Saudara) toxic family
merupakan para anggota keluarga yang berperilaku saling menyakiti anggota lainnya
baik secara lisan maupun verbal. Cara menyikapi permasalahan keluarga bukan untuk
menemukan titik terang, namun justru membuat semakin rumit. dalam hubungan
keluarga utamanya rumah tangga, merupakan hal yang amat wajar jika terjadi
berbagai macam konflik mulai dari sederhana hingga yang cukup besar. Sebesar

5
apapun konflik tentu dapat diselesaikan dengan baik selagi keduanya saling
memahami dan ingin berbenah.

C. Hal-hal yang membuat keluarga bahagia dan tidak bahagia

1. Hal yang membuat keluarga bahagia:

a. Komunikasi

Kunci utama untuk mewujudkan keluarga sehat dan bahagia adalah dengan
membangun komunikasi yang baik. Cobalah membangun kebiasaan mengobrol
dengan anggota keluarga. Tidak perlu terlalu lama, namun konsisten dilakukan. Anda
bisa memilih waktu setelah makan malam karena di saat itulah seluruh keluarga
berkumpul.

b. Rutinitas bersama

Agar hubungan keluarga makin dekat, coba lakukan rutinitas bersama. Ada banyak
sekali kegiatan yang bisa dilakukan bersama seluruh anggota keluarga. Salah satu
contohnya adalah olahraga ringan seperti bersepeda atau jogging. Dengan olahraga,
fisik pun menjadi bugar. Fisik yang bugar pun merupakan karakteristik keluarga sehat
dan bahagia.

c. Seimbangkan kehidupan pekerjaan dengan keluarga

Inilah poin yang sering dilupakan oleh para orang tua atau anggota keluarga yang
sudah bekerja. Sering kali, mereka kesulitan menyeimbangkan waktu yang dihabiskan
untuk keluarga dan pekerjaan. Banyak yang terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga
melupakan keluarga di rumah.

d. Buat keputusan bersama

Selain melakukan rutinitas bersama, kebiasaan lain yang harus ditumbuhkan adalah
membuat keputusan bersama, terutama keputusan yang melibatkan seluruh anggota

6
keluarga. Bahkan anak pun sebaiknya dibiasakan untuk terlibat dalam pengambilan
keputusan di keluarga.

e. Menjaga hubungan baik dengan pasangan

Tips mewujudkan keluarga sehat dan bahagia yang terakhir adalah dengan menjaga
hubungan baik dengan pasangan. Karakter dan sikap anak akan sangat dipengaruhi
oleh kedua orang tuanya. Terlebih, anak-anak juga lebih mudah mencontoh apa yang
ada di sekitarnya.

2. Hal yang membuat keluarga tidak bahagia:

a. Faktor Ekonomi

Salah satu faktor yang seirng menjadi penyebab keluarga tidak harmonis adalah faktor
ekonomi. Setelah hidup berumah tangga, tentunya kebutuhan dapat menjadi berkali-
kali lipatnya. Pemenuhan kebutuhan yang begitu banyak tentunya membutuhkan
kondisi ekonomi yang lancar. Namun seringkali terjadi masalah ekonomi yang
kemudian menjadi penyebab ketidakharmonisan di dalam rumah tangga dan keluarga.

b. Kurangnya Komunikasi 

Penyebab lainnya dapat dikarenakan kurangnya komunikasi diantara anggota keluarga


satu sama lainnya. Komunikasi yang baik tentu saja akan menghasilkan hubungan
yang baik pula serta meminimalisir terjadinya kesalahpahaman. Namun jika
komunikasi yang terjadi di dalam keluarga kurang bahkan buruk, tentu saja akan
menyebabkan permasalah yang mana memicu pertengkaran di kemudian harinya.
Sehingga cobalah untuk membangun komunikasi yang baik, antara suami dan istri
serta antara orang tua dan anak.

c. Kurangnya Rasa Perhatian

7
Memberikan perhatian kepada seluruh anggota keluarga secara tidak langsung akan
membuat mereka lebih betah dan senang tinggal di rumah. Namun apa jadinya jika
tidak ada rasa perhatian pada setiap anggota keluarga di dalamnya, maka tentu saja
tidak akan ada rasa saling mengerti dan memperhatikan satu sama lainnya. Baik itu
antara suami dan istri maupun orang tua terhadap anak.

d. Lebih Mementingkan Pekerjaan

Hal ini biasanya seringkali dilakukan oleh para orang tua, karena kepentingan
pekerjaan yang terlalu tinggi terkadang menyebabkan seseorang kurang begitu
memperhatikan kondisi keluarga yang ada. Pekerjaan memang adalah hal yang
penting, bahkan jika sampai tidak bekerja maka dapat menyebabkan masalah ekonomi
di kemudian harinya. namun jika anda sampai mementingkan pekerjaan dan
mengabaikan keluarga tentu saja akan menyebabkan ketidak harmonisan terjadi di
dalam keluarga.

e. Kurangnya Keterbukaan

Dalam keluarga tentunya dibutuhkan sharing dan rasa saling keterbukaan satu sama
lainnya. Dengan keterbukaantentunya setiap masalah yang terjadi di dalam keluarga
dapat terselesaikan dengan mudah. Sehingga tidak ada salahnya untuk saling terbuka
satu sama lainnya tanpa menutupi sesuatu sehingga keharmonisan di dalam keluarga
dapat tercipta.

D. Solusi permasalahan dalam keluarga

a. Melatih empati

Melatih empati merupakan salah satu solusi terbaik untuk anggota rumah tangga yang
sering bertengkar.

8
b. Ajak pihak yang terlibat konflik untuk berdiskusi

Dalam studi yang dirilis Iowa State University pada 2017, berdiskusi secara terbuka
antara pihak yang terlibat masalah merupakan salah satu cara menghadapi masalah
keluarga dengan tepat.

c. Dengarkan pendapat tiap anggota keluarga

Konflik sering kali bertambah besar ketika pendapat Anda disepelekan. Maka dari itu,
cobalah untuk mendengarkan pendapat anggota keluarga dengan baik ketika mereka
mencoba untuk menyampaikan keluh kesahnya.

d. Mengakui kesalahan dan meminta maaf

Beberapa orang sering kali enggan mengakui kesalahan mereka dalam keluarga untuk
menjaga gengsi atau harga diri, terlebih jika dilakukan oleh orangtua kepada anak.

e. Buat kesepakatan satu sama lain

Kesepakatan dapat membantu mencegah masalah keluarga yang sama kembali


terulang di masa depan. Rundingkan konsekuensi apa saja yang akan diambil ketika
masalah yang sama terjadi lagi.

9
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pentingnya peran keluarga dalam membangun masyarakat yang berkompeten. Selain


itu, pentingnya peran setiap anggota keluarga dalam menerapkan setiap perannya
secara optimal agar mencapai kehidupan masyarakat yang harmonis. Beberapa
penyebab yang menyebabkan hilangnya fungsi keluarga secara bertahap dalam
kehidupan era globalisasi yang menyebabkan turunnya kualitas setiap individu dalam
sebuah keluarga dalam mencapai kehidupan masyarakat yang berkompeten. Namun
masalah yang menggangu fungsi keluarga tentu dapat tertasi sebagaimana anggota
keluarga menanggapinya.

B. Saran

Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sama, yaitu mencapai kehidupan keluarga
yang harmonis dalam menjalankan kehidupan berkeluarga dengan baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sukadji, Soetarlinah. 2010. Keluarga Indonesia: Aspek dan Dinamika Zaman.

Jakarta: PT. Rajafrafindo Persada.

Setiono, Kusdwiratri. 2012. Psikologi Keluarga. Yogyakarta: Gudang Penerbit.

Goode, William J. 1983. Sosiologi Keluarga. Cetakan Pertama. Diterjemahkan oleh:


Sahat Simamora. Jakarta: Bina Aksara.

Kin. 2011. Peran Keluarga dalam Masyarakat. http://padullpop.blogspot.com/p/peran-


keluarga-dalam- masyarakat_11.html. Diakses hari Selasa, 25 Oktober 2016, pukul
16.00 WIB.

11

Anda mungkin juga menyukai