Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP TERKAIT KEBUTUHAN BELAJAR

ANAK USIA SEKOLAH


PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KELUARGA (PPKK)

Pembimbing Akademik
Izma Daud, Ns.,M.Kep

Pembimbing Klinik
Nor Ella Dayani, S.Kep.,Ns

Disusun oleh

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2022-2023
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP TERKAIT KEBUTUHAN BELAJAR
ANAK USIA SEKOLAH
A. Konsep Anak Usia Sekolah
1. Definisi 
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak
masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda
akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi
dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini
anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat
berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan
dan daya tahannya.
2. Kelompok Anak  
a). Usia prasekolah : 2 –  5 tahun
b). Usia sekolah : 6 –  12 tahun
c). Usia remaja : 13 - 18 tahun
3. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah 
Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia
6 tahun dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a). Label yang digunakan oleh orang tua

1) Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi


menuruti perintah dan lebih dipengaruhi oleh teman sebaya
dari pada orang tua ataupun anggota keluarga lainnya.
2) Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak
memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan.
3) Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar
keluarga dan membuat suasana rumah yang tidak
menyenangkan bagi semua anggota keluarga
b). Label yang digunakan pendidik/guru
1) Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh
dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan
mempelajari perbagai ketrampilan penting tertentu baik
kurikuler maupu ekstrakurikuler
2) Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan
untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang
cenderung menetap sampai dewasa.
c). Label yang digunakan oleh ahli psikologi
1) Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada
keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai
anggota kelompok.
2) Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan
standar yang disetujui oleh kelompok dalam penampilan,
berbicara dan berperilaku.
3) Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah
anak akan menjadi konformis (pencipta karya baru) atau
tidak.
4) Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan
bermain yang sangat besar karena adanya minat dan
kegiatan untuk bermain
4.  Tugas Perkembangan Orangtua Dengan Anak Usia Sekolah 
Ketika anak memasuki usia sekolah, orangtua sebenarnya
merasa bahwa tahapan ini lebih berkurang kadar sibuknya, karena
pekerjaan rumah sudah dapat berjalan secara rutin. Anak secara
umum merasa puas mengenai hubungannya dengan orangtua dan
mulai terlibat dalam aktivitas rumah tangga.
a). Men support perkembangan anak
Mendukung perkembangan Anak dilakukan dengan cara
membiarkan anak untuk pergi dan bergabung dengan dunia di luar
rumahnya. Semakin lama, akan semakin sedikit waktu anak
tersebut berada di rumahnya. Sejak pagi hingga siang anak harus
bersekolah, kemudian setelah itu tidak jarang anak mengikuti
kegiatan olahraga atau klub-klub tertentu bersama dengan
grupnya, sehingga anak pulang ke rumah dalam keadaan lelah
pada malam hari untuk beristirahat. Belum lagi ajakan
temannya untuk menginap di rumahnya, berlibur bersama, ikut
camp, mengunjungi kerabat pada hari libur, dsb. Semua kegiatan
tersebut di atas sangat baik untuk perkembangan anak dalam hal
kemandirian, memperluas pengalaman dan untuk perkembangan
kepribadiannya.
b). Mempertahankan hubungan pernikahan
Permasalahan pernikahan pada keluarga dengan anak usia
sekolah biasanya lebih sering terjadi dibandingkan momen
lainnya. Biasanya mereka mengalami 4 kali problem lebih sering.
Potensi problem terbesar bisanya mengenai pengaturan anak
di rumah, sehingga mengurangi ekspresi afeksi dari pasangan
suami-istri, dan dijadikan nomor kedua Ekspresi cinta dari
pasangan mulai berkurang selama perjalanan pernikahan.
Hal ini biasanya terjadi pada pasangan yang menerapkan
peran gender tradisional dalam berhubungan, dimana hubungan
keduanya kemudian hanya menjadi sebuah kebiasaan yang
didasarkan pada kebutuhan, perasaan, dan harapan dari satu pihak
ke pihak lainnya. Model pernikahan seperti ini lebih baik
menggunakan metode diskusi daripada menghindar dalam
penyelesaian konfliknya, dan yang lebih pentingberusaha
untuk mengekspresikan cintanya secara spontan
(Swensen,Eskew,&Kohlhepp, 1981). Menjaga hubungan
pernikahan pada saat usia anak memasuki usia sekolah sangatlah
penting, tidak hanya untuk kepentingan suami dan istri saja, tetapi
juga demi kepentingan anak kelak
5. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah 
a). Menyediakan Tempat Tinggal yang Cocok dan
Memperhatikan Kesehatan Anak
b). Keuangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
c). Pemberian Tanggung Jawab Dalam Memelihara Rumah
d). Sosialisasi
e). Komunikasi Di Dalam Keluarga dan Anak Usia Sekolah
B. Promosi Kesehatan Selama Periode Usia Sekolah 
Periode usia sekolah merupakan periode klinis untuk penerimaan
latihan perilaku dan kesehatan menuju kehidupan dewasa yang sehat.
Jika tingkat kognisi meningkat pada periode ini, pendidikan kesehatan
yang efektif harus dikembangkan dengan tapat. Promosi praktek
kesehatan yang baik merupakan tanggung jawab perawat.
Selama progam ini, perawat berfokus pada pengembangan perilaku
yang secara positif berpengaruh pada status kesehatan anak. Perawat
dapat berperan untuk memenuhi tujuan kebijakan nasional dengan
menigkatkan kebiasaan gaya hidup yang sehat termasuk nutrisi. Anak
usia sekolah harus berpartisipasi dalam progam pendidikan yang
memungkinkan mereka untuk merencanakan, memilih dan menyajikan
makanan yang sehat. Perawat juga mengikutsertakan orang tua tentang
peningkatan kesehatan yang tepatbagi anak usia sekolah. Orang tua
perlu mengenali pentingnya kunjungan pemeliharaan kesehatan.
C. Masalah Kesehatan Spesifik Pada Anak Usia Sekolah 
Kecelakaan dan cedera merupakan masalah kesehatan utama yang
terjadi pada anak. Anak usia sekolah juga secara signifikan mengalami
kanker, cacat lahir, pembunuhan, dan penyakit jantung. Pada kelompok
usia ini, masalah ini memiliki angka mordibitas tinggi jumlah infeksi
hamper 80% dari seluruh penyakit anak. Infeksi pernafasan merupakan
prevalensi terbanyak, flu biasa tetap merupakan penyakit utama pada
masa ini.
Beberapa kelompok lebih mudah mengalami penyakit dan
ketidakmampuan, sering kali sebagai akibat adanya rintangan
pencapaian pelayanan kesehatan. Retardasi mental, gangguan belajar,
kerusakan sensasi, dan malnutrisi merupakan prevalensi terbanyak di
antara anak-anak yang hidup dalam kemiskinan.
D. Konsep Keluarga
1.   Pengertian keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-
ikatan kebersamaan dan ikatan emosional yang
mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
Definisi ini memasukkan juga keluarga besar yang hidup dalam
satu atau dua rumah tangga, pasangan yang hidup bersama
sebagai pasangan suami istri, keluarga-keluarga tanpa anak, keluarga
lesbian dan homoseks, keluarga-keluarga dengan orang tua tunggal.
2. Tipe keluarga
Tipe / bentuk keluarga menurut Sudiharto dalam buku Asuhan
keperawatan keluarga dengan pendekatan keperawatan
transkultural, adalah sebagai berikut:
a. Keluarga Inti (  Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak-anak.
 b. Keluarga Besar ( Extended Family) adalah keluarga inti
ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri
dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda atau janda (Singel Family) adalah keluarga
yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi ( Composite Family adalah keluarga
yang perkawinanya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation Family) adalah dua orang
menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
keluarga.
3.  Struktur keluarga
Struktur keluarga menurut Drs. Nasrul Effendy dalam buku
Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, edisi 2, adalah :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ayah. 
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersama keluarga sedarah istri. 
d. Patrilokal adalah pasangan suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai
dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara
yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri. 
4.   Peran keluarga 
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat.
a. Peran Formal
Adalah peran yang nampak jelas dan bersifat eksplisit yaitu
peran berdasarkan posisi setiap kandungan struktur peran
keluarga, yaitu :
1) Peranan Ayah : Sebagai suami dan ayah dari anak-
anak,berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung
dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2) Peran Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya,
ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu
juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
3) Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial
sesuai dengan tingkatan perkembangannya baik fisik, mental,
social dan spiritual
b. Peran Informal
Adalah peran yang tertutup dan bersifat implisit, biasanya
tidak tampak kepermukaan dan hanya dimainkan untuk
memenuhi kebutuhan- kebutuhan emosional individual dan
atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga, yaitu :
Pendorong, Pengharmonis, Inisiator- kontributor, Pendamai,
Keras hati, Sahabat, Kambing hitam keluarga, Penghibur,
Penghalang, Perawat keluarga, Dominator, Koordinator,
Penghubung keluarga, Saksi.
c. Fungsi Keluarga
Fungsi-fungsi keluarga biasanya didefinisikan sebagai hasil atau
konsekuensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga
yang paling berhubungan erat saat mengkaji dan mengintervensi
keluarga menurut Friedman ( 1998 ) adalah sebagai berikut :
1) Fungsi Afektif adalah fungsi internal keluarga untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan
memberikan cintakasih, serta saling menerima dan
mendukung.
2) Fungsi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan
perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga
berinteraksi social dan belajar berperan di lingkungan
sosial.
3) Fungsi Reproduksi adalah fungsi keluarga meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
4) Fungsi Ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan dan papan.
5) Fungsi Perawatan Kesehatan adalah kemampuan keluarga
untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan.
5. Tahap-tahap dan tugas perkembangan kelurga
Menurut Duval, daur atau siklus kehidupan keluarga terdiri dari
delapan tahap perkembangan, yaitu :
a. Tahap VI, Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan).
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah
menambah anggota keluarga dengan kehadiran anggota
keluarga yang baru melalui pernikahan anak-anak yang
telah dewasa, menata kembali hubungan perkawinan,
menyiapkan datangnya proses penuaan, termasuk
timbulnya masalah-masalah kesehatan.
6. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh
keluarganya. Fungsi keluarga menurut Friedman adalah antara
lain :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi
kebutuhan pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan
sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang
diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan
tidak boleh pada anak, meneruskan nilai- nilai budaya anak.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi
keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh
anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan
perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara
memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali
kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang, pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui
keefektifan sumber daya keluarga.
e. Fungsi Biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn
keturunan tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak
untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
f. Fungsi Psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan
kasih sayang dan rasa aman/memberikan perhatian diantara
anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota
keluarga dan memberikan identitas keluarga.
g. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka
memberikan penge- tahuan, keterampilan membentuk perilaku
anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa mendidik
anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.
B. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian 
a. Data umum
1) Nama kepala keluarga

2) Alamat

3) Telepon

4) Pekerjaan kepala keluarga

5) Pendidikan kepala keluarga

6) Komposisi anggota keluarga

7) Genogram

8) Tipe Keluarga

9) Suku Bangsa

10) Agama

11) Status Sosial Ekonomi Keluarga

12) Aktivitas Rekreasi Keluarga

b. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak


tertua dari keluarga tersebut

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum


terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,


yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga, serta
pengalaman pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari


pihak suami dan istri.
c. Fungsi Keluarga
1)  Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota
keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga
belajar disiplin, norma, budaya, dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan, serta merawat anggota keluarga yang
sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat
sakit.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga
adalah
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam
upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga
5) Fungsi ekonomi
a). Hal yang perlu dikaji adalah Sejauh mana keluarga
memenuhi kebutuhan sandang, papan, maupun pangan.
b). Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada
di dalam masyarakat dalam upaya peningkatan status
kesehatan keluarga

d. Tugas Perawatan Keluarga


1) Mengenal masalah keluarga
2) Mengambil keputusan
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
4) Memelihara lingkungan
5) Menggunakan fasilitas / pelayanan kesehatan
e. Stress dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang
a). Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
kurang lebih 6 bulan.
b). Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan
4) Strategi adaptasi disfungsional
f. Pemeriksaan Fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan.
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota
keluarga.
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut,
kepala, mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen,
ekstremitas atas dan bawah, sistem genetalia.
4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik.
g. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan
menggambarkan respons manusia. Dimana keadaan sehat atau
perubahan pola interaksi potensial/aktual dari individu atau
kelompok dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi
definitif untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk
mencegah perubahan. Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2
hal, yaitu :
a. Analisa Data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian
dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan
masalah keperawatan.
b. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi :
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh
keluarga atau anggota keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan
objektif.
3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif
yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau
tidak langsung
3. Perencanaan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat
untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi. Penyusunan rencana
perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala
prioritas dan rencana perawatan.
a. Menentukan prioritas masalah keperawatan
b. Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang
mempunyai skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang
mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas
masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan
beberapa kriteria sebagai berikut :

1) Sifat masalah (aktual, risiko, potensial)


2) Kemungkinan masalah dapat diubah
3) Potensi masalah untuk dicegah
4) Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa
keperawatan telah dari satu proses skoring menggunakan skala
yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglay.

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :


1) Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.
4) Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5).
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah
disusun. Hal  –   hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan terhadap keluarga, yaitu :
a.   Sumber daya keluarga
b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respon dan penerimaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan
untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja evaluasi sudah
terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah
digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat
berfungsi sebagai kriteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah
dicapai. Evaluasi disusun menggunakan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiansyah, Tri A. 2019. Asuhan Keperawatan keluarga Pasangan Baru
Menikah dengan Masalah KB.
Arlina. 2019. Keluarga Anak Usia Sekolah.
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & M.Wagner, C. (2013).
Nursing Interventions Classification (NIC). Jakarta: Mocomedia

Friedman, M., Marilyn. 2015. Family Nursing : Research, Theory & Practice.
USE :Appleton And Lange.com/tika_arlina/d/50136705-Keluarga-Anak-Usia-
Sekolah.
Herdman, T. H. dan S. K. (2018). Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan:
Definisi dan Klasifikasi 2018-2020 (Edisi 11). Jakarta: EGC.
Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. (2016).
Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi 5. Philadelpia: Elsevier.
Nurarif, A. H. dan Kusuma. H (2015). NANDA NIC_NOC (jilid 3). Yogyakarta :
Mediaction
Banjarmasin, April 2023
Perseptor Akademik Preseptor Klinik

(Izma Daud, Ns.,M.kep) (Nor Ella Dayani, S.Kep.,Ns)

Anda mungkin juga menyukai