Oleh kelompok:
1. Dan faqih
2. Deli indah lestari
3. Era sasmita
4. Erika dwi safitri
PROFESI NERS
STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
GENGGONG PADJARAKAN-PROBOLINGGO
2022-2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi interaksi antara
anak dan orang tuanya (Padila,2012). Sedangkan menurut Friedman (2010) keluarga
adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
Menurut Duval (1985) dalam (Setiadi, 2008), menyebutkan bahwa keluarga memiliki
tahap perkembangan menjadi delapan adalah sebagai berikut: keluarga dengan
pasangan baru (Berganning Family), keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child
Bearing), keluarga dengan anak prasekolah, keluarga dengan anak usia sekolah (6 – 13
tahun), keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun), keluarga dengan anak dewasa (anak
1 meninggalkan rumah), keluarga usia pertengahan (Midle Age Family), dan keluarga
dengan lansia.
Tahap perkembangan keluarga mempunyai tugas perkembangannya masing-
masing, salah satunya adalah tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
Tahap ini mulai saat kelahiran anak pertama berusia 6 tahun dan berakhir saat anak
berusia 12 tahun. (Patmonodewo, 2008).
Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik
dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Menurut UU No. 4 tahun 1979
tentang Kesejahteraan Anak, yang dimaksud anak adalah seseorang yang belum
mencapai umur 21 tahun dan belum pernah menikah. Saat ini yang disebut anak bukan
lagi yang berumur 21 tahun, tetapi berumur 18 tahun, seperti yang ditulis Hurlock (1980)
masa dewasa dini dimulai umur 18 tahun.
Meskipun demikian, anak masih dikelompokkan lagi menjadi tiga sesuai dengan
kelompok usia, yaitu: usia 2-5 tahun disebut usia prasekolah; usia 6-12 tahun sisebut usia
sekolah; dan usia 13-18 tahun disebut usia remaja. Anak usia sekolah dapat disebut
sebagai akhir dari masa kanak-kanak sejak usia 6 tahun atau masuk sekolah dasar
kelas satu,
ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian
sosial anak.
Selama pertengahan tahun masa kanak-kanak ini, dasar-dasar untuk peran dewasa
dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Langkah perkembangan selama
anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial.
Selama masa ini anak menjadi lebih baiak dalam berbagai hal; misalnya, mereka dapat
berlari lebih cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.
Sekolah dan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan
penyesuaian dengan orang tua dan anak, anak harus belajar menghadapi peraturan dan
harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman sebaya. Orang tua harus membiarkan
anak- anak membuat keputusan menerima tanggung jawab dan belajar dari pengalaman
kehidupan.
Saat anak melalui penyesuaian ini, perawat membantu meningkatkan
kesehatannya. Hal ini dilakukan dengan membantu orang tua dan anak mengidentifikasi
stresor potensial dan merancang intervensi untuk meminimalkan stres dan respons stres
anak. Intervensi melibatkan orang tua, anak dan guru untuk mencapai keberhasilan yang
maksimal.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan keluarga pada
tahap perkembangan usia anak sekolah.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mampu memahami tentang konsep tugas perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.
b. Agar mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan yang diberikan
pada keluarga dengan anak usia sekolah.
C. Rumusan Masalah
Bagaimana mahasiswa mengetahui gambaran asuhan keperawatan keluarga pada
tahap perkembangan usia anak sekolah?
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah
dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12
tahun. Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam
ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik
dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai
perkembangan kecakapan dan daya tahannya.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)
2. Komposisi Keluarga :
3. Genogram :
X X X X
K
Ket : = Laki-Laki = Laki-Laki sudah meninggal
X
K
= Klien = Tinggal serumah
Penjelasan : Tn.H memiliki 5 orang saudara, dimana kakak tertua dan kakak kedua perempuan
dan Tn.H merupakan anak ketiga yang memiliki tiga orang adik, adik pertama laki-laki dan telah
meninggal dunia, adik kedua dan terakhir perempuan, dan kedua orang tua Tn.H telah
meninggal dunia. Tn.H menikah dengan Ny.P yang memiliki 4 orang saudara, dimana Ny.P
merupakan anak tertua yang memiliki tiga orang adik perempuan dan seorang adik laki-laki,
kedua orang tua Ny.P pun telah meninggal dunia. Dari pernikahannya Tn.H dan Ny.P dikarunia
2 orang anak perempuan dan masih tinggal bersama disatu rumah.
4. Type Keluarga :
a. Jenis type keluarga : The Nuclear Family (Keluarga inti)
Keluarga Tn.H termasuk kedalam jenis type keluarga the
nuclear family (keluarga inti), karena terdiri dari Tn.H sebagai
KK, Ny.P sebagai istri/ ibu serta terdapat kedua anaknya.
b. Masalah yang terjadi dengan type tersebut :
Keluarga saat ini belum bisa sepenuhnya mengajarkan anak bagaimana cara
bersosialisasi dengan lingkungan dan membantu anak dalam menyelesaikan tugas
sekolahnya.
5. Suku Bangsa :
a. Asal suku bangsa : Tn.H dan Ny.P sama-sama dari suku sasak. Mereka bisa
menerima kebiasaan mereka satu sama laindan mempunyai kebiasaan yang hampir
sama jadi tidak terdapat perbedaan yang erlalu mencolok untuk memicu
perselisihan.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan :
Tradisi pemberian nasi papah, menjadi media penyebaran penyakit antara si
ibu dengan bayi, dimana jika seorang ibu menderita penyakit infeksi menular
tertentu
yang berhubungan dengan gigi dan mulut serta pernafasan maka akan sangat
mudah untuk ditularkan pada bayinya. Dari segi kebersihan dan keamanan pangan
nasi papah bisa menularkan penyakit yang diderita ibu ke anaknya melalui air liur,
sedangkan dari segi kuantitas dan kualitas nilai gizi jelas akan merugikan
bayi, karena ibu yang akan mendapatkan sari makanan sedangkan bayi akan
mendapat ampasnya saja. Namun keluarga Tn.H tidak pernah melakukan tradisi ini
kepada kedua anaknya, hanya tetangga disekitar tempat tinggal Tn.H saja itupun
tidak keseluruhannya hanya seberapa yang masih kental dengan tradisi sasak.
Status Imunisasi
No Nama Umur BB Keadaan Ket.
DPT Polio Hepatitis
Kesehata BCG Campak
I II III I II III IV I II III
n
1. Tn.H 40 th 55 Sehat v v - - v - - - v - - -
2. Ny.P 35 th 47 Sehat v v - - v - - - v - - -
3. An.N 6 th 22 Sehat v v v v v v v v v v v v
4. An.M 1 th 12 Sehat v v V v v v v v v v v v
1,5 m
U
Kamar mandi
Ruang Keluarga
B T
Kamar An
Teras
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a. Kebiasaan :
Tetangga sekitar memiliki kebiasaan untuk mengikuti pengajian dimasjid,
mengadakan arisan RT, apabila ada tetangga yang sakit mereka akan saling
membesuk dan membantu, setiap minggu para ibu-ibu wajib membersihkan rumah
masing-masing sedangkan para bapak-bapak bergotong royong untuk
membersihkan masjid.
b. Aturan/kesepakatan :
Setiap ada masalah yang terjadi wajib melaporkan kepada ketua RT untuk
mencari solusi penyelesainnya, dilarang membuat keributan/ kericuhan diatas
jam
22.00 WITA, setiap malam harus ada yang beronda sesuai jadwal yang telah
ditentukan, setiap hari minggu pagi wajib membersihkan lingkungan rumah masing-
masing dan melakukan gotong royong membersihkan masjid, serta apabila ada
kerabat atau teman yang menginap harus lapor ketua RT/RW.
c. Budaya :
Tetangga yang tinggal disekitar rumah Tn.H masih banyak yang memegang
erat budayanya, mengadakan kegiatan/ acara harus sesuai dengan budaya yang
masih kental yang selalu diterapkan.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola/cara Komunikasi Keluarga :
Keluarga Tn.H selalu menjaga komunikasi yang baik dengan anak-anaknya, saat
Tn.H tidak berada dirumah komunikasi dapat dilakukan dengan saluran telepon untuk
saling memberi kabar dan bertukar cerita. Komunikasi yang digunakan dalam keluarga
dan dengan masyarakat adalah bahasa sasak dan biasanya juga bahasa Indonesia.
2. Struktur Kekuatan Keluarga :
Keluarga Tn.H mengatakan cara menjaga hubungan baik dengan keluarga
adalah dengan musyawarah jika ada masalah, keluarga mengatakan pengambilan
keputusan dilakukan oleh kepala keluarga yaitu Tn.H, namun sebelumnya
dimusyawarahkan dan anggota keluarga ikut adil dalam menyelesaikan masalah.
Masalah dalam keluarga adalah tanggung jawab semua anggota keluarga. Keluarga
Tn.H selalu menasehati anaknya jika ada melakukan kesalahan dan kebiasaan yang
mempengaruhi masalah kesehatan.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif :
Hubungan antara sesama anggota keluarga baik, saling mendukung dan
mengingatkan, masing-masing anggota keluarga saling menyayangi dan saling
perhatian. Bila ada anggota keluarga yang sakit ringan segera diberi obat dan jika tidak
lekas sembuh segera dibawa ke puskesmas atau petugas kesehatan terdekat lainnya
serta merawat dengan penuh kasih sayang. Tetapi keluarga Tn.H belum bisa membagi
waktu untuk peran sebagai orang tua anak usia sekolah.
2. Fungsi sosialisasi :
a. Kerukunan hidup dalam keluarga :
Tn.H selalu mengajarkan anaknya untuk selalu hidup rukun, ketika ada
masalah lebih baik dibicarakan, tidak disimpan sendiri/ didiamkan agar kerukunan
dalam keluarga selalu terbina.
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga :
Tn.H mengajarkan anaknya untuk menghargai, menghormati orangtua dan
mengasihi kepada sesama keluarga dan berperilaku baik dan sopan ketika dirumah
dan dimasyarakat. Tetapi Ny.P sering mendapat laporan dari sekolah maupun
tempat TPA kalau An.N kurang aktif dan terlihat takut jika bermain bersama teman-
temannya.
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :
Yang selalu mengambil keputusan akhir setelah musyawarah selalu dilakukan
oleh Tn.H karena berperan sebagai kepala keluarga yang memiliki tanggung jawab
besar terhadap keluarganya.
d. Kegiatan keluarga waktu senggang :
Jika ada waktu senggang keluarga Tn.H selalu menghabiskan waktu untuk
mengobrol, menonton TV, makan bersama, atau juga biasa digunakan untuk
istirahat.
e. Partisipasi dalam kegiatan social :
Keluarga Tn.H sering berpartisipasi dalam kegiatan pengajian, arisan, gotong
royong, lomba-lomba dan bermusyawarah.
4. Fungsi reproduksi :
a. Perencanaan jumlah anak :
Tn.H dan Ny.P tidak pernah merencanakan jumlah anak sejak mereka
menikah, hanya menerima saja seberapa yang diberikan oleh Allah SWT untuk
rezeki yang dititipkan kepadanya.
b. Akseptor : Ya,
Ny.P menggunakan alat kontrasepsi pil dan suntik untuk menjaga jarak
kehamilan dan mengontrol terjadinya kehamilan mendadak.
c. Keterangan lain :
Tidak ada penjelasan lain pada fungsi reproduksi pada keluarga Tn.H.
5. Fungsi ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan :
Ny.P mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga.
b. Pemanfaatan sumber di msyarakat :
Keluarga Tn.H tidak begitu memanfaatkan sumber-sumber yang
ada dimasyarakat karena Tn.H masih bisa memenuhi kebutuhan
keluarganya.
H. HARAPAN KELUARGA
1. Terhadap masalah kesehatannya :
Keluarga berharap anggota keluarga tidak ada yang sakit dan selalu dalam
keadaan sehat.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada :
Dengan adanya petugas kesehatan keluarga mengharapkan supaya petugas
kesehatan bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat dengan penyuluhan-
penyuluhan seperti saat ini diharapkan dapat membantu dirinya mempersiapkan
bagaimana sebenarnya untuk mendidik anaknya agar bisa bersosialisasi dengan
lingkungannya.
I. PEMERIKSAAN FISIK
Nama anggota
No Variabel keluarga
Tn. H Ny. P An. N An. M
1. Riwayat penyakit Tidak sedang Tidak ada Saat ini An.N Saat ini An.M
saat ini sakit (sehat) riwayat sakit, tidak memiliki tidak juga
hanya sebatas riwayat memiliki
pusing penyakit riwayat
apapun penyakit
apapun
7. Sistem Respirasi Bunyi vaskuler Bunyi vaskuler Bunyi vaskuler Bunyi vaskuler
dan tidak dan tidak dan tidak dan tidak
terdapat nyeri terdapat nyeri terdapat suara terdapat suara
tekan tekan tambahan tambahan
8. Sistem GI.Trac Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan dan keluhan dan keluhan dan keluhan dan
bunyi bising bunyi bising bunyi bising bunyi bising
usus normal usus normal usus normal usus normal
ANALISA DATA :
DO :
An.N tampak seperti
malas- malasan dan uring-uringan
Ny.P tampak menyesal saat
dilakukan pengkajian
2. DS : Kurang Ketidakmampuan
dapat
Menonjolnya masalah
2
4 Skala: Masalah berat, harus segera ditangani 1
1
Ada masalah, tetapi tidak perlu
0
ditangani
Masalah tidak dirasakan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga Tn.H dengan anak usia sekolah
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.
2. Ketidakberdayaan An.N mengerjakan tugas sekolah pada keluarga Tn.H dengan ahap
perkembangan keluarga usia sekolah berhubungan dengan disfungsi tugas perkembangan
keluarga pada anak usia sekolah.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No.
Hari/ Tgl Tujuan Kriteria Standar Inervensi
Dx
1. Sabtu, 23 Tujuan Umum : Pengetahuan Keluarga Bina hubungan
November Setelah dilakukan dapat saling percaya
2018 kunjungan rumah memahami dengan keluarga
keluarga diharapkan tugas Kaji tingkat
keluarga mampu perkembanga pengetahuan
memahami tentang n pada usia keluarga
tugas anak sekolah tentang tugas
perkembangan perkembangan
keluarga anak usia keluarga
sekolah dengan anak usia
sekolah
Tujuan Khusus :
Jelaskan
Keluarga
pada keluarga
tentang tugas
mampu mengetahui
perkembangan
tugas
keluarga
perkembangan pada
dengan
anak usia sekolah
anak usia sekolah
2. Minggu, Tujuan Umum : Pengetahuan Anak mampu Kaji apa
24 Setelah dilakukan mengerjakan penyebab
November kunjungan tugas terjadinya
2018 rumah sekolah masalah
diharapkan perilaku sesuai Diskusikan
kesehatan kepada keluarga
ancaman tahap apa yang menjadi
berkurang perkembang kendala utama
an yang
Tujuan Khusus : dirasakan
Anak Keluarga keluarga hingga
mampu untuk sanggup permasalahan
mengerjakan untuk bisa muncul
tugas sekolah menjalankan
Bantu
Orang fungsi
keluarga dengan
tua memiliki mendiskusikan
waktu untuk dan peran
kepada
menemani anak masing-
keluarga tentang
belajar masing
cara untuk
dalam tahap
menejemen waktu
perkembanga
agar
n keluarga
kebutuhan
akan
perhatian
tercukupi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir dari masa kanak-kanak sejak usia 6
tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat
mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini ialah mensosialisasikan anak-anak,
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman
sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan dan memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
Adapun pengkajian yang dilakukan pada keluarga dengan anak usia sekolah adalah
meliputi: Identitas, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, Struktur
keluarga, fungsi keluarga, penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan
keluarga, identitas anak, riwayat kehamilan sampai kelahiran, riwayat kesehatan bayi
sampai saat ini, kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari), pertumbuhan
dan perkembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah dicapai), dan
pemeriksaan fisik.