Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

ANAK USIA SEKOLAH

Oleh kelompok:

1. Dan faqih
2. Deli indah lestari
3. Era sasmita
4. Erika dwi safitri

PROFESI NERS
STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
GENGGONG PADJARAKAN-PROBOLINGGO
2022-2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi interaksi antara
anak dan orang tuanya (Padila,2012). Sedangkan menurut Friedman (2010) keluarga
adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
Menurut Duval (1985) dalam (Setiadi, 2008), menyebutkan bahwa keluarga memiliki
tahap perkembangan menjadi delapan adalah sebagai berikut: keluarga dengan
pasangan baru (Berganning Family), keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child
Bearing), keluarga dengan anak prasekolah, keluarga dengan anak usia sekolah (6 – 13
tahun), keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun), keluarga dengan anak dewasa (anak
1 meninggalkan rumah), keluarga usia pertengahan (Midle Age Family), dan keluarga
dengan lansia.
Tahap perkembangan keluarga mempunyai tugas perkembangannya masing-
masing, salah satunya adalah tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
Tahap ini mulai saat kelahiran anak pertama berusia 6 tahun dan berakhir saat anak
berusia 12 tahun. (Patmonodewo, 2008).
Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik
dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Menurut UU No. 4 tahun 1979
tentang Kesejahteraan Anak, yang dimaksud anak adalah seseorang yang belum
mencapai umur 21 tahun dan belum pernah menikah. Saat ini yang disebut anak bukan
lagi yang berumur 21 tahun, tetapi berumur 18 tahun, seperti yang ditulis Hurlock (1980)
masa dewasa dini dimulai umur 18 tahun.
Meskipun demikian, anak masih dikelompokkan lagi menjadi tiga sesuai dengan
kelompok usia, yaitu: usia 2-5 tahun disebut usia prasekolah; usia 6-12 tahun sisebut usia
sekolah; dan usia 13-18 tahun disebut usia remaja. Anak usia sekolah dapat disebut
sebagai akhir dari masa kanak-kanak sejak usia 6 tahun atau masuk sekolah dasar
kelas satu,
ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian
sosial anak.
Selama pertengahan tahun masa kanak-kanak ini, dasar-dasar untuk peran dewasa
dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Langkah perkembangan selama
anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial.
Selama masa ini anak menjadi lebih baiak dalam berbagai hal; misalnya, mereka dapat
berlari lebih cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.
Sekolah dan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan
penyesuaian dengan orang tua dan anak, anak harus belajar menghadapi peraturan dan
harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman sebaya. Orang tua harus membiarkan
anak- anak membuat keputusan menerima tanggung jawab dan belajar dari pengalaman
kehidupan.
Saat anak melalui penyesuaian ini, perawat membantu meningkatkan
kesehatannya. Hal ini dilakukan dengan membantu orang tua dan anak mengidentifikasi
stresor potensial dan merancang intervensi untuk meminimalkan stres dan respons stres
anak. Intervensi melibatkan orang tua, anak dan guru untuk mencapai keberhasilan yang
maksimal.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan keluarga pada
tahap perkembangan usia anak sekolah.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mampu memahami tentang konsep tugas perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.
b. Agar mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan yang diberikan
pada keluarga dengan anak usia sekolah.

C. Rumusan Masalah
Bagaimana mahasiswa mengetahui gambaran asuhan keperawatan keluarga pada
tahap perkembangan usia anak sekolah?
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah
dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12
tahun. Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam
ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik
dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai
perkembangan kecakapan dan daya tahannya.

B. Perkembangan Usia Sekolah


1. Perkembangan Biologis
Saat umur sampai 12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi
badan dan meningkat 2-3 kg per tahun untuk berat badan. Selama usia tersebut,
anak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak laki-laki
cenderung gemuk. Pada usia ini, pembentukan jaringan lemak lebih cepat
perkembangannya daripada otot.
2. Perkembangan Psikososial
Menurut Freud, perkembangan psikososialnya digolongkan dalam fase laten,
yaitu ketika anak berada dalam fase oidipus yang terjadi pada masa prasekolah dan
mencintai seseorang. Dalam tahap ini, anak cenderung membina hubungan yang erat
atau akrab dengan teman sebaya, juga banyak bertanya tentang gambar seks yang
dilihat dan dieksploitasi sendiri melalui media. Menurut Erikson, perkembangan
psikososialnya berada dalam tahap industri vs inferior. Dalam tahap ini, anak mampu
melakukan atau menguasai keterampilan yang bersifat teknologi dan sosial, memiliki
keinginan untuk mandiri, dan berupaya menyelesaikan tugas. Inilah yang merupakan
tahap industri. Bila tugas tersebut tidak dapat dilakukan, anak akan menjadi inferior.
3. Temperamen
Sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting
dalam perilakunya pada masa ini. Pola perilakunya menunjukkan anak mudah
bereaksi
terhadap situasi yang baru. Pada usia ini, sifat temperamental sering muncul
sehingga peran orang tua dan guru sangat besar untuk mengendalikannya.
4. Perkembangan Kognitif
Menurut Plaget, usia ini berada dalam tahap operasional konkret, yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini
kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki
kemampuan belajar dari benda, situasi, dan pengalaman yang dijumpainya.
5. Perkembangan Moral
Masa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya dikategorikan oleh Kohlberg
berada dalam tahap konvensional. Pada tahap ini, anak mulai belajar tentang
peraturan-peraturan yang berlaku, menerima peraturan, dan merasa bersalah bila
tidak sesuai dengan aturan yang telah diterimanya.
6. Perkembangan Spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkret atau nyata
daripada belajar tentang “God”. Mereka mulai tertarik terhadap surga dan neraka
sehingga cenderung melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk
neraka.
7. Perkembangan Bahasa
Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari berbagai
pelajaran di sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan pengucapan
mengalami penurunan karena selama mencari pengalaman anak telah mendengar
pengucapan yang benar sehingga mampu mengucapkannya dengan benar.
8. Perkembangan Sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yang ditandai
dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan
yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.
9. Perkembangan Seksual
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-teman terlebih guru
dan pelajaran di sekolah. Anak mulai berupaya menyesuaikan penampilan, pakaian,
dan bahkan gerak-gerik sesuai dengan peran seksnya. Kecenderungan pada usia
ini,
anak mengembangkan minat-minat yang sesuai dengan dirinya. Disini, peran
orang tua sangat penting untuk mempersiapkan anak menjelang pubertas.
10. Perkembangan Konsep Diri
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan
orang tua, saudara, dan sanak keluarga lain. Saat usia ini, anak-anak membentuk
konsep diri ideal, seperti dalam tokoh-tokoh sejarah, cerita khayal, sandiwara, film,
tokoh nasional atau dunia yang dikagumi, untuk membangun ego ideal yang menurut
Van den Daele berfungsi sebagai standar perilaku umum yang diinternalisasi.

C. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

Tahap Siklus Kehidupan Keluarga Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga


 Mensosialisasikan anak-anak, termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman
sebaya yang sehat.
Keluarga dengan anak usia sekolah
 Mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan.
 Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota
keluarga

Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)

D. Masalah Anak Usia Sekolah


1. Bahaya Fisik
a. Penyakit
1) Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya
2) Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan kebersihan diri
b. Kegemukan
Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :
1) Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan
untuk keberhasilan social
2) Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga anak menjadi
rendah diri
c. Kecelakaan
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering dianggap
sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan bahayanya bagi
psikologisnya sehingga anak merasa takut dan hal ini dapat berkembang menjadi
rasa malu yang akan mempengaruhi hubungan sosial
d. Kecanggungan
Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila
muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri
e. Kesederhanaan
Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa memandangnya
sebagai perilaku kurang menarik sehingga anak menafsirkannya sebagai penolakan
yang dapat mempengaruhi konsep diri anak
2. Bahaya Psikologis
a. Bahaya dalam berbicara
Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak-anak
usia sekolah yaitu :
1) Kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan
menghambat komunikasi dengan orang lain.
2) Kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan membuat anak
jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu saja.
3) Anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan dilingkungan
sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah
merasa bahwa ia berbeda.
4) Pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan orang lain,
membual akan ditentang oleh temannya.
b. Bahaya emosi
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi yang
kurang menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih sangat kuat
sehingga kurang disenangi orang lain
c. Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan
kesempatan untuk mempelajari permainandan olah raga untuk menjadi anggota
kelompok, anak dilarang berkhayal, dilarang melakukan kegiatan kreatif dan
bermain akan menjadi anak penurut yang kaku.
d. Bahaya dalam konsep diri
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas
terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lainbila konsep
sosialnya didasarkan pada pelbagai stereotip, anak cenderung berprasangka dan
bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain. Karena konsepnya
berbobot emosi dan cenderung menetap serta terus menerus akan memberikan
pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak
e. Bahaya moral
Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-anak :
1) Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau
berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar dan salah yang tidak
sesuai dengan kode orang dewasa
2) Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku
3) Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya
dilakukan
4) Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak
5) Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan
sehingga menjadi perilaku kebiasaan
6) Tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah
f. Bahaya yang menyangkut minat
Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :
1) Tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya
2) Mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai bagi
dirinya, misal kesehatan dan sekolah
g. Bahaya hubungan keluarga
Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :
1) Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai peran orang
tua dan merasa bahwa waktu, usaha dan uang dihabiskan oleh anak cenderung
mempunyai hubungan yang buruk dengan anak-anaknya
2) Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam
melaksanakan tugas sekolah dan harapan-harapan orang tua maka orang tua
sering mengkritik, memarahi dan bahkan menghukum anak
3) Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar dan disiplin
lunak pada keluarga kecil yang keduanya menimbulkan pertentangan dirumah
dan meyebabkan kebencian pada anak. Disiplin yang demokratis biasanya
menghasilkan hubungan keluarga yang baik.
4) Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya lebih buruk
dari temannya maka anak sering menyalahkan orang tua dan orang tua
cenderung membenci hal itu
5) Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah mempengaruhi
persaan anak dan bila ibu seorang karyawan sikap terhadap ibu diwarnai oleh
pandangan teman-temannya mengenai wanita karier dan oleh banyaknya beban
yang harus dilakukan di rumah.
6) Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai dengan harapan
idealnya anak, anak cenderung bersikap kritis dan membandingkan orang tuanya
dengan orang tua teman-temannya.
7) Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya pilih kasih
terhadap saudara-saudaranya maka anak akan menentang orang tua dan
saudara yang dianggap kesayangan orang tua
8) Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak menyukai sikap
sanak keluarga yang terlalu memerintah atau terlalu tua dan orang tua akan
memarahi anak serta sanak keluarga membenci sikap sianak
9) Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena teringat orang tua
kandung yang tidak serumah akan memperlihatkan sikap kritis, negativitas dan
perilaku yang sulit.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. IDENTITAS UMUM KELUARGA


1. Identitas Kepala Keluarga :

Nama : Tn.H Pendidikan : SMA


Umur : 40 tahun Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Alamat : Dasan Agung, Ampenan
Suku : Sasak Nomor Telpon : 082340802807

2. Komposisi Keluarga :

No Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan


1. Tn. H L 40 tahun Suami/KK Wiraswasta SMA
2. Ny. P P 35 tahun Istri/Ibu Wiraswasta SMA
3. An. N P 6 tahun Anak Pelajar SD
4. An. M P 1 tahun Anak - -

3. Genogram :
X X X X

K
Ket : = Laki-Laki = Laki-Laki sudah meninggal
X

= Perempuan X = Perempuan sudah meninggal

K
= Klien = Tinggal serumah

Penjelasan : Tn.H memiliki 5 orang saudara, dimana kakak tertua dan kakak kedua perempuan
dan Tn.H merupakan anak ketiga yang memiliki tiga orang adik, adik pertama laki-laki dan telah
meninggal dunia, adik kedua dan terakhir perempuan, dan kedua orang tua Tn.H telah
meninggal dunia. Tn.H menikah dengan Ny.P yang memiliki 4 orang saudara, dimana Ny.P
merupakan anak tertua yang memiliki tiga orang adik perempuan dan seorang adik laki-laki,
kedua orang tua Ny.P pun telah meninggal dunia. Dari pernikahannya Tn.H dan Ny.P dikarunia
2 orang anak perempuan dan masih tinggal bersama disatu rumah.

4. Type Keluarga :
a. Jenis type keluarga : The Nuclear Family (Keluarga inti)
Keluarga Tn.H termasuk kedalam jenis type keluarga the
nuclear family (keluarga inti), karena terdiri dari Tn.H sebagai
KK, Ny.P sebagai istri/ ibu serta terdapat kedua anaknya.
b. Masalah yang terjadi dengan type tersebut :
Keluarga saat ini belum bisa sepenuhnya mengajarkan anak bagaimana cara
bersosialisasi dengan lingkungan dan membantu anak dalam menyelesaikan tugas
sekolahnya.

5. Suku Bangsa :
a. Asal suku bangsa : Tn.H dan Ny.P sama-sama dari suku sasak. Mereka bisa
menerima kebiasaan mereka satu sama laindan mempunyai kebiasaan yang hampir
sama jadi tidak terdapat perbedaan yang erlalu mencolok untuk memicu
perselisihan.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan :
Tradisi pemberian nasi papah, menjadi media penyebaran penyakit antara si
ibu dengan bayi, dimana jika seorang ibu menderita penyakit infeksi menular
tertentu
yang berhubungan dengan gigi dan mulut serta pernafasan maka akan sangat
mudah untuk ditularkan pada bayinya. Dari segi kebersihan dan keamanan pangan
nasi papah bisa menularkan penyakit yang diderita ibu ke anaknya melalui air liur,
sedangkan dari segi kuantitas dan kualitas nilai gizi jelas akan merugikan
bayi, karena ibu yang akan mendapatkan sari makanan sedangkan bayi akan
mendapat ampasnya saja. Namun keluarga Tn.H tidak pernah melakukan tradisi ini
kepada kedua anaknya, hanya tetangga disekitar tempat tinggal Tn.H saja itupun
tidak keseluruhannya hanya seberapa yang masih kental dengan tradisi sasak.

6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :


Semua anggota keluarga Tn.H beragama islam, Tn.H dan Ny.P selalu berusaha
untuk memnuhi shalat 5 waktu da mereka selalu berjamaah di rumah dengan An.N
yang sebelumnya sudah di masukkan ke TPA untuk belajar agama, seperti shalat dan
baca tulis Al-Quran, kecuali jika Tn.H dan Ny.P sedang bekerja maka mereka akan
melakukan shala sendiri-sendiri di tempat kerja.

7. Status Sosial Ekonomi Keluarga:


a. Anggota keluarga yang mencari nafkah :
Yang mencari nafkah dikeluarga Tn.H adalah Tn.H dan Ny. P yang sama-
sama memiliki pekerjaan sebaga wiraswasta.
b. Penghasilan :
Penghasilan keluarga Tn.H kurang lebih Rp. 1.500.000 – Rp. 3.000.000/
bulannya yang diperoleh oleh Tn.H dan Ny.P sebagai wiraswasta.
c. Upaya lain :
Keluarga Tn.H tidak ada memiliki upaya lain dalam memenuhi status
sosial ekonominya selain bekerja sebagai wiraswasta.

d. Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) :


Dirumahnya Tn.H memiliki perabotan (TV, kulkas, kipas angin, mesin cuci),
sepedah dan 2 buah sepedah motor.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan :
Kebutuhan yang dikeluarkan Tn.H sudah termasuk untuk kebutuhan makan
sehari-hari, bayar air, bayar listrik, jajan anak dan juga untuk pembayaran sekolah
An.N.

8. Aktivitas Rekreasi Keluarga :


Keluarga Tn.H biasa pergi rekreasi bersama-sama saat hari libur, biasanya Tn.H
mengajak keluarganya berekreasi ke pantai, biasanya juga mengajak keluarganya
pergi berkunjung kerumah neneknya.
Kalau dirumah keluarga Tn.H biasa menghabiskan waktu luang untuk menonton
televisi bersama sambil bercanda.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :
Keluarga Tn.H berada dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah. Dimana Tn.H dan Ny.P memiliki dua orang anak yang tertua berumur 6 tahun
yang baru masuk SD dan anak yang satu masih berumur 1 tahun.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalnya :


Saat ini keluarga Tn.H dan Ny.P sebagai keluarga yang memiliki seorang anak
yang baru saja masuk SD belum tahu bagaimana cara yang tepat dalam mengajarkan
anak bergaul, karena Ny.P selalu khawatir jika anaknya ingin bermain diluar rumah,
dan Tn.H serta Ny.P juga jarang memiliki waktu untuk membantu anak dalam
mengerjakan PR dari sekolah, karena waktu kerja mereka yang padat, kadang anak
dititipkan dirumah tetangga yang sudah dianggap sebagai keluarga, begitupun juga
dengan anak yang berumur 1 tahun yang selalu dititipkan ditetangga.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti :


a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Saat ini keluarga Tn.H dalam keadaan sehat dan tidak ada anggota
keluarga yang sedang menderita sakit berat. Penyakit yang sering diderita oleh
keluarga Tn.H
adalah paling karena batuk pilek, flu, atau pusing kepala biasa. Tidak ada anggota
keluarga yang cacat.
b. Riwayat penyakit keturunan :
Dari pihak suami, Tn.H tidak memiliki sakit berat yang memerlukan perawatan
di Rumah Sakit ataupun perawatan dirumah yang lama, begitupun juga dengan
Ny.P.dari riwayat kesehatan Tn. H tidak ada yang memiliki penyakit kronis, penyakit
keturunan maupun penyakit menular.
c. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :

Status Imunisasi
No Nama Umur BB Keadaan Ket.
DPT Polio Hepatitis
Kesehata BCG Campak
I II III I II III IV I II III
n
1. Tn.H 40 th 55 Sehat v v - - v - - - v - - -
2. Ny.P 35 th 47 Sehat v v - - v - - - v - - -
3. An.N 6 th 22 Sehat v v v v v v v v v v v v
4. An.M 1 th 12 Sehat v v V v v v v v v v v v

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :


Menurut Ny.P apabila ada salah satu anggota keluarga sakit maka mereka
langsng berobat kedokter, selain tempat praktek dokter yang tidak jauh, juga jarak
rumah sakit yang tidak jauh. Ini dilakuakan apabila sakit lebih dari 3 hari dan apabila
tidak ada perubahan setelah memium obat yang dibeli diwarung/ apotek.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:


Dari pengakuan keluarga Tn.H tidak ada anggota keluarga yang mengalami
sakit berat, penyakit menular dan penyakit keturunan.
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
a. Luas rumah :
Ukuran rumah Tn.H memiliki ukuran dengan luas 8 x 7 meter.
b. Type rumah :
Type rumah Tn.H adalah permanen, yang berlantai keramik, berdinding
tembok, dan beratap genting.
c. Kepemilikan :
Rumah yang dimiliki/ ditempati oleh keluarga Tn.H adalah rumah atas
kepemilikan sendiri atau milik pribadi.
d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan :
Didalam rumah Tn.H terdapat 2 kamar tidur, yang dimana 1 kamar tidur utama
dan 1 kamar tidur untuk anak. Terdapat 1 kamar mandi. Terdapat sebuah dapur
yang sekaligus sebagai ruang makan. Sisanya digunakan sebagai ruang keluarga
dan ruang tamu serta untuk teras didepannya.
e. Ventilasi/jendela :
Setiap ruangan dirumah Tn.H memiliki jendela yang disertakan dengan
ventilasi, kecuali kamar mandi yang tidak memiliki jendela hanya memiliki lubang
angin kecil. Setiap jendela diruangan selalu dibuka setiap pagi dan ditutup kembali
saat menjelang petang/ sore. Dirumah Tn.H terdapat 8 ventilasi.
f. Pemanfaatan ruangan :
Masing-masing ruangan sudah memiliki manfaat masing-masing dirumah
Tn.H, kamar tidur digunakan untuk tidur/ beristirahat, 1 kamar tidur utama
digunakan oleh Tn.H dan Ny.P serta An.M. 1 kamar tidur digunakan oleh An.N.
Kamar mandi digunakan untuk mandi, buang air dan sebagai tempat mencuci.
Dapur digunakan sebagai tempat untuk memasak sekaligus digunakan sebagai
tempat untuk makan. Ruang keluarga dimanfaatkan oleh keluarga Tn.H sebagai
tempat berkumpul jika ada waktu dan sebagai tempat untuk menonton TV. Adapun
ruang tamu yang digunakan sebagai tempat menerima tamu serta ada teras
sebagai tempat untuk bersantai.
g. Septic tank :
Dirumah Tn.H ada memiliki septic tank yang terletak dibelakang rumah
dengan jarak 1,5 m dari rumah dengan kondisi septic tank tertutup.
h. Sumber air minum :
Keluarga Tn.H biasa menggunakan air galon yang dibeli dari toko penyedia
minuman isi ulang sebagai sumber air minumnya atau biasa meminum air yang
direbus dari sumber air PDAM.
i. Kamar mandi/WC :
Kamar mandi dirumah Tn.H dalam kondisi bersih dan tidak licin,
penampungan air yang digunakan adalah bak yang tertutup yang dikuras setiap 1 x
seminggu. Toilet yang digunakan adalah toilet leher angsa/ toilet duduk.
j. Sampah :
Sampah yang ada disekitar rumah Tn.H berasal dari dedaunan pohon yang
ada dihalaman depan rumah dan ada juga dari limbah RT dari sisa bungkusan
makanan dan botol-botol bekas. Semua sampah dan limbah RT dimasukkan
kedalam karung dan setiap hari diangkut oleh petugas kebersihan.
k. Kebersihan lingkungan :
Keadaan rumah Tn.H tampak bersih baik didalam rumah maupun diluar
rumah/ halaman, rumah Tn.H selalu dibersihkan/ disapu.
l. Denah rumah : ST

1,5 m
U
Kamar mandi

Ruang Keluarga
B T

Dapur dan Ruang makan S

Kamar An

Kamar tidur utama Ruang Tamu

Teras
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a. Kebiasaan :
Tetangga sekitar memiliki kebiasaan untuk mengikuti pengajian dimasjid,
mengadakan arisan RT, apabila ada tetangga yang sakit mereka akan saling
membesuk dan membantu, setiap minggu para ibu-ibu wajib membersihkan rumah
masing-masing sedangkan para bapak-bapak bergotong royong untuk
membersihkan masjid.
b. Aturan/kesepakatan :
Setiap ada masalah yang terjadi wajib melaporkan kepada ketua RT untuk
mencari solusi penyelesainnya, dilarang membuat keributan/ kericuhan diatas
jam
22.00 WITA, setiap malam harus ada yang beronda sesuai jadwal yang telah
ditentukan, setiap hari minggu pagi wajib membersihkan lingkungan rumah masing-
masing dan melakukan gotong royong membersihkan masjid, serta apabila ada
kerabat atau teman yang menginap harus lapor ketua RT/RW.
c. Budaya :
Tetangga yang tinggal disekitar rumah Tn.H masih banyak yang memegang
erat budayanya, mengadakan kegiatan/ acara harus sesuai dengan budaya yang
masih kental yang selalu diterapkan.

3. Mobilitas Geografis Keluarga :


Saat Tn.H menikah dengan istrinya, Tn.H masih tinggal bersama keluarga
istrinya namun sejak sang istri mengandung anak pertama Tn.H dan istrinya pindah
kerumah yang dibangunnya sendiri sampai sekarang dan tidak pernah pindah lagi.

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :


Perkumpulan dimasyarakat memang banyak manfaatnya selain berkumpul
bersama juga bisa menjalin hubungan tali silaturahmi yang lebih erat. Keluarga Tn.H
juga berinteraksi baik dengan masyarakat di sekitar dengan mengikuti berbagai
kegiatan yang diadakan warga setempat seperti pengajian, arisan dan gotong royong.
Keluarga Tn.H tidak memiliki perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan
biasanya berkumpul hanya di waktu tertentu seperti lebaran.
5. System Pendudukung Keluarga :
Keluarga Tn.H memiliki fasilitas kesehatan seperti tempat tidur, sumber air
bersih, sepedah dan motor sebagai alat transportasi. Fasilitas layanan kesehatan
di wilayah keluarga Tn.H berupa pustu, puskesmas, bidan desa, posyandu balita.
Jarak fasilitas kesehatan terdekat kurang dari 1 m dan dapat dijangkau dengan naik
sepedah atau motor. Keluarga Tn.H menggunakan fasilitas kesehatan tersebut dan
yang sering digunakan ialah puskesmas dan bidan desa.

D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola/cara Komunikasi Keluarga :
Keluarga Tn.H selalu menjaga komunikasi yang baik dengan anak-anaknya, saat
Tn.H tidak berada dirumah komunikasi dapat dilakukan dengan saluran telepon untuk
saling memberi kabar dan bertukar cerita. Komunikasi yang digunakan dalam keluarga
dan dengan masyarakat adalah bahasa sasak dan biasanya juga bahasa Indonesia.
2. Struktur Kekuatan Keluarga :
Keluarga Tn.H mengatakan cara menjaga hubungan baik dengan keluarga
adalah dengan musyawarah jika ada masalah, keluarga mengatakan pengambilan
keputusan dilakukan oleh kepala keluarga yaitu Tn.H, namun sebelumnya
dimusyawarahkan dan anggota keluarga ikut adil dalam menyelesaikan masalah.
Masalah dalam keluarga adalah tanggung jawab semua anggota keluarga. Keluarga
Tn.H selalu menasehati anaknya jika ada melakukan kesalahan dan kebiasaan yang
mempengaruhi masalah kesehatan.

3. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga) :


Tn.H sebagai kepala keluarga, orang tua, suami dan tulang punggung keluarga.
Ny.P sebagai ibu, sebagai orang tua, sebagai istri dan mengatur keuangan keluarga
sedangkan An.N dan An.M sebagai anak dan anggota keluarga.

4. Nilai dan Norma Keluarga :


Sebagai bagian dari masyarakat sasak dan mayoritas beragama islam keluarga
Tn.H memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap
orang
tua, suami terhadap istri. Selama ini biasanya keluarga makan bersama jika ada
waktu tetapi biasanya kedua anaknya sudah tidur saat Tn.H dan Ny.P pulang kerja.

E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif :
Hubungan antara sesama anggota keluarga baik, saling mendukung dan
mengingatkan, masing-masing anggota keluarga saling menyayangi dan saling
perhatian. Bila ada anggota keluarga yang sakit ringan segera diberi obat dan jika tidak
lekas sembuh segera dibawa ke puskesmas atau petugas kesehatan terdekat lainnya
serta merawat dengan penuh kasih sayang. Tetapi keluarga Tn.H belum bisa membagi
waktu untuk peran sebagai orang tua anak usia sekolah.

2. Fungsi sosialisasi :
a. Kerukunan hidup dalam keluarga :
Tn.H selalu mengajarkan anaknya untuk selalu hidup rukun, ketika ada
masalah lebih baik dibicarakan, tidak disimpan sendiri/ didiamkan agar kerukunan
dalam keluarga selalu terbina.
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga :
Tn.H mengajarkan anaknya untuk menghargai, menghormati orangtua dan
mengasihi kepada sesama keluarga dan berperilaku baik dan sopan ketika dirumah
dan dimasyarakat. Tetapi Ny.P sering mendapat laporan dari sekolah maupun
tempat TPA kalau An.N kurang aktif dan terlihat takut jika bermain bersama teman-
temannya.
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :
Yang selalu mengambil keputusan akhir setelah musyawarah selalu dilakukan
oleh Tn.H karena berperan sebagai kepala keluarga yang memiliki tanggung jawab
besar terhadap keluarganya.
d. Kegiatan keluarga waktu senggang :
Jika ada waktu senggang keluarga Tn.H selalu menghabiskan waktu untuk
mengobrol, menonton TV, makan bersama, atau juga biasa digunakan untuk
istirahat.
e. Partisipasi dalam kegiatan social :
Keluarga Tn.H sering berpartisipasi dalam kegiatan pengajian, arisan, gotong
royong, lomba-lomba dan bermusyawarah.

3. Fungsi perawatan kesehatan :


a. Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan keluarganya:
Menurut Ny.P keluarga jarang terkena sakit yang parah, hanya saja biasa
terjadi masalah flu, batuk, pilek biasa dan kelelahan saja yang dialami oleh
keluarga.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat:
Apabila ada anggota keluarga yang sakit keluarga mecoba pengobatan atau
membawa ke layanan kesehatan terdekat yaitu puskesmas atau layanan kesehatan
lainnya dan minum vitamin juga susu untuk mengatasi lelah.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Keluarga Tn.H mengatakan selalu berusaha menjaga kesehatan, saat ada
anggota keluarga yang sakit segera berobat dan dirawat dengan penuh kasih
sayang agar segera sembuh.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Keluarga membersihakan rumah setiap hari, menyapu halaman rumah jika
sudah terlihat kotor, menyikat lantai kamar mandi agar tidak licin, besih dan terawat.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat:
Keluarga mengatakan selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke
bidan desa atau mentri jika sakit yang tidak kunjung sembuh. Biasanya juga
langsung memeriksakannya langsung ke puskesmas atau ke pelayanan kesehatan
lainnya.

4. Fungsi reproduksi :
a. Perencanaan jumlah anak :
Tn.H dan Ny.P tidak pernah merencanakan jumlah anak sejak mereka
menikah, hanya menerima saja seberapa yang diberikan oleh Allah SWT untuk
rezeki yang dititipkan kepadanya.
b. Akseptor : Ya,
Ny.P menggunakan alat kontrasepsi pil dan suntik untuk menjaga jarak
kehamilan dan mengontrol terjadinya kehamilan mendadak.
c. Keterangan lain :
Tidak ada penjelasan lain pada fungsi reproduksi pada keluarga Tn.H.

5. Fungsi ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan :
Ny.P mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga.
b. Pemanfaatan sumber di msyarakat :
Keluarga Tn.H tidak begitu memanfaatkan sumber-sumber yang
ada dimasyarakat karena Tn.H masih bisa memenuhi kebutuhan
keluarganya.

F. STRES DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor jangka pendek :
Keluarga Tn.H tidak ada pemikiran yang mengganggu selama 6 bulan terakhir.
Tetapi yang jadi stressor adalah takut jika anak-anak sering ditinggal takut akan salah
pergaulan. Dan An.N juga sering mengatakan susah mengerjakan tugas sekolah, dan
tidak bisa menyelesaiaknya.
2. Stressor jangka panjang :
Ny.P mengatakan takut jika masalah ini berlarut larut akan membuat anak-anak
mereka merasa tidak disayang oleh kedua orang tuanya.
3. Respon keluarga terhadap stressor :
Keluarga Tn.H mengatakan saat ini hanya bisa berdoa dan berusaha untuk
mewujudkan keinginan, keluarga selalu mementingkan keinginan anak-anaknya,
selalu berusaha memecahkan masalah bersama-sama dengan diskusi dan melibatkan
semua anggota keluarga.
4. Strategi koping :
Untuk menghadapi stressor Ny.P lebih banyak bertanya pada guru An.N
bagaimana perkembangan anaknya dan selalu meminta bantuan tetangga agar
melihatkan anaknya dan menghubunginya jika terjadi apa-apa pada anaknya ketika dia
sedang bekerja.
5. Strategi adaptasi disfungsional :
Keluarga Tn.H tidak pernah menggunakan kekerasan apabila ada masalah,
selalu berusaha agar tidak marah untuk menyelesaikan masalah dan selalu
musyawarah untuk mencapai mufakat.

G. KEADAAN GIZI KELUARGA


Pemenuhan gizi :
Keadaan gizi keluarga Tn.H bisa dikatakan sudah lebih dari cukup karena makanan
yang dikonsumsi oleh keluarga Tn.H sudah masuk dalam kategori sebagai makanan
dengan gizi seimbang. Biasanya Ny.P selalu memasak sayur dan lauk-pauk serta
menyukai makanan yang pedas dan ayam goreng kesukaan An.N.

H. HARAPAN KELUARGA
1. Terhadap masalah kesehatannya :
Keluarga berharap anggota keluarga tidak ada yang sakit dan selalu dalam
keadaan sehat.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada :
Dengan adanya petugas kesehatan keluarga mengharapkan supaya petugas
kesehatan bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat dengan penyuluhan-
penyuluhan seperti saat ini diharapkan dapat membantu dirinya mempersiapkan
bagaimana sebenarnya untuk mendidik anaknya agar bisa bersosialisasi dengan
lingkungannya.
I. PEMERIKSAAN FISIK

Nama anggota
No Variabel keluarga
Tn. H Ny. P An. N An. M
1. Riwayat penyakit Tidak sedang Tidak ada Saat ini An.N Saat ini An.M
saat ini sakit (sehat) riwayat sakit, tidak memiliki tidak juga
hanya sebatas riwayat memiliki
pusing penyakit riwayat
apapun penyakit
apapun

2. Keluhan yang Tidak ada Merasakan Tidak Tidak


dirasakan keluhan sedikit pusing ada ada
apapun dikepala keluhan keluhan
bagian
kiri
3. Tanda & gejala Tidak terdapat Lemas, lelah, Tidak terdapat Tidak terdapat
tanda dan gejala lesu tanda dan tanda dan
apapun yang gejala apapun gejala apapun
menunjukkan yang yang
adanya menunjukkan menunjukkan
gangguan/ sakit adanya adanya
gangguan gangguan

4. Riwayat penyakit Tidak ada Tidak ada Pernah Pernah


sebelumnya riwayat penyakit riwayat penyakit mengalami mengalami
pada pada batuk, pilek, demam biasa
sebelumnya sebelumnya demam dan flu
biasa
5. Tanda-tanda vital  TD : 120/80  TD : 110/70  RR : 28x/m  RR : 35x/m
mmHg mmHg  N : 90x/m  N : 100x/m
 RR : 22x/m  RR : 20x/m  S : 36,50C  S : 36,20C
 N : 80x/m  N : 83x/m
 S : 36,50C  S : 36,00C
6. Sistem I : Bentuk I : Bentuk Suara Suara
Cardiovaskuler simetris tampak simetris tampak pekak, s1 pekak, s1
ictus cordi ictus cordi dan s2 dan s2
P : tidak P : tidak reguler , reguler ,
terdapat terdapat nyeri tampak ictus tampak ictus
nyeri tekan tekan cordi cordi
P : Pekak P : Pekak
A : S1, S2 A : S1, S2
reguler reguler

7. Sistem Respirasi Bunyi vaskuler Bunyi vaskuler Bunyi vaskuler Bunyi vaskuler
dan tidak dan tidak dan tidak dan tidak
terdapat nyeri terdapat nyeri terdapat suara terdapat suara
tekan tekan tambahan tambahan

8. Sistem GI.Trac Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan dan keluhan dan keluhan dan keluhan dan
bunyi bising bunyi bising bunyi bising bunyi bising
usus normal usus normal usus normal usus normal

9. Sistem Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak ada Tidak ada


Persyarafan masalah apapun masalah apapun masalah masalah
10 Sistem Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada Tidak ada
Muskuloskeletal tekandan tidak tekandan tidak nyeri nyeri
ada edema ada edema tekandan tidak tekandan tidak
ada ada
edema edema
11 Sistem Genetalia Tidak terkaji Tidak bisa dikaji Tidak bisa Tidak tergaji
dikaji
TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN

No Daftar Masalah Kesehatan


1 Aktual Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
2 Kurang/ Tidak sehat Kurangnya peran orang tua dalam menemani anak
saat
belajar
3 Defisit -

ANALISA DATA :

No Data Problem Etiologi


1. DS : Ketidakberdayaan Disfungsi

 An.N mengatakan bahwa tidak mengerjakan tugas

bisa mengerjakan pekerjaan perkembangan


rumah yang diberikan guru tugas sekolah keluarga pada
sekolah anak usia

 Ny.P mengatakan tidak pernah sekolah

menemani anak saat belajar

DO :
 An.N tampak seperti
malas- malasan dan uring-uringan
 Ny.P tampak menyesal saat
dilakukan pengkajian

2. DS : Kurang Ketidakmampuan

 Ny.P mengatakan tidak tahu apa- keluarga

apa saja tugas yang harus pengetahuan tentang


dipenuhi untuk keluarganya mengenal masalah
tugas tugas
DO : perkembangan perkembangan
 Saat dilakukan pengkajian Ny.P keluarga dengan keluarga dengan
tampak bingung ketika ditanya anak usia sekolah anak usia sekolah
peran apa yang dilakukannya.
SKORING DIAGNOSE KEPERAWATAN

Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan magiaya (1978)


No Kriteria Skor Bobot
Sifat masalah
3
1 Skala : Tidak/kurang sehat 1
2
Ancaman
1
kesehatan
Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat
2
diubah Skala: Mudah
2 Sebagian 1 2
Tidak 0

dapat

Potensial masalah untuk


3
dicegah Skala : Tinggi
3 1
2
Sebagian
Rendah 1

Menonjolnya masalah
2
4 Skala: Masalah berat, harus segera ditangani 1
1
Ada masalah, tetapi tidak perlu
0
ditangani
Masalah tidak dirasakan

PRORITAS DIAGNOSE KEPERAWATAN KELUARGA


1. Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah berhubungan dengan disfungsi
tugas perkembangan keluarga pada anak usia sekolah.
No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah Sifat masalah ini termasuk situasi
2x1=2
Skala : Ancaman kesehatan mengancam kesehatan, karena
3 3 jika dibiarkan terus menerus
anak akan merasa bahwa dia
gagal dan
tidak seperti teman sebayanya
2 Kemungkinan masalah Karena orang tua sangat
2x2=2
dapat diubah menyesal dengan
2
Skala: Mudah perbuatan mereka
kepada anaknya
3 Potensial masalah untuk Karena orang tua disini
3x1=1
dicegah Skala : Tinggi seharusnya lebih banyak
3 berinteraksi dengan anaknya

4 Menonjolnya masalah Masalah memang perlu


1x1=1
Skala : Ada masalah, tetapi ditangani, tetapimasalah ini tidak
2 2 gawat dan bisa diselesaikan
tidak perlu segera ditangani
dengan
bertahap.
Total skor 4,2
2. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.
No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah Sifat masalah ini termasuk situasi
2x1=2
Skala : Ancaman kesehatan mengancam kesehatan, karena
3 3 jika dibiarkan terus menerus
perkembangan keluarga akan
terhambat

2 Kemungkinan masalah Latar belakang pendidikan Tn.H


2x2=2
dapat diubah dan Ny.P adalah SMA, sehingga
2
Skala: Mudah memudahkan untuk menerima
informasi dan penjelasan

3 Potensial masalah untuk Karena Tn.H dan Ny.P sering


dicegah Skala : Tinggi mengunjungi orang tua dan
3x1=1 keluarga yang
3 sudah
berpengalaman memiliki anak
sehingga keluarga dapat
bertanya
apa yanag seharusnya dilakukan.
4 Menonjolnya masalah Masalah memang perlu
1x1=1
Skala : Ada masalah, tetapi ditangani, tetapi sifat masalah ini
2 2 tidak gawat, dan bisa
tidak perlu segera ditangani
diselesaikan
secara bertahap.
Total skor 4,2

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga Tn.H dengan anak usia sekolah
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.
2. Ketidakberdayaan An.N mengerjakan tugas sekolah pada keluarga Tn.H dengan ahap
perkembangan keluarga usia sekolah berhubungan dengan disfungsi tugas perkembangan
keluarga pada anak usia sekolah.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No.
Hari/ Tgl Tujuan Kriteria Standar Inervensi
Dx
1. Sabtu, 23 Tujuan Umum : Pengetahuan Keluarga  Bina hubungan
November Setelah dilakukan dapat saling percaya
2018 kunjungan rumah memahami dengan keluarga
keluarga diharapkan tugas  Kaji tingkat
keluarga mampu perkembanga pengetahuan
memahami tentang n pada usia keluarga
tugas anak sekolah tentang tugas
perkembangan perkembangan
keluarga anak usia keluarga
sekolah dengan anak usia
sekolah
Tujuan Khusus :
 Jelaskan
Keluarga
pada keluarga
tentang tugas
mampu mengetahui
perkembangan
tugas
keluarga
perkembangan pada
dengan
anak usia sekolah
anak usia sekolah
2. Minggu, Tujuan Umum : Pengetahuan Anak mampu  Kaji apa
24 Setelah dilakukan mengerjakan penyebab
November kunjungan tugas terjadinya
2018 rumah sekolah masalah
diharapkan perilaku sesuai  Diskusikan
kesehatan kepada keluarga
ancaman tahap apa yang menjadi
berkurang perkembang kendala utama
an yang
Tujuan Khusus : dirasakan
 Anak Keluarga keluarga hingga
mampu untuk sanggup permasalahan
mengerjakan untuk bisa muncul
tugas sekolah menjalankan
 Bantu
 Orang fungsi
keluarga dengan
tua memiliki mendiskusikan
waktu untuk dan peran
kepada
menemani anak masing-
keluarga tentang
belajar masing
cara untuk
dalam tahap
menejemen waktu
perkembanga
agar
n keluarga
kebutuhan
akan

perhatian
tercukupi
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir dari masa kanak-kanak sejak usia 6
tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat
mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini ialah mensosialisasikan anak-anak,
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman
sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan dan memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
Adapun pengkajian yang dilakukan pada keluarga dengan anak usia sekolah adalah
meliputi: Identitas, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, Struktur
keluarga, fungsi keluarga, penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan
keluarga, identitas anak, riwayat kehamilan sampai kelahiran, riwayat kesehatan bayi
sampai saat ini, kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari), pertumbuhan
dan perkembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah dicapai), dan
pemeriksaan fisik.

Anda mungkin juga menyukai