Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa perkembangan anak adalah cara anak-anak melanjutkan usahanya untuk
menguasai tugas-tugas dalam perkembangan yang dasarnya telah di letakan pada masa
bayi. Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan tentang perkembangan pada masa
anak-anak. bagaimana perkembangan fisik, perkembangan motorik, perkembangan
bicara, perkembangan emosi, perkembangan sosial dan perkembangan bermain anak-
anak. bagaimana disiplin yang dilakukan pada masa anak, bakat apa saja yang ada pada
anak hingga kenakalan-kenakalan seorang anak dan apa manfaat serta bahaya dari
kenakalan ank-anak tersebut.
Hubungan orang tua ssngat berpengaruh dengan perkembangan seorang anak. apa
saja yang harus para orang tua lakukan pada anak yang sedang emosi, dan bagaimana
caranya orang tua memahami anak. tahap perkembangan anak pun di bagi menjadi
beberapa periode. Di masa anak-anak, mereka mempunyai permasalahan-permasalahan
yang terkadang sulit untuk dipahami. Kepribadiaan anak-anak cenderung aktif dan
memeiliki kreativitas yang sangat tinggi. Selain itu, sifat imajinasinya pun selalu dalam
pikirannya.
Pendidikan pada masa anak-anak harus diperhatikan oleh para orang tua, sedikit
saja lengah anak-anak akan dipertanyakan masa depannya. Pendidikan umum dan
pendidikan agama harus seimbang. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik harus
memikirkan moral, tingkah laku dan sikap yang harus ditumbuhkan dan di bina pada
anak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah proses tumbuh kembang anak pada masa kanak-kanak awal?
2. Bagaimanakah proses tumbuh kembang anak pada masa kanak-kanak akhir?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui proses tumbuh kembang anak pada masa kanak-kanak awal.
2. Untuk mengetahui proses tumbuh kembang anak pada masa kanak-kanak akhir.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Masa Kanak-Kanak Awal


Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang
tepanjang dalam rentang kehidupan, saat dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung
pada orang lain. Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh
ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun sampai saat anak matang secara seksual, kira-
kira tiga belas tahun untuk wanita dan empat belas tahun untuk pria. Setelah anak matang
secara seksual, maka disebut remaja.
Pada saat ini diketahui bahwa masa kanak-kanak harus dibagi lagi menjadi dua periode
yang berbeda antara awal dan akhir masa kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari umur
dua sampai enam tahun dan periode akhir dari enam sampai tiba saatnya anak matang secara
seksual. Dengan demikian awal masa kanak-kanak dimulai sebagai penutup masa bayi, yakni
usia dimana ketegantungan secara praktis sudah dilewati, diganti dengan tumbuhnya
kemandirian dan berakhir di sekitar usia masuk sekolah dasar.
Garis pemisah antara awal adan akhir masa kanak-kanak penting karena dua alasan
berikut. Pertama, pemisahan ini khususnya digunakan untuk anak-anak yang sebelum
mencapai usia wajib belajar diperlakukan sangat berbeda dari anak yang sudah masuk
sekolah. Perlakuan yang diterima anak-anak dan harapan kelompok sosial yang
mempengaruhi perlakuan apa yang akan diberikan menentukan dimana garis pemisah itu
harus ditegaskan.
Alasan kedua mengapa begitu penting garis pemisah antara awal dan akhir masa kanak-
kanak, pada usia enam tahun itu adalah efek dari faktor-faktor sosial, bukan oleh faktor-faktor
fisik. Relatif hanya terdapat sedikit perbedaan dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik
anak-anak antara sebelum dan sesudah usia enam tahun. Misalnya anak-anak usia lima tahun
tidak berbeda secara nyata dari mereka yang berusia tujuh tahun.
2.1.1 Tugas Dalam Perkembangan Pada Awal Masa Kanak-Kanak
Meskipun dasar dari tugas dalam perkembangan yang diharapkan sudah dikuasai
anak sebelum mereka masuk sekolah diletakkan selama masa bayi, tetapi masih banyak
yang harus dipelajari dalam waktu empat tahun, yaitu dalam periode awal masa kanak-
kanak yang relatif singkat.
Pada saat masa bayi berakhir, semua bayi normal telah belajar berjalan meskipun
dalam tingkat kecakapan yang berbeda-beda; telah makan-makanan keras; dan telah

2
mencapai tingkat stabilitas fisiologis yang cukup baik. Tugas pokok dalam belajar
mengendalikan pembuangan kotoran sudah hampir sempurna dan akan sepenuhnya
dikuasai dalam setahun atau dua tahun lagi.
Begitu juga dengan jumlah kosa kata dan pemahamannya masih sangat sedehana
serta akan terus meningkat sesuai dengan perkembangan umurnya. Demikian pula
dengan pengertian benar dan salah. Pengetahuan tentang benar dan salah masih terbatas
pada situasi rumah dan harus diperluas dengan pengertian benar dan salah dalam
hubungannya dengan orang-orang di luar rumah terutama di lingkungan tetangga,
sekolah dan teman bermain.
Lebih penting lagi anak-anak harus meletakkan dasar-dasar untuk hati nurani
sebagai bimbingan untuk perilaku benar dan salah. Hati nurani berfungsi sebagai sumber
motivasi bagi anak-anak untuk melakukan apa yang diketahuinya sebagai hal yang
bilamana mereka sudah terlalu besar untuk selalu diawasi orang tua atau pengganti orang
tua.
Salah satu yang terpenting dan yang bagi banyak anak-anak merupakan tugas
perkembangan yang paling sulit adalah belajar berhubungan secara emosional dengan
orang tua, saudara-saudara kandung, dan orang-orang lain. Hubungan emosional yang
terdapat selama masa bayi harus diganti dengan hubungan yang lebih matang. Alasannya
adalah karena hubungan dengan orang lain dalam amsa bayi berdasarkan pada
ketergantungan bayi pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya, teutama
kebutuhan kasih sayang. Tetapi anak-anak harus belajar memberi dan menerima kasih
sayang. Singkatnya ia harus belajar terikat keluar daripada dirinya sendiri.
2.1.2 Perkembangan Fisik
Pertumbuhan selama masa awal masa kanak-kanak berlangsung lambat
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa bayi. Awal masa kanak-kanak
merupakan masa pertumbuhan yang relatif seimbang meskipun terdapat perbedaan
musim; bulan Juli sampai pertengahan Desember merupakan saat yang terbaik untuk
peningkatan berat badan dan April sampai pertengahan Agustus untuk peningkatan tinggi
tubuh.
Pertambahan tinggi badan setiap tahunnya rata-rata tiga inchi. Pada usia enam
tahun tinggi anak rata-rata 46,8 inchi. Pertambahan berat badan setiap tahunnya rata-rata
tiga sampai lima pon. Pada usia enam tahun berat anak harus kurang lebih tujuh kali
berat pada waktu lahir. Anak perempuan rata-rata beratnya 48,5 pon dan anak laki-laki
49 pon. Perbandingan tubuh sangat berubah dan penampilan bayi sudah tidak tampak

3
lagi. Wajah tetap kecil tetapi dagu tampak lebih jelas dari leher lebih memanjang.
Gumpalan pada bagian-bagian tubuh berangsur-angsur berkurang dan tubuh cenderung
berbentuk kerucut, dengan perut yang rata, dada yang lebih bidang dan rata, dan bahu
lebih luas dan lebih persegi. Lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus, tangan dan
kaki tumbuh lebih besar.
Tingkat pengerasan otot bervariasi pada bagian tubuh mengikuti hukum
perkembangan arah. Otot menjadi lebih besar, lebih kuat dan lebih berat, sehingga anak
tampak lebih kurus meskipun beratnya bertambah. Selama empat sampai enam bulan
pertama dari awal masa kanak-kanak, empat gigi bayi yang terakhir (geraham belakang,
muncul). Selama setengah tahun terakhir gigi bayi mulai tanggal digantikan oleh gigi
tetap. Yang mula-mula lepas adalah gigi bayi yang pertama kali tumbuh yaitu gigi sari
tengah. Bila masa awal kanak-kanak berakhir, pada umumnya bayi memiliki satu atau
dua gigi tetap di depan dan beberapa celah dimana gigi tetap akan muncul.
2.1.3 Kebiasaan Fisiologis
Dalam masa awal kanak-kanak, kebiasaan fisiologis yang dasarnya sudah
diletakkan pada masa bayi menjadi semakin baik. Tidak perlu lagi disediakan makanan
khusus dan anak belajar makan pada waktu-waktu tertentu. Namun nafsu makan anak-
anak tidak sebesar seperti pada masa bayi. Hal ini sebagian disebabkan karena tingkat
pertumbuhan telah menurun dan sebagian karena sekarang ia telah mengembangkan jenis
makanan yang disukai dan yang tidak disukai.
Jumlah tidur yang dibutuhkan sehari-hari berbeda, bergantung pada berbagai faktor
tetentu seperti, banyaknya latihan di siang hari dan macam kegiatan yang dilakukan.
Anak-anak usia tiga tahun tidur sekitar dua belas jam sehari. Tahun-tahun berikutnya
jumlah tidur sehari rata-rata berkurang sekitar setengah jam dari tahun sebelumnya.
Pada usia tiga tahun atau empat tahun anak sudah harus dapat mengendalikan
kantung kemih pada malam hari. Pada saat anak-anak siap masuk sekolah pengendalian
kantung kemih sudah harus sempurna, sehingga sekalipun merasa lelah dan mengalami
ketegangan emosional, anak-anak akan tetap tidak mengompol.
2.1.4 Keterampilan Pada Awal Masa Kanak-Kanak
Keterampilan yang dipelajari anak muda belia bergantung sebagian pada kesiapan
kematangan terutama kesempatan yang diberikan untuk mempelajari dan bimbingan
yang diperoleh dalam menguasai keteampilan ini secara cepat dan efisien. Telah
dilaporkan bahwa anak dari lingkungan yang buruk umumnya lebih cepat dan lebih
banyak menguasai keterampilan dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari

4
lingkungan yang lebih baik. Hal ini tidak disebabkan karena ia lebih cepat melainkan
karena orang tuanya terlampau sibuk sehingga tidak sempat menjaganya terus menerus
bilamana tidak diperlukan lagi.
Meskipun terdapat sejumlah perbedaan, setiap anak-anak umumnya belajar
keterampilan umum tertentu, meskipun saat mempelajarinya agak berbeda dan
kecakapan dalam mempelajarinya juga berbeda. Keterampilan umum ini dibagi menjadi
dua kelompok besar yaitu keterampilan tangan dan keterampilan kaki.
Keterampilan dalam makan dan berpakaian sendiri yang dimulai pada masa bayi
disempurnakan dalam masa kanak-kanak. Kemajuan terbesar dalam keterampilan
berpakaian umumnya antara usia 1,5 dan 3,5 tahun. Menyisir rambut dan mandi
merupakan keteampilan yang mudah dilakukan dalam periode ini. pada saat anak-anak
mencapai usia taman kanak-kanak, mereka sudah harus dapat mandi dan berpakaian
sendiri, mengikat tali sepatu dan menyisir rambut dengan sedikit bantuan atau tanpa
bantuan sama sekali. Antara usia lima dan enam tahun sebagian besar anak-anak sudah
pandai melempar dan menangkap bola. Mereka dapat menggunakan gunting, dapat
membentuk tanah liat, membuat kue-kue, dan menjahit. Dengan krayon. Pensil, dan cat
anak-anak dapat mewarnai gambar, menggambar, atau mengecat gambarnya sendiri dan
dapat menggambar orang.
Sekali anak dapat berjalan, ia mengalihkan perhatian untuk mempelajari gerakan-
gerakan yang menggunakan kaki. Pada usia lima atau enam tahun ia belajar melompat
dan berlari cepat. Mereka juga sudah dapat memanjat. Antara usia tiga sampai empat
tahun, naik sepeda roda tiga dan berenang dapat dipelajari.keterampilan kaki lain yang
dikuasai anak-anak adalah lompat tali, keseimbangan tubuh dalam berjalan di atas
dinding atau pagar, sepatu roda, bermain sepatu es, dan menari.
2.1.5 Kemajuan Berbicara Dalam Awal Masa Kanak-Kanak
Selama masa awal kanak-kanak, anak-anak memiliki keinginan kuat untuk belajar
berbicara. Hal ini disebabkan karena dua hal. Pertama, belajar berbicara merupakan
sarana pokokdalam sosialisasi. Anak-anak yang lebih mudah berkomunikasi dengan
teman sebaya akan lebih mudah mengadakan kontak sosial dan lebih mudah diteima
sebagai anggota kelompok daripada anak yang kemampuannya terbatas. Anak-anak yang
mengikuti kegiatan prasekolah akan mengalami rintangan baik dalam hal sosial maupun
pendidikan kecuali ia pandai berbicara seperti teman-teman sekelasnya.
Kedua, belajar berbicara merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian. Anak-
anak yang tidak dapat mengemukakan keinginan dan kebutuhannya, atau tidak dapat

5
berusaha agar di mengerti orang lain cenderung diperlukan sebagai bayi dan tidak
berhasil memperoleh kemandirian yang diinginkan. Kalau anak-anak dapat mengatakan
pada orang tua atau pengasuhnya bahwa mereka ingin mencoba memotong daging atau
menyisir rambut sendiri, orang-orang dewasa akan terus membantu karena ia dianggap
masih terlalu kecil untuk dapat melakukannya sendiri. Ini menghambat anak untuk
percaya diri dan mandiri.
Untuk meningkatkan komunikasi, anak-anak harus menguasai dua tugas pokok
yang merupakan unsur penting dalam berbicara seperti telah ditunjukkan dalam belajar
berbicara. Pertama, mereka harus meningkatkan kemampuan untuk mengerti apa yang
dikatakan orang lain dan kedua, mereka harus meningkatkan kemampuan berbicaranya
sehingga dapat dimengerti orang lain. Para orang tua dan pengasuh biasanya lebih
menekankan pada belajar berbicara sehingga tugas meningkatkan pengertian secara tidak
langsung dilakukan anak sendiri karena adanya keinginan yang kuat untuk
berkomunikasi sebagai sarana untuk kegiatan sosial.
2.1.6 Emosi Awal Masa Kanak-Kanak
Selama masa awal kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat
ketidakseimbangan karena anak-anak “keluar dari fokus”, dalam arti bahwa ia mudah
terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan,. Hal ini
tampak mencolok pada anak-anak usia 2,5 sampai 3,5 tahun, dan 5,5 sampai 6,5 tahun,
meskipun pada umumnya ini berlaku pada hampir seluruh periode awal masa kanak-
kanak.
Banyak faktor yang mempengaruhi kuat dan seringnya emosi dalam awal masa
kanak-kanak, semosi sangat kuat pada usia tertentu dan berkurang pada usia yang lain.
Ledakan amarah, misalnya mencapai puncaknya antara usia dua dan empat, setelah itu
amarah berlangsung tidak terlampau lama dan berubah menjadi merajik dan merenung.
Rasa takut juga mengikuti pola yang sama, sebagian karena anak sadar bahwa situasi
yang tadinya ditakuti tenyata tidak menakutkan dan sebagian karena adanya tekanan
sosial yang menyebabkan ia merasa harus menyembunyikan ketakutannya. Sebaliknya
cemburu mulai sekitar dua tahun dan semakin menigkat dengan bertambahnya usia anak.
Faktor-faktor yang menyebabkan emosi di awal masa anak-anak adalah:
1. kecerdasan alamiah anak
2. adanya perbedaan seks
3. besarnya keluarga
4. lingkungan sosial

6
2.1.7 Sosialisasi Pada Awal Masa Kanak-Kanak
Bentuk perilaku sosial yang paling penting untuk penyesuaian sosial yang berhasil
tampak dan mulai berkembang dalam periode ini. Dalam tahun-tahun pertama masa
kanak-kanak bentuk penyesuaian sosial ini belum sedemikian berkembang sehingga
belum memungkinkan anak selalu untuk berhasil dalam bergaul dengan teman-
temannya. Namun pada tahap ini merupakan yang kritis Karena pada masa inilah dasar
sikap sosial dan pola perilaku sosial yang dibentuk. Dalam penelitia longitudinal
terhadap sejumlah anak, Waldrop dan Haverson mengatakan bahwa anak yang pada usia
2,5 tahun bersikap ramah dan aktif secara sosial akan terus bersikap seperti itu sampai
usia 7,5 tahun.
Tiap-tiap pola perilaku yang tampak tidak sosial ataupun antisosial ini penting
sebagai pengalaman belajar yang memungkinkan anak mengerti apa yang disetujui dan
tidak disetujui oleh kelompok sosial serta apa yang dapat diterima dan tidak dapat
diterima oleh kelompok.
Teman-teman
Dalam semua tahapan usia, teman-teman terbagi dalam tiga kelompok.
1. Rekan
Rekan adalah orang yang memuaskan kebutuhan akan teman dengan berada dalam
lingkungan yang sama di mana ia dapat dilihat dan didengar. Tidak terdapat interaksi
antar individu dan rekan. Dalam setiap tahap, rekan bisa saja laki-laki atau perempuan
dan dari segala umur. Orang dewasa, misalnya, senang melihat dan mendengarkan
anak seperti anak senang senang melihat dan mendengarkan orang dewasa.
2. Teman bermain
Teman bermain adalah orang dengan siapa individu terlibat dalam kegiatan yang
menyenangkan. Usia dan jenis kelamin secara keseluruhan tidak sepenting seperti
minat dan keterampilan yang sama dengan yang dimiliki individu. Anak lebih
menyukai teman bermain yang sejenis.
3. Teman Baik
Teman baik bukan hanya teman bermain yang cocok tetapi juga seeorang pada siapa
individu dapat berkomunikasi dengan bertukar pendapat dan saling dapat percaya dan
dengan meminta atau memberi nasihat. Sepanjang masa kanak-kanak dan masa
remaja, teman yang paling cocok dan paling memuaskan adalah teman sejenis dan
yang mempunyai tingkat perkembangan yang sama serta mempunyai minat dan nilai
yang sama.

7
Pada awal masa kanak-kanak, teman-teman terdiri dari rekan dan teman bermain.
Meskipun anak menganggap beberapa teman bermain yang mereka sukai sebagai
“teman”, tetapi hanya sedikit yang berperan sebagi teman dalam awal masa kanak-kanak,
Selama tahun pertama dan kedua awal masa kanak-kanak, pada saat kontak dengan
anak-anak lain masih dalam bentuk bermain sejajar atau asosiatif, teman terutama adalah
sebagai rekan. Kemudian, ketika anak bermain secara kooperatif, teman menjadi teman
bermain.
Teman pengganti
Apabila kebutuhan berteman tidak terpenuhi baik Karena keterpencilan geografi
atau karena anak yang dapat dijadikan teman terdiri dari kelompok usia dan tingkat
perkembangan yang berbeda atau mempunyai minat dan nilai berlainan, anak sering
mengisi kekurangan ini dengan cara mengadakan teman bermain khayal atau dengan
memperlakukan binatang sebagai orang yang sungguh-sungguh.
Yang tidak terlampau umum digunakan sebagai pengganti teman adalah teman
bermain khayal, yaitu teman yang merupakan hasil khayalan anak. Anak yang kesepian
menciptakan teman bermain dalam khayalannya khayalan ini mempunyai sifat-sifat
yang sama seperti teman bermain yang nyata dan bermain sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh penciptanya.
Pimpinan dalam masa awal kanak-kanak
Dalam masa awal anak-anak, pemimpin adalah anak yang lebih besar, lebih cerdas
dan lebih sedikit tua daripada anggota kelompok bermain. Kenyataanya anak lebih tua
dan anak lebih cerdas memungkinkannya mengajukan usul-usul untuk bermain yang
dengan senang hati diikuti oleh anak-anak lain karena sudah terbiasa untuk mempercayai
usul-usul orang dewasa. Disamping itu juga anak yang lebih besar lebih beruntung
daripada anak yang lebih kecil karena anak cenderung menghormati ukiran tubuh
sebagai akibat dari terbiasanya untuk mengikuti perintah orang dewasa.
Ada dua jenis pemimpin dalam awal masa kanak-kanak.kebanyakan merupakan
pemimpin yang kejam dan kurang memperhatikan keinginan orang lain. Jenis pemimpin
yang lain adalah pemimpin “diplomat” yang memimpin teman-temannya dengan
memberikan usul-usul yang berseni atau dengan tawar menawar.
2.1.8 Bermain Pada Awal Masa Kanak-Kanak
1. Bermacam-macam minat bermain
Minat bermain anak-anak mengikui suatu pola yang sangat dipengaruhi oleh
kematangan dalam bentuk permainan tertentu dan oleh lingkungan di mana ia

8
dibesarkan. Ada bermacam-macam variasi dalam pola ini. Misalnya anak yang sangat
cerdas lebih menyukai permainan sandiwara, kegiatan-kegiatan kreatif dan buku-buku
yang memberikan informasi daripada yang bersifat hiburan. Dalam hal konstruksi,
anak membuat model-model yang lebih majemuk dan orisinal daripada anak yang
kurang pandai.
2. Pola bermain awal masa kanak-kanak
a. Bermain dengan mainan
Pada permulaan masa awal kanak-kanak, bermain dengan mainan merupakan
bentuk yang dominan. Minat bermain dengan mainan mulai berkurang pada akhir
awal masa kanak-kanak pada saat anak tidak lagi dapat membayangkan bahwa
mainannya mempunyai sifat-sifat hidup seperti apa yang dikhayalkan sebelumnya.
b. Dramatisasi
Sekitar usia tiga tahun dramastisasi terdiri dari permainan dengan meniru
pengalaman-pengalaman hidup, kemudian anak-anak bermain permainan pura-
pura dengan temannya seperti polisi dan perampok, india-indiaan, dan penjaga
took, berdasarkan cerita-cerita yang dibacakan kepada mereka atau berdasarkan
acara-acara film dan televisi yang mereka lihat.
c. Konstruksi
Anak-anak membuat bentuk-bentuk dengan balok-balok, pasir, lumpur, tanah
liat, manik-manik, cat dan krayon. Sebagian besar konstruksi yang dibuat
merupakan tiruan dari apa yang dilihatnya dalam kehidupan seharo-hari atau dari
layer kaca. Menjelang berakhirnya awal masa kanak-kanak, anak-anak sering
menambhakna kreativitasnya ke dalam konstruksi-konstruksi yang dibuat
berdasarkan pengamatannya dalam kehidupan sehari-hari.
d. Permainan
Dalam tahun keempat anak mulai lebih menyukai permainan yang dimainkan
bersama teman-teman sebaya daripada dengan orang-orang dewasa. Permainan ini
dapat terdiri dari beberapa pemain dan melibatkan beberapa peraturan. Permainan
yang menguji keterampilan seperti melempar dan menangkap bola juga popular.

e. Membaca
Anak-anak senang dibacakan dan melihar gambar-gambar dari buku. Yang
sangat menarik adalah dongeng-dongeng, nyanyian anak-anak, cerita-cerita
tentang hewan dan kejadian sehari-hari.

9
f. Film, radio, dan televisi
Anak-anak jarang melihat bioskop, tetapi ia senang fikm kartun, film tentang
binatang dan film rumah tentang anggota-anggota keluarga. Anak-anak juga
senang mendengarkan radio, tetapi lebih senang melihat televise. Ia senang
melihat acara tentang anak-anak yang lebih besar dan acara untuk anak-anak
prasekolah, ia menngalamii situasi rumah yang aman sehingga biasanya tidak
merasa takut kalua ada unsur-unsur yang menakutkan dalam acara televise
tersebut.
3. Perkembangan Pengertian
Anak-anak mengembangkan banyak konsep yang sama karena adanya
pengalaman belajar yang sama. Konsep-konsep lain bersifat individual dan
bergantung pada kesempatan belajar anak itu. Misalnya seorang anak yang pernah
pergi ke negara-negara lain akan mengembangkan konsep tentang manusia dan pola
kehidupan yang berbeda dengan yan pengalaman hidupnya terbatas.
2.1.9 Perkembangan Moral Pada Awal Masa Kanak-Kanak
Perkembangan moral pada awal masa kanak-kanak masih dalam tingkat yang
rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan intelektual anak-anak belum mencapai
titik di mana ia dapat mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip abstrak tentang benar
dan salah. Ia juga tidak mempunyai dorongan untuk mengikuti peraturan-peraturan
karena tidak mengerti manfaatnya sebagai anggota kelompok sosial.
Awal masa kanak-kanak ditandai dengan apa yang oleh Piaget disebut ”moralitas
melalui paksaan”. Dalam tahap perkembangan moral ini anak-anak secara otomatis
mengikuti peraturan-peraturan tanpa berpikir atau menilai, dan ia menganggap orang-
orang dewasa yang berkuasa sebagai mahakuasa. Ia juga menilai semua perbuatan
sebagai benar atau salah berdasarkan akibat-akibatnya dan bukan berdasarkan pada
motivasi yang mendasarinya. Menurut sudut pandang anak-anak, perbuatan yang salah
adalah yang mengakibatkan hukuman, baik oleh orang lain atau oleh factor-faktor ghaib.
Kohlberg memperinci dan memperluas tahap-tahap perkembangan moral Piaget
dengan memasukkan dua tahapan dari tingkat perkembangan pertama ini yang
disebutnya sebagai “moralitas prakonvensional”. Dalam tahap pertama, anak-anak
berorientasi patuh -dan- hukuman dalam arti ia menilai benar salahnya perbuatan
seseorang berdasarkan akibat-akibat fisik dari perbuatan itu. Dalam tahap kedua, anak-
anak menyesuaikan diri dengan harapan sosial agar memperoleh pujian.
1. Kategori Konsep Umum Yang Berkembang Selama Masa Awal Kanak-Kanak

10
a. Kehidupan
Anak-anak cenderung memberikan sifat yang hidup kepada benda-benda mati
seperti boneka dan boneka hewan. Orang dewasa mendorong hal ini dengan
menunjukkan persamaan antara benda hidup dan benda mati seperti bentuk hewan
yang menyerupai anjing atau kuda.
b. Kematian
Anak-anak cenderung menghubungkan kematian dengan sesuatu yang pergi tetapi
biasanya tidak dapat mengerti apa makna kematian.
c. Fungsi tubuh
Anak-anak, sebagai kelompok, mempunyai konsep mengenia fungsi tubuh dan
kelahrian yang kurang tepat. Hal ini berlaku sampai anak masuk sekolah
meskipun pada saaatnya kesalahan konsep akan diperbaiki melalui pelajaran
mengenai kesehatan dan pendidikan seks.
d. Ruang
Anak usia empat tahun dapat menaksir jarak yang dekat secara tepat tetapi
kemampuan untuk menaksir jarak yang jauh belum berkembang sampai akhir
kanak-kanak. Dengan menggunakan petunjuk yang dapat dimengerti anak-anak
dapat menentukan kanan dan kiri secara benar.
e. Berat
Sebelum anak-anak belajar bahwa benda-benda yang berbeda mempunyai berat
yang berbeda. Jarang terjadi bahwa usia sebelum sekolah, anak-anak dapat
memperkirakan berat benda sesuai dengan besarnya benda.
f. Bilangan
Anak-anak yang mengikuti taman indria atau taman kanak-kanak biasanya
mengerti bilangan sampai lima. Konsep bilangan diatas 5 masih sangat samar-
samar.
g. Waktu
Anak-anak belum mengerti tentang lamanya waktu, misalnya berapa lama satu
jam itu. Mereka juga belum dapat memperkirakan waktu menurut kegiatan
mereka sendiri. Kebanyakan anak usia empat sampai lima tahun mengerti tentang
hari-hari dalam seminggu , dan pada usia enam tahun mnegerti tentang bulan,
tahun dan musim.
h. Diri sendiri

11
Pada usia tiga tahun kebanyaan anak-anak mengerti jenis kelamin, nama lengkap
dan nama anggota tubuhnya. Pada saat ia mulai bermain dengan anak-anak lain,
konsep diri muai mencakup fakta dan kemampuan ras nya namun belum
mencakup tingkat sosial dan ekonominya.
i. Kesadaran sosial
Sebelum masa awal kanak0kanak berakhir, kebanyakan anak0anak dapat
membentuk pendapat tentang orang lain, apakah seseorang itu baik atau jahat, dan
lain sebagainya.
j. Keindahan
Kebanyakan anak muda lebih menyukai music dengan nada dengan irama yang
pasti dan ia senang dengan bentuk-bentuk yang sederhana, warna-warna yang
cerah dan mencolok.
k. Kelucuan
Yang sering diangap lucu adalah wajah-wajah lucu yang dibuatnya sendiri atau
orang lain, perlaku yang kurang diterima secara sosial dan kelakar mengenai
binatang piaraan.
2. Disiplin dalam awal masa kanak-kanak
Disiplin merupakanadalah cara masyarakat mengajarkan kepada anak-anak
perilaku moral yang diterima kelompok. Tujuannya adalah memberi tahukan kepada
anak-anak perilaku mana yang baik dan mana yang buruk dan mendorongnya untuk
berperilaku sesuai dengan standar-stamdar ini.
a. Jenis Disiplin Yang Digunakan Pada Awal Masa Kanak-Kanak
1) Disiplin Otoriter
Ini merupakan bentuk disiplin tradisional dan yang berdasarkan pada
ungkapan kuno yang mengatakan bahwa “menghemat cambukan berarti
memanjakan anak”. Dalam disiplin yang bersifat otoriter, orang tau dan
pengasuh yang lain menetapkan peraturan-peraturan tersebut. Tidak ada usaha
untuk menjelaskan pada anak, mengapa ia harus patuh dan padanya tidak diberi
kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang adil tidaknya peraturan-
peraturan dana tau peratran-peraturan itu masuk akal atau tidak.
2) Disiplin yang lemah
Disiplin yang lemah berkembang sebagai proses terhadap disiplin otoriter
yang dialami oleh banyak orang dewasa dalam masa kanak-kanaknya. Filsafat
yang mendasari teknik disiplin ini adalah bahwa melalui akibat dari

12
perbuatannya sendiri anak akan belajar bagaimana berperilaku secara sosial.
Dengan demikian anak tidak diajarkan peraturan-peraturan, ia tidak dihukum
karena sengaja melanggar peraturan, juga tidak ada hadiah bagia anak yang
berperilaku sosial baik. Banyak orang dewasa saat ini yang cenderung
meninggalkan bentuk disiplin itu karena tidak berhasil memenuhi tiga unsur
penting dari displin.
3) Disiplin demokratis
Kecenderungan untuk menyenangi displin yang demokratis sekarang
meningkat. Prinsip demikian menekankan hak-hakn untuk mengetahui mengapa
peraturan-peraturan dibuat dan memperoleh kesempatan mengemukakan
pendapatnya sendiri bila ia menganggap bahwa peraturan itu tidak adil.
Sekalipun anak masih sangat muda tetapi daripadanya tidak diharapkan
perilaku patuh yang buta-butaan. Diusahakan anak mengerti apa arti peraturan-
peraturan dan kelompok sosial mengharapkan anak mematuhi peraturan-
peraturan itu.
b. Pengaruh disiplin pada anak-anak
1) Pengaruh pada perilaku
Anak yang orangtuanya lemah akan mementingkan diri sendiri, tidak
menghiraukan hak-hak orang lain, agresif dan tidak sosial. Anak yang
mengalami disiplin yang keras, akan sangat patuh bila dihadapan orang-orang
dewasa, namun agrsif dalam hubungannya dengan teman-teman sebayanya.
Anak yang dibesarkan di bawah disiplin yang demokratis belajar
mengendalikan perilaku yang salah dan memepertimbangkan hak-hak orang
lain.
2) Pengaruh pada sikap
Anak yang orangtuanya melaksanakan disiplin otoriter maupun disiplin
yang lemah cenderung membenci orang-orang yang berkuasa. Anak yang
mengalami disiplin yang otoriter merasa diperlakukan tidak adil, ayang yang
orangtuanya melaksanakan disiplin lemah merasa bahwa orangtua seharusnya
memperingatkan bahwa tidak semua orang dewasa mau menerima perilaku yang
tidak disiplin. Disiplin yang demokratis dapat menyebabkan kemarahan
sementara tetapi bukan kebencian. Sikap-sikap yang terbentuk sebagai akibat
dari metode pendidikan anak cenderung menetap dan bersifat umum, tertuju
keada semua orang yang berkuasa.

13
3) Pengaruh pada kepribadian
Semakin banyak hukuman fisik digunakan, semakin anak cenderung
menjadi cemberut, keras kepala dan negativistic. Ini mengakibatkan
penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk, yang juga merupakan ciri khas dari
anak yang dibesarkan dengan disiplin yang lemah. Anak yang dibesarkan
dengan disiplin yang demokratis akan mempunyai penyesuaian pribadi dan
penyesuaian sosial yang terbaik.
2.1.10 Minat Pada Awal Masa Kanak-Kanak
1. Minat pada agama
Konsep anak-anak mengenai agama adalah realistic, dalam arti anak menafsirkan
apa yang didengar dan dilihat sesuai dengan apa yang sudah diketahui. Sepanjang
awal masa kanak-kanak, minat pada agama bersifat egosentris.
Awal masa kanak-kanak disebut tahap dongeng dari keyakinan agama, karena
anak menerima semua keyakinannya dengan unsur yang tidak nyata. Oleh karena itu,
cerita-cerita agama dan kebesaran upacara agama sangat menarik anak-anak.
2. Minat pada tubuh manusia
Anak menyatakan minatnya pada tubuh dengan memberikan komentar tentang
berbagai bagian tubuh dan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Kalau ini
belum memuaskan, ia memeriksa bagian tubuhnya dan tubuh teman-teman
bermainnya. Tidak ada yang lebih menarik daripada proses pembuangan dan anak
memperhatikan dengan oenuh mnat setiap kali ia ke kamar kecil.
3. Minat terhadap diri sendiri
Anak menunjukkan minat pada dirinya sendiri melalui banyak cara. Yang paling
sering adalah dengan mengamati dirinya melalui kaca, meneliti bagian-bagian tubuh
dan pakaiannya, mengajukan pertanyaan tentang dirinya, membandingkan milik dan
prestasinya dengan temannya atau menganggu untuk menarik perhatian.
4. Minat terhadap seks
Banyak anak memperlihatkan minat mereka terhadap seks dengan
membicarakannya dengan teman-teman bermain kalua tidak ada orang dewasa,
dengan melihat gambar-gambar pria dan wanita dewasa dalam pose yang merangsang,
bermain seks dengan teman sejenis atau lawan jenis dengan cara masturbasi. Karena
banyak orangtua menganggap kegiatan tersebut nakal, bahkan jahat, maka aktivitas
seperti itu biasnaya dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
5. Minat terhadap pakaian

14
Anak-anak menaruh minat pada pakaian pada ummumnya, tetapi khususnya pada
pakaian yang akan dilihat oleh orang lain.
Yang menjadi pusat perhatian adalah baru atau tidaknya pakaian, warna dan
hiasanya, persamaan dengan pakaian teman, dan sesuai tidaknya pakaian itu dengan
jenis kelamin pemakai.
2.1.11 Penggolongan Peran-Seks
1. Mempelajari Stereotip Peran-Seks
Stereotip peran-seks adalah sekumpulan arti yang dihubungkan dengan
kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Arti-arti ini berhubungan dengan
penampilan dan bentuk tubuh individu yang sesuai, jenis pakaian, cara berbicara dan
berperilaku yang sesuai, perilaku yang baik dalam menghadapi lawan seks, dan cara
yang sesuai untuk mencapai nafkah pada masa dewasa
2. Mempelajari Stereotip Peran Seks
Stereotip peran-seks adalah sekumpulan arti yang dihubungkan dengan
kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Arti-arti ini berhubungan dengan
penampilan dan bentuk tubuh individu yang sesuai, jenis pakaian, cara berbicara dan
berperilaku yang sesuai, perilaku yang baik dalam menghadapi lawan seks, dan cara
yang sesuai untuk mencapai nafkah pada masa dewasa
Sekalipun anak mempelajari stereotip peran seks melalui berbagai cara namun
mengikuti pola yang biasa dapat diramalkan. Mula-mula anak belajar bahwa anak
laki-laki dan perempuan. Pada saat yang bersamaan anak belajar bahwa ia sendiri
laki-laki atau perempuan. Kemudian dipelajari milik-milik tertentu, seperti pakaian,
mainan, buku, dan alat-alat permainan dianggap sesuai dengan kelompok tertentu dan
tidak sesuai dengan kelompok yang lain. Anak menemukan bahwa cirri kepribadian
tertentu dan pola perilaku diasosiasikan dengan seks tertentu  dan cirri yang lain
diasosiasikan dengan seks yang berlawanan. Menjelang berakhirnya awal masa
kanak-kanak sebahian besar anak sudah dapat mengimbangkan stereotip peran-seks
dengan cukup baik.
3. Perantara penggolongan Peran-Seks
Dalam masa awal kanak-kanak, orangtua dan anggota keluarga lain merupakan
perantara utama untuk penggolongan peran-seks. Perantara penting lain adalah media
massa.
Pada saat awal masa kanak-kanak hamper berakhir, sebagian besar anak sudah
tergolongkan dengan baik. Mereka tidak hanya mengerti apa yang oleh kelompok

15
sosial dianggap tepat untuk kelompok sejenisnya tetapi juga belajar untuk menerima
dan bertindak sesuai dengan stereotip ini.Anak perempuan telah menganggap bahwa
anak laki-laki lebih kuat, lebih cerdas, dan lebih mampu sedangkan anak laki-laki
memandang anak perempuan kurang mampu bermain seperti yang diharapkan
sehingga ia berhenti bermain dengan anak perempuan.
2.1.12 Hubungan Keluarga Pada Awal Masa Kanak-Kanak
Sekalipun anak-anak sudah mulai bermain dengan anak-anak lain di luar rumah,
keluarga masih merupakan pengaruh sosialisasi yang terpenting. Hubungan keluarga
yang erat pengaruhnya lebih besar pada anak daripada pengaruh-pengaruh sosial lainnya.
Pada umumnya, sikap anak terhadap orang, benda-benda dan kehidupan secara
keseluruhan berpola pada kehidupan rumah. Kondisi yang paling penting yang
mempengaruhi penyesuaian anak, baik pribadi maupun sosial adalah jenis hubungan
orang tua-anak selama tahun-tahun masa awal kanak-kanak.
1. Hubungan Orang Tua-Anak
Perubahan-Perubahan dalam hubungan orangtua anak yang dimulai sejak tahun kedua
masa bayi berlangsung terus selama awal masa kanak-kanak dan biasanya dalam
tingkat yang lebih cepat. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh banyak hal.
2. Hubungan dengan Saudara
Hubungan yang menyenangkan antara bayi dan saudara-saudaranya mulai berkurang
dalam tahun kehiduoan kedua dan pada saat bayi menjadi anak-anak hubungan ini
seringkali mengalami pergeseran. Adanya pergesekkan hubungan ini tidak saja
merusak suasana rumah tetapi juga mengganggu konsep diri anak. Anak-anak dipaksa
merasa kurang mampu, apalagi kalua apa yang dicapai dikritik atau dicemoohkan oleh
kakak-kakaknya.
Kondisi yang menyebabkan perubahan hubungan orangtua-anak
a. Perubahan pada anak
Bayi yang lembut dan meyenangkan ketika jadi lebih mandiri dan menolong diri
sendiri ia akan cenderung memberontak,nakal,tegas,menjelajah,menuntut
perhatian,dan menolak perintah sehingga dari segi penampilan tidak seperti bayi pada
umumnya.
b. Perubahan sikap orangtua
Dengan lebih mandirinya seorang anak,maka orangtua menganggap tidak
memerlukan perawatan dan perhatian tapi ia kurang senang dengan hal tersebut
karena ia sudah terbiasa diperhatikan sejak bayi.

16
c. Konsep orang tua tentanang anak yang “BAIK”
Anak cenderung bereaksi ketika orangtua menjadi krtitis saat ia tidak memenuhi
harapan orangtua dengan semakin negativistic dan menyulitkan
d. Konsep kekanak-kanakan tentang orangtua yang “BAIK”
Bagi kebanyakan anak orangtua yang baik adalah selalu ada,dan melakukan apa yang
dikehendaki anak.Jadi kalau orangtua tidak mengikuti konsep tersebut,anak akan
benci dan hal ini menyebabkan melemahnya kasih saying kepada orangtua.
e. Orangtua kesayangan
Karena ibu lebih banyak berada bersama anak,maka ibu lebih mengerti perilaku yang
menggangu.Maka anak lebih banyak menyukai ibu kalua ayah tidak senang akan
keadaan ini,hal ini akan memperlebar jurang diantara mereka.
f. Lebih menyukai orang luar
Bila anak mengikuti taman kanak-kanak atau ditempatkan di pusat perawatan anak
kadang kadang anak lebih menyukai guru ataunpengasuhnya.Bila orangtua merasa
tersinggung,maka mereka membenci hal ini sehingga memperlebar kesenjangan
antara orangtua dan anakanya.
3. Hubungan dengan sanak keluarga
Ada dua kondisi dalam hubungan dengan sanak keluarga yang dapat mempengaruhi
penyesuaian pribadi dan sosial anak. Pertama, frekuensi hubungan. Jika keluarga
tinggal diluar kota atau luar negeri maka hubungan anak dengan keluarganya akan
jarang, begitu pun sebaliknya. Kedua, peran anak atau saudara dalam kehidupan anak.
Peran saudara adalah sebagai temean bermain, dan nenek sebagai pengasuh atau
pengganti ibu.
2.1.13 Perkembangan Kepribadian Pada Awal Masa Kanak-Kanak
Pola kepribadian yang dasarnya telah diletakan pada masa bayi, mulai terbentuk
pada awal masa kanak-kanak. Perlakuan dari anak merupakan faktor penting dalam
pembentukan konsep diri yang merupakan inti dari pola kepribadiannya.Semakin banyak
anak berhubungan dengan teman sebayanya sikap dan cara teman teman
memperlakukannya mulai membawa pengaruh dalam konsep diri dimana dapat
mendorong atau melawan bahkan bertentangngan dengan pengaruh-pengaruh dari
keluarganya.
Kondisi-kondisi yang membentuk konsep diri pada awal masa kanak-kanak
Hubungan dengan keluaraga pada umunya penting,tapi sikap orangtua merupakan
unsur yang paling penting. Cara pelatihan anak yang digunakkan sangat penting dalam

17
membentuk konsep diri yang sedang berkembang. Cita-cita orangtua terhadap
anakanya juga berperan penting dalam mengenbangkan konsep dirinya.Kalau
harapannya terlampau tinggi,anak cenderung akan gagal. Posisi urutan anak-anak dalam
keluarga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian. Ketidaknyamanan
lingkungan,anak yang kehidupan sosisal orangtuanya melonjak ke atas dapat belajar
bersikap mandiri dan ambisius, tetapi ia cenderung gelisah, tegang, dan khawatir, dan
dalam berhubungan dengan teman-teman cenderung sangat kompetitif dan agresif.
Meningkatnya individualitas, yang sudah tampak pada saat dilahirkan dan lebih
meningkat lagi dalam masa bayi,merupakan salah satu ciri yang menonjol. Pada saat
awal masa kanak-kanak berakhir dan anak-anak siap masuk sekolah, pola
kepribadiannya sudah dapat dibedakan. Ada anak yang menjadi pemimpin dan ada yang
sebagai pengikut, ada yang kejam dan ada yang lembut.
2.1.14 Bahaya Pada Awal Masa Kanak-Kanak
Bahaya pada masa kanak-kanak dapat bersifat fisik, psikologis atau keduanya. Gizi
yang kurang baik misalnya,dapat menghalangi pertumbuhan fisik dan mental seperti
halnya pertengkaran keluarga dapat mengabaikan tekanan yang juga dapat menghambat
pertumbuhan.
1. Bahaya fisik
Kematian, Kematian mulai menurun pesat dalam bagian akhir masa bayi dan
semakin pesat lagi selama awal masa kanak-kanak.
Penyakit disebabkan karena sebab-sebab fisiologis, tetapi ada juga yang
penyebabnya psikosomatis dan akibat dari ketegangan keluarga, namun penyakit
secara psikologis dapat merusak karena dua hal. Pertama anak yang sakitnya lama
akan tertinggal dalam mempelajari berbagai keterampilan yang diperlukan untuk
bermain dengan teman-temannya. Setelah sembuh dan dapat kembali mengikuti
kelompok bermain ia merasa canggung. Kedua kalau orangtua menganggap penyakit
sebagai bencana keluarga dan menyalahkan anak karena menimbulkan kerepotan dan
menambah biaya, maka keadaan ini membuat anak tegang dan gelisah. Ini tidak hanya
akan semakin memperlama penyakit tetapi juga dapat merusak hubungan orangtua
dan anak.
Kecelakan, meskipun kebanyakan kecelakaan dalam awal masa kanak-kanak
tidak fatal, tetapi banyak banyak yang meninggalkan cacat fisik atau psikologis
selamanya. Ketidakmampuan dapat menyebabkan anak mempunyai perasaan rendah
diri atau menyerah,yang akan selamanya menggangu pola kepribadiannya.

18
Tidak menarik, memasuki masa akhir kanak-kanak. Anak-anak semakin tidak
menarik hal ini disebabkan karena beberapa hal. Pertama dengan berubahnya bentuk
tubuh. Kedua penampilan anak menjadi kurang rapi. Ketiga terdapa celah-celah di
mulut. Keempat anak-anak lebih memperhatikan waktu menyenangkan daripada
memperhatikan kerapihan dan kebersihan.
Kejanggalan, Anak-anak dari kodratnya tidak kagok atau kikuk dan, setelah
tahap anaka kecil dilampaui,gerakkan yang angguh dari anak kelihatan menakjubkan,
sehingga anak yang gerakkannya kikuk dan tidak terkoordinasi akan merasa tidak
berbahagia. Kekauan ini disebabkan oleh kerusakan otak, keterbelakangan mental
atau penyebab fisik lain.
Kegemukan merupakan bahaya ditingkat usia manapun juga. Pertama,
kegemukan membahayakan kesehatan. Kedua kegemukan membahayakan
penampilan tubuh yang menarik. Disamping itu kegemukan merupakan bahaya pada
awal masa kanak-kanak karena saat ini adalah terbentuknya kebiaasaan makan yang
tidak baik dan makan yang tidak bergizi memungkinkan untuk terjadi bentuk
kebiasaan yang akan menetap dan mengakibatkan penyakit kegemukan yang akan
menggangu sepanjang hidupnya.
Tangan kidal menyebabkan banyak orangtua yang percaya bahawa tangan
kidal merupakan suatu bahaya, berusaha memaksa anak-anak mereka untuk
menggunakan tangan kanan. Hal ini dapat berbahaya karena jika pemaksaan ini
semakin menekankan perbedaan antara mereka sering ditafsirkan sebagai rendah diri
terutama kalau orangtua menggunakan hukuman untuk memaksa anakanya agar
menggunakan tangan kanan.
2. Bahaya Psikologis
Bahaya dalam berbicara. Bicara merupakan sarana komunikasi yang penting
bagi kehidupan social anak-anak. Ada empat bahaya umum yang terjadi bila anak
tidak dapat berkomunikasi. Pertama, orang lain tidak dapat mengerti apa yang
dikatakan oleh anak tersebut. Kedua, jika mutu pembicaraan anak begitu buruk
sampai sulit untuk dimengerti kemampuan berkomunikasi dengan orang lain lebih
terancam bahaya daripada ia tidak mendengarkan apa yang dikatakan padanya.
Contohnya adalah gagap, pelat, menelan kata-kata atau berbahasa dua, ketiga,
berbahasa dua merupakam hambatan yang serius dalam perkembangan sosial anak.
Misalnya anak yang berbicara dengan bahasa asing di rumah dan hanya mengerti
sedikit kata dalam bahasa Indonesia tidak mungkin dapat berkomunikasi dengan

19
teman sebayanya dalam bermain. Keempat, banyak orang mengabaikan pembicaraan
anak yang buruk karena mengganggap bahwa anak-anak akan belajar berbicara
dengan baik seiring bertambahnya usia.
Bahaya emosional. Kalau anak mengalami terlalu banyak emosi yang kurang
baik dan hanya sedikit mengalami emosi-emosi yang menyenangkan maka hal ini
akan menggangu pandangan hidup dan mendorong perkembangan watak yang kurang
baik. Disamping itu anak cepat mendapatkan ekspresi wajah yang kelihatan masam,
cemberut, dan suatu kondisi mengurangi daya tarik.
Bahaya sosial. Ada lima yang sering terjadi terhadap berkembangnya
penyesuaina sosial pada masa kanak-kanak. Pertama, kalau pembicaran anak atau
perilaku anak menyebabkan ia tidak popular diantar teman-temannya, ia akan
merasakan kesepian dan ia kurang mempunyai kesempatan untuk belajar berperilaku
sesuai dengan harapan teman sebayanya. Kedua, anak yang dipaksa untuk bermain
sesuai gendernya akan bertindaksecara berlebihan dan menjekelkan teman sebayanya.
Ketiga, sebagai akibat perlakuan teman-temannya,anak mungkin sering
mengebangkan sikap sosial yang tidak sehat. Keempat, adanya teman khayalan dan
binatang peliharaan untuk mengimbangi kurangnya teman. Kelima, dorongan
orangtua untuk lebih banyak menggunakan waktu dengan anak-anak lain dan tidak
terlalu banyak menghabiskan waktu sendiri.
Bahaya bermain. Kalau anak kurang mempunyai teman bermain ia terpaksa
bermain sendiri. Anak yang kurang mempunyai teman bermain ia akan cenderung
menghabiskan waktunya di depan layar televisi.
Bahaya dalam perkembangan konsep. Ada tiga bahaya umum dalam
perkembangan konsep pada masa awal kanak-kanak. Pertama adalah ketidaktepatan
pengertian. Terbatasnya kosa-kata yang menyebabkan anak kesulitan untuk mengerti
maksud dari perkataan orang lain. Kedua adalah perkembangan konsep-konsep di
bawah tingkat perkembangan teman-teman sebayanya. Ketiga, Bobot emosi konsep
dapat menyajikan bahaya yang lebih parah.
Bahaya moral. Ada empat bahaya umum dalam perkembangan moral pada
awal masa kanak-kanak. Pertama, disiplin yang tidak konsisten sehingga yang
terlambat proses untuk belajar menyesuaikan diri dengan harapan sosial. Kedua, kalau
anak tidak ditegur atas perbuatan yang melanggar dan membiarkannya memperoleh
kepuasaan sementara dari kekaguman dan iri hati maka anak akan terdorong untuk
terus mempertahnakan perilaku yang salah. Ketiga, anak yang lebih sering dihukum

20
daripada diberi hadiah cenderung menjadi pemarah, berontak, dan ingin menantang
orang yang menghukumnya. Keempat, anak yang terkena disiplin otoriter yang pokok
penekanannya pada pengendalian eksternal tidak di dorong untuk mengembangkan
pemgendalian internal terhadap perilaku yang membentuk dasar bagi perkembangan
lebih lanjut dan hati nurani.
Bahaya dalam penggolongan peran seks. Ada tiga bahaya umum dalam
penggolongan peran seks selama masa awal kanak-kanak. Pertama, kalau anak tidak
belajar stereotip peran seks yang umumnya baik yang tradisional maupun yang
sederajat, anak akan memandang perilaku secara berbeda dengan pandangan teman-
temannya. Kedua, kalau anak perempuan dilatih untuk menyesuaikan dengan stereotip
tradisional maka secara tidak langsung ia belajar bahwa kelompok wanita fisik dan
sikologisnya dipandang lebih rendah daripada kelompok pria. Ketiga, kalau anak tidak
belajar berperilaku sesuai dengan stereotip yang diterima bagi kelompok seksnya anak
akan menganggap dirinya tidak sesuai dengan kelompok yang mengharpkan semua
anggotanya berperilaku sesuai dengan pola yang benar menurut kelompoknya.
Bahaya dalam hubungan keluarga. Anak perempuan yang merasa bahwa
keluarganya lebih menginginkan kehadiran anak laki-laki, ia akan cenderung
membenci orang tua dan saudara laki-lakinya. Awal kebencian ini akan tumbuh saat
berakhirnya masa awal kanak-kanak. Namun bagi anak laki-laki, ancaman terbesar
yang dirasakan pada masa ini adalah ketika kurangnya identifikasi ayah dan
kurangnya kehangatan emosional antara anak dan ayah yang mendorong terus
berlangsungnya identifikasi anak dengan ibu dan berkembangnya minat dan pola
perilaku yang dapat dianggap “banci” oleh teman-temannya. Yang paling serius
adalah ketika adanya perselisihan antarsaudara yand dapat disebabkan karena iri hati
atau perbedaan minat. Yang paling serius namun jarang terjadi adalah penganiayaan
anak yang dapat berbentuk penganiayaan ringan seperti pemukulan sampai
penganiayaan yang berat yang dapat menyebabkan ketidakmampuan bahkan
kematian.
Bahaya kepribadian yang paling serus adalah perkembangan konsep diri yang
kurang baik yang dapat disebabkan karena perlakuan individu disekelilingnya karena
adanya harapan-harapan yang tidak realistis sehingga anak merasa gagal karena tidak
dapat mencapai tujuan yang diletakkan orangtua, atau karena egosentrisme yang kuat.
Adapun penyebab lainnya adalah karena konsep diri yang kurang baik dan mudah
berkembang pada awal masa kanak-kanak. Sekalinya berkembang, konsep tersebut

21
sulit diatasi. Perubahan biasanya bersifat kuantitatfif dan bukan kualitatif. Misalnya
sifat yang kurang disenangi cenderung semakin buruk bukannya menghilang dan
diganti oleh sifat baru yang lebih baik.
2.1.15 Kebahagiaan Pada Masa Kanak-Kanak
Awal masa kanak-kanak haruslah menjadi periode yang paling membahagiakan
dalam hidup, dan hal ini haruslah tetap demikian. Kalau tidak, kebiasaan tidak
bahagia dengan mudah akan berkembang sekali. Jika terjadi hal ini akan sulit diubah.
Agar anak bahagia, keinginan dan kebutuhan dasarnya tertentu harus dipengaruhi.
Beberapa Kondisi Penting Yang Mendukung Kebahagiaan Dalam Awal Masak
Kanak-Kanak
 Kesehatan yang baik dan memungkinkan anak menikmati apa yang dilakukannya
dan berhasil dalam melakukannya.
 Lingkungan yang merangsang dimana anak memperoleh kesempatan untuk
menggunakan kemampuannya semaksimal mungkin.
 Perilakunya yang kekanak-kanakan dan mengganggu diterima oleh orang tua dan
lingkungan sekitarnya dalam belajar berprilaku secara sosial.
 Kebijaksanaan dalam menegakkan disiplin yang terencana dan dilaksanakan secara
konsisten.
 Mengembangkan ekspresi-ekspresi kasih sayang yang wajar.
 Harapan-harapan yang realistis dan sesuai dengan kemampuan anak sehingga anak
memperoleh kesempatan untuk meraih kesuksesan.
 Mendorong kreativitas dalam bermain dan menghindari cemooh atau kritik yang
dapat mengurangi semangat anak untuk mencoba kreatif.
 Diterima oleh saudara kandungnya juga teman sebayanya sehingga anak dapat
mengembangkan sikap yang baik terhadap berbagai kegiatan sosial.
 Suasana gembira dan bahagia dirumah sehingga anak akan belajar berusaha untuk
mempertahankan suasana ini.
 Prestasi dalam kegiatan yang penting bagi anak dan dihargai oleh kelompok
dengan siapa anak mengidentifikasi diri.

2.2 MASA KANAK-KANAK AKHIR

22
Masa kanak-kanak (late Childhood) berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba
saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada awal dan akhir masa kanak-kanak
ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pridadi dan penyesuaian sosial.
Permulaan akhir masa kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu, hal ini
wajib untuk anak berusia enam tahun. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan
perubahan besar dalam pola kehidupan anak, juga bagi anak yang telah pernah mengalami
situasi prasekolah selama setahun. Sementara menyesuaikan diri dengan tuntudan dan
harapan baru dari kelas satu, kebanyakan anak berada dalam keadaan tidak seimbang; anak
mengalami gangguan emosional sehingga sulit untuk hidup bersama dan bekerja sama.
Masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi kehidupan setiap anak sehingga dapat
mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku.
Selama setahun atau dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi juga perubahan
fisik yang menonjol dan hal ini juga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai dan
perilaku dengan menjelang berakhirnya periode ini dan anak mempersiapkan diri, secara fisik
dan pesikologis, untuk memasuki masa remaja. Perubahan fisik yang terjadi menjelang
berakhirnya masa kanak-kanak menimbulkan ketidakseimbangan di mana pola kehidupan
yang sudah terbiasa menjadi tergangnu dan anak selama beberapa saat merasa terganggu
sampai tercapainya penyesuaian diri terhadap perubahan ini.
Tibanya akhir masa kanak-kanak dapat secara tepat diketahui, tetapi orang tidak dapat
mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan seksual – yaitu
kriteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan masa remaja
timbulnya tidak selalu pada usia yang sama.
Ini disebabkan perbedaan dalam kematangan seksual anak laki-laki dan anak
perempuan. Dengan demikain, ada anak yang mengalami masa kanak-kanak yang lebih lama
dan ada pula yang lebih singkat. Bagi rata-rata anak perempuan masa akhir kanak-kanak
berlangsung antara enam sampai tiga belas tahun, suatu rentang tujuh tahun; bagi anak laki-
laki berlangsung antara enam sampai enam belas tahun, rentang delapan tahun.
2.2.1 Ciri Akhir Masa Kanak-Kanak
Dalam buku Development Psychology; A Live-Span Approach (Elizabet B. Hurlock,
1980) Orang tua, pendidik dan ahli psikologi memberikan berbagai label pada periode ini
dan label-label itu mencerminkan ciri-ciri penting dari periode akhir masa kanak-kanak
ini.
1. Label yang Digunakan oleh Orang Tua

23
 Usia yang menyulitkan yaitu suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti
perintah dan di mana ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya dari
pada oleh orang tua dan anggota keluarga lain.
 Usia tidak rapih yaitu suatu masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan
dan ceroboh dalam penampilan, dan kamarnya sangat berantakan, kurang
memperhatikan dan tidak bertanggungjawab terhadap pakaian dan benda-benda
miliknya sendiri.
 Usia bertengkar yaitu suatu masa di mana banyak terjadi pertengkaran antar
keluarga dan suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota
keluarga. Pola perilaku ini banyak terjadi dalam keluarga yang anaknya terdiri dari
anak laki-laki dan perempuan, misalnya anak laki-laki mengejek perempuan yang
akhirnya menimbulkan pertengkaran antara mereka.
2. Label yang Digunakan oleh Para Pendidik
 Usia sekolah dasar, pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada
kehidupan dewasa; dan mempelajari pelbagai ketrampilan penitng tertentu, baik
ketrampilan kurikuler maupun ekstra kulikuler.
 Periode kritis yaitu memberikan dorongan berprestasi di mana masa ini anak
membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses.
Sekali terbentuk, kebiasaan untuk bekerja di bawah, di atas atau sesuai dengan
kemampuan cenderung menetap sampai dewasa. Telah dilaporkan bahwa tingkat
perilak berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai kolerasi yang tinggi dengan
perilaku berpresasi pada masa dewasa (Kagan, J., 1988).
3. Label yang Digunakan oleh Ahli Psikologi
 Usia berkelompok yaitu suatu masa di mana perhatian utama anak tertuju pada
keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok, terutama
kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya.
 Usia penyesuaian diri yaitu di mana anak ingin menyesuaikan dengan dengan
standar yang disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku.
Bagaimana pentingnya penyesuaian diri dengan standar yang disetujui kelompok
bagi anak telah dijelaskan oleh (Church dan Stone, 1960):

24
Bagi anak 7 atau 8 tahun, ukuran “dosa” yang paling buruk berbeda dari ukuran
anak lain . . . . Ia meniru pakaian dan perilaku anak yang lebih tua dan mengikuti
peraturan kelompok sekalipun bertentangan dengan peraturan dirinya, keluarga, dan
peraturan sekolah.

 Usia kreatif, suatu masa dalam rentang kehidupan di mana akan ditentukan apakah
anak menjadi konfromis atau pencipta karya yang baru atau orisinal. Mengenai
kreativitas menunjukan bahwa anak-anak yang lebih besar bila tidak dihalangi oleh
rintangan-rintangan lingkungan, oleh kritik, atau cemoohan orang-orang dewasa atau
orang-orang lain, akan mengarahkan tenaga kedalam kegiatan-kegiatan Kreatif.
Meskipun dasar-dasar untuk ungkapan kreatif diletakkan pada awal masa kanak-
kanak, namun kemampuan untuk menggunakan dasar-dasar inidalam kegiatan-
kegiatan orisinal pada umumnya belum berkembang sempuran sebelum anak-anak
mencapai tahun akhir masa kanak-kanak (Sussman, G., and J. Justman., 1976).
 Usia bermain oleh ahli psikologi, bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk
bermain daripada dalam periode-periode lain, di mana tidak dimungkinkan lagi
apabila anak-anak sudah bersekolah, melainkan terdapat tumpang tindih antara ciri-
ciri kegiatan bermain anak-anak remaja. Jadi alasan periode ini disebut sebagai usia
bermain adalah karena luasnya minat dan kegiatan bermain dan bukan karena
banyaknya waktu untuk bermain.
2.2.2 Perkembangan Fisik Pada Akhir Masa Kanak-Kanak
Akhir masa kanak-kanak merupaka periode pertumbuhan yang lambat dan relatif
seragam sapai mulai terjadinya perubahan-perubahan pubertas, kira-kira dua tahun
sebelum anak secara seksual menjadi matang pada saat di mana pertumbuhan
berkembang pesat.
1. Tinggi
Kenaikan tinggi per tahun adalah 2 sampai 3 inci. Rata-rata anak perempuan sebelas
tahun mempunyai tinggi badan 58 inci dan anak laki-laki 57,5 inci.

2. Berat

25
Kenaikan berat lebih bervariasi daripada kenaikan tinggi, berkisar antara 3 sampai 5
pon pertahun. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempeunyai berat badan 88,5
pon dan anak laki-laki 85,5 pon.
3. Perbandingan Tubuh
Meskipun kepala masih terlampau besar dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya,
beberapa perbandingan wajah yang kurang baik menghilang dengan bertambahnya
besarnya mulut dan rahang, dahi melebar dan merata, bibir semakin berisi, hidung
menjadi lebih besar dan lebih berbentuk. Badan memanjang dan menjadi lebih
langsing, leher menjadi lebih panjang, dada melebar, perut tidak membuncit, lengan
dan tungkai memanjang (meskipun kelihatannya kurus dan tidak berbentuk karena
otot-otot belum berkembang), tangan dan kaki dengan lambat tumbuh membesar.
4. Kesederhanaan
Perbandingan tubuh yang kurang baik yang sangat mencolok pada akhir masa kanak-
kanak menyebabkan meningkatnya kesederhanaan pada saat ini. Di samping itu,
kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kecendrungan untuk berpakaian seperti
teman-teman tanpa memperdulikan pantas tidaknya, juga menambah kesederhanaan.
5. Perbandingan Otot-Lemak
Selama akhir masa kanak-kanak, jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada
jaringan otot yang perkembangannya baru mulai melejit pada awal pubertas. Anak
yang membentuk endomorfik jaringan lemaknya jauh lebih banyak daripada jaringan
otot sedangkan pada tubuh mesomorfik keadaannya terbalik. Pada bentuk tubuh
elektromorfik tidak terdapat jaringan yang melebihi jaringan lainya sehingga
cenderung tampak kurus.
6. Gigi
Pada permulaan pubertas, umumnya seorang anak sudah mempunyai dua puluh dua
gigi tetap. Keempat gigi terakhir disebut gigi kebijaksanaan, muncul selama remaja.
 
Pertumbuhan fisik mengikuti pola yang dapat diramalkan meskipun sejumlah
perbedaan dapat terjadi. Bentuk tubuh mempengaruhi tinggi dan berat dalam akhir masa
kanak-kanak. Anak yang memiliki bentuk tubuh ektomorfik, yang tubuhnya memanjang
langsing, dapat diharapkan tidak seberat anak mesomorfik yang mempunyai tubuh lebih
berat. Anak yang berbadan mesimorfik tumbuh lebih cepat daripada anak yang
ektomorfik atau endomorfik, dan lebih cepat menjadi pubertas (Tanner, J. M., 1978).

26
Kesehatan dan gizi yang baik merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak. Semakin baik kesehatan dan gizi, anak cenderung semakin besar
dari usia ke usia dibandingkan dengan anak yang kesehatannya dan gizinya buruk. Anak
yang diberi imunisasi terhadap nyakit selama awal masa kanak-kanak tumbuh lebih
besar daripada anak yang tidak diberi imunisasi (Whiting, G. W. M., T. K. Landauer, and
T. M. Jones, 1968).
Ketegangan emosional juga mempengaruhi pertumbuhan fisik. Anak yang tenang
tumbuh lebih cepat daripada anak yang mengalami gangguan emosial lebih banyak
mempengaruhi berat daripada tinggi (Tanner, J. M., 1978).
Perbedaan seks dalam pertumbuhan fisik yang pada tahun-tahun sebelumnya
hampir tidak tampak menonjol dalam akhir masa kanak-kanak. Karena pesatnya
pertumbuhan pubertas anak laki-laki baru dinilai kira-kira setahun lebih lambat daripada
anak perempuan, anak laki-laki cenderung lebih pendek dan lebih ringan daripada anak
perempuan seusianya, sampai ia juga secara seksual menjadi matang. Pertumbuhan gigi
anak perempuan juga lebih cepat sedikit dari pada anak laki-laki, sedangkan kepala dan
wajah anak laki-laki tumbuh lebih besar daripada anak perempuan.
Sampai sekarang belum ada cara untuk meramalkan tinggi seorang dewasa
berdasarkan tingginya pada akhir masa kanak-kanak. Tinggi orang dewasa sejauh
tertentu ditentukan oleh bentuk tubuh orang tua, tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa
lama anak tumbuh dan kecepatan tumbuhnya selama tahun-taun sebelum pubertas.
2.2.3 Keterampilan Akhir Masa Kanak-Kanak
Pada akhir permulaan akhir masa kanak-kanak, anak-anak mempunyai sejumlah
besar keterampilan yang mereka pelajari selama tahun-tahun prasekolah. Keterampilan
yang dipelajari oleh anak-anak sebagian besar bergantung pada lingkungan, sebagian
pada kesempatan untuk belajar, sebagian pada bentuk tubuh dan sebagian lagi
bergantung pada apa yang sedang digemari oleh teman-teman sebaya. Perbedaan seks
yang menonjol misalnya, tidak hanya terdapat dalam keterampilan bermain tetapi juga
dalam tingkat kesempurnaan menampilkan permainan tersebut. Pada umumnya, anak
perempuan melebihi anak laki-laki dalam berbagai keterampilan yang melibatkan oto-
otot yang lebih halus, seperti melukis, menjahit, dan menganyam, sedangkan anak laki-
laki pandai dalam berbagai keterampilan yang melibatkan otot-otot yang lebih kasar,
seperti melempar basket, menendang bola dalam jarak jauh, dan melakukan lompat jauh.
Status sosial ekonomi keluarga juga sangat mempengaruhi jumlah dan jenis
keterampilan yang dipelajari anak-anak. Anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi

27
atas pada umumnya cenderung mempunyai lebih sedikit keterampilan dari pada anak
yang berasal dari tingkatan yang lebih rendah, karena keterampilan yang dipelajari lebih
terpusat dalam bidang keterampailan menolong yang bersifat sendiri dan sosial,
sedangkan anak yang tingkat sosial menengah dan tinggi lebih terpusat pada kelompok
keterampilan bermain.
Kategori Keterampilan Akhir Masa Kanak-Kanak
Keterampilan akhir-akhir kanak-kanak dapat ke dalam empat kategori, yaitu :
1. Keterampilan Menolong Diri Sendiri
Anak yang lebih besar, harus dapat makan, berpakaian, mandi, dan berdandan sendiri.
Hampir secepat dan semahir orang dewasa, dan keterampilan tidak memerlukan
perhatian sadar yang penting pada awal masa kanak-kanak.
2. Keterampilan Menolong Orang Lain
Keterampilan menurut kategori ini bertalian dengan menolong orang-orang lain. Di
rumah mencakup membersihkan tempat tidur, membersihkan debu dan menyapu, di
sekolah mencakup mengosongkan tempat sampah dan membersihkan papan tulis, dan
didalam kelompok bermain mencakup menolong membuat rumah-rumah atau
merencanakan lapangan basket.
3. Keterampilan Sekolah
Di sekolah anak mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk
menulis, menggambar, melukis, membentuk tanah liat, menari, mewarnai dengan
krayon, menjahit, memasak dan pekerjaan tangan dengan menggunakan kayu.
4. Keterampilan Bermain
Anak belajar berbagai keterampilan bermain sepertimelempar dan menangkap bola,
naik sepeda, sepatu roda dan berenang.

Keterampilan bermain lebih penting bagi anak pada awal periode ini dibandingkan
dengan pada saat ia menjelang puber. Perlu diperhatikan bahwasanya semua
keterampilan masa akhir kanak-kanak mempengaruhi sosialisasi anak secara langsung
maupun tidak langsung.
Pilihan penggunaan tangan
Beberapa keterampilan tangan dilakukan dengan tangan kanan, sedangkan
keterampilan lain dilakukan dengan tangan kiri. Banyaknya kesulitan yang dihadapi
dalam mengubah pilihan penggunaan tangan, maka keterampilan harus dikuasai sangat
sedikit anak-anak kidal yang mau mengubah penggunaan tangan kanan pada awal

28
periode kanak-kanak. Timbulnya kesulitan dan gangguan emosional dalam mengubah
penggunaan tangan pada usia ini, guru sekolah dasar tidak memaksa anak mengubah
keterampilan tangan kanan. Guru mendorong anak kidal untuk mempelajari keterampilan
baru dengan menggunakan tangan kanan.
2.2.4 Kemajuan Berbicara
Dengan meluasnya cakrawala social anak-anak, anak menemukan bahwa berbicara
merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat didalam kelompok. Hal ini
membuat dorongan yang kuat untuk berbicara lebih baik, dorongan untuk memperbaiki
kemampuannya berbicara, dan yang lebih penting anak mengetahui bahwa inti
komunikasi adalah bahwa ia mampu mengerti apa yang dikatakan orang lain.
Bantuan untuk memperbaiki pembicaraan pada akhir masa kanak-kanak berasal
dari 4 sumber. Pertama orangtua dari kelompok social ekonomi menengah ke atas merasa
bahwa berbicara sangat penting sehingga mereka memacu anak-anak mereka untuk
berbicara lebih baik. Kedua radio dan televisi memberikan contoh yang baik bagi
pembicaraan anak-anak yang lebih besar sebagaimana halnya bagi anak-anak selama
tahun-tahun prasekolah. Ketiga setelah anak belajar membaca, ia mngenambah kosakata
dan terbiasa dengan bentuk kalimat yang benar. Dan keempat setelah anak mulai sekolah,
kata-kata yang salah ucap dan arti-arti yang salah biasanya cepat diperbaiki oleh guru.
Bidang-Bidang yang Mengalami Perubahan
1. Penambahan Kosa Kata
a. Kosa Kata Etiket
Pada akhir kelas satu, anak yang di rumah dilatih menggunakan kata-kata seperti
“minta tolong” dan “terima kasih” mempunyai kota kata etiket orang-orang dewasa
dalam lingkungan kelurganya.
b. Kosa Kata Warna
Anak belajar nama semua warna yang umum dan warna yang tidak terlampau
umum dipelajari segera setelah masuk sekolah dan memperoleh pendidikan formal
dalam kesenian.
c. Kosa Kata Bilangan
Dari pelajaran berhitung di sekolah anak belajar nama dan arti bilangan.
d. Kosa Kata Uang
Baik di rumah maupun di sekolah, anak yang lebih besar belajar nama pelbagai
macam uang logam dan ia mengerti nilai dari berbagai satuan uang kertas.
e. Kosa Kata Waktu

29
Kosa kata waktu dari anak yang lebih besar sama dengan kota kata-kata waktu dari
orang-orang dewasa dengan siapa ia berhubungan, walaupun pengertiannya tentang
kata-kata waktu kadang-kadang tidak tepat.
f. Kata-kata Populer dan Kata-kata Makian
Anak belajar kata-kata popular dan kata-kata makian kanak-kanak dari anak-anak
yang lebih besar di lingkungan tetangga. Dengan menggunakan kata-kata tersebut
anak merasa “dewasa” dan mereka segera mengetahui bahwa penggunakan kata-
kata tersebut mempunyai nilai perhatian yang lebih besar.
g. Kosa Kata Rahasia
Anak menggunakan kosa kata rahasia untuk berkomunikasi dengan sahabatnya.
Dapat berbentuk tulisan, terdiri dari kode-kode yang dibentuk dengan lambang-
lambang atau pengganti huruf; lisan, terdiri dari isyarat-isyarat dan menggunaan
jari-jari untuk mengkomunikasikan kata-kata. Sebagian besar anak mulai
menggunakan salah satu atau beberapa bentuk kata rahasia ini pada saat ia masuk
kelas tiga dan penggunaan ini mencapai puncaknya beberapa saat sebelum masa
puber.
2. Pengucapan
Kesalahan dalam pengucapan kata-kata lebih sedikit pada usia ini daripada
sebelumnya. Sebuah kata baru mungkin ketika pertama kali digunakan, diucapkan
demyham tidak tepat, tetapi setelah beberapa kali mendengar pengucapan yang benar,
anak sudah mampu mengucapkannya secara benar.
3. Pembentukan Kalimat
Anak usia enam tahun harus sudah menguasai hampir semua jenis struktur
kalimat. Dari enam tahun harus sudah menguasai hampir semua jenis struktur kalimat.
Dari enam sampai sembilan atau sepuluh tahun, panjang kalimat akan bertambah.
Kalimat panjang biasanya tidak teratur dan terpotong-potong. Berangsur-angsur
setelah usia sembilan anak mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan lebih
padat.

4. Isi Pembicaraan
Saat anak mengalihkan pembicaraan egosentris kepada pembicara an yang
bersifat sosial tidak sepenuhnya bergantung pada usia, bila anak bersama dengan
orang dewasa, banyak orang dewasa mendorong pembicaraan egosentris pada anak-
anak, sedangkan teman-temannya selain tidak mendorong juga tidak menghiraukan

30
anak yang berbicara tentang dirinya sendiri. Tetapi bila anak bersama orang dewasa,
biasanya orang dewasa menentukan pokok pembicaraan.
5. Banyak bicara
Tahap mengobrol, yang merupakan ciri masa kanak-kana, berangsur-angsur
digantikan pembicaraan yang lebih dikendalikan dan lebih terseleksi. Dengan
berjalanya periode akhir masa kanak-kanak, banya pembicara makin lama makin
berkurang. Secara normal, menjelang berakhir masa kanak-kanak, anak-anak semakin
sedikit berbicara , ini bukan disebabkan anak takut dikritik atau dicemooh melinkan
sebagian dari sindrom menerik diri merupakan cirri dari masa puber.Tidak semua
emosi pada usia ini menyenangkan, banyak ledakan amarah terjadi dan anak
menderita kekhwatiran dan perasaan kecewa.

Pola emosi yang umum pada masa kanak-kanak

Pola emosi yang umum pada masa akhir masa kanak-kanak sama dengan pola pada
awal kanak-kanak.Pola emosi awal kanak-kanak dalam dua hal. Pertama, jenis situasi
yang membangkitkan emosi , dan ke dua bentuk ungkapan,perbuatan tersebut lebih
merupakan akibat dari meluasnya pengalaman dan belajar dari pada proses pematangan
diri. Sebagai mana juga terdapat pada anak-anak yang lebih muda, ada sejumlah
perbedaan emosi pada anak-anak yang lebih besar dan dalam cara mereka dalam
mengungkapkan emosi.

Periode meningginya emosi menjadi periode ketidak seimbangan, yaitu dimana


anak menjadi sulit di hadapi. Meningginya emosi pada akhir masa kanak-kanak dapat
disebabkan karena keadaan fisik atau lingkungan. Kalau anak sakit atau lelah, ia
cendrung cepat marah, rewel, dan umumnya sulit dihadapi.

Keadaan emosi yang tidak tersalurkan tidak menyenangkan bagi anak, seringkali
anak dengancara coba-coba meredakan keadaan ini dengan sibuk bermain, dengan
tertawa terbahak-bahak atau bahkan dengan menagis. Sekali cara meredakan emosi yang
tidak tersalurkan ini di temukan, yang disebut katarsis emosional maka akan timbul bagi
anak untuk mengatasi ungkapan emosional agar sesuai dengan harapan sosial.

31
2.2.5 Pengelompokan Sosial Dan Perilku Sosial Pada Masa Akhir Kanak-Kanak
Akhir masa kanak-kanak sering disebut “usia kelompok” karena ditandai dengan
adanya minat terhadap aktivitas teman-teman nya dan meningkatnya keinginnan yang
kuat untuk ditrima sebagai anggota suatu kelompok dan merasa tidak puas bila tidak
bersama teman-temannya.
Ciri geng anak-anak
Geng anak-anak berbeda dari geng remaja dalam banyak hal, empat diantaranya
sangat penting dan sangat umum. Tujuan utama geng anak-anak adalah memperoleh
kesenangan; geng mereka terutama dalah kelompok bermain. Sedangkan geng remaja
bertujuan untuk menimbulkan kesulitan bagi orang lain sebagai pembalasan terhadap
kelalaian kelompoksosial yang benar-benar ada atau yang dikhayalkan. Geng anak
merupakan kelompok bermain. Ciri-Ciri Geng Anak
1. Untuk menjadi anggota geng, anak harus diajak.
2. Anggota geng terdiri dari jenis kelamin yang sama.
3. Pada mulanya anggota geng terdiri dari 3 atau 4 orang, tetapi jumlah ini meningkat
dengan bertambah besarnya anak.
4. Geng anak laki-laki sering terlibat dalam perilaku sosial buruk daripada anak
perempuan.
5. Geng mempunyai pusat pertemuan.
6. Pemimpin geng mewakili ideal kelompok dan hamper dalam segala hal lebih unggul
daripada yang lain.

Efek dari keanggotaan kelompok

Keanggotaan berkelompok dapat menimbulkan akibat yang kurang baik pada anak-
anak, di antaranya ada empat dampak yang ditimbulkan:
a. Menjadi anggota geng sering kali menimbulkan pertentangan dengan orangtua dan
penolakan terhadap standar orangtua.
b. Pemusnahan antara anak laki-laki dan anak perempuan semakin meluas.
c. Kecenderungan anak yang lebih tua untuk mengembangkan prasangka terhadap anak
yang berbeda.
d. Cara anak memperlakukan anak-anak yang bukan anggota geng.

32
2.2.6 Kategori Konsep Yang Umum Pada Akhir Masa Kanak-Kanak
1. Kehidupan
Meskipun beberapa anak sulit untuk mengerti bahwa banyak hal yang bergerak—
seperti sungai misalnya—bukan merupakan sesuatu yang hidup, namun mereka
semakin sadar bahwa gerakan bukanlah satu-satunya kriteria kehidupan.
2. Kematian
Anak yang mengalami kematian anggota keluarga atau matinya hewan peliharaan,
mempunyai pengertian yang baik tentang makna kematian, dan bobot emosi dan
konsepnya tentang kematian diwarnai oleh reaksi-reaksi orang sekitar.
3. Kehidupan setelah Mati
Konsep kehidupan setelah mati terutama bergantung pada perintah agama yang
diterima anak daripada apa yang diyakini oleh teman-temannya.
4. Fungsi-fungsi Tubuh
Sampai anak mulai mempelajari kesehatan di sekolah dasar, banyak konsep tentang
fungsi tubuh yang kurang tepat dan kurang lengkap, terutama tentang fungsi tubuh
internal.
5. Ruang
Dengan menggunakan skala dan penggaris, anak mempelajari apa arti dari ons, pon,
inci, kaki, dan bahkan mil. Dari laporan tentang penjelajahan ruang dalam media
massa, anak-anak mengembangkan konsep tentang ruang angkasa.
6. Bilangan
Bilangan memperoleh arti baru setelah anak menggunakan uang dan memecahkan
soal-soal berhitung. Pada saat berusia sembilan atau sepuluh tahun, anak mengerti
konsep bilangan sampai lebih dari 1000.
7. Hubungan Sebab Akibat
Konsep tentang penyebab fisik biasanya berkembang lebih dulu daripada konsep
tentang penyebab psikologis. Misalnya, anak-anak lebih dulu mengerti apa yang
menyebabkan hujan atau salju daripada apa yang menyebabkan seseorang menjadi
marah.
8. Uang
Anak mengerti berbagai nilai uang logam dan uang kertas bilamana ia menggunakan
uang. Kesempatan untuk menggunakan uang sangat beragam dan lebih besar pada
keluarga yang status sosial ekonominya lebih rendah daripada yang tinggi.
9. Waktu

33
Jadwal sekolah yang ketat memungkinkan anak mengembangkan konsep tentang apa
yang dapat dicapai dalam waktu tertentu. Pelajaran, pengetahuan sosial di sekolah dan
di media massa akan membantu anak mengembangkan konsep kronologi sejarah.
10. Diri
Konsep anak tentang diri sendiri semakin jelas ketika ia mengenal dirinya sendiri
melalui pandangan guru-guru dan teman-teman sekelas dan ketika ia membandingkan
kemampuan prestasinya dengan kemampuan dan prestasi teman-temannya.
11. Peran Seks
Sebelum masa kanak-kanak berakhir, selain mengembangan konsep yang jelas
tentang peran seks yang sesuai untuk anak laki-laki dan anak perempuan, anak juga
belajar bahwa peran pria dianggap lebih berwibawa daripada peran wanita.
12. Peran Sosial
Anak yang lebih tua sadar akan sosial, agama, ras, dan status sosial ekonomi dari
teman sebaya mereka dan mereka menerima stereotip budaya dan sikap dewasa
terhadap status ini. Hal ini menimbulkan kesadaran kelompok dan dalam beberapa hal
terdapat prasangka sosial.
13. Keindahan
Anak cenderung menilai keindahan sesuai dengan standar kelompok, bukan standar
lehidupannya sendiri. Apa yang dianggap kelompok indah atau baik, diterima sebagai
konsepnya sendiri.
14. Kelucuan
Konsep anak tentang kelucuan sebagian berdasarkan pada pengamatan yang di
pandang lucu oleh orang lain dan sebagian pada penangkapannya sendiri, seperti teka-
teki.
2.2.7 Esensi Disiplin Bagi Anak-Anak Yang Lebih Besar
Bantuan dalam Mendasarkan Kode Moral
Dalam kasus anak yang lebih besar, pengajaran mengenai benar dan salah
seyogianya menekankan alasan mengapa pola dan perilaku tertentu diterima dan
mengapa pola lain tidak diterima, dan seyogianya diarahkan untuk menolong anak
memperluas konsep tertentu menjadi konsep yang lebih luas, lebih abstrak.

Ganjaran
Ganjaran, seperti pujian atau perlakuan secara khusus karena berhasil menghadapi
situasi sulit dengan baik, mempunyai nilai pendidikan yang kuat jika pujian dan

34
perlakuan khusus menunjukkan pada anak bahwa ia bertindak benar dan juga jika
mendorong anak untuk mengulang perilaku yang baik. Bagaiamanapu juga, jikalau
pujian dan perlakuan khusus harus menjadi efektif ganjaran harus sesuai dengan usia dan
tingkat perkembangan anak.
Hukuman
Seperti ganjaran, hukuman harus sesuai dengan perkembangan dan harus dilakukan
secara adil, kalau tidak, dapat menimbulkan kebencian anak. Hukuman juga harus
mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan harapan sosial di masa berikutnya.
Konsistensi
Disiplin yang baik selalu konsisten. Apa yang benar hari ini, besok juga benar dan
lusa juga benar. Perbuatan yang salah harus mendapatkan hukuman yang sama bila
perbuatan itu setiap kali diulang, dan perbuatan yang benar juga harus mendapat
ganjaran yang sama.
2.2.8 Penggolongan Peran Seks
Penggolongan peran seks, yang dimulai segera sesudah dilahirkan, sekarang
dilanjutkan dengan perantara baru yang berperan penting dalam proses penggolongan ini.
Diantara kekuatan-kekuatan baru yang memainkan peran seks ini, yang paling menonjol
adalah guru-guru dan pelajaran-peajaran sekolah, karena martabat yang dapat diperoleh
bila terikat dengan peran guru. Berbagai media massa juga berperan penting. Seperti
diterangkan oleh Nolan dan kawan-kawan, “secara diam-diam anak-anak belajar dari
televisi bahwa anak laki-laki lebih penting daripada anak perempuan.” Mereka membaca
di buku-buku bahwa bila wanita dan pria mengerjakan pekerjaan yang sama, umumnya
pria digambarkan sebagai orang yang mengarahkan tugas. Namun, kekuatan yang paling
berpengaruh dalam penggolongan seks selama akhir masa kanak-kanak berasal dari
tekanan teman sebaya. Seperti sudah ditekankan sebelumnya dalam bab ini, anak harus
sepenuhnya mengikuti keyakinan, nilai-nilai dan pola-pola perilaku bila ingin diterima
oleh anggota geng anak-anak. Ini berarti bahwa ia harus menerima stereotip peran seks
teman-teman geng sebagai pedoman dari perilakunya sendiri dan harus menerima sikap
teman-teman terhadapnya dan lawan jenis. Lebih penting lagi, anak-anak harus bertindak
sesuai dengan apa yang oleh kelompok dianggap wajar, meskipun ini berarti
merendahkan lawan jenis atau meremehkan cita-citanya apabila teman-teman
menganggap cita-citanya terlampau muluk bagi kelompok jenis kelaminnya.
Minat-Minat Yang Umum Pada Akhir Masa Kanak-Kanak
1. Penampilan

35
Anak yang lebih besar akan diminati oleh orang lain hanya kalau ia begitu berbeda
dari teman-teman sebayanya sehingga ia merasa menarik perhatian.
2. Pakaian
Anak menaruh minat pada pakian baru, tetapi harus sama dengan apa yang dipakai
teman-temannya. Ia juga menyukai warna-warna pakaian tertentu
3. Nama dan Julukan
Nama awal diminati hanya kalau berbeda dengan nama teman-temannya atau kalau ia
merasa menarik perhatian orang dengan namanya. Karena nama keluarga dan nama
tengah jarang digunakan, anak hanya menaruh minat bila nama menggolongkannya
dengan kelompok ras atau agama yang dikenai prasangka. Kalau anak menyadari
bahwa nama julukan yang diberikan teman-teman mencerminkan penilaian teman-
teman, ia tidak menyukai nama julukan yang berupa cemoohan.
4. Agama
Minat anak untuk beribadah menjadi berkurang, tidak lagi seperti sebelumnya.
Meskipun anak masih senang bertemu dengan teman-teman tetapi anak seringkali
meragukan pelajaran agama dan kemanjuran doa.
5. Tubuh Manusia
Karena tidak dapat mengamati fungsi-fungsi tubuh secara langsung, anak berusaha
memuaskan keingintahuannya tentang apa yang terjadi di dalam tubuh dengan
bertanya, membaca buku, atau melihat gambar-gambar
6. Kesehatan
Minat terhadap kesehatan tubuh hanya kalau anak-anak sakit atau menederita
penyakit kronis seperti asma. Anak laki-laki menganggap minat ini sebagai tanda
seorang banci.
7. Seks
Anak ingin mengetahui lebih dalam mengenai hubungan antara kedua jenis seks,
peran ayah dalam proses reproduksi dan kelahiran. Anak berusahamemperoleh
informasi dari buku-buku atau teman-teman yang dengannya mereka bertukar cerita-
cerita yang “kotor” dan berbagai lelucon.
8. Sekolah
Umunya anak pada mulanya bergairah ke sekolah. Pada akhir kelas dua, banyak yang
merasa bosan, mengembangkan sikap menantang dan kritis terhadap tugas-tugas
akademis, meskipun anak masih menyukai kegiatan nonakademis. Sikap anak sangat
dipengaruhi oleh manrik atau tidaknya cara guru menyajikan bahan yang harus

36
dipelajari dan bagaimana ia memandang bahan-bahan ini dalam kaitannya dengan
pekerjaan di masa depan.
9. Pekerjaan Masa Depan
Awal minat tentang pekerjaan masa depan berkisar pada pekerjaan-pekerjaan yang
dianggap sangat mempesonakan, mengasyikan dan bergengsi atau yang melibatkan
kegiatan-kegiatan atau seragam yang baginya merasa penting.
10. Simbol Status
Bila anak melihat dan merasakan pentingnya status sosio-ekonomi, maka mereka
akan menaruh minat besar terhadap simbol-simbol nyata status sosio-ekonomi
keluarganya, seperti mobil atau rumah besar.
11. Otonomi
Berapa besar minat akan otonomi anak terutama bergantung pada berapa besar
otonomi yang dimiliki teman-temannya. Biasanya anak puas bila terdapat persamaan
atau sedikit lebih banyak daripada teman-temannya.
2.2.9 Efek Penggolongan Peran Seks
Penggolongan peran seks berpengaruh pada perilaku dan penilaian diri anak-anak.
Dalam penampilan , pakaian, dan bahkan gerak-gerik, anak berusaha menciptakan kesan
akan kesesuaian dengan peran seks. Mereka bahkan mengetahui mana bentuk permainan
untuk laki-laki dan mana untuk perempuan. Biasanya anak laki-laki tidak mau memainkan
permainan perempuan.
Sebelum masa kelas satu selesai, biasanya anak memiliki cita-cita. Misalnya anak
laki-laki diharapkan memiliki cita-cita yang tinggi daripada anak perempuan maka dari itu
biasanya anak laki-laki lebih giat belajar daripada anak perempuan. Karena anak
perempuan belajar untuk bercita-cita lebih rendah daripada kemampuannya, tidak heran
jika prestasinya seringkali berada di bawah kemampuannya.
Pertentangan seks merupakan hasil dari penggolongan seks, seperti yang telah
dijelaskan bahwa anak laki-laki merasa lebih berharga dan penting dari perempuan maka
sering kali mereka merendahkan anak perempuan dengan berusaha menghindari wanita,
meremehkan, bahkan mengemukakan komentar-komentar yang merendahkan.
Dalam perkembangan minat, anak-anak diharapkan hanya mengembangkan minat-
minat yang dianggap sesuai dengan peran-seksnya. Harapan tersebut diungkapkan dengan
mendorong mereka menghadapi bidang-bidang yang sesuai dengan kelompok seks
mereka.

37
Penggolongan peran seks paling penting dalam penilaian diri. Anak menilai diri
sendiri sesuai dengan pandangan orang-orang yang penting dalam hidupnya. Kalau
orangtua, guru-guru, atau teman-teman menganggap perempuan lebih rendah daripada
laki-laki dan peran serta prestasi anak perempuan tidak sepenting laki-laki maka tidaklah
mengherankan jika laki-laki cenderung menilai dirinya tinggi dan anak perempuan
cenderung menganggap dirinya rendah.
2.2.10 Kondisi-Kondisi Yang Menyebabkan Merosotnya Hubungan Keluarga
1. Sikap terhadap Peran Orang Tua
Orang tua yang kurang menyukai saran orang merasa bahwa waktu, usaha, dan uang
dihabiskan oleh anak, cenderung mempunyai hubungan yang buruk dengan anak-
anaknya.
2. Harapan Orang Tua
Pada saat anak masuk sekolah, banyak orang tua yang memiliki harapan tinggi terhadap
mutu tugas-tugas sekolah dan besarnya tanggung jawab anak dirumah. Kalau anak
gagal memenuhi harapan ini, orang tua mengkritik, memarahi dan menghukum.
3. Metode Pelatihan Anak
Pelatihan anak otoriter yang sering digunakan dalam keluarga besar dan disiplin lunak
yang terutama digunakan dalam keluarga-keluarga kecil, keduanya menimbulkan
pertentangan di rumah dan menyebabkan kebencian pada anak. Disiplin yang
demokratis biasanya menghasilkan hubungan keluarga yang baik.
4. Status Sosial Ekonomi
Kalau anak merasa bahwa rumah dan miliknya lebih buruk daripada rumah dan benda-
benda milik teman-teman, anak akan sering menyalahkan orang tua, dan orang tua
cenderung membenci hal itu.
5. Pekerjaan Orang Tua
Pandangan mengenai pekerjaan ayah mempengaruhi perasaan anak. Kalau ibu bekerja
di luar rumah, sikap anak terhadap ibu diwarnai oleh pandangan teman-teman
mengenai wanita yang bekerja di luar rumah dan oleh banyaknya beban tanggung
jawab yang harus dilakukan di rumah.
6. Perubahan Sikap Kepada Orang Tua
Dalam hubungan dengan orang tua, teman-teman dan dari apa yang di baca atau dilihat
anak di televisi atau di film-film, anak membentuk konsep tentang ibu dan ayah yang
ideal. Kalau orang tuanya tidak sesuai dengan idealnya, anak cenderung bersikap kritis
dan membandingkan orangtuanya dengan orang tua teman-temannya.

38
7. Pertentangan Antar Saudara
Anak yang lebih besar sering mengkritik penampilan dan perilaku adiknya, yang
sebaliknya senang menggoda dan memerintah adik yang lebih muda lagi. Bila orang tua
berusaha menghentikan hal ini, mereka dianggap pilih kasih. Anak-anak kemudian
bersatu menghadapi orang tua dan saudara yang dianggap merupakan kesayangan
orang tua.
8. Perubahan Sikap kepada Sanak Keluarga
Anak yang lebih besar tidak senang lagi dengan sanak keluarga seperti ketika ia masih
kecil, dan cenderung menganggap mereka “terlalu tua” atau “terlalu memerintah”.
Kalau anak diharapkan hadir dalam pertemuan keluarga, ia sering menentang dan
mengatakan bahwa pertemuan itu “membosankan”. Sanak keluarga membenci sikap ini
dan memarahi si anak.
9. Orangtua Tiri
Anak yang masih ingat orangtua kandung yang tidak ada lagi bersamanya di rumah,
biasanya membenci orangtua tiri dan memperlihatkannya dengan bersikap kritis,
negatifitas dan perilaku yang sulit. Hal ini menimbulkan pertentangan di rumah.
2.2.11 Perubahan-Perubahan Kepribadian
Dengan meluasnya cakrawala sosial pada saat anak masuk sekolah, faktor-faktor
baru mulai mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Akibatnya, anak harus
seringkali memperbaiki konsep diri. Karena sampai sekarang anak memandang dirinya
sendiri hampir sepenuhnya melalui pandangan orangtua, tidaklah mengherankan kalau
konsep diri anak berat sebelah. Sekarang anak melihat dirinya seperti pandangan guru-
guru, teman-teman sekelas dan para tetangga terhadap dirinya. Bahkan orang tua
sekarang memberikan reaksi yang berbeda dan reaksi itu membuat anak memecahkan
dasar-dasar konsep dirinya.
Perubahan tidak hanya terjadi pada konsep diri, tetapi juga pada sifat-sifat orang
lain yang dinilai dan dikagumi dan juga sifat-sifat pada diri.
2.2.12 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Akhir Masa Anak-
Anak
1. Kondisi Fisik
Kesehatan yang buruk dan cacat-cacat fisik menghalangi anak untuk bermain dengan
teman-teman dan menyebabkan anak merasa rendah diri dan terbelakang.
2. Bentuk Tubuh

39
Anak yang terlalu gemuk atau terlalu kecil menurut usianya tidak mampu mengikuti
teman-temannya sehingga mengakibatkan perasaan rendah diri.
3. Nama dan Julukan
Nama yang mengakibatkan cemoohan atau yang menggambarkan status kelompok
minoritas, dapat mengakibatkan perasaan rendah diri. Julukan yang diambil dari
kelucuan fisik atau sifat kepribadian dapat menimbulkan rendah diri dan demam.
4. Status Sosial Ekonomi
Kalau anak merasa bahwa ia memiliki rumah yang lebih baik, pakaian yang lebih
bagus, dan alat-alat bermain yang lebih baik daripada apa yang dimiliki teman-teman
sebayanya, ia akan merasa lebih tinggi. Sebaliknya, kalau anak merasa bahwa status
sosial ekonominya lebih rendah daripada teman-teman sebayanya ia cenderung
merasa rendah diri.
5. Lingkungan Sekolah
Penyesuaian diri yang baik didukung oleh guru yang kompeten dan yang penuh
pengertian. Sedangkan guru yang menerangkan disiplin yang dianggap tidak adil oleh
anak atau yang menentang anak akan memberi pengaruh yang berbeda.
6. Dukungan Sosial
Dukungan atau kurangnya dukungan dari teman-teman mempengaruhi kepribadian
anak melalui konsep diri yang terbentuk. Yang paling terpengaruh adalah anak yang
sangat populer dan anak yang terkucil.
7. Keberhasilan dan Kegagalan
Berhasil menyelesaikan tugas-tugas memberikan rasa percaya diri dan menerima diri
sendiri, sedangkan kegagalan menyebabkan timbulnya perasaan kurang mampu.
Semakin hebat kegiatannya, semakin besar pengaruh keberhasilan atau kegagalan
terhadap konsep diri. Kegagalan yang berulang-ulang menimbulkan akibat yang
merusak pada kepribadian anak.
8. Seks
Anak perempuan menyadari bahwa peran seks yang dijalankan lebih rendah daripada
peran anak laki-laki, dan kesadaran ini menyebabkan menurunnya penilaian diri.
Anak menerima penilaian masyarakat terhadap perannya sebagai sesuatu yang lebih
rendah sehingga anak menilai dirinya kurang.
9. Intelegensi
Intelegensi yang sangat berbeda dari yang normal akan memberikan pengaruh buruk
kepada kepribadian. Anak yang intelegensinya kurang dari rata-rata merasakan

40
kekurangannya dan merasakan adanya sikap yang menolak dari kelompok. Akibatnya
anak menjadi malu, tertutup, dan acuh tak acuh, atau anak menjadi agresif terhadap
teman-teman yang menolaknya. Anak dengan tingkat kecerdasan yang sangat tinggi
juga cenderung mempunyai konsep diri yang buruk. Ini sebagian karena orang tua
mengharap terlalu banyak dari anak sehingga ia merasa gagal, dan sebagian lagi
karena sikap teman-teman yang kurang baik karena ia seringkali menjadi sombong
dan kurang sabar terhadap teman-teman yang kurang pandai.
2.2.13 Mencari Identitas
Karena anak-anak memasuki periode akhir masa kanak-kanak dan berminat dalam
keanggotaan kelompok, mereka sangat terpukau dengan anggapan bahwa mereka harus
menyesuaikan diri dengan standar dalam penampilan, berbicara dan berperiaku seperti
yang ditetapkan oleh kelompok. Karena takut akan kehilangan dukungan dari anggota
kelompok, mereka berusaha menyesuaikan dengan baik bahkan kadang-kadang
berlebihan.
Meskipun penyesuaian ini memberikan kepuaasan rasa aman dalam hubungan
dengan teman-teman, tetapi tidak dapat memberika kepuasan ego. Lambat atau cepat
anak mulai merasa bahwa ia tidak megikuti pola yang sama dengan teman-teman sebaya
dan kurang memiliki individualitas dan tidak memiliki identitas.
Pencarian identitas ini dimulai pada bagian akhir masa kanak-kanak dan mencapai
tahap kritis dalam masa remaja. Menurut Erikson, “identitas diri” berarti perasaan dapat
berfungsi sebagai seseorang yang tersendiri tetapi yang berhubungan erat dengan orang
lain. Ini berarti menjadi seseorang dari kelompok tetapi sekaligus memiliki ciri-ciri yang
berbeda dengan kelompok yang merupakan kekhususan dari individu.
Untuk memperoleh identitas diri, anak harus mempunyai keyakinan bahwa ia harus
dapat bertindak mandiri. Sebelum anak memiliki keyakinan ini, ia masih merasa kurang
aman. Untuk mengatasi masalah ini, anak mencoba melepaskan diri dari kedekatan
dengan orang tua dan mendekatkan diri dengan teman-teman. Sebelum mencapai tahun-
tahun remaja, anak belom berhasil mengatasi maasalah identitas diri.
2.2.14 Bahaya Pada Akhir Masa Kanak-Kanak
1. Bahaya Fisik
Sebagai akibat dari adanya teknologi medis baru untuk mendiagnosis, mencegah
dan merawat pelbagai penyakit, maka tingkat kematian selama masa kanak-kanak
tidak sering seperti di masa lampau. Namun, kecelakaan masih tetap menyebabkan
kematian pada anak periode ini.

41
Meskipun banyak bahaya fisik dari tahun-tahun sebelumnya terus berlangsung
sampai masa anak-anak, namun akibatnya pada keadaan fisik anak tidak sehebat pada
masa sebelumnya. Sebaliknya, akibat psikologis lebih besar dan lebih menetap.
Dibawah ini dibahas bahaya fisik yang utama.
2. Penyakit
Karena vaksin pada sebagian besar penyakit anak-anak mudah didapat, maka
penyakit yang diderita anak-anak terutama adalah selesma dan gangguan-gangguan
pencernaan, yang jarang menimbulkan akibat fisik yang lama.
Tetapi, akibat psikologis dari penyakit adalah serius. Penyakit mengganggu
keseimbangan tubuh yang menjadikan anak mudah marah, menuntut dan sulit. Kalau
penyakitnya berlangsung lama, maka anak akan tertinggal dalam pelajaran sekolah
dan keterampilan bermain. Orang tua juga menjadi kurang sabar,mengeluh dengan
bertambahnya tugas dan biaya akibat penyakit anak.
Beberapa penyakit merupakan penyakit palsu. Cepat atau lambat anak akan
belajar apabila ia sakit, anak tidak perlu melaksanakan tugas-tugas, tidak dikenakan
disiplin yang ketat dan memperoleh lebih banyak perhatian dari pada biasanya.
Dengan demikian anak berpura-pura sakit untuk menghindari situasi atau tugas yang
kurang menyenangkan. Bilamana cara ini berhasil, anak akan mengulangi lagi dan
menjadikan dasar bagi kecenderungan penyakit khayal.
3. Kegemukan
Kegemukan pada anak yang lebih besar dapat disebabkan karena kondisi kelenjar,
tetapi lebih sering disebabkan kebanyakan makan, terutama kebanyakan karbohidrat.
Penelitian terhadap anak gemuk menunjukkan bahwa anak makan lebih cepat,
gigitannya lebih besar dan lebih cepat menghabiskan makanan dan minta tambah lagi,
dibandingkan dengan teman seusianya yang lebih langsing.
Apapun penyebabnya, kegemukan merupakan bahaya fisik tidak saja bagi
kesehatan—misalnya anak lebih cenderung menderita diabetes—tetapi juga bagi
sosialisasinya. Anak gemuk sulit mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan
kesempatan untuk mencapai keterampilan-keterampilan yang penting untuk
keberhasilan sosial. Di samping itu teman-teman sering mengganggu dan mengejek
dengan menyebut “gendut” atau sebutan-sebutan lain yang membuat anak merasa
rendah diri.
4. Bentuk Tubuh yang Tidak Sesuai

42
Anak perempuan yang bentuk tubuhnya kelaki-lakian dan anak laki-laki yang
penampilan fisiknya seperti perempuan sering di cemooh oleh teman-teman dan
dikasihani oleh orang-orang dewasa. Akibatnya penyesuaian pribadi dan penyesuaian
sosial cenderung memburuk, terlebih lagi anak laki-laki. Sebaliknya, bentuk tubuh
yang sesuai dengan seksnya membantu penyesuaian diri yang baik.
5. Kecelakaan
Sekalipun kecelakaan tidak meninggalkan bekas luka fisik namun kecelakaan itu
meninggalkan bekas psikologis. Keadaan ini dapat menyebabkan rasa takut terhadapa
semua kegiatan.
6. Ketidakmampuan Fisik
Banyak ketidakmampuan fisik merupakan akibat dari kecelakaan. Jadi lebih
banyak terdapat pada anak laki-laki daripada perempuan pengaruhnya bergantung
kepada derajat ketidakmampuan dan pada cara perlakuan teman-teman sebayanya.
Kebanyakan anak menjadi terhambat dan canggung didalam situasi sosial, sehingga
penyesuaian sosial menjadi buruk dan selanjutnya mempengaruhi penyesuaian
pribadi.
7. Kecanggungan
Jika anak mulai membanding-bandingkan dirinya dengan teman-teman seusianya
ia sering mendapatkan kecanggungan dan kekuan menghalanginya unutuk melakukan
apa yang dilakukan oleh teman-temannya. Akibatnya anak mulai memandang diri
kurang dari teman sebaya dan bernasib buruk.
8. Kesederhanaan
Berbeda dengan para remaja atau orang-orang dewasa yang mengembangkan
perasaan ketidakmampuan pribadi kalau mengetahui bahwa mereka dianggap tidak
menarik. Tetapi kesederhaan merupakan bahaya dimana orang-orang bereaksi kurang
baik dan mengemukakan perasaan dalam cara memperlakukan anak yang sederhana.
Secara keseluruhan anak yang lebih menarik akan lebih disukai teman temannya
daripada anak yang kurang menarik dan cenderung lebih sering dipilih sebagai
pemimpin. Daya tarik fisik sangat penting, karena dapat memberikan kesan pertama
yang baik daripada anak yang kurang menarik, dan hal ini menimbulkan dukungan
sosial.
9. Bahaya Psikologis
Bahaya psikologis pada akhir masa anak-anak terutama mempengaruhi
penyesuaian sosial, yaitu tugas perkembangan pada periode ini. Bahaya ini sangat

43
besar pengaruhnya pada penyesuaian pribadi dan pada perkembangan kepribadian
anak. Bahaya Psikologis yang terjadi pada akhir periode masa kanak- kanak adalah
sebagai berikut:
10. Bahaya dalam Berbicara
Ada empat bahaya berbicara yang umum terdapat pada masa akhir kanak-kanak.
(1) kosakata yang kurang dari rata-rata (2) kesalahan dalam berbicara (3) anak yang
kesulitan berbicara dalam bahasa di lingkungannya (4) pembicaraan yang bersifat
egosentris, yang mengkritik dan merendahkan orang lain.
11. Bahaya Emosi
Anak akan dianggap tidak matang baik oleh teman-teman sebaya maupun orang-
orang dewasa, kalau ia masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang
menyenangkan seperti amarah yang meledak-ledak, dan juga bila emosi yang buruk
seperti marah dan cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi oleh orang
lain.
12. Bahaya Sosial
Terdapat lima jenis anak yang penyesuaiannya dipengaruhi oleh bahaya sosial.
Pertama, anak yang ditolak atau diabaikan oleh kelompok atau teman. Kedua, anak
yang terkucil, yang tidak memiliki persamaan dengan kelompok teman-teman. Ketiga,
anak yang mobilitas dan grafisnya tinggi mengalami kesulitan untuk diterima.
Keempat, anak yang berasal dari ras dan kelompok agama yang terkena
prasangka. Dan yang kelima, para pengikut yang ingin menjadi pemimpin kemudian
menjadi anak yang penuh dengki dan tidak puas.
13. Bahaya Bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan terasa kekurangan kesempatan
untuk mempelajari permainan dan olahraga yang penting untuk menjadi anggota
kelompok. Anak yang dilarang berkhayal karena “membuang waktu” atau dilarang
melakukan kegiatan kretaif dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut
yang kaku.
14. Bahaya dalam Konsep Diri
Anak yang memiliki konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas pada diri
sendiri dan tidak puas pada orang lain. Kalau konsep sosialnya didasarkan pada
berbagai stereotip, ia cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam
memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi maka itu cenderung
menetap dan terus memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak.

44
15. Bahaya Moral
Ada enam bahaya umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan
perilaku anak : (1)perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau
berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar salah yang tidak serupa
dengan kode orang dewasa. (2) Tidak berhasil mengambangkan suara hati sebagai
pengawas dalam terhadap perilaku. (3) Disiplin yang tidak konsisten membuat anak
tidak yakin akan apa yang dilakukan. (4) Hukuman fisik merupakan contoh agresifitas
anak. (5) menganggap dukungan teman-teman terhadap perilaku yang salah begitu
memuaskan sehingga perilaku itu menjadi kebiasaan dan (6) tidak sabar terhadap
perbuatan orang lain yang salah.
16. Bahaya yang Menyangkut Minat
Ada dua bahaya yang umum dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak:
pertama, tidak berminat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya
dan kedua, mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat
bernilai bagi dirinya, seperti kesehatan atau sekolah.
17. Bahaya dalam Penggolongan Peran Seks
Ada dua bahaya yang umum dalam penggolongan peran seks : kegagalan untuk
mempelajari organ-organ peran seks yang dianggap pantas oleh teman-teman sebaya,
dan ketidak mauan untuk melakukan peran seks yang disetujui. Bahaya yang pertama
cenderung berkembang bila anak dibesarkan oleh keluarga dimana orangtuanya
melakukan peran seks yang berbeda dengan orangtua teman-tema. Bahaya yang
kedua berkembang bilamana anak laki-laki diharapkan melakukan peran sederajat dan
anak perempuan diharapkan melakukan peran tradisional.
18. Bahaya Hubungan Keluarga
Pertentangan dengan anggota-anggota keluarga mengakibatkan dua hal:
melemahkan ikatan keluarga dan menimbulkan kebiasaan pola yang buruk, serta
masalah-masalah yang dibawa ke luar rumah.
19. Bahaya dalam Perkembangan Kepriadian
Ada dua bahaya yang serius dalam perkembangan kepribadian periode in.
Pertama, perkembangan konsep diri yang buruk yang mengakibatkan penolakan diri,
dan kedua, egosentrisme yang merupakan lanjutan dari awal masa kanak-kanak.
Egosentrisme merupakan hal yang serius karena memberikan rasa penting diri yang
palsu.
20. Akibat dari Bahaya Psikologi

45
Anak yang tidak begitu diterima oleh teman-teman sebagaimana diharapkan,
sering menjadi tidak puas terhadap diri sendiri dan iri terhadap anak yang lebih
populer. Tanda-tanda yang umum dari adanya kesulitan dimasa depan yang
disebabkan oleh ketidakpuasan pribadi antara lain adalah kebiasaan menarik diri, sifat
mudah dirangsang yang berlebihan, sangat membenci otoritas, depresi yang kronis,
meninggikan diri sendiri dengan jalan yang merendahkan orang lain, hyperaktif,
egosentrisme yang berlebihan, dan kecemasan kronis atau emosi yang mati.
2.2.15 Usaha untuk Mengatasi Kurangnya Dukungan Sosial
Karena kurangnya dukungan sosial dapat menimbulkan gangguan psikologis, para
dokter dan pendidik berusaha mencari jalan untuk menolong anak yang mengalami
kesulitan seperti ini. namun membuat anak yang tidak disukai menjadi disukai oleh
teman sebaya merupakan usaha yang sulit, karena beberapa sebab. Pertama, anak
mendapatkan reputasi sebagai seorang penggertak, cengeng atau pengadu, dan reputasi
ini cenderung menetap. Kedua, pada saat anak masuk kelas satu, pola perilaku yang
menjadikan tidak populer sudah menjadi bagian dari kepribadiannya sehingga sulit
diubah dan jarang berhasil. Ketiga, cara anak memperlakukan anak lain akan
menentukan reaksi anak lain terhadap diri anak. Kalau misalnya anak lain bertindak
seperti pimpinan dan cenderung menguasai maka anak akan membencinya dan sikap ini
sulit diubah.
Tentu saja ini tidak berarti bahwa tidak ada harapan bagi anak yang tidak disukai
oleh teman-temannya. dengan bimbingan, ia dapat mencapai pola-pola perilaku yang
dapat diterima secara sosial. Misalnya, anak dapat mengucapkan hal-hal yang baik
daripada yang kurang baik. Anak juga harus mau mangubah pola perilakunya untuk
menyesuaikan diri dengan pola kelompok kalau anggota-anggota kelompok secara sosial
menjadi lebih matang.

46
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa perkembangan anak adalah cara anak-anak melanjutkan usahanya untuk
menguasai tugas-tugas dalam perkembangan yang dasarnya telah di letakan pada masa
bayi. Perkembangan yang terjadi pada anak-anak diantaranya yaitu perkembangan fisik,
perkembangan motorik, perkembangan bicara, perkembangan emosi, perkembangan
sosial dan perkembangan bermain anak-anak. Disiplin dibutuhkan  pada masa anak.
Bakat-bakat yang ada pada anak diantaranya yaitu anak suka bermain bola, disamping itu
mempunyai bakat di bidang pendidikan dan seni. kenakalan-kenakalan seorang anak
tidak hanya menimbulkan manfaat saja, tetapi bahaya dari kenakalan ank-anak tersebut
juga banyak.
Hubungan orang tua sangat berpengaruh dengan perkembangan seorang anak. Para
orang tua harus pengertian pada anak yang sedang emosi,yaitu dengan cara
memperhatikan anak tersebut. Tahap perkembangan anak di bagi menjadi 5 periode,
yaitu periode pra lahir (pembuahan sampai lahir), masa neonates (lahir sampai 10-
14hari), masa bayi, (dua minggu sampai dua tahun), masa kanak-kanak ( dua tahun
sampai remaja) yang terdiri dari dua tahap, masa kanak-kanak dini (2 sampai 6 tahun)
dan masa kanak-kanak akhir (6 sampai 13 tahun) dan masa puber (11 sampai 16 tahun).
3.2 Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah tetang perkembangan pada masa anak-
anak ini, penulis khususnya dan para pembaca dapat memahami bagaimana
perkembangan yang terjadi pada masa anak-anak. penulispun berharap adanya kritik
saran dr para abaca. Karena semua itu untuk sempurnanya pembuatan makalah yang
akan datang.

47
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. Edisi kelima. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan


Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

48

Anda mungkin juga menyukai