OLEH :
200719201317
MALANG
2021
TINJUAN TEORI
4 4 bulan Kelurahan
7 18 bulan Malu
d. Perkembangan Temperamen
Temperamen merupakan sebuah aspek karakter yang
menyelubungi seseorang secara umum, yang dibentuk oleh
kecenderungan-kecenderungan pola-pola khusus reaksi emosional,
perubahan suasana hati, dan tingkat kepekaan yang dihasilkan
rangsangan. Temperamen juga bisa dilihat sebagai reaksi seseorang
terhadap respon lingkungannya. Temperamen umumnya diperoleh
seseorang melalui orang tuanya dengan cara diturunkan, juga
dipengaruhi lingkungan sekitar. Perbedaan kualitas dan intensitas
respons emosional serta pengaturan diri yang memunculkan perilaku
individual yang terlihat sejak lahir, yang relatif stabil dan menetap dari
waktu kewaktu dan pada semua situasi yang dipengaruhi oleh
interaksi antara pembawaan, kematangan, dan pengalaman. (Aziz
Alimul Hidayat : 2018).
Beberapa bayi sangat aktif menggerakkan tangan, kaki dan
mulutnya tanpa henti-hentinya, tetapi bayi lain terlihat sangat tenang.
Sebagian bayi merespons dengan hangat kepada orang lain cerewet,
rewel dan susah diatur. Semua gaya perilaku ini merupakan
tempramen seorang bayi. (Aziz Alimul Hidayat : 2018).
e. Tahap Attachment
Attachment adalah sebuah istilah yang pertama kali
diperkenalkan oleh J. Bowlby tahun 2018 untuk menggambarkan
pertalian atau ikatan antara ibu dan anak. Kebanyakan ahli psikologi
perkembangan mempercayai bahwa attachment pada bayi
merupakan dasar utama bagi pembentukan kehidupan sosial anak di
kemudian hari. Menurut J. Bowlby, pentingnya attachment dalam
tahun pertama kehidupan bayi adalah karena bayi dan ibunya secara
naluriah memiliki keinginan untuk membentuk suatu katerikatan. (Aziz
Alimul Hidayat : 2018).
Ada 4 tahap perkembangan attachment pada bayi adalah sebagai
berikut :
a) Tahap Indiscriminate Sosiability (0-2 bulan)
Bayi tidak membedakan antara orang- orang dan merasa senang
dengan atau menerima dengan senang orang yang dikenal dan
yang tidak dikenal.
b) Tahap Attachment Is The Makin (2-7 bulan)
Bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang yang dikenal,
tersenyum pada orang yang lebih dikenal.
c) Tahap Specific, Clear-Cut Attachment (7-24 bulan),
Bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu atau
pengasuh pertama lainnya dan akan berusaha untuk senantiasa
dekat dengannya, akan menangis ketika berpisah dengannya.
d) Tahap Goal-Coordination Partenerships (24- seterusnya)
Bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh
pertama, bayi tidak merasa sedih selama berpisah dengan ibunya
atau pengasuh pertamanya dalam jangka waktu yang lama. (Aziz
Alimul Hidayat : 2018).
5. Perkembangan Rasa Percaya
Menurut Erik Erikson (1968), pada tahun pertama (bayi usia 1-2
bulan) kehidupan ditandai dengan adanya tahap perkembangan rasa
percaya dan rasa tidak percaya. Erikson meyakini bayi dapat mempelajari
rasa percaya apabila mereka diasuh dengan cara yang konsisten. Rasa
tidak percaya dapat muncul apabila bayi tidak mendapatkan perlakuan
yang baik. Gagasannya tersebut banyak persamaanya dengan konsep
Ainsworth tentang keterikatan yang aman (secure attachment).
Rasa percaya dan tidak percaya tidak muncul hanya pada tahun
pertama kehidupan saja. Tetapi rasa tersebut muncul lagi pada tahap
perkembangan selanjutnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada
saat anak-anak memasuki sekolah dengan rasa percaya dan tidak
percaya dapat mempercayai guru tertentu yang banyak memberikan
waktu baginya sehingga membuatnya sebagai orang yang dapat
dipercayai. Pada kesempatan kedua ini, anak mengatasi rasa tidak
percaya sebalumnya. Sebaliknya, anak-anak yang meninggalkan masa
bayi dengan rasa percaya pasti pada tahap selanjutnya masih dapat
memiliki rasa tidak percaya, yang mungkin terjadi karena adanya konflik
atau perceraian kedua orang tuanya. Erikson menekankan bahwa tahun
kedua kehidupan ditandai oleh tahap otonomi versus rasa malu dan ragu-
ragu. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
6. Tugas Perkembangan
Karena pola perkembangan dapat diramalkan meskipun bayi
yang berbeda mencapai hal-hal yang penting pada pola ini dalam usia
yang agak berbeda, dapatlah dibuat standar dari harapan-harapan sosial
dalam bentuk tugas-tugas perkembangan. Misalnya, semua bayi
diharapkan belajar berjalan, memakan makanan padat, sedikit
mengendalikan alat-alat pembuangan, mencapai stabilitas fsiologis yang
baik (terutama dalam irama lapar dan tidur), mempelajari dasar-dasar
berbicara, dan berhubungan secara emosional dengan orang tua dan
saudara-saudara kandung sampai derajat tertentu dan tidak sepenuhnya
tersendiri seperti pada saat dilahirkan. (B. Hurlock, Elizabeth : 2002).
Masa bayi disebut juga sebagai periode vital, karena kondisi fisik
dan mental bayi menjadi fundasi kokoh bagi perkembangan dan
pertumbuhan selanjut nya. Karena itu peranannya sangat vital dan
penting.Lagi pula,pada periode ini berlangsung proses pertumbuhan yang
cepat sekali. Bayi yang baru lahir dan sehat,dengan cepat akan belajar
menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya dan melakukan tugas-
tugas perkembangan tertentu, ada tugas-tugas melakukan kegiatan yang
harus dilatihnya setiap waktu, agar bayi atau anak mampu melakukan
adaptasi sosial (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial), dan
mampu mempertahan kan kelangsungan hidupnya, misalnya tugas
pendisiplinan diri atau pembiasaaan diri, makan dan tidur secara teratur,
dan belajar patuh.(Aziz Alimul Hidayat : 2018).
.
A. Tahap Bayi (Basic Trust Vs Miss Trust)
1. Pengertian
Adalah tahap perkembangan bayi usia 0-18 bulan dimana pada
usia ini bayi belajar terhadap kepercayaan dan ketidakpercayaan. Masa
ini merupakan krisis pertama yang dihadapi oleh bayi.
2. Karakteristik Perilaku
Karakteristik Normal
1) Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya
2) Menangis saat basah, lapar, haus, dingin, panas, sakit.
3) Menolak atau menangis saat digendong oleh orang yang tidak
dikenalnya
4) Segera terdiam saat digendong, dipeluk atau dibuai
5) Saat menangis mudah dibujuk untuk diam kembali
6) Menyembunyikan wajah dan tidak langsung menangis saat
bertemu dengan orang yang tidak dikenalnya
7) Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang
8) Menoleh mencari sumber suara saat namanya dipanggil
9) Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang
10) Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong dan
membantingnya.
Diagnosa keperawatan : Kesiapan peningkatan perkembangan
bayi
3. Intervensi
Intervensi Generalis
a. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi
menangis
b. Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
c. Memberi selimut saat bayi kedingingan
d. Mengajak berbicara dengan bayi
e. Memanggil bayi sesuai dengan namanya
f. Mengajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda,
memperlihatkan benda berwarna menarik, benda berbunyi)
g. Keluarga bersabar dan tidak melampiaskan kekesalan atau
kemarahan pada bayi
h. Segera membawa bayi kepada pusat layanan kesehatan bila bayi
mengalami masalah kesehatan atau sakit.
Intervensi Spesialis
Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 0-18 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A. and Perry, Anee G. (2018). Fundamentals of Nursing concept,
process, and practice. St. Louis : The C.V. Mosby Company
Spesialis Jiwa FIK 2015-2017 dan tim pengajar spesialis jiwa (2018). Draft
Standar Asuhan Keperawatan Program Spesialis Jiwa. Jakarta : Progaram
Magister Keperawatan Jiwa FIK UI
Stolte, K. (2014), Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Jakarta: EGC