Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

SEHAT JIWA PADA BAYI

OLEH :

Yovia Mardiana Kendu

200719201317

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2021
TINJUAN TEORI

A. TEORI PERKEMBANGAN USIA INFANT


1. Perkembangan Bayi
Masa bayi berlangsung pada usia 0-1 tahun pertama setelah
priode bayi yang baru lahir dua minggu.  Meskipun masa bayi sering
dianggap sebagai masa bayi baru lahir, tetapi label masa bayi akan
digunakan untuk membedakannya dengan periode pascanatal yang
ditandai dengan keadaan sangat tidak berbahaya. Selama beberapa
bulan masa bayi keadaan tidak berdaya itu secara berangsur-angsur
agak menurun. Akan tetapi tidak berarti bahwa keadaan tidak berdaya
secara cepat menghilang dan bayi menjadi mandiri, melainkan setiap
hari setiap minggu dan setiap bulan bayi semakin mampu mandiri
sehingga saat masa bayi berakhir pada ulang tahun ke-2 ia menjadi
seseorang yang berbeda dengan awal masa bayi. Karena istilah bayi
banyak ditafsirkan sebagai individu yang tidak berdaya, maka semakin
umum orang menamakan masa bayi selama dua tahun itu sebagai anak
kecil yang baru belajar berjalan. Anak kecil adalah anak bayi yang telah
berhasil menguasai tubuhnya sehingga relatif mandiri. (Hurlock,
Elizabeth : 2012).
2. Ciri-Ciri Masa Bayi
Ciri-ciri tersebut membedakan  masa bayi dari periode-periode
sebelumnya dan sesudahnya berikut ini adalah ciri-ciri yang penting.
a. Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya.
Meskipun seluruh masa anak-anak terutama tahun-tahun
awal dianggap sebagai masa dasar. Namun masa bayi adalah dasar
priode kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak
pola prilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk.
b. Masa bayi adalah masa dimana pertumbuhan dan perubahan
berjalan pesat.
Bayi berkembang pesat  baik secara fisik maupun secara
psikologis. Dengan cepatnya pertumbuhan ini perubahan tidak hanya
terjadi dalam penampilan tetapi juga dalamkemampuan. Bayi lambat
laun menjadi tidak segrmuk seperti pada saat dilahirkan dan
anggota-anggota tubuh berkembang dalam perbandingan yang lebih
baik terhadap kepala yang besar. Perubahan dalam perbandingan
tubuh disertai dengan pertumbuhan tinggi dan berat tubuh. Meskipun
pertumbuhan pesat terjadi pada seluruh periode bayi, namun yang
terpesat adalah dalam tahun pertama.
c. Masa bayi adalah masa berkurangnya ketergantungan.
Berkurangnya ketergantungan pada orang lain merupakan
efek dari pesatnya perkembangan pengendalian tubuh yang
memungkinkan  bayi duduk, berdiri, berjalan dan menggerakan
benda-benda. Gerakan-gerakan bayi yang acak dan menyeluruh
kembali menjadi gerakan yang terkoordinasi sehingga
memungkinkan bayi melakukan sendiri hal-hal sebelumnya harus
dilakukan oleh orang lain. Dengan berkurangnya ketergantungan
bayi tidak senang diperlakukan seperti bayi. Ia tidak lagi mau
memberikan orang lain melakukan hal-hal yang dapat dilakukan atau
yang dianggapnya dapat dilakukan sendiri
d. Masa bayi adalah masa meningkatnya individualitas.
Hal yang terpenting dalam meningkatkan kemandirian adalah
bahwa kemungkinan ini memungkinkan  bayi mengembangkan hal-
hal yang sesuai  dengan minat dan kemampuannya, individualis
yang tampak pada waktu lahir semangkin menonjol pada saat
menjelang akhir pada masa bayi. Individualis tampak dalam
penampilan dan pola-pola prilaku bahkan bayi kembarpun
menampakkan individualisnya dengan meningkatnya individualis
maka setiap bayi harus diperlukan sebagai individu. Tidak dapat lagi
semua bayi diharapkan tumbuh berdasarkan makanan yang sama
atau adanya jadwal makan dan tidur yang sama.
e. Masa bayi adalah masa menarik
Meskipun menurut orang dewasa bayi mempunyai bayi
mempunyai ukuran tubuh yang tidak wajar tetapi bayi menarik justru
karena kepalanya besar,perutnya buncit, anggota badannya kecil
dan kurus, tangan dan kakinya kurus, tangan dan kakinya kecil,
kalau bayi memakai baju dan diselubungi dengan selimut bayi,
membuatnya semangkin menarik. (Hurlock, Elizabeth : 2012).
3. Perkembangan fisik
Pertumbuhan yang pesat selama rentang kehidupan terjadi pada
masa bayi dan pada periode pubertas. Selama enam bulan pertama,
pertumbuhan terus terjadi dengan pesat seperti pada priode pranatal dan
kemudian mulai menurun dalam kedua tingkat pertumbuhan cepat
menurun selama tahun pertama peningkatan berat tubuh lebih besar dari
pada peningkatan tinggi selama tahun ke-2 terjadi hal sebaliknya. Kalau
pertumbuhan pesat yang meruupakan ciri dari periode pranatal dari awal
priode pascanatal tidak berkurang setelah lahir, anak dapat tumbuh
menjadi raksasa. Meskipun pola umum dari pertumbuhan dan
perkembangan sama bagi semua bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam
tinggi, berat, kemampuan sensorik, dan bidang perkembangan fiisik lain.
Beberapa bayi memulai kehidupan dengan badan yang lebih kecil dan
perkembangan yang kurang normal, mungkin ini disebabkan karena
belum cukup umur atau kondisi fisik yang buruk akibat ibu kurang gizi,
mengalami tekanan atau kondisi kurang baik lainnya selama pranatal
sehingga bayi cendrung ketinggalan dengan tema-teman sebayanya
dalam tahun-tahun dimasa bayi. (Hurlock, Elizabeth : 2012).
4. Perkembangan Psikososial Usia Bayi
a. Ciri-ciri Perkembangan Psikososial
1) Perkembangan psikososial bayi dimulai pada usia 1-2 bulan
memperlihatkan rasa senang-nyaman berdekatan dengan orang
yang dikenal
2) Usia 4-7 bulan memberikan respon emosional terhadap kontak
sosial
3) Usia 9-10 bulan mulai lepas dari pengasuhnya karena sudah
dapat merangkak atau meraih sesuatu.
4) Usia 1 tahun tampak interaktif rasa aman dengan ibu atau
pengasuhnya dan
5) Usia 2 tahun mulai mengikuti perbuatan orang lain diluar ibu atau
pengasuhnya, bermain sendiri atau dengan orang lain. (Desmita :
2019).
b. Tahap Perkembangan Usia Bayi
Menurut Erik Erikson (2019) perkembangan psikososial
terbagi menjadi beberapa tahap. Masing-masing tahap psikososial
memiliki dua komponen, yaitu komponen yang baik (yang diharapkan)
dan yang tidak baik (yang tidak diharapkan). Perkembangan pada
fase selanjutnya tergantung pada pemecahan masalah pada tahap
masa sebelumnya.
Dari pendapat Erik Erikson tadi maka tahap-tahap perkembangan
psikososial yang dilalui bayi hanya ada satu yaitu sebagai berikut :
1) Percaya Vs Tidak percaya ( 0-1 tahun )
Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang adalah
rasa percaya. Membangun rasa percaya ini mendasari tahun
pertama kehidupan. Begitu bayi lahir dan kontak dengan dunia
luar maka ia mutlak tergantung dengan orang lain. Rasa aman
dan rasa percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan. Alat
yang digunakan bayi untuk berhubungan dengan dunia luar
adalah mulut dan panca indera, sedangkan perantara yang tepat
antara bayi dengan lingkungan adalah ibu.
c. Perkembangan Emosi
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan gejolak
fisiologis dan perilaku yang tampak sekaligus. Emosi pun diklasifikasi
menjadi dua yaitu, afektifitas positif (antusiasme, kegembiraan,
kesabaran, dan ketenangan) dan afektifitas negatif (kecemasan,
kemarahan, rasa bersalah, dan kesedihan). Sedangkan, yang
dinamakan dengan emosionalitas pada perangai bayi adalah
kecenderungan untuk mengalami kesulitan (distressed). (Desmita :
2019).
Dalam perkembangan anak, emosi memiliki peranan-peranan
tertentu, seperti, media untuk penyesuaian diri dan mempertahankan
kelangsungan hidup (adaptation & survival). Emosi pun memiliki
fungsi sebagai media pengaturan diri (regulation).Dan juga berfungsi
sebagai media komunikasi. (Desmita : 2019).
Gejala awal perilaku emosional adalah keterangsangan umum
terhadap stimulus yang kuat. Keterangsangan berlebih-lebihan
tampak dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir. Meski
begitu, reaksi emosional pada bayi yang masih dalam periode neo
natal, kurang spesifik, karena hanya menampakan reaksi terhadap
kesenangan dan
ketidak senangan. Seiring pertambahan usianya, ekspresi
emosional bayi sekitar satu tahun, telah menyerupai ekspresi yang
ditampakkan oleh orang dewasa. (Desmita : 2009).
Biasanya, emosi pada bayi hanya ditunjukkan dengan
menangis dan tersenyum, karena kedua hal itu adalah mekanisme
yang terpenting untuk mengembangkan komunikasi bayi tersebut.
(Desmita : 2019).

Perkembangan Emosi Bayi:

No Umur Umur Ekspresi Emosi

1 0-1 bulan Senyuman sosial

2 3 bulan Senyuman kesenangan

3 3-4 bulan Kehati-hatian

4 4 bulan Kelurahan

5 4-7 bulan Kegembiraan, kemarahan

6 5-9 bulan Ketakutan

7 18 bulan Malu

d. Perkembangan Temperamen
Temperamen merupakan sebuah aspek karakter yang
menyelubungi seseorang secara umum, yang dibentuk oleh
kecenderungan-kecenderungan pola-pola khusus reaksi emosional,
perubahan suasana hati, dan tingkat kepekaan yang dihasilkan
rangsangan. Temperamen juga bisa dilihat sebagai reaksi seseorang
terhadap respon lingkungannya. Temperamen umumnya diperoleh
seseorang melalui orang tuanya dengan cara diturunkan, juga
dipengaruhi lingkungan sekitar. Perbedaan kualitas dan intensitas
respons emosional serta pengaturan diri yang memunculkan perilaku
individual yang terlihat sejak lahir, yang relatif stabil dan menetap dari
waktu kewaktu dan pada semua situasi yang dipengaruhi oleh
interaksi antara pembawaan, kematangan, dan pengalaman. (Aziz
Alimul Hidayat : 2018).
Beberapa bayi sangat aktif menggerakkan tangan, kaki dan
mulutnya tanpa henti-hentinya, tetapi bayi lain terlihat sangat tenang.
Sebagian bayi merespons dengan hangat kepada orang lain cerewet,
rewel dan susah diatur. Semua gaya perilaku ini merupakan
tempramen seorang bayi. (Aziz Alimul Hidayat : 2018).
e. Tahap Attachment
Attachment adalah sebuah istilah yang pertama kali
diperkenalkan oleh J. Bowlby tahun 2018 untuk menggambarkan
pertalian atau ikatan antara ibu dan anak. Kebanyakan ahli psikologi
perkembangan mempercayai bahwa attachment pada bayi
merupakan dasar utama bagi pembentukan kehidupan sosial anak di
kemudian hari. Menurut J. Bowlby, pentingnya attachment dalam
tahun pertama kehidupan bayi adalah karena bayi dan ibunya secara
naluriah memiliki keinginan untuk membentuk suatu katerikatan. (Aziz
Alimul Hidayat : 2018).
Ada 4 tahap perkembangan attachment pada bayi adalah sebagai
berikut :
a) Tahap Indiscriminate Sosiability (0-2 bulan)
Bayi tidak membedakan antara orang- orang dan merasa senang
dengan atau menerima dengan senang orang yang dikenal dan
yang tidak dikenal.
b) Tahap Attachment Is The Makin (2-7 bulan)
Bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang yang dikenal,
tersenyum pada orang yang lebih dikenal.
c) Tahap Specific, Clear-Cut Attachment (7-24 bulan),
Bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu atau
pengasuh pertama lainnya dan akan berusaha untuk senantiasa
dekat dengannya, akan menangis ketika berpisah dengannya.
d) Tahap Goal-Coordination Partenerships (24- seterusnya)
Bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh
pertama, bayi tidak merasa sedih selama berpisah dengan ibunya
atau pengasuh pertamanya dalam jangka waktu yang lama. (Aziz
Alimul Hidayat : 2018).
5. Perkembangan Rasa Percaya
Menurut Erik Erikson (1968), pada tahun pertama (bayi usia 1-2
bulan) kehidupan ditandai dengan adanya tahap perkembangan rasa
percaya dan rasa tidak percaya. Erikson meyakini bayi dapat mempelajari
rasa percaya apabila mereka diasuh dengan cara yang konsisten. Rasa
tidak percaya dapat muncul apabila bayi tidak mendapatkan perlakuan
yang baik. Gagasannya tersebut banyak persamaanya dengan konsep
Ainsworth tentang keterikatan yang aman (secure attachment).
Rasa percaya dan tidak percaya tidak muncul hanya pada tahun
pertama kehidupan saja. Tetapi rasa tersebut muncul lagi pada tahap
perkembangan selanjutnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada
saat anak-anak memasuki sekolah dengan rasa percaya dan tidak
percaya dapat mempercayai guru tertentu yang banyak memberikan
waktu baginya sehingga membuatnya sebagai orang yang dapat
dipercayai. Pada kesempatan kedua ini, anak mengatasi rasa tidak
percaya sebalumnya. Sebaliknya, anak-anak yang meninggalkan masa
bayi dengan rasa percaya pasti pada tahap selanjutnya masih dapat
memiliki rasa tidak percaya, yang mungkin terjadi karena adanya konflik
atau perceraian kedua orang tuanya. Erikson menekankan bahwa tahun
kedua kehidupan ditandai oleh tahap otonomi versus rasa malu dan ragu-
ragu. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
6. Tugas Perkembangan
Karena pola perkembangan dapat diramalkan meskipun bayi
yang berbeda mencapai hal-hal yang penting pada pola ini dalam usia
yang agak berbeda, dapatlah dibuat standar dari harapan-harapan sosial
dalam bentuk tugas-tugas perkembangan. Misalnya, semua bayi
diharapkan belajar berjalan, memakan makanan padat, sedikit
mengendalikan alat-alat pembuangan, mencapai stabilitas fsiologis yang
baik (terutama dalam irama lapar dan tidur), mempelajari dasar-dasar
berbicara, dan berhubungan secara emosional dengan orang tua dan
saudara-saudara kandung sampai derajat tertentu dan tidak sepenuhnya
tersendiri seperti  pada saat dilahirkan. (B. Hurlock, Elizabeth : 2002).
Masa bayi disebut juga sebagai periode vital, karena kondisi fisik
dan mental bayi menjadi fundasi kokoh bagi perkembangan dan
pertumbuhan selanjut nya. Karena itu peranannya sangat vital dan
penting.Lagi pula,pada periode ini berlangsung proses pertumbuhan yang
cepat sekali. Bayi yang baru lahir dan sehat,dengan cepat akan belajar
menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya dan melakukan tugas-
tugas perkembangan tertentu, ada tugas-tugas melakukan kegiatan yang
harus dilatihnya setiap waktu, agar bayi atau anak mampu melakukan
adaptasi sosial (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial), dan
mampu mempertahan kan kelangsungan hidupnya, misalnya tugas
pendisiplinan diri atau pembiasaaan diri, makan dan tidur secara teratur,
dan belajar patuh.(Aziz Alimul Hidayat : 2018).

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT MENTAL


PADA INFANT

.
A. Tahap Bayi (Basic Trust Vs Miss Trust)
1. Pengertian
Adalah tahap perkembangan bayi usia 0-18 bulan dimana pada
usia ini bayi belajar terhadap kepercayaan dan ketidakpercayaan. Masa
ini merupakan krisis pertama yang dihadapi oleh bayi.
2. Karakteristik Perilaku
 Karakteristik Normal
1) Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya
2) Menangis saat basah, lapar, haus, dingin, panas, sakit.
3) Menolak atau menangis saat digendong oleh orang yang tidak
dikenalnya
4) Segera terdiam saat digendong, dipeluk atau dibuai
5) Saat menangis mudah dibujuk untuk diam kembali
6) Menyembunyikan wajah dan tidak langsung menangis saat
bertemu dengan orang yang tidak dikenalnya
7) Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang
8) Menoleh mencari sumber suara saat namanya dipanggil
9) Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang
10) Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong dan
membantingnya.
Diagnosa keperawatan : Kesiapan peningkatan perkembangan
bayi
3. Intervensi
Intervensi Generalis
a. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi
menangis
b. Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
c. Memberi selimut saat bayi kedingingan
d. Mengajak berbicara dengan bayi
e. Memanggil bayi sesuai dengan namanya
f. Mengajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda,
memperlihatkan benda berwarna menarik, benda berbunyi)
g. Keluarga bersabar dan tidak melampiaskan kekesalan atau
kemarahan pada bayi
h. Segera membawa bayi kepada pusat layanan kesehatan bila bayi
mengalami masalah kesehatan atau sakit.
Intervensi Spesialis
 Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 0-18 bulan.

DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A. and Perry, Anee G. (2018). Fundamentals of Nursing concept,
process, and practice. St. Louis : The C.V. Mosby Company
Spesialis Jiwa FIK 2015-2017 dan tim pengajar spesialis jiwa (2018). Draft
Standar Asuhan Keperawatan Program Spesialis Jiwa. Jakarta : Progaram
Magister Keperawatan Jiwa FIK UI
Stolte, K. (2014), Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai