OLEH
2.YUNITA NABUASA
3.ASRID Y. NENOBAIS
4.KURNIA B. OROWALA
5.LENDA MOMIAKE
KELAS : B/IV
PRODI : S1 KEPERAWATAN
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga Tugas Laporan dengan judul
“RESIKO BUNUH DIRI ” bisa selesai pada waktunya.
Kami berharap semoga Laporan ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1.Latar Belakang................................................................................................................................4
1.2 Tujuan..............................................................................................................................................5
1.3 Manfaaat..........................................................................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................6
A. Tinjauan Resiko Bunuh Diri.........................................................................................................6
1. Definisi........................................................................................................................................6
2. Etiology.......................................................................................................................................7
3. Klasifikasi...................................................................................................................................8
4. Faktor-Faktor Risiko Bunuh Diri.............................................................................................9
5. Tanda dan Gejala....................................................................................................................11
6. Rentang Respon Protektif Diri...............................................................................................12
7. Pohon Masalah.........................................................................................................................13
8. Genogram.................................................................................................................................14
9. Diagnosa Keperawatan............................................................................................................15
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................................16
a. Kesimpulan..................................................................................................................................16
b. Saran.............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN
Terkena depresi, 60 juta orang terkena Bipolar, 21 juta terkena Skizofrenia, serta 47,5 j
uta terkena Dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial
dengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang
berdampak pada penambahan beban Negara dan penurunan produktivitas Manusia untuk
jangka panjang. Data Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional
yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas
mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah Penduduk Indonesia. Sedangkan
prevalensi gangguan jiwa berat, seperti Skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau
sebanyak 1,7 per 1.000 Penduduk.2 Menurut hasil laporan (Riskesdas 2013) didapatkan data
dari bulan Januari-April 2013 tercatat 11,6% dengan Masalah Kesehatan Jiwa yang berbeda-
beda, meliputi Perilaku Kekerasan, Halusinasi, Menarik Diri, Harga Diri Rendah, Deficit
Perawatan Diri, Waham, dan Resiko Bunuh Diri.
Gangguan Bipoolar (GB) sering salah atau tidak terdiagnosis. Karena salah atau tidak
terdiagnosis, pengobatan Gangguan Bipolar sering tidak efektif sehingga tidak menjadi
beban keluarga, disabilitas psikososial jangka panjang, dan tingginya Risiko Bunuh Diri.
Sekitar 20%-50% pasien yang mulanya didiagnosis sebagai Episode Depresi Mayor Unipolar
ternyata adalah Gangguan Bipolar. Bila manifestasi yang muncul adalah mania akut,
penegakan didiagnosisnya lebih mudah. Meskipun demikian, mania akut sulit dibedakan
dengan Skizofrenia (Muthi’ah Ramadhani Agus, 2013). Gangguan Bipolar (GB) merupakan
gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik, depresi, dan
campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup. Angka morbiditas dan
mortalitasnya cukup tinggi. Tingginya angka mortalitas disebabkan oleh seringnya terjadi
dengan penyakit psikiatrik lainnya misalnya, dengan ketergantungan zat dan alkohol yang
juga turut berkontribusi dalam meningkatkan mortalitas. Selain itu, tingginya mortalitas juga
dapat disebabkan oleh Bunuh Diri, paling sedikit satu kali dalam kehidupannya. Oleh karena
itu, penderita Gangguan Bipolar harus diobati dengan segera dan mendapat penanganan yang
tepat (Muthi’ah Ramadhan Agus, 2013).
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu melakukan analisis dan penerapan terhadap Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan masalah utama Risiko Bunuh Diri
2. Tujuan Khusus
a. untuk mengetahui apa itu resiko bunuh diri
b. untuk dapat mengetahui penyebab dari resiko bunuh
c. untuk mengetahui tanda dan gejala dari resiko bunuh diri.
1.3 Manfaaat
1. Rumah Sakit
2. Institusi Pendidikan
Menjadi masukan bagi institusi guna menambah literatur / referensi untuk
Bunuh Diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami risiko untuk
menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat megancam nyawa.
Dalam sumber lain dikatakan bahwa Bunuh Diri sebagai perilaku destruktif
terhadap diri sendiri yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian.
Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas Bunuh Diri,
niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang
diinginkan (Stuart dan Sundeen, 1995; dikutip Fitria, 2009).
Bunuh Diri adalah suatu tindakan agrsif yang langsung terhadap diri sendiri untuk
mengakhiri kehidupan. Bunuh Diri merupakan koping terakhir dari individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (Jenny. Dkk., 2010).
Bunuh Diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada
kematian (Stuart, 2007, dikutip Dez, Delicious, 2009). Bunuh diri adalah
beresiko menyakiti diri sendiri dan cedera yang mengancam jiwa (Nanda-I, 2012
2. Etiology
1. Faktor prediposisi
Lima factor prediposisi yang menunjang pada pemahaman perdiri pirilaku
destruktif diri sepanjang siklus kehidupan adalah sebagai berikut:
Sifat keprabadian
c. lingkungan psikososial
d. riwayat keluarga
e. factor biokimia
data menunjukkan bawah pada klien dengan resiko bunuh diri, terjadi
peningkatan zat zat kimia yang terdapat didalam otak seperti serotinim
dan dopamine .peningkatan zat tersebut dapat dilihat melalui rekaman
gelombang otak electro encephalo ( EEG)
2. Factor presipitasi
Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan yang dialami
oleh individu .pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang
memalukan.
3. Klasifikasi
a. Jenis Bunuh Diri
1. Bunuh Diri egoistik Akibat seseorang mempunyai hubungan sosial yang
buruk.
2. Bunuh Diri alturistik Akibat kepatuhan pada adat dan kebiasaan.
3. Bunuh Diri anomik Akibat lingkungan tidak dapat memberikan
kenyamanan bagi individu.
b. Pengelompokan Bunuh Diri
1. Isyarat Bunuh Diri Isyarat Bunuh Diri ditunjukkan dengan berperilaku
secara tidak langsung ingin Bunuh Diri, misalnya dengan
mengatakan “Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi
jauh!” atau “segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.” Pada kondisi ini
Klien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, tetapi
tidak disertai dengan ancaman dan percobaan Bunuh Diri. Klien umumnya
mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah/ sedih/ marah/ putus asa/
tidak berdaya. Klien juga mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri
sendiri yang menggambarkan Risiko Bunuh Diri.
2. Ancaman Bunuh Diri Ancaman Bunuh Diri umunya diucapkan oleh Klien,
yang berisi keinginan untuk mati disertai dengan rencana untuk
mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana
tersebut. Secara aktif Klien telah memikirkan rencana
Bunuh Diri, tetapi tidak disertai dengan percobaan Bunuh Diri. Walaupun
dalam kondisi ini klien belum pernah mencoba
Bunuh Diri, pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit saja
dapat dimanfaatkan Klien untuk melaksanakan rencana Bunuh Dirinya.
3. Percobaan Bunuh Diri Percobaan Bunuh Diri adalah tindakan Klien
mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri kehidupannya. Pada
kondisi ini, Klien aktif mencoba Bunuh Diri dengan cara gantung diri,
minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat
yang tinggi.
b. Demografik
1) Usia (mis, lansia, pria dewasa muda, remaja),
2) Perceraian,
3) Jenis kelamin,
4) Ras (mis, orang kulit putih, suku Asli-Amerika),
5) Janda/duda.
c. Fisik
1) Nyeri kronik,
2) Penyakit fisik,
3) Penyakit terminal.
d. Psikologis
1) Penganiayaan masa kanak-kanak,
2) Riwayat bunuh diri dalam keluarga,
3) Rasa bersalah,
4) Remaja homoseksual,
5) Gangguan psikiatrik,
6) Penyakit psikiatrik,
7) Penyalahgunaan zat,
e. Situasional
1) Remaja yang tinggal di tatanan nontradisional (mis, penjara anak-anak,
penjara, rumah singgah, rumah grup/kelompok).
2) Ketidakstabilan ekonomi,
3) Institusional,
4) Tinggal sendiri,
5) Kehilangan otonomi,
6) Kehilangan kebebasan,
7) Adanya senjata di dalam rumah,
8) Relokasi/pindah rumah,
9) Pensiun.
f. Sosial
1) Bunuh Diri massal/berkelompok,
2) Gangguan kehidupan keluarga,
3) Masalah disiplin,
4) Berduka,
5) Tidak berdaya,
6) Putus asa,
7) Masalah legal,
8) Kesepian,
9) Kehilangan hubungan yang penting,
10) Sistem dukungan yang buruk,
11) Isolasi sosial.
g. Verbal
1) Menyatakan keinginan untuk mati,
2) Mengancam bunuh diri.
d. Implusif.
dosis mematikan).
i. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi,
psikosis dan menyalahgunakan alkohol).
j. Kesehatan fisik (biasanya pada Klien dengan penyakit kronik atau terminal).
k. Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami kegagalan
dalam karir).
l. Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun
m. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan).
n. Pekerjaan.
o. Konflik interpersonal.
p. Latar belakang keluarga.
q. Orientasi seksual.
r. Sumber-sumber personal.
Adaptif Maladaptif
7. Pohon Masalah
PUTUS ASA
Ket :
= meninggal
= meninggal
= sangat dekat
= pasien
= perkawinan
= laki- laki
= perempuan
9. Diagnosa Keperawatan
1. Keeputusasaan berhubungan dengan stress jangka panjang di tandai
dengan klien berpirilaku pasif
2. Penurunan koping keluarga berhubungan dengan kurang saling
mendukung ditandai dengan orang terdekat menarik diri klien
3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan peran sosial di tandai
dengan postur tubuh menunduk menolak berinteraksi dengan orang lain
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif
5. Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan berencana bunuh diri
6. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis
7. Resiko bunuh diri berhubungan dengan masalah sosial
8. Resiko perliku kekerasan berhubungan dengan berencana bunuh diri
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : T.n J
Umur : 25 Tahun
Alamat : Penfui
Pendidikan : S1
Agama : Katolik
Status : Menikah
Pekerjaan : Kepala Ruangan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
No Cm : 0123
Diagnosa keperawatan :
c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ( peristiwakegagalan,
kematian, perpisahan )
Jelaskan : klien tampak murung dan sulit diajak bicara dikarenakanperceraian
yang dialami dalam rumah tangga,anak dan istri yang meninggalkan.
Diagnose keperawatan : penurunan koping keluarga b.d kurangnya salimng
mendukung d.d orang terdekat menarik diri dari klien.
d. Pernah mengalami pennyakit fisik ( termaksud gangguan tumbuh kembang )
Ya
Tidak
Jika Ya, jelaskan
Diagnose keperawatan :
Anggota keluarga yang gangguan jiwa
Ada
Tidak
Jika ada, jelaskan
2. Konsep diri
a. Citra tubuh
b. Identitas
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
Diagnose keperawatan :
3. Hubungan social
a. Orang yang berarti : orang tua, istri dan anak
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat dan hubungan
social :
Klien sebelum sakit klien selalu terlibat dalam kegiatan gotong royong
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Sesudah sakit klien lebih suka menyendiri, selalu menunduk kepala
1. Keadaan umum
Baik ( composmetis )
2. Kesadaran ( kuantitas ) : Apati
3. Tanda Vital : TD : 90/80 mmHg N: 23x/min S: 36 c
RR : 20x/mnt
4. Ukur : BB : 45 kg TB : 170 cm
5. Tanda-tanda fisik lainnya :
Klien terlihat pucat
6. Keluhan fisik :
Klien merasa tidak mual dan muntah
Diagnose keperawatan : resiko deficit nutrisi b.d factor psikologis
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan )
Gangguan daya ingat jangka pedek ( 24 jam < 1 bulan )
Gangguan daya ingat saat ini ( kurun waktu 10 detik-15 menit )
Konfabulasi
Jelaskan :
Klien mengingat kejadian, mencari masa lalu,bersama istri, anak-anak dan
teman kerjanya di kantor
Diagnose keperawatan: -
Diagnose keperawatan :
Ya
Tidak
c. Membuat keputusan berdasarkan keputusan sendiri
Ya
Tidak
d. Melakukan pemeriksaan kesehatan
Ya
Tidak
Jelaskan :
Diagnosa Keperawatan
4. Klien memiliki system pendukung
Keluarga
Terapis
Teman sejawat
Kelompok social
Jelaskan :
diagnose keperawatan :
Maladaptive
o Minum alcohol
o Reaksi lambat/berlebih
o Bekerja berlebihan
o Menghindar
o Mencederai diri
Jelaskan
Diagnsa keperawatan :
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Msalah dengan dukungan kelompok : Klien merasa sedih dan putus asa
dengan kepercayaannya
Masalah berhubungan dengan lingkungan : klien merasa kehilangan sahabat
di tempat tinggalnya
Masalah dengan pendidikan : Klien tidak mengalami masalah denga
pendidikannya
Masalah dengan pekerjaan : klien merasa putus asa dengan pekerjaannya
dikarenakan ddi PHK
Masalah dengan perumahan : -
Masalah dengan ekonommi : klien mengalami krisis ekonomi dan banyak
utang dimana-mana
Masalah dengan pelayanan kesehatan : -
Masalah lainnya,uraikan klien merasa terbeban dengan utangnya
Diagnose keperawatan :
XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG
Penyakit jiwa
Factor presipitasi
Koping
System pendukung
Penyakit fisik
Obat-obatan
Jelaskan :
Diagnose keperawatan :
XII. Daftar diagnose keperawatan
1. Keputusasaan b.d stress jangka panjang d.d perilaku pasif
2. Koping tidak efektif b.d ketidak percayaan terhadap kemampuan sendiri
mengatasi masalah d.d perilaku tidak sertif
3. Harga diri rendah situsional b.d peran social d.d postur tubuh menunduk, menolak
berinteraksi dengan orang lain.
4. Resiko deficit nutrisi b.d factor psikososial
5. Deficit pengetahuan b.d gangguan fungsi kognitif d.d menunjukan perilaku tidak
sesuai dengan anjuran
6. Deficit pengetahuan b.d kurang mampu mengingat d.d perilaku bermusuhan
7. Resiko bunuh diri d.d masalah social
8. Resiko perilaku kekerasan b.d berencana bunuh diiri
ANALISA DATA
No Data DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. DS : Klien mengatakan pernah melakukan percobaan Keputusasaan b.d stress
bunuh diri, klien putus asa jangka panjang d.d perilaku
DO : klien tampak murung, klien suka menyendiri pasif
4. DS : klien mengatakan tidak suka berinteraksi dengan Harga diri rendah situsional
orang lain b.d peran social d.d postur
DO : klien suka menyendiri, klien selalu menundukkan tubuh menunduk, menolak
kepalanya berinteraksi dengan orang
lain.
5. DS : klien mengatakan dengan upaya bunuh diri dapat Resiko bunuh diri b.d
menyelesaikan masalah masalah social
DO : Klien tampak bingung,menurun( sedasi )
POHON MASALAH
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Keputusasaan b,d stress jangka panjang d.d klien berperilaku pasif
2. Penurunan koping keluarga b.d kurang saling mendukung d.d orang terdekat
menarik diri dari klien
3. Harga diri rendah situsional b.d peran social d.d postur tubuh menunduk,
menolak berinteraksi dengan orang lain
NAMA KLIEN : NO RM :
N HARI/TG DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
O L
KEPERAWATA TUJUAN KRITERIA TINDAKAN RASIONA
N EVALUASI (INTERVENSI) L
a. Kesimpulan
Bunuh Diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami risiko untuk
menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat megancam nyawa. Dalam
sumber lain dikatakan bahwa Bunuh Diri sebagai perilaku destruktif terhadap diri
sendiri yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri
yang mencakup setiap bentuk aktivitas Bunuh Diri, niatnya adalah kematian dan
individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan (Stuart dan Sundeen, 19
95; dikutip Fitria, 2009).
b. Saran
Pengkajian pada pasien secara head to-toe dan selalu berfokus pada keluhan pasien
saat pengkajian (here and now). Selain itu tindakan mandiri perawat perlu
ditingkatkan dalam perawatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Direja, A., H., S. (201 5). Buku Ajar asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta. Nuha
Medika. Dalami, E., et al. (2014) .Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Jiwa.Jakarta Timur.
CV Trans Info Media. Kusumawati, F & Hartono, Y. (201 6). Buku Ajar
Keperawatn Jiwa. Jakarta.
Salemba Medika. Keliat, A., B., et al. (2015). Keperawatan Kesehatan Jiwa
Komunitas. Jakarta.
Buku Kedokteran EGC. KEMENKES. 2016. PERAN KELUARGA DUKUNG
KESEHATAN JIWA MASYARAKAT.
Jakarta. Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa [Teori dan Aplikasi].
Yogyakarta. CV ANDI OFFSET. Muttaqin, A. (2015).
Pengkajian Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinik. Jakarta. Salemba
Medika. Nurarif & Kusuma, K. (2016).
Aplikasi Asuhan Keperawatan Diagnosa Medis. Prabowo, E. (2014). Konsep &
Aplikasi ASUHAN KEPERAWATAN JIWA.
Yogyakarta. Nuha Medika. Patricia, G., et al. (2014). Keperawatan Kesehatan
Jiwa Psikiatrik Teori & Praktik.
Jakarta. Kedokteran EGC. Yosep, I. (2017). KEPERAWATAN JIWA (Edisi
Revisi). Bandung.