OLEH
KELOMPOK 3 :
KELAS/SEMESTER : C/IV
KUPANG
2021
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
CKD
Kasus :
Peter Jones 68 Tahun, adalah seorang pria menikah yang menyandang diabetes mellitus
tipe 2 selama 23 Tahun. Dokter pribadinya merujuk Tn. Jones ke dokter spesialis nefrologi
untuk menjalani pemeriksaan dan penatalaksanaan lanjut fungsi ginjal sejak 3 tahun yang lalu
ketika beliau mengalami proteinuria.Hari ini dokter spesialis nefrologi mengevaluasi kondisi
Tn. Jones dan diketahui bahwa fungsi ginjal Tn. Jones mengalami penurunan yang signifikan.
Hasil pemeriksaan darah terbaru memperlihatkan kelainan berikut : K+ 5, 9 mmol/L, ureum
28,9 mmol/L, kreatinin 870µmol/L dan Hb 8,8 9/dL. Dokter nefrologi mengatur perawatan di
bangsal perawatan penyakit ginjal untuk menjalani pemasangan keteter dialysis peritoneal
besok.
Pada saat masuk bangsal, hasil observasi terhadap Tn. Jones menunjukkan TD
165/95mmHg; Nadi 86x/m; suhu tubuh 37,0̊C; kadar glukosa darah 14,7 mmol/L. pengobatan
yang disarankan pada Tn. Jones adalah Actrapid 24 unit 3x sehari; prothophane 36 unit 1x
sehari; ramipril 2,5 mg 1x sehari; antenolol 50 mg 2x sehari, Caltrate 1500 mg 3x sehari,
Natrium bikarbonat 840mg 3x sehari, dan Lasix 250 mg 2x sehari. Pada saat datang di unit
ginjal, Tn. Jones menjalani pemeriksaan EKG yang menunjukkan irama sinus normal.Tn.
Jones juga mendapatkan Resonium 30 g yang segera diberikan.
3.1 Pengkaljian
IV. Riwayat penyakit keluarga :Pasien mengatakan dari orang tua (mama)
memilikiriwayat penyakit diabetes mellitus dan sudah meninggal dan dari kakak
kandung juga terkena penyakit ginjal.
Genogram
68
Keterangan
Laki – laki
Perempuan
Klien
Meninggal
Garis keturunan
Garis perkawinan
Tinggal Serumah
V. Pengkajian pola-pola fungsi kesehatan
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan :
Pasien tahu kalau dirinya mengalami sakit gagal ginjal sehingga klien datang
ke RS untuk mendapatkan perawatan.
2. Pola nutrisi dan metabolic
a. Sebelum sakit :
1) Berat Badan : 60 Kg, TB : 176 Cm
2) Makan :
a) Frekuensi : 2-3 x/hari
b) Jenis makanan : Nasi, Lauk dan Sayur
c) Yang disukai : Gado-gado
d) Yang tidak disukai : Makanan yang pedis
e) Pantangan : -
f) Alergi : pasien tidak memiliki riwayat alergi
g) Nafsu makan : Stabil
3) Minum :
a) Frekuensi : 5-6 gelas/hari
b) Jenis minuman : Air Putih dan teh
c) Yang disukai : -
d) Pantangan : -
e) Alergi : -
b. Perubahan setelah sakit :
a) BB saat sakit :52 kg.
b) Jenis diet : -
c) Nafsu makan : berkurang
d) Keluhan mual/muntah : Ada
e) Porsi makan : Pasien menghabiskan ½ - 2/3 porsi makanan yang ada
f) Intake cairan : Pasien minum 3-4 gelas/hari
3. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit :
1) Buang air besar :
Frekuensi : 1x sehari Penggunaan laktasif : -
Konstipasi : - Diare : -
Lain – lain : -
Konstipasi : - Diare : -
2) BAK :
Frekuensi 5 – 6 x/hari
Produksi 500 cc/hari
Warna : Kuning jernih Bau : Bau Khas
Nyeri/ terasa terbakar/ kesulitan BAK : -
Lain – lain : -
4. Pola aktivitas dan latihan
a. Sebelum sakit
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas ditempat tidur √
Berpindah √
Ambulansi/ROM √
0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan
alat, 4 tergantung total.
b. Perubahan setelah sakit
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas ditempat tidur √
Berpindah √
Ambulansi/ROM √
0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan
alat, 4 tergantung total.
VIII. Pengobatan
Prothophan 1 x 36 unit
e sehari
Ramipril 1 x 2,5 mg Peroral untuk Ramipril
sehari menurunkan dikontraindikasikan
tekanan darah, pada pasien yang
misalnya dalam hipersensitif pada
tata laksana produk ini atau obat
hipertensi dan ACEI lainnya,
gagal jantung. seperti captopril
Ramipril juga
kontraindikasi pada
pasien yang
mempunyai
riwayat angioedema,
baik herediter,
idiopatik, atau yang
disebabkan oleh terapi
ACEI.
Penggunaan
bersamaan dengan
aliskiren pada pasien
dengan diabetes atau
gangguan ginjal juga
kontraindikasi.
COP menurun
Hipervolemia
DS : Obstruksi saluran kemih Nyeri akut
- Klien mengeluh nyeri
pada bagian pinggang Retensi urine
DO :
- Tampak meringis Menekan syaraf perifer
- Bersifat protektif
- Gelisah Nyeri pinggang
P : Nyeri pinggang
Nyeri Akut
Q : Nyeri seperti ditusuk –
tusuk
R : Nyeri yang di rasakan
hilang timbul
S : Skala 3 (1-5)
T :Nyeri muncul saat bangun
tidur pada pagi hari.
Dafisit Nutrisi
D.0019 Deficit nutrisi b.d L.03030 Setelah dilakukan tindakan I.03119 Manajemen Nutrisi
ketidakmampuan keperawatan selama 3 x 24 Tindakan
mencerna makanan d.d jam diharapkan status nutrisi Obsevasi :
berat badan menurun membaik dengan criteria hasil - Identifikasi status nutrisi
minima 10% di bawah : - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
rentang ideal - Porsi makan yang - Identifikasi makanan yang disukai
dihabiskan meningkat (5) - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
- Berat badan membaik (5) nutrient
- Frekuensi makan - Identifikasi perlunya penggunaan selang
membaik (5) nasogastrik
- Nafsu makan membaik - Monitor asupan makanan
(5) - Monitor berat badan
- Membrane mukosa - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
membaik (5) Terapeutik :
- Lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
- Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian makan melalui selang
nasigastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik),
jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
3.4 Implementasi Keperawatan
10.00
WITA - Melakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Menyajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
- Memberikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Memberikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
- Memberikan suplemen makanan ,
jika perlu
- Menghentikan pemberian
makanan melalui selang
nasogastric jika asupan oral
WITA
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakatglobal
dengan prevalensi dan insiden gagal ginjal yang meningkat, prognosis yangburuk dan
biaya yang tinggi. Prevalensi penyakit ginjal kronik meningkat seiringmeningkatnya
jumlah penduduk usia lanjut dan kejadian penyakit diabetes mellitus serta hipertensi.
(Infodatin, 2017).
Secara klinis penyakit parenkim ginjal dan penyakit ginjal obstruksi menyebabkan
Gagal Ginjal Kronik.Dengan Gagal Ginjal Kronik ini terjadi penurunan fungsi renal
sehingga terjadi uremia. Kemudian terjadi penurunan laju filtrasi glomerolus dan pada
keadaan ini nilai kreatinin serum dan BUN akan meningkat dengan sangat mencolok
sehingga akan terjadi penumpukan toksik uremik dan menyebabkan gangguan
gastrointestinal yang kemudian menyebabkan pasien mual, muntah serta mengalami
anoreksia sehingga menyebabkan Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh behubungan dengan ketidakmampuan dalam memasukan, mencerna, mengabsorbsi
makanan karna mual dan muntah. (Rendi M.C dan MargarethT.H ,2012: 235).
5.2 Saran
Penyakit CKD perlu dipelajari agar dapat meningkatkan pengetahuan mengenai
proses pemberian Asuhan Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA