Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN GANGGUAN CKD (Chronic Disease Kidney)

OLEH

KELOMPOK 3 :

NAMA-NAMA : SOPHIA R. A. ORA (151202719)


MARLANDO N. TOTOS
NELFIN NENOHAIFETO
MEDAN SAJAN

MATA KULIAH : KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

KELAS/SEMESTER : C/IV

PRODI : S1-ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2021
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
CKD
Kasus :
Peter Jones 68 Tahun, adalah seorang pria menikah yang menyandang diabetes mellitus
tipe 2 selama 23 Tahun. Dokter pribadinya merujuk Tn. Jones ke dokter spesialis nefrologi
untuk menjalani pemeriksaan dan penatalaksanaan lanjut fungsi ginjal sejak 3 tahun yang lalu
ketika beliau mengalami proteinuria.Hari ini dokter spesialis nefrologi mengevaluasi kondisi
Tn. Jones dan diketahui bahwa fungsi ginjal Tn. Jones mengalami penurunan yang signifikan.
Hasil pemeriksaan darah terbaru memperlihatkan kelainan berikut : K+ 5, 9 mmol/L, ureum
28,9 mmol/L, kreatinin 870µmol/L dan Hb 8,8 9/dL. Dokter nefrologi mengatur perawatan di
bangsal perawatan penyakit ginjal untuk menjalani pemasangan keteter dialysis peritoneal
besok.

Pada saat masuk bangsal, hasil observasi terhadap Tn. Jones menunjukkan TD
165/95mmHg; Nadi 86x/m; suhu tubuh 37,0̊C; kadar glukosa darah 14,7 mmol/L. pengobatan
yang disarankan pada Tn. Jones adalah Actrapid 24 unit 3x sehari; prothophane 36 unit 1x
sehari; ramipril 2,5 mg 1x sehari; antenolol 50 mg 2x sehari, Caltrate 1500 mg 3x sehari,
Natrium bikarbonat 840mg 3x sehari, dan Lasix 250 mg 2x sehari. Pada saat datang di unit
ginjal, Tn. Jones menjalani pemeriksaan EKG yang menunjukkan irama sinus normal.Tn.
Jones juga mendapatkan Resonium 30 g yang segera diberikan.

3.1 Pengkaljian

I. Identitas Diri Klien Dx Medis : Chronic Kidney Disease


Nama : Tn. Peter Jones (CKD)
TTL : Kupang, 12 January 1953 Sumber Informasi : Klien dan keluarga
Umur : 68 Tahun Penanggung jawab :Ny. Janice
Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : S1
Alamat : Sikumana Pekerjaan : PNS
Status Perkawinan : Menikah Alamat : Sikumana
Agama/Suku : Kristen/Sabu Hubungan dengan klien : Istri
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Tanggal MRS : 19 Mei 2021
II. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan utama : Klien datang ke RS dengan keluhan nyeri
pada pinggang, sesak napas dan badan terasa
lemah, nafsu makannya menurun, mual dan
muntah
2. Keluhan saat dikaji : Saat dikaji klien mengatakan terasa nyeri
pada pinggang. Nyeri yang dirasakan hilang
timbul dengan skala nyeri 3 (1-5), nyeri yang
dirasakan seperti ditusuk – tusuk dan ada rasa
kram pada sendi – sendi di lutut dan
pergelangan kakinya. Nyeri muncul pada saat
bagun tidur pada pagi hari. Pasien ta,pak
sesak napas dan pasien mengatakan badan
terasa lemas, cepat lelah dan nafsu makannya
menurun. Diit yang diberikan habis
seperempat porsi makan, pasien mengatakan
ada rasa mual, terdapat oedema pada kaki
bagian kiri.

III. Riwayat kesehatan masa lalu


1. Penyakit yang : Klien mengatakan dirinya menyandang
pernah dialami diabetes mellitus tipe 2 selama 23 Tahun,
Sebelum didiagnosa mengidap penyakit
ginjal pada 3 tahun yang lalu.

2. Riwayat alergi : Klien mengatakan tidak memiliki riwayat


alergi
3. Pengobatan : Pasien mengatakan mendapat pengobatan
metformin 3 kali sehari, pasien sudah
mendapatkan terapi lantus 1x8 unit dan
novorapid 3x8 unit. Pasien juga sedang
menjalani diet tinggi protein tinggi kalori

IV. Riwayat penyakit keluarga :Pasien mengatakan dari orang tua (mama)
memilikiriwayat penyakit diabetes mellitus dan sudah meninggal dan dari kakak
kandung juga terkena penyakit ginjal.
Genogram

68

Keterangan

Laki – laki

Perempuan

Klien

Meninggal

Garis keturunan

Garis perkawinan
Tinggal Serumah
V. Pengkajian pola-pola fungsi kesehatan
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan :
Pasien tahu kalau dirinya mengalami sakit gagal ginjal sehingga klien datang
ke RS untuk mendapatkan perawatan.
2. Pola nutrisi dan metabolic
a. Sebelum sakit :
1) Berat Badan : 60 Kg, TB : 176 Cm
2) Makan :
a) Frekuensi : 2-3 x/hari
b) Jenis makanan : Nasi, Lauk dan Sayur
c) Yang disukai : Gado-gado
d) Yang tidak disukai : Makanan yang pedis
e) Pantangan : -
f) Alergi : pasien tidak memiliki riwayat alergi
g) Nafsu makan : Stabil
3) Minum :
a) Frekuensi : 5-6 gelas/hari
b) Jenis minuman : Air Putih dan teh
c) Yang disukai : -
d) Pantangan : -
e) Alergi : -
b. Perubahan setelah sakit :
a) BB saat sakit :52 kg.
b) Jenis diet : -
c) Nafsu makan : berkurang
d) Keluhan mual/muntah : Ada
e) Porsi makan : Pasien menghabiskan ½ - 2/3 porsi makanan yang ada
f) Intake cairan : Pasien minum 3-4 gelas/hari
3. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit :
1) Buang air besar :
Frekuensi : 1x sehari Penggunaan laktasif : -

Konsistensi : Lembek dan


bau yang khas
Karakter feses : Berwarna
Coklat
Riwayat perdarahan : - Hemoroid : -

Konstipasi : - Diare : -

2) Buang air kecil :


Frekuensi 5 – 6 x/hari
Produksi 500 cc/hari
Warna : Kuning jernih Bau : Bau Khas
Nyeri/ terasa terbakar/ kesulitan BAK : -

Lain – lain : -

b. Perubahan setelah sakit :


1) Buang Air Besar :
Frekuensi : 1x sehari Penggunaan laktasif : -

Konsistensi : Lembek dan


bau yang khas
Karakter feses : Berwarna
Coklat
Riwayat perdarahan : - Hemoroid : -

Konstipasi : - Diare : -

2) BAK :
Frekuensi 5 – 6 x/hari
Produksi 500 cc/hari
Warna : Kuning jernih Bau : Bau Khas
Nyeri/ terasa terbakar/ kesulitan BAK : -

Lain – lain : -
4. Pola aktivitas dan latihan
a. Sebelum sakit
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas ditempat tidur √
Berpindah √
Ambulansi/ROM √
0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan
alat, 4 tergantung total.
b. Perubahan setelah sakit
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas ditempat tidur √
Berpindah √
Ambulansi/ROM √
0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan
alat, 4 tergantung total.

5. Pola tidur dan istirahat


a. Sebelum sakit :
1) Waktu tidur : Siang hari 12.00-14.00, Malam Hari 20.00-06.00
2) Lama tidur : ±8 jam/hari
3) Kebiasaan sebelum tidur : Berdoa
4) Kesulitan dalam tidur : -
b. Perubahan setelah sakit :
Pasien mengatakan sulit tidur karena klien merasakan nyeri pada bagian
pinggang.
6. Pola persepsi diri
a. Sebelum sakit :
1) Pandangan klien tentang penyakitnya : -
2) Konsep diri :
a) Gambaran diri : Pasien merasa sehat dan tidak membutuhkan
pengobatan
b) Identitas diri : pasien mampu mengenali dirinya sebagai seorang ibu
rumah tangga dengan seorang suami dan 4 orang anak
c) Peran : selama ini pasien berperan sebagai ibu rumah tangga
d) Harga diri : pasien merasa baik-baik saja
e) Ideal diri : Pasien merasakan tidak mengalami sakit dan dapat
berkumpul dengan keluarganya kapan saja
3) Keadaan emosional pasien : keadaan emosional pasien stabil
4) Lain-lain : -
b. Perubahan setelah sakit :
Klien merasa bahwa dirinya sakit dan memerlukan pertolongan, pasien
mengatakan ingin segera sembuh dan dapat berkumpul bersama keluarga.
7. Pola seksualitas dan reproduksi
a. Sebelum sakit :
1) Hubungan seksual
2) Gangguan hubungan seksual
( ) Fertilitas …………………………..
( ) Libido …………………………….
( ) Ereksi …………………………….
( ) Lain-lain ………………………….
3) Menstruasi : -
4) Penggunaan kontrasepsi : -
5) Pemahaman tentang seksual :
b. Perubahan setelah sakit : -

8. Pola peran dan hubungan


a. Sebelum sakit
1) Komunikasi : Klien berkomunikasi dengan baik
2) Hubungan dengan orang lain : berhubungan baik dengan orang lain
3) Dukungan keluarga : Klien mendapat dukungan dari keluarga
4) Dukungan teman / kelompok / masyarakat : Klien mendapat dukungan
dari semua kerabat
5) Konflik terhadap peran / nilai : -
6) Lain-lain : -
b. Perubahan setelah sakit :
Klien jarang berkomunikasi dengan para kerabat namun dengan keluarga
komunikasi terus berjalan.
VI. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Tampak sedang sakit
Kesadaran : Composmentis
GCS : E= 4, V= 5, M = 6, Nilai GCS : 15
2. Tanda-tanda vital :
TD = 165/95mmHg
Nadi = 86x/m
Suhu = 37,0̊C
RR = 29x/m
3. Kadar glukosa darah 14,7 mmol/L
4. Kepala :
Inspeksi : rambut kering, rontok dan prtumbuhan kurang baik
Palpasi : tidak terdapat bejolan
5. Mata :
Inspeksi : konjungtiva anemis
6. Telinga :
Simetris, pendengarannya baik dan tidak ada serumen
7. Hidung :
Terdapat pernapasan cuping di hidung, tidak ada secret, dapat membedakan
bau
8. Mulut
Inspeksi :sianosis (-), gingiva pucat (-), gingiva hiperemis (-) Atrofi papil lidah
(+), Bibir Kering (+)
Palpasi : -
9. Leher :
Inspeksi : Tidak adanya bejolan
Palpasi : -
10. Dada :
Inspeksi :Simetris, tidak ada lesi, tidak bengkak
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : pekak
Auskultasi :terdapat bunyi suara tambahan (ronkhi) dan bunyi jantung I ,II
reguler.
11. Abdomen :
Inspeksi : Tidak ada asites, tidak ada lesi
Auskultasi : Bising usus 25x/menit
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada bagian pinggang
Perkusi :tidak ada nyeri ketuk pada ginjal.
12. Ektermitas :
5 5
5 4
Terdapat Oedema pada kaki bagian kiri
VII.Pemeriksaan Penunjang

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal Kesimpulan


K+ 5, 9 mmol/L 3,6 – 4,8 mmol/L Meningkat
Ureum 28,9 mmol/L 0,6 – 2,8 mmol/L Meningkat
Kreatinin 870µmol/L 53,0 – 114.9 µmol/L Meningkat
Hb 8,8 g/dL. 13,5 – 18 g/dL Menurun
Kadar glukosa darah 14,7 mmol/L 8.9 mmol/L Meningkat

VIII. Pengobatan

Nama Dosis Cara Indikasi Kontra indikasi


obat pemberian
Actrapid 3 x 24 unit di suntikkan Diabetes Hindari penggunaan
sehari di bawah Melitus/Kencin pada pasien dengan
kulit g Manis yang kondisi:
membutuhkan  Hipoglikemi.
insulin, terapi  Hipersensitif
akut, termasuk terhadap zat aktif
stres atau terhadap salah
Hiperglikemik. satu eksipien.

Prothophan 1 x 36 unit
e sehari
Ramipril 1 x 2,5 mg Peroral untuk Ramipril
sehari menurunkan dikontraindikasikan
tekanan darah, pada pasien yang
misalnya dalam hipersensitif pada
tata laksana produk ini atau obat
hipertensi dan ACEI lainnya,
gagal jantung. seperti captopril
Ramipril juga
kontraindikasi pada
pasien yang
mempunyai
riwayat angioedema,
baik herediter,
idiopatik, atau yang
disebabkan oleh terapi
ACEI.
Penggunaan
bersamaan dengan
aliskiren pada pasien
dengan diabetes atau
gangguan ginjal juga
kontraindikasi.

Antenolol 2 x 50 mg Peroral Indikasi Kontraindikasi


sehari pemberian atenolol di antaranya
atenolol pada adalah pada
pasien angina bradiaritmia.
pectoris, infark Peringatan untuk
miokard akut, menyesuaikan dosis
dan hipertensi. pada pasien dengan
penyakit
bronkospastik dan
gangguan fungsi renal.
Caltrate 2 x 50 mg Peroral Untuk Hindari penggunaan
sehari membantu pada pasien yang
memaksimalkan hipersensitif terhadap
penyerapan salah satu kandungan
kalsium dari Caltrate
didalam tubuh
dan membantu
memperkuat
tulang, sendi
dan otot.
Natrium 840mg 3x Intravena Indikasi Kontraindikasi
Bikarbonat sehari, pemberian penggunaan natrium
natrium bikarbonat terutama
bikarbonat untuk pasien alkalosis,
adalah asidosis hipernatremia,
metabolik yang hiperkalsemia, dan
terjadi pada edema paru berat.
kasus gagal Peringatan dan
ginjal atau pengawasan ketat
diabetes tidak perlu dilakukan pada
terkontrol, pasien dengan gagal
hiperkalemia, jantung kongestif,
dispepsia, serta gangguan ginjal, dan
untuk edema akibat retensi
alkalinisasi urin natrium.
dalam terapi
intoksikasi dan
overdosis
Lasix 2 x 250 mg Peroral Edema akibat Obat ini tidak boleh
sehari gangguan diberikan kepada
jantung, pasien dengan kondisi:
hati,dan ginjal, Hipersensitif terhadap
serta hipertensi. Furosemide dan
Sulfonamide. Anuria
atau gagal ginjal.
Memiliki penyakit
Addison. Mengalami
Hipovolema atau
dehidrasi. Keadaan
prekomatosa yang
berhubungan dengan
sirosis hati.
Resonium 30 g Resonium Resonium tidak boleh
diindikasikan diberikan pada pasien
pada semua dengan:
keadaan - Kalium serum < 5
hiperkalemia mmol/L
akibat akut dan - Kondisi yang
kronis gagal berhubungan
ginjal; dengan
contohnya hiperkalsemia
termasuk (misalnya
penggunaan hiperparatiroidisme,
setelah aborsi, multipel myeloma,
persalinan sarkoidosis atau
rumit, darah karsinoma
yang tidak metastatik)
sesuai transfusi, - Riwayat
cedera remuk, hipersensitivitas
prostatektomi, terhadap resin
luka bakar polistirena sulfonat
parah, syok - Penyakit usus
bedah, dan obstruktif
dalam kasus - Pemberian
parah Resoniun oral
glomerulonefriti dikontraindikasikan
s dan pada neonatus.
pielonefritis. Pemberian resin pada
neonatus dengan
penurunan motilitas
usus (pasca operasi)
atau obat yang
diinduksi)
dikontraindikasikan

3.2 Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan


3.2.1 Analisa Data

Data Etiologi Masalah


DS : Retensi Na Hipervolemia
- Klien mengatakan sesak
napas Total cairan ekstraseluler
- Klien mengatakan kaki naik
bagian kiri mengalami
pembengkakan tekanan kapiler
meningkat
DO :
- Frekuensi napas 29x/m
- Terdengar suara napas volume intertistial
tambahan (ronki) meningkat
- Terdapat edema di kaki
+1 edema

pre load naik

beban jantung meningkat

hipertrofi ventrikel kiri

COP menurun

Aliran darah ginjal


menurun

Retensi Na dan H2O

Hipervolemia
DS : Obstruksi saluran kemih Nyeri akut
- Klien mengeluh nyeri
pada bagian pinggang Retensi urine
DO :
- Tampak meringis Menekan syaraf perifer

- Bersifat protektif
- Gelisah Nyeri pinggang

P : Nyeri pinggang
Nyeri Akut
Q : Nyeri seperti ditusuk –
tusuk
R : Nyeri yang di rasakan
hilang timbul
S : Skala 3 (1-5)
T :Nyeri muncul saat bangun
tidur pada pagi hari.

DS : Sekresi protein Deficit Nutrisi


- Klien mengatakan nafsu
makan menurun Sindrom uremia
- Klien mengatakan badan
terasa lemas Gangguan keseimbangan
- Klien mengatakan ketika asam basa
makan dirinya akan
mengalami mual dan Produksi asam meningkat
muntah
DO : Nausea (Mual Muntah)

- Berat badan klien menurun


BB sebelum sakit : 60 kg
Badan Terasa lemah
BB setelah sakit : 52 kg

Dafisit Nutrisi

3.2.2 Diagnosa Keperawatan


1. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi d.d ortopneu, edema
perifer, terdengar suara napas tambahan
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri, tampak
meringis, bersikap protektif, gelisah
3. Deficit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d berat badan
menurun minima 10% di bawah rentang ideal
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan

Kode Diagnose (SDKI) Kode Tujuan (SLKI) Kode Intervensi (SIKI)


D.0022 Hipervolemia b.d L.05020 Setelah dilakukan tindakan I.03114 Manajemen Hipervolemi
gangguan mekanisme keperawatan selama 3 x 24 Tindakan :
regulasi d.d ortopneu, jam Observasi :
edema perifer, terdengar Diharapkan Keseimbangan - Periksa tanda dan gejala hypervolemia
suara napas tambahan cairan meningkat dengan (mis. Ortopnea, dispneu, JVP/CVP
criteria hasil : meningkat, reflex hepatojugularis positif,
- Asupan cairan meningkat suara napas tambahan)
(5) - Identifikasi penyebab hypervolemia,
- Edema menurun (5) - Monitor tanda hemokonsentrasi ( kadar
Natrium, BUN, hematocrit, berat jenis
urine)
Terapeutik :
- Timbang berat badan setiap hari pada
waktu yang sama
- Batasi asupan cairan dan garam
Edukasi :
- Anjurkan cara mengukur dan mencatat
asupan cairan dan haluaran cairan
- Anjurkan cara membatasi cairan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian diuretic
D.0077 Nyeri akut b.d agen L.08066 Setelah dilakukan tindakan I.09290 Manajemen Nyeri
pencedera fisiologis d.d keperawatan selama 3 x 24 Tindakan
mengeluh nyeri, tampak jam diharapkan tingkat nyeri Observasi :
meringis, bersikap menurun dengan criteria hasil - Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
protektif, gelisah : kualitas, intensitas nyeri
- Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
(5) - Identifikasi faktor yang memperberat dan
- Meringis menurun (5) memperingan nyeri
- Sikap protektif Menurun - Monitor efek samping penggunaan
(5) analgetik
- Gelisah Menurun (5) Terapeutik :
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- Control lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

D.0019 Deficit nutrisi b.d L.03030 Setelah dilakukan tindakan I.03119 Manajemen Nutrisi
ketidakmampuan keperawatan selama 3 x 24 Tindakan
mencerna makanan d.d jam diharapkan status nutrisi Obsevasi :
berat badan menurun membaik dengan criteria hasil - Identifikasi status nutrisi
minima 10% di bawah : - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
rentang ideal - Porsi makan yang - Identifikasi makanan yang disukai
dihabiskan meningkat (5) - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
- Berat badan membaik (5) nutrient
- Frekuensi makan - Identifikasi perlunya penggunaan selang
membaik (5) nasogastrik
- Nafsu makan membaik - Monitor asupan makanan
(5) - Monitor berat badan
- Membrane mukosa - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
membaik (5) Terapeutik :
- Lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
- Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian makan melalui selang
nasigastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik),
jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
3.4 Implementasi Keperawatan

No Hari / Tgl Diagnosis Jam Implementasi Evaluasi


1. 22 Mei 2021 Hipervolemia b.d gangguan 10.00 - Mengidentifikasi tanda dan gejala Pukul 20.00 WITA
mekanisme regulasi d.d WITA hipervolemi S : Klien mengatakan kakinya
ortopneu, edema perifer, - Mengidentifikasi penyebab masih bengkak
terdengar suara napas tambahan hypervolemia O : Kaki klien tampak
membengkak
A : Masalah Belum Teratasi
15.00 - Memonitor tanda P : Lanjutkan Intervensi
WITA hemokonsentrasi ( kadar Natrium,
BUN, hematocrit, berat jenis
urine)
- Melakukan Penimbang berat
badan setiap hari pada waktu yang
sama
Respon klien : klien mau untuk
melakukan penimbangan BB
setiap hari di jam yang sama
- Menganjurkan pasien untuk
membatasi asupan cairan dan
garam
Respon Klien : klien mengatakan
akan membatasi asupan cairan
19.00
WITA - Menganjurkan cara mengukur dan
mencatat asupan cairan dan
haluaran cairan
Respon Klien : Klien akan
mengikuti anjuran yang diberikan

- Menganjurkan cara membatasi


cairan
Respon Klien : Klien akan
melakukan hal tersebut
2. 23 Mei 2021 Nyeri akut b.d agen pencedera 09.00 - Mengidentifikasi lokasi dan Pukul 17.00 WITA
fisiologis d.d mengeluh nyeri, WITA frekuensi nyeri S : klien mengatakan masih
tampak meringis, bersikap Respon klien : merasakan nyeri
protektif, gelisah Klien mengatakan nyerinya masih O :
terasa padda bagian pinggul dan - Klien masih tampak
nyeri masih dirasakan setiap meringis
bangun tidur dan pagi hari, skala - Klien masih tampak
nyeri yang dirasakan masih sama gelisah dan bersifat
yaitu 3 (1-5)
- Mengidentifikasi factor yang protektif
memperberat nyeri A : Masalah Belum Teratasi
Respon klien : P : Lanjutkan Intervensi
Saat dilakukan pemeriksaan
factor yang memperberat nyeri
adalah proses penyakit yang
dialami klien.
- Memberikan teknik non
farmakologis (kompres hangat)
untuk mengurangi nyeri
Respon klien :
Klien mengatakan sudah
melakukan hal tersebut dan klien
merasa nyerinya berkurang ketika
melakukan teknik non
farmakologi
10.00
WITA
- Memfasilitasi istirahat dan tidur
Respon klien :
Klien mengatakan sudah
melakukan hal tersebut, namun
waktu tidur klien masih terganggu
karena nyeri yang dirasakan
15.00
WITA - Mengidentifikasi jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
(pemberian obat analgestik)
Respon klien :
Klien mengatakan dirinya sudah
mengalami masalah pada ginjal
sejak 3 tahun yang lalu dan
merasakan nyeri semenjak 2
tahun yang lalu.
- Menjelaskan penyebab , dan
pemicu nyeri
Respon klien :
Klien mendengarkan penjelasan
dengan baik
- Menjelaskan strategi meredakan
nyeri
Respon klien :
Klien mengerti dan mau
melakukan strategi tersebut jika
merasakan nyeri.
3. 24 Mei 2021 Deficit nutrisi b.d 08.00 - Mengidentifikasi status nutrisi S:
ketidakmampuan mencerna WITA - Mengidentifikasi alergi dan Klien mengatakan dirinya
makanan d.d berat badan intoleransi makanan hanya menghabiskan 2
menurun minima 10% di bawah - Mengidentifikasi makanan yang sendok makan, karena masih
rentang ideal disukai merasakan mual ketika makan
- Mengidentifikasi kebutuhan O :
kalori dan jenis nutrient - Berat badan klien belum
- Mengidentifikasi perlunya ada peningkatan
penggunaan selang nasogastric BB = 52 kg
- Memonitor asupan makanan A : masalah belum teratasi
- Memonitor berat badan P : Lanjtukan intervensi
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium

10.00
WITA - Melakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Menyajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
- Memberikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Memberikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
- Memberikan suplemen makanan ,
jika perlu
- Menghentikan pemberian
makanan melalui selang
nasogastric jika asupan oral

16.00 dapat ditoleransi

WITA

- Menganjurkan posisi duduk, jika


mampu
- Mengajarkan diet yang
diprogramkan
- Berkolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan (mis.
Pereda nyeri, antiemetic), jika
perlu
- Berkolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

3.5 Catatan Perkembangan

Hari / Tgl Diagnosis Evaluasi Paraf


23 Mei 2021 Hipervolemia b.d gangguan S :
mekanisme regulasi d.d - Klien Mengatakan Kakinya bagian kiri masih
ortopneu, edema perifer, bengkak
terdengar suara napas O :
tambahan - Kaki kiri klien tampak bengkak
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
I:
- Menganjurkan pasien untuk membatasi asupan
cairan dan garam
- Menganjurkan cara mengukur dan mencatat asupan
cairan dan haluaran cairan
- Menganjurkan cara membatasi cairan
E:
- Bengkak pada kaki klien mulai menurun
24 Mei 2021 Nyeri akut b.d agen S : klien mengatakan masih merasakan nyeri
pencedera fisiologis d.d O :
mengeluh nyeri, tampak - Klien masih tampak meringis
meringis, bersikap protektif, - Klien masih tampak gelisah dan bersifat protektif
gelisah A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
I:
- Mengidentifikasi lokasi dan frekuensi nyeri
- Mengidentifikasi factor yang memperberat nyeri
- Memberikan teknik non farmakologis (kompres
hangat) untuk mengurangi nyeri
- Mengidentifikasi jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri (pemberian
obat analgestik)
E:
- Nyeri yang dirasakan berkurang

25 Mei 2021 Deficit nutrisi b.d S :


ketidakmampuan mencerna Klien mengatakan dirinya hanya menghabiskan 2
makanan d.d berat badan sendok makan, karena masih merasakan mual ketika
menurun minima 10% di makan
bawah rentang ideal
O:
- Berat badan klien belum ada peningkatan
BB = 52 kg
A : masalah belum teratasi
P : Lanjtukan intervensi
I:
- Mengidentifikasi status nutrisi
- Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrient
- Memonitor asupan makanan
- Memonitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
E:
- Nafsu Makan Klien Membaik
- Berat Badan Klien Membaik
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakatglobal
dengan prevalensi dan insiden gagal ginjal yang meningkat, prognosis yangburuk dan
biaya yang tinggi. Prevalensi penyakit ginjal kronik meningkat seiringmeningkatnya
jumlah penduduk usia lanjut dan kejadian penyakit diabetes mellitus serta hipertensi.
(Infodatin, 2017).
Secara klinis penyakit parenkim ginjal dan penyakit ginjal obstruksi menyebabkan
Gagal Ginjal Kronik.Dengan Gagal Ginjal Kronik ini terjadi penurunan fungsi renal
sehingga terjadi uremia. Kemudian terjadi penurunan laju filtrasi glomerolus dan pada
keadaan ini nilai kreatinin serum dan BUN akan meningkat dengan sangat mencolok
sehingga akan terjadi penumpukan toksik uremik dan menyebabkan gangguan
gastrointestinal yang kemudian menyebabkan pasien mual, muntah serta mengalami
anoreksia sehingga menyebabkan Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh behubungan dengan ketidakmampuan dalam memasukan, mencerna, mengabsorbsi
makanan karna mual dan muntah. (Rendi M.C dan MargarethT.H ,2012: 235).
5.2 Saran
Penyakit CKD perlu dipelajari agar dapat meningkatkan pengetahuan mengenai
proses pemberian Asuhan Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, C Suzanne & Bare, G Brenda. (2015). Buku Ajar KeperawatanMedikal-Bedah


Brunner&Suddarth, Ed.8, Vol.2. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi
dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Smeltzer & Bare.(2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth.Edisi 12.Alih bahasa: Devi Yulianti, Amelia Kimin. Jakarta: EGC.
Sudoyo.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2015.
Wilkinson. 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa NANDA NIC-
NOC. Jakarta : Media Action.

Anda mungkin juga menyukai