OLEH
KELOMPOK 4
PUTRI K. N. YAHBROB
MARIA A. P. LAMAN
NESLY M. E. TANAEM
BURHAN KAWALI
YARLIN NDOLU
INDRO T. NOMLENI
ANGGI SELAN
RIANG GORO
YETRIS PINIS
Tn J, 27 tahun masuk RS X Kota Kupang dengan keluhan utama Keluarnya nanah dari penis
(tetesancairan) berwarna putih pada waktu BAK, Frekuensi buang air kecil yang cukup sering
disertai nyeri dan panas.
Pada waktu pengkajian, didapatkan bahwa pasien sering bergonta-ganti pasangan, melakukan
hubungan seksual dengan banyak wanita. Hasil anamnesis didapatkan Bengkak dan kemerahan
pada testis, pasien mengeluh nyeri waktu BAK, nyeri seperti tertusuk dan hilang dalam beberapa
jam.
Hasil TTV didapatkan TD: 120/90, Nadi: 86x/menit, RR: 20/Menit, dan Suhu: 38,7 C
PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Kelompok 4
Ruangan : Nembrala
Tanggal Pengkajian : 18-12-2021
Tanggal MRS : 18-12-2021
Dx Medis : Gonore
No. MR :-
Jam : 10:00
I. Identitas Diri Klien
Nama : Tn. J
Tempat/ tanggal lahir : Kupang, 12 April 1994
Umur : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Bukit cinta. RT/RW: 03/03. Kel: penfui timur. Kec: kupang
tengah
Sts perkawinan : Belum Menikah
Agama/ Suku : Kristen Protestan
Warga Negara : WNI
Pendidikan : SMA/sederajat
Pekerjaan : PT Gudang Garam
Dx Medis : Gonore
Sumber informasi : Pasien dan Keluarga
Penanggung jawab : Tn. P
Keluarga yg dpt dihubungi: Ayah Kandung
Pendidikan : Strata1 sarjana pendidikan
Pekerjaan : Guru
Alamat : Jl. Bukit Cinta. RT/RW: 03/03. Kel: penfui timur. Kec: kupang
tengah
Hubungan dgn klien : Anak Kandung
Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: garis pernikahan
: garis keturunan
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
diri
Makan/ minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas ditempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
Setelah sakit
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
diri
Makan/ minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas ditempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
5. Pola Tidur Dan Istirahat
Sebelum sakit
Waktu tidur : pukul 22:00
Lama tidur : 6-7 jam perhari
Kebiasaan sblm tidur : selalu mencuci kaki
Kesulitan dlm tidur : susah tidur kalau ribut
Setelah sakit : pasien mengatakan tidak dapat
Tertidur lelap, sering terbangun, dan pasien hanya
dapat tertidur 4-5 jam pada malam hari
6. Pola Persepsual
Sebelum sakit
Penglihatan :
Fungsi penglihatan : pasien mengatakan dapat Membaca atau
melihat sesuatu dengan jelas.
Lapang pandang : 4-5 meter
Gangguan fungsi : normal
Pendengaran
Fungsi : pasien mengatakan bahwa pendengaranya masih baik,
sulit mendengar dengan baik apabila bising dan terlalu jauh. Pasien
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
Kelainan : tidak ada
Penciuman
Fungsi : pasien mengatakan penciumannya baik, dapat
membedakan aroma
Kelainan : tidak ada
Pengecapan
Fungsi : pasien mengatakan fungsi pengecapannya baik, dapat
membedakan rasa masakan
Kelainan : tidak ada
Perabaan
Fungsi : pasien mengatakan bahwa fungsi perabaannya baik,
pasien merespon apabila diberikan rekasi.
Kelainan : tidak ada
Perubahan setelah sakit : pasien mengatakan bahwa pasien masih merasakan
rasa makanan
7. Pola Presepsi Diri
Sebelum sakit
Pandangan klien tentang penyakitnya : pasien mengatakan bahwa pasien
tidak mengetahui tentang penyakitnya dan melakukan aktivitas seperti
biasa tetapi sering nyeri
Konsep diri : pasien mengatakan pasien dapat sembuh dan beraktivitas
kembali seperti biasa.
Keadaan emosional pasien : pasien mengatakan bahwa terkadang keadaan
emosional pasien suka naik dan turun tergantung situasi maupun kondisi.
Perubahan setelah sakit : pasien mengatakan bahwa pasien baru mengetahui
tentang penyakitnya yang sekarang, pasien juga ingin untuk cepat sembuh dan
beraktivitas seperti biasa, keadaan emosional pasien kadang berubah-ubah.
8. Pola Seksualitas Dan Reproduksi
Sebelum sakit : pasien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun. Pasien juga tidak paham tentang seksualitas dan perawatan alat
reproduksi.
Perubahan setelah sakit: pasien mengatakan bahwa pasien jarang untuk
memperhatikan keadaanya karna lantaran pasien sakit
9. Pola Peran Dan Hubungan
Sebelum sakit
Komunikasi : pasien cooperative dengan selalu menjawab pertanyaan,
ramah dan sopan
Hubungan dengan orang lain: pasien sangat cooperative, baik dan ramah
Dukungan keluarga : keluarga memberi dukungan penuh untuk
kesembuhan pasien
Dukungan teman/kelompok/masyarakat : banyak teman maupun
tetangga yang bantu mendoakan serta berkunjung untuk memberi
dukungan terhadap pasien agar cepat sembuh
Perubahan setelah sakit: pasien mengatakan bahwa peran dan kewajiban pasien
sebagai orang tua tidak diberikan secara maksimal karna sakit yang dideritanya.
10. Pola Manajemen Koping-Stres
Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien jarang sekali
bertukar pikitraan tentang hal-hal yang dirasakan maupun masalah yang dialami
kepada keluarganya.
Perubahan Setelah sakit: pasien mengatakan bahwa pasien susah untuk mengontrol
pikiran sehingga terkadang pasien merasa stres, cemas terhadap penyakitnya.
11. Sistem Nilai Dan Keyakinan
Sebelum sakit
Keyakinan akan penguasaan kehidupan : pasien mengatakan bahwa
pasien percaya bahwa ia dapat sembuh dari sakitnya.
Sumber kekuatan saat sakit : pasien mengatakan bahwa pasien kuat
menghadapi penyakitnya karna selalu percaya kepada kuasa Tuhan dan
merasa kuat selalu didukung oleh keluarganya.
Ritual keagamaan yang sering dilakukan : pasien mengatakan bahwa
pasien biasanya berdoa bersama keluarga serta mendengar sedikit firman
yang dibacakan oleh keluarganya
Perubahan setelah sakit : pasien mengatakan bahwa pasien hanya bisa
berdoa diatas tempat tidur dan menyanyi 1 atau 2 lagu pujian rohani
V. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran : composmentis
3. GCS : E: 4 V: 5 M: 6 , Nilai GCS: 15
4. Tanda vital :
TD : 120/90 mmHg
N : 86 x/menit
S :38,7°c
RR : 20 x/menit
5. Kepala
Inspeksi : Struktur kepala simetris, rambut terlihat lepek, kusam, beruban, dan
tipis
Palpasi : tidak terdapat benjolan maupun luka
Perkusi : tidak terdapat nyeri tekan
Auskultasi : -
6. Mata
Inspeksi : Struktur mata simetris, konjungtiva anemis, kebersihan mata baik, mata
dapat bergerak kesegala arah, respon membuka mata spontan, tidak ada kelainan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, lesi dan benjolan
Perkusi : -
Auskultasi :-
7. Telinga
Inspeksi : Struktur simetris, pasien tidak menggunakan alat bantu pendengaran,
pendengaranya baik tapi sulit mendengar dengan baik apabila bising dan terlalu
jauh
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, benjolan dan luka
Perkusi : -
Auskultasi :-
8. Hidung
Inspeksi : Struktur simetris, penciumannya baik, dapat membedakan aroma. Tidak
terdapat kelainan.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, benjolan dan luka
Perkusi : -
Auskultasi : -
9. Mulut
Inspeksi : Kebersihan baik, adanya pembesaran tonsil.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan benjolan
Perkusi : -
Auskultasi : -
10. Leher
Inspeksi : Bentuk leher simestris, leher dapat digerakan ke kiri dan kanan
Palpasi : adanya pembesaran pada daerah getah bening
Perkusi : -
Auskultasi :-
11. Dada
Inspeksi : Pergerakan dada tidak simetris
Palpasi : tidak terdapat maupun nyeri tekan
Perkusi : -
Auskultasi : terdapat bunyi tambahan pernapasan. RR: 28 x/m
12. Abdomen
Inspeksi : Tampak datar, turgor kulit tampak kering,
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : tidak teraba massa.
Auskultasi : peristaltic 8x/menit
13. Ekstremitas
Atas
Inspeksi : baik, simetris, jumlah jari lengkap, tangan kiri terpasang infuse RL 20
ttpm.
Palpasi : terdapat nyeri apabila tangan bagian yang di infuse digerakan atau
ditekan sedikit, tidak terdapat benjolan
Perkusi :-
Auskultasi :-
Bawah
Inspeksi : simetris, tidak ada kelianan bentuk, jumlah jari lengkap
Palpasi : tidak terdapat benjolan, nyeri tekan dan luka
Perkusi :-
Auskultasi :-
VI. Pemeriksaan Penunjang
Hematologi ( Darah Lengkap)
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
Hemoglobin 11 g/Dl P: 12-14
L:13-16
Leukosit 12.000 U/L 3,600-11,000
Hematokrit 40 % P: 40-50
L: 45-55
Eritrosit 4,7 /UL P:4,0-5,0
L: 4,5-5,5
Trombosit 460.000 /UL 150,000-400,000
Terapi:
1. Sulfonamide 15%
2. Antibiotika 0,3%
3. Chlorampenicol 0,5%
4. Antihistamin0,5%
VII. ANALISA DATA
No Data Penyebab Masalah
1 DS : pasien mengatakan keluarnya Agen pencedera Nyeri akut
nanah dari penis atau ( tetesan cairan ) fisiologis
yang berwarna putih di sertai dengan
nyeri. Dari hasil pemeriksaan tingkat
nyeri (PQRST)
P : karena adanya nanah
Q : nueri seperti tertusuk-tusuk
R : nyeri hanya dirasakan pada daerah
penis
S:4
T : nyerinya hilang muncul
DO : pasien tampak menahan sakit,
meringis, lemas, sulit tidur, dan
gelisah.
Skala nyeri :
k.u: composmentis
TTV:
TD : 120/90 mmHg
N: 86 x/menit
RR: 20 x/m
S: 38,7°c
2 DS : pasien mengatakan ia merasa Proses penyakit Hipertermia
panas
DO : tubuh pasien teraba hangat, suhu
tubuh meningkat, kulit merah, dan
pasien tampak lemah.
k.u: composmentis
TTV:
TD : 120/90 mmHg
N: 86 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 38,7°c
Terapeutik :
1.Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
2.Kontrol lingkungan yang memperberat ras nyeri
3.Fasilitasi istirahat dan tidur
4.Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi :
1.Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4.Anjurkan menggunakan analgesiik secara tepat
5.Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi :
1.Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu
Kode: D.0130 Kode: L.14137 Kode: I.14539
Hipertermia Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hipertermia:
berhubungan dengan selama 1x 24 jam diharapkan Tindakan
proses penyakit termoregulasi membaik dengan criteria Observasi :
dibuktikan dengan hasil: Identifikasi penyebab hipertermia (mis,dehidrasi,
suhu tubuh Menggigil menuru terpapar lingkungan panas, penggunaan incubator)
meningkat, tubuh Kulit merah menurun Monitor suhu tubuh
terasa hangat, Suhu tubuh membaik Monitor komplikasi akibat hipertermia
menggigil, kulit Suhu kulit membaik Terapeutik :
merah dan suhu Sediakan lingkungan yang dingin
tubuh meningkat Longgarkan atau lepaskan pakaian
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Berikan cairan oral
Lakukan pendinginan ekternal (mis, selimut
hipotermia atau kompres dingin pada dahi,leher, dada,
abdomen dan aksila)
Edukasi :
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena jika
perlu
X. IMPLEMENTASI
Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi
Kode: D.0077 1) mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S : pasien mengatakan pasien masih
Nyeri akut frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. merasakan nyeri seperti ditusuk-tusuk dan
berhubungan dengan H/: pasien mengatakan terasa nyeri pada area terasa panas atau terbakar
agen pencedera yang sakit dan seperti terbakar atau panas. nyeri
fisiologis dibuktikan di rasakan seperti tertusuk-tusuk jarum, nyeri O : pasien tampak menahan sakit, lemas,
dengan adanya makin berat apabila pasien tidur terlentang pucat, meringis dan gelisah
keluhan nyeri, dengan skala 6 (sedang). Benjolan yang berisi Skala nyeri : 5 (sedang)
meringis, gelisah dan cairan terdapat diarea punggung dengan diameter k.u: composmentis
kesulitan tidur 2cm TTV:
2) mengidentifikasi skala nyeri TTV:
H/: skala nyeri: 6 (sedang) TD : 120/90 mmHg
3) mengidentifikasi respon nyeri non verbal N: 86 x/m
H/: pasien kadang meringis kalau ingin RR: 20 x/m
berpindah posisi tidur. S: 38,7°c
4) mengidentifikasi factor yang memperberat A : masalah belum teratasi
dan memperingan nyeri
H/: nyeri makin berat apabila pasien banyak P : intervensi di lanjutkan
melakukan gerakan atau tidur terlentang.
Terapeutik:
1. memberikan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
H/: pasien mau dan mengikuti
2. mengkontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
H/: pasien mengatakan nyeri bertambah kalau
adanya guncangan atau tersentuh.
3. memfasilitasi istirahat dan tidur
H/: pasien lebih nyaman kalau tidur
menyamping
Edukasi:
1) menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
H/: pasien paham dan mengerti
2) menjelaskan strategi meredakan nyeri
H/: pasien mengerti
3) menganjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
H/: pasien mengerti dan mengikuti
4) menganjurkan menggunakan analgesiik
secara tepat
H/: pasien mengikuti anjuran yang diberikan
5) mengajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
H/: pasien mengikuti
Kolaborasi:
1.Berkolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
Kolaborasi:
1.Berkolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
Hipertermia Tindakan
berhubungan dengan Observasi : S : Pasien mengatakan badan masih demam
proses penyakit mengidentifikasi penyebab hipertermia
dibuktikan dengan H/: suhu tubuh pasien meningkat karna O :
suhu tubuh adanya proses terjadi suatu penyakit yaitu - Suhu tubuh 38,6 °C
meningkat, tubuh adanya benjolan berisi cairan yang - Kulit pasien masih teraba hangat
terasa hangat, tumbuh diarea punggung pasien - Kulit pasien tidak terlalu kemerahan
menggigil, kulit Memonitor suhu tubuh - Pasien masih menggigil
merah dan suhu H/: S: 38,6°c
tubuh meningkat Terapeutik : A : Masalah tidak teratasi
Kolaborasi : N: 86 x/menit
Tindakan 17: 00
P : intervensi di hentikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook, An
Evidence-Based Guide to Planning Care. Ed. St. Louis : Elsevier
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2013). Nursing Diagnosis Manual Planning,
Individualizing and Documenting Client Care. Ed. Philadelphia : F. A. Davis Company