Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN GONORE

OLEH

KELOMPOK 4

PUTRI K. N. YAHBROB
MARIA A. P. LAMAN
NESLY M. E. TANAEM
BURHAN KAWALI
YARLIN NDOLU
INDRO T. NOMLENI
ANGGI SELAN
RIANG GORO
YETRIS PINIS

PRODI S1- ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2021
NARASI KASUS GO

Tn J, 27 tahun masuk RS X Kota Kupang dengan keluhan utama Keluarnya nanah dari penis
(tetesancairan) berwarna putih pada waktu BAK, Frekuensi buang air kecil yang cukup sering
disertai nyeri dan panas.
Pada waktu pengkajian, didapatkan bahwa pasien sering bergonta-ganti pasangan, melakukan
hubungan seksual dengan banyak wanita. Hasil anamnesis didapatkan Bengkak dan kemerahan
pada testis, pasien mengeluh nyeri waktu BAK, nyeri seperti tertusuk dan hilang dalam beberapa
jam.

Hasil TTV didapatkan TD: 120/90, Nadi: 86x/menit, RR: 20/Menit, dan Suhu: 38,7 C

PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Kelompok 4
Ruangan : Nembrala
Tanggal Pengkajian : 18-12-2021
Tanggal MRS : 18-12-2021
Dx Medis : Gonore
No. MR :-
Jam : 10:00
I. Identitas Diri Klien
Nama : Tn. J
Tempat/ tanggal lahir : Kupang, 12 April 1994
Umur : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Bukit cinta. RT/RW: 03/03. Kel: penfui timur. Kec: kupang
tengah
Sts perkawinan : Belum Menikah
Agama/ Suku : Kristen Protestan
Warga Negara : WNI
Pendidikan : SMA/sederajat
Pekerjaan : PT Gudang Garam
Dx Medis : Gonore
Sumber informasi : Pasien dan Keluarga
Penanggung jawab : Tn. P
Keluarga yg dpt dihubungi: Ayah Kandung
Pendidikan : Strata1 sarjana pendidikan
Pekerjaan : Guru
Alamat : Jl. Bukit Cinta. RT/RW: 03/03. Kel: penfui timur. Kec: kupang
tengah
Hubungan dgn klien : Anak Kandung

II. Status kesehatan saat ini


1. Keluhan Utama : Klien mengatakan keluarnya nanah dari penis atau
( tetesan cairan ) yang berwarna putih
2. Riwayat keluhan : Klien mengatkan keluarnya nanah dari penis atau ( tetesan
cairan ) yang berwarna putih di sertai dengan nyeri dan panas. Nyeri sudah di rasakan
sejak dua hari yang lalu, nyeri dirasakan sepeerti tertusuk-tusuk, nyeri bertambah
apabila klien BAK dengan skala nyeri 4 dan klien juga mengatakan ia sering bergonta
ganti pasangan melakukan hubungan seksual dengan banyak wanita . karena nyeri
makin hari bertambah maka klien memutuskan untuk datang ke rumah sakit untuk
berobat. Pada saat di kaji pada tanggal 18 klien mengatakan bengkak dan kemerahan
pada testis dan mengeluh nyeri pada waktu BAK dan hasil pemeriksaan ttv d
dapatkan TD : 120/90 Mmhg, N : 86 x /menit, RR : 20x/menit, Suhu : 38,7 °C
3. Keluhan saat di kaji : Klien mengatakan bengkak dan kemerahan pada
testis dan mengeluh nyeri pada waktu BAK.

III. Riwayat kesehatan masa lalu


1. Penyakit yang pernah dialami : Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah mengalami
sakit ini sebelumnya hanya mengalami sakit biasa seperti demam, batuk pilek yang
kemudian beberapa minggu sudah sembuh.
2. Riwayat alergi : Pasien mengatakan bahwa pasien tidak mempunyai alergi
terhadap obat-obatan maupun makanan.
3. Pengobatan : Pasien mengatakan bahwa belum pernah melakukan
pengobatan sama sekali terhadap penyakit ini dan baru pertamakali melakukan perwatan.

IV. Riwayat penyakit keluarga


Pasien mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan
maupun penyakit menular.

Genogram

Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: garis pernikahan
: garis keturunan

Pengkajian pola-pola fungsi kesehatan


1. Persepsi Dan Pemeliharaan Kesehatan :
a. Sebelum masuk rumah sakit: Keluarga pasien mengatakan bahwa ia selama ini tidak
tahu tentang penyakitnya .
b. Sesudah masuk rumah sakit : Saat pengkajian pasien mengatakan cara pasien
memelihara kesehatannya dengan mentaati semua intruksi dari dokter dan perawat
yang dapat dapat mempercepat proses kesembuhannya.

2. Pola Nutrisi Dan Metabolik


a. Sebelum sakit
 Berat badan : 55 kg
 Tinggi badan : 165 cm
 LLA : 24 cm
 Makan :
 Frekuensi : 3x sehari
 Jenis makanan : padat
 Yang disukai : bubur ayam pedas
 Yang tidak disukai : makanan yang terlalu berminyak
 Pantangan : makanan berlemak, asin, mengandung banyak gula
 Alergi : tidak ada
 Nafsu makan : sehari mampu menghabiskan 1
porsi makanan
 Minum :
 Frekuensi : 8 gelas sehari
 Jenis minuman : air mineral
b. Setelah sakit
 Berat badan :53 kg
 Perubahan BB :2 kg
 Jenis diet : diet rendah garam, lemak, gula buatan
 Nafsu makan : menurun, sehari 2 kali
 Keluhan mual/muntah : tidak ada
 Porsi makan : pasien Menghabiskan ½ porsi perhari
 Intake cairan : infus RL 20 ttpm
3. Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit
 Buang Air Besar:
 Frekuensi : 1 x sehari, tidak menggunakan laktasif
 Konsistensi : padat
 Karakter feces : berwarna kuning kecoklatan
 Riwayat : pasien mengatakan tidak mengalami
Pendarahan, konstipasi maupun diare
 Buang Air Kecil:
 Frekuensi : 4 x sehari
 Produksi : 1350 cc/ hari
 Warna : kuning jernih
 Bau : berbau nanah
 Kesulitan BAK : tidak ada
b. Setelah sakit
 BAB : pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan
Konsistensi agak lembek dengan warna kuning kecoklatan
 BAK : pasien mengatakan BAK 2 kali sehari dengan
Urine jernih berwarna kuning jernih dan berbau nanah.
4. Pola Aktifitas Dan Latihan
 Sebelum sakit

Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
diri
Makan/ minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas ditempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi/ROM 
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
 Setelah sakit

Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
diri
Makan/ minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas ditempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi/ROM 
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
5. Pola Tidur Dan Istirahat
 Sebelum sakit
 Waktu tidur : pukul 22:00
 Lama tidur : 6-7 jam perhari
 Kebiasaan sblm tidur : selalu mencuci kaki
 Kesulitan dlm tidur : susah tidur kalau ribut
 Setelah sakit : pasien mengatakan tidak dapat
Tertidur lelap, sering terbangun, dan pasien hanya
dapat tertidur 4-5 jam pada malam hari
6. Pola Persepsual
 Sebelum sakit
 Penglihatan :
 Fungsi penglihatan : pasien mengatakan dapat Membaca atau
melihat sesuatu dengan jelas.
 Lapang pandang : 4-5 meter
 Gangguan fungsi : normal
 Pendengaran
 Fungsi : pasien mengatakan bahwa pendengaranya masih baik,
sulit mendengar dengan baik apabila bising dan terlalu jauh. Pasien
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
 Kelainan : tidak ada
 Penciuman
 Fungsi : pasien mengatakan penciumannya baik, dapat
membedakan aroma
 Kelainan : tidak ada
 Pengecapan
 Fungsi : pasien mengatakan fungsi pengecapannya baik, dapat
membedakan rasa masakan
 Kelainan : tidak ada
 Perabaan
 Fungsi : pasien mengatakan bahwa fungsi perabaannya baik,
pasien merespon apabila diberikan rekasi.
 Kelainan : tidak ada
 Perubahan setelah sakit : pasien mengatakan bahwa pasien masih merasakan
rasa makanan
7. Pola Presepsi Diri
 Sebelum sakit
 Pandangan klien tentang penyakitnya : pasien mengatakan bahwa pasien
tidak mengetahui tentang penyakitnya dan melakukan aktivitas seperti
biasa tetapi sering nyeri
 Konsep diri : pasien mengatakan pasien dapat sembuh dan beraktivitas
kembali seperti biasa.
 Keadaan emosional pasien : pasien mengatakan bahwa terkadang keadaan
emosional pasien suka naik dan turun tergantung situasi maupun kondisi.
 Perubahan setelah sakit : pasien mengatakan bahwa pasien baru mengetahui
tentang penyakitnya yang sekarang, pasien juga ingin untuk cepat sembuh dan
beraktivitas seperti biasa, keadaan emosional pasien kadang berubah-ubah.
8. Pola Seksualitas Dan Reproduksi
 Sebelum sakit : pasien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun. Pasien juga tidak paham tentang seksualitas dan perawatan alat
reproduksi.
 Perubahan setelah sakit: pasien mengatakan bahwa pasien jarang untuk
memperhatikan keadaanya karna lantaran pasien sakit
9. Pola Peran Dan Hubungan
 Sebelum sakit
 Komunikasi : pasien cooperative dengan selalu menjawab pertanyaan,
ramah dan sopan
 Hubungan dengan orang lain: pasien sangat cooperative, baik dan ramah
 Dukungan keluarga : keluarga memberi dukungan penuh untuk
kesembuhan pasien
 Dukungan teman/kelompok/masyarakat : banyak teman maupun
tetangga yang bantu mendoakan serta berkunjung untuk memberi
dukungan terhadap pasien agar cepat sembuh
 Perubahan setelah sakit: pasien mengatakan bahwa peran dan kewajiban pasien
sebagai orang tua tidak diberikan secara maksimal karna sakit yang dideritanya.
10. Pola Manajemen Koping-Stres
 Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien jarang sekali
bertukar pikitraan tentang hal-hal yang dirasakan maupun masalah yang dialami
kepada keluarganya.
 Perubahan Setelah sakit: pasien mengatakan bahwa pasien susah untuk mengontrol
pikiran sehingga terkadang pasien merasa stres, cemas terhadap penyakitnya.
11. Sistem Nilai Dan Keyakinan
 Sebelum sakit
 Keyakinan akan penguasaan kehidupan : pasien mengatakan bahwa
pasien percaya bahwa ia dapat sembuh dari sakitnya.
 Sumber kekuatan saat sakit : pasien mengatakan bahwa pasien kuat
menghadapi penyakitnya karna selalu percaya kepada kuasa Tuhan dan
merasa kuat selalu didukung oleh keluarganya.
 Ritual keagamaan yang sering dilakukan : pasien mengatakan bahwa
pasien biasanya berdoa bersama keluarga serta mendengar sedikit firman
yang dibacakan oleh keluarganya
 Perubahan setelah sakit : pasien mengatakan bahwa pasien hanya bisa
berdoa diatas tempat tidur dan menyanyi 1 atau 2 lagu pujian rohani
V. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran : composmentis
3. GCS : E: 4 V: 5 M: 6 , Nilai GCS: 15
4. Tanda vital :
 TD : 120/90 mmHg
 N : 86 x/menit
 S :38,7°c
 RR : 20 x/menit
5. Kepala
Inspeksi : Struktur kepala simetris, rambut terlihat lepek, kusam, beruban, dan
tipis
Palpasi : tidak terdapat benjolan maupun luka
Perkusi : tidak terdapat nyeri tekan
Auskultasi : -
6. Mata
Inspeksi : Struktur mata simetris, konjungtiva anemis, kebersihan mata baik, mata
dapat bergerak kesegala arah, respon membuka mata spontan, tidak ada kelainan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, lesi dan benjolan
Perkusi : -
Auskultasi :-
7. Telinga
Inspeksi : Struktur simetris, pasien tidak menggunakan alat bantu pendengaran,
pendengaranya baik tapi sulit mendengar dengan baik apabila bising dan terlalu
jauh
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, benjolan dan luka
Perkusi : -
Auskultasi :-
8. Hidung
Inspeksi : Struktur simetris, penciumannya baik, dapat membedakan aroma. Tidak
terdapat kelainan.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, benjolan dan luka
Perkusi : -
Auskultasi : -
9. Mulut
Inspeksi : Kebersihan baik, adanya pembesaran tonsil.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan benjolan
Perkusi : -
Auskultasi : -
10. Leher
Inspeksi : Bentuk leher simestris, leher dapat digerakan ke kiri dan kanan
Palpasi : adanya pembesaran pada daerah getah bening
Perkusi : -
Auskultasi :-
11. Dada
Inspeksi : Pergerakan dada tidak simetris
Palpasi : tidak terdapat maupun nyeri tekan
Perkusi : -
Auskultasi : terdapat bunyi tambahan pernapasan. RR: 28 x/m
12. Abdomen
Inspeksi : Tampak datar, turgor kulit tampak kering,
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : tidak teraba massa.
Auskultasi : peristaltic 8x/menit

13. Ekstremitas
 Atas
Inspeksi : baik, simetris, jumlah jari lengkap, tangan kiri terpasang infuse RL 20
ttpm.
Palpasi : terdapat nyeri apabila tangan bagian yang di infuse digerakan atau
ditekan sedikit, tidak terdapat benjolan
Perkusi :-
Auskultasi :-
 Bawah
Inspeksi : simetris, tidak ada kelianan bentuk, jumlah jari lengkap
Palpasi : tidak terdapat benjolan, nyeri tekan dan luka
Perkusi :-
Auskultasi :-
VI. Pemeriksaan Penunjang
Hematologi ( Darah Lengkap)
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
Hemoglobin 11 g/Dl P: 12-14
L:13-16
Leukosit 12.000 U/L 3,600-11,000
Hematokrit 40 % P: 40-50
L: 45-55
Eritrosit 4,7 /UL P:4,0-5,0
L: 4,5-5,5
Trombosit 460.000 /UL 150,000-400,000
Terapi:
1. Sulfonamide 15%
2. Antibiotika 0,3%
3. Chlorampenicol 0,5%
4. Antihistamin0,5%
VII. ANALISA DATA
No Data Penyebab Masalah
1 DS : pasien mengatakan keluarnya Agen pencedera Nyeri akut
nanah dari penis atau ( tetesan cairan ) fisiologis
yang berwarna putih di sertai dengan
nyeri. Dari hasil pemeriksaan tingkat
nyeri (PQRST)
P : karena adanya nanah
Q : nueri seperti tertusuk-tusuk
R : nyeri hanya dirasakan pada daerah
penis
S:4
T : nyerinya hilang muncul
DO : pasien tampak menahan sakit,
meringis, lemas, sulit tidur, dan
gelisah.
Skala nyeri :
k.u: composmentis
TTV:
TD : 120/90 mmHg
N: 86 x/menit
RR: 20 x/m
S: 38,7°c
2 DS : pasien mengatakan ia merasa Proses penyakit Hipertermia
panas
DO : tubuh pasien teraba hangat, suhu
tubuh meningkat, kulit merah, dan
pasien tampak lemah.
k.u: composmentis
TTV:
TD : 120/90 mmHg
N: 86 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 38,7°c

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. (D.0077) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan
dengan adanya keluhan nyeri, meringis, gelisah dan kesulitan tidur.
2. (D.0130) Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit dibuktikan dengan
suhu tubuh meningkat, tubuh terasa hangat, menggigil, kulit merah dan suhu
tubuh meningkat.
IX. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Intervensi
Kode: D.0077 Kode: L.08066 Kode:I.08238
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 Manajemen Nyeri
berhubungan dengan jam diharapkan tingkat Nyeri pasien dapat
agen pencedera menurun dengan criteria hasil: Tindakan :
fisiologis dibuktikan 1.keluhan nyeri menurun Observasi :
dengan adanya 2. meringis menurun 1.Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
keluhan nyeri, 3.kesulitan tidur menurun kualitas,intensitas nyeri
meringis, gelisah dan 4.gelisah menurun. 2.Identifikasi skala nyeri
kesulitan tidur 3.Identifikasi respon nyeri non verbal
4.Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan
nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7.Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8.Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgesic

Terapeutik :
1.Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
2.Kontrol lingkungan yang memperberat ras nyeri
3.Fasilitasi istirahat dan tidur
4.Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri

Edukasi :
1.Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4.Anjurkan menggunakan analgesiik secara tepat
5.Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri

Kolaborasi :
1.Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu
Kode: D.0130 Kode: L.14137 Kode: I.14539
Hipertermia Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hipertermia:
berhubungan dengan selama 1x 24 jam diharapkan Tindakan
proses penyakit termoregulasi membaik dengan criteria Observasi :
dibuktikan dengan hasil:  Identifikasi penyebab hipertermia (mis,dehidrasi,
suhu tubuh  Menggigil menuru terpapar lingkungan panas, penggunaan incubator)
meningkat, tubuh  Kulit merah menurun  Monitor suhu tubuh
terasa hangat,  Suhu tubuh membaik  Monitor komplikasi akibat hipertermia
menggigil, kulit  Suhu kulit membaik Terapeutik :
merah dan suhu  Sediakan lingkungan yang dingin
tubuh meningkat  Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi permukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Lakukan pendinginan ekternal (mis, selimut
hipotermia atau kompres dingin pada dahi,leher, dada,
abdomen dan aksila)

Edukasi :
 Anjurkan tirah baring

Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena jika
perlu

X. IMPLEMENTASI
Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi
Kode: D.0077 1) mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S : pasien mengatakan pasien masih
Nyeri akut frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. merasakan nyeri seperti ditusuk-tusuk dan
berhubungan dengan H/: pasien mengatakan terasa nyeri pada area terasa panas atau terbakar
agen pencedera yang sakit dan seperti terbakar atau panas. nyeri
fisiologis dibuktikan di rasakan seperti tertusuk-tusuk jarum, nyeri O : pasien tampak menahan sakit, lemas,
dengan adanya makin berat apabila pasien tidur terlentang pucat, meringis dan gelisah
keluhan nyeri, dengan skala 6 (sedang). Benjolan yang berisi Skala nyeri : 5 (sedang)
meringis, gelisah dan cairan terdapat diarea punggung dengan diameter k.u: composmentis
kesulitan tidur 2cm TTV:
2) mengidentifikasi skala nyeri TTV:
H/: skala nyeri: 6 (sedang) TD : 120/90 mmHg
3) mengidentifikasi respon nyeri non verbal N: 86 x/m
H/: pasien kadang meringis kalau ingin RR: 20 x/m
berpindah posisi tidur. S: 38,7°c
4) mengidentifikasi factor yang memperberat A : masalah belum teratasi
dan memperingan nyeri
H/: nyeri makin berat apabila pasien banyak P : intervensi di lanjutkan
melakukan gerakan atau tidur terlentang.

5) mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan


tentang nyeri
H/: pasien tau kalau nyeri berasal dari
benjolan yang berisi cairan pada area
punggung pasien
6) mengidentifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
H/: tidak ada
7) mengidentifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
H/: pasien lebih sulit beraktivitas dan lebih
sering dibantu oleh keluarga
8) memonitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
H/: cuman dapat meringankan beberapa saat
saja
9) memonitor efek samping penggunaan
analgesic
H/: pasien mengatakan nyeri berkurang kalau
diberikan anti nyeri namun nyerinya bisa
kambuh lagi

Terapeutik:
1. memberikan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
H/: pasien mau dan mengikuti
2. mengkontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
H/: pasien mengatakan nyeri bertambah kalau
adanya guncangan atau tersentuh.
3. memfasilitasi istirahat dan tidur
H/: pasien lebih nyaman kalau tidur
menyamping
Edukasi:
1) menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
H/: pasien paham dan mengerti
2) menjelaskan strategi meredakan nyeri
H/: pasien mengerti
3) menganjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
H/: pasien mengerti dan mengikuti
4) menganjurkan menggunakan analgesiik
secara tepat
H/: pasien mengikuti anjuran yang diberikan
5) mengajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
H/: pasien mengikuti

Kolaborasi:
1.Berkolaborasi pemberian analgesic, jika perlu

1) mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S : pasien mengatakan sudah bisa mengontrol


frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. nyeri namun masih terasa panas pada bagian
H/: pasien mengatakan terasa nyeri pada area area punggung
yang sakit dan seperti terbakar atau panas. nyeri
di rasakan seperti tertusuk-tusuk jarum, nyeri O : pasien tampak menahan sakit kalau
makin berat apabila pasien tidur terlentang melakukan gerakan, masih meringis dan
2) mengidentifikasi skala nyeri lemas, gelisah sudah berkurang
H/: skala nyeri: 5 (sedang) Skala nyeri : 4 (sedang)
3) mengidentifikasi respon nyeri non verbal k.u: composmentis
H/: pasien kadang meringis kalau ingin TTV:
berpindah posisi TD : 120/90 mmHg
4) memonitor efek samping penggunaan N: 86 x/menit
analgesic RR: 20 x/menit
H/: pasien mengatakan nyeri berkurang kalau S: 38,7°c
diberikan anti nyeri namun nyerinya bisa
kambuh lagi A : masalah belum teratasi
Terapeutik:
1. memberikan teknik nonfarmakologi P : intervensi di lanjutkan
untuk mengurangi rasa nyeri
H/: pasien mau dan mengikuti
2. mengkontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
H/: pasien mengatakan nyeri bertambah kalau
adanya guncangan.
3. memfasilitasi istirahat dan tidur
H/: pasien lebih nyaman kalau diganjar
dengan bantal yang empuk
Edukasi:
1) mengajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
H/: pasien mengikuti

Kolaborasi:
1.Berkolaborasi pemberian analgesic, jika perlu

1. mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S : pasien mengatakan masih terasa nyeri


durasi, frekuensi, kualitas, intensitas tetapi tidak seperti awal masuk rumah sakit
nyeri. tapi masih terasa panas pada area punggung
H/: pasien mengatakan terasa nyeri pada area O : pasien masih menahan sakit kalau
yang sakit dan seperti terbakar atau panas. nyeri melakukan gerakan, masih terlihat pucat.
di rasakan seperti tertusuk-tusuk jarum, nyeri Skala nyeri : 4 (sedang)
makin berat apabila pasien tidur terlentang k.u: composmentis
2. mengidentifikasi skala nyeri TTV:
H/: skala nyeri: 4 (sedang) TTV:
3. mengidentifikasi respon nyeri non verbal TD : 120/90 mmHg
H/: pasien kadang meringis N: 86 x/menit
4. mengidentifikasi factor yang RR: 20 x/menit
memperberat dan memperingan nyeri S: 38,7°c
H/: nyeri makin berat apabila pasien banyak A : masalah belum teratasi
melakukan gerakan
5. memonitor efek samping penggunaan P : intervensi dilanjutkan
analgesic
H/: pasien mengatakan nyeri berkurang kalau
diberikan anti nyeri namun nyerinya bisa
kambuh lagi
Terapeutik:
1. memberikan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
H/: pasien mau dan mengikuti
Edukasi:
1. mengajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
H/: pasien mengikuti
Kolaborasi:
1.Berkolaborasi pemberian analgesic, jika perlu

Hipertermia Tindakan
berhubungan dengan Observasi : S : Pasien mengatakan badan masih demam
proses penyakit  mengidentifikasi penyebab hipertermia
dibuktikan dengan H/: suhu tubuh pasien meningkat karna O :
suhu tubuh adanya proses terjadi suatu penyakit yaitu - Suhu tubuh 38,6 °C
meningkat, tubuh adanya benjolan berisi cairan yang - Kulit pasien masih teraba hangat
terasa hangat, tumbuh diarea punggung pasien - Kulit pasien tidak terlalu kemerahan
menggigil, kulit  Memonitor suhu tubuh - Pasien masih menggigil
merah dan suhu H/: S: 38,6°c
tubuh meningkat Terapeutik : A : Masalah tidak teratasi

 menyediakan lingkungan yang dingin


 melonggarkan atau lepaskan pakaian P : Intervensi dilanjutkan

 membasahi dan kipasi permukaan tubuh


 memberikan cairan oral
 melakukan pendinginan ekternal (mis,
selimut hipotermia atau kompres dingin
pada dahi,leher, dada, abdomen dan
aksila)
Edukasi :
 menganjurkan tirah baring
Kolaborasi :
Berkolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena jika perlu
Tindakan
Terapeutik : S : Pasien mengatakan badan masi terasa
 Memberikan cairan oral demam
 Melakukan pendinginan ekternal (mis, O :
selimut hipotermia atau kompres dingin - Kulit pasien masih teraba hangat
pada dahi,leher, dada, abdomen dan - Kulit pasien tidak terlalu kemerahan
aksila) k.u: composmentis
Edukasi : TTV:
 menganjurkan tirah baring TD : 120/90 mmHg

Kolaborasi : N: 86 x/menit

Berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit RR: 20 x/menit


intravena jika perlu - S: 38,7°c
A : Masalah tidak teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Tindakan 17: 00

Terapeutik : S : Pasien mengatakan tidak terasa demam


 Memberikan cairan oral lagi tapi badannya masih kurang enak
Edukasi : O:
 Menganjurkan tirah baring - Kulit pasien tidak terlalu kemerahan
Kolaborasi : k.u: composmentis
Berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit TTV:
intravena jika perlu TD : 120/90 mmHg
N: 86 x/menit
RR: 20x/menit
- S: 37°c
A : Masalah teratasi

P : intervensi di hentikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook, An
Evidence-Based Guide to Planning Care. Ed. St. Louis : Elsevier
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2013). Nursing Diagnosis Manual Planning,
Individualizing and Documenting Client Care. Ed. Philadelphia : F. A. Davis Company

Anda mungkin juga menyukai