Anda di halaman 1dari 15

MODEL KONSEPTUAL

ADAPTASI ROY

Nama Kelompok :

1. Adhi Susanto (192102001)


2. Feny Dellia Lazuba M. (192102011)
3. Firda Surya Ajjannah (192102012)
4. Ika Safira Handayani (192102013)
RIWAYAT SINGKKAT CALISTA
ROY
 Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Josept of
Carondelet. Roy menerima Bachelor of Art Nursing pada
tahun 1963 dari Mount Saint Marys College dan Magister
Saint in Pediatic pada tahun 1966 di University of California
Los Angeles.

 Roy memulai pekerjaannya dengan teori adaptasi keperawatan


pada tahun 1964 ketika dia lulus dari Universitas of California
Los Angeles. Dalam sebuah seminar dengan Dorrothy E.
Johnson. Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model
konsep keperawatan yang sesuai dengan keperawatan.
Model Konseptual Adaptasi Roy
 Model adaptasi Roy merupakan salah satu teori keperawatan
yang berfokus pada kemampuan adaptasi klien terhadap
stressor yang dihadapinya.

 Empat elemen penting yang termasuk dalam model adaptasi


keperawatan adalah manusia, lingkungan, ksesehatan dan
keperawatan. Unsur keperawatan terdiri dari dua bagian tujuan
keperawatan dan aktivitas keperawatan, juga termasuk dalam
elemen penting pada konsep adaptasi menurut Roy.
1) Manusia
Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena manusialah yang menjadi penerima Asuhan
Keperawatan, baik itu individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat, yang dipandang sebagai “Holistik adaptif
Sistem” dimana “Holistic Adaptif Sistem” ini merupakan perpaduan antara konsep sistem dan konsep adaptasi.
Terhadap 4 efektor cara adaptasi yaitu :

a. Model Fungsi Fisiologis


1. Oksigenasi 
2. Nutrisi 
3. Eliminasi 
4. Aktifitas dan Istirahat
5. Proteksi / perlindungan
6. The sense / perasaan
7. Cairan dan Elektrolit 
8. Fungsi Syaraf / neurologis 
9. Fungsi Endokrin 
b. Model Konsep Diri
1. The psysical self
2. The personal self
c. Model Fungsi Peran
d. Model Interdependensi.
2) Lingkungan
Lingkungan didefinisikan oleh Roy adalah “semua kondisi, keadaan dan
pengaruh–pengaruh disekitar individu yang dapat mempengaruhi perkembangan
dan perilaku individu dan kelompok” (Roy and Andrews, 1991 dalam Nursing
theory : 260).

3) Sehat
Roy mendefinisikan sehat adalah suatu keadaan dan proses menjadi
manusia yang utuh dan terintegrasi secara keseluruhan (Roy and Andrews. 1991
dalam Nursing Theory : 261).

4) Keperawatan
Tujuan keperawatan menurut Roy adalah meningkatkan respon adaptif
individu dan menurunkan respon inefektif individu, dalam kondisi sakit maupun
sehat.
Gambaran Aplikasi Model
Adaptasi Roy

Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy sebagai penerima asuhan


keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
dipandang sebagai ” holistic adatif system” dalam segala aspek yang merupakan
satu kesatuan. System adalah suatu kesatuan yang dihubungkan untuk beberapa
tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya. System
terdiri dari proses input, output, kontrol dan umpan balik (Tomey & Alligood,
2006).
A. Tahap Input
Stimulus fokal pada lansia berupa penyebab masuk di LRSLU.
Ketidakberdayaan partisipan menghadapi permasalahan saat usianya lanjut
terutama untuk menafkahi dirinya sendiri dan kondisi lingkungan keluarga
yang kurang mendukung kehidupan partisipan. Tinggal di panti atau LRSLU
menjadi pilihan yang mempengaruhi proses adaptasi lansia secara holistik
(Alligood, 2014; Padila, 2013). Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan
oleh Utomo mengungkapkan hal yang sama dengan hasil penelitian ini bahwa
terdapat berbagai alasan yang mendasari lansia masuk ke dalam panti dan
lansia akan mengalami perubahan sosial yang mengharuskan untuk
melakukan penyesuaian diri (Utomo & Prasetyo, 2012). Kategori penyebab
masuk di LRSLU mempengaruhi kehidupan lansia sama seperti hasil
penelitian yang dilakukan oleh Adinugraha dengan hasil yang menjabarkan
bahwa tahapan dalam Model Adaptasi Roy menggambarkan individu secara
holistik dari suatu masalah dan dapat mempengaruhi kehidupannya
(Adinugraha, 2014).
B. Tahap control
Lansia melawati proses adaptasi pada tahap control dengan mekanisme
regulator dan kognotor. Pada mekanisme regulator yang ditunjukkan dengan
kategori kesehatan lansia didapatkan bahwa secara anatomis dan fisiologis
kondisi lansia mengalami perbaikan.
Kategori mekanisme koping menjelaskan bagaimana mekanisme kognotor
sebagai proses emosi, kognitif dan interaksi dengan lingkungannya di panti.
Roy menyatakan bahwa model adaptasinya berfokus terhadap hubungan
interaksi seseorang dengan orang lain dan terciptanya perilaku adaptif yang
membantu kelangsungan hidup bagi seseorang dengan mekanisme koping
yang melibatkan fungsi anatomi fisiologis dan psikologis dari tubuh dalam
mengatasi perubahan lingkungan berperan sebagai seluruh kondisi yang
mempengaruhi perkembangan dan perilaku seseorang sebagai sistem adaptasi
(Adinugraha, 2014; Padila, 2013).
C. Tahap output
Proses persepsi dan pembelajaran emosi dalam berinterkasi dengan
lingkungannya merupakan salah satu proses sistem adaptasi individu dalam
menghasilkan konsep diri mengenai keyakinan atau perasaan terhadap suatu hal
yang terjadi dalam hidupnya (Padila, 2013).
Lansia dapat menciptakan perasaan-perasaan positif, akan mempu mengatasi
masalah adaptasi-adaptasi tersebut, sehingga akan terhindar dari depresi dan
menunjukkan respon yang adaptif (Saputri & Indrawati, 2011).
Dukungan sosial berupa perhatian keluarga dan orang disekitar yang
didapatkan lansia berpengaruh nyata positif terhadap kebahagiaan lansia dalam
adaptasinya (Nurdiyah & Agustini, 2012)
 Hasil penelitian menunjukkan penyesuaian diri Lansia dalam konteks
Model Adaptasi Roy bahwa sistem adaptasi manusia melalui beberapa
tahap yaitu input, control, dan output dimana dalam kehidupan manusia
yang dipengaruhi oleh stimulus internal maupun stimulus eksternal terjadi
proses penyesuaian diri dengan berbagai macam koping yang dilakukan
untuk menghasilakn suatu perilaku adaptif maupun maladaptif.
Penerapan Teori Adaptasi Roy dalam Proses
Keperawatan

Pengkajian :
1. Pengkajian tingkat pertaman :
- berfokus pada pengumpulan data sebagai pengkajian tingkah
laku
2. Pengkajian tingkat kedua :
- Analisa kegawatan dan gambaran tingkah laku untuk
diidentifikasi respon yang tidak diberi dorongan oleh perawat
- Pengumpulan data stimuli fokal, kontekstual dan residual yang
menyimpang pada klien
- Mengklarifikasi etiologi, masalah dan mengidentifikasi faktor
kontekstual dan residual
Diagnosis Keperawatan :
- Merupakan hasil dari proses pengambilan keputusan berhubungan dengan
kurang mampunya adaptasi. Ada 3 alternatif yang digunakan :
1. Menggunakan tipologi yang berhubungan dengan 4 model adaptasi
2. Merumuskan diagnosa dengan mengobservasi tingkah laku yang
berhubungan dengan stimuli
3. Kesimpulan satu atau lebih model adaptasi yang berhubungan dengan
stimuli
Penetapan Tujuan:
Tujuan jangka panjang :
- Menggambarkan akhir dari masalah adaptasi ditunjukkan dengan
kemampuan mempertahankan hidup, tumbuh, reproduksi dan kekuasaan.
Tujuan jangka pendek :
- Merupakan tujuan yang diharapkan dari klien setelah dimanipulasi stimuli
fokal, kontekstual dan residual sehingga menunjukkan adanya koping
kognotor dan regulator.
Intervensi :
- Tujuan akhir intervensi adalah memanipulasi lingkungan dengan
mengurangi stimuli yang mengganggu adaptasi, ditujukan pada kemampuan
koping klien.
Evaluasi :
- Merupakan penilaian yang efektif terhadap intervensi keperawatan
dengan mengobservasi tingkah laku klien.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai