Anda di halaman 1dari 7

CINCIN

HALLO TEMAN-TEMAN, PERKENALKAN AKU STEPHANIE

DISINI, AKU MEWAKILI TEMAN-TEMANKU YAITU AMARA, DITA, CINCIN,


SIELYN, WINASIS, KHOZNAH, RAISSA, ELISA, SHAFA, ALFA, DAN ANIN

aku AKAN MENGAJAK KALIAN DALAM PETUALANGAN SISTER CALLISTA


ROY’S ADAPTATION MODELS

Biografi Sister Callista Roy

 Lahir pada 14 Oktober 1939 DI LOS ANGELES, CALIFORNIA


 Ia Merupakan seorang teoris keperawatan, professor, dan penulis.
 Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College dan
Magister Saint in Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of California Los
Angeles.
 selain itu, Menerima gelar Master of .Art tahun 1973 dan Doctor of Philosophy
tahun 1977 di universitas California.
 CALLISTA ROY JUGA dikenal dengan karya terobosannya yaitu Model Adaptasi
Keperawatan.

LALU, KENAPA SIH ROY MENCETUSKAN TEORI TERSEBUT?

Sejarah Teori
 Model Adaptasi Keperawatan adalah teori keperawatan yang dikembangkan Callista
Roy pada 1976 dan bertujuan untuk menjelaskan pemberian ASUHAN keperawatan.
Dalam modelnya ini, Callista Roy melihat bahwa individu merupakan sistem YANG
saling terkait UNTUK menjaga keseimbangan antara berbagai rangsangan. Model
Adaptasi ini dipresentasikan pertama kali dalam artikel OLEH Nursing Outlook pada
1970 dengan judul “Adaptasi: Kerangka Konseptual untuk Keperawatan.” Pada tahun
YANG SAMA, Model Adaptasi keperawatan juga diadaptasi di Mount St. Mary Los
Angeles.

Komponen Teori

a. Asumsi
b. Konsep Mayor
c. Input
d. Proses Kontrol
e. Efektor
f. Output
g. Six-step Nursing
h. Kelebihan dan kekurangan
i. Kesimpulan

sophie

WINASIS
Asumsi Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi seperti :
a. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-menerus
berinteraksi dengan l ingkungan.
b. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan-perubahan
biopsikososial.
c. Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas kemampuan untuk
beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap semua rangsangan
baik positif maupun negatif.
d. Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, jika
seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan, maka ia mempunyai
kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif maupun negatif.
e. Sehat dan sakit merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan
manusia.

Konsep Mayor DIBAGI MENJADI 4, YAITU :


 Manusia
 Lingkungan
 Kesehatan
 Keperawatan

Manusia
Menurut Roy, manusia adalah holistik, sistem adaptif.
“Sebagai sistem adaptif, sistem manusia adalah digambarkan secara keseluruhan dengan
bagian-bagian yang berfungsi sebagai satu kesatuan untuk beberapa tujuan. Sistem manusia
mencakup orang-orang sebagai individu atau kelompok, termasuk keluarga, organisasi,
komunitas, dan masyarakat secara keseluruhan” (Roy & Andrews, 1999, hal. 31).

Lingkungan
 Menurut Roy, lingkungan adalah “segala kondisi, keadaan, dan pengaruh yang
mengelilingi dan mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok,
dengan pertimbangan khusus dari mutualitas orang dan sumber daya bumi yang
mencakup fokus, kontekstual, dan rangsangan sisa” (Roy & Andrews, 1999, hlm.
81).
 "Ini adalah perubahan lingkungan [yang] merangsang orang untuk membuat
tanggapan adaptif” (Andrews & Roy, 1991, hlm. 18).

SHAFA

Kesehatan

“Kesehatan adalah keadaan dan proses menjadi dan menjadi terintegrasi dan manusia
seutuhnya. Ini adalah cerminan dari adaptasi, yaitu, interaksi orang dan lingkungan”
(Andrews & Roy, 1991, hlm. 21).

Keperawatan
Roy mendefinisikan keperawatan secara luas sebagai "profesi perawatan kesehatan" yang
berfokus pada proses dan pola kehidupan manusia dan menekankan promosi kesehatan bagi
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat secara keseluruhan” (Roy & Andrews, 1999,
hal. 4). Secara khusus, Roy mendefinisikan keperawatan menurut untuk modelnya sebagai
ilmu dan praktik yang berkembang kemampuan adaptif dan meningkatkan orang dan
lingkungan transformasi.

Input
Input Roy mengidentifikasi bahwa input sebagi stimulus, merupakan kesatuan informasi,
bahan-bahan atau energy dari lingkungan yang dapat menimbulkan respon, dimana dibagi
dalam tiga tingkatan stimulus fokal, kontekstual dan stimulus residual (Sudarta, 2015).
Stimulus Internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh anak berupa pengalaman,
kemampuan emosional, kepribadian dan proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang
berasal dari dalam tubuh individu. Stimulus eksternal berupa fisik, kimiawi, maupun
psikologis yang diterima individu sebagai ancaman’ (Nursalam, 2003)
a. Stimulus Fokal adalah derajat perubahan atau stimulus yang secara langsung
mengharuskan manusia berespon adaptif, misalnya infeksi.
b. Stimulus Konstektual adalah seluruh stimulus lain yang menyertai dan memberikan
konstribusi terhadap perubahan tingkah laku yang dialami seseorang baik internal
maupun eksternal disebabkan atau dirangsang oleh stimulus fokal yang
mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur dan secara bersamaan (Sudarta,
2015)
c. Stimulus Residual adalah seluruh faktor yang mungkin memberikan konstribusi
terhadap perubahan tingkah laku, akan tetapi belum dapat di validasi.Stimulus
residual adalah faktor lingkungan dalam tanpa system manusia yang mempengaruhi
dalam situasi arus yang tidak jelas.
Tingkat adaptasi merupakan kondisi dari proses hidup yang tergambar dalam 3 (tiga
kategori), yaitu : 1) integrasi, 2) kompensasi, dan 3) kompromi. Tingkat adaptasi seseorang
adalah perubahan yang konstan yang terbentuk dari stimulus.

SIELYN

Proses Kontrol

Proses control adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara adaptasi.
Mekanisme koping adalah suatu mekanisme pertahanan diri dari setiap individu dalam
menghadapi suatu masalah untuk melindungi diri. Mekanisme koping yang merangsang
untuk menghasilkan respon adaptif dan inefektif. Mekanisme koping telah diidentifikasi
yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator.

a) Subsistem regulator

Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui neural,
cemikal, dan proses endokrin. Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai sebagai perilaku
regulator subsistem.

b) Subsistem kognator
Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang
kompleks dari persepsi informasi, mengambil, keputusan dan belajar. Stimulus untuk
subsistem kognator dapat eksternal maupun internal.

Efektor

 Model Fungsi Fisiologi


Difokuskan pada cara manusia berinteraksi dengan lingkungan melalui proses
fisiologis untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Komponen : oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit,
indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan endokrin.
 Model Konsep Diri
Konsep diri adalah bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi dengan orang
lain.
Komponen : identitas, kepercayaan, etika moral, dan spiritualitas.
 Model Fungsi Peran
Proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran seseorang dalam
mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain.
 Model Interpendensi
Tugas utama dari mode adaptif interdependensi adalah agar orang memberi dan
menerima cinta, rasa hormat, dan nilai. Yang paling penting
Komponen : orang penting lainnya (pasangan, anak, teman, atau Tuhan) dan sistem
dukungan sosialnya.
Output (Respons)
Output dari suatu sistem menurut Roy & Andrew (1999) adalah perilaku yang dapat
diamati, diukur atau secara subjektif dapat dilaporkan baik dari dalam maupun dari luar.
Output sistem dikategorikan dalam respons yang adaptif dan respons maladaptif.

AMARA
Six-step Nursing
1. Pengkajian
a. Pengkajian tahap I (pengkajian perilaku)
Melakukan pengumpulan data mengenai perilaku klien terhadap masing-masing
mode adaptif (fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi) secara
sistematik dan menyeluruh.
b. Pengkajian tahap II (pengkajian stimulus)
Menganalisis perilaku subjektif dan objektif serta melihat lebih dalam
kemungkinan yang menjadi penyebab dari perilaku klien.
1) Stimulus fokal
Mengkaji penyebab munculnya keluhan utama.
2) Stimulus kontekstual
Mengkaji faktor pendukung yang menyebabkan munculnya keluhan.
3) Stimulus residual
Mengkaji faktor lain yang dapat memperberat keluhan.
2. Perumusan diagnosa keperawatan
Membuat pernyataan atau diagnosa keperawatan dari status adaptif klien yang
biasanya berhubungan dengan empat mode adaptif (fisiologis, konsep diri, fungsi
peran, dan interdependensi).
3. Outcome Identification
Mengacu pada merumuskan dan mendokumentasikan tujuan yang terukur, realistis,
dan berfokus pada klien
4. Intervensi keperawatan
Perencanaan yang bertujuan untuk merubah atau memanipulasi stimulus fokal,
kontekstual, dan residual.
5. Implementasi
Pengelolaan dan penerapan dari intervensi yang telah direncanakan.
6. Evaluasi
Penilaian efektivitas intervensi dengan melakukan pengkajian terhadap tingkah laku
klien setelah melakukan implementasi.

a. Kelebihan Teori Adaptation Model


1. Perawat dapat lebih memahami/membedakan stimulus apa saja yang dapat
membawa output yang positif maupun negatif
2. Memudahkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan sesuai respon dari
stimulus masing-masing pasien.
3. Terbantu nya perawat oleh dukungan keluarga, dalam memberikan asuhan
keperawatan
b. Kelemahan Teori Adaptation Model
1. Kelemahan dari Teori Adaptation Model adalah terletak pada sasarannya.
Model adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan
bagaimana pencegahan masalah pasien dengan menggunakan proses
keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku cara
merawat (caring) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak
mempunyai perilaku caring ini akan menjadi stressor bagi para pasiennya.

Anda mungkin juga menyukai