Suster Callistica Roy pertama kali menerbitkan model konseptual adaptasinya
pada tahun 1970-an dan telah secara kontinu memperbaiki dan mengembangkan lebih jauh modelnya pada publikasi-publikasi berikutnya (Roy,1980,1981,1984).Model Roy didasarkan pada teori system umum seperti yang diterapkan pada individu dan pandangan Helson tentang adaptasi seperti yang berkaitan dengan stimulus fokal,konsektual,dan residual. Roy (1984) memandang orang sebagai system adaptif yang berfungsi sebagai keutuhan melalui interdependensi dari bagian-bagiannya.Sistem terdiri atas input,proses pengendalian,output,dan umpan balik.Input adalah stimuli dari lingkungan eksternal dan diri internal,termasuk informasi (stimuli) dari mekanisme kognator dan regulator.Proses pengendalian mencakup baik mekanisme koping biologis maupun psikologis,serta respons-respons kognator dan regulator.Output adalah respons perilaku adaptif dan tidak efektif dari seseorang.Umpan balik adalah informasi mengenai respons perilaku yang ditunjukkan sebagai input dalam system. Kemampuan masing-masing individu untuk beradaptasi terhadap stimulus yang terus berubah ditentukan oleh tingkat adaptasi individu,yang merupakan titik yang terus berubah secara konstan yang ditentukan oleh efek kolektif dari stimulus fokal,konstektual,dan rentang residual yang dapat ditoleransi pada suatu waktu tertentu.Roy menguraikan dua proses internal dasar yang digunakan dalam adaptasi,yaitu subsistem regulator dan subsistem kognator.Subsistem regulator menerima dan memproses stimulus yang terus berubah dari lingkungan eksternal dan diri-internal melalui saluran neural- kimia-endokrin.Proses ini menghasilkan reaksi-reaksi otomatis dan dibawah sadar pada organ-organ atau jaringan target,yang kemudian mempengaruhi respons tubuh yang berfungsi sebagai umpan balik (stimulus tambahan) untuk input.Subsistem kognator menerima sebagai stimulus internal dan eksternal yang mencakup factor-faktor psikologis dan social.Faktor-faktor fisik dan fisiologis,yang mencakup respons-respons tubuh dari system,juga termasuk.Stimulus yang terus berubah ini diproses atau dikendalikan melalui bagai jaras kognitif/emotif,yang mencakup pemrosesan persepsi atau informasi,pembelajaran,penilaian,dan emosi. Subsistem regulator dan kognator menghasilkan respons perilaku dalam empat model efektor :fisiologis,konsep diri,fungsi peran,dan interdependensi.Respons perilaku seseorang dalam empat model ini menentukan apakah adaptasi merupakan respons yang efektif atau tidak efektif terhadap stimulus.Respons-respons adaptif meningkatkan integritas individu dengan menghemat energy dan meningkatkan kebertahanan,pertumbuhan,reproduksi,dan penguasaan system manusia. Kesehatan didevinisikan sebagai “suatu keadaan atau proses akan dan menjaddi orang yang terintregasi dan utuh ’’ (Roy,1984:39).Melalui adaptasi energy individu debebaskan dari upaya-upaya koping tidak efektif dan dapat digunakan untuk meningkatkan integritas ,penyembuhan,dan meningkatkan kesehatan.Integrutas menunjukkan hal-hal yang masuk akal yang mengarah pada kesempurnaan atau keutuhan.
Model proses keperawatan Roy mempunyai dua tingkat pengkajian.Pada
pengkajian tingkat pertama,perawat mengkaji perilaku individu yang adaptif dan tidak efektif pada masing-masing model dari keempat model.Model fisiologis mencakup oksigenasi,nutrisi,eliminasi,aktivitas dan istirahat,integritas kulit,penginderaan,cairan dan elektrolit,dan fungsi neurologis dan endokrin.Terdapat tiga model adptif psikososial : konsep diri,fungsi peran dan interdependennsi.Model konsep diri terdiri atas perasaan dan keyakinan individu pada waktu tertentu yang mempengaruhi perilaku.Model ini termasuk integritas psikis,dri-fisik,diri-personal,konsistensi diri,ideal diri/harapan diri,diri moral-etika-spiritual,pembelajaran,konsep diri internal,dan harga diri.Model ketiga,fungsi peran,mencakup peran,posisi,performa peran,penguasaan peran,integrutas social,peran primer,peran sekunder,peran tersier dan perilaku instrumental dan ekspresif.Interdependensi,model keempat,membahas kemampuan untuk mencintai,menghormati dan menilai orang lain dan berespons terhadap orang-orang lain dengan cara ini.Model ini mencakup kecukupan afeksi,kasih saying,orang terdekat,system pendukung,perilaku reseptif dan perilaku yang menunjang. Setelah mengkaji perilaku-perilaku adaptif dan tidak efektif pada masing-masing model,perawat beralih ke pengkajian tingkat kedua dengan menentukan stimulus fokal,kontekstual,dan residual yang membantu setiap perilaku tidal efektif atau perilaku adaptif yang membutuhkan penguatan.Stimulus fokal adalah stimulus yang secara langsung dihadapi oleh individu.Stimulus kontekstual adalah semua stimulus lainnya yang terdapat didalam individu atau dari lingkungan.Stimulus residual adalah keyakinan,sikap,atau sifat-sifat yang mempunyai efek pada situasi individu saat ini.
Diagnosis keperawatan,yang di dapatkan dari kedua tingkat pengkajian,adalah
pernyataan tentang perilaku dan stimulus yang tidak efektif atau membutuhkan penguatan.Tujuan keperawatan adalah pengidentifikasian hasil- hasil perilaku adapttif yang secara bersama disetujui oleh individu dan oleh perawat.Intervensi keperawatan guna mencapai tujuan mengelola stimulus fokal,kontekstual dan residual dengan menyingkirkan,meningkatkan mengurangi atau mengubah stimulus ini sehingga stimuli tersebut berada dalam ’’tingkat adaptasi’’ individu.Evaluasi adalah pengkajian kembali pencapaian tujuan dari perilaku adaptif.
Model Roy mencakup factor-faktor biopsikososisal dan cukup luas digunakan
dengan individu dalam semua komponen proses keperawatan.Model ini adalah alat yang sangat baik untuk mengkaji dan menganalisis pola-pola kesehatan klien dan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan.Jika strategi implementasi keperawatan diarahkan pada pengubahan stimulus fokal,kontekstual dan residual,maka model Roy dapat berfungsi sebagai pendekatan teorietis yang sangat berguna.
Tindakan keperawatan yang dikhususkan oleh Roy (1991) memiliki enam
langkah yaitu : 1.Mengkaji setiap perilaku dari empat cara adaptif. 2.Menentukan stimulus untuk perilaku yang tidak efektif. 3.Merumuskan diagnosis keperawatan. 4.Menetapkan tujuan. 5.Memilih intervensi yang akan mengubah stimulus yang mengarah adaptasi. 6.Evaluasi. Model konseptual dan teori keperawatan Callista Roy
Merupakan model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu
meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif serta mampu merubah perilaku yang mal adaptif.Sebagai individu dan makhluk holistic memiliki system adaptif yang selalu beradaptasi secara keseluruhan.Dalam memahami konsep model ini,Callista Roy mengemukakan konsep keperawatan dengan model adaptasi yang memiliki beberapa pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya,diantaranya : 1.Manusia sebagai makhluk biologi,psikologi dan social yang selalu berinteraksi dengan lingkunganya. 2.Untuk mencapai sebuah homeostatis atau terintegrasi,sesorang harus beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi. 3.Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh Roy,diantaranya : a. Focal stimulas yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang individu. b. Kontekstual stimulas,merupakan stimulus lain yang dialami seseorang dan baik stimulus internal maupun eksternal,yang dapat mempengaruhi,kemudian dapat dilakukan observasi,diukur secara objektif. c.Residual stimulus,merupakan stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi. 4.Sistem adaptasi memiliki mode adaptasi diantaranya : fungsi fisiologis,konsep diri,fungsi peran. 5.Dalam proses penyesuaian diri individu harus meningkatkan energi agar mampu melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan,perkembangan,reproduksi dan keunggulan sehingga proses ini memiliki tujuan untuk meningkatkan respons adaptif.
Secara ringkas,pandangan Roy mengemukakan bahwa individu sebagai makhluk
biopsikososisal dan spiritual sebagai satu kesatuan yang utuh memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan sehingga individu selalu berineraksi terhadap perubahan lingkungan.Dalam mengemukakan model konsep praktek keperwatan,asumsi dasar yang memiliki diantaranya sebagai makhlukn individu yang sehat dan utuh,individu mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biopsikososial,setiap orang selalu menggunakan koping yang bersifat positif maupun negative.Untuk mampu beradaptasi setiap individu akan berespons terhadap kebutuhan fisiologis,kebutuhan akan konsep diri yang positif,kemampuan untuk hidup mandiri serta kemampuan akan berperan dan berfungsi secara optimal untuk memelihara intgritas diri,dan individu selalu berada dalam rentang sehat-sakit yang berhubungan dengan koping yang efektif dalam memelihara proses adaptasi. Model Sistem Layanan Kesehatan Betty Neuman Betty Neuman pertama kali menuliskan modelnya pada tahun 1974 dan memperbaiki model tersebut pada terbitan terakhirnya (Neuman, 1982, 1989). Model kompleks ini memandang klien secara holistic dan multidimensi, dengan focus pada reaksi stres dan reduksi stres. Model tersebut dibuat agar dapat digunakan oleh setiap profesi kesehatan, bukan hanya keperawatan. Model yang komprehensif ini, menyebutkan klien sebagai inti dengan beberapa lapisan pelindung. Klien secara kontinu terpajang oleh stressor eksternal dan internal yang membutuhkan garis pertahanan dan reaksi. Intervensi keperawatan dapat terjadi sebelum atau setelah stressor dan pada tiga tingkat pencegahan. Individu dipandang sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan melalui faktor-faktor interpersonal dan ekstrapersonal. Setiap individu adalah suatu komposisi dinamis dari variable fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual yang memengaruhi keadaan sehat atau sakit. Individu secara kontinu terpajang terhadap berbagai stresor dalam lingkungan, baik yang menguntungkan maupun yang membayangkan, dan berespon dengan menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau mengatur lingkungan. Melalui interaksi dan penyesuaian, individu mempertahankan keselarasan dan keseimbangan system, baik secara internal dan eksternal. Individu terdiri atas inti sentral atau struktur dasar dengan tiga lapisan pelindung. Inti sentral terdiri atas rentang suhu normal, kekuatan organ, kelemahan, struktur ego, dan dikenal atau komonalitas. Ketiga lapisan yang menyelimuti melindungi individu dari stresor. Pertama, garis pertahanan fleksibel, lapisan terluar, berfungsi sebagai penyangga stresor yang terus berubah secara dinamis dan cepat, namun sangat rentan terhadap faktor-faktor internal seperti kurang tidur atau kelaparan. Lapisan kedua, atau garis pertahanan normal, berkembang sepanjag waktu untuk mempertahankan keadaan yang tetap. Garis ini terdiri atas pola koping, gaya hidup, dan cara-cara lazim yang digunakan individu dalam menghadapi stress. Lapisan yang paling dalam, yaitu garis resistensi, terdiri atas faktor- faktor internal yang berupaya menstabilkan individu dan memulihkan garis pertahanan normal ketika stresor meningkat. Kesehatan dipandang sebagai kontinum sejahteraan dan penyakit dan tercermin dalam keselarasan atau keseimbangan interaksi dan penyesuaian individu terhadap lingkungan. Sehat adalah tingkat kesejahteraan yaitu semua kebutuhan telah terpenuhi dan lebih banyak energy dibentuk dan disimpan dibandingkan dengan yang digunakan. Kesehatan tampak pada klien dengan kestabilan system yang optimal. Penyakit terjadi dalam berbagai tingkatan ketika kebutuhan tidak terpuaskan secara memadai dan lebih banyak energi yang dibutuhkan dan dikeluarkan ketimbang yang tersedia. Stresor adalah stimulasi berbahaya atau menguntungkan yang menimbulkan ketegangan dan mempunyai potensi untuk mengganggu kestabilan dan keselarasan system. Stresor dikategorikan menjadi intrapersonal-tekanan yang bekerja didalam individu; intrapersonal-tekanan yang bekerja di antara individu dan orang lain; dan ekstrapersonal- tekanan di luar individu. Stresor beragam dalam sifat, waktu, derajat, dan potensinya untuk berubah, dan membutuhkan energi untuk mengatasi dan kembali menjadi stabil. Stresor dianggap sebagai situasi, kondisi, tekanan, atau sumber potensial apa pun yang mempunyai kemampuan untuk menciptakanketidakstabilan di dalam individu dan mengurangi garis pertahanan atau resistensi individu.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu