Anda di halaman 1dari 5

Tugas

KONSEP HOLISM

DI SUSUN OLEH :
ASRIANI

UNIVERSITAS KARYA PERSADA MUNA


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2023
KONSEP HOLISM

A. PENGERTIAN KEPERAWATAN HOLISTIK


Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk kesejahteraan bio-
psikososial dan spiritual individu, keluarga dan masyarakat. Keperawatan holistik berasal
dari praktek perawatan kesehatan Barat dan tradisional serta pengalaman perawat dan pasien,
emosi, keyakinan terhadap kesehatan dan nilai-nilai pasien.

Pengertian Holistik Merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan
yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut
merupakan suatu kesatuan yang utuh, apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi
dimensi lainnya.

Teori adaptasi Sister Callista Roy dapat digunakan pada konsep keperawatan holistik yaitu :
 Teori ini menggunakan pendekatan yang dinamis, di mana peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan memfasilitasi kemampuan klien untuk
melakukan adaptasi dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya.
 Tindakan direncanakan dengan tujuan mengubah stimulus dan difokuskan pada
kemampuan individu dalam beradaptasi terhadap simulus. Sedangkan evaluasi yang
dilakukan dengan melihat kemampuan klien dalam beradaptasi dan mencegah timbulnya
kembali masalah yang pernah dialami.
 Kemampuan adaptasi ini ini meliputi seluruh aspek baik bio, psiko maupun sosial
(holistik). Sebagai pemberi asuhan keperawatan, konsep holistik dan adaptasi ini
merupakan konsep yang harus di pahami oleh perawat agar dapat memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas kepada klien.

B. PENGERTIAN KEPERAWATAN HOLISTIK KEPERAWATAN


Holistik Nursing Adalah sebuah konsep dalam integritas pendidikan keperawatan.
Holisme dab kesehtan menyembuhakan manusia secara utuh Untuk menjadikan sehat itu
menjadi utuh secara bio,psiko ,spiritual dan cultural untuk menyembuhkan keutuhan aslinya.
Holistic care didasarkan pada konsep keperawatan holistik yang meyakini bahwa
penyakit yang dialami seseorang bukan saja merupakan masalah fisik yang hanya dapat
diselesaikan dengan pemberian obat semata.
Konsep holims mengemukakan bahwa organisme merupakan satu kesatuan yang utuh,
bukan terbagi-bagi dalam bagian-bagian. Konsep humanisme yang diusung oleh Abraham
Maslow mengemukakan bahwa yang menentukan keberhargaan seorang manusia adalah
kapasitas atau kemampuannya untuk dapat merealisasikan diri.

Salah satu teori yang mendasari praktik keperawatan profesional adalah


 memandang manusia secara holistik, yaitu meliputi dimensi fisiologis, psikologis,
sosiokultural dan spiritual sebagai suatu kesatuan yang utuh.
 Apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya. Sebagai pemberi
asuhan keperawatan, konsep holistik ini merupakan salah satu konsep keperawatan yang
harus di pahami oleh perawat agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas kepada klien.

Anspaugh (dalam Kozier, 1995) menyatakan bahwa untuk mencapai kesehatan dan
kesejahteraan, ada lima dimensi yang saling terkait dan ketergantungan dan dimiliki oleh tiap
individu.
1. Dimensi fisik Kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari, pencapaian
kehehatan, memelihara nutrisi secara adekuat dan berat badan ideal, terhindar dari
ketergantungan obat dan alkohol atau rokok serta secara umum melakukan kebiasan
hidup positif.
2. Dimensi sosial Terkait dengan kemampuan seseorang berinteraksi secara baik dengan
orang lain dan lingkungan, membina dan memelihara keakraban dengan orang lain serta
menghargai dan toleransi terhadap kepercayaan yang berbeda.
3. Dimensi emosional Menekankan bahwa individu memiliki kemampuan untuk
menghadapi stres dan mengekspresikan emosi dengan baik.
4. Dimensi intelektual Terkait dengan kemampuan seseorang untuk belajar dan
menggunakan karier.
5. Dimensi spiritual Terkait dengan keyakinan dalam beberapa hal seperti: alam, ilmu,
agama atau kekuatan yang lebih tinggi yang membantu manusia mencapai tujuan
kehidupan.

C. APLIKASI KONSEP
Melalui Pendekatan Model Adaptasi Sister Calista Roy Menurut Roy (1991), elemen
dari proses keperawatan meliputi pengkajian tingkat pertama, pengkajian tingkat kedua,
diagnosis keperawatan, penentuan tujuan, intervensi, dan evaluasi.
a. Pengkajian Tingkat Pertama
Pada tahap ini pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat berfokus pada
sekumpulan tingkah laku sebagai sistem adaptasi yang berhubungan dengan empat
model adaptasi; yaitu: fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependen melalui
pendekatan sistem dan memandang manusia sebagai mahluk bio-psiko-sosial secara
utuh (holistik).

b. Pengkajian Tingkat Kedua


Pada tahap ini perawat menganalisis kegawatan dan gambaran tingkah laku klien,
baik pada individu, keluarga maupun masyarakat secara menyeluruh terkait dengan
kognator; yaitu proses pikir individu (psiko-sosial) dan regulator; yaitu proses
fisiologi tubuh (biologi).
D. Diagnosa Keperawatan
Keputusan tentang penentuan diagnosis keperawatan, oleh Roy terkait dengan kondisi
ketidakmampuan beradaptasi (maladaptif). Diagnosis keperawatan dirumuskan dengan
mengobservasi tingkah laku klien terhadap pengaruh lingkungan.
Dalam menetapkan diagnosis keperawatan Roy (1988, dalam Marriner-Tommey, 1994),
menyatakan ada tiga alternatif yang dapat digunakan, yaitu:
1. Menggunakan tipologi diagnosis yang dikembangkan oleh Roy dan terkait dengan
model adaptasi, yaitu: fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen.
2. Meruskan diagnosis dengan mengobservasi tingkah laku yang berhubungan dengan
stimulus, baik fokal, konstektual maupun residual.
3. Sebagai kesimpulan satu atau lebih model adaptasi yang berhubungan dengan
stimulus.

Jenis diagnosis keperawatan yang dikaitkan dengan empat model adaptasi, adalah:
1. Fisiologi, terdiri dari sembilan kelompok, yaitu: aktivitas istirahat, nutrisi, elininasi,
cairan dan elektrolit, oksigenasi dan sirkulasi, sistem endokrin, perlindungan kulit,
sensori rasa serta fungsi gerak.
2. Konsep diri, terdiri dari dua, yaitu: physical self dan personal self.
3. Fungsi peran; ditekankan pada psikososial dalam menjalankan peran individual dan
sosial.
4. Interdependen; terkait dengan keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian
dalam menerima sesuatu untuk dirinya.

E. Penentuan tujuan Pada asuhan keperawatan adalah


Terkait dengan kemampuan klien yang tergambar dari keseluruhan tingkah laku yang
menunjukkan resolusi dari masalah adaptasi. Tujuan jangka panjang menggambarkan
akhir dari kemampuan adaptasi klien dan kemampuan tersebut terkait dengan
kemampuan klien secara menyeluruh, seperti: kemampuan hidup, tumbuh, reproduksi,
dan kekuasaan. Sedangkan tujuan jangka pendek adalah tujuan yang diharapkan dari
tingkah laku klien setelah dilakukan manipulasi stimulus. Misalnya tentang kemampuan
klien mencegah terjadinya kembali masalah yang sudah pernah dialami.

F. Intervensi
Pelaksanaan direncanakan dengan tujuan mengubah atau memanipulasi penyebab
(stimulus), baik fokal, konsektual maupun residual dan difokuskan pada kemampuan
individu dalam beradaptasi terhadap simulus. Hal ini dilakukan dengan
mempertimbangkan keseluruhan aspek yang ada pada klien meliputi bio-psiko-sosial
(holistik).

G. Evaluasi
Evaluasi Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Pada tahap ini, hal yang
dilakukan adalah membandingkan tingkah laku klien sebelum dan sesudah implementasi.
Kemampuan adaptasi ini meliputi seluruh aspek, baik bio, psiko maupun sosial.

Anda mungkin juga menyukai