PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Profesi keperawatan sebagai profesi yang unik dan kompleks. Dalam
melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan
teori keperawatan yang sudah ada. Konsep merupakan suatu ide dimana
terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-
simbol yang nyata. Sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk
menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Model
konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat didalamnya.
Model konseptual keperawatan jiwa sebagai usaha-usaha untuk
menguraikan fenomena mengenai keperawatan jiwa. Teori keperawatan jiwa
digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan
model praktek keperawatan.
Model konseptual keperawatan jiwa terdiri dari beberapa pendekatan
salah satunya model prilaku. Model prilaku sebagai suatu proses perubahan
tingkah laku sebagai akibat adanaya interaksi antara stimulus dengan respons
yang menyebabkan seseorang mempunyai pengalaman baru.
B. RUMUSAN MASALAH
1
C. TUJUAN
1. Bagaimana definisi dari model konseptual dalam keperawatan jiwa.
2. Apa saja model konseptual dalam keperawatan jiwa.
3. Apa saja peran dan fungsi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan
jiwa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Model Konseptual
3
organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka
terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada
suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan (Brockopp,
1999, dalam Hidayati, 2009).
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area
fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia
sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan
yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan
sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga
dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya
dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah
keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor
penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang
(klien) (Marriner-Tomey, 2004, dalam Nurrachmah, 2010)
4
adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer
(Marriner-Tomey , 2004, dalam Nurrachmah, 2010).
3. Keperawatan Jiwa
5
meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan
masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok
komunitas ). Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang
berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku
sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia (Sulistiawati
dkk , 2005, hal. 5).
2. Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan
dari dalam dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok,
komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus
mengembangkan strategi koping yang efektif agar dapat
6
beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat
menghasilkan perubahan diri individu.
3. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena
itu, setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan
yang sama melalui perawatan yang adekuat.
4. Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara
holistik dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi
dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara
terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri
sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan.
Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah
sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat
mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang
sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang
konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan
masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai
masalah kehidupan.
7
Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi,
diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan
menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari
tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi
individu klien. Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik,
saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui
jika keadaan klien klien berubah. Tahap demi tahap merupakan siklus
dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan tidak mungkin dapat
dirumuskan jika data pengkajian belum ada. Proses keperawatan
merupakan sarana / wahana kerja sama perawat dan klien. Umumnya,
pada tahap awal peran perawat lebih besar dari peran klien, namun
pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya peran klien lebih
besar daripada perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai.
Kemandirian klien merawat diri dapat pula digunakan sebagai kriteria
kebutuhan terpenuhi dan masalah teratasi. (Keliat, 2006, hal.1-3)
8
6. Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan
psikologis dalam keperawatan jiwa).
7. Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan
sosial budaya dalam keperawatan jiwa).
8. Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan
lingkungan dalam keperawatan jiwa).
9. Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan
legal etika dalam keperawatan jiwa).
10. Implementing the nursing process : standards of care (penatalaksanaan
proses keperawatan : dengan standar- standar perawatan).
11. Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance
Standards (aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan
standar-standar professional).
1. Model Psikoanalisa
a. Konsep
Merupakan model yang pertama yang dikemukakan oleh Sigmun
Freud yang meyakini bahwa penyimpangan perilaku pada usia dewasa
berhubungan pada perkembangan pada anak. Setiap fase
perkembangan mempunyai tugas perkembangan yang harus di capai.
Gejala yang nampak merupakan simbul dari konflik.
b. Proses terapi
1. Memakan waktu yang lama
2. Menggunakan tehnik asosiasi bebas dan analisa mimpi”
menginterpretasikan perilaku, menggunakan transferens untuk
memperbaiki masa lalu ,mengidentifikasi area masalah.
c. Peran pasien dan terapis
9
1. Pasien : mengungkapkan semua pikiran dan mimpi
2. Terapis : mengupayakan perkembangan transferens
menginterpretasikan pikiran dan mimpi pasien dalam kaitannya
dengan konflik.
Kelebihan :
1. Dasar teori yang kuat
2. Lebih fokus dalam mengetahui menghadapi masalah klien
3. Dapat membuat klieen masalah apa yang selama ini tidak
disadarinya
Kekurangan :
1.Biaya yang banyak yang dikeluarkan oleh klien
2. Memakan waktu yang lama
3. Klien menjadi jenuh akibat waktu yang lama
4. Dibutuhkan terapis yang benar benar sudah terlatih
2. Model Perilaku
a. Konsep
Dikembangkan oleh H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner. Teori ini
menyakini bahwa perubahan perilaku akan merubah koognitif dan
avektif.
b. Proses terapi
1. Desenlisasi / pengalihan
2. Teknik relaksasi
3. Asertif training
4. Reforcemen/memberikan penghargaan
5.Self regulation/mengamati perilaku klien : self standar
ketrampilan,self observasi , self evaluasi , self reforcemen.
c. Peran pasien dan terapis
1. Pasien :
10
a).Mempraktikkan teknik perilaku yang digunakan untuk
mengerjakan pekerjaan rumah
b) Penggalakan latihan
2. Terapis :
a) Mengajarkan kepada klien tentang pendekatan perilaku
b) Membantu mengembangkan hirarki perilaku
c) Menguatkan perilaku yang diinginkan
Kekurangan :
1. Kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi
2. Hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati
Kelebihan :
1. Tidak dianjurkan hukaman dalam proses terapi penyembuhan
3. Model Komunikasi
a. Konsep
Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi apabila pesan
tidak dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan merusak
makna, pesan dapat pula tersampaikanmungkin tidak selaras.
Fase komunikasi ada 4 yaitu : pra interaksi , orientasi , kerja , terminasi.
b. Proses terapi
1) Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah
2) Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif
3) Memberi alternatif kolektif untuk komunikasi yang tidak efektif
4) Melakukan analisa proses interaksi
c. Peran pasien terapis
1) Pasien : memperhatikan pola komunikasi , bermain peran,bekerja
untuk mengklarifikasi komunikasinya sendiri , memvalidasi peran
dari oarang lain.
2) Terapis : menginterpretasikan pola komunikasi kepada pasien dan
mengajarklan prinsip komunikasi yang baik.
11
Kelebihan :
1. Memberi alternatif korektif untuk komunikasi yang tidak efektif
2. Mengubah persepsi klien sehingga mereka berupaya meningkatkan
aktifitas dalam pencegahan penyakit
Kekurangan :
1. Klien kadang sulit menerima pesan yang diterima
4. Model Keperawatan
a. Konsep
Teori ini mempunyai pandangan bahwa askep berfokus pada
respon individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial
dengan model pendekatan berdasarkan teori sistem , teori
perkembangan , teori interaksi , pendekatan holistik dan teori
keperawatan. Fokus pada :
1) Rentang sehat sakit
2) Teori dasar keperawatan
3) Tindakan keperawatan
4) Hasil tindakan
b. Proses terapi
1) Proses keperawatan
2) Terapi keperawatan : terapi modalitas
c. Peran pasien dan terapis
1) Pasien : mengemukakan masalah
2) Terapis : memfasilitasi dan membantu menyelesaikan
Kelebihan :
1. Pendekatan yang dilakukan dapat didasarkan pada bermacam-
macam teori
Kekurangan :
1. Hanya berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan
12
C. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DALAM UPAYA PELAYANAN
KESEHATAN JIWA
1. Prevensi Primer
Upaya ini meliputi meningkatnya derajat kesehatan pencegahan
penyakit.
Fungsi perawat :
a. Memberi penyuluhan tentang kesehatan jiwa
b. Memberikan penyuluhan tentang proses berkembangnya dan
pendidikan seksual.
c. Membantu meningkatkan kondisi kehidupan
2. Prevensi Sekunder
Meliputi upaya penyembuhan melalui deteksi dini dan pengobatan segera.
Fungsi perawat :
a. Melakukan pengkajian / anamnesa dan evaluasi.
b. Melakukan kunjungan rumah.
c. Memberikan pelayanan gawat darurat dan psikiatri dirumah sakit
umum.
3. Prevensi Tersier
Meliputi upaya menurunkan gejala sisa / disabilitas akibat penyakit.
Fungsi perawat :
a. Meningkatkan keterampilan kerja pasien dan mempersiapkan
rehabilitas.
b. Menyediakan program perawatan lanjutan untuk pasien agar mampu
menyesuaikan diri di masyarakat.
c. Melaksanakan pelayanan rawat siang.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Makalah ini sangat bagus untuk dibaca sebagai pedoman kita dalam
memahami teori mengenai konseptual model keperawatan jiwa
interpersonal, Sehingga kedepan nanti kita bisa berkerja dengan baik, dan
hubungan interpersonal yang kita lakukan baik. Sehingga kita bisa
memberikan keperawatan yang baik kepada pasien.
14
DAFTAR PUSTAKA
15