TERAPI SUPPORTIF
Dosen Pembingbing:
Retno Yuli Hastuti, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Jiwa
Disusun Oleh:
1. Asri Palupi ()
2. Hanik Sisca H ()
3. Kunto Wardoyo ()
4. Nurjannah Setyaningrum ()
5. Wulan Winahyusiwi ()
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat,
hidayahnya serta kesempatan kepada kelompok kami, sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan makalah keperawatan Jiwa “Makalah Model Konseptual Keperawatan Jiwa
Terapi Supportif” ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa pula kami menyampaikan banyak terimakasih kepada Dosen Pembimbing
kami yaitu ibu Retno Yuli Hastuti, M.kep.,Ns.,Sp.Kep.Jiwa yang telah membimbing serta
mengajarkan kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Demikian makalah yang kami buat apabila ada kekurangan dalam menyusun makalah
ini, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, demi penyempurnaan makalah
ini . Akhir kata kami sampaikan , semoga makalah ini dapat berguna dan membantu proses
pembelajaran bagi para siswa, terutama bagi kami seorang penyusun.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupukan kebutuhan yang esensial dari setiap individu, keluarga,
masyarakat dan juga merupakan perwujudan pada tingkat kesejahteraan suatu
masyarakat atau bangsa. Oleh karena itu, kesehatan mempunyai arti yang strategis
dalam pembangunan dan juga modal dasar dalam pembangunan. Hanya masyarakat
yang sehat memiliki tingkat produktivitas kerja yang tinggi, yakni manusia yang amat
dibutuhkan dalam pembangunan.
Masalah kejiwaan itu begitu luas, kompleks, mengandung banyak misteri dan
hal-hal yang menarik sehingga selalu saja menantang manusia untuk mengadakan
study intensif terhadapnya. Luas dan kompleksitasnya tidak hanya disebabkan oleh
tidak mampunya orang mengkuantifisir gejala-gejala kejiwaan yang misteri itu, akan
tetapi oleh sebab faktor-faktor penyebabnya bersifat multifaktor sehingga gejala-
gejala yang bisa didekati dari berbagai macam perspektif.
Seiring perubahan jaman , peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada
tahun 1950-an . weiss (1947) mengambarkan beda perawatan kesehatan jiwa dengan
perawatan umum yaitu adanya terapi sikap. Perawat menggunakan sikap yang baik
dalam menyembuhkan pasien.
Dalam mengimplementasikan terapi ini, perawat mendemonstrasikan
penerimaan, pengertian tentang klien, meningkatkan interest dan partisipasi. Pada
realiata, klien diperlukan secara individual dan unik, jadi sikap perawat harus sesuai
dengan masalah yang dihadapi pasien.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
KONSEP TEORI
A. Model Konseptual
Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang
fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol
dan diafragma, dan Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu
obyek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi
seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Model konsepadalah rangkaian
konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas fenomena-
fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah. (Hidayat, 2006,
hal.42)
Model konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang
menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok,
situasi, atau kejadian terhadap suatu ilmu dan perkembangannya. Model konseptual
memberikan keteraturan untuk berfikir, mengobservasi dan menginterpretasi apa yang
dilihat, memberikan arah riset untuk mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk
menanyakan tentang fenomena dan menunjukkan pemecahan masalah (Christensen &
Kenny, 2009, hal. 29).
C. Keperawatan Jiwa
a. Pengertian Keperawatan Kesehatan Jiwa( Yosep, 2010, hal. 1-2 )
1) Menurut American Nurses Associations (ANA)
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang
menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri
sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada
(American Nurses Associations).
2) Menurut WHO
Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak ganguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yang adalah perawatan langsung,
komunikasi dan management, bersifat positif yang menggambarkan
keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan
kepribadian yang bersangkutan.
3) Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966
Kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional
secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain.
A. Terapi Supportif
Penyebab seseorang mengalami gangguan jiwa dalam model ini adalah faktor
biopsikososial dan respon maladaptive saat ini. Aspek biologisnya menjadi masalah
seperti : sering sakit maag, migraine, batuk-batuk. Aspek psikologisnya mengalami
banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang percara diri, perasaan bersalah, ragu-
ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik
diri, tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan, dsb. Semua hal
tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul
akibat ketidakmampuan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat
ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu.