DISUSUN OLEH :
IKA NERI ASTUTI (1702106)
M. ABU TAUHID (1702110)
NURJANNAH SETYANINGRUM (1702112)
PENGERTIAN
Hipotiroidisme adalah
Hipertiroidisme (hipersekresi penurunan sekresi hormon
hormon tiroid) adalah kelenjar tiroid sebagai akibat
peningkatan produksi dan kegagalan mekanisme
sekresi hormon tiroid oleh kompensasi kelenjar tiroid
kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan
jaringan tubuh.
Etiologi
Hipertioroid hipotiroid
Hipertiroid hipotiroid
Hipertiroid Hipotiroid
Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan Hipotiroidisme dapat terjadi secara primer atau sekunder.
metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Penyebab primer meliputi defek kongenital, pengangkatan
Peningkatan metabolisme rate menyebabkan peningkatan jaringan tiroid setelah terapi hipertiroidisme, tidak
produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan banyak sempurnanya sintesis hormon akibat proses autoimun, dan
keringat dan penurunan toleransi terhadap panas. Laju pemberian antitiroid atau defisiensi iodin. Penyebab
metabolisme yang meningkat menimbulkan peningkatan sekundernya adalah resistansi perifer terhadap hormon
kebutuhan metabolik, sehingga berat badan pasien akan tiroid, infark hipofisis, dan gangguan hipotalamus.
berkurang karena membakar cadangan energi yang tersedia. Hipotiroidisme sementara dapat terjadi setelah penghentian
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada terapi T4 atau T3 jangka panjang. Hipotiroidisme biasanya
sistem kardiovaskuler yaitu dengan menstimulasi peningkatan mempengaruhi seluruh sistem tubuh. Hipotiroidisme biasanya
reseptor beta adrenergik sehingga denyut nadi lebih cepat, ditandai dengan laju metabolisme basal (BMR) yang rendah
peningkatan cardiak output serta respon adrenergik lainnya. dan penurunan metabolisme energy serta produksi panas.
Peningkatan hormon tiorid juga berpengaruh terhadap Pasien hipotiroidisme kronis dapat mengalami miksedemia,
sekresi dan metabolisme hipothalamus, hipofisis dalam suatu perubahan komposisi dermis dan jaringan lain. Serabut
mensekresi hormon gonad, sehingga pada individu yang ikat dipisahkan oleh peningkatan jumlah protein dan
belum pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi mukopolisakarida. Serabut ini mengikat air, menyebabkan
seksual. edema lunak tanpa tekanan, terutama di sekitar tangan,
mata, dan kaki.
Pemeriksaan Diagnostik
Hipertiroid Hipotiroid
Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium
1. T3 dan T4 serum : meningkat, nilai normal (T3 : 1. T3 dan T4 serum : meningkat, nilai normal (T3 :
70-220 ug/dl , T4 : 4,5-11,5 ug/dl). 70-220 ug/dl , T4 : 4,5-11,5 ug/dl).
2. T3 dan T4 bebas serum : meningkat, nilai 2. T3 dan T4 bebas serum : meningkat, nilai
normal ( T4: 0,7-1,9 ug/dl , T3 : 230-619 ug/dl). normal ( T4: 0,7-1,9 ug/dl , T3 : 230-619 ug/dl).
3. TSH : tertekan dan tidak berespon pada TRH 3. Pemeriksaan TSH ( pada klien dengan
(tiroid releasing hormon) hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan
Penunjang lainnya TSH serum, sedangkan pada yang sekunder
4. CT Scan tiroid kadar TSH akan turun.
5. USG Penunjang lainnya
6. EKG 4. Radioaktive iodine uptake test : mengukur
afinitas dari kelenjar tiroid terhadap radioaktif
iodine
5. USG
Penatalaksanaan
Hipertiroid Hipotiroid
1. Obat – obatan antitiroid 1. Pemberian obat hipotiroid:
• Propylthiouracil (PTU) • Sodium levothroxine (synthroid), terapi
• Methimozole (Tapazole) pengganti T4
• Adrenargik bloker, seperti propanolol • Sodium liothyronine (cytomel), terapi
• Pada pasien graves yang pertama kali diberikan pengganti T3
OAT dosis tinggi PTU 300-400mg/hari atau 2. Support nutrisi, makanan yang banyak
Methimozole 40-45mg/hari. mengandung yodium seperti ikan laut, sayuran
2. Radio iod terapi hijau.
3. Bedah tiroid (tiroidektomi). 3. Operasi / pembedahan (tiroidektomi)
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi 4. Yodium radioaktif
kalori dan tinggi protein 300-400 kalori.
Komplikasi
Hipertiroid Hipotiroid
1. Data biografi : nama, umur, alamat, status jenis kelamin, tgl MRS, diagnose medis, keluarga yang dapat
dihubungi, catatan kedatangan.
2. Riwayat kesehatan sekarang :
Riwayat kesehatan sekarang : riwayat penyakit tiroid yang dialami, adanya tumor, riwayat trauma
kepala.
Riwayat kesehatan keluarga : Biasanya penyakit bukan merupakan penyakit keturunan, dan bisa juga
ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti yang dialami oleh pasien
Riwayat kesehatan dahulu : Biasanya penyakit hipotiroid ini gejalanya timbul dalam waktu yang lama
dan belum di rasakan oleh pasien, dan merupakan penyakit yang sudah di sembuhkan dan membutuhkan
pengobatan yang kontinu
Keluhan utama :
1. Kelelahan, paralisis
2. Peningkatan waktu tidur dan BB
3. Wajah bengkak
4. Tidak toleran terhadap cuaca dingin
5. Kulit kering bersisik dan rambut tipis
6. Denyut jantung lambat
7. Penurunan laju metabolisme
8. konstipasi
Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi : penampilan umum, keadaan wajah, kesimetrisan wajah dan leher, perubahan warna kulit, bentuk
dada (adakah retraksi).
2. Palpasi : palpasi keadaan trakea, kelenjar tiroid adakah pembesaran
3. Auskultasi : bunyi jantung, paru-paru (adakah ronchi), bising usus
Diagnosan dan perencanaan
keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan
status pernafasan adekuat dengan kriteria hasil:
c. Pantau aliran oksigen secara periodik sesuai
1.Rata-rata pernafasan, kedalaman dan ritme dengan kebutuhan pasien.
pernafasan dalam batas normal.
d Pantau efektifitas terapi oksigen dengan
2.Auskultasi pernafasan dalam batas normal. memantau hasil gas darah arteri.
3.Jalan nafas paten e. Observasi adanya hipoventilasi.
4.Tidak terdapat retraksi dada. Monitor Pernafasan
5. Tidak menggubakan otot bantu pernafasan. a. Pantau rata-rata, ritme, kedalaman dan usaha
bernafas.
Intervensi :
b. Catat pergerakan dada, lihat kesimetrisan dan
Terapi Oksigen
penggunaan otot-otot tambahan.
a. Bersihkan mulut, hidung dan sekresi pada trakea.
c. Monitor pola nafas.
b. Jaga kepatenan jalan nafas.
d. Pantau tingkat saturasi.
2. Hipotermi b.d penurunan laju metabolisme
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan,
termoregulasi adekuat dengan kriteria hasil:
1. Tidak menggigil
2. Tidak berkeringat
b. Pindahkan pasien jika berada pada lingkungan
3. Tidak terdapat penurunan suhu. dingin.
4. Suhu dalam batas normal. c. Gunakan penghangat tubuh.
5. Tidak terdapat perubahan warna kulit. d. Ganti pakaian pasien jika basah.
6. Tidak terdapat dehidrasi. e. Pantau adanya komplikas (acute respiratory
distress syndrome, penyakit ginjal akut, dan
Intervensi :
pneumonia).
Terapi Hipotermia
f. Kolaborasi pemberian obat-obatan.
a. Pantau temperatur suhu pasien.
g. Pantau adanya hipotermia ringan, sedang dan
berat.
h. Pantau suhu dan warna kulit.
3. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d suplai darah ke jaringan menurun
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan, perfusi jaringan perifer meningkat dengan kriteria hasil:
1. Capilary refil pada jari-jari tangan dan kaki dalam batas normal (<2 dtk)
2. Tekanan darah sistolik dan diastolik dalam batas normal.
3. Nadi dalam batas normal
4. Tidak terjadi edema pada perifer.
Intervensi :
Circulation Care : Arterial Insufficiency
a. Melakukan penilaian komprehensif dari sirkulasi perifer.
b. Mengevaluasi edema perifer.
c. Mempertahankan hidrasi yang adekuat untuk menurunkan kekentalan darah.
d. Monitor status cairan, termasuk asupan dan keluaran.
e. Kolaborasi pemberian obat antiplatelet atau antikoagulan jika diperlukan.
Circulation Care : venous Insufficiency
a. Meninggikan daerah ekstremitas sebesar 20 derajat atau lebih diatas tingkat jantung, jika diperlukan.
4. Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d suplai
darah ke jaringan otak menurun
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan,
perfusi jaringan cerebral meningkat dengan kriteria
hasil: b. Monitor status respirasi.
1. Tidak terjadi peningkatan tekanan intrakraial c. Konsultasikan dengan dokter untuk
menentukan posisi kepala yang tepat (0,15
2. Tekanan darah dalam batas normal
atau 30 derajat) dan monitor respon pasien
3. Tidak ada sakit kepala terhadap posisi tersebut.
4. Tidak ada agitasi d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
obat-obatan neuroproktektor.
5. Tidak ada syincope
Oxygen Therapy
6. Tidak ada muntah
a. Pertahankan kepatenan jalan nafas
7. Tidak ada gangguan kognisi
b. Monitor aliran oksigen
Intervensi :
Vital Signs Monitoring
Cerebral Perfusion Promotion
a. Monitor tanda-tanda vital
a. Pantau tingkat kerusakan perfusi jaringan cerebral,
seperti status neurologi dan adanya penurunan
kesadaran.
Terima kasih