Anda di halaman 1dari 5

A.

Definisi

Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-
kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena
hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses
sel, hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang
meluas untuk tubuh.

B. Etiologi

Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum. Diperkirakan bahwa 3% sampai 5%
dari populasi mempunyai beberapa bentuk hipotiroid. Kondisi yang lebih umum terjadi
pada wanita dari pada pria dan kejadian-kejadiannya meningkat sesuai dengan umur.

Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa penyebab-penyebab umum hipotiroid pada
orang-orang dewasa diikuti oleh suatu diskusi dari kondisi-kondisi ini.

 Hashimoto’s thyroiditis
 Lymphocytic thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)
 Penghancuran tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi)
 Penyakit pituitari atau hipotalamus
 Obat-obatan
 Kekurangan yodium yang berat
C. Klasifikasi
Lebih dari 95% penderita hipotiroid mengalami hipotiroid primer atau tiroidal yang
mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila disfungsi tiroid disebabkan
oleh kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus atau keduanya hipotiroid sentral
(hipotiroid sekunder) atau pituitaria. Jika sepenuhnya disebabkan oleh hipofisis hipotiroid
tersier.

1) Primer

 Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan setelah tiroiditis, defisiensi yodium


 Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah pemberian yodium radioaktif atau radiasi
eksternal, agenesis, amiodaron
2) Sekunder

kegagalan hipotalamus (↓ TRH, TSH yang berubah-ubah, ↓ T4 bebas) atau kegagalan


pituitari (↓ TSH, ↓ T4 bebas)

D. Gejala- gejala hipotiroid

Gejala-gejala umumnya menjadi lebih nyata ketika kondisinya memburuk dan mayoritas
dari keluhan-keluhan ini berhubungan dengan suatu perlambatan metabolisme tubuh.

Gejala-gejala umum sebagai berikut:


1. Kelelahan
2. Depresi
3. Kenaikkan berat badan
4. Ketidaktoleranan dingin
5. Ngantuk yang berlebihan
6. Rambut yang kering dan kasar
7. Sembelit
8. Kulit kering
9. Kejang-kejang otot
10. Tingkat-tingkat kolesterol yag meningkat
11. Konsentrasi menurun
12. Sakit-sakit dan nyeri-nyeri yang samar-samar
13. Kaki-kaki yang bengkak
E. Patofisiologi

Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada
respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :

1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang


hipofisis anterior.

2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang


merangsang kelenjar tiroid.

3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3


dan Tetraiodothyronin = T4 = Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang
meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein,
karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-hormon lain.

Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan
disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif
oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus.

Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah
disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena tidak
adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh
malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.

F.Gambaran Klinis

1. Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat


2. Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan
penurunan curah jantung.
3. Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki.
4. Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan
dan penyerapan zat gizi dari saluran cema
5. Konstipasi
6. Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
7. Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh
G.Pemeriksaan Diagnostik

 Untuk mendiagnosis hipotiroidisme primer, kebanyakan dokter hanya mengukur jumlah TSH
(Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kel. hipofisis.
 Level TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yg
adekuat (terutama tiroksin(T4) dan sedikit triiodotironin(fT3).
 Tetapi untuk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan tertier tidak dapat dgn hanya
mengukur level TSH.
 Oleh itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal dan hipotiroidisme masih
disuspek), sbb:
1. free triiodothyronine (fT3)
2. free levothyroxine (fT4)
3. total T3
4. total T4
5. 24 hour urine free T3
H.Penatalaksanaan Medis dan Komplikasi

Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa
menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga
koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala.
Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara
intravena.

Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan


memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid
buatan T4. Bentuk yang lain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid
hewan).

Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah,
karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya
diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus
diminum sepanjang hidup penderita.

Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon


tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat,
maka dapat diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.

I.ASUHAN KEPERAWATAN

diagnosa :
 Pola napas tidak efektif b.d depresi ventilasi
 Penurunan curah jantung b.d miokarditis, pembesaran jantung
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan metabolisme
 Perubahan proses berpikir b.d perubahan fisiologis : penurunan stimulasi SSP
intervensi :
 Pola napas tidak efektif b.d depresi ventilasi
mandiri:
1. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernapasan,
termasuk penggunaan otot bantu / pelebaran nasal.
2. Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas adventisius, seperti krekels, mengi,
gesekan pleural
3. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Bangunkan pasien turun tempat tidur dan
ambulasi sesegara mungkin
4. Dorong / bantu pasien dalam napas dalam dan latihan batuk.
kolaborasi :
1. Berikan oksigen sesuai indikasi
2. Berikan humidifikasi tambahan misalnya : nebuliser ultrasonik
 Penurunan curah jantung b.d miokarditis, pembesaran jantung
mandiri :
1. Pantau frekuensi / irama jantung
2. Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4
3. Dorong tirah baring dalam posisi semi-fowler
4. Berikan tindakan kenyamanan misalnya gosokan punggung dan perubahan posisi dan
kativitas hiburan dalm toleransi jantung
5. Dorong penggunaan teknik manajemen stres misalnya bimbingan imajinasi, latihan
pernapsan.
6. Selidiki nadi cepat, hipotensi, penyempitan tekanan nadi, peningkatan CVP, perubahan
tonus jantung, penurunan tingkat kesadaran
7. Evaluasi keluhan lelah, dispnea, palpitasi, nyeri dada kontinu
kolaborasi :
1. Berikan oksigen sesuai indikasi
2. Berikan obat-obatan sesuai indikasi misalnya digitalis atau diuretik
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan metabolisme
mandiri :
1. Auskultasi bising usus dan kaji apakah ada nyeri perut, mual atau muntah
2. Catat adanya kulit yang dingin atau basah, perubahan tingkat kesadaran, nadi yang cepat,
peka rangsang, nyeri kepala, sempoyongan
3. Pantau pemasukan maknaan dan timbang berat badan setiap hari
4. Catat muntah mengenai jumlah kejadian atau karakteristik lainnya
5. Berikan atau bantu perawatan mulut
6. Berikan lingkungan yang nyaman untuk makan contoh bebas dari bau tidak sedap, tidak
terlalu ramai, udara yang tidak nyaman
7. Berikan informasi tentang menu pilihan
kolaborasi :
1. Berikan cairan IV
2. Awasi pemeriksaan laboratorium, misalnya Hb/Ht dan elektrolit
3. Berikan obat sesuai indikasiAntikolinergik : atropin, propantelin bromidaVitamin larut
dalam lemak : B12, Kalsium
 Perubahan proses berpikir b.d perubahan fisiologis : penurunan stimulasi SSP
mandiri :
1. Orienteasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian disekitar dirinya.
2. Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktivitas yang tidak bersifat mengancam batas-
batas toleransi pasien terhadap stres
3. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan mental
merupakan akibat dan proses penyakit
kolaborasi :
1. Konsultasikan dengan ahli Psikologi tentang therapy yang cocok untuk masalah klien
 
DAFTAR PUSTAKA

Corwin J. Elisabet.2004.patofisiologi untuk perawat.EGC,Jakarta.
NANDA. 2012-2014. EGC

Anda mungkin juga menyukai