A. DEFINISI
Hipotiroid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu
tingkat dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid-”end organ”, dengan akibat terjadinya
defisiensi hormon tiroid, ataupun gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid.
Hipotiroid adalah keadaan dimana kelenjar tiroid tidak atau kurang aktif, sehingga
T3 dan T4 rendah atau tidak mencukupi.
B. ETIOLOGI
1. Tiroiditis Hashimoto
Penyakit ini ditemukan oleh Dr. Hakaru Hashimoto pada tahun 1912, suatu
penyakit keturunan yang paling banyak menyebabkan hipotiroid di Amerika
Serikat. Penyakit ini disebabkan oleh proses autoimun (semacam alergi), tubuh
membentuk antibodi terhadap tiroid, kelenjar tiroid membesar dengan radang,
akibatnya kemampuan membentuk hormon tiroid menurun.
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala
hipertiroid. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan,
yang beberapa bulan kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan
pulih kembali menjadi normotiroid.
3. Pasca bedah atau radiasi tiroid
Bila akibat sesuatu kelainan dimana kelenjar hipofisis atau hipotalamus tidak
dapat memberi tanda ke tiroid, maka produksi T3 dan T4 akan menurun, dan
hipotiroid terjadi. Hipotiroid akibat penyakit hipofisis dinamakan Hipotiroid
Sekunder; sedangkan hipotiroid akibat kelainan hipotalamus disebut Hipotiroid
Tertier.
5. Akibat obat
Pada defisiensi iodium terjadi gondok karena sel-sel tiroid menjadi aktif
berlebihan dan hipertrofik dalam usaha untuk menyerap semua iodium yang
tersisa dalam darah. Kadar HT yang rendah akan di sertai dengan TSH dan TRH
yang tinggi karena minimnya umpan balik.
Sebab-sebab hipotiroid :
a. Sebab-sebab bawaan (kongenital) :
Disgenetik kelenjar tiroid: ektopik, agenesis, aplasi atau hipoplasi.
Dishormonogenesis.
Hypothalamic-pituitary hypothyroidism’.
Bersifat sementara :
- Induksi obat-obatan.
- Antibodi maternal.
- Idiopatik.
Ibu mendapat:
- Bahan goitrogen.
C. PATOFISIOLOGI
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan
pada respon jaringan terhadap hormon tiroid.
Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
- Hipotalamus membuat ”thyrotropin releasing hormone (TRH)” yang merangsang
hipofisis anterior.
- Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (”thyroid stimulating hormone = TSH”)
- infeksi
- trauma
* Berat badan lahir > 3500 gram; masa kehamilan > 40 minggu.
* Hernia umbilikalis.
* Riwayat ikterus lebih dari 3 hari.
* Miksedema.
* Makroglosi.
* Riwayat BAB pertama > 20 jam setelah lahir dan sembelit (< 1 kali/hari).
* Letargi.
* Sukar minum.
E. KOMPLIKASI
Koma miksidema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermia tanpa
menggigil, hipotensi, hipoglikemi, hipoventiasi, dan penurunan kesadaran hingga
koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Anamnesis :
Apakah berasal dari daerah gondok endemiK.
Struma pada ibu. Apakah ibu diberi KI, PTU waktu hamil?
Adakah keluarga yang struma?
Perkembangan anak.
b. Laboratorium :
Darah, air kemih, tinja, kolesterol serum.
T3, T4, TSH.
c. Radiologis :
USG atau CT scan tiroid.
Tiroid scintigrafi.
Umur tulang (bone age).
X-foto tengkorak .
G. PENGOBATAN
Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu
dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon
tiroid buatan T4. Bentuk yang lain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar
tiroid hewan). Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis
rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius.
Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini
biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita. Dalam keadaan darurat (misalnya
koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariai, oleh karena
itu dilakukan pengkajin terhadap hal-hal yang menggali sebanyak mungkin
informasi antara lain :
a. Riwayat kesehatan klien dan keluarga
b. Kebiasaan hidup sehari-hari, seperti :
- Pola makan
- Pola tidur
- Pola aktivuitas
- Sistem pencernaan
- Sistem kardiovaskuler
- Sistem muskuloskeletal
- Sistem neurogik
- Sistem reproduk
- Metabolik
- Emosi/psikologis
mata, wajah bulan dan ekspresi wajah kosong erta roman wajah kasar.
Lidah tanpa menelan dan gerak-gerak klien sangat lambat. Postur tubuh
kecil dan pendek. Kulit kasar, tebal dan bersisik, dingin pucat
- Nadi lambat dan suhu tubuh menurun
- Pembesarab jantung
2) * Diagnosa Keperawatan:
Pola nafas yang tidak efektif b.d penurunan tenaga atau kelelahan,
ekspansi paru yang menurun, obesitas dan inactivitas.
* Tujuan:
Klien dapat mempertahankan pola nafas yang efektif.
* Intervensi Keperawatan
Amati dan catat irama serta kedalaman pernapasan
Askultasi bunyi pernapasan dan catat secara seksama
Bila klien mengalami kesulitan pernapasan yang berat, kolaborasi
dngan dokter kemungkinan penggunaan alat bantu untuk bernafas
seperti ventilator.
Hindari penggunaan obat sadatif karena dapat menekan pusat
pernapasan.
Bantu klien beraktivitas
Penuhi kebutuhan sehari-hari klien sesuai kebutuhan.
3) * Diagnosa keperawatan
Gangguan proses pikir b.d edema jeringan cerebral dan retensi air.
* Tujuan:
Proses berfikir klien ketingkat yang optimal.
* Intervensi Keperawatan
Observasi dan catat tanda gangguan proses berfikir yang berat
seperti:
Latargi
Tidak ada perhatian
Kesulitan berkomunikasi
Mengantuk
Orentasikan klien kembali dengan lingkungan baik terhadap orang,
tempat dan waktu. Biasanya gejala-gejala berkurang dalam waktu
2 – 3 minggu pengobatan sehingga mengorintasikan kembali klien
terhadap lingkungn nyata sangat diperlukan.
Beri dorongan pada keluarga agar dapat menerima perubahan
perilaku klien dengan mengadaptasinya. Jelaskan pula bahwa
dengan pengobatan yang teratur gejala-gejalanya akan berkurang