Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelenjar tiroid yang terletak tepat di bawah laring sebelah kanan dan kiri depan
trakea, mensekresi tiroksin (T4), triiodotironi (T3), yang mempunyai efek nyata pada
kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar ini juga menyekresikalsitonin; suatu hormon yang
penting untuk metabolisme kalsium. Tidak adanya sekresi tiroid sama sekali biasanya
menyebabkan laju metabolisme turun sekitar 40% di bawah normal dan sekresi tiroksin yang
berlebihan sekali dapat menyebabkan laju metabolisme basal meningkat setinggi 60 sampai
100 persen di atas normal. Sekresi tiroid terutama di atur oleh hormon perangsang tiroid yang
di sekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.
Hormon yang paling banyak di sekresi oleh kelenjar tiroid adalah hormon tiroksin.
Akan tetapi, juga di sekresitriiodo tironin dalam jumlah sedang. Fungsi kedua hormon ini
secara kualitatif sama, tetapi berbeda dalam kecepatan dan intensitas kerja. Triiodotironin
kira-kira empat kali kekuatan tiroksin, tetapi terdapat jauh lebih sedikit dalam darah dan
menetap jauh lebih singkat. Untuk membentuk tiroksin dalam jumlah normal, di butuhkan
makan kira-kira 50 mg yodium setiap tahun, atau kira-kira 1 mg per minggu. Untuk
mencagah defisiensi yodium, garam meja yang biasa di iodisasi dengan satu bagian natrium
iodida untuk setiap 100.000 bagian natrium klorida.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimangsud dengan hipotirodisme ?
2. Apa saja Kebutuhan penyebab dari hipotiroidisme?
3. Apa saja tanda dan gejala dari hipotiroidisme?
4. Komplikasi-komplikasi yang di sebabkan oleh hipotiroidisme?
5. Penatalakasaan dari hipotiroidisme itu bagaimana?

1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, adapun tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan pada pembaca agar memperluas
pengetahuan tentang hipotiroidisme.Selain itu juga agar dapat membantu proses perkuliahan
Asuhan Keperawatan baik itu untuk mahasiswa maupun para dosen pengampu.

D. Manfaat Penulisan
1. Dapat memudahkan kita untuk mempelajari apa itu hipotiroidisme.
2. Menambah wawasan tentang hipotiroidisme.
3. Dapat mengetahui tanda dan gejala.
4. Dapat mengetahui proses Asuhan Keperawatan.

E. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang kami gunakan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu
Daftar pustaka, karena data-data yang kami peroleh untuk mendukung penulisan makalah ini
bersumber pada buku-buku penunjang Keperawatan serta dari internet.

2
BAB II

ASKEP HIPOTIROIDISME

A. Definisi

Hipotiroidisme adalah satu keadaan penyakit yang di sebabkan oleh kurang penghasilan
hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Hipotiroidisme adalah suatu keadaan di mana kelenjar
tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat
berat di sebut miksedema. Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid
dalam darah.
Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid
yang berjalan lambat dan di ikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi
akibat kadar hormone tiroid berada di dibawah nilai optimal (brunner & suddarth).
Jika produksi hormon tiroid tidak adekuat maka kelenjar tiroid akan berkompensasi
untuk meningkatkan sekresinya sebagai respon terhadap rangsangan hormon TSH. Penurunan
hormon sekresi hormon kelenjar tiroid akan menurunkan laju metabolisme basal yang akan
memepengaruhi semua sistem tubuh. Proses metabolik yang di pengaruhi oleh :
Penurunan produksi asam lambung (Aclorhidria).
Penurunan motilitas usus.
Penurunan detak jantung.
Gangguan fungsi neurologik.
Penurunan produksi panas
Penurunan hormon tiroid juga akan mengganggu metabolisme lemak di mana akan
terjadi peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida sehingga klien berpotensi mengalami
atherosklerosis. Akumulasi proteoglicans hidrophilik di rongga intertisial seperti rongga
pleura, cardiak dan abdominal sebagai tanda miksedema. Pembentukan eritrosit yang tidak
optimal sebagai dampak dari menurunnya hormon tiroid memungkinkan klien mengalami
anemia.

3
B. ETIOLOGI
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Apabila di sebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah
akan di sertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif
oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus. Apabila hipotiroidisme terjadi akibat
malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah di sebabkan oleh rendahnya kadar TSH.
TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH
maupun HT. Hipotiroidisme yang di sebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan
menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
Penyebab yang paling sering yang di temukan pada orang dewasa adalah tiroiditis
otoimun (tiroditis Hashimoto), dimana system imun menyerang kelenjar tiroid (Tonner &
Schlechte, 1993). Gejala hipotiroidisme di ikuti oleh gejala hipotiroidisme dan miksedema.
Hipotiroidisme juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat hipotiroidisme yang
menjalani terapi radioiodium, pembedahan atau preparat anti tiroid. Kejadian ini paling
sering dijumpai pada wanita lanjut usia. Terapi radiasi untuk penanganan kanker kepala dan
leher kini semakin sering menjadi penyebab hipotiroidisme pada laki-laki. Karena itu,
pemeriksaan fungsi tiroid di anjurkan bagi semua pasien yang menjalani terapi tersebut.

a. Penyakit Hipotiroidisme :
Penyakit Hashimoto atau yang juga di sebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat
adanya otoantibodi yang merusak jaringan kelenjar tiroid. Hal ini menyebabkan penurunan
HT yang di sertai peningkatan kadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang
minimal. Penyebab tiroiditis otoimun tidak di ketahui, tetapi tampaknya terdapat
kecenderungan genetik untuk mengidap penyakit ini. Penyebab yang paling sering di
temukan adalah tiroiditis Hashimoto. Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali
membesar dan hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah
kelenjar yang masih berfungsi.
b. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium
radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme.
c. Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam makanan. Gondok
adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensi iodiurn terjadi gondok karena sel-sel tiroid
menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalarn usaha untuk menyerap sernua iodium yang
tersisa dalam. darah. Kadar HT yang rendah akan di sertai kadar TSH dan TRH yang tinggi

4
karena minimnya umpan balik. Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan,
menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa).
d. Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari hipotiroidisme di
negara terbelakang.
e. Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu menyebabkan hipotiroidisme. Namun, terapi
untuk kanker yang jarang di jumpai ini antara lain adalah tiroidektomi, pemberian obat
penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif untuk mengbancurkan jaringan tiroid. Semua
pengobatan ini dapat menyebabkan hipotiroidisme. Pajanan ke radiasi, terutama masa anak-
anak adalah penyebab kanker tiroid. Defisiensi iodium juga dapat meningkatkan risiko
pembentukan kanker tiroid karena hal tersebut merangsang proliferasi dan hiperplasia sel
tiroid.

C.EPIDEMIOLOGI
Sebelum perang dunia II banyak penyelidik di Indonesia menemukan kretin. Abu Hanifah
menemukan di daerah Kuantan 0,15% kretin diantara 50.000 penduduk. Pfister (1928)
menemukan pada suku Alas 17 kretin,57 kretinoid dan 11 kasus yang meragukan dari 12.000
penduduk; jumlahnya meliputi 0,73%. Eerland (1935) menemukan 126 kretin di Kediri dan
banyak kretinoid,sedangkan Noosten (1935) menemukan juga kretin di Bali.

D.. MANIFESTASI KLINIK


Hipotiroidisme di tandai dengan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Nafsu makan berkurang.
2. Sembelit.
3. Pertumbuhan tulang dan gigi yang lambat.
4. Suara serak.
5. Berbicara lambat.
6. Kelopak mata turun.
7. Wajah bengkak.
8. Rambut tipis, kering dan kasar.
9. Kulit kering, kasar, bersisik dan menebal.
10. Denyut nadi lambat.
11. Gerakan tubuh lamban.
12. Lemah.

5
13. Pusing.
14. Capek.
15. Pucat.
16. Sakit pada sendi atau otot.
17. Tidak tahan terhadap dingin.
18. Depresi.
19. Penurunan fungsi indera pengecapan dan penciuman.
20. Alis mata rontok.
21. Keringat berkurang.

E. Patofisiologi
Patofisiologi hipotiroidisme didasarkan atas masing-masing penyebab yang dapat
menyebabkan hipotiroidisme, yaitu :
a. Hipotiroidisme sentral (HS)
Apabila gangguan faal tiroid terjadi karena adanya kegagalan hipofisis, maka disebut
hipotiroidisme sekunder, sedangkan apabila kegagalan terletak di hipothalamus disebut
hipotiroidisme tertier. 50% HS terjadi karena tumor hipofisis. Keluhan klinis tidak hanya
karena desakan tumor, gangguan visus, sakit kepala, tetapi juga karena produksi hormon
yang berlebih (ACTH penyakit Cushing, hormon pertumbuhan akromegali, prolaktin
galaktorea pada wanita dan impotensi pada pria). Urutan kegagalan hormon akibat desakan
tumor hipofisis lobus anterior adalah gonadotropin, ACTH, hormon hipofisis lain, dan TSH.
b. Hipotiroidisme Primer (HP)
Hipogenesis atau agenesis kelenjar tiroid. Hormon berkurang akibat anatomi kelenjar.
Jarang ditemukan, tetapi merupakan etiologi terbanyak dari hipotiroidisme kongenital di
negara barat. Umumnya ditemukan pada program skrining massal. Kerusakan tiroid dapat
terjadi karena,
1. Operasi,
2. Radiasi,
3. Tiroiditis autoimun,
4. Karsinoma,
5. Tiroiditis subakut,
6. Dishormogenesis, dan
7. Atrofi.
8. Pascaoperasi.

6
9. Strumektomi dapat parsial (hemistrumektomi atau lebih kecil), subtotal atau total. Tanpa
kelainan lain, strumektomi parsial jarang menyebabkan hipotiroidisme. Strumektomi subtotal
M. Graves sering menjadi hipotiroidisme dan 40% mengalaminya dalam 10 tahun, baik
karena jumlah jaringan dibuang tetapi juga akibat proses autoimun yang mendasarinya.
10. Pascaradiasi. Pemberian RAI (Radioactive iodine) pada hipertiroidisme menyebabkan lebih
dari 40-50% pasien menjadi hipotiroidisme dalam 10 tahun. Tetapi pemberian RAI pada
nodus toksik hanya menyebabkan hipotiroidisme sebesar <5%. Juga dapat terjadi pada radiasi
eksternal di usia <20 tahun : 52% 20 tahun dan 67% 26 tahun pascaradiasi, namun tergantung
juga dari dosis radiasi.
11. Tiroiditis autoimun. Disini terjadi inflamasi akibat proses autoimun, di mana berperan
antibodi antitiroid, yaitu antibodi terhadap fraksi tiroglobulin (antibodi-antitiroglobulin, Atg-
Ab). Kerusakan yang luas dapat menyebabkan hipotiroidisme. Faktor predisposisi meliputi
toksin, yodium, hormon (estrogen meningkatkan respon imun, androgen dan supresi
kortikosteroid), stres mengubah interaksi sistem imun dengan neuroendokrin. Pada kasus
tiroiditis-atrofis gejala klinisnya mencolok. Hipotiroidisme yang terjadi akibat tiroiditis
Hashimoto tidak permanen.
12. Tiroiditis Subakut. (De Quervain) Nyeri di kelenjar/sekitar, demam, menggigil. Etiologi yaitu
virus. Akibat nekrosis jaringan, hormon merembes masuk sirkulasi dan terjadi tirotoksikosis
(bukan hipertiroidisme). Penyembuhan didahului dengan hipotiroidisme sepintas.
13. Dishormogenesis. Ada defek pada enzim yang berperan pada langkah-langkah proses
hormogenesis. Keadaan ini diturunkan, bersifat resesif. Apabila defek berat maka kasus
sudah dapat ditemukan pada skrining hipotiroidisme neonatal, namun pada defek ringan, baru
pada usia lanjut.
14. Karsinoma. Kerusakan tiroid karena karsinoma primer atau sekunder, amat jarang.
Hipotiroidisme sepintas. Hipotiroidisme sepintas (transient) adalah keadaan hipotiroidisme
yang cepat menghilang. Kasus ini sering dijumpai. Misalnya pasca pengobatan RAI, pasca
tiroidektomi subtotalis. Pada tahun pertama pasca operasi morbus Graves, 40% kasus
mengalami hipotiroidisme ringan dengan TSH naik sedikit. Sesudah setahun banyak kasus
pulih kembali, sehingga jangan tergesa-gesa memberi substitusi. Pada neonatus di daerah
dengan defisiensi yodium keadaan ini banyak ditemukan, dan mereka beresiko mengalami
gangguan perkembangan saraf.
15. Pada hipertiroidisme, metabolisme dan produksi panas akan meningkat. Metabolisme basal
hampir mendekati dua kalinya. Pasien yang terkena lebih menyukai suhu lingkungan yang
lebih dingin, pada lingkungan yang panas pasien cenderung berkeringat lebih banyak

7
(intoleransi panas). Kebutuhan O2 yang meningkat membutuhkan hiperventilasidan
merangsang eritropoesis. Pasa satu sisi , peningkatan lipolisis menyebabkan penurunan berat
badan, dan pada sisi lain menyebabkab hiperlipiasidemia. Sementar itu, konsentrasi VLDL,
LDL, dan kolesterol berkurang. Pengaruhnya pada metabolisme karbohidrat memudahkan
terbentuknya diabetes melitus (reversibel). Bila diberikan glukosa (tes toleransi glukosa),
konsentrasi glukosa di dalam plasma akan meningkat secara lebih cepat lebih nyata dari pada
orang sehat, peningkatan akan diikuti oleh penurunan yang cepat (toleransi glukosa
terganggu). Meskipun hormon tiroid meningkatkan sintesis, hipertiroidisme akan
meningkatkan enzim proteolitis yag berlebihan dengan peningkatan pembentukan dan eksresi
urea. Massa otot akan berkurang, pemecahan matriks tulang dapat menyebabkan
osteoporosis, hiperkalsemiadan hiperkalsiuria.
16. Akibat kerja perangsangan jatnung, curah jantung dan tekanan darah sistolik akan meningkat.
Fibrilasi atrium kadang dapat terjadi. Pembuluh darah perifer akan berdilatasi. Laju filtrasi
glomerulus (GFR), aliran plasma ginjal (RPF), serta transpor tubulus akan meningkat di
ginjal. Sedangkan di hati pemecahan hormon steroid dan obat akan dipercepat. Perangsangan
di otot usus halus akan menyebabkan diare, peningkatan eksitabilitas neuromuskular akan
menimbulkan hiperrefleksia, tremor, kelemahan otot dan insomnia. Pada anak-anak,
percepatan pertumbuhan kadang dapat terjadi.

F. KLASIFIKASI HIPOTIROID

Berdasarkan pada lokasi timbulnya, penyakit ini diklasifikasikan sebagai:

1. Hipotiroidisme primer, bila timbul akibat proses patologis yang merusak kelenjar tiroid
2. Hipotiroidisme sekunder, akibat defesiensi sekresi TSH hipofisis.

Berdasarkan pada usia penyakit ini di klasifikasikan sebagi:

1. Hipotiroidisme dewasa atau miksiedema


2. Hipotiroidisme juvenilis (timbulnya sesudah usia 1 sampai 2 tahun)
3. Hipotiroidisme kongenital, atau kreatinin disebabkan oleh kekurangan hormon tiroid
sebelum atau sesudah lahir.

Yang paling banyak ditemukan adalah hipotiroidisme primer. Oleh karena itu, umumnya
diagnosis ditegakkan berdasarkan atas TSH meningkat dan T4 menurun. Manifestasi klinis
hipotiroidisme tidak tergantung pada sebabnya.

8
G. KOMPLIKASI
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang di tandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa
menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga
menyebabkan koma.
Kematian dapat terjadi tanpa penggantian TH dan stabilisasi gejala.
Ada juga resiko yang berkaitan dengan terapi defisiensi tiroid, Resiko ini mencakup
penggantian hormon yang berlebihan, ansietas, atrofi otot, osteoporosis, dan fibrilasi
atrium.

H. PENATALAKSANAAN
Terapi selalu mencakup penggantian hormon tiroid dengan tiroksin sintetik.
Untuk goiter endemik, penggantian iodin dapat mengurangi gejala.
Apabila penyebab Hipotiroidisme berkaitan dengan tumor sistem saraf pusat,
hi[potiroidisme dapat diobati dengan kemoterapi, radiasi atau pembedahan.

I. PENCEGAHAN
Mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan cukup yodium
Menjaga pola hidup sehat supaya kelenjar tiroid tidak bekerja terlalu berlebih
maupun tidak bekerja bersama sekali
Jauhi stres,depresi,dan emosional
pola makan yang teratur dengan makanan bergizi seimbang
Kurangi aktifitas yang berlebih/aktifitas yang berat yang memacu kinerja
kelenjar tiroid yang meningkat
Hindari pajanan radiasi yang menyebabkan kanker tiroid

J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan dapat
mendiagnosis kondisi dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar
tiroid. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui fungsi tiroid biasanya menunjukkan
kadar T4 yang rendah dan kadar TSH yang tinggi.
2. Pemeriksaan fisik menunjukkan tertundanya pengenduran otot selama pemeriksaan reflex.
Penderita tampak pucat, kulitnya kuning, pinggiran alis matanya rontok, rambut tipis dan

9
rapuh, ekspresi wajahnya kasar, kuku rapuh, lengan dan tungkainya membengkak serta fungsi
mentalnya berkurang. Tanda-tanda vital menunjukkan perlambatan denyut jantung, tekanan
darah rendah dan suhu tubuh rendah. Pemeriksaan ronsen dada bisa menunjukkan adanya
pembesaran jantung.

ASKEP TEORI

A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Merupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa / ras, pendidikan, bahasa yang dipakai, pekerjaan, penghasilan dan alamat.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yaitu kurang energi, manifestasinya sebagai lesu, lamban bicara, mudah
lupa, obstipasi. Metabolisme rendah menyebabkan bradikardia, tidak tahan dingin, berat
badan naik dan anoreksia. Kelainan psikologis meliputi depresi, meskipun nervositas dan
agitasi dapat terjadi. Kelainan reproduksi yaitu oligomenorea, infertil, aterosklerosis
meningkat.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada orang dewasa, paling sering mengenai wanita dan ditandai oleh peningkatan laju
metabolik basal, kelelahan dan letargi, kepekaan terhadap dingin, dan gangguan menstruasi.
Bila tidak diobati, akan berkembang menjadi miksedema nyata.
Pada bayi, hipotiroidisme hebat menimbulkan kretinisme.
Pada remaja hingga dewasa, manifestasinya merupakan peralihan dengan retardasi
perkembangan dan mental yang relatif kurang hebat serta miksedema disebut demikian
karena adanya edematus, penebalan merata dari kulit yang timbul akibat penimbunan
mukopolisakarida hidrofilik pada jaringan ikat di seluruh tubuh.
4. Riwayat penyakit dahulu
Hipotiroidisme tidak terjadi dalam semalam, tetapi perlahan selama berbulan-bulan,
sehingga pada awalnya pasien atau keluarganya tidak menyadari, bahkan menganggapnya
sebagai efek penuaan. Pasien mungkin kedokter ketika mengalami keluhan yang tidak khas
seperti lelah dan penambahan berat badan. Dokter akan meminta pemeriksaan laboratorium

10
yang tepat, yaitu kadar T4 rendah dan TSH yang tinggi, sehingga diagnosis hipotirodisme
dapat diketahui pada tahap awal ketika gejalanya masih ringan.
5. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
- Ekspresi wajah tumpul
- Capek
- Mengantuk
- Berat badan meningkat
- Kelambanan mental
- Kurangnya pertumbuhan rambut
- Suara parau (seperti katak)
- Kulit bersisik
- Oedema seluruh tubuh
- Sakit kepala
- Mual
- Anoreksia
b. Palpasi
- Denyut nadi melemah
- Konstipasi
Auskultasi
- Detak jantung lambat
- Tekanan darah menurun
c. Perkusi
- Suara perut dullness
6. Pemeriksaan Per Sistem
a. Integumen
a) Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal
b) Pembengkakan, tangan, mata dan wajah
c) Tidak tahan dingin
d) Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
b. Muskuloskeletal
a) Volume otot bertambah, glossomegali
b) Kejang otot, kaku, paramitoni
c) Artralgia dan efusi sinovial

11
d) Osteoporosis
e) Pertumbuhan tulang terhambat pada usia muda
f) Umur tulang tertinggal disbanding usia kronologis
g) Kadar fosfatase alkali menurun
c. Neurologik
a) Letargi dan mental menjadi lambat
b) Aliran darah otak menurun
c) Kejang, koma, dementia, psikosis (gangguan memori, perhatian kurang, penurunan reflek
tendon)
d) Ataksia (serebelum terkena)
e) Gangguan saraf ( carfal tunnel)
f) Tuli perseptif, rasa kecap, penciuman terganggu
d. Kardiorespiratorik
a) Bradikardi, disritmia, hipotensi
b) Curah jantung menurun, gagal jantung
c) Efusi pericardial (sedikit, temponade sangat jarang)
d) Kardiomiopati di pembuluh. EKG menunjukkan gelombang T mendatar/inverse
e) Penyakit jantung iskemic
f) Hipotensilasi
g) Efusi pleural
e. Gastrointestinal
a) Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen
b) Obstruksi usus oleh efusi peritoneal
c) Aklorhidria, antibody sel parietal gaster, anemia pernisiosa
f. Renalis
a) Aliran darah ginjal berkurang, GFR menurun
b) Retensi air (volume plasma berkurang)
c) Hipokalsemia
g. Hematologi
a) Anemia normokrom normositik
b) Anemia mikrositik/makrositik
c) Gangguan koagulasi ringan
h. Sistem endokrin

12
a) Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore / masa menstruasi yang
memanjang, menoragi dan galaktore dengan hiperprolaktemi
b) Gangguan fertilitas
c) Gangguan hormone pertumbuhan dan respon ACTH, hipofisis terhadap insulin akibat
hipoglikemi
d) Gangguan sintesis kortison, kliren kortison menurun
e) Insufisiensi kelenjar adrenal autoimun
f) Psikologis / emosi : apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri, perilaku maniak
g) Manifestasi klinis lain berupa : edema periorbita, wajah seperti bula (moon face), wajah
kasar, suara serak, pembesaran leher, lidah tebal, sensitifitas terhadap opioid, haluaran urin
menurun, lemah, ekspresi wajah kosong dan lemah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif.
2. Perubahan suhu tubuh berhubungan dengan suhu rendah.
3. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal .
4. Kurangnya pengetahuan tentang program pengobatan untuk terapi penggantian tiroid seumur
hidup.
5. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi.
6. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status
kardiovaskuler serta pernapasan.

C.RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL


KRITERIA HASIL
1 Intoleran aktivitas Tujuan Atur interval waktu Mendorong
berhubungan dengan
- Meningkatkan antar aktivitas aktivitas sambil
kelelahan dan penurunan
proses kognitif. partisipasi untuk memberikan
dalam aktivitas meningkatkan kesempatan
dan istirahat dan untuk
kemandirian. latihan yang dapat mendapatkan
Criteria hasil di tolerir. istirahat yang
- Klien adekuat.

13
mendapatkan Bantu aktivitas Memberi
istrahat yang perawatan mandiri kesempatan
adekuat. ketika pasien pada pasien
- Klien mampu berada dalam untuk
beraktivasi keadaan lelah. berpartisipasi
sesuai dengan dalam aktivitas
kebutuhan atau perawatan
yang mandiri.
diinginkan. Berikan stimulasi
melalui percakapan Meningkatkan
dan aktifitas yang perhatian tanpa
tidak menimbulkan terlalu
stress. menimbulkan
stress pada
pasien.

Pantau respons
pasien terhadap Menjaga pasien

peningkatan agar tidak

aktititas. melakukan
aktivitas yang
berlebihan atau
kurang.

2 Perubahan suhu tubuh Tujuan Berikan tambahan Meminimalkan


berhubungan dengan suhu- Pemeliharaan lapisan pakaian kehilangan
rendah. suhu tubuh yang atau tambahan panas.
normal. selimut.
Criteria hasil
- Suhu tubuh Hindari dan cegah Mengurangi
klien dalam penggunaan risiko
rentang normal sumber panas dari vasodilatasi
(36,0-37,50 C) luar (misalnya perifer dan
bantal pemanas, kolaps vaskuler.

14
selimut listrik atau
penghangat).
Mendeteksi
Pantau suhu tubuh penurunan suhu
pasien dan tubuh dan di
melaporkan mulainya koma
penurunannya dari miksedema.
nilai dasar suhu
normal pasien.
Meningkatkan
Lindungi terhadap tingkat
pajanan hawa kenyamanan
dingin dan pasien dan
hembusan angin menurunkan
lebih lanjut
kehilangan
panas.

3 Konstipasi berhubungan Tujuan : Dorong Meminimalkan


dengan penurunan Pemulihan peningkatan kehilangan
gastrointestinal fungsi usus asupan cairan. panas.
yang normal.
Criteria hasil Berikan makanan
Meningkatkan
- Pola defekasi yang kaya akan
masa feses dan
klian dalam serat.
frekuensi buang
batas normal.
air besar.

Ajarkan kepada Untuk


klien, tentang peningkatan
jenis-jenis asupan cairan
makanan yang kepada pasien
banyak agar feses tidak
mengandung air. keras.
Memungkinkan

15
Pantau fungsi deteksi
usus. konstipasi dan
pemulihan
kepada pola
defekasi yang
normal.

Meningkatkan
Dorong klien untuk evakuasi feses.
meningkatkan
mobilisasi dalam
batas-batas
toleransi latihan.
4 Kurangnya pengetahuan Tujuan : Jelaskan dasar Memberikan
tentang program Pemahaman pemikiran untuk rasional
pengobatan untuk terapi dan penerimaan terapi penggantian penggunaan
penggantian tiroid seumur terhadap hormon tiroid. terapi
hidup. program penggantian
pengobatan hormon tiroid
yang di seperti yang
resepkan. diresepkan,
kepada pasien.

Uraikan efek
Mendorong
pengobatan yang
pasien untuk
dikehendaki pada
mengenali
pasien
perbaikan status
fisik dan
kesehatan yang
akan terjadi pada
terapi hormon
tiroid.

16
Bantu pasien Memastikan
menyusun jadwal bahwa obat yang
dan cheklist untuk di gunakan
memastikan seperti yang di
pelaksanaan sendiri resepkan.
terapi penggantian
hormon tiroid.
Berfungsi
Uraikan tanda- sebagai
tanda dan gejala pengecekan bagi
pemberian obat pasien untuk
dengan dosis yang menentukan
berlebihan dan apakah tujuan
kurang. terapi terpenuhi.

Meningkatkan
kemungkinan
bahwa keadaan
Jelaskan perlunya hipo atau
tindak lanjut hipertiroidisme
jangka panjang akan dapat di
kepada pasien dan deteksi dan di
keluarganya. obati.

5 Pola napas tidak efektif Tujuan : Pantau frekuensi Mengidentifikasi


berhubungan dengan Perbaikan seperti kedalaman, hasil
depresi ventilasi. status pola pernapasan, pemeriksaan
respiratorius dan oksimetri denyut dasar untuk
pemeliharaan nadi dan gas darah memantau
pola napas yang arterial. perubahan
normal. selanjutnya dan
mengevaluasi

17
efektifitas
intervensi.

Dorong pasien untuk


Mencegah
napas dalam dan
aktifitas dan
batuk.
meningkatkan
pernapasan yang
adekuat.

Berikan obat (hipnotik Pasien


dan sedatip) hipotiroidisme
dengan hati-hati. sangat rentan
terhadap
gangguan
pernapasan
akibat gangguan
obat golongan
hipnotik-sedatif.

Pelihara saluran napas Penggunaan


pasien dengan saluran napas
melakukan artifisial dan
pengisapan dan dukungan
dukungan ventilasi ventilasi
jika di perlukan. mungkin di
perlukan jika
terjadi depresi
pernapasan.

6 Perubahan pola berpikir Tujuan : Berikan stimulasi Memudahkan


berhubungan dengan Perbaikan proses lewat percakapan stimulasi dalam
gangguan metabolisme berpikir. dan aktifitas yang batas-batas
dan perubahan status tidak bersifat toleransi pasien

18
kardiovaskuler serta mengancam. terhadap stress.
pernapasan.
Jelaskan kepada pasien
Meyakinkan
dan keluarga
pasien dan
bahwa perubahan
keluarga tentang
pada fungsi
penyebab
kognitif dan
perubahan
mental merupakan
kognitif dan
akibat dan proses
bahwa hasil
penyakit .
akhir yang
positif di
mungkinkan jika
di lakukan terapi
yang tepat.

19
BAB III

PEMBAHASAN KASUS

KASUS

Ny. BG umur 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah, sesak nafas, tidak
tahan dingin, sembelit, kulit kering, sulit menelan dan tidak nafsu makan, bengkak-bengkak
pada sekitar mata & kaki, nyeri otot, nyeri sendi sudah dirasakan sejak 1 bulan yang lalu.
Suami pasien mengatakan pasien sering memporsis pekerjaannya sehingga mudah lelah,
mudah lupa. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan HR=50x/menit, TD=90/70mmHG,
RR=40x/menit, Suhu=360C, BB=60Kg, TB=153cm, serta didapatkan data rambut alis lateral
rontok, rambut mudah rapuh, bicara lamban, otot lembek, pasien tampak depresi, edema
ekstremitas, rambut rontok, kuku mudah patah, eksfotalmus, kulit kering, akral dingin, pucat,
edema wajah, TSH +2, cadangan tiroid +2, antibodi tiroid +/0, serum tiroksin +2, colesterol
+2, ECG +2.

Step 1

Klasifikasi Istilah

1. Obstipasi : Konstipasi parah dimana biasanya oleh terhalangnya


pergerakkan feses dalam usus ,sembelit.
2. Dsymenore : Adanya rasa nyeri pada saat haid / selama menstruasi
3. Edema Ekstremitas : Pembengkakan pada bagian anggota gerak
4. Anoreksia : Kurangnya nafsu makan ,Disertai mual dan muntah
5. Menoragia : Haid dengan perdarahan yang berlebihan,Kelainan pada saat
menstruasi
6. Eksfotalmus : Penonjolan abnormal pada bola mata
7. Nervositas : Gangguan pada persarafan
8. Obesitas : Kegemukan ,Kelebihan berat badan
9. Bradikardia : Detak jantung lambat,biasanya dibawah 60 x/m
10. Colesterol : Metabolik yang mengandung lemak
11. TSH : Tiroid stimulasi hormon
12. Serum Tiroksin : Kandungan tiroksin dalam darah ,Mengatur metabolisme
dalam tubuh dan perkembangan saraf.
13. Depresi : Gangguan persyarafan,Perasaan tertekan
14. ECG : Elektro kardio gram

20
Step 2

Klrifikasi Istilah

1. Mengapa pasien capek,tidak tahan dingin,kulit kering,lamban,muka seperti bengkak?.


2. Mengapa pasien rambut alis rontok,rambut rapuh,bicara lamban,berat meningkat?.
3. Mengapa pasien mudah lupa,serak,sesak,otot lembek,depresi,obstipasi,edema
ekstermitas,kesemutan,rambut rontok,pendengaran kurang?.
4. Mengapa pasien anoreksia,nervositas,kuku mudah patah,nyeri
otot,sendi,dada,eksfotalamus,menoragia,dysmenore,kulit kering?.
5. Mengapa pasien dingin,pucat,edema wajah,perifer,gerak lamban?.
6. Mengapa pasien reflexs menurun,bicara lamban,otot lembek,lidah tebal?.
7. Mengapa pasien suara serak,rambut rapuh,alis lateral rontok?.
8. Mengapa pasien suhu rendah,bradirkadia,eksoftalamus,obesitas,TSH +2,cadangan
tiroid +2,antibody tiroid +/0,serum tiroksin +2,cholesterol +2,ecg +2?.

Step 3
Hipotesis

Mengapa klien mengalami sesak ?

Karena adanya gangguan curah jantung dalam memompa darah keparu-paru akibat
kurangnya aktivitas metabolisme dalam sirkulasi sehingga kurangnya suplai O2 dalam darah
akibat terhambat pada pembuluh darah karena kadar kolesterol yang tinggi

Mengapa klien mengalami,anoreksi,bradikardia dan obesitas ?

Karena Penurunan hormon sekresi hormon kelenjar tiroid akan menurunkan laju
metabolisme basal akan mengganggu metabolisme lemak di mana akan terjadi peningkatan
kadar kolesterol. Meningkatnya Kadar kolesterol mengakibatkan pengendapan di pembuluh
darah sehinnga terjadi pengapuran pembuluh darah sehingga terjadi aterosklerosis yang
mengakibatkan penurunan curah jantung.

Mengapa klien mengalami serak ?

Karena ada kelainan pada kelenjar tiroid yang mengakibatkan terjadinya penekanan pada
pita suara dan sekitar kerongkongan

Mengapa klien mengalami rambut rontok,rapuh,kulit kering, alis lateral rontok dan
kuku mudah patah ?

Karena penurunan metabolisme sirkulasi dimana terjadinya penurunan darah membawa


nutrisi ke sel-sel hingga ke ferifer

Mengapa klien mengalami edem wajah, edem ekstermitas, dan eksfotalmus ?

21
Karena penumpukan mukopolisakardi yang membuat akumulasi mukopolisakarida dalam
jaringan subkutan meningkat dari intertitil ke ekstratitial kearah jaringan yang lebih berongga
yang memudahkan cairan menumpuk disana.

Mengapa klien mengalami Menoragia dan dysmenore ?

Karena kadar tiroksin yang menurun membuat sekresi hormon honadotrapim ikut menurun
sehingga terjadi hipogonadisme mengakibatkan penurunan libido, menorhagia, amenore serta
dysmenore.

Mengapa klien mengalami suhu rendah ?

Karena kadar tiroksin yang menurun mengakibatkan hipofise anterior terangsang sehingga
mengganggu termolegulasi yang ada dihipotelamus sehingga membuat toleransi terhadap
dingin menurun

Mengapa klien mengalami rasa capek, gerak lamban dan reflek menurun ?

Karena TSH yang membawa hormon T3 dan T4 ( Tiroksin dan triyodotironin ) serum
menurun mengakibatkan BMR ikut menurun sehingga suplai energi berkurang menyebabkan
klien cepat lelah, letih, serta reflek yang menurun.

ASUHAN KEPERAWATAN

A.PENGKAJIAN

1. Identitas klien

Nama : Ny.BG

Umur : 30 tahun

2. Keluhan utama : Mudah lelah, sesak nafas, tidak tahan dingin,sembelit, kulit
kering, sulit menelan & tidak nafsu makan. Bengkak-bengkak
pada sekitar mata & kaki, nyeri otot, nyeri sendi lamban, muka
seperti bengkak, rambut alis lateral rontok, rambut rapuh,
bicara lamban, berat meningkat, mudah lupa, serak, otot
lembek, pucat, akral dingin,

3. Riwayat kesehatan sekarang : hasil pemeriksaan fisik didapatkan


HR=50x/menit,TD=90/70mmHG,RR=40x/meni
t,Suhu=360C, BB=60Kg, TB=153cm TSH +2,
cadangan tiroid +2, antibodi tiroid +/0, serum
tiroksin +2, colesterol +2, ECG +2.

22
B. Analisa data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
1 Ds: klien mengeluh nyeri otot, sendi, Penurunan Intoleransi aktifitas
gerak lamban mekanisme
Do: klien tampak depresi, reflek pergerakan otot
menurun,
2 Ds: klien tampak sesak Penurunan curah Perubahan pola nafas
Do: - bradikardia jantung, bradikardia
- Suhu rendah
3 Ds: klien mengeluh anoreksia Penurunan Konstipasi
Do: obstipasi gastrointestinal
4 Ds: - - Perubahan suhu
Do: -suhu rendah tubuh
-pucat

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Intoleransi aktifitas b.d nyeri otot d.d gerak lamban, reflek menurun.
2. Pola nafas tidak efektif b.d bradikardia d.d sesak nafas
3. konstipasi b.d penurunan gastrointestinal d.d anoreksia
4. perubahan suhu tubuh b.d suhu rendah d.d tidakn tahan dingin

NCP

NO DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL
1 Intoleransi aktifitas b.d Tujuan: Atatur interval Mendorong
nyeri otot d.d gerak
- Meningkatkan waktu antar aktivitas sambil
lamban, reflek menurun
partisipasi dalam aktivitas untuk memberikan
aktivitas dan meningkatkan kesempatan untuk
kemandirian. istirahat dan mendapatkan
kriteria hasil: latihan yang istirahat yang
- Klien dapat di tolerir. adekuat.
mendapatkan

23
istrahat yang Memberi
B bantu aktivitas
adekuat. kesempatan pada
perawatan
- Klien mampu pasien untuk
mandiri ketika
beraktivasi sesuai berpartisipasi
dengan kebutuhan pasien berada dalam aktivitas
dalam keadaan
atau yang perawatan mandiri.
lelah.
diinginkan.
Meningkatkan
perhatian tanpa
terlalu
Berikan menimbulkan
stimulasi
melalui stress pada pasien.
percakapan
dan aktifitas Menjaga pasien
yang tidak agar tidak
menimbulkan melakukan
stress. aktivitas yang
berlebihan atau
kurang.
Pantau respons
pasien
terhadap
peningkatan
aktititas.

24

Anda mungkin juga menyukai