Oleh :
RACHMAN SAPUTRA, S.KEP
G1B217007
Dosen Pembimbing :
NS. YUSNILAWATI, S.KEP., M.KEP
NS. NURLINA, S.KEP., M.KEP
I. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan bagian penting dari program kesehatan dan
merupakan titik pusat sumber daya manusia mengingat pengaruhnya terhadap setiap
orang dan mencakup banyak aspek kehidupan sejak dalam kandungan sampai pada
kematian (Saifudin, 2003). Persoalan kesehatan reproduksi bukan hanya mencakup
wanita usia subur yang sudah menikah, namun mencakup pada setiap tahap dalam
lingkungan hidup mulai sejak masa kanakkanak, remaja, dewasa reproduktif baik
menikah maupun tidak hingga pada wanita menopause. Agar dapat melaksanakan
fungsi reproduksi secara sehat setiap wanita hendaknya terbebas dari kelainan atau
penyakit, baik langsung maupun tidak langsung mengenai organ reproduksi. Salah
satu kondisi diataas adalah adanya kanker pada organ reproduksi (Harahap, 2008)
Kanker serviks terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan selsel pada leher
rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum selsel tersebut menjadi selsel
kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh selsel tersebut. Perubahan sel
berubah menjadi selsel kanker (Ramli, dkk 2002 )
Di seluruh dunia, Kanker serviks adalah kanker yang paling sering menyerang
perempuan setelah kanker payudara, dan paling sering menyebabkan kematian pada
wanita. Setiap tahunnya sebanyak 490 ribu perempuan di dunia, dan 80% perempuan
di negara berkembang terdiagnosa menderita Kanker serviks. Di Indonesia penyakit
Kanker serviks saat ini menempati urutan pertama daftar kanker dan saat ini ada sekitar
100 kasus per 100.000 penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya. Sebanyak 41 kasus
baru dan 20 kematian akibat Kanker serviks ditemukan setiap harinya. Sedangkan
menurut data darii yayasan kanker Indonesia, kanker serviks telah menyebabkan 8000
yang datang ke rumah sakit, ditemukan dalam stadium lanjut. Insiden kanker serviks ini
meningkat sejak usia 2534 tahun dan menunjukkan puncaknya pada kelompok umur 45
54 tahun untuk seluruh Indonesia (Yatim F, 2005).
V. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan disajikan pada tabel berikut:
Penyuluh Sasaran
VII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Tahap persiapan-awal pelaksanaan :
a) Media sudah dipersiapkan, yaitu leaflet mengenai CA Serviks
b) Pemateri sudah siap dalam melakukan penyuluhan
c) Kewajiban Pengorganisasian
d) Penyaji
Mampu menyampaikan tujuan penyuluhan secara jelas
Mampu menjelasakan materi secara sistematis
Mampu menggunakan bahasa yang sesuai dengan audien
Mampu menjawab pertanyaan dari peserta
2. Evaluasi Proses
a) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b) Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c) Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan
sasaran.
d) Kehadiran peserta diharapkan 100% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a) Peserta penyuluhan mampu menjelaskan
kembali pengertian, penyebab, dan tanda gejala kanker serviks
mencapai 80%.
b) Peserta penyuluhan mampu menjelaskan
kembali diagnosa kanker serviks mencapai 75%.
c) Peserta penyuluhan mampu menjelaskan
kembali tentang pencegahan kanker serviks mencapai 75%.
MATERI PENYULUHAN
KANKER SERVIKS PADA WANITA USIA SUBUR
A. Pengertian
Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum yang
mengenai organ reproduksi wanita. Beberapa jenis human papilloma virus,
suatu infeksi menular seksual, mempunyai peran penting dalam kebanyakan
kasus kanker serviks.
Kanker leher rahim ( kanker servik ) adalah kanker yang terjadi pada
servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan pintu
masuk ke arah rahim yang terletak antara uterus ( rahim ) dengan liang vagina.
B. Penyebab
Pada umumnya, kanker bermula pada saat sel sehat mengalami mutasi
genetic yang mengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat
tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang teratur. Sel kanker tumbuh
dan bertambah banyak tanpa control dan mereka tidak mati. Adanya
akumulasi sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker
menginvasi jaringan sekitar dan dapat berkembang dan tersebar di tempat lain
di dalam tubuh (metastasis).
Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui. Faktor
ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks adalah
infeksi virus Huma Papilloma Virus (HPV). Lebih dari 95 % kanker serviks
berkaitan erat dengan infeksi HPV ditularkan melalui aktivitas seksual. HPV
tipe resiko rendah (tipe 6 & 11) hampir tak berisiko menjadi Ca Serviks, tapi
menimbulkan genital warts. Infeksi tipe risiko tinggi (tipe 16 & 18) mengarah
pada Ca Serviks (Hartono, 2000).
Dengan spekulum melihat leher rahim yang dipulas dengan asam asetat
3-5%. Pada lesi prakanker akan menampilkan warna berkankerk putih yang
disebut aceto white epithelum. Dengan tampilnya porsio dan berkankerk
putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA positif, sebagai tindak lanjut dapat
dilakukan biopsi. Jika penemuan tes IVA positif oleh bidan, maka di
beberapa negara bidan tersebut dapat langsung melakukan terapi dengan
cryosergury. Hal ini tentu mengandung kelemahan-kelemahan dalam
menyingkirkan lesi invasif. Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan,
salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah :
IVA negatif : Leher rahim normal.
IVA radang : Leher rahim dengan radang (servisitis), atau kelainan
jinak lainnya (polip leher rahim)
IVA positif = ditemukan berkankerk putih (aceto white epithelium).
Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skri-ning kanker leher rahim
dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Leher
rahim-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker leher rahim
in situ).
IVA Kanker leher rahim Pada tahap ini pun, untuk upaya
penurunan temuan stadium kanker leher rahim, masih akan bermanfaat
bagi penurunan kematian akibat kanker leher rahim bila ditemukan
masih pada stadium invasif dini (stadium IB-IIA).
Rujuk ke Rumah
Belum adanya IVA Positif Sakit
program deteksi Deteksi Dini
dini Kanker Kanker Serviks :
Serviks Dengan Kepuskesmas
IVA Terdekat
IVANegatif
DAFTAR PUSTAKA