Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTYROID

ASRIANI

NIM : PO7120421004

PRECEPTOR RUANGAN PRECEPTOR INSTITUSI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PALU
TAHUN 2021-2022
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTIROID

A. Pengertian

Hipertiroid adalah penyaakit yang disebabkan oleh penyakit

Graves yaitu jenis masalah autoimun yang menyebabkan kelenjar tiroid

untuk memproduksi terlalu banyak hormon tiroid. ( Toft, D. 2014)

Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau

gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh

kelenjer tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon

tiroksin dari iodium, maka iodium radiaktif dalam dosis kecil dapat

digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).

(NANDA NIC-NOC. 2013).

Hipertiroidisme adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid terlalu

aktif dan membuat berlebihan hormon tiroid. Kelenjar tiroid dadalah organ

yang terletak dibagian depan leher dan hormon ini yang mengontrol

metabolisme, bernapas, denyut jantung, sistem saraf, berat badan,suhu

tubuh, dan banyak fungsi lainnya dalam tubuh. Ketika kelenjar tiroid yang

terlalu aktif (hipertiroidisme) proses tubuh mempercepat dan mungkin

mengalami kegelisahan, kecemasan, denyut jantung yang cepat, tremor

tangan, keringat berlebihan, penurunan berat badan, dan masalah tidur,

antara gejala lainnya. (Aleppo, G. 2015)


B. Etiologi

Kelenjar tiroid membuat hormon tiroksin (T4) dan triiodothyronine

(T3) yang memainkan peran penting dalam cara fungsi seluruh tubuh. Jika

kelenjar tiroid membuat terlalu banyak T4 dan T3, ini didefinisikan

sebagai hipertiroid.

Penyebab paling umum dari hipertiroid adalah penyakit gangguan

autoimun Graves. Dalam gangguan ini, tubuh membuat antibodi (protein

yang dihasilkan oleh tubuh untuk melindungi terhadap virus atau bakteri)

yang disebut thyroid-stimulating immunoglobulin (TSI) yang

menyebabkan kelenjar tiroid membuat terlalu banyak hormon tiroid.

Penyakit Graves berjalan dalam keluarga dan lebih sering ditemukan pada

wanita.

Hyperteroid juga bisa disebabkan oleh nodular atau multinodular

gondok beracun, yang merupakan benjolan atau nodul pada kelenjar tiroid

yang menyebabkan tiroid untuk memproduksi berlebihan hormon tiroid.

Selain itu, radang kelenjar tiroid yang disebut tiroiditis-akibat virus atau

masalah dengan sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan sementara

gejala hipertiroid. Selain itu, beberapa orang yang mengonsumsi terlalu

banyak yodium (baik dari makanan atau suplemen) atau yang mengambil

obat yang mengandung yodium (seperti amiodaron) dapat menyebabkan

kelenjar tiroid untuk kelebihan hormon tiroid. (Aleppo, G. 2015)


Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu:

1. Penyakit Graves

Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan

merupakan penyebab hypertiroid yang paling sering dijumpai.

Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria.

Diduga penyebabnya adalah penyakit autoimun, dimana antibody yang

ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating

imunogirobulin (TSI anti bodies ), tyroid peroksidase antibodies

( TPO) dan TSA receptor antibodies ( TRAB ) pencetus kelainan ini

adalah stress, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan

kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir dimata, mata

dapat menonjol keluar hingga double vision.

2. Toxic Nodular Goite

Benjolan leher akibat pembesaran tyroid yang berbentuk biji padat,

bisa satu atau banyak. Kata toksik berarti hypertiroid, sedangkan

nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi

hormon tyroid yang berlebihan.

3. Produksi TSH yang Abnormal

Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan

sehingga merangsang tyroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.

4. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)

5. Konsumsi Yoidum Berlebihan


Bila konsumsi yang berlebihan bisa menimbulkan hypertiroid,

kelainan ini  biasanya timbul apabila sebelumnya sipasien memang

sudah ada kelainan kelenjar tyroid.

6. Minum obat hormon tyroid berlebihan

Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium

dan adapula orang yang minum hormon tyroid dengan tujuan

menurunkan bada hingga timbul efek samping. (NANDA NIC-NOC.

2013)

C. Manifestasi Klinis

1. Kelelahan atau kelemahan oto

2. Tremor tanga

3. perubahan suasana hati

4. Kegugupan atau kecemasan

5. Denyut jantung yang cepat

6. Jantung berdebar-debar atau denyut jantung tidak teratur

7. kekeringan kulit

8. kesulitan tidur

9. Penurunan berat badan

10. Peningkatan frekuensi buang air besar

11. Perubahan nafsu makan(penurunan atau peningkatan)

12. Sulit tidur (insomnia)

13. Berkeringat banyak

14. Mata melotot


15. Sesak napas

16. Kelumpuhan mendadak

17. Tremor

D. Patofisiologis

Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter

toksika. Pada berkaitan dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan

tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya

adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme konsentrasi

TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang

pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang

hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang

disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh

kelenjar hipofisis anterior. Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa”

mensekresikan hormone hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi

pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala

klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk

akibat dari sifat hormone tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju

metabolism tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme

yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami

kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus

otot sebagai akibat dari hipertiroidisme menyebabkan terjadinya tremor

otot halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita


mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardia atau

diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada system

kardiovaskuler. Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi

auroimun yang mengenai darah jaringan periorbital dan otot-otot

ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.


E. Pathway

F. Penatalaksanaan

Hipertiroidisme dapat diobati dengan obat-obat antitiroid yang

mengganggu produksi hormon tiroid (terutama methimazole,

propylthiouracil sekarang digunakan hanya untuk perempuan pada

trimester pertama kehamilan). Pilihan lain adalah terapi yodium radioaktif

untuk merusak sel-sel yang membuat hormon tiroid. Dalam kasus yang

jarang terjadi di mana wanita tidak menanggapi atau memiliki efek

samping dari terapi ini, operasi untuk mengangkat tiroid (salah satu bagian
dari seluruh kelenjar) mungkin diperlukan. Pilihan pengobatan tergantung

pada penyebab yang mendasari keparahan dan gejala , usia , apakah

sedang hamil, kondisi lain yang mungkin dimiliki, dan potensi efek

samping dari obat.

G. Pemeriksaan Penunjang

1. TSH serum (biasanya menurun

2. T3, T4 (biasanya meningkat)

3. Tes darah hormon tiroid

4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Menurut (wijaya, 2013) data yang perlu dikaji pada pasien hipertiroid

adalah

A. Pengkajian

a. Data Biografi : nama, umur, alamat, status, jenis kelamin,

tanggal masuk RS, diagnosa medis, keluarga yang dapat

dihubungi, catatan kedatangan.

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama

Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan badan

terasa lemas, sering gemetaran, keringat berlebih dan

jantung terasa berdetak cepat.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

Biasanya pada saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh

gemetaran, badan tersa lemas, mual, muntah, nafsu makan

berkurang, tidak bisa tidur.

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Biasanya penyakit bukan merupakan penyakit keturunan,

dan bisa juga ada anggoya keluarga yang Menderita penykit

yang sama seperti yang dialami pasien.

4) Riwayat Kesehatan Dahulu

Biasanya penyakit hipertiroid ini gejalanya timbul dalam

waktu yang lama dan belum dirasakan oleh pasien, dan


merupakan penyakit yang susah disembuhkan dan

membutuhkan pengobatan yang kontinu.

c. Data Dasar

1) Aktivitas dan Istirahat

Data Subjectif

a) Insomnia, sensifitas meningkat.

b)  Otot lemah, gangguan koordinasi

c) Kelelahan berat

Data Obyektif

a) Atrofi otot

2) Sirkulasi

Data subjectif

a) Palpitasi

b) Nyeri dada

Data obyektif

a)  Disritmia ( fibrilasi atrium ), irama galop, murmur.

b) Peningkatan tekanan darah, takikardi saat istirahat.

c)  Sirkulasi kolaps

3) Integritas ego

Data subjectif

a) Mengalami stres yang berat baik emosional maupun

fisik
Data obyektif

a) Emosi labil ( euforia sampai delirium ) depresi.

4)  Eliminasi

Data subjectif

a) Urin dalam jumlah banyak

b) Perubahan dalam feses :diare

5) Makan / minum

Data subjectif

a)  Kehilangan BB yang mendadak

b)  Nafsu makan meningkat, makan banyak, makan

sering, kehausan, mual, muntah.

Data obyektif

a)  Pembesaran tiroid, goiter

b) Edema non pitting terutama daerah pritibial

6) Sensori Neural

Data objectif

a)  Bicara cepat dan parau

b) Gangguan status mental dan perilaku seperti

bingung, disorentai, gelisah, peka rangsang, delirium,

Sikosi, stupor, koma.

c) Tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa

bagian tersentak- sentak.

d) Hiperaktif reflekstenon dalam ( RTD )


7) Nyeri / Kenyamanan

Data subjectif

a) Nyeri orbital, potofobia

8) Respirasi

Tanda :

a) Frekuensi pernafasan meningkat

b) Dipsnea

9) Keamanan

Data subjectif

a) Tidak toleransi terhadap panas, keringat berlebihan

b) Alergi terhadap iodium 9 mungkin digunakan pada

pemeriksaan

Data Obyektif

a)  Suhu meningkat diatas 37,4 °C, dia foresis.

b) Kulit halus hangat dan kemerahan, rambut tipis lirus

dan mengkilap

c)  Eksoptalmus: retraksi, iritas pada kongjungtiva dan

berair, pruritus, lesi eritema, (sering terjadi pada pretibial

yang menjadi sangat parah)

10) Seksualitas

Data subjectif

a) Riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid

b) Riwayat hipotiroidis, terapi hormon tiroid atau


pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap

pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan

tiroidektomi sebagian.

c) Riwayat pemberian insulin yang menyebabkan

hopiglikemia, gangguan jantung

B. Diagnosa Keperawatan

Menurut (wijaya, 2013) diangnosa keperawatan pada hipertiroid

adalah :

a) penurunan curah jantung b.d hipertiroid tidak

terkontrol, hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.

b) Keletihan b.d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan

energi, peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan

kimia tubuh

c) Defisit nutrisi b.d peningkatan metaboisme (peningkatan nafsu

makan / pemasukan dengan penurunan BB )

d) Cemas b.d faktor fisiologis, status hipermetabolik ( stimulasi

SSP ), efek pseudokate kolamin dari hormon tiroid.

C. Intervensi

Menurut (SIKI, 2017) berikut adalah intervensi dari hipertiroid

a) penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak

terkontrol, hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.


Tujuan kriteria hasil:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 kali 24 jam

diharapkan curah jantung adekuat yang sesuai kebutuhan tubuh

yang ditandai dengan TTV stabil, denyut nadi perifer normal,

pengisian kapiler normal, status mental baik, tidak ada

distrimia.

Intervensi :

1) Perawatan Jantung

Observasi

- Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung

(meliputi dispnea, kelelahan, edema, ortopnea, paroxysmal

dyspnea, peningkatan CVP)

- Identifikasi tanda/ gejala sekunder penurunan curah

jantung (meliputi peningkatan berat badan, hepatomegaly,

distensi vena jugularis, palpitasi, oliguria, batuk, kulit

pucat)

- Monitor tekanan darah

- Monitor intake dan output

- Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama

- Monitor saturasi oksigen

- Monitor keluhan nyeri dada

- Monitor EKG 12 Sadapan

- Monitor aritmia
Terapeutik

- Posisikan pasien semifowler atau fowler dengan kaki ke

bawah atau posisi nyaman

- Berikan diit jantung yang sesuai

- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup

yang sehat

- Berikan dukungan emosional dan spiritual

Edukasi

- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi

- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap

- Anjurkan berhenti merokok

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian antiaritmia bila perlu

- Kolaborasi pemberian medikasi sesuai indikasi

b) Keletihan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan

energi, pekaraksa dari saraf sehubungan dengan gangguan

kimia tubuh

Tujuan Kriteria Hasil:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan pasien dapat melakukan aktifitas secara mandiri,

ditandai dengan : menunjukan perbaikan kemampuan untuk

berpartisipasi dalam melakukan aktifitas


Intervensi :

1) Edukasi Aktivifas/Istirahat

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan

istirahat

- Jadwalkan pemberian Pendidikan Kesehatan sesuai

kesepakatan

- Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk

bertanya

Edukasi

- Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik / olahraga

secara rutin

- Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas

bermain dan aktivitas lainnya

- Anjurkan Menyusun jadwal aktivitas dan istirahat

- Ajarkan cara mengindentifikasi kebutuhan istirahat (mis,

kelelahan, sesak nafas saat aktivitas)

- Ajarkan cara mengindentifikasi target dan jenis aktivitas

sesuai kemampuan
c) Defisit Nutrisi b/d peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu

makan/ pemasukan dengan penurunan BB)

Tujuan Kriteria Evalusi :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan nutrisi adekuat, ditandai dengan : menunjukan BB

yang stabil di sertai dengan nilai laboratorium yang normal

yang terbebas dari tanda-tanda malnutrisi

Intervensi :

1) Manajemen Nutrisi

Observasi

- Identifikasi status nutrisi

- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan

- Identifikasi makanan yang disukai

- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient

- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric

- Monitor asupan makanan

- Monitor berat badan

- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik

- Lakukan oral hygene sebelum makan

- Fasilitasi menentukan pedoman diet

- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai

- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah kontsipasi


- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

- Berikan suplemen makanan jika perlu

- Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastric jika

asupan oral dapat ditoleransi

Edukasi

- Anjurkan pasien duduk jika mampu

- Ajarkan diet yang di programkan

Kolaborasi

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah

kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan

- Kolaborasi pemberian medikasi sesuai indikasi

d) Ansietas b/d faktor fisiologis, status hipermetabolik (stimulasi SSP),

efek peseudokatekolamin dari hormon tiroid

Tujuan Kriteria hasil :

Setelah di lakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam di

harapkan klien tidak cemas lagi dengan kriteria hasil : Tampak rileks,

Melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dilatasi, Mampu

mengidentifikasi cara hidup yang sehat

1) Reduksi ansietas

Observasi

- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah

- Identifikasi kemampuan mengambil keputusan

- Monitor tanda- tanda ansietas


Terapeutik

- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan

kepercayaan

- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan

- Pahami situasi yang membuat ansietas

- Dengarkan dengan penuh perhatian

- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

- Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan

- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang

akan datang

Edukasi

- Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin di alami

- Informasikan secara factual mengenai diagnosis,

pengobatan dan prognosis

- Anjurkan keluarga untuk tetap Bersama pasien

- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

- Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan

- Latih tehnnik relaksasi

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat antiansietas jika perlu


DAFTAR PUSTAKA

Allepo, G. (2015). Hyperthyroidism Overview Retrieved from www.


Endocrineweb.com 5 Februari 2015

Milas, K. (2014). Hyperthyroidism Symptoms. Retrieved from www.


Endocrineweb.com 5 Februari 2015

Milas, K. (2014). Hyperthyroidism Complication. Retrieved from www.


Endocrineweb.com 5 Februari 2015

 Norman, J. (2010). Hyperthyroidism Operactivity of the Thyroid Gland.


Retrieved from www. Endocrineweb.com 5 Februari 2015

 Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2013). NANDA NIC-NOC. (jilid 1 & 2).
Yogyakarta : MediaAction

Rehan, K. M. (2014). Papillary Thyroid Cancer Risk Factor. Retrieved from


www.
Endocrineweb.com 5 Februari 2015
Toft, D. J. (2014). Graves’ Disease Overview. Retrieved from www.
Endocrineweb.com 5 Februari 2015

Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Praktis berdasarkan Penerapan


Diagnosa Nanda, NIC NOC dalam Berbagai Kasus Jilid 1. Yogyakarta
Mediaction

NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2015-2017


Edisi 10. Jakarta : EGC
PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesi:
Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.
LAPORAN PRAKTEK PROFESI
DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD TORA BELO

Nama Mahasiswa : ASRIANI


Nim : PO7120421004
Tanggal Praktek : 16 Desember 2021

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kaleke
No RM : 047225
Dx. Medis : Hipertyroid

B. PENGKAJIAN
1. Keluhan utama :
Klien mengatakan nyeri pada bagian leher
2. Riwayat keluhan utama:
Klien mengatakansering kontrol di poliklinik sejak 3 bulan lalu, Klien
mengatakan nyeri pada leher sudah 1 minggi yang lalu, nyeri
bertambah bila beraktivitas , nyeri seperti ditusuk-tusuk,hilang timbul
dengan skala nyeri 5 (0-10) dan nyeri masih bisaa dikontrol.
3. Keluhan lain yang menyertai : klien mengatakan khawatir akan
penyakitnya dank lien selalu bertanya tentang penyakit yang dialami
klien
4. PEMERIKSAAN FISIK
BB sebelum sakit : 55 Kg
BB saat sakit : 49 Kg
Tinggi badan :155 cm
Kesadaran : Compost mentis
Ku : Baik
Tanda-tanda vital
TD : 140/80 mmHg
N : 95 x/menit
RR : 18x/menit
SB : 36 oC
BB : 48 Kg
1. Kepala dan rambut
Inspeksi : bentuk kepala bulat, bersih,warna rambut
hitam dan panjang sampai bahu, tumbuh merata
Palpasi : tidak teraba pembengkakan dikepala klien,
tidak ada nyeri tekan
2. Mata
Inspeksi : bentuk mata simetris kiri dan kanan,
menonjol, sklera nampak putih,
konjungtifa normal (merah muda), pupil
isokor
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada kedua bola
mata
3. Hidung
Inspeksi : bentuk rongga hidung simetris, tidak
tedapat deviasi septum, tidak ada cuping
hidung, tidak ada tanda-tanda infeksi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada hidung.

5. Telinga

Inspeksi : Tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada


tanda-tanda peradangan, fungsi pendengaran
baik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
6. Mulut
Inspeksi : bibir kecoklatan, keadaan gigi bersih dan
lengkap,tidak ada caries
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada area mulut
7. Leher
Inspeksi : Nampak membesar , ukuran 12 x 15 cm
Palpasi : terdapat nyeri tekan, dengan scala 5
8. Dada (jantung dan paru)
Inspeksi : pengembangan dada simetris, tidak terdapat
retraksi dinding dada, tidak menggunakan alat
bantu pernapasan, iktus cardis tidak tampak
Palpasi : pada dada tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada
massa, pada jantung iktus cardis teraba pada
area intercosta ke-5 mid klavikula kiri
Perkusi : bunyi paru terdengar sonor, bunyi jantung
redup.
Auskultasi : pada dada bunyi napas vesikuler, dan tidak ada
terdengar suara napas tambahan, pada jantung
terdengar seperti lup-dup ,(mur mur)
9. Abdomen
Inspeksi : tampak datar, tidak ada benjolan
Auskultasi : bising usus 10x/menit
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada bagian perut,
hepar tidak teraba
Perkusi : timpani
10. Genetalia/Anus
Inspeksi : tidak dilakukan pemeriksaan pada genetalia
11. Ekstremitas atas
Inspeksi : kedua tangan dapat digerakkan dan tremor saat
direntangkan kedepan, kekuatan otot 5 5
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,
CRT≤ 2 detik
12. Ekstremitas bawah
Inspeksi : kedua kaki dapat digerakkan,kekuatan otot
5 5
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,CRT ≤ 2 detik
13. Kulit
Inspeksi : turgor kulit baik

14. DATA PENUNJANG


a. USG
Grave,s Disease
b. Terapi medis
□ Thyrozol 10 mg 1 x 1
□ PTU 100 Mg 1x 1
□ Propanolo 10 Mg 1x1
c. Laboratorium
Tanggal : 15- 11- 2021
No/ jenis : Serum
Jenis
No Hasil Nilai rujukan
Pemeriksaan

1 TSH 0,4 – 4,2 iU/ml


2 FT4 112,39mmol/L 57,9 – 150,6 mmol

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1. Data subjectif Agen pencederan Nyeri akut


1. Klien mengatkan nyeri pada fisiologi;
leher Inflamasi
2. Klien mengatakan nyeri sudah
satu minggu
3. Klien mengatakan nyeri
seperti ditusuk-tusuk
4. Klien mengatakan nyeri
bertambah bila beraktivitas

Data objectif

1. Kes : Composmentis
Ku : Baik
Ttv
Td : 139/77 mmHg
N : 95x/menit
RR : 20x/menit
2. Nampak meringgis dan
Gelisah
3. Skala nyeri 5

2. Data subjectif Kurang terpapar Deficit


1. Klien mengatakan sumber informasi pengatahuan
khawatir tentang
penyakitnya
2. Klien selalu bertnya
tentang penyakit yang
dialaminya

Data Objektif

1. Klien tampak gelisah


2. Nampak apatis
RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA
TUJUAN IMPLEMENTASI EVALUASI
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri Rabu, 16-12-2021
dengan agen pencedera keperawatan 1 x 3 jam di 11:10 Pukul : 11.30
fisik; inflamasi harapkan nyeri akut menurun Observasi :
DS : dengan kriteria hasil : - Mengidentifikasi skla nyeri S:
- Keluhan nyeri menurun (5) Hasil : skala nyeri 5 - Klien mengatakan masih merasakan
1. Klien mengatkan
- Gelisah menurun (5) nyeri pada leher
nyeri pada leher
- Meringgis menurun (5) - Mengidentifikasi lokasi,
2. Klien mengatakan
- Frekwensi nadi membaik ( 5) karasteristik, durasi, O :
nyeri sudah satu
frekwensi,kualitas, intensitas nyeri - KU baik
minggu
Hasil : nyeri perut bagian - Nampak meringgis
3. Klien mengatakan
bawah,nyeri seperti ditusuk –tusuk, - Tanda-tanda Vital
nyeri seperti
,nyeri hilang timbul, nyeri saat TD : 140/80 MmHg
ditusuk-tusuk
BAK,,lama nyeri 3-5 menit Nadi : 85 x/ menit
4. Klien mengatakan
Pernapasan : 20 x/ menit
nyeri bertambah bila
- Mengdentifikasi respon nyeri non BB: 48 Kg
beraktivitas
verbal

DO:
Hasil : klien Nampak meringgis,

□ Ku : Baik gelisah A:

Ttv : Masalah belum teratasi

Td : 140/80mmHg Edukasi :

N : 95x/menit Mengajarkan tekhnik P :

RR : 20x/menit nonfarmakologi untuk mengurangi Intervensi dilanjutkan

BB : 48 kg rasa nyeri Observasi :

Nampak meringgis Hasil : - Identifikasi skla nyeri

dan Gelisah Mengajarkan klien teknik relaksasi - Identifikasi lokasi, karasteristik,

Skala nyeri 5 nafas dalam; menarik nafas lewat durasi, frekwensi,kualitas, intensitas

Anda mungkin juga menyukai