Anda di halaman 1dari 15

GRAVE DISEASE

Oleh:
Nyayu Balkis Putri P, S.Ked
712018035
Pembimbing : dr. Fahriza Utama, Sp.B., FINACS., FICS
PENDAHULUAN
Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada
leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan
kelenjar tiroid. Secara klinis struma dapat dibedakan menjadi
struma toksik dan struma non toksik (eutiroid). Struma toksik
sendiri dibagi menjadi struma diffusa toksik (Graves disease)
dan struma nodusa toksik (Plummer’s disease).
PENDAHULUAN

Angka kejadian hipertiroid yang didapat dari beberapa klinik di


Indonesia berkisar antara 44,44% – 48,93% dari seluruh
penderita dengan penyakit kelenjar gondok. Di AS diperkirakan
0,4% populasi menderita GD, biasanya sering pada usia di
bawah 40 tahun.
DEFINISI

Graves disease (GD) adalah penyakit otoimun dimana tiroid


terlalu aktif, menghasilkan jumlah yang berlebihan dari hormon
tiroid (ketidakseimbangan metabolisme serius yang dikenal
sebagai hipertiroidisme dan tirotoksikosis) dan kelainannya
dapat mengenai mata dan kulit.
ETIOLOGI DAN PREDISPOSISI
Disebabkan oleh autoantibodi tiroid (TSHR-Ab) yang mengaktifkan
reseptor TSH (TSHR), sehingga merangsang tiroid sintesis dan sekresi hormon,
dan pertumbuhan tiroid.
Faktor Predisposisi:
• Genetik
• Jenis Kelamin (Wanita)
• Status gizi
• Stress
• Merokok
• Infeksi
• Periode post partum
• Pengobatan sindroma defisiensi imun (HIV)
ANATOMI KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid pada manusia terletak tepat
di depan trakea. Hormon yang bersirkulasi
adalah tiroksin (T4) dan tri-iodotironin (T3).
Pengaturan sekresi hormon tiroid dilakukan
oleh TSH (thyroid-stimulating hormone) dan
adenohipofisis. Sintesis dan pelepasannya
dirangsang oleh TRH (Thyrotropin-releasing
hormone) dari hipothalamus. Berfungsi untuk :
• Pembentukan kalori
• Metabolisme karbohidrat
• Metabolisme protein
• Metabolisme lemak dan kolesterol
• Pertumbuhan
• Sistem saraf
PATOFISIOLOGI

Autoantibodi tiroid (TSHR-Ab)

kelenjar tiroid hiperaktif

Metabolisme meningkat

Palpitasi, takikardi, fibrilasi atrium, kelemahan, banyak keringat,


nafsu makan yang meningkat, berat badan yang menurun
DIAGNOSIS

1. Anamnesis
• Nervositas
• Kelelahan atau kelemahan otot-otot
• Penurunan berat badan sedang nafsu makan baik
• Diare
• Intoleransi terhadap udara panas
• Keringat berlebihan
• Perubahan pola menstruasi
• Tremor
• Berdebar-debar
• Penonjolan mata dan leher
DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan fisik
• Perbesaran kelenjar tiroid
• “Bruit sound” pada ujung bawah kelenjar tiroid.
• Tidak bisa mengangkat alis dan mengerutkan
dahi
• Mata jarang berkedip
• Memejam mata, tremor dari palpebra ketika mata
tertutup
• pasien sukar mengadakan dan mempertahankan
konvergensi
• Mata kelihatan menonjol keluar
DIAGNOSIS
3. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium
Kadar T4 & T3 meningkat (tirotoksikosis)
• Pemeriksaan Radiologi3
Foto Polos Leher  Mendeteksi adanya kalsifikasi, adanya
penekanan pada trakea, dan mendeteksi adanya destruksi tulang
akibat penekanan kelenjar yang membesar.
• Pemeriksaan Jarum Halus
Pemeriksaan sitologi nodul tiroid diperoleh dengan aspirasi jarum
halus. untuk menetapkan suspek diagnosis ataupun benigna.
TATALAKSANA

NON FARMAKOLOGI :
• Istirahat
Hal ini diperlukan agar hipermetabolisme pada penderita tidak makin meningkat.
• Diet
Diet harus tinggi kalori, protein, multivitamin serta mineral. Hal ini antara lain
karena : terjadinya peningkatan metabolisme, keseimbangan nitrogen yang
negatif dan keseimbangan kalsium yang negatif.
•  Obat penenang
Mengingat pada GD sering terjadi kegelisahan, maka obat penenang dapat
diberikan.
TATALAKSANA
1. Obat antitiroid
Dosis obat antitiroid dimulai dengan 300 - 600 mg perhari untuk PTU atau 30 - 60
mg per hari untuk MMI/carbimazole, terbagi setiap 8 atau 12 jam atau sebagai
dosis tunggal setiap 24 jam.
2. Yodium
Dosis 15 mg per hari dengan dosis terbagi yang diberikan 2 minggu sebelum
pembedahan. cairan Lugol dengan dosis 1/2 ml (10 tetes) 3 kali perhari yang
diberikan 10 hari sebelum dan sesudah operasi.
3. Beta-blocker
Propanolol
4. Tindakan pembedahan
Indikasi utama untuk melakukan tindakan pembedahan adalah mereka yang
berusia muda dan gagal atau alergi terhadap obat-obat antitiroid. Tindakan
pembedahan berupa tiroidektomi subtotal
KESIMPULAN
1. Graves Disease adalah penyakit otoimun dimana tiroid terlalu
aktif, menghasilkan jumlah yang berlebihan dari hormon tiroid
(ketidakseimbangan metabolisme serius yang dikenal sebagai
hipertiroidisme dan tirotoksikosis) dan kelainannya dapat
mengenai mata dan kulit.
2. Angka kejadian Graves Disease pada wanita sebanyak 5 kali lipat
daripada laki-laki dengan usia bervariasi antara 20-40 tahun
(perempuan: laki-laki dari kejadian 5:01-10:01).
3. Patogenesis Graves Disease, diduga peningkatan kadar hormon
tiroid ini disebabkan oleh suatu aktivator tiroid yang bukan TSH
yang menyebabkan kelenjar timid hiperaktif.
KESIMPULAN
4. Penegakan diagnosis meliputi anamnesia (keluhan yang
berhubungan dengan tirotoksikosis), pemeriksaan fisik
ditemukan gejala utama berupa goiter, opthalmopati, &
dermopati, dan pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan laboratorium (peningkatan kadar T3 dan T4)
dan pemeriksaan radiologi yang meliputi foto polos leher,
radio active iodine (RAI), USG, CT scan, dan MRI.
5. Pengobatan Graves Disease terdiri dari pengobatan umum
(istirahat, diet, dan obat penenang), pengobatan khusus
(obat antitiroid, yodium, penyekat beta, dan ablasi kelenjar
gondok).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai