Anda di halaman 1dari 25

REFERAT

HIPERTIROID
Oleh :
Hans Pangestu Simarmata 203307020012
Amalia Fajar 203307020013
Nursahfitri 203307020014
Al Annisa Fadhila Ainy 203307020055
Elza Fahliza Ismar 203307020079

Pembimbing :
dr. Brama Ihsan Sazli, Sp.PD-KEMD

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam RSU Royal Prima Medan 2021
ANATOMI KELENJAR TIROID
DEFINISI HIPERTIROID

Hipertiroid adalah peningkatan kadar hormon


tiroid bebas secara berlebihan yang beredar
dalam sirkulasi peredaran darah tubuh akibat
hiperaktivitas kelenjar tiroid yang ditandai
dengan peningkatan kadar free Thyroxine fT4,
Thyroxine (T4), free Triiodothyronine (fT3) atau
Triiodothyronine (T3) dan penurunan Thyroid
Stimulating Hormone (TSH).
ETIOLOGI HIPERTIROID

• Penyebab paling umum adalah autoimun


(penyakit graves)
• Toksik multinodular goiter
• Toksik nodul (adenoma)
ETIOLOGI HIPERTIROID
• Tiroiditis : sering dijumpai pada seorang dengan hipertiroid, diikuti suatu fase hipotiroid sampai
beberapa bulan, tiroiditis dapat diklasifikasikan menjadi :
– Infeksius tiroiditis
– Silent tioriditis : biasanya tanpa rasa sakit, biasanya terjadi setelah persalinan.
– Subakut tiroiditis : biasanya timbul rasa sakit
• Induksi obat hipertiroid (amiodarone)
• Konsumsi berlebihan levothyroxine
• Tingginya kadar HCG yang mirip dengan TSH, dan dapat menstimulasi kelenjar tiroid (dan menekan
TSH), contohya adalah:
– Akhir trimester pertama kehamilan
– Hiperemesis gravidarum
– Penyakit trophoblastik
– Adenoma pituitary yang mensekresi TSH berlebihan
EPIDEMIOLOGI
OUTREACH
Prevalensi penyakit hipertiroid pada
wanita adalah 0,5-2,0% dan 10 kali lebih
sering pada wanita dibanding pria.
Di Amerika Serikat prevalensi
hipertiroid diperkirakan 1,2% .
Pravelansi penyakit hipertiroid di
indonesia adalah 0,6% pada wanita dan
0,2% pada pria, dengan rincian pada usia
15-24 tahun 0,4%, usia 25-34 tahun
0,3%, dan sama/di atas 35 tahun 0,5%
(Riskesdas,2013).

Riskesdas,2013
KLASIFIKASI

Berdasarkan
Organ Pusat
Penyebab:

Hipertiroid Primer Hipertiroid Skunder


• Jika terjadi Hipertiroid karena berasal dari kelenjar tiroid itu • Jika penyebab dari hipertiroid berasal dari luar kelenjar tiroid.
sendiri. • Tumor hipofisis/hypothalamus
• Penyakit Graves • Pemberian hormone tiroid dalam jumlah banyak
• Toxic multinodular goiter
PATOFISIOLOGI

Regulasi Hormon Tiroid


PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
SISTEM GEJALA
Umum Tidak tahan udara panas, cepat Lelah ,
berat badan ↓
Gastrointestinal Kerap BAB, lapar, makan banyak, haus,
muntah
Muskular Malaise
Kulit Rambut rontok, berkeringat, silky hair dan
onikolisis
Psikis dan Saraf Labil, anxietas, tremor halus

Jantung Dispnea, hipertensi, palpitasi, takikardi

Tulang Osteoporosis, epifsis cepat menutup dan


nyeri tulang
Urogenital Oligomenore, amenore, libido↓,
Infertilitas

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III Edisi V. Jakarta Pusat: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2009.
DIAGNOSIS

Untuk mendiagnosis penyakit hipertiroid bisa


menggunakan indeks klinis Wayne’s dan New
Castle yang didasari oleh :
• Anamnesis dan Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang melalui laboratorium
dan Radiologi
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
Palpasi
Tingkat Tanda-tanda
“Normal” tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
“Tingkat IA” jika pembesaran kelenjar tiroid tidak tampak walaupun leher pada posisi
tengadah maksimum dan pembesaran kelenjar tiroid teraba ketika dipalpasi.
“Tingkat IB” pembesaran kelenjar tiroid terlihat jika leher pada posisi tengadah
maksimum dan pembesaran kelenjar teraba ketika dipalpasi.
“Tingkat II” pembesaran kelenjar tiroid terlihat pada posisi kepala normal dari jarak 1
meter.
“Tingkat III” pembesaran kelenjar tiroid tampak nyata dari jarak jauh (5-6 meter).

Auskultasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• TSH : Pada hipertiroid TSH akan rendah
• FT4 dan FT3 : Pada hipertiroid akan meningkat
• Ultrasound Scanning : metode dengan gelombang suara untuk
mendapatkan gambaran dan ukuran kelenjar tyroid
• Radioactive Iodine Uptake : Metode untuk mengukur berapa banyak
iodium radioaktif yang diserap oleh tubuh dalam periode tertentu.
• Fine Needle Cytology (FNAC): untuk menentukan jenis apakah sel benign atau malignant
ALUR DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
Menggunakan 3 metode : Obat anti tiroid, radioiodine dan tiroidektomi/pembedahan
1. Obat anti tiroid (OAT)
Sering dipakai dari golongan thionamide yaitu :
propylthiouracyl (PTU), methimazole (MMI) dan carbimazole (CBZ). Mekanisme kerja thionamide yaitu
menghambat kopling iodiotironin dan mengurangi biosintesis hormone tiroid.
• PTU
Lini pertama , Mekanisme kerja dengan menghambat perubahan T4 menjadi T3 di jaringan
tepi sehingga efektif dalam menurunkan hormon tiroid aktif dengan cepat.
PTU dosis 100mg setiap 8 jam
• MMI dan CBZ
Mempunyai lama kerja yang lebih panjang dan lebih berguna bila dinginkan terapi dengan
dosis tunggal.
MMI dosis 10-30mg/hari
CBZ dosis 14-40mg/hari
Pemeriksaan fungsi tes hormone tiroid sebaiknya di ulang lagi 3-4 minggu sejak awal treatment dan
penurunan dosis di lakukan berdasarkan level serum fT4 dan T3.
• Propanolol
20-40 mg setiap 6 jam bertujuan untuk menurunkan gejala-gejala hipertiroidisme seperti
palpitasi dan tremor.
2. Radioiodine
Banyak klinisi memberikan terapi iodium radioaktif kepada pasien setelah kondisi eutiroid tercapai
dengan thionamides. Diantara isotop radioaktif dari Iodium, I adalah yang paling sering diberikan. Isotop
ini akan secara cepat dan efisien diserap oleh kelenjar tiroid, dan pancaran yang bersifat destruktif sinar β
selanjutnya akan bekerja secara khusus pada jaringan-jaringan ini, dengan sedikit atau tanpa terjadi
kerusakan pada jaringan sekitar. Kelenjar tiroid mampu dihancurkan secara utuh oleh I dalam kurun
waktu 6-18 minggu.
PENATALAKSANAAN
Komplikasi utama terapi radioaktif adalah hipotiroidisme, yang akhirnya terjadi pada 80% atau lebih pasien yang
diobati secara adekuat. Indeks FT4 serum dan kadar TSH harus diikuti dan bila mereka menunjukkan terjadinya
hipotiroidisme, terapi pengganti yang tepat dengan levotiroksin 0,05- 0,2 mg/hari diberikan.
pada beberapa pasien, penyakit Graves yang "sudah habis" merupakan hasil akhir penyakit tiroid autoimun. Oleh
karena itu, semua pasien dengan penyakit Graves membutuhkan follow up seumur hidup untuk memastikan
bahwa mereka tetap dalam keadaan eutiroid.
3. Tiroidektomi (pembedahan)
Indikasi : kelenjar yang sangat besar atau goiter multinodular, adenoma toksik, hipertiroid yang sering kambuh
Tujuan pembedahan yaitu untuk mencapai keadaan eutiroid yang permanen. Dengan penanganan yang
baik, maka angka kematian dapat diturunkan sampai 0.
Pasien dipersiapkan dengan obat antitiroid sampai eutiroid (kira-kira 6 minggu). Sebagai tambahan,
mulai 2 minggu sebelum hari operasi, pasien diberikan larutan jenuh kalium iodida, 5 tetes 2 kali sehari.
Regimen ini secara empiris menunjukkan bahwa dapat mengurangi vaskularitas kelenjar dan
mempermudah operasi.
TERAPI KOMPLIKASI
1. Tirotoksikosis dan kehamilan
Pengobatan yang dianjurkan hanya pemberian obat antitiroid dan pembedahan.
PTU merupakan obat antitiroid yang digunakan, pemberian dosis sebaiknya serendah mungkin karena obat-obatan ini
menembus plasenta dan bisa berpengaruh pada fungsi dari kelenjar tiroid fetus.
Pembedahan dilakukan bila dengan pemberian obat antitiroid tidak mungkin. Sebaiknya pembedahan ditunda sampai
trimester I kehamilan untuk mencegah terjadinya abortus spontan.
2. Oftalmopati
Pengobatan hipertiroid diduga mempengaruhi derajat penkembangan Oftalmopati. Dapat diberikan terapi :
a. diindikasikan eksisi total kelenjar tiroid atau ablasi total kelenjar dengan iodin radioaktif
b. Istirahat dengan berbaring terlentang, kepala lebih tinggi untuk mengurangi edema preorbital
c. Mencegah mata tidak kering dengan salep mata atau larutan metil selulose 5%
d. Menghindari iritasi mata dengan kacamata hitam
e. Tindakan operasi
f. Dalam keadaan yang berat bisa diberikan prednison peroral tiap hari.
3. Krisis Tiroid
Krisis tirotoksikosis (thyroid strom) membutuhkan penanganan intensif. Kondisi seperti adanya panas badan,
delirium, takikardi, dehidrasi berat dan dapat dicetuskan oleh karena infeksi dan tindakan pembedahan.
Prinsip pengelolaan yakni mengendalikan tirotoksikosis dan mengatasi komplikasi yang terjadi.
Untuk mengendalikan tirotoksikosis dapat digunakan terapi kombinasi dengan dosis tinggi misalnya PTU 300
mg tiap 6 jam, larutan jenuh kalium iodida 10 tetes tiap 6 jam, propranolol 80 mg tiap 6 jam (IV 2-4 mg tiap 4
jam) dan dapat diberikan terapi suportif glukokortikoid (hidrokortison 300 mg). Sedangkan untuk mengatasi
komplikasinya tergantung kondisi penderita dan gejala yang ada. Tindakan harus secepatnya karena angka
kematian penderita ini cukup besar.
KOMPLIKASI

• Thyroid storm (pasien yang tidak diterapi dalam


waktu yang lama)
• Komplikasi kardiovaskuler (hormon tiroid
meningkatkan kecepatan jantung dan kekuatan
kontraksi)
PROGNOSIS

• Hipertiroid akibat toksik adenoma dan toksik multinodular goitre


bersifat permanen. Oleh karena itu, direkomendasikan untuk
normalisasi fungsi tiroid terlebih dahulu dengan obat anti tiroid
kemudian menggunakan terapi ablasi radioaktif iodine untuk
terapi definitif.
• Penderita dapat sembuh dan dapat kambuh apabila terdapat
gangguan dalam pengobatan.
THANKS
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai