Karsinoma Tiroid
Oleh :
Atrisia Ayuning Tyas, S.Ked
K1A1 14 067
Pembimbing :
dr. Mochammad Saiful, Sp.B (K) Onk
1
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui :
Pembimbing,
2
BAB I
PENDAHULUAN
bidang kedokteran, tetapi seringkali bergejala tidak khas ataupun ringan, sehingga
tiroid merupakan kelenjar endokrin yang paling besar pada tubuh manusia.
Karsinoma tiroid merupakan neoplasma yang berasal dari kelenjar tiroid yang
terletak didepan leher yang secara normal memproduksi hormon tiroid yang penting
dijumpai1.
Dalam tiga puluh tahun terakhir, kejadian karsinoma tiroid terus meningkat
secara global terutama di negara-negara maju seperti: Korea Selatan, Prancis, Italia,
dan Amerika Serikat. Misalnya, di Amerika Serikat, insiden meningkat dari 4,56 per
100.000 orang-tahun pada 1974–1977 menjadi 14,42 per 100.000 orang-tahun pada
tiroid merupakan sekitar 3-5% dari semua keganasan. Insidennya lebih tinggi di
Sekitar 4-8% nodul tiroid bisa ditemukan saat pemeriksaan fisik (palpasi daerah
leher) dan sekitar 13-67% bisa ditemukan saat pemeriksaan ultrasonografi, Nodul
3
Insidennya meningkat seiring dengan meningkatnya usia, dengan puncaknya
pada usia 21-40 tahun, wanita 2-4 kali lebih sering mengalami nodul ini dari pada
laki-laki3.
Secara klinis, antara nodul tiroid yang ganas dengan yang jinak sering sulit
sitologi preparat biopsi jarum halus atau histopatologi dari jaringan kelenjar tiroid
Radiasi daerah leher merupakan salah satu faktor resiko yang penting. Lebih
kurang 25% orang yang pernah menerima radiasi dileher pada usia muda suatu saat
tipe papilar. Risiko menderita karsinoma tiroid akibat radiasi biasanya juga
bergantung pada bergantung pada usia. Bila radiasi terjadi pada usia lebih dari 20
tahun, korelasi risikonya menjadi kurang bermakna. Masa laten mungkin lama sekali,
sampai puluhan tahun, seperti terlihat pada penduduk hiroshima dan penderita lain
relatif baik. Umumnya tergolong pada slow growing tumor dengan pertumbuhan dan
perjalanan penyakit yang lambat, serta morbiditas dan mortalitas yang rendah.
tiroid baru muncul dalam beberapa bulan dan timbul mendadak seperti pada
karsinoma tiroid anaplastik. Tetapi dapat pula mengalami nodul tiroid berpuluh tahun
dan memberi gejala klinis yang ringan saja seperti pada karsinoma tiroid papiler1,4.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI5
merah kecoklatan dengan konsistensi yang lunak.Kelenjar thyroid terdiri dari dua
buah lobus yang simetris.Berbentuk konus dengan ujung cranial yang kecil dan
ujungcaudal yang besar. Antara kedua lobus dihubungkan oleh isthmus, dan dari tepi
hyoideum. Pada umumnya lobus piramidalis berada di sebelah kiri linea mediana.
ini terdiri dari lobus dextra dan lobus sinestra yang terletak terhadap anterolateral
terhadap laring dan trachea. Kedua lobus dihubungkan oleh istmus yang biasanya
terletak didepan cartilagines tracheales II-III. Sebuah lobus pyramidalis dapat berasal
5
Gambar 1. Kelenjar Tiroid
ini terdapat selubung longgar yang berasal dari fascia pretrachealis fasciae cervicalis
terletak antara capsula fibrosa dan fascia pretrachealis fasciae cervicalis profundae.
Arteria thyroidea superior, cabang pertama arteria carotis externa, melintas turun ke
dibelakang sarung karotis (carotid sheat) dan mencapai aspek posterioir glandula
6
thyroidea. Arteria thyroidea inferior terpecah menjadi cabang-cabang yang
menembus fascia pretrachealis profundae dan memasok darah kepada kutub bawah
glandula thyroidea.
Tiga pasang vena thyroidea biasanya menyalurkan darah dari pleksus vena
pada permukaan anterior glandula thyroidea dan trachea. Vena throidea superior
menyalurkan darah dari kutub atas; vena thyroidea media menyalurkan darah dari
bagian tengah kedua lobus, dan vena thyroidea inferior menyalurkan darah kedua
kutub bawah. Vena thyroidea superior dan inferior kedalam vena brachiocephalica.
lobul, sering kali mengitari arteri-arteri, dan behubungan dengan anyaman pembuluh
limfe kapsular. Dari sini pembuluh limfe menuju nodi lymphiodei cervicalis
7
dan melintas ke nodi lymphoidei cervicales profundi. Beberapa pembuluh limfe dapat
ganglion cervicales medium dan ganlion cervicales inferius. Saraf-saraf ini mencapai
glandula thyroidea melallui nervus cardiacus, nervus laryngeus inferior, serta nervus-
B. FISIOLOGI6
Bentuk aktif hormon ini adalah triiodotironin (T3), yang sebagian besar berasal dari
konversi hormone T4 di perifer dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh kelenjar
tiroid. Iodide anorganik yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku
hormone tiroid. Sel kelenjar tiroid secara aktif melakukan transportasi yodium
kedalam sitoplasmanya. Zat ini dipekatkan kadarnya menjadi 30-40 kali sehingga
bentuk organiknya dan selanjutnya menjadi bagian dari tirosin yang terdapat dari
menjadi MIT atau dengan DIT yang lain akan menghasilkan T3 atau T4 yang
sedangkan sisnya tetap berada di dalam kelenjar dan kemudian mengalami deiodinasi
yang selanjutnya menjalani daur ulang. Dalam sirkulasi, hormone tiroid terikat dalam
8
protein, yaitu globulin pengikat tiroid (thyroid binding-globulin, TBG) atau
C. PATOGENESIS
tiroid berkaitan dengan banyak faktor, baik genetik maupun lingkungan, diperkirakan
1. Faktor genetik
multiple tipe 2 yang berkaitan dengan mutasi protoonkogen di sel germ line;
baru-baru ini juga dilaporkan suatu sindrom karsinoma tiroid papilar famlial,
meskipun lokus genetik untuk entitas ini belum diketahui. Baik mutasi loss-of-
9
gen PTEN pada penyakit Cowden (Sindrom hematom multiple), berkaitan dengan
protoonkogen RET juga pernah dilaporkan pada beberapa kasus karsinoma tiroid
medular dan papilar yang sporadik. RET sering mengalami pengaktifan pada
karsinoma tiroid papilar karena letaknya yang berdekatan dengan gen lain yang
aktif secara konstitutif (produksi fusi yang terbentuk dari tata ulang somatik pada
RET ini secara generik dikenal sebagai RET/PTC. Baru-baru ini, ditemukan
tiroid. Faktor ini menyebabkan fusi gen untuk faktor transkripsi tiroid PAX8 ke
cukup spesifik untuk karsinoma folikular tiroid, proses malekular ini hanya
diekspresikan oleh 20% tumor. Mutasi inaktivasi gen TP53 jarang ditemukan
pada kanker tiroid yang berdifrensiasi (papilar atau folikular) teTapi pada kanker
anaplastik.
2. Radiasi Pengion
sejumlah lesi dikepala dan leher pada bayi dan anak, termasuk pembesaran tonsil
reaktif, akne, dan tinea kapitis. Sampai 9% orang yang mendapat terapi semacam
beberapa dekade setelah pajanan. Selain itu, insidensi karsinoma tiroid meningkat
10
secara substansial pada mereka yang selamat dari bom atom dijepang dan mereka
yang terpajan radiasi pengion setelah bencana reaktor nuklir chernobyl. Sebagian
besar kanker yang muncul dalam situasi ini adalah kanker tiroid papilaris dan
pada beberapa kasus karena daerah dengan gondok endemik akibat defisiensi
karsinoma. Meskipun sebagian besar tidak semua limfoma tiroid muncul dari
tiroiditis yang sudah ada, tidak ada bukti yang mengisyaratkan bahwa tiroiditis
kelenjar tiroid normal, tumor jinak dan tumor ganas tiroid terdapat reseptor
11
D. KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI DAN SISTEM TNM4,7
a. Karsinoma folikulare
b. Karsinoma papilare
a. Fibrosarkoma
b. Lain-lain
12
Stadium Klinis
13
E. PATOLOGI DAN MANIFESTASI KLINIK4,8,11
1. Adenokarsinoma Papilar
85% kasus dari seluruh keganasan pada kelenjar tiroid. Karsinoma tipe ini dapat
terjadi pada semua umur, dengan puncak kejadian pada usia 40-49%. Karsinoma
ini merupakan karsinoma tiroid yang bersifat kronik, tumbuh lambat dan
mempunyai prognosis yang paling baik diantara jenis karsinoma tiroid lainnya.
Walaupun telah ada metastase limfogen di leher dengan pengobatan yang baik,
dapat dicapai ketahanan hidup sampai 20 tahun atau lebih. Tumor ini merupakan
bentuk utama karsinoma tiroid yang berkaitan dengan riwayat terpajan radiasi
pengion. Karena tumbuh lambat dan penyebarannya di luar tiroid juga lambat,
penanganan lain. Faktor yang membuat progonosis baik adalah usia dibawah 40
usia diatas 45 tahun serta grade tumor T3 dan T4. Tumor ini jarang bermetastasis
tidak berkapsul, berbatas tegas dengan jaringan tiroid normal, kadang didapatkan
didapatkan pada kedua lobus. Sebagian besar disertai pembesaran kelenjar getah
14
Gambar 4 . adenokarsinoma Papiler
Sebagian massa tak nyeri di leher, baik dalam tiroid maupun sebagai
kekelenjar getah bening leher saja, tampaknya tidak banyak berpengaruh pada
prognosis tumor ini yang umumnya baik. Pada sebagian kecil pasien, telah terjadi
karsinoma papiloma adalah indolen, dengan angka harapan hidup 10 tahun hingga
85%. Secara umum, progonosis jauh lebih buruk pada pasien lanjut usia dan
2. Adenokarsinoma Folikular
dari semua kasus). Tumor ini biasanya timbul pada usia yang lebih tua dari pada
karsinoma papilar paling sering pada usia 50-59 tahun dan jarang terjadi pada usia
kuranh dari 30 tahun, dan jarang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun. Angka
15
kejadiannya lebih jarang dari pada kejadian karsinoma papilar, yaitu 5-20% dari
meyakinkan bahwa karsinoma folikular berasal dari adenoma yang sudah ada.
Kadang ditemukan adanya tumor soliter besar ditulang seperti ditengkorak atau
16
yodium 131 dapat digunakan. Bila masih ada tumor yang tersisa ataupun
cukup baik.
soliter yang “dingin”. Pada kasus yang jarang, tumor ini mungkin
ke paru, tulang dan hati. Metastasis kekelenjar regional jarang terjadi, berbeda
berdiferensiasi lebih baik dapat terangsang oleh TSH, pasien biasanya diterapi
3. Adenokarsinoma Medular
kelenjar tiroid, sering sebagai bagian dari multiple endocrine neoplasia dan
neuroendokrin yang berasal dari sel parafolikel atau sel C, tiroid. Seperti sel C
berperan penting dalam diagnosis dan tindak lanjut pasca operasi pasien.
adenokarsinoma medular berbatas tegas dan keras pada perabaan. Tumor ini
17
didapat pada usia diatas 40 tahun, tetapi juga ditemukan pada usia diatas 40
tahun, tetapi juga ditemukan pada usia yang lebih muda bahkan pada anak,
karsinoma medular.
karena tumor ini bukan berasal dari sel folikular, tetapi dari sel parafolikuler
disfagia atau suara serak. Pada beberapa kasus, manifestasi awal disebabkan
oleh sekresi hormon peptida (misal diare akibat sekresi VIP. Yang jelas
18
hipokalsemia bukan merupakan gambaran, meskipun kadar kalsitonin
deteksi dini tumor pada kasus familial. Seperti dijelaskan nanti, semua
satunya temuan histologik pada potongan tiroid dari karier asimptomatik ini
secara dini.
4. Adenokarsinoma Anaplastik
yang paling agresif. Tumor ini terutama timbul pada usia lanjut, terutama
wanita. Pada umumnya berawal dari pembesaran kelenjar tiroid yang sudah ada
dalam waktu lama, tiba-tiba membesar dengan cepat disertai nyeri yang menjalar
19
ketelinga dan suara parau. Tumor ini sangat ganas, terdapat terutama pada usia
Sebagian tumor terjadi pada struma nodosa lama yang kemudian membesar
dengan cepat. Tumor ini sering disertai nyeri dan nyeri alih kedaerah telinga dan
sudah terjadi penyusupan kejaringan sekitarnya, sperti laring, faring, dan esofagus
meninggal dalam waktu satu tahun sejak pertama kali didiagnosis. Insular
karsinoma merupakan salah satu varian karsinoma anaplastik yang lebih baik dari
pada bentuk klasik. Karakteristik sel insular karsinoma yaitu sel yang membentuk
pulau-pulau. Pada anamnesis ditemukan struma yang telah diderita cukup lama
dan kemudian membesar dengan cepat, disertai nyeri dan penekanan terhadap
atau infitrasi jaringan ke organ dan struktur. Salah satu gejala yang mungkin
timbul adalah suara parau pada penderita struma nodosa yang sudah lama, maka
biasanya sudah tidak mungkin lagi sehingga hanya dapat dilakukan biopsi aspirasi
jarum halus (FNAB) atau biopsi insisi, untuk mengetahui jenis karsinoma. Satu-
20
satunya terapi yang bisa diberikan adalah radiasi eksternal dengan atau tanpa
dalam waktu enam bulan sampai satu tahun setelah diagnosis. Karsinoma
terjadi, tetapi umunya kematian terjadi dalam waktu kurang dari satu tahun akibat
F. Pemeriksaan penunjang8,10,12
1. Pemeriksaan laboratorium
TSH dalam plasma. Kadar T4/FT4 serum total tepat mencerminkan fungsi
menginterpretasi kadar T4, dan sampai tingkat tertentu berlaku untuk kadar
T3. Kadar TBG dapat berubah pada kehamilan atau pada pengobatan dengan
yang peka untuk hipotiroidisme karena kadar inbi meningkat sebelum terjadi
penurunan kadar T4
2. Pemeriksaan radiologis
21
a. Pemeriksaan roentgen untuk melihat dorongan, tekanan, dan penyempitan
membedakan ganas atau jinaknya suatu nodul tiroid jika belum terjadi
3. Pemeriksaan Ultrasonografi
yang teraba pada palpasi maupun yang tidak, USG dilakukan untuk
22
4. Pemeriksaan sidik tiroid
dikenal dengan adanya nodul dingin, yaitu nodul yang menangkap atau sedikit
menangkap yodium sama banyak dengan sel kelenjar normal, dan nodul panas
halus (fine needle aspiration biopsy, FNAB). Cara pemeriksaan ini cukup
keganasan dalam nodul tiroid, dan dianggap sebagai cara diagnosis yang lebih
Biopsi insisi tidak dianjurkan pada karsinoma tiroid yang masih layak bedah.
Biopsi aspirasi jarum harum halus (FNAB) merupakan cara diagnosis yang
dibidang sitologi. Akan tetapi, walaupun merupakan test yang akurat dengan
biaya yang murah dan sering tanpa komplikasi, biopsi aspirasi jarum halus
23
a) Ketidakmampuan biopsi aspirasi jarum halusuntuk memberikan diagnosis
6. Pemeriksaan histopatologis
24
7. PENATALAKSANAAN NODUL TIROID3,4
tiroid tersebut suspek maligna atau suspek benigna. Bila nodul tersebut suspek
maligna dibedakan atas apakah kasus tersebut operabel atau inoperabel. Bila kasus
yang dihadapi inoperabel maka dilakukan tindakan biopsi insisi dengan pemeriksaan
histopatologi secara blok parafin. Dilanjutkan dengan tindakan debulking dan radiasi
eksterna atau khemoradioterapi. Bila nodul tiroid suspek maligna tersebut operabel
a. Lesi jinak.
b. Karsinoma papilare
Dibedakan atas risiko tinggi dan risiko rendah berdasarkan klasifikasi AMES.
c. Karsinoma folikulare.
d. Karsinoma medulare.
e. Karsinoma anaplastik.
25
2) Bila tidak memungkinkan, cukup dilakukan tindakan debulking
26
Bagan 2. Penatalaksanaan Alternatif Nodul Tiorid
inoperabel. Bila inoperabel tindakan yang dipilih adalah dengan radioterapi eksterna
permukaan tubuh ( LPT ). Bila kasus tersebut operabel dilakukan penilaian infiltrasi
kelenjar getah bening terhadap jaringan sekitar. Bila tidak ada infiltrasi dilakukan
tiroidektomi total( TT) dan “ Functional RND”. Bila ada infiltrasi pada n.Ascesorius
dilakukan TT + RND standar. Bila ada infiltrasi pada vena Jugularis interna tanpa
27
Bagan 3. Penatalaksanaan Kanker Tiroid dengan Metastasis Regional
Dibedakan terlebih dahulu apakah kasus yang dihadapi berdiferensiasi baik atau
dengan sidik seluruh tubuh, bila respon (+) dilanjutkan dengan terapi supresi /
subtitusi.
Syarat untuk melakukan radiasi interna adalah: tidak boleh ada jaringan tiroid
normal yang akan bersaing dalam afinitas terhadap jaringan radioaktif. Ablatio
jaringan tiroid itu bisa dilakukan dengan pembedahan atau radio ablatio dengan
jaringan radioaktif .
28
Bila respon (-) diberikan khemoterapi adriamicin. Pada lesi metastasisnya,
1) Mual, muntah
29
3) Hipotiroidi permanen
4) infertilitas
2) Kardiotoksik
3) Granulositopeni
4) Alopesia
c. Akibat Operasi :
1) Perdarahan.
tube dicabut. Sumber bisa dari arteri atau vena besar yang robek. Pasien
disebabkan oleh oozing dari vena-vena kecil. Perdarahan atau hematom makin
30
Gejala yang timbul adalah penderita sukar mengontrol suara nada tinggi,
melemahnya suara ini terjadi akibat pemendekan pita suara oleh karena
melakukan ligasi pembuluh darah pada kutub atas kelenjar tiroid maka
dibawahnya.
Obstruksi terjadi karena perdarahan, edema laring dan paralisis vocal cords.
Edema laring, vocal cords dan uvula mengakibatkan jalan napas inadekuat
umumnya disebabkan oleh hipotiroidism berat yang tidak diterapi, namun bisa
4) Hipoparatiroid
setelah operasi tapi terkadang terjadi lebih lambat. Gejalah dapat berupa
31
dengan tekanan diantara tekanan venous dan arterial). Gejalah dini dari
Terapi untuk pasien dengan tetani atau symptom yang berat lainnya adalah
injeksi calcium glukonas 1 ampul iv, 5-10 menit. Untuk symptom moderat
atau calcium kurang dari 7 mg/dl drips dalam 4-8 jam. Infuse ini dapat
diulang jika diperlukan. Bila symptom ringan calcium oral diberikan 2 gram
perhari. Jika pasien masih hipokalsemik berikan recatrol dimulai 0,25 mg dua
dibawah 1 persen.
32
DAFTAR PUSTAKA
Bandung: PERABOI
2019;10:4236.
6. Sherwood Lauralee. 2009. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC
7. Benedikt. Dkk. 2017. Differentiated Thyroid Cancer Treatment: State of the Art.
Surgery;2015:31-34
9. Oka Kosuke, Shien Tadahiko, Otsuka Fumio. 2018. Thyroid follicular carcinoma
33
10. Wu When-Chi, dkk. 2019. Efective Lenvatinib Treatment Complicated with
11. Zhang Lili, dkk. 2019. Papillary thyroid carcinoma with hyperthyroidism and
12. Lintong M. Poppy, Sambuaga Maria. 2010. Karsinoma Noduler Tiroid. Jurnal
13. Ito Yasuhiro, Miyauchi Akira. 2012. Prognostic Factors of Papillary and
Thyroid Research;2012:1-12
14. Afriani D. Yusi, Ratunanda Sintasari. 2016. Early Diagnosis and Current
34