LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Umur : 34 Tahun
Agama : Islam
Suku : Tolaki
Pekerjaan : PNS
B. ANAMNESIS
G2P1A0 datang dengan keluhan sesak nafas sejak ±4 hari yang lalu yang
dirasa semakin memberat. Keluhan ini baru dialami saat hamil. Sesak nafas
disertai dengan nyeri kepala (+), pusing (-), mual (-), muntah (-), nyeri ulu
hati (-). Pelepasan berupa lender (+), darah (-), dan air - air (-). Hipertensi (-),
Diabetes mellitus (-), Asma (-), Alergi (-). Riwayat haid : Pasien haid tiap
3. Riwayat obstetrik
a. I/2016/Aterm/Bidan/Spontan/Perempuan/3600 gr/Sehat
b. II/2018/Kehamilan sekarang
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Sakit berat, Composmentis
Tanda Vital
TD Nadi Pernafasan Suhu
180/110 mmHg 120 x/Menit 44 x/Menit 37,2 0C
Status Generalis
Kepala Normosefal, deformitas (-)
Mata Konjuntiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher Pembesaran KGB, JVP dalam batas normal
Thoraks Inspeksi
Simetris kiri = kanan. Deformitas (-)
Palpasi
Nyeri tekan (-), massa (-), vokal fremitus dalam batas normal
Perkusi
Sonor kiri = kanan
Auskultasi
Bunyi nafas vesikuler, Rhonki +/+, Wheezing -/-
Jantung Inspeksi
Iktus kordis tidak tampak, deformitas (-)
Palpasi
Nyeri tekan (-), massa (-), ictus cordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi
Batas jantung kesan normal
Auskultasi
Bising jantung (-)
Abdomen Inspeksi
Cembung, ikut gerak nafas
Auskultasi
Peristaltik usus meningkat
Palpasi
Nyeri tekan (-), defans muskular (-), massa (-)
Perkusi
Pekak hepar (-)
Ekstremitas Edema +/+
Status obstetric
Pemeriksaan luar Leopold 1
TFU 4 jari dibawah processus xipoideus
Leopold 2
Punggung janin terletak disebelah kanan
Leopold 3
Bagian terbawah janin adalah kepala
Leopold 4
Bagian terbawah janin belum masuk PAP
Pemeriksaan dalam vagina “ Tidak dilakukan pemeriksaan “
(PDV)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
4. USG
5. EKG
E. RESUME
datang dengan keluhan sesak nafas sejak ±4 hari yang lalu yang dirasa semakin
memberat. Keluhan ini baru dialami saat hamil. Sesak nafas disertai dengan nyeri
kepala (+), pusing (-), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-). Pelepasan berupa
lender (+), darah (-), dan air - air (-). Hipertensi (-), Diabetes mellitus (-), Asma (-
), Alergi (-). Riwayat haid : Pasien haid tiap bulan dengan interval waktu 28 – 30
hari dengan lama 4 – 5 hari. Riwayat ANC : Pasien rutin melakukan pemeriksaan
Agustus 2018.
dengan TD 180/110 mmHg, Nadi 120 x/Menit, Pernafasan 44 x/Menit, dan Suhu
37,20C. Kepala, jantung, abdomen dalam batas normal. Thoraks ditemukan bunyi
nafas vesikuler (+/+), dengan bunyi tambahan Rhonki (+/+), ekstremitas
3 Bagian terbawah janin adalah kepala Leopold 4 Bagian terbawah janin belum
masuk PAP.
12,8 g/dL, dan HCT 39,2 %. Kimia darah : GDS 114 mg/dL, Ureum 46 mg/dL,
Creatinin 0,5 U/L, SGOT 21 U/L, SGPT 12 U/L. Urinalisis : Protein +3, Eritrosit
F. DIAGNOSA KERJA
G. TATALAKSANA
H. FOLLOW UP
Laboratorium
WBC 19,00
HGB 11,4
PLT 335
GDS 124
Ur/Cr 124/0,9
GOT/GPT 15/14
Elektrolit
Na 131,2
K 4,63
Cl 105,1
TINJAUAN PUSTAKA
A. PREEKLAMPSI BERAT
1. PENDAHULUAN
2. EPIDEMIOLOGI
ras, sosial ekonomi, dan beberapa parameter lain seperti paritas dan umur.
risiko hipertensi.2
3. PATOFISIOLOGI
ibu dalam penyakit ini. Jika terdapat masalah adaptasi imunologis pada
tropoblas, akan menyebabkan masalah pada perfusi trofoblas, dengan
oksigen reaktif, aktivasi sistem inflamasi ibu, percepatan proses apoptosis sel
(VEGF) dan placental growth faktor (PGF), dan soluble antiangiogenic faktor
sistem koagulasi.3
perdarahan massif.3
(eklampsi) atau strok. Pasien dengan kondisi parah, terutama eklampsi harus
4. MANIFESTASI KLINIK
berat, termasuk gangguan penglihatan, nyeri kepala hebat, nyeri perut bagian
atas. 4 dari 14% wanita dengan preeklampsi datang dengan HELLP sindrom
40% kejang eklampsi terjadi sebelum kelahiran, kira – kira 18% terjadi lebih
ginjal atau hati, HELLP sindrom, atau komplikasi lain dari hipertensi.4
5. DIAGNOSIS
peningkatan tekanan darah dan proteinuria. Gejala lain dari preeklampsi berat
sianosis.4
6. MANAGEMENT
Salah satu terapi pencegahan yang cukup efektif untuk saat ini dikenal
hanya dilakukan pada wanita dengan risiko tinggi, dimana aspirin mengurangi
Salah satu literature di Portugal juga mengatakan bahwa aspirin juga dapat
diberikan pada wanita yang memiliki lebih dari satu risiko. Langkah pencegahan
dengan konsumsi kalsium rendah (<600 mg/hari), pada kasus ini WHO
pada wanita hamil dengan preeklampsi ringan dimana tekanan darah antara
140/90 sampai 150/100 mmHg, pengawasan medis merupakan salah satu yang
antihipertensi harus diberikan jika SBP >150 – 160 mmHg, atau jika DBP >100 -
110 mmHg.
cepat dan menyebabkan hipoperfusi organ maternal dan menganggu aliran darah
uteroplacenta.
1. Preeklampsi ringan
αadregenic reseptor agonist juga efektif dan aman pada ibu hamil. NICE
(National Institute for Health and Care Excellence) and NHS (National Health
2. Preeclampsia berat
perawatan rumah sakit dan monitoring lebih lanjut. Terapi antihipertensi harus
mulai diberikan, dan dokter harus segera memeriksa tanda – tanda eklampsi
yang akan terjadi (jika dibutuhkan harus dimulai terapi anti konvulsan).
menit, diikuti dosis antara 20 – 80 mg setiap 10 menit (max 300 mg) sampai
adalah adrenergic antagonist α1 dan β1, aman digunakan selama hamil pada
hipertensi berat. Obat tidak digunakan pada pasien asma, alternative adalah
maupun nifedipin.
3. Eklampsi
digunakan sebagai alternative. Obat ini memiliki mortalitas lebih besar pada
janin dan ibu sehingga digunakan bila magnesium tidak mempan. Di Portugal,
indikasi.
Eklampsi
Magnesium Sulfat
Loading Dose Maintenantce Dose “Booster Dose”
(Jika perlu)
- 4-6 gr IV, infuse - 2-3 gr IV - 2 gr IV infuse
lambat (20 menit) - 8 dari 10 mL ampul (50 lambat
- 2-3 dari 10 mL mg/mL) dalam 1000 mL - 1 dari 10 mL
ampul (20 mg/mL) larutan fisiologis atau ampul (20
dalam 100 mL glukosa mg/mL) jika
larutan fisiologis - Perfusi 50 – 75 mL/Jam, kejang
- Perfusi 200 – 300 pertahankan selama 24 berulang
mL/Jam jam setelah kelahiran atau
kejang terakhir
diberikan.
4. Kortikosteroid
preterm. Terapi ini khusus digunakan dan penting pada bayi premature,
7. KOMPLIKASI
1. Eklampsi
2. HELLP Sindrom
3. Liver rupture
4. Edema paru
dan alveolar paru. Berkomplikasi sekitar 0,05% pada kehamilan risiko rendah
A. PENDAHULUAN
alveoli yang dapat menganggu pertukaran gas didalam paru – paru yang berujung
mortalitas pada kehamilan. Edema paru akut ditandai dengan sesak nafas tiba –
tiba yang disertai dengan agitasi dan manifestasi klinis serius lainnya.
plasma, kardiak output, nadi, dan permeabilitas kapiler dan penurunan tekanan
normal, penurunan tekanan osmotic plasma berkisar 22 mmHg saat aterm dan 16
mmHg saat kelahiran (18 mmHg aterm dan 14 mmHg post partum berkomplikasi
pada preeklampsi). Berkurangnya tekanan koloid setelah kelahiran dapat
kristaloid berlebihan. Hal ini dapat menjelaskan sekitar 70-80% kasus edema paru
terjadi setelah kelahiran. Factor pemberat lainnya adalah magnesium sulfat, yang
C. DIAGNOSIS
Analisa gas darah dan foto thorax dapat membantu diagnosis. Pada pasien
menit untuk memulai dieresis. Jika respon tidak terlihat dalam 30 – 50 menit,
perlu.
5. Posisi (elevasi) kepala ibu dan dada untuk memperbaiki ventilaasi dengan
preeklampsi berat dengan edema paru merupakan indikasi untuk kateterisasi arteri
hemodinamik invasive. Jika edema paru refrakter pada pengobatan awal atau jika
disertai oligouri, insersi kateter arteri pulmonal dan rawat intensif harus
dipertimbangkan. Pada pasien edema paru berat, ventilasi mekanis mungkin lebih
baik.
DISKUSI KASUS
datang dengan keluhan sesak nafas sejak ±4 hari yang lalu yang dirasa semakin
memberat. Keluhan ini baru dialami saat hamil. Sesak nafas disertai dengan nyeri
kepala (+), pusing (-), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-). Pelepasan berupa lender
(+), darah (-), dan air - air (-). Hipertensi (+) pasien kontrol teratur, Diabetes mellitus
(-), Asma (-), Alergi (-). Riwayat haid : Pasien haid tiap bulan dengan interval waktu
dengan TD 180/110 mmHg, Nadi 120 x/Menit, Pernafasan 44 x/Menit, dan Suhu
37,20C. Kepala, jantung, abdomen dalam batas normal. Thoraks ditemukan bunyi
masuk PAP.
12,8 g/dL, dan HCT 39,2 %. Kimia darah : GDS 114 mg/dL, Ureum 46 mg/dL,
Creatinin 0,5 U/L, SGOT 21 U/L, SGPT 12 U/L. Urinalisis : Protein +3, Eritrosit
3. Ramos J, Sass N, and Costa S. 2017. Preeclampsia. Rev Bras Ginecol Obstet. Vol
39(9) hal 496-512