Anda di halaman 1dari 17

PAPILOMA PAYUDARA

06/01/2021
Department of Breast Surgery, Breast Health Unit, Mater Misericordiae University
Hospital, Dublin, Ireland

Department of Breast Radiology, Breast Health Unit, Mater Misericordiae


University Hospital, Dublin, Ireland
PENDAHULUAN
Papiloma payudara adalah lesi pada payudara yang memiliki karakteristik
adanya perubahan pada papillary baik secara gross ataupun pemeriksaan
mikroskopik.
Perubahan mikroskopik yang dimaksud : adanya gambaran seperti daun lebar,
stroma yang melimpah, dan sel epitel yang mengandung sel luminal dan
mioepitel,

Lesi papiloma pada payudara terbagi atas Benign Papillomas dan Invasive
Papillary Carcinomas.

Papilloma pada payudara terdiri dari : solitary intraductal papillomas, multiple


papillomas, papilomatosis dan juvenil papilomatosis.
Papiloma intraductal adalah tumor payudara jinak pada saluran
payudara, yang diklasifikasikan sebagai lesi precursor berisiko
tinggi.

Papiloma intraductal membentuk <10% lesi payudara jinak


dan <1% tumor payudara yang ganas.

Papiloma intraductal dapat terjadi pada setiap usia kehidupan,


akan tetapi umumnya dijumpai pada usia 35-55 tahun.

Faktor predisposisi terjadinya papilloma intraductal adalah :


penggunaan kontrasepsi, terapi pengganti hormone dan
paparan esterogen seumur hidup, serta Riwayat keluarga.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan
Penelitian yang baru-baru ini diterbitkan peningkatan keganasan dan peranan potensial untuk
menyebutkan bahwa tingkat keganasan meningkat managemen non operatif pada populasi yang
mulai dari 0% hingga 8,9%. bergejala yang terdiagnosis dengan papilloma tanpa
atypia pada biopsy jarum
METODE

Peneliti melakukan peninjauan retrospektif dengan mengikuti secara prospektif database dari semua biopsy jarum yang
dilakukan pada pasien yang dirujuk oleh dokter mereka dengan berpusat pada gejala payudara antara Juli 2008 dan Juli 2018
Peneliti memilih semua kasus papilloma intraduktal benigna yang didiagnosis dengan jarum biopsy
Eklusi:
- Keganasan atau atipia pada biopsy jarum
- Pasien dengan riwayat kanker payudara sebelumnya dan atau adanya mutasi genetic sebagai predisposisi kanker
payudara
- Data kanker lain pada riwayat sebelumnya
HASIL

 Peneliti mengidentifikasi 173 kasus papilloma yang didiagnosis dengan biopsy jarum antara Juli 2008 dan Juli2018.

 5 memiliki keganasan pada biopsy inisial dan 13 memiliki atipia pada core biopsy, 155 lainnya dengan papilloma tanpa
atipia
 9 orang pada kasus ini tidak dapat diikuti lagi setelah biopsy karena melanjutkan pengobatan di rumah sakit.

 Setelah mengekslusi beberapa pasien, total 138 kasus yang dapat dianalisis
KARAKTERISTIK PASIEN

Paling banyak

- Rata-rata umur pada presentasi kasus ini adalah 51. 12,


berkisar 20-94 tahun
- Tidak ada jenis kelamin laki-laki dalam grup penelitian ini
FINAL PATHOLOGI

 Secara keseluruhan, 124 (89,8%) pasien dipilih di eksisi untuk mendapatkan diagnosis pasti. Dari jumlah tersebut, 129
(96,77%) pasien menjalani eksisi bedah dan 4 (3,23%) menjalani eksisi dengan bantuan vacuum.
 Sisa 12 (8,70%) pasien ditangani secara konservatif

 Dari 124 yang menjalani eksisi, tidak ada yang mengalami karsinoma invasif., tetapi 3 ditemukan memiliki DCIS pada
histologi akhir yang memberikan peningkatan 2,4%.
Peneliti tidak menemukan hubungan yang signifikan antara
peningkatan dan keluarnya cairan dari puting, bloody nipple
discharge, adanya benjolan yang teraba, atau temuan
radiologis yang mencurigakan
HASIL PASIEN

 Dari kasus-kasus dengan DCIS pada histologi akhir, pasien A memiliki DCIS 28 mm, dengan margin inferior positif dan
kemudian dilanjutkan dengan operasi untuk memotong margin asli diikuti dengan radiasi adjuvant.
 Akhirnya disimpulkan sebagai invasif T1N0 ER PR positif grade II karsinoma musinosa setelah eksisi local luas dan
biopsy nodus sentinel. Pasien menjalani radiasi adjuvant dan tamoxifen.
 Pasien B ditemukan memiliki DCIS 25 mm derajat rendah-sedang. Pasien menjalani mastektomi dengan biopsy kelenjar
getah bening
 Pasien C memiliki DCIS 30 mm derajat rendah, dengan DCIS < 1mm dari eksisi margin. Pasien ini menjalani eksisi
margin ualng diikuti dengan radioterapi.
RINGKASAN HASIL AKHIR PASIEN YANG DITINGKATKAN MENJADI KEGANASAN
DISKUSI

Javier et al, melakukan tinjauan retrospektif dari 104 kasus papilloma intraduktal tanpa atipia yang
ditangani di satu pusat dari tahun 2000 hingga 2004. Tingkat peningkatan ke atipia, in situ, atau
karsinoma invasif ditemukan 16,4%, direkomendasikan bahwa papilloma tanpa atipia harus di eksisi.
DISKUSI
Tatarian et al, juga meninjau 119 kasus secara retrospektif papilloma intraductal tanpa atipia,
63% di eksisi. Peningkatan menjadi karsinoma in situ terlihat pada 2,7% pasien dan 21%
dengan atipia. Direkomendasikan bahwa semua lesi papiler intraduktal di eksisi.

Rizzo et al, juga merekomendasikan untuk eksisi semua lesi papiler setelah di
lakukan tinjauan retrospektif terhadap 276 pasien.

Han et al, mempublikasikan penelitian terhadap 511 kasus IDP tanpa atipia
dimana 398 dirawat dengan eksisi bedah. Hanya 0,8 % ditingkatkan menjadi
keganasan dan 4,4% resiko tinggi.

Swapp et al, meninjau secara retrospekif 299 papilloma, dimana 77 pasien


ditangani dengan pembedahan dan dilaporkan tidak ada peningkatan baik
dalam kelompok eksisi ataupun surveilans setelah masa pengawasan 36 bulan.
DISKUSI
 Swapp dan Han et al, menyarankan dalam penelitian mereka bahwa untuk lesi asimtomatik yang kecil
<1,5 cm atau yang telah diambil sampelnya dengan bantuan vacuum, eksisi bedah tidak diperlukan.
 Hal ini serupa dengan rekomendasi Richter Ehrenstein et al, bahwa lesi kecil tanpa bukti atipia dapat
ditindak lanjutin secara radiologi tanpa eksisi.
 Han et al, menemukan bahwa setelah mengeluarkan pasien secara klinis mengenai massa yang teraba,
tidak ada pasien yang ditingkatkan menjadi keganasan.
 Pareja et al, juga berusaha mengidentifikasi predictor peningkatan pada eksisi. Di antara 189 kasus
papilloma intraduktal tanpa atipia yang didiagnosis, 4 lesi (2,3%) ditingkatkan menjadi DCIS setelah
dilakukan eksisi
DISKUSI

 Secara histori, bloody nipple discharge telah menjadi penyebab perhatian yang signifikan kepada pasien dan dokter.
Hanya sedikit bukti dalam literature yang mendukung hal ini. Selain peningkatan resiko keganasan, keluarnya cairan
dari puting juga menyebabkan distress pada pasien.
 Tatarian et al mengikuti 119 pasien yang dikelola secara konservatif rata-rata 32 bulan, 1 (2,3%) berkembang
menjadi invasive pada sisi payudara lainnya 6 bulan setelahnya. Swapp et al, pada 147 pasien dengan papipola
dirawat secara konservatif dan mengikutinya selama 36 bulan.
 Tidak ada perkembangan yang dilaporkan dan mereka juga merekomendasikan penatalaksanaan konservatif
papilloma tanpa tampilan atipia pada pasien dengan pencitraan dan biopsi

06/01/2021
KESIMPULAN
• Pasien dengan diagnosis papilloma jinak tanpa atipia pada biopsy
memiliki resiko rendah untuk berkembang menjadi keganasan pada hasil
akhir patologi.
• Disarankan bahwa observasi mungkin merupakan alternative yang aman
pada eksisi dengan kasus tertentu.

Anda mungkin juga menyukai