Anda di halaman 1dari 34

BAGIAN ILMU BEDAH LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN Maret 2021


UNIVERSITAS HALU OLEO

CLOSE FRAKTUR CLAVICULA SINISTRA

Oleh :
Dimitra Liany, S. Ked
K1A1 14 013

Pembimbing :
dr. Moh. Rizal Alisi, M.Kes., Sp.OT

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :


Nama : Dimitra Liany
NIM : K1A1 14 013
Judul : Fraktur Klavikula
Bagian : Ilmu Bedah
Fakultas : Kedokteran

Telah menyelesaikan pembacaan Laporan Kasus dalam rangka


kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Halu Oleo pada Januari 2021.

Kendari, Maret 2021.


Pembimbing

dr. Mohammad Rizal Alisi, Sp. OT

2
LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
Nama : Tn. AF
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Asrama Yonif
No. RM : 1 07 75 22
Tanggal masuk : 03 Desember 2020

B. Primary Survey (Kamis, 03 Desember 2020, Pukul 13.00 WITA)


Airway : Clear
Breathing : 20 x/menit, regular, simetris kanan kiri,
thoracoabdominal type
Circulation : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit, kuat angkat, regular
Disability : GCS : compos mentis (E4M6V5)
Pupil : isokor
Refleks cahaya : (+)
Exposure : 36,80C

C. Secondary Survey (Kamis, 03 Desember 2020, 13.15 WITA)


Anamnesis
Keluhan utama : Nyeri bahu kiri
Anamnesis terpimpin : Dialami sejak 3 jam sebelum datang ke Rumah
sakit akibat terbentur di kamar mandi.
MoT : Pasien terjatuh dikamar mandi akibat tidak sengaja menginjak
pinggiran kamar mandi sehingga pasien terjatuh dan bahu kiri
pasien terbentur.

HoT :- Riwayat pingsan saat terjatuh (-)

3
-Riwayat mual muntah (-)
- Riwayat konsumsi alkohol (-)
- Riwayat penanganan sebelumnya (-)
- Tangan yang dominan adalah tangan kanan

Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
Gizi : Baik
2. Tanda Vital
Tekanan darah :120/80 mmHg
Nadi :80 x/menit, reguler, kuat angkat
Pernapasan :20x/menit, reguler, simteris kiri dan kanan
Suhu :36,8oC/aksila
VAS : 8/10
3. Status Present
Kepala : Dalam batas normal
Mata : Dalam batas normal
Leher : Dalam batas normal
Thoraks : Dalam batas normal
Jantung : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Alat genitalia : Dalam batas normal
Ekstremitas Superior : Udem pada shoulder joint sinistra
Ekstrmitas Inferior : Dalam batas normal
4. Status Lokalis Shoulder Joint Sinistra
Inspeksi : Deformitas (-), swelling (+), hematoma (-)
Palpasi : Nyeri tekan (+)
ROM : Aktif dan pasif terbatas karena nyeri pada adduksi lengan kiri
terhambat

4
NVD : Sensibilitas normal, pulsasi A. radialis teraba, CRT ≤ 2 detik.

D. Foto Klinis

E. Pemeriksan Penunjang
Darah rutin (04/12/2020)
 WBC : 12.0 x 103/ul
 RBC : 4,72 x 10 6/ul
 HB : 13,9 g/dL
 HCT : 38,8 %
 PLT : 176 x 103/ul

Foto Shoulder sinistra posisi AP/Lateral (04/12/2020)

5
- Aligment os clavicula tidak lurus
- Fraktur 1/3 middle os clavicula
- Soft tissue swelling
- Kesan : Fraktur 1/3 middle os clavicula sinistra

F. Resume

Pasien Tn.Af usia 25 tahun datang dengan keluhan nyeri pada shoulder
joint sinistra yang dirasakan 3 jam sebelum datang ke Rumah sakit akibat
terajatuh dikamar mandi. MoT: pasien terjatuh dikamar mandi akibat tidak
sengaja menginjak pinggiran kamar mandi sehingga pasien terjatuh dan bahu
kiri pasien terbentur. HoT : riwayat penanganan sebelumnya (-). Tangan yang
dominan adalah tangan kanan. Pada pemeriksaan fisik tanda vital VAS 8
(nyeri berat), status lokalis pada regio shoulder joint sinistra tampak edema (+)
dan nyeri tekan (+), ROM : gerakan aktif dan pasif terhambat karena nyeri
pada gerakan adduksi lengan kiri tidak terhambat. Pemeriksaan darah rutin
didapatkan dalam batas normal. Radiologi shoulder sinistra posisi AP/lateral
kesan fraktur 1/3 middle clavicula sinistra.

G. Diagnosa Kerja

6
Close Fraktur Clavicula Sinistra

H. Diagnosis Banding
- Dislocation shouler joint sinistra
- Fraktur costa 1 sinistra
- Fraktur sternum

I. Terapi
a. Non Farmakologi
a. Rest : pasien dianjurkan untuk beristirahat.
b. Immobilization : Menjelaskan pada pasien untuk tidak menggerakan
secara ekstremitas yang mengalami cedera dan dilakukan pemasangan
arm sling.
c. Ice Compress disekitar edema untuk mengurangi nyeri
d. Edukasi :
- Sarankan pasien jangan diurut
- Jika pasien menolak, informed consent tentang dapat terjadinya
keterbatasan aktifitas fisik
- Jaga gizi dan hygiene

b. Farmakologi
a. Cairan kristaloid
b. Antibiotik
c. Analgetik
d. Antagonis reseptor H2
e. Konsul dokter spesialis orthopedi

J. Follow Up

7
Hari/tanggal Perjalanan penyakit Planning
S : Nyeri pada bahu kiri T:
O: a. Cairan kristaloid
TD : 120/80 mmHg b. Antibiotik
N : 80x/m, regular kuat c. Analgetik
angkat d. Antagonis reseptor
P : 20x/m H2
03/12/2020 S : 36,8° C e. Ice compress
VAS : 8/10
Pemfis :
Inspeksi Regio Shoulder Joint
sinistra: Udem (+)
A : PH1 Close Fraktur
Clavicula Sinistra
T:
S: Nyeri post operasi a. Cairan kristaloid
O: b. Antibiotik
TD : 110/70 mmHg c. Analgetik
N : 82x/m d. Antagonis reseptor
04/12/2020
P : 20x/m H2
S : 36,6°C e. Ice compress
VAS : 6/10 f. Pemasangan arm
A : PH2, Post ORIF ec Close sling
Fracture Clavicula Sinistra

05/12/2020 S : Nyeri post operasi T:


O: a. Cairan kristaloid
TD : 120/80 b. Antibiotik
N : 78x c. Analgetik
P : 18 d. Antagonis reseptor
S : 36,7 H2
VAS : 4/10 e. Ice compress

8
A : PH3, POH1 post ORIF ec f. Pemasangan arm
Close Fraktur Clavicula sling
Sinistra
S :- T:
O : TD : 110/70 - Aff Infus
N : 80 - Terapi Oral ( Antibiotik,
P : 20 analgetik, antagonis
06/12/2020 S : 37,8 reseptor H2)
VAS : 4/10 - Boleh Pulang
A : PH4 POH2 post ORIF ec
Close Fraktur Clavicula
Sinistra

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

9
Fraktur atau patah tulang adalah gangguan atau terputusnya kontinuitas
dari struktur tulang. Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah
tulang dengan dunia luar. Fraktur terbuka adalah fragmen tulang meluas
melewati otot dan kulit, dimana potensial untuk terjadi infeksi7.
Fraktur clavicula adalah terputusnya hubungan tulang clavicula yang
disebabkan oleh trauma langsung dan tidak langsung pada posisi lengan
terputus atau tertarik keluar (outstretched hand) karena trauma berlanjut dari
pergelangan tangan sampai clavicula. Close fraktur clavicula adalah gangguan
atau terputusnya hubungan tulang clavicula yang disebabkan oleh trauma
langsung dan tidak langsung pada posisi lengan terputus atau tertarik keluar
(outstretched hand) yang tidak ada hubungan patah tulang dengan dunia luar7.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Sistem musculoskeletal tersusun dari tulang, kartilago, sendi, bursa,
ligamen dan tendon. Tulang adalah jaringan hidup yang strukturnya dapat
berubah sebagai akibat tekanan yang dialaminya. Tulang selalu diperbaharui
dengan pembentukan tulang baru dan resorpsi. Tulang bersifat keras karena
matriks ekstraselulernya mengalami kalsifikasi, dan mempunyai derajat
elastisitas tertentu akibat adanya serabut-serabut organik. Tulang terdiri atas
dua bentuk tulang kompakta dan tulang spongiosa. Tulang kompakta tampak
sebagai massa yang padat; tulang spongiosa terdiri atas anyaman trabekula.1

10
Gambar 1. Anatomi Tulang1
Kartilago normal ditemukan pada sendi, tulang rusuk, telinga, hidung,
diskus intervertebra dan tenggorokan. Kartilago tersusun darisel (kondrosit
dan kondroblast) dan matriks. Kondroblas dan kondrosit memproduksi dan
mempertahankan matriks. Matriks terdiri dari elemen fibrous dan substansi
dasar. Matriks ini kuat dan solid tetapi lentur. Kartilago merupakan bentuk
jaringan ikat yang sel-sel dan serabut-serabutnya tertanam di dalam matriks
yang berbentuk seperti agar. Matriks bertanggung jawab atas kekuatan dan
kekenyalan tulang rawan.
Proses pembentukan tulang disebut osifikasi (ossi = tulang, fikasi =
pembuatan) atau disebut juga osteogenesis. Semua tulang berasal dari
mesenkim, tetapi dibentuk melalui dua cara yang berbeda. Tulang berkembang
melalui dua cara, baik dengan mengganti mesenkim atau dengan mengganti
tulang rawan. Susunan histologist tulang selalu bersifat sama, baik tulang itu
berasal dari selaput atau dari tulang rawan.

11
a. Osifikasi membranosa
Osifikasi membranosa adalah osifikasi yang lebih sederhana
diantara dua cara pembentukan tulang. Tulang pipih pada tulang
tengkorak, sebagian tulang wajah, mandibula, dan bagian medial dari
klavikula dibentuk dengan cara ini. Juga bagian lembut yang membantu
tengkorak bayi dapat melewati jalan lahirnya yang kemudian mengeras
dengan cara osifikasi membranosa.
b. Osifikasi Endokondral
Pembentukan tulang ini adalah bentuk kartilago yang terjadi pada
masa fetal dari mesenkim lalu diganti dengan tulang pada sebagian besar
jenis tulang. Pusat pembentukan tulang yang ditemukan pada corpus
disebut diafisis, sedangkan pusat pada ujung-ujung tulang disebut epifisis.
Lempeng rawan pada masing-masing ujung, yang terletak di antara epifisis
dan diafisis pada tulang yang sedang tumbuh disebut lempeng epifisis.
Metafisis merupakan bagian diafisis yang berbatasan dengan lempeng
epifisis. Penutupan dari ujung-ujung tulang atau dikenal dengan epifise
line rerata sampai usia 21 tahun, hal tersebut karena pusat kalsifikasi pada
epifise line akan berakhir seiring dengan pertambahan usia, dan pada
setiap tulang.

12
Gambar 2.Osifikasi Endokondral2

Massa tulang bertambah sampai mencapai puncak pada usia 30-35


tahun setelah itu akan menurun karena disebabkan berkurangnya aktivitas
osteoblas sedangkan aktivitas osteoklas tetap normal. Secara teratur tulang
mengalami turn over yang dilaksanakan melalui 2 proses yaitu modeling
dan remodeling. Pada keadaan normal jumlah tulang yang dibentuk
remodeling sebanding dengan tulang yang dirusak. Ini disebut positively
coupled jadi masa tulang yang hilang nol. Apabila tulang yang dirusak
lebih banyak terjadi kehilangan masa tulang ini disebut negatively coupled
yang terjadi pada usia lanjut. Dengan bertambahnya usia terdapat
penurunan masa tulang secara linier yang disebabkan kenaikan turn over
pada tulang sehingga tulang lebih rapuh. Pengurangan ini lebih nyata pada
wanita, tulang yang hilang kurang lebih 0,5 sampai 1% per tahun dari

13
berat tulang pada wanita pasca menopouse dan pada pria diatas 70 tahun,
pengurangan tulang lebih mengenai bagian trabekula disbanding dengan
korteks.2

Terdapat dua tipe jaringan tulang yang terdapat dalam konstruksi


tulang rangka yaitu diaphysis dan epiphysis. Saat pertumbuhan tulang
tercapai, diaphysis atau batang tulang panjang yang padat dan keras akan
bergabung dengan epiphysis yaitu ujung tulang yang mirip spon (Reeves
2001).8

Ada empat jenis tulang, yaitu tulang panjang, tulang pendek,


tulang pipih, dan tulang yang tidak beraturan (Ester2008).

1. Tulang Panjang.
Tulang panjang (misalanya femur, humerus) bentuknya
silindris dan berukuran panjang, seperti batang (diafisis) tersusun atas
tulang kompakta, dengan kedua ujungnya berbentuk bulat (epifisis)
tersusun atas tulang kanselus. Bagian luar tulang panjang dilapisi
jaringan fiberosa kuat yang disebut dengan periosteum. Lapisan ini
kaya dengan pembuluh darah yang menembus tulang.
2. Tulang pendek
Tulang pendek (misalnya falang, karpal) bentuknya hampir sama
dengan tulang panjang, tetapi bagian distal lebih kecil daripada bagian
proksimal, serta berukuran pendek dan kecil.
3. Tulang pipih
Tulang pipih (misalanya sternum, kepala, skapula, panggul)
bentuknya gepeng, berisi sel-sel pembentuk darah, dan melindungi
organ vital dan lunak dibawahnya. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan
tulang kompakta dan bagian tengahnya terdapat lapisan spongiosa.
Tulang ini dilapisi oleh periosteum yang dilewati oleh dua kelompok
pembuluh darah menembus tulang untuk menyuplai tulang kompakta
dan tulang spongiosa.8

14
Sel-sel penyusun tulang terdiri dari sebagai berikut:
1. Osteoblas berfungsi menghasilkan jaringan osteosid dan
menyekresi sejumlah besar fosfatase alkali yang berperan
penting dalam pengendapan kalsium dan fosfat kedalam
matriks tulang.
2. Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai
lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.
3. Osteoklas adalah sel-sel berinti banyak yang memungkinkan
mineral dan matriks tulang dapat diabsorbsi. Sel-sel ini
menghasilkan enzim proteolitik yang memecah matriks dan
beberapa asam yang melarutkan mineral tulang, sehingga
kalsium dan fosfat terlepas kedalam darah.8
Stuktur tulang terdiri dari tulang rangka appendikular dan aksial.
Tulang rangka aksial dibentuk oleh tempurung kepala, tulang belakang,
tulang rusuk, dansternum. Proses pemindahan beban dari struktur aksial
kekaki-kaki (limbs) yang kurang ikatan dan kaki-kaki mereka itu sendiri
menyempurnakan tulang rangka appendikular. Tulang klavikula terletak
persis dibawah kulit dan mudah diraba sepanjang strukturnya. Dari ujung
sternum, tulang mula-mula melengkung kedepan, kemudian kebelakang.
Ia mempertahankan posisi scapula dan bila tulang ini patah, bahu jatuh
kedepan dan kebawah. Klavikula merupakan satu-satunya tulang yang
menghubungkan tulang-tulang ekstremitas atas dengan rangka aksila
karena scapula tidak berartikulasi dengan iga maupun kolumna vertebralis.
Klavikula tidak ditemukan pada rangka kebanyakan hewan berkaki empat,
karena klavikula hanya diperlukan untuk memfiksasi scapula bila
ekstremitas digerakkan keluar menjauhi batang badan. Rangka
apendikular terdiri dari girdle untuk pectoral (bahu) girdle pelvis, dan
tulang lengan serta tungkai. Setiap girdle pectoral memiliki dua tulang
klavikula dan scapula yang berfungsi untuk melekatkan tulang lengan
kerangka aksial.8

15
1. Skapula
Skapula adalah tulang pipih triangular dengan tiga tepi;
tepi vertebra (medial) yang panjang terletak parallel dengan
kolumna vertebra; tepi superior yang pendek melandai ke arah
ujung bahu; dan tepi lateral (merupakan tepi ketiga pelengkap
segitiga) mengarah ke lengan. Skapula adalah tulang pipih
berbentuk segitiga yang membentuk sebagian gelang bahu.
Tulang ini mempunyai dua permukaan yaitu anterior dan
posterior, dan tiga patas yang meliputi superior, lateral dan
medial. Permukaan anteriornya agak konkaf dan terletak pada
dinding toraks posterior. Permukaan posterior dibagi menjadi dua
daerah oleh spina scapulae, rigi tulang, yang teraba melalui kulit,
berjalan melintasi lebar scapula berujung disebelah lateral sebagai
acromnion, bagian tulang yang terletak tepat diatas sendi bahu.
Acromnion berartikulasi dengan ujung lateral clavicula. Scapula
dihubungkan dengan kepala, badan dan lengan oleh sejumlah otot.
Gerakan sendi bahu meluncur melalui permukaan posterior
dinding dada.8
2. Klavikula
Klavikula adalah tulang berbentuk S, yang secara lateral
berartikulasi dengan prosesus akromion pada scapula dan secara
medial dengan manubrium pada takik klavikular untuk sendi
sternoklavikular.8

a. Dua pertiga bagian medial dari tulang klavikula berbentuk


konveks, atau melengkung kedepan.
b. Sepertiga bagian lateral tulang klavikula berbentuk konkaf,
atau melengkung kebelakang.
c. Klavikula berfungsi sebagai tempat pelekatan sebagian otot
leher, toraks, punggung dan lengan.

16
Gambar3. Tulangklavikula

Tulang klavikula terletak persis dibawah kulit dan mudah


diraba sepanjang strukturnya. Dari ujung sternum, tulang mula-
mula melengkung kedepan, kemudian kebelakang. Tulang
tersebut mempertahankan posisi scapula dan bila tulang ini patah,
bahu jatuh kedepan dan kebawah. Klavikula merupakan satu-
satunya tulang yang menghubungkan tulang-tulang ekstremitas
atas dengan rangka aksila karena scapula tidak berartikulasi
dengan iga maupun kolumna vertebralis. Klavikula tidak
ditemukan pada rangka kebanyakan hewan berkaki empat, karena

17
klavikula hanya diperlukan untuk memfiksasi scapula bila
ekstremitas digerakkan keluar menjauhi batang badan.8
Tulang ini mudah patah akibat benturan pada bahu, karena
ia tertekan antara sternum dan titik benturan. Sebenarnya tulang ini
lebih baik patah. Bila tidak, akan terjadi cedera pada leher. Dileher
terdapat banyak struktur penting atau pada sendi bahu (Watson
Roger, 2002).8

Nervus supraklavikula berasal dari cabang servikal C3 dan C4 dan


keluar dari common trunk di belakang batas posterior dari muskulus
sternokleidomastoideus. Terdapat tiga buah cabang besar (anterior, media, dan
posterior) yang melewati klavikula dari medial ke lateral, dan berisiko cedera
saat tindakan operasi. Jika saraf ini terpotong, maka terdapat area yang mati
rasa inferior dari luka operasi, yang akan membaik dengan berjalannya waktu.
Masalah yang lebih sulit adanya terbentuknya neuroma yang nyeri pada bekas
luka operasi, yang walaupun jarang terjadi, dapat memperburuk outcome
operasi. Struktur neurovaskular yang lebih vital terletak inferior dari klavikula.
Vena subklavia berjalan di bawah muskulus subklavius dan di atas costa
pertama, yang mudah diakses (untuk akses vena sentral) dan rentan terhadap
trauma. Arteri subklavia dan pleksus brakialis terletak lebih posterior, terpisah
dari vena dan klavikula oleh lapisan muskulus skalenus anterior di bagian
medial. Pleksus terletak paling dekat dengan klavikula pada bagian tengahnya,
sehingga tidak dianjurkan menggunakan bor, screw, atau instrumen lain pada
subclavicular space.9

C. ETIOLOGI
a. Mekanisme Trauma
Mekanisme Trauma Mekanisme trauma dari fraktur klavikula
terjadi karena penderita jatuh pada bahu, biasanya tangan dalam keadaan
terulur. Bila gelang bahu mendapat trauma kompresi dari sisi lateral,
penopang utama untuk mempertahankan posisi adalah klavikula dan
artikulasinya. Bila traumanya melebihi kapasitas struktur ini untuk

18
menahan, terjadi kegagalan melalui 3 cara, Artikulasi akromioklavikular
akan rusak, klavikula akan patah, atau sendi sternoklavikular akan
mengalami dislokasi.9,10

Gambar 5. Mekanisme trauma dan keadaan tubuh saat gaya gravitasi


yang terjadi pada fraktur klavikula8,10

Trauma pada sendi sternoklavikular jarang terjadi dan biasanya


berhubungan dengan trauma langsung keklavikula bagian medial dengan

19
arah lebih posterior (dislokasi posterior) atau trauma dari arah posterior
yang langsung mengenai gelang bahu (menyebabkan dislokasi
proksimal klavikula ke anterior). Pada fraktur midshaft, fragmen lateral
tertarik kebawah karena berat lengan, fragmen medial tertarik oleh
muskulus sternocleidomastoideus. Pada fraktur 1/3 lateral, bila ligament
intak, ada sedikit pergeseran; namun bila terjadi robekan ligament
korako klavikula, atau bila garis fraktur terletak medial dari ligament ini,
pergeseran yang terjadi mungkin lebih berat dan tindakan reduksi
tertutup tidak mungkin dilakukan. Klavikula juga merupakan bagian
yang sering mengalami fraktur patologis.9

b. Patofisiologi Fraktur Clavicula

Tulang clavicula ini membantu mengangkat bahu ke atas, keluar,


dan kebelakang thorax. Pada bagian proximal tulang clavicula bergabung
dengan sternum disebut sebagai sambungan sternoclavicular (SC). Pada
bagian distal clavicula (AC), patah tulang pada umumnya mudah untuk
dikenali dikarenakan tulang clavicula adalah tulang yang terletak dibawah
kulit (subcutaneus) dan tempatnya relative didepan. Karena posisinya
yang terletak dibawah kulit maka tulang ini sangat rawan sekali untuk
patah (Helmi 2002). Trauma pada bahu atau posisi terputar atau tertarik
kedalam menyebabkan fraktur klavikula. Trauma direk pada klavikula
juga menyebabkan fraktur, sering akibat benturan dari arah lateral ke
medial. Fraktur klavikula juga paling sering disebabkan oleh karena
mekanisme kompressi atau penekanan, paling sering karena suatu
kekuatan yang melebihi kekuatan tulang tersebut (Helmi). Otot yang
sering terlibat adalah otot deltoid, trapezius, subclavius,
sternocleidomastoid dan pectoralis mayor.

Fraktur klavikula paling sering disebabkan oleh karena


mekanisme kompressi atau penekanan, paling sering karena suatu
kekuatan yang melebihi kekuatan tulang tersebut dimana arahnya dari

20
lateral bahu apakah itu karena jatuh, kecelakaan olahraga, ataupun
kecelakaan kendaraan bermotor (Pusponegoro 2012). Patah tulang
klavikula pada umumnya mudah untuk dikenali dikarenakan tulang
klavikula adalah tulang yang terletak dibawah kulit (subcutaneus) dan
tempatnya relative didepan. Karena posisinya yang teletak dibawah kulit
maka tulang ini sangat rawan sekali untuk patah. Patah tulang klavikula
terjadi akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman yang akan keras ke
bahu. Energy tinggi maupun pukulan langsung pada tulang akan
menyebabkan fraktur. Pada daerah tengah tulang klavikula tidak di
perkuat oleh otot atau pun ligament-ligament seperti pada daerah distal
dan proksimal klavikula. Klavikula bagian tengah juga merupakan
transition point antara bagian lateral dan bagian medial. Hal ini yang
menjelaskan kenapa pada daerah ini paling sering terjadi fraktur
dibandingkan daerah distal ataupun proksimal. Pada fraktur sepertiga
tengah klavikula otot sternokleidomastoideus akan menarik fragmen
medial keatas sedangkan beban lengannya akan menarik fragmen lateral
kebawah. Jika fraktur terdapat pada ligament korako-klavikula maka
ujung medial klavikula sedikit bergeser karena ditahan ligament ini.
Fraktur yang terjadi kearah medial terhadap fragment maka ujung luar
mungkin tampak bergeser kearah belakang dan atas, sehingga membentuk
benjolan dibawah kulit

Setelah terjadi fraktur klavikula, periosteum dan pembuluh darah


serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus
tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan
terbentuklah hematoma di rongga medulla tulang. Jaringan tulang segera
berdekatan kebagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis
ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan
vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih.
Tulang bergenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain.

21
Fraktur merangsang yang patah dengan jalan membentuk tulang
baru diantara ujung patahan tulang – tulang baru dibentuk oleh aktivitas
sel-sel. Pada stadium poliferasi sel menjadi fibrokartilago. Sel yang
mengalami poliferasi terus masuk kedalam lapisan yang lebih dalam dan
bergenerasi sehingga terjadi osteogenesis. Sel-sel yang berkembang
memiliki potensi yang kardiogenik

D. Gambaran Klinis

Gambar 6: Deformitas dan Jejas padafrakturclavicula

a. Anamnesis
Anamnesis harus bisa menggambarkan semua aspek agar
penanganan pasien dapat optimal. Selain data demografik standar,
mekanisme trauma juga penting untuk diketahui. Fraktur klavikula yang
disebabkan oleh trauma ringan biasanya tidak menyebabkan cedera organ
lainnya atau trauma intra toraks. Namun, pada kecelakaan lalu lintas dan
jatuh dari ketinggian, harus dicari cedera lainnya. Lengan pasien biasanya
didekatkan ke dada untuk mencegah pergerakan. Biasanya dapat terlihat
adanyan penonjolan pada subkutan dan kadang-kadang ada fragmen tulang
yang melukai kulit. Adanya deformitas pada gelang bahu paling baik

22
diperiksa saat pasien berdiri. Bila terjadi fraktur midshaft dengan
pergeseran besar, tampak gambaran shoulder ptosis. Meskipun komplikasi
pada vaskular jarang terjadi, perabaan pulsasi vaskular di leher sebaiknya
dikerjakan. Adanya perlukaan ada sendi akromioklavikular sering
9,10,11
terlewatkan pada fraktur 1/3 lateral. Manifestasi yang paling terjadi
pada fraktur clavicula sebagai berikut13:
1. Nyeri
2. Pembengkakkan
3. Memar atau benjolan pada daerah bahu atau dada atas.
4. Bahu dan lengan terasa lemah, mati rasa, dan kesemutan.
5. Pergerakan pada bahu dan lengan terasa susah
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada fraktur clavicula yaitu:
a. Nyeri yang dirasakan terus menerus
b. Adanya deformitas pada daerah fraktur.
c. Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat diatas dan
dibawah tempat fraktur.
d. Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba
adanya derik tulang. Krepitasi yang teraba akibat gesekan antara
fragmen satu dengan lainnya.
e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat
trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru terjadi
setelah beberapa jam atau beberapa hari setelah cedera
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologis yang diperlukan minimal adalah rontgen
dengan proyeksi anterior dan kemiringan 30 derajat sefalik. Biasanya
didapatkan fraktur pada 1/3 tengah dari tulang, fragmen bagian luar
biasanya terletak lebih rendah dari fragmen bagian dalam. Fraktur pada 1/3
lateral dapat terlewatkan, atau perkiraan derajat pergeserannya dapat lebih
rendah, kecuali jika rontgen proyeksi bahu juga dikerjakan. Rontgen sendi
sternoclavicular pada fraktur 1/3 medial juga lebih baik dikerjakan. Saat

23
menilai kemajuan klinis, harus diingat bahwa ‘clinical’ union biasanya
mendahului ‘radiological’ union beberapa minggu sebelumnya.1,2 CT scan
dengan rekonstruksi tiga dimensi mungkin diperlukan untuk menentukan
derajat pemendekan secara akurat atau untuk mendiagnosis fraktur
dislokasi sternoklavikula dan untuk meyakinkan union dari sebuah fraktur.9

Gambar 6. Klasifikasi Fraktur Clavicula menurut Robinson.9


Fraktur klavikula biasanya diklasifikasikan berdasarkan posisi dari
fraktur oleh Allman menjadi proximal (Group I), middle (Group II), dan distal
(Group III) third fractures. Pembagian secara general berhubungan dengan
pendekatan klinis yang akan dikerjakan. Karena tingginya tingkat delayed
union and non-union pada fraktur 1/3 distal, Neer membaginya menjadi tiga
subklasifikasi berdasarkan kondisi ligamentum dan derajat pergeseran.
a) Neer tipe I (ligamentum korakoklavikular masih intak)

24
b) Neer tipe II (ligamentum korakoklavikular robek atau lepas dari fragmen
medial tetapi ligamentum trapezoid tetap intak dengan segmen distal),
Neer tipe II disubklasifikasikan menjadi dua oleh Rockwood menjadi:
a) Tipe IIA: konoid dan trapezoid melekat pada fragmen distal
b) Tipe IIB: konoid lepas dari fragmen medial.
c) Neer tipe III (intraartikular). 9,10
Adapunklasifikasi Fraktur Clavicula berdasarkan letaknya.12:

Gambar 7. Klasifikasi Fraktur Clavicula menurut Zuckerman dkk.12

o Fraktur mid klavikula ( Fraktur 1/3 tengah klavikula)


o Paling banyak ditemui
o Terjadi medial ligament korako-klavikula (antara medial dan 1/3
lateral)
o Mekanisme trauma berupa trauma langsung atau tak langsung ( dari
lateral bahu)

c) Fraktur 1/3 lateral klavikula


o Fraktur klavikula lateral dan ligament korako-kiavikula, yang dapat
dibagi:
 type 1: undisplaced jika ligament intak

25
 type 2 displaced jika ligamen korako-kiavikula rupture.
 Type3: fraktur yang mengenai sendi akromioklavikularis.
Mekanisme trauma pada type 3 biasanya karena kompresi dari
bahu.
d) Fraktur 1/3 medial klavikula: Insiden jarang, hanya 5% dan seluruh
fraktur klavikula. Mekanisme trauma dapat berupa trauma langsung dan
trauma tak langsung pada bagian lateral bahu yang dapat menekan
klavikula ke sternum. Jatuh dengan tangan terkadang dalam posisi
abduksi.

E. Penatalaksanaan
a. Non-operatif
o Pasien yang mengalami kecelakaan atau trauma, dan diduga
mengalami fraktur pada klavikula, berhati-hati dan jangan gerakkan,
mungkin ada luka lain kecuali pasien masih dalam bahaya jika mereka
tidak bergerak.
o Jika pasien harus dipindahkan, hindari menggerakkan area leher,
punggung, dan tulang klavikula sebanyak mungkin untuk menghindari
cedera lebih lanjut.
o Jika jelas bahwa hanya fraktur klavikula, pengobatan yang paling
penting adalah menghilangkan rasa nyeri.
o Lengan harus digerakkan sesedikit mungkin. Kemudian kompres
dengan es yang dibungkus handuk. Aspirin, ibuprofen (Motrin,
Advil), dan acetaminophen (Tylenol) efektif menghilangkan rasa
nyeri pada orang dewasa; hindari penggunaan aspirin pada anak-anak.
o Buat sling dari saputangan besar, atau handuk. Bentuk menjadi
segitiga. Kemudian lipat segitiga di sekitar lengan bawah dengan salah
satu ujung runcing ke arah siku dan kedua ujung lainnya dapat
diikatkan di leher. Siku harus ditekuk dan melintang di dada.
o Sebagian besar fraktur klavikua dapat diobati dengan sling sederhana
atau menggunakan pembalut angka 8. Ini digunakan membungkus

26
sekitar kedua bahu dan leher untuk menahan bahu belakang dan atas..
Klien akan diminta untuk memakai selempang setiap saat sampai
tidak ada rasa sakit ketika digerakan. Ini biasanya 2-4 minggu untuk
anakanak dan 4-8 minggu untuk orang dewasa .

Gambar 7. Cara pemakaian sling/mitela


b. Operatif
Tindakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal
berikut :

a. Fraktur terbuka.
b. Terdapat cedera neurovaskuler.
c. Fraktur comminuted.
d. Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.
e. Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).
f. Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya
(malunion).
c. Tatalaksana berdasarkan letak fraktur
1) Fraktur Klavikula 1/3 Tengah
Terdapat kesepakatan bahwa fraktur klavikula 1/3 tengah non
displaced seharusnya diterapi secara non operatif. Sebagian besar akan
berlanjut dengan union yang baik, dengan kemungkinan non union di
bawah 5% dan kembali ke fungsi normal. 9

27
Manajemen non operatif meliputi pemakaian simple sling
untuk kenyamanan. Sling dilepas setelah nyeri hilang (setelah 1-3
minggu) dan pasien disarankan untuk mulai menggerakkan lengannya.
Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa penggunaan figure-of-eight
bandage memberikan manfaat dan dapat berisiko terjadinya
peningkatan insidens terjadinya luka akibat penekanan pada bagian
fraktur dan mencederai struktur saraf; bahkan akan meningkatkan
risiko terjadinya nonunion.9
Terdapat lebih sedikit kesepakatan mengenai manajemen
fraktur 1/3 tengah. Penggunaan simple splintage pada fraktur dengan
pemendekan lebih dari 2 cm dipercaya menyebabkkan risiko terjadinya
malunion simptomatik – terutama nyeri dan tidak adanya tenaga saat
pergerakan bahu – dan peningkatan insidens terjadinya non-union.1
Sehingga dikembangkan teknik fiksasi internal pada fraktur klavikula
akut yang mengalami pergeseran berat, fragmentasi, atau pemendekan.
Metode yang dikerjakan berupa pemasangan plat (terdapat plat dengan
kontur yang spesifik) dan fiksasi intramedular.9

Gambar 8. Fraktur 1/3 Tengah dengan peregseran berat (dilakukan reduksi


terbuka dan fiksasi internal)
2) Fraktur Klavikula 1/3 Distal

28
Sebagian besar fraktur 1/3 distal klavikula mengalami
pergeseran minimal dan ekstra-artikular. Ligamentum korakoklavikula
yang intak mencegah pergeseran jauh dan manajemen non operatif
biasanya dipilih. Penatalaksanaannya meliputi pemakaian sling selama
2-3 minggu sampai nyeri menghilang, dilanjutkan dengan mobilisasi
dalam batas nyeri yang dapat diterima. Fraktur klavikula 1/3 distal
displaced berhubungan dengan robeknya ligamentum korakoklavikula
dan merupakan injuri yang tidak stabil. Banyak studi menyebutkan
fraktur ini mempunyai tingkat non-union yang tinggi bila ditatalaksana
secara non operatif. Pembedahan untuk stabilisasi fraktur sering
direkomendasikan.1 Teknik operasi menggunakan plate dan screw
korakoklavikular, fiksasi plat hook, penjahitan dan sling techniques
dengan graft ligamen Dacron dan yang terbaru adalah locking plates
klavikula. 9,10

Gambar 9. Fraktur 1/3 distal


3) Fraktur Klavikula 1/3 Proksimal

Sebagianbesar fraktur yang jarang terjadi ini adalah ekstra-


artikular. Penatalaksanaan yang dilakukan sebagian besar adalah non
operatif kecuali jika pergeseran fraktur mengancam struktur
mediastinal. Fiksasi pada fraktur berhubungan dengan komplikasi yang

29
mungkin terjadi seperti migrasi dari implant ke mediastinum, terutama
pada penggunaan K-wire. Metode stabilisasi lain yang digunakanya itu
penjahitan dan teknik graft, dan yang terbaru locking plates.9

F. Komplikasi
a) Komplikasi Awal
Meskipun klavikula bagian proksimal terletak dekat dengan struktur vital,
kejadian pneumotoraks, ruptur pembuluh darah subklavia, dan cedera
pleksus brachialis jarang terjadi. 9,10
b) Lanjut.9,10
o Non-union
Pada fraktur shaft yang mengalami pergeseran, non-union terjadi
pada 1-15% kasus. Fraktur risiko meliputi usia yang bertambah tua,
besar pergeseran, komunitif fraktur, dan pasien perempuan, namun
prediksi akurat mengenai fraktur yang akan mengalami non-union sulit
dikerjakan. Non-union yang simptomatik diterapi dengan fiksasi plat
dan graft tulang jika diperlukan. Tindakan ini biasanya memuaskan
dan memiliki tingkat union yang tinggi. Fraktur klavikula 1/3 lateral
mempunyai tingkat non-union yang tinggi (11,540%). Pilihan terapi
untuk non-union simptomatik adalah eksisi bagian lateral dari
klavikula (bila fragmen kecil dan ligamentum korakoklavikular intak)
atau reduksi terbuka, fiksasi interna dan graft tulang bila fragmen
besar. Implan yang digunakan adalah locking plates and hooked
plates.1,2
o Malunion
Semua fraktur yang mengalami pergeseran akan sembuh dengan
posisi nonanatomis dengan pemendekan dan angulasi, meskipun tidak
menunjukkan gejala. Beberapa akan mengalami nyeri periskapular,
yang biasanya terjadi pada pemendekan lebih dari 1,5 cm. Pada kasus
ini, operasi osteotomi korektif dan pemasangan plat dapat

30
dipertimbangkan.1,2 Kekakuan bahu Hal ini sering terjadi namun
biasanya hanya sementara.

ANALISA KASUS

Pasien Tn.Af usia 25 tahun datang dengan keluhan nyeri pada shoulder joint

sinistra yang dirasakan 3 jam sebelum datang ke Rumah sakit akibat terajatuh

dikamar mandi. MoT: pasien terjatuh dikamar mandi akibat tidak sengaja

menginjak pinggiran kamar mandi sehingga pasien terjatuh dan bahu kiri pasien

terbentur.

Fraktur atau patah tulang adalah gangguan atau terputusnya kontinuitas dari

struktur tulang. Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah tulang

dengan dunia luar. Fraktur clavicula adalah terputusnya hubungan tulang clavicula

yang disebabkan oleh trauma langsung dan tidak langsung pada posisi lengan

terputus atau tertarik keluar (outstretched hand) karena trauma berlanjut dari

pergelangan tangan sampai clavicula. Close fraktur clavicula adalah gangguan

atau terputusnya hubungan tulang clavicula yang disebabkan oleh trauma

langsung dan tidak langsung pada posisi lengan terputus atau tertarik keluar

(outstretched hand) yang tidak ada hubungan patah tulang dengan dunia luar.

Manifestasi yang paling terjadi pada fraktur clavicula sebagai berikut13:


1. Nyeri
2. Pembengkakkan
3. Memar atau benjolan pada daerah bahu atau dada atas.
4. Bahu dan lengan terasa lemah, mati rasa, dan kesemutan.
5. Pergerakan pada bahu dan lengan terasa susah.

31
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya edema, nyeri tekan dan ROM:
aktif dan pasif shoulder joint terbatas karena nyeri..
Pada pemeriksaan biasanya ditemukan nyeri tekan lokal dan pergerakan sendi
yang terbatas, namun udem dan kemerahan jarang ditemukan. Dapat pula
disertai gejala sistemik seperti demam, menggigil, letargi, dan nafsu makan
menurun.
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan foto polos Shoulder
joint sinistra, dimana pada teori dijelaskan bahwa pemeriksaan radiologis yang
diperlukan minimal adalah rontgen dengan proyeksi anterior dan kemiringan
30 derajat sefalik.
Pada penatalaksaan dilakukan tindakan operatif. Menurut teori pada fraktur
clavicula dapat dilakukan terapi konservatif dan apabila tidak berhasil maka
dilakukan tindakan operatif. Pada pasien ini langsung dilakukan tindakan
operatif.

32
DAFTAR PUSTAKA

1. Snell RS. Clinical Anatomy by Regions 9th Edition. China: Lippincott


Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer business, 2012.
2. Tortora GJ dan Derrickson B. Principles ofAnatomy &Physiology13thEdition.
United States of America: John Wiley & Sons, Inc., 2012.
3. ResnickD dan Kransdorf, MJ. Bone and Joint Imaging3rd editions. USA:
Elsevier Inc, 2005.
4. Marchiori DM. Clinical Imaging With Skeletal, Chest, And Abdominal
Pattern Differentials, Third Edition. USA: Elsevier Inc, 2014.
5. Estephan, Amir. 2010. Clavicle Fracture in Emergency Medicine. Medscape.
http://emedicine.medscape.co m/article/824564 Helmi
6. Moore, Keith L, 2002. Essential Clinical Anatomy. Hipokrates: Jakarta.
7. De Jong, 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Alih Bahasa : TIM Penerbit Ilmu
Kedokteran, editor : Sjamsuhidajat, R, Edisi 2, EGC : Jakarta
8. Sloane, Ethel.2004.Anatomi dan Fisiologi untukPemula. Jakarta: EGC
9. Blom A, Warwick D, Whitehouse MR, editors. Apley & Solomon’s System of
Orthopaedics and Trauma (10th edition). New York: CRC Press, 2018
10. Court-Brown CM, Heckman JD, McQueen MM, Ricci WM, Tornetta III P,
editors. Rockwood and Green’s Fracture in Adults (8th edition). Philadelphia:
Wolters Kluwer, 2015
11. Canale ST, Beaty SH, editors. Campbell’s Operative Orthopedics (13th
edition). Tennessee: Elsevier, 2016
12. Koval, Kenneth J. & Zuckerman, Joseph D. 2006. Handbook of Fractures
Third Edition. Philadelphia: Lippinccot Williams & Wilkiins

33
13. Gustilo RB. 1993. Fracture dislocationof the hip In: Fractures and
Dislocations. Philadelphia: Mosby

34

Anda mungkin juga menyukai