Anda di halaman 1dari 29

BAGIAN ILMU BEDAH LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2022


UNIVERSITAS HALU OLEO

CLOSED FRACTURE LEFT CLAVICLE

Oleh :
Muhammad Junaid Azis, S. Ked
K1B1 20 019

Pembimbing :
dr. Tri Tuti Hendarwati, Sp.OT

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Muhammad Junaid Azis

NIM : K1B1 20 019

Judul : Closed Fracture Left Clavicle

Bagian : Ilmu Bedah

Fakultas : Kedokteran

Telah menyelesaikan pembacaan Laporan Kasus dalam rangka kepaniteraan


klinik pada bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.

Kendari, Juni 2022


Pembimbing,

dr. Tri Tuti Hendarwati, Sp. OT

2
LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
Nama : Tn. IW
Umur : 59 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Baruga
No. RM : 59 13 07
Tanggal Masuk : 14 Juni 2022
B. Primary Survey
Airway : Clear
Breathing : RR 20x/menit; Reguler; Simetris kanan dan kiri
Circulation : TD 150/80 mmHg; N 83 x/menit; Reguler; Kuat angkat
Disability : GCS E4M5V6 Composmentis; Pupil Isokor; RCL (+)
Expossure : Suhu 36,80C
C. Secondary Survey
Keluhan utama :
Nyeri bahu kiri
Anamnesis terpimpin :
Dialami sejak 4 jam sebelum datang ke Rumah sakit akibat KLL
MOT :
Pasien mengendarai motor dengan kecepatan sedang 50km/jam
menggunakan helm dan mengalami kecelakaan tunggal sehingga bahu
kiri terbentur dijalan.
HOT :
Riwayat pingsan (-)
Riwayat mual muntah (-)
Riwayat konsumsi alkohol (-)
Riwayat penanganan sebelumnya (-)

3
Pemeriksaan Fisik

1. Status Generalis

Keadaan umum : Sakit sedang

Kesadaran : Composmentis (E4V5M6)

Gizi : Baik

2. Tanda Vital

Tekanan darah : 150/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit, reguler, kuat angkat

Pernapasan : 20 x/menit, reguler, simetris kiri dan kanan

Suhu : 36,8oC/aksila

VAS : 6/10

3. Status Present

Kepala : Tidak terdapat kelainan

Mata : Tidak terdapat kelainan

Leher : Tidak terdapat kelainan

Thoraks : Tidak terdapat kelainan

Jantung : Tidak terdapat kelainan

Abdomen : Tidak terdapat kelainan

Alat genitalia : Tidak terdapat kelainan

Ekstremitas Superior : Status Lokalis

Ekstrmitas Inferior : Tidak terdapat kelainan

4. Status Lokalis Shoulder Joint Sinistra

Inspeksi : Deformitas (-), swelling (+), hematoma (-)

4
Palpasi : Nyeri tekan (+)

ROM : Aktif dan pasif terbatas karena nyeri

NVD : Sensibilitas normal,

Foto Klinis Pasien

D. Pemeriksan Penunjang
Darah Rutin (14/06/2022)
WBC : 8.35 x 103/ul
RBC : 5.71 x 10 6/ul
HB : 17.3 g/dL
HCT : 50.7 %
PLT : 114x 103/ul
Radiologi (14/06/2022)
Foto Shoulder Sinistra Posisi AP Supine

Kesan : Fraktur 1/3 Media os Clavicula Sinistra

5
E. Resume
Pasien Tn. IW usia 59 tahun datang dengan keluhan nyeri pada shoulder
joint sinistra yang dialami sejak 4 jam yang lalu sebelum datang ke Rumah
Sakit akibat KLL. MoT: Pasien mengendarai sepeda motor dengan kecepatan
sedang 50 km/jam menggunakan helm mengalami kecelakaan tunggal
sehingga bahu kiri terbentur dijalan. HoT: riwayat penanganan sebelumnya (-
). Tangan yang dominan adalah tangan kanan. Pada pemeriksaan fisik tanda
vital VAS 6 (nyeri sedang), status lokalis pada regio shoulder joint sinistra
tampak edema (+) dan nyeri tekan (+), ROM : gerakan aktif dan pasif
terhambat karena nyeri, pada gerakan adduksi lengan kiri tidak terhambat.
Pemeriksaan darah rutin didapatkan dalam batas normal. Pemeriksaan
radiologi shoulder sinistra posisi AP supine kesan Fraktur 1/3 media clavicula
sinistra.
F. Diagnosa Kerja
Closed Fracture Left Clavicle
G. Diagnosis Banding
1. Dislocation shouler joint sinistra
2. Fraktur costa 1 sinistra
3. Fraktur sternum
H. Terapi
1. Non Farmakologi
a. Rest : Pasien dianjurkan untuk beristirahat
b. Immobilization : Menjelaskan kepada pasien untuk tidak
mengggerakkan ekstremitas yang sedang mengalami cedera dan
dilakukan pemasangan arm sling
c. Ice Compress : Pada bagian yang edema untuk mengurangi nyeri
d. Edukasi
2. Farmakologi
a. Cairan kristaloid
b. Antibiotik
c. Analgetik

6
d. Antagonis reseptor H2
e. Konsul dokter spesialis orthopedi
I. Follow Up
Tanggal Perjalanan Penyakit Planning
S: T:
Nyeri pada bahu kiri a. Cairan kristaloid

b. Antibiotik
O:
c. Analgetik
TD 150/80 mmHg; Nadi 80x/menit,
d. Antagonisreseptor H2
regular kuat angkat; Pernapasan
20x/menit; Suhu 36,8°C; VAS :
6/10
14/06/2022
Pemfis : Inspeksi Regio Shoulder
Joint Sinistra: Edema (+)

A:
PH1 Closed Fraktur Clavicula
Sinistra
S: T:
Nyeri bahu kiri berkurang a. Cairan kristaloid

O: b. Antibiotik

TD 140/80 mmHg; Nadi 82x/menit; c. Analgetik


Pernapasan 20x/menit; Suhu
d. Antagonis reseptor H2
15/06/2022 36,6°C; VAS : 4/10
e. Pemasangan arm
A:
sling
PH2 Closed Fracture Clavicula
Sinistra

7
S:- T:
O: - Aff Infus

TD 140/70 mmHg; Nadi 80x/menit; - Terapi Oral (Antibiotik,


Pernapasan 20x/menit; Suhu 36,4C analgetik, antagonis
16/06/2022 A: reseptor H2)

PH3 Closed Fraktur Clavicula - Boleh Pulang

Sinistra - Kontrol Poli

8
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Fraktur atau patah tulang adalah gangguan atau terputusnya kontinuitas
dari struktur tulang. Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah
tulang dengan dunia luar. Fraktur terbuka adalah fragmen tulang meluas
melewati otot dan kulit, dimana potensial untuk terjadi infeksi7.
Fraktur clavicula adalah terputusnya hubungan tulang clavicula yang
disebabkan oleh trauma langsung dan tidak langsung pada posisi lengan
terputus atau tertarik keluar (outstretched hand) karena trauma berlanjut dari
pergelangan tangan sampai clavicula. Close fraktur clavicula adalah
gangguan atau terputusnya hubungan tulang clavicula yang disebabkan oleh
trauma langsung dan tidak langsung pada posisi lengan terputus atau tertarik
keluar (outstretched hand) yang tidak ada hubungan patah tulang dengan
dunia luar7.
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Sistem musculoskeletal tersusun dari tulang, kartilago, sendi, bursa,
ligamen dan tendon. Tulang adalah jaringan hidup yang strukturnya dapat
berubah sebagai akibat tekanan yang dialaminya. Tulang selalu diperbaharui
dengan pembentukan tulang baru dan resorpsi. Tulang bersifat keras karena
matriks ekstraselulernya mengalami kalsifikasi, dan mempunyai derajat
elastisitas tertentu akibat adanya serabut-serabut organik. Tulang terdiri atas
dua bentuk tulang kompakta dan tulang spongiosa. Tulang kompakta tampak
sebagai massa yang padat; tulang spongiosa terdiri atas anyaman trabekula.1
Kartilago normal ditemukan pada sendi, tulang rusuk, telinga, hidung,
diskus intervertebra dan tenggorokan. Kartilago tersusun darisel (kondrosit
dan kondroblast) dan matriks. Kondroblas dan kondrosit memproduksi dan
mempertahankan matriks. Matriks terdiri dari elemen fibrous dan substansi
dasar. Matriks ini kuat dan solid tetapi lentur. Kartilago merupakan bentuk
jaringan ikat yang sel-sel dan serabut-serabutnya tertanam di dalam matriks
yang berbentuk seperti agar. Matriks bertanggung jawab atas kekuatan dan

9
kekenyalan tulang rawan.
Proses pembentukan tulang disebut osifikasi (ossi = tulang, fikasi =
pembuatan) atau disebut juga osteogenesis. Semua tulang berasal dari
mesenkim, tetapi dibentuk melalui dua cara yang berbeda. Tulang
berkembang melalui dua cara, baik dengan mengganti mesenkim atau dengan
mengganti tulang rawan. Susunan histologist tulang selalu bersifat sama, baik
tulang itu berasal dari selaput atau dari tulang rawan.
1. Osifikasi Membranosa
Osifikasi membranosa adalah osifikasi yang lebih sederhana
diantara dua cara pembentukan tulang. Tulang pipih pada tulang
tengkorak, sebagian tulang wajah, mandibula, dan bagian medial dari
klavikula dibentuk dengan cara ini. Juga bagian lembut yang membantu
tengkorak bayi dapat melewati jalan lahirnya yang kemudian mengeras
dengan cara osifikasi membranosa.
2. Osifikasi Endokondral
Pembentukan tulang ini adalah bentuk kartilago yang terjadi pada
masa fetal dari mesenkim lalu diganti dengan tulang pada sebagian besar
jenis tulang. Pusat pembentukan tulang yang ditemukan pada corpus
disebut diafisis, sedangkan pusat pada ujung-ujung tulang disebut epifisis.
Lempeng rawan pada masing-masing ujung, yang terletak di antara epifisis
dan diafisis pada tulang yang sedang tumbuh disebut lempeng epifisis.
Metafisis merupakan bagian diafisis yang berbatasan dengan lempeng
epifisis. Penutupan dari ujung-ujung tulang atau dikenal dengan epifise
line rerata sampai usia 21 tahun, hal tersebut karena pusat kalsifikasi pada
epifise line akan berakhir seiring dengan pertambahan usia, dan pada setiap
tulang.

10
Gambar 2. Osifikasi Endokondral2

Massa tulang bertambah sampai mencapai puncak pada usia 30-35


tahun setelah itu akan menurun karena disebabkan berkurangnya aktivitas
osteoblas sedangkan aktivitas osteoklas tetap normal. Secara teratur tulang
mengalami turn over yang dilaksanakan melalui 2 proses yaitu modeling
dan remodeling. Pada keadaan normal jumlah tulang yang dibentuk
remodeling sebanding dengan tulang yang dirusak. Ini disebut positively
coupled jadi masa tulang yang hilang nol. Apabila tulang yang dirusak
lebih banyak terjadi kehilangan masa tulang ini disebut negatively coupled
yang terjadi pada usia lanjut. Dengan bertambahnya usia terdapat
penurunan masa tulang secara linier yang disebabkan kenaikan turn over
pada tulang sehingga tulang lebih rapuh. Pengurangan ini lebih nyata pada
wanita, tulang yang hilang kurang lebih 0,5 sampai 1% per tahun dari berat
tulang pada wanita pasca menopouse dan pada pria diatas 70 tahun,
pengurangan tulang lebih mengenai bagian trabekula disbanding dengan
korteks.2

Terdapat dua tipe jaringan tulang yang terdapat dalam konstruksi


tulang rangka yaitu diaphysis dan epiphysis. Saat pertumbuhan tulang
tercapai, diaphysis atau batang tulang panjang yang padat dan keras akan
bergabung dengan epiphysis - ujung tulang mirip spon (Reeves 2001).8

11
Ada empat jenis tulang, yaitu tulang panjang, tulang pendek, tulang
pipih, dan tulang yang tidak beraturan (Ester2008).

a. Tulang Panjang
Tulang panjang (misalanya femur, humerus) bentuknya silindris dan
berukuran panjang, seperti batang (diafisis) tersusun atas tulang
kompakta, dengan kedua ujungnya berbentuk bulat (epifisis) tersusun
atas tulang kanselus. Bagian luar tulang panjang dilapisi jaringan
fiberosa kuat yang disebut dengan periosteum. Lapisan ini kaya dengan
pembuluh darah yang menembus tulang.
b. Tulang pendek
Tulang pendek (misalnya falang, karpal) bentuknya hampir sama
dengan tulang panjang, tetapi bagian distal lebih kecil daripada bagian
proksimal, serta berukuran pendek dan kecil.
c. Tulang pipih
Tulang pipih (misalanya sternum, kepala, skapula, panggul) bentuknya
gepeng, berisi sel-sel pembentuk darah, dan melindungi organ vital dan
lunak dibawahnya. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan tulang
kompakta dan bagian tengahnya terdapat lapisan spongiosa. Tulang ini
dilapisi oleh periosteum yang dilewati oleh dua kelompok pembuluh
darah menembus tulang untuk menyuplai tulang kompakta dan tulang
spongiosa.8
Sel-sel penyusun tulang terdiri dari sebagai berikut:
a. Osteoblas berfungsi menghasilkan jaringan osteosid dan menyekresi
sejumlah besar fosfatase alkali yang berperan penting dalam
pengendapan kalsium dan fosfat kedalam matriks tulang.
b. Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan
untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.
c. Osteoklas adalah sel-sel berinti banyak yang memungkinkan mineral
dan matriks tulang dapat diabsorbsi. Sel-sel ini menghasilkan enzim
proteolitik yang memecah matriks dan beberapa asam yang melarutkan
mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas kedalam darah.8

12
Stuktur tulang terdiri dari tulang rangka appendikular dan aksial.
Tulang rangka aksial dibentuk oleh tempurung kepala, tulang belakang,
tulang rusuk, dansternum. Proses pemindahan beban dari struktur aksial
kekaki-kaki (limbs) yang kurang ikatan dan kaki-kaki mereka itu sendiri
menyempurnakan tulang rangka appendikular. Tulang klavikula terletak
persis dibawah kulit dan mudah diraba sepanjang strukturnya. Dari ujung
sternum, tulang mula-mula melengkung kedepan, kemudian kebelakang.
Ia mempertahankan posisi scapula dan bila tulang ini patah, bahu jatuh
kedepan dan kebawah. Klavikula merupakan satu-satunya tulang yang
menghubungkan tulang-tulang ekstremitas atas dengan rangka aksila
karena scapula tidak berartikulasi dengan iga maupun kolumna vertebralis.
Klavikula tidak ditemukan pada rangka kebanyakan hewan berkaki empat,
karena klavikula hanya diperlukan untuk memfiksasi scapula bila
ekstremitas digerakkan keluar menjauhi batang badan. Rangka
apendikular terdiri dari girdle untuk pectoral (bahu) girdle pelvis, dan
tulang lengan serta tungkai. Setiap girdle pectoral memiliki dua tulang
klavikula dan scapula yang berfungsi untuk melekatkan tulang lengan
kerangka aksial.8
a. Skapula
Skapula adalah tulang pipih triangular dengan tiga tepi; tepi
vertebra (medial) yang panjang terletak parallel dengan kolumna
vertebra; tepi superior yang pendek melandai ke arah ujung bahu; dan
tepi lateral (merupakan tepi ketiga pelengkap segitiga) mengarah ke
lengan. Skapula adalah tulang pipih berbentuk segitiga yang
membentuk sebagian gelang bahu.
Tulang ini mempunyai dua permukaan yaitu anterior dan
posterior, dan tiga patas yang meliputi superior, lateral dan medial.
Permukaan anteriornya agak konkaf dan terletak pada dinding toraks
posterior. Permukaan posterior dibagi menjadi dua daerah oleh spina
scapulae, rigi tulang, yang teraba melalui kulit, berjalan melintasi lebar
scapula berujung disebelah lateral sebagai acromnion, bagian tulang

13
yang terletak tepat diatas sendi bahu. Acromnion berartikulasi dengan
ujung lateral clavicula. Scapula dihubungkan dengan kepala, badan dan
lengan oleh sejumlah otot. Gerakan sendi bahu meluncur melalui
permukaan posterior dinding dada.8
b. Klavikula
Klavikula adalah tulang berbentuk S, yang secara lateral
berartikulasi dengan prosesus akromion pada scapula dan secara medial
dengan manubrium pada takik klavikular untuk sendi sternoklavikular.8
1) Dua pertiga bagian medial dari tulang klavikula berbentuk konveks,
atau melengkung kedepan.
2) Sepertiga bagian lateral tulang klavikula berbentuk konkaf, atau
melengkung kebelakang.
3) Klavikula berfungsi sebagai tempat pelekatan sebagian otot leher,
toraks, punggung dan lengan.

Gambar 3. Tulang klavikula


Tulang klavikula terletak persis dibawah kulit dan mudah diraba
sepanjang strukturnya. Dari ujung sternum, tulang mula- mula
melengkung kedepan, kemudian kebelakang. Tulang tersebut
mempertahankan posisi scapula dan bila tulang ini patah, bahu jatuh
kedepan dan kebawah. Klavikula merupakan satu- satunya tulang yang
menghubungkan tulang-tulang ekstremitas atas dengan rangka aksila
karena scapula tidak berartikulasi dengan iga maupun kolumna
vertebralis. Klavikula tidak ditemukan pada rangka kebanyakan hewan
berkaki empat, karena klavikula hanya diperlukan untuk memfiksasi
scapula bila ekstremitas digerakkan keluar menjauhi batang badan.8

14
Tulang ini mudah patah akibat benturan pada bahu, karena ia
tertekan antara sternum dan titik benturan. Sebenarnya tulang ini lebih
baik patah. Bila tidak, akan terjadi cedera pada leher. Dileher terdapat
banyak struktur penting atau pada sendi bahu (Watson Roger, 2002).8
Nervus supraklavikula berasal dari cabang servikal C3 dan C4
dan keluar dari common trunk di belakang batas posterior dari
muskulus sternokleidomastoideus. Terdapat tiga buah cabang besar
(anterior, media, dan posterior) yang melewati klavikula dari medial ke
lateral, dan berisiko cedera saat tindakan operasi. Jika saraf ini
terpotong, maka terdapat area yang mati rasa inferior dari luka operasi,
yang akan membaik dengan berjalannya waktu. Masalah yang lebih
sulit adanya terbentuknya neuroma yang nyeri pada bekas luka operasi,
yang walaupun jarang terjadi, dapat memperburuk outcome operasi.
Struktur neurovaskular yang lebih vital terletak inferior dari klavikula.
Vena subklavia berjalan di bawah muskulus subklavius dan di atas
costa pertama, yang mudah diakses (untuk akses vena sentral) dan
rentan terhadap trauma. Arteri subklavia dan pleksus brakialis terletak
lebih posterior, terpisah dari vena dan klavikula oleh lapisan muskulus
skalenus anterior di bagian medial. Pleksus terletak paling dekat dengan
klavikula pada bagian tengahnya, sehingga tidak dianjurkan
menggunakan bor, screw, atau instrumen lain pada subclavicular
space.9
C. ETIOLOGI
1. Mekanisme Trauma
Mekanisme Trauma Mekanisme trauma dari fraktur klavikula terjadi
karena penderita jatuh pada bahu, biasanya tangan dalam keadaan terulur.
Bila gelang bahu mendapat trauma kompresi dari sisi lateral, penopang
utama untuk mempertahankan posisi adalah klavikula dan artikulasinya.
Bila traumanya melebihi kapasitas struktur ini untuk menahan, terjadi
kegagalan melalui 3 cara, Artikulasi akromioklavikular akan rusak,
klavikula akan patah, atau sendi sternoklavikular akan mengalami

15
dislokasi.9,10 Trauma pada sendi sternoklavikular jarang terjadi dan
biasanya berhubungan dengan trauma langsung keklavikula bagian medial
dengan arah lebih posterior (dislokasi posterior) atau trauma dari arah
posterior yang langsung mengenai gelang bahu (menyebabkan dislokasi
proksimal klavikula ke anterior).
Pada fraktur midshaft, fragmen lateral tertarik kebawah karena berat
lengan, fragmen medial tertarik oleh muskulus sternocleidomastoideus.
Pada fraktur 1/3 lateral, bila ligament intak, ada sedikit pergeseran; namun
bila terjadi robekan ligament korako klavikula, atau bila garis fraktur
terletak medial dari ligament ini, pergeseran yang terjadi mungkin lebih
berat dan tindakan reduksi tertutup tidak mungkin dilakukan. Klavikula
juga merupakan bagian yang sering mengalami fraktur patologis.9
D. PATOFISIOLOGI
Tulang clavicula ini membantu mengangkat bahu ke atas, keluar, dan
kebelakang thorax. Pada bagian proximal tulang clavicula bergabung dengan
sternum disebut sebagai sambungan sternoclavicular (SC). Pada bagian distal
clavicula (AC), patah tulang pada umumnya mudah untuk dikenali
dikarenakan tulang clavicula adalah tulang yang terletak dibawah kulit
(subcutaneus) dan tempatnya relative didepan. Karena posisinya yang terletak
dibawah kulit maka tulang ini sangat rawan sekali untuk patah (Helmi 2002).
Trauma pada bahu atau posisi terputar atau tertarik kedalam menyebabkan
fraktur klavikula. Trauma direk pada klavikula juga menyebabkan fraktur,
sering akibat benturan dari arah lateral ke medial. Fraktur klavikula juga
paling sering disebabkan oleh karena mekanisme kompressi atau penekanan,
paling sering karena suatu kekuatan yang melebihi kekuatan tulang tersebut
(Helmi). Otot yang sering terlibat adalah otot deltoid, trapezius, subclavius,
sternocleidomastoid dan pectoralis mayor.
Fraktur klavikula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme
kompressi atau penekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang
melebihi kekuatan tulang tersebut dimana arahnya dari lateral bahu apakah
itu karena jatuh, kecelakaan olahraga, ataupun kecelakaan kendaraan

16
bermotor (Pusponegoro 2012). Patah tulang klavikula pada umumnya mudah
untuk dikenali dikarenakan tulang klavikula adalah tulang yang terletak
dibawah kulit (subcutaneus) dan tempatnya relative didepan. Karena
posisinya yang teletak dibawah kulit maka tulang ini sangat rawan sekali
untuk patah. Patah tulang klavikula terjadi akibat dari tekanan yang kuat atau
hantaman yang akan keras ke bahu. Energy tinggi maupun pukulan langsung
pada tulang akan menyebabkan fraktur. Pada daerah tengah tulang klavikula
tidak di perkuat oleh otot atau pun ligament-ligament seperti pada daerah
distal dan proksimal klavikula. Klavikula bagian tengah juga merupakan
transition point antara bagian lateral dan bagian medial. Hal ini yang
menjelaskan kenapa pada daerah ini paling sering terjadi fraktur
dibandingkan daerah distal ataupun proksimal. Pada fraktur sepertiga tengah
klavikula otot sternokleidomastoideus akan menarik fragmen medial keatas
sedangkan beban lengannya akan menarik fragmen lateral kebawah. Jika
fraktur terdapat pada ligament korako-klavikula maka ujung medial klavikula
sedikit bergeser karena ditahan ligament ini. Fraktur yang terjadi kearah
medial terhadap fragment maka ujung luar mungkin tampak bergeser kearah
belakang dan atas, sehingga membentuk benjolan dibawah kulit.
Setelah terjadi fraktur klavikula, periosteum dan pembuluh darah serta
saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang
rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah
hematoma di rongga medulla tulang. Jaringan tulang segera berdekatan
kebagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini
menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi,
eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Tulang
bergenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. Fraktur merangsang yang
patah dengan jalan membentuk tulang baru diantara ujung patahan tulang
tulang baru dibentuk oleh aktivitas sel-sel. Pada stadium poliferasi sel
menjadi fibrokartilago. Sel yang mengalami poliferasi terus masuk kedalam
lapisan yang lebih dalam dan bergenerasi sehingga terjadi osteogenesis. Sel-
sel yang berkembang memiliki potensi yang kardiogenik

17
E. Gambaran Klinis

Gambar 5. Deformitas dan Jejas pada Fraktur Clavicula


1. Anamnesis
Anamnesis harus bisa menggambarkan semua aspek agar
penanganan pasien dapat optimal. Selain data demografik standar,
mekanisme trauma juga penting untuk diketahui. Fraktur klavikula yang
disebabkan oleh trauma ringan biasanya tidak menyebabkan cedera organ
lainnya atau trauma intra toraks. Namun, pada kecelakaan lalu lintas dan
jatuh dari ketinggian, harus dicari cedera lainnya. Lengan pasien biasanya
didekatkan ke dada untuk mencegah pergerakan. Biasanya dapat terlihat
adanyan penonjolan pada subkutan dan kadang-kadang ada fragmen
tulang yang melukai kulit. Adanya deformitas pada gelang bahu paling
baik diperiksa saat pasien berdiri. Bila terjadi fraktur midshaft dengan
pergeseran besar, tampak gambaran shoulder ptosis. Meskipun komplikasi
pada vaskular jarang terjadi, perabaan pulsasi vaskular di leher sebaiknya
dikerjakan. Adanya perlukaan ada sendi akromioklavikular sering
9,10,11
terlewatkan pada fraktur 1/3 lateral. Manifestasi yang paling terjadi
pada fraktur clavicula sebagai berikut13:
a. Nyeri
b. Pembengkakan
c. Memar atau benjolan pada daerah bahu atau dada atas.

18
d. Bahu dan lengan terasa lemah, mati rasa, dan kesemutan.
e. Pergerakan pada bahu dan lengan terasa susah
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada fraktur clavicula yaitu:
a. Nyeri yang dirasakan terus menerus
b. Adanya deformitas pada daerah fraktur.
c. Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat diatas
dan dibawah tempat fraktur.
d. Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan,
teraba adanya derik tulang. Krepitasi yang teraba akibat
gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.
e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi
akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda
ini baru terjadi setelah beberapa jam atau beberapa hari setelah
cedera
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologis yang diperlukan minimal adalah rontgen
dengan proyeksi anterior dan kemiringan 30 derajat sefalik. Biasanya
didapatkan fraktur pada 1/3 tengah dari tulang, fragmen bagian luar
biasanya terletak lebih rendah dari fragmen bagian dalam. Fraktur pada 1/3
lateral dapat terlewatkan, atau perkiraan derajat pergeserannya dapat lebih
rendah, kecuali jika rontgen proyeksi bahu juga dikerjakan. Rontgen sendi
sternoclavicular pada fraktur 1/3 medial juga lebih baik dikerjakan. Saat

1,2

CT scan dengan rekonstruksi tiga dimensi mungkin diperlukan untuk


menentukan derajat pemendekan secara akurat atau untuk mendiagnosis
fraktur dislokasi sternoklavikula dan untuk meyakinkan union dari sebuah
fraktur.9
Fraktur klavikula biasanya diklasifikasikan berdasarkan posisi dari
fraktur oleh Allman menjadi proximal (Group I), middle (Group II), dan

19
distal (Group III) third fractures. Pembagian secara general berhubungan
dengan pendekatan klinis yang akan dikerjakan. Karena tingginya tingkat
delayed union and non-union pada fraktur 1/3 distal, Neer membaginya
menjadi tiga subklasifikasi berdasarkan kondisi ligamentum dan derajat
pergeseran.
a) Neer tipe I (ligamentum korakoklavikular masih intak)
b) Neer tipe II (ligamentum korakoklavikular robek atau lepas dari
fragmen medial tetapi ligamentum trapezoid tetap intak dengan
segmen distal), Neer tipe II disubklasifikasikan menjadi dua oleh
Rockwood menjadi:
Tipe IIA: konoid dan trapezoid melekat pada fragmen distal
Tipe IIB: konoid lepas dari fragmen medial.
c) Neer tipe III (intraartikular). 9,10

Adapun klasifikasi Fraktur Clavicula berdasarkan letaknya.12:


a. Fraktur 1/3 medial klavikula: Insiden jarang, hanya 5% dan seluruh
fraktur klavikula. Mekanisme trauma dapat berupa trauma langsung
dan trauma tak langsung pada bagian lateral bahu yang dapat menekan
klavikula ke sternum. Jatuh dengan tangan terkadang dalam posisi
abduksi.

20
b. Fraktur Klavikula 1/3 Tengah
Terdapat kesepakatan bahwa fraktur klavikula 1/3 tengah non displaced
seharusnya diterapi secara non operatif. Sebagian besar akan berlanjut
dengan union yang baik, dengan kemungkinan non union di bawah 5%
dan kembali ke fungsi normal. 9
Terdapat lebih sedikit kesepakatan mengenai manajemen fraktur 1/3
tengah. Penggunaan simple splintage pada fraktur dengan pemendekan
lebih dari 2 cm dipercaya menyebabkkan risiko terjadinya malunion
simptomatik terutama nyeri dan tidak adanya tenaga saat pergerakan
bahu dan peningkatan insidens terjadinya non-union.1 Sehingga
dikembangkan teknik fiksasi internal pada fraktur klavikula akut yang
mengalami pergeseran berat, fragmentasi, atau pemendekan. Metode
yang dikerjakan berupa pemasangan plat (terdapat plat dengan kontur
yang spesifik) dan fiksasi intramedular.9

Gambar 6. Fraktur 1/3 Tengah dengan peregseran berat (dilakukan reduksi


terbuka dan fiksasi internal)
c. Fraktur Klavikula 1/3 Distal
Sebagian besar fraktur 1/3 distal klavikula mengalami pergeseran
minimal dan ekstra-artikular. Ligamentum korakoklavikula yang intak
mencegah pergeseran jauh dan manajemen non operatif biasanya
dipilih. Penatalaksanaannya meliputi pemakaian sling selama 2-3
minggu sampai nyeri menghilang, dilanjutkan dengan mobilisasi dalam

21
batas nyeri yang dapat diterima. Fraktur klavikula 1/3 distal displaced
berhubungan dengan robeknya ligamentum korakoklavikula dan
merupakan injuri yang tidak stabil. Banyak studi menyebutkan fraktur
ini mempunyai tingkat non-union yang tinggi bila ditatalaksana secara
non operatif. Pembedahan untuk stabilisasi fraktur sering
direkomendasikan.1 Teknik operasi menggunakan plate dan screw
korakoklavikular, fiksasi plat hook, penjahitan dan sling techniques
dengan graft ligamen Dacron dan yang terbaru adalah locking plates
klavikula. 9,10

Gambar 9. Fraktur 1/3 distal

d. Fraktur Klavikula 1/3 Proksimal


Sebagian besar fraktur yang jarang terjadi ini adalah ekstra- artikular.
Penatalaksanaan yang dilakukan sebagian besar adalah non operatif
kecuali jika pergeseran fraktur mengancam struktur mediastinal.
Fiksasi pada fraktur berhubungan dengan komplikasi yang mungkin
terjadi seperti migrasi dari implant ke mediastinum, terutama pada
penggunaan K-wire. Metode stabilisasi lain yang digunakanya itu
penjahitan dan teknik graft, dan yang terbaru locking plates.9
F. PENATALAKSANAAN
1. Non-operatif
a. Pasien yang mengalami kecelakaan atau trauma, diduga mengalami
fraktur pada klavikula, berhati-hati dan jangan gerakkan, mungkin ada
luka lain kecuali pasien masih dalam bahaya jika tidak bergerak.

22
b. Jika pasien harus dipindahkan, hindari menggerakkan area leher,
punggung, dan tulang klavikula sebanyak mungkin untuk menghindari
cedera lebih lanjut.
c. Jika jelas bahwa hanya fraktur klavikula, pengobatan yang paling
penting adalah menghilangkan rasa nyeri.
d. Lengan harus digerakkan sesedikit mungkin. Kemudian kompres
dengan es yang dibungkus handuk. Aspirin, ibuprofen (Motrin, Advil),
dan acetaminophen (Tylenol) efektif menghilangkan rasa nyeri pada
orang dewasa; hindari penggunaan aspirin pada anak-anak.
e. Buat sling dari saputangan besar, atau handuk. Bentuk menjadi
segitiga. Kemudian lipat segitiga di sekitar lengan bawah dengan salah
satu ujung runcing ke arah siku dan kedua ujung lainnya dapat
diikatkan di leher. Siku harus ditekuk dan melintang di dada. Sebagian
besar fraktur klavikua dapat diobati dengan sling sederhana atau
menggunakan pembalut angka 8. Ini digunakan membungkus sekitar
kedua bahu dan leher untuk menahan bahu belakang dan atas.. Klien
akan diminta untuk memakai selempang setiap saat sampai tidak ada
rasa sakit ketika digerakan. Ini biasanya 2-4 minggu untuk anakanak
dan 4-8 minggu untuk orang dewasa.
Manajemen non operatif meliputi pemakaian simple sling untuk
kenyamanan. Sling dilepas setelah nyeri hilang (setelah 1-3 minggu)
dan pasien disarankan untuk mulai menggerakkan lengannya. Tidak
ada bukti yang menyatakan bahwa penggunaan figure-of-eight
bandage memberikan manfaat dan dapat berisiko terjadinya
peningkatan insidens terjadinya luka akibat penekanan pada bagian
fraktur dan mencederai struktur saraf; bahkan akan meningkatkan
risiko terjadinya nonunion.9

2. Operatif

23
Tindakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal
berikut :
a. Fraktur terbuka.
b. Terdapat cedera neurovaskuler.
c. Fraktur comminuted.
d. Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.
e. Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).
f. Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak
semestinya (malunion).
Indikasi tindakan operasi:
a. Indikasi absolut : fraktur terbuka yang membutuhkan irigasi,
debrideman, dan stabilisasi. Metode paling sering untuk fiksasi interna
adalah dengan plate dan screw.
b. Indikasi relatif untuk operasi adalah pergeseran ke medial lebih dari 2
cm yang ditunjukkan oleh adanya fragmen klavikula tengah yang
tumpang tindih . Jika leher scapula (glenoid) juga terjadi fraktur
bersama klavikula, maka menjadi indikasi relatif untuk pembedahan
G. Komplikasi
1. Komplikasi Awal
Meskipun klavikula bagian proksimal terletak dekat dengan struktur
vital, kejadian pneumotoraks, ruptur pembuluh darah subklavia, dan
cedera pleksus brachialis jarang terjadi. 9,10
2. Komplikasi Lanjut. 9,10
a. Non-union
Pada fraktur shaft yang mengalami pergeseran, non-union terjadi
pada 1-15% kasus. Fraktur risiko meliputi usia yang bertambah tua,
besar pergeseran, komunitif fraktur, dan pasien perempuan, namun
prediksi akurat mengenai fraktur yang akan mengalami non-union sulit
dikerjakan. Non-union yang simptomatik diterapi dengan fiksasi plat
dan graft tulang jika diperlukan. Tindakan ini biasanya memuaskan dan
memiliki tingkat union yang tinggi. Fraktur klavikula 1/3 lateral

24
mempunyai tingkat non-union yang tinggi (11,540%). Pilihan terapi
untuk non-union simptomatik adalah eksisi bagian lateral dari klavikula
(bila fragmen kecil dan ligamentum korakoklavikular intak) atau
reduksi terbuka, fiksasi interna dan graft tulang bila fragmen besar.
Implan yang digunakan adalah locking plates and hooked plates.
b. Malunion
Semua fraktur yang mengalami pergeseran akan sembuh dengan
posisi nonanatomis dengan pemendekan dan angulasi, meskipun tidak
menunjukkan gejala. Beberapa akan mengalami nyeri periskapular,
yang biasanya terjadi pada pemendekan lebih dari 1,5 cm. Pada kasus
ini, operasi osteotomi korektif dan pemasangan plat dapat
dipertimbangkan.1,2 Kekakuan bahu Hal ini sering terjadi namun
biasanya hanya sementara.

25
ANALISIS KASUS

Pasien Tn.IW usia 59 tahun datang dengan keluhan nyeri pada shoulder joint
sinistra Dialami sejak 4 jam sebelum datang ke Rumah sakit akibat KLL. MoT:
Pasien mengendarai motor dengan kecepatan sedang 50 km/jam menggunakan
helm mengalami kecelakaan tunggal sehingga bahu kiri terbentur di jalan.
Fraktur atau patah tulang adalah gangguan atau terputusnya kontinuitas dari
struktur tulang. Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah tulang dengan
dunia luar. Fraktur clavicula adalah terputusnya hubungan tulang clavicula yang
disebabkan oleh trauma langsung dan tidak langsung pada posisi lengan terputus
atau tertarik keluar (outstretched hand) karena trauma berlanjut dari pergelangan
tangan sampai clavicula. Close fraktur clavicula adalah gangguan atau terputusnya
hubungan tulang clavicula yang disebabkan oleh trauma langsung dan tidak
langsung pada posisi lengan terputus atau tertarik keluar (outstretched hand) yang
tidak ada hubungan patah tulang dengan dunia luar.
Manifestasi yang paling terjadi pada fraktur clavicula sebagai berikut13:
1. Nyeri
2. Pembengkakkan
3. Memar atau benjolan pada daerah bahu atau dada atas.
4. Bahu dan lengan terasa lemah, mati rasa, dan kesemutan.
5. Pergerakan pada bahu dan lengan terasa susah.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya edema, nyeri tekan dan ROM:
aktif dan pasif shoulder joint terbatas karena nyeri. Pada pemeriksaan biasanya
ditemukan nyeri tekan lokal dan pergerakan sendi yang terbatas, namun udem dan
kemerahan jarang ditemukan. Dapat pula disertai gejala sistemik seperti demam,
menggigil, letargi, dan nafsu makan menurun.
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan foto polos Shoulder joint
sinistra, dimana pada teori dijelaskan bahwa pemeriksaan radiologis yang
diperlukan minimal adalah rontgen dengan proyeksi anterior dan kemiringan 30
derajat sefalik.

26
Pada penatalaksaan tidak dilakukan tindakan operatif. Menurut teori pada
fraktur clavicula dapat dilakukan terapi konservatif dan apabila tidak berhasil maka
dilakukan tindakan operatifTerdapat kesepakatan bahwa fraktur klavikula 1/3
tengah non displaced seharusnya diterapi secara non operatif. Sebagian besar akan
berlanjut dengan union yang baik, dengan kemungkinan non union di bawah 5%
dan kembali ke fungsi normal.

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Snell RS. Clinical Anatomy by Regions 9th Edition. China: Lippincott


Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer business, 2012.
2. Tortora GJ dan Derrickson B. Principles ofAnatomy &Physiology13thEdition.
United States of America: John Wiley & Sons, Inc., 2012.
3. ResnickD dan Kransdorf, MJ. Bone and Joint Imaging3rd editions. USA:
Elsevier Inc, 2005.
4. Marchiori DM. Clinical Imaging With Skeletal, Chest, And Abdominal
Pattern Differentials, Third Edition. USA: Elsevier Inc, 2014.
5. Estephan, Amir. 2010. Clavicle Fracture in Emergency Medicine. Medscape.
http://emedicine.medscape.co m/article/824564 Helmi
6. Moore, Keith L, 2002. Essential Clinical Anatomy. Hipokrates: Jakarta.

7. De Jong, 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Alih Bahasa : TIM Penerbit Ilmu
Kedokteran, editor : Sjamsuhidajat, R, Edisi 2, EGC : Jakarta
8. Sloane, Ethel.2004.Anatomi dan Fisiologi untukPemula. Jakarta: EGC

9.
of Orthopaedics and Trauma (10th edition). New York: CRC Press, 2018
10. Court-Brown CM, Heckman JD, McQueen MM, Ricci WM, Tornetta III P,

Wolters Kluwer, 2015


11. Canale
edition). Tennessee: Elsevier, 2016
12. Koval, Kenneth J. & Zuckerman, Joseph D. 2006. Handbook of Fractures
Third Edition. Philadelphia: Lippinccot Williams & Wilkiins
13. Gustilo RB. 1993. Fracture dislocationof the hip In: Fractures and
Dislocations. Philadelphia: Mosby

28

Anda mungkin juga menyukai