TINEA PEDIS
PENYUSUN :
NUR AFIYAT, S.Ked
K1B1 20 061
PEMBIMBING :
dr. Shinta N. Barnas, M.Kes., Sp.KK
NIM : K1B120061
Fakultas : Kedokteran
Telah menyelesaikan Referat dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo pada
Desember 2021.
Pembimbing
A. Pendahuluan
Kulit merupakan organ yang terletak di sisi terluar tubuh manusia dan
menjadi organ yang mendapat pengamatan secara terus menerus baik oleh
diri sendiri maupun orang lain. Di Indonesia yang menjadi penyebab
penyakit kulit biasanya akibat infeksi bakteri, jamur, virus, parasit yang
dapat dipengaruhi oleh beberapa hal sehingga sering memberikan perbedaan
gambaran klinis penyakit kulit seperti faktor iklim, kebiasaan dan
lingkungan. Infeksi penyakit oleh jamur dapat ditemukan hampir di seluruh
daerah Indonesia karena merupakan wilayah yang baik untuk pertumbuhan
jamur. Iklim dan kondisi geogafis di Indonesia memudahkan pertumbuhan
jamur sehingga menyebabkan banyaknya kasus infeksi jamur.1
Penyakit kulit yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita ini
disebut dengan dermatofitosis.2 Dermatofitosis merupakan penyakit pada
jaringan yang mengandung zat tanduk misalnya stratum korneum pada
epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita. 1
Dermatofitosis disebut juga dengan tinea dan memiliki variasi sesuai dengan
lokasi anatominya seperti tinea kapitis, tinea barbae, tinea kruris, tinea pedis
dan tinea korporis.2
Tinea pedis atau ringworm of the foot adalah infeksi dermatofita pada
kaki, terutama pada sela jari dan telapak kaki. Tinea pedis merupakan
infeksi jamur yang paling sering terjadi dan penyebab adalah Trichopyton
Rubrum yang memberikan kelainan menahun.3
B. Definisi
Tinea pedis adalah dermatofitosis pada kaki, terutama pada sela-sela
jari dan telapak kali dan paling sering dilihat adalah interdigitalis antara jari
IV dan V terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis.4
Tinea pedis atau yang lebih dikenal dengan kutu air adalah penyakit
akibat infeksi jamur dermatofita yang mengenai kulit pada jari-jari kaki,
telapak kaki, dan bagian lateral kaki. 5
C. Epidemiologi
Indonesia sebagai negara tropis menjadi lahan subur tumbuhnya jamur
khususnya jamur Trichophyton Rubrum. Trichophyton Rubrum adalah salah
satu spesies jamur yang menyebabkan banyak penyakit. Penyakit-penyakit
akibat jamur ini sering menginfeksi masyarakat. Trichophyton Rubrum
menyerang jaringan kulit dan menyebabkan beberapa infeksi kulit antara
lain adalah tinea pedis.6
Tinea pedis lebih sering menginfeksi laki-laki daripada perempuan,
dan angka insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia, dan jarang
sekali ditemukan pada anak-anak. Diperkirakan 15% dari total penduduk di
Inggris mengalami tinea pedis, di Italia dengan prevalensi 25% (722 orang),
dan di China dengan prevalensi 27% (1014 orang). Kejadian dermatofitosis
di Indonesia pada rentang tahun 2002-2004 mengalami peningkatan
prevalensi sebanyak 14,4%. Prevalensi tinea pedis berdasarkan data statistik
RSP di Indonesia seperti RS. Dr. Soetomo, RSCM, RS. Dr. Hasan Sadikin,
RS. Dr. Sardjito didapatkan peningkatan sebesar 16%.7
D. Etiologi
Tinea pedis penyebab tersering oleh Trichopyton Rubrum,
Trychophyton Mentagrophytes dan Epidermophyton Floccosum.
Trichopyton Rubrum menimbulkan lesi hiperkeratolitik dan kering
menyerupai bentuk sepatu sandal (moccasin like) pada kaki, Trychophyton
Mentagrophytes seringkali menimbulkan lesi yang vesikuler dan lebih
meradang.8
Gambar 1. Trichophyton Rubrum
Gambaran koloni Trichophyton Rubrum yaitu berwarna putih
bertumpuk ditengah dan maroon pada tepinya berwarna merah ceri pada
PDA. Gambaran mikroskopik yaitu beberapa mikrokonidia berbentuk air
mata sedikit makrokonidia berbentuk pensil.9