TINEA KAPITIS
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu
Syarat Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Islam Sultan Agung Semarang
Periode 18 Oktober 2021 –13 November 2021
Disusun Oleh :
Silmi Durotun Nasihah
30101607739
Pembimbing :
dr. Hj. Pasid Harlisa, Sp.KK, FINSDV
PENDAHULUAN
Tinea kapitis disebut juga ringworm of the scalp merupakan kelainan pada
kulit rambut kepala yang disebabkann oleh spesies dermatofita. Kelainan pada
tinea kapitis dapat ditandai dengan lesi bersisik, kemerah- merahan, alopesia dan
kadang terjadi gambaran yang lebih berat yang disebut kerion. [1]
Tinea kapitis adalah suatu infeksi pada kulit kepala dan rambut yang
disebabkan oleh spesies dermatofita. Dermatofita merupakan golongan jamur
yang menyebabkan dermatifitosis yang mempunyai sifat mencerna keratin. [1,3]
2.2. Epidemiologi
2.3. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh spesies dermatofita dari genus tricophyton dan
microsporum , misalanya T. Vioalaceum, T. Gourvilii, T. metagrophytes, T.
tonsurans, M. audonii, M. canis, M. ferrugineum. [3]
3. Kerion
Kerion adalah reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis, berupa
pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan serbukan sel radang
yang padat disekitarnya. Bila penyebabnya Microsporum caniis dan
Microsporum gypseum, pembentukan kerion ini lebih sering dilihat, agak
kurang bila penyebabnya adalah Trichophyto violaceum. Kelainan ini dapat
menimbulkan jaringan parut dan berakibat alopesia yang menetap. [1]
4. Tinea favosa
Yang khas dari bentuk infeksi ini adalah lesinya yang berbau seperti tikus
atau sering disebut mousy odor. Bila menyembuh, lesi meninggalkan jaringan
parut dan menyebabkan alopesia yang permanen. [3]
1) Dermatitis Seboroik
Peradangan yang erat dengan keativan glandula sebasea yang aktif pada
bayi dan insiden puncak pada usia 18-40 tahun. Manifestasi pada dermatitis
seboroik didapatkan eritema, skuama yang berminyak dan kekuningan dengan
batas tidak tegas, rambut rontok mulai dari verteks dan frontal. Krusta tebal
dapat berbau tidak sedap dan meluas ke dahi, glabela, telinga postaurikular,
leher, daerah supraorbital, liang telinga luar, lipatan nasolabial, sternal,
payudara, interskapular, umbilikus, lipat paha dan anogenital. [1,10]
2) Alopesia Areata
3) Psoriasis
2. Pemeriksaan KOH
2.9. Penatalaksanaan
Topik Sistem
al ik
Selenium sulfide 1% or Dewasa :
2.5% Griseofulvin, 500-1000 mg
Obat per oral yang juga efektif untuk dermatofitosis yaitu ketokonazol
yang berfungsi sebagai fungistatik. Ketokonazol, obat ini dapat diberikan
dengan dosis 5-10 mg/kg BB/hari untuk anak-anak dan 200 mg/hari untuk
dewasa. Lama terapi berkisar antara 7-14 hari. Penggunaan obat ini terutama
pada anak-anak dibatasi karena bersifat hepatotoksik. [4,7]
Flukonazol, obat ini cukup efektif untuk mengatasi tinea kapitis terutama
pada anak-anak. Dosisnya yaitu 3-5 mg/kg BB/hari selama 4 minggu.[4,7]
2.10. Prognosis
A. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : An. SR
b. Umur : 7 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Suku : Jawa
f. Alamat : Gedung Batu Timur 4/8 Ngemplak, Simongan-Semarang.
g. No. RM : 01-59-xxx
h. Status Pasien : BPJS
B. ANAMNESIS
a. KELUHAN UTAMA
- Subjektif : Kulit kepala gatal dan kering
- Objektif : Kulit tebal dan bersisik
b. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Seorang anak perempuan berusia 7 tahun datang ke poli kulit dan
kelamin RST Bhakti Wiratamtama Semarang pada hari jum’at tanggal 22
Oktober 2021 pukul 13.00 WIB dengan keluhan kulit kepala kering dan
gatal. Keluhan dialami pasien sejak 1 bulan yang lalu. Kulit kepala tampak
tebal dan bersisik, apabila digaruk terdapat seperti ketombe. Kelainan kulit
awalnya kecil kemudian sering digaruk sehingga semakin luas. Rambut
disekitar mengalami kerontokan. Saat ini keluhan gatal sudah mulai
berkurang, penebalan kulit sudah berkurang dan rambut disekitar sudah
mulai tumbuh.
c. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
- Belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
d. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
- Tidak ada yang menderita hal serupa
e. RIWAYAT KEBIASAAN
- Sering bermain dengan kucing peliharaannya dan saat ini kucing
tersebut sedang menderita penyakit kulit.
f. RIWAYAT ALERGI
- Pasien tidak mempunyai alergi makanan atau obat-obatan.
g. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
- Kesan ekonomi : Cukup
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
a. KEADAAN UMUM : Baik
b. KESADARAN : Composmentis
c. TANDA VITAL
- Tek.Darah : -
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 36,2 o C
- RR : 20 x/menit
d. STATUS GIZI
- BB : 19,6 kg
- TB :-
- IMT :-
e. PEMERIKSAN FISIK
- KEPALA : Mesocephal
- MATA
a. Conjungtiva : Tidak dilakukan Pemeriksaan
b. Sklera : Tidak dilakukan Pemeriksaan
c. Lain-lain : Tidak dilakukan Pemeriksaan
- LEHER
a. KGB : Tidak dilakukan Pemeriksaan
b. Thyroid : Tidak dilakukan Pemeriksaan
c. Lain-lain : Tidak dilakukan Pemeriksaan
- THT
a. Telinga : Tidak dilakukan Pemeriksaan
b. Hidung : Tidak dilakukan Pemeriksaan
c. Tenggorokan : Tidak dilakukan Pemeriksaan
- MULUT : Tidak dilakukan Pemeriksaan
- JANTUNG
a. Inspeksi : Tidak dilakukan Pemeriksaan
b. Palpasi : Tidak dilakukan Pemeriksaan
c. Perkusi : Tidak dilakukan Pemeriksaan
d. Auskultasi : Tidak dilakukan Pemeriksaan
- PARU
a. Inspeksi : Tidak dilakukan Pemeriksaan
b. Palpasi : Tidak dilakukan Pemeriksaan
c. Perkusi : Tidak dilakukan Pemeriksaan
d. Auskultasi : Tidak dilakukan Pemeriksaan
- ABDOMEN
a. Inspeksi : Tidak dilakukan Pemeriksaan
b. Palpasi : Tidak dilakukan Pemeriksaan
c. Perkusi : Tidak dilakukan Pemeriksaan
d. Auskultasi : Tidak dilakukan Pemeriksaan
- GENITALIA : Tidak dilakukan Pemeriksaan
- EKSTREMITAS: Tidak dilakukan Pemeriksaan
Status Dermatologik
a. Inspeksi :
- Lokasi : Kepala
- UKK :
✔ Hiperkeratosis (+)
✔ Skuama (+)
✔ Gray Patch (+ )
b. Palpasi :
Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Perkusi :
Tidak dilakukan pemeriksaan
D. DIAGNOSIS BANDING
a. Tinea Kapitis Tipe Gray Patch
b. Dermatitis Seboroik
c. Alopesia Areata
d. Psoriasis
E. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan KOH
- Pemeriksaan lampu Wood
F. DIAGNOSIS KERJA
- Tinea Kapitis Tipe Gray Patch
G. RENCANA TERAPI
H. PROGNOSIS
- Quo ad vitam : Ad Bonam
- Quo ad sanationam : Ad Bonam
- Quo ad kosmetikan : Ad Bonam
I. EDUKASI
Aspek klinis
- Minum obat dan oleskan obat secara teratur
- Hindari menggaruk kulit secara berlebihan
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Menghindari kucing peliharaan
Aspek Islami
- Selalu berdoa memohon kesembuhan kepada Allah.
- Mengambil sisi positive dari cobaan yang telah diberikan.
- Selalu berikhtiar untuk kesembuhan penyakit.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Prof.Dr. dr. Adhi Djuanda, dkk,. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta
: FKUI. 2013
2. Siregar. Penyakit jamur kulit. Edisi kedua. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2005.
6. Pandhi, Sonam., Sash. Tinea Capitis in 31 Year Old Adult Male : A Rare
Entity. Vol.2 No.14. Journal of J Cin Case. Departement of dermatology 2014.
10. Siregar,R.S. Atlas Berwarna Sripati Penyakit Kulit. Edisi kedua. Edisi 2. EGC.
Jakarta. 2004.