Anda di halaman 1dari 82

.

r 'r
nrn &'Alkaloid'
-. l. .,i: - :. ::
.r,',.;u{,ii,,.'1',.
'. -I -

Katzung, MD, PhD

Histamin dan serotonin (5-hidroksitriptamin) merupakan kemungkinan peran fisiologik histamin jaringan didasar-
amin yang aktif secara biologis, berfungsi sebagai neu- kan pada kesamaan antara efek pernberian histamin intra-
rotransmiter dan dijumpai cli berbagai jaringan bukan- vena dan gejala syok anafilaktik serta perusakan jaringarr.
syaraf (non-neural), nempunyai efek fisiologik dan patolo- Terdapat variasi antar spesies yang mencolok, tetapi pada
gik yang rumit melalui berbagai subtipe reseptor rnultipel, nrarrusia, histarnin rnerupakan mediator reaksi alergi dan
dan sering dilepaskan setenpat (lokal). Bersama dengan reaksi peradangan cepat yang penting, walaupun hanya
peptida endogen (lihat Bab 1f, prostaglandin dan leu- sedikit berperan pada anafilaksis. Histamin sangat ber-
kotrien (lihat Bab 18), serta sitokin (lihat Bab 56), histamin peran dalan.r sekresi asam lambung (lihat Bab 63) dan
dan serotonin terkadang disebut sebagai autokoid (nutocoid, berfungsi sebagai neurotransmiter dan neuromodulator
Yunani, " pengobatan -sendiri / self-rentedy") atau hormon (lihat Bab 6, 21). Bukti-bukti terbaru menunjukkan bahwa
lokal, sesuai dengan sifat-sifatnya tersebut. histamin juga berperarr dalarn proses kemotaksis sel darah
Karena luas dan banyaknya efek merugikan histamin purih.
dan serotonin, keduanya tidak digunakan secara klinis
sebagai suatu bentuk pengobatan. Akan tetapi, senyawa- FARMAKOLOGI DASAR HISTAMIN
senyawa yang secdra selcktif mengaktifkan beberapa sub- Kimia & Farmakokinetik
tipe reseptor histamin dan serotonin tertentu atau secara Histamin terdapat di tumbuhan dan juga di jaringan
selektif menjadi antagonis kerja kedua amin ini tampak- hewan, serta merupakan komponen beberapa sekresi bisa
nya bermanfaat secara klinis. Dengan denrikian, bab ini
ktenont) dan sengatan.
menekankan farmakologi dasar berbagai amin agonis dan Histanrin dibentuk dari dekarboksilasi asam amino l-
farmakologi klinis agonis dan antagonis yang lebih selek- histidin, suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim histidin
tif. Alkaloid ergot, senyawa yarlg memiliki aktivitas agonis dekarboksilase di jaringarr hewan. Setelah terbentuk, his-
parsial terhadap serotonin dan beberapa reseptor lainnya, tamin lalu disirnpan atau langsung dinonaktifkan. Sangat
dibahas di akhir bab ini. sedikit histamin yang diekskresi dalam bentuk aslinya
(tidak mengalami pengubahan). Jalur metabolik utama
histamin meliputi konversinya menjadi N-metilhistamiry
r. HrsrAylN asanr metilimidazolasetat, dan asam inridazolasetat (inida-
zolencetic acid, IAA). Beberapa neoplasma (mastositosis sis-
Histamin disintesis pada tahun 1907 dan kemudian diiso- temik, urtikaria pignrentosa, karsinoid lambung, dan ter-
lasi dari berbagai jaringan mamalia. Hipotesis awal tentang kadang leukemia mielogenosa) terkait dengan peningkatan

2s9
260 / BAB 15

jumlah sel mast dan peningkatan ekskresi histamin dan Melalui mekanisr.ne kontrol umpan-balik negatif-clipe_
metabolitnya. rantarai reseptor Hr, histamirr tanrpaknya menrodulasi
pelepasannya sendiri serta perantara-perantara lainnya
51cttz-cH2-NH2 dari sel mast yang tersensitisasi pada beberapa jaringan.
HN zzN Pada manusia, sel mast di kulit clan basofil menuniukkan
mekanisme umpan-balik negatif ini; sel mast paru tidak
Histamin
demikian. Jadi, histarnirr daprat menrbatasi reaksi alergi cli
Kebanyakan histamin di jaringan tersimpan dan terikat kulit dan darah.
dalam bentuk granul (vesikel) dalam sel mast atau basofil; Histaniin endogen berperan sebagai moclulator dalarn
kandungan histamin dalam berbagai jaringan terkait berbagai respons inflamasi/peradangan dan imun. pacla
langsung dengan kandungan sel mast-nya. Benfuk terikat- kerusakar-r suatu jaringan, histamin yang keluar mellye-
histamin secara biologik tidak aktif, tetapi, seperti akan babkan vasodilatasi lokal darr kebocorarr plasrna, yar"rg me_
dijelaskan di bawah, berbagai rarlgsangarl dapat memicu ngandung mediator inflarnasi akut (komplemen, protein
pelepasan histamin sel mast sehingga arnirr yang bebas reaktif-C) dan antibodi. Histar"nin dapat rnenarik sel_sel
itu dapat bekerja pada jaringan sekitarnya. Sel mast teruta- inflamasi (neutrofil, eosinofil, basofil, ntonosit, clan limfo_
ma banyak terdapat di sekitar jaringan 1,ang berpotensi sit) secara kemotaktik. Histarnin menghambat pelepasan
mudah mengalarni kerusakan, seperti di hidung, mulut, kandungan lisosor"n serta beberapa fungsi lir.nfosit T dan
kaki, permukaan dalam alat tubuh, dan pernbuluh darah, B. Sebagiarr besar fungsi histarrin ini diperantarai oleh
terutama pada bagian yarrg mendapat tekanan atau pacla reseptor H, atau Hn. Pelepasan peptida dari saraf sebagai
bifurkasio. resporls terhadap peradangaru mungkin juga dinroclulasi
Histarnin lainnya (bukan histarnin sel mast) terdapat olel-r histarnin, dalam kasus ini tnelalui reseptor presinap_
dalam berbagai jaringan, termasuk otak, tempatnya ber- tik reseptor H,.
fungsi sebagai neurotransmiter. Neurotransmiter histamin
B. Pelepnsnru Krrurewl DAN MEKANIs
endogen mungkin berperan dalam berbagai fungsi otak,
seperti kontrol neuroendokrirrologi, regulasi kardiovas- Amirr tertentu, tennasuk obat-obat seperti morfin dan
kuler, regulasi suhu dan berat badan, kewaspadaan (lihat hrbokurarin, dapat rnenggeser histarnin dari kompleks
Bab21). l'reparin-protein clalaln sel. Jenis peiepasan ir.ri tidak mem_
Tempat penyimparran histanrin nolt-neuronAl kedua butuhkan energi dan tidak terkait derrgan kerusakan atau
terpenting adalah di sel enterocltronuffin-like (ECL) fundus degranulasi sel n-rast. Pelel-rasan granul clari sel mast juga
lambung. Sel ECL melepaskan histamin, salah satu pe- akan melepaskan histar-r.rin, karena ion natriunr clalam
rangsang utama sekresi asam lambung (secrcfngogue), untuk cairan ekstrasel akarr segera llten"lindahkarr amin dari
mengaktifkan sel parietal mukosa, 1'ang rrrenghasilkan kornpleks tersebut. Kerusakan sel urast secara kimiawi
asam (lihat Bab 63). clan mekanis menyetrabkarr degranulasi clan pelepasan
histamin. Senyawa 48/80, suatu obat yang masih cliteliti,
Penyimpanan & Pelepasan Histamin secara selektif melepaskarr histamitr dari sel mast jaringan
melalui proses degranulasi eksositotik yang r.nenggunakan
Penyimpanan histamin di sel mast dapat dikeluarkan
energi dan kalsium.
melalui beberapa mekanisrne.
A. PeupnsaN lMuNoLoGtK Farmakodinamik
Mekanisme patofisiologi pelepasan histarl.rin sel mast dan A. Mrrnnrsrvre Kenrn
basofil terutana terjadi melalui proses-proses imunologik. Histamin melaksanakan kerja biologiknya melalui peng_
Sel-sel ini, jika tersensitisasi oleh ar-rtibodi IgE yang rnele- gabungatr dengan reseptor sel spesifik yang terclapat di
kat pada membran permukaan, akan mengalami clegranu- perrnukaan ruembran. Empat reseptor l-ristamin berlainan
lasi masif jika terpajan antigen yang sesuai (Lihat Gambar yang hirrgga saat ini sudah berhasil dikenali aclalah H,o,
56-5, fase efektor). Jenis pelepasan ini memerlukar-r energi keempatnya dijelaskarr dalam Tabel j6-1. Ticlak ,"p"rii
dan kalsium. Degranulasi menyebabkan pelepasan secara reseptor transmiter ar.nin lairr yang telah dibahas sebelum_
serentak histamin, adenosin trifosfat (ATp), dan mediator rr1,a, keempat tipe reseptor histamin irri ticlak memiliki
lainnya yang tersimpan dalarn granul. Histamin yang subfamili-subfamili, walaupur.r telah ditemukan beberapa
dilepaskan melalui rnekanisme ini n.rerupakan perantara varian splice untuk beberapa tipe reseptor.
tipe alergi cepat (Iipe I). Zat hasil pelepasan reaksi imun- Keempat tipe reseptor tersebut telah berhasil cliklon
diperantarai IgG atau IgM yang rnengaktifkan kaskade clarr temrasuk dalar"n satu suPerfamili besar reseptor yang
komplernen juga melepaskan histamin yang terkandung tersebal di tujul-r daerah membran (nLcnrbrttnc_sTturutitrg
dalam sel mast dan basofil. rcgiort) dan tergabung dengan protein G (GPCR). Struktur
HISTAMIN, SEROTONIN & ALKALOID ERGOT / 261
Tabel 16-1. Subtipe reseptor Histamin.
5ubtipe Mekanisme
Reseptor Penyebaran Pascareseptor

f.,. ?.19
._o.l:l qgLg::.-".19_-..1-"_!..9_1*_.._.._..._9.-.1.lLr 1:l?f.t9qf9.l Mepiramin, triprolidin
H2 Mukosa lambung, otot G,, I cAMP Amthamin Ranitidin, tiotidin
jantung, sel mast, otak
H3 Prasinaptik: otak, pleksus G, J cAMP R-rr-Metilh istamin, imetit, Tioperamid, iodofenpropit,
mienterik, saraf lainnya immepip klobenpropitl
H4 Eosinofil, neutrofil, CD4 sel T G,, J cAMP Klobenpropit, imetit, klozapin Tioperamid
rAgonis balikan.

reseptor H, dan H, salirrg berbec'la satu sama lain, dan B. Erex Hrsrnrrarru pADA SlsrEM Jenlruceru DAN ORGAN
tampaknya, masing-r.nasirrg reseptor ini lebih mirip dengan
Histamin mempunyai efek yang kuat terhadap otot polos
reseptor muskarinik dan reseptor S-FIT, dibandingkan dan otot janbung, terhadap sel endotel tertentu dan sel
dengan sesama reseptor H. Reseptor I{o memiliki kemiripan
saraf, dan terhadap sel-sel sekretorik larr'rbung. Akan te-
(homologi) sekitar 40% derrgan reseptor H, tapi taml.raknya
tapi, sensitivitas terhadap histamirr sangat berbeda pada
tidak memiliki kenriripan dengan reseptor histamin lain- tiap spesies. Nlamrot saltgat sensitif terhadap histan'rin.
nya. Keempat reseptor histamin terbukti r.nemiliki aktivi-
Manusia, anjing, dan kucing sedikit kurang serrsitif bila di-
tas konstitutif (membangun) di beberapa sistenr; dengan
bandingkan dengan marmot, sementara tikus dan mencit
, yang dulu dianggap
den-rikian, beberapa "antihistamir'r"
sangat kurang serrsitif.
suatu antagonis farmakoiogik, sekarang mungkirr l'rarus
dianggap sebagai suatu agonis balikan (inucrse ngonist, 1. Sistem sar#-Histanrin adalah stimulan ujung saraf
Iilrat Bab 2). Bahkan, banyak penyekat (blocker) IJ, generasi- sensoris yang kr.rat, terutarna ujung saraf yang rnenghan-
pertama dan -kedua r-nungkin merupakan agonis balikan. tarkan rasa n1'eri dan gatal. Efek yang diperantarai H, ini
merupakan komponen penting respol"ls urtikaria dan reaksi
Lebih jauh lagi, suatu molekul tunggal dapat menjadi
agonis di satu reseptor histamin dan antagonis cli reseptor terlradap sengatan serangga dan jelatang (nettle, sejenis
lainnya. Sebagai contoh, klolrenprobit, suatu agonis resep- tumbuhan genus Urfica-ed.) Beberapa bukti menunjukkan
tor Hn, urerupakan antagonis atau agonis balikan reseptor bahwa konsentrasi tinggi lokal juga dapat mendepolari-
H. (Tabel l6-1). sasi ujung saraf (aksorral) eferen (lihat paragraf 8, cli
Di otak, reseptor H, clan TJ, terletak di nrenrbran ban,ah). Pacla mencit, juga rnungkin pada manusia, neuron-
pas-
casinaptik, sedangkan reseptor FI, banl'ak terciapat di rleuroll respiratoris vang rllenvampaikan sinyal inspirasi
mernbran plasirraptik. Aktivasi reseptor 11,, r'ang terclapal tlan ekspirasi ciinrodulasi oleh reseptor H,. Reseptor H,
di endotel,sel otot polos, darr ujung-ujung saraf, biasanl'a
prasinaptik berperan penting ntemodulasi pelepasan trans-
menyebabkarr peningkatan hidrolisis fosfoirrositol dan miter cli sister-r'r saraf. Agonis H. rnenurunkan pelepasan
peningkatan kadar kalsium intrasel. Aktivasi reseptor H,, transmiter asetilkolin, arnin, dan peptida di berbagai
daerah otak dan di saraf-saraf tepi.
vang terdapat di mukosa larnbung, sel otot jarrtung, darr
belrerapa sel irlun, nrer-ringkatkan kadar cyclic ttdttnosirtc 2. Sistem kardiovaskular-Pada manusia, suntikan atau
ntonopltospnte (cAMP) intrasel melalui G,. Seperti adre- infus histamin akan rnenurunkan tekanan darah sistolik
noseptor 0,, pada beberapa keadaan, reseptor H, dapat dan diastolik serta lnenirrgkatkarr frekuensi denyut
bergabung dengan Go, rrengaktifkan kaskade IP.-DAG jarrtur-rg. Perubahan tekanan darah tersebut disebabkan
(inositol 1,4,5-trifosfat-diasilgliserol). Aktivasi reseptor H, oleh efek vasodilator langsung histarnin pada arteriola
menurunkan pelepasan transmiter dari histaminergik dan dan sfingter prakapilar; peningkatan frekuensi denyut
neurorl lainnya, kernungkinan diperantarai oleh adanya janturrg disebabkan oleh rangsangan histarnin pada
penurunar-r influks kalsiunr r.nelalui kanal kalsium tipe- jarrturrg dan refleks takikardia. Kemerahan (flusling), rasa
N di ujung-ujung saraf. Reseptor Hn terutama ditemukan hangat, dan nygri kepala dapat terjadi pada pemberian
dalam leukosit di sunrsum tulang belakang dan peredaran histanrin, sesuai dengan adanya vasodilatasi. Vasodilatasi
darah. Reseptor Hn tampaknya rnemiliki efek kenrotaktik akibat pemberian histamin closis-kecil disebabkan oleh
)/ang sangat penting cii eosinofil dan sel mast. Melalui pe- aktivasi reseptor H, dan terutama diperantarai oleh pele-
ranan ini, reseptor I{o sangat Lrerperan dalam terjadinya pasan nitrik oksida dari endotel (lihat Bab 19). Penu-
peradangar"r dar-r alergi. Reseptor ini juga rnemodulasi pro- rurran tekanan darah biasanya diikuti dengan adanya
duksi sel-sel inflar.nasi dan alergi, serta murrgkirl l.nempe- refleks takikardia. Dosis histamirr yang lebih tinggi
rantarai efek histamin terhadap procluksi sitokin. mengaktifkan proses vasodilatasi dan stimulasi jantung
262 i BAB 16

langsung oleh cAMP yang diperantarai H,. Pada rnarrusia, untuk histarnin. Usus rnanusia tidak sesensitif usus
efek kardiovaskuler histamin dosis-kecil biasanya dapat marmot, tetapi histarnin dosis-besar dapat rnenyebabkatr
dilawan / diantagonisasi cukup menggunakan antagonis diare, sebagian karena efek korrtraksi otot polos usus ini.
reseptor H,. Kerja lristamin tersebut diperantarai oleh reseptor H,.
Edema terinduksi-histamin (ltis t an ine-induce tl) diaki- 5. Organ otot polos lainnya-Pada manusia, histamin
batkan oleh kerja histamin pada rese;rtor H, dalatn pem- urnumnya mempunyai efek kurang penting pada otot
buluh mikrosirkulasi, terutama pembuluh pascakapiler. polos mata dan saluran genitourinaria. Akan tetapi, wanita
Efek ini ierkait dengan petnisahan/separasi sel endotel hamil yang menderita reaksi anafilaksis dapat mengalami
sehingga menimbulkan transudasi cairan dan molekul se- keguguran akibat kontraksi terinduksi-histamin, dan
ukuran protein kecil ke dalam jaringan perivaskular. Efek pada beberapa spesies, sensitivitas uterus itu cukup baik
ini menimbulkan urtikaria (biduran) yang menandakan digunakan sebagai dasar bioassny.
pelepasan histamin pada kulit..Penelitian sel endotel 6. jaringan sekretorik-Histarnin suclah lama diketahui
menunjukkan bahwa aktin dan rniosin dalam sel ini ber- sebagai stin'rulan kuat sekresi asam lambung dar-r, pada
kontraksi, mengakibatkan pemisahan sel endotel dan pe- tingkat yang lebih rendah, produksi pepsin lambung dan
ningkatan permeabilitas. faktor intrinsik. Efek ini disebabkan oleh aktivasi reseptor
Efek langsung histamin pada jantung rneliputi pe- H" pada sel parietal larnbung dan terkait dengan pening-
ningkatan kontraktilitas dan kecepatan pacu janhrng. Efek katan aktivitas adenilil siklase, konsentrasi cAMP, dan
ini diperantarai terutanra oleh reseptor H". Pada otot atriun.r konsentrasi Ca:* intrasel. Stirnulan sekresi asarn lambung
manusia, histamin juga dapat menurunkan kontraktilitas; lainnya, seperti asetilkolin dar.r gastrin, tidak menirrgkatkarr
efek ini diperantarai oleh reseptor H,. Arti fisiologik kerla cAMP, walaupun efek maksimalnya dalam pengeluaran
jantung ini tidak jelas. Beberapa tan'-la dan gejala anafilaksis asam dapat clikurangi-bukan dihilangkan-olel-r anta-
pada kardiovaskular diakibatkan oleh pelepasarr histamin, gonis reseptor H,. Kerja histamin ini dibahas lebih dalarn
walaupun perantara lairr juga ikut terlibat dan tarnpak- pada Bab 63. Histamirr juga rnerangsarrg sekresi dalarn
nya berperan lebih penting pada mar-rusia dibandingkalr usus halus dan usus besar. Sebaliknya, agonis histamin
histamin. selektif llrnrcngltanthnf sekresi asan'l yang dirangsang oleh
3. Otot polos bronkioli-Pada manusia dan marmot, his- t-uakanan atau pentagastrin pada beberapa spesies.
tamin menyebabkan bronkokonstriksi yang diperantarai Histamin lnemiliki efek yang lebih kecil terhadap ak-
oleh reseptor H,. Pada marrnot, efek ini menvebabkan tivitas jaringan kelerrjar lainnl'a pada konsentrasi normal.
kematian akibat toksisitas histanrin, tetapi pada manusia Histar.nin konsentrasi-sangat tinggi dapat menvebabkan
yang saluran napasllya normal, bronkokonstriksi pasca- perangsangan terhadap medula adrerral.
pemberian histamin dosis-kecil tidak begitu nyata. Akan 7. Efek metabolik-Penelitiarr terbaru pada mencit yang
tetapi, pasierl asma sangat sensitif terl'raclap histarnin. reseptor H.-tr1,a dirusak (knockor.tt) tnepuljukkal bahwa
Bronkokonstriksi pada pasien asma tersebut nrungkin me- tidak adanya reseptor ini mengakibatkan peningkatan
rupakan respons hiperaktif saraf, kareua pasierr tersebut asupall rlakanan, penurunan pengeluaran energi, dan
juga sensitif terhadap rangsangan lainnl'a, dau respons obesitas. Mencit tersebut juga rnenunjukkan resistensi ir-r-
histamin dapat diblokade oleh obat penyekat otor1on1, sulin serta peningkatan kadar leptin dan insulin darah.
seperti obat penyekat ganglion dan antagonis reseptor Belum diketahui apakah reseptor H. manusia juga ber-
H, (lihat Bab 20). Walaupun tes provokasi menggunakan peran seperti dernikian.
metakolin lebih banyak digunakan, tes menggunakan S. "Respons tripel"-Suntikan histamin intraclermal me-
histamin hisap dosis-bertingkat telah digunakan untuk nirnbulkan berbagai respor-rs, seperti bintik-bintik nerah,
mendiagnosis l'riper-reaktivitas bronkus pada pasien- edema, eritema difus pada kulit, yang dideskripsikan per-
pasien yang dicurigai menderita asma atau fibrosis kistik. tarna kali 60 tahun lalu. Efek-efek tersebut rnelibatkan tiga
Pasien-pasien ini lebih sensitif 100 sampai 1000 kali lipat jenis sel yang berbeda: otot polos pacla mikrosirkulasi,
terhadap histamin (dan metakolin) dibandingkan orang endotel kapiler atau vena, dan ujung-ujung saraf sensoris.
sehat. Menariknya, beberapa spesies (contohnya, kelinci) Pada ternpat suntikan, tirnbul eritema akibat dilatasi pen-r-
mengeluarkan respons bronkodiltttnsl terhadap histamin, buluh kecil, yang segera diikuti dengan timbulnya plak
mencerminkan dominansi reseptor H, di dalam saluran edematosa dan eritema difus di sekitar plak. Eritema difus
napas mereka ini mungkin disebabkan oleh suatu refleks akson. Sensasi
4. Otot polos saluran gastrointestinal-Histamin menye- gatal dapat terjadi bersamaan dengan efek tersebut.
babkan kontraksi otot polos usus, clan kontraksi ileum Efek lokal yang serupa dapat dihasilkan dari penyun-
marmot terinduksi-histamin merupakan bioasstty baku tikan liberator histarnin (senyawa 48/80, morfin, dll.) intra-
HI5TAMIN, SEROTONIN & ALKALOID ERGOT I 263
dermal atau dari pemberian antigen yang sesuai pada kulit tamin pada otot polos, tetapi antagonis ini bekerja pada re-
orang yang sensitif. Walaupun sebagian besar efek lokal septor yang berbeda. Hal ini memiliki arti klinis penting
ini dapat diharnbat dengan memberikan obat pengharnbat karena sunbikan epinefrin dapat menghindarkan kematian
reseptor H, sebelumnya, reseptor H, dan H, tampaknya akibat anafilaksis sistemik dan keadaan lain yang diaki-
juga ikut berperan. batkan oleh pengeluaran histamin-dan perantara lain-
nya-secara masif.
9. Efek lainnya yang kemungkinan diperantarai reseptor
Pelepasan inhibitor menurunkan degranulasi sel mast
histamin-Selain stimulasi lokal ujung saraf tepi peng-
akibat cetusan imunologik oleh interaksi antigen-lgE.
hantar sensasi nyeri melalui reseptor H, dan H,, histamin
Kromolin dan nedokromil tampaknya mempunyai efek
mungkin berperan dalarn nosisepsi sistern saraf pusat.
demikian (lihat Bab 20) dan digunakan dalam terapi asma,
Burimamid, kandidat awal obat penyekat H,, dan analog
meskipun mekanisme molekular yang' mendasari kerja
terbaru yang tidak rnemiliki efek terhadap reseptor Hr, H,,
obat tersebut rnasih belum diketahui. Agonis adrenosep-
ataupun H' terbukti rnemiliki efek analgesik signifikan tor beta, tanrpaknya juga dapat mengurangi pelepasan
pada golongan hewan pengerat (Rodentia) jika diberikan
histamin.
ke dalam sistem saraf pusat. Efek analgesia ini dikatakan
Antagonis reseptor histarnin rnerupakan pendekatan
serupa dengan efek analgesia opioid, tapi belum dilapor-
ketiga terhadap penurunarl respons berperantara-hista-
kan adanya toleransi, depresi pernapasan, dan konstipasi.
rnin. Selama lebih dari 60 tahun, telah ditemukan senyawa
Walaupun mekanisme kerja ini belum diketahui, senyawa
antagonis kornpetihf histamin terhadap otot polos. Akan
ini dapat menjadi calon analgesik terbaru.
tetapi, antagonisasi aktivitas histamin yang merangsang
asam lambung baru dapat dilakukan setelah ditemukan-
Agonis Histamin Lain
nya antagonis reseptor H, burimamid pada tahun 1972.
Substitusi kecil pada cincin imidazol histamin sangat Perkernbangan berbagai antagonis reseptor H" selektif
mengubah selektivitas senyawa tersebut mencolok terha- telah membuat terapi penyakit peptik yang lebih efektif
dap berbagai subtipe reseptor histamin. Beberapa agonis (lihat Bab 63). Antagonis H. dan Hn selektif belum tersedia
histamin ini tercantum dalam Tabel 16-1 . untuk penggunaan klinis. Akan tetapi, thioperamid dan
klobenpriopit, dua antagonis reseptor.H. selektif dan poten
FARMAKOLOGI KLINIS HISTAMIN yang masih diteliti, telah dikernbangkan.
Penggunaan Klinis
:.1':....!,::i ::..,r::ti.-:,'.r,j"'..,{::,:-..1f;:::j:r,:;.:.:'f:il:;i;i.i::,!n:,.i:::1iy,:j*-ji:f,*,1g1{
Di laboratoriurn fungsi paru, histamin aerosol telah digu-
nakan sebagai tes provokatif hiper-reaktivitas bronkus. ' ,ll. ANTAGONIS RESEPTOR Hl
Histarnin tidak memiliki kegunaan klinis lainnya.
Senyawa vang secara kompetitif memblokade histamin
Toksisitas & Kontraindikasi pada reseptor Hr telah digunakan sebagai terapi kondisi
Efek simpang pelepasan histarnin, seperti halnya pasca alergik sejak dulu, dan sekarang, banyak antagonis H' di-
pemberian l-ristamin, bergantung pada besarnya dosis. pasarkan cli Arnerika. Banyzft di antaranya dijual sebagai
Berbagai tanda, seperLi eritema (llushntg), hipotensi, taki- obat bebas, baik sendiri rrlaupun dalam bentuk formulasi
kardia, nyeri kepala, plak bronkokonstriksi, dan gang- kornbinasi "pil flu" dan obat tidur (lihat Bab 64).
guan gastrointestinal, dapat terjadi. Tanda-tanda tersebut
juga terlihat setelah makan ikan busuk (peracunan ikan FARMAKOTOGI DASAR ANTAGONIS
scombroid), dan terdapat bukti bahwa histamin yang diha- RESEPTOR Hr
silkan kerja bakteri dalam daging ikan sebagai penyebab Kimiawi & Farmakokinetik
utanlanya.
Antagonis H' dapat dibagi menjadi obat generasi-pertama
Histamin fidak boleh ditrerikan pada pasien asma dan generasi-kedua. Kelompok ini dibedakan melalui
(kecuali digunakan secara hati-hati dalam tes fungsi paru)
adanya efek sec{atif kuat pada kebanyakan obat generasi-
atau pada pasien tukak lambung aktif atau perdarahan pertama. Obat generasi pertama juga lebih cenderung
saluran cerna.
mernblokade reseptor otonom. Ciri efek sedatif yang lebih
ringan pada penyekat H, generasi-kedua sebagian diaki-
ANTAGONIS HISTAMIN batkan karena distribusinya yang kurang komplit pada
Pengaruh histamin yang dihasilkan tubuh dapat dikurangi susunan saraf pusat. Semua antagonis H, merupakan amin
melalui berbagai cara. Antagonis fisiologik, terutama yang stabil, struktur urnumnya disajikan dalam Gambar
epinefrin, mempunyai kerja yang berlawanan dengan his- 16-1. Dalam garnbar tersebut, juga disajikan beberapa
264 / BAB 16

a /

o
X
-Y-C-C-N \
X adalah: C atau N
Y adalah: C, 0, atau dihilangkan

STRUKTUR UMUM

TURUNAN ETER ATAU ETANOLAMIN TURUNAN ETILENDIAMIN

\r: AcH-o-cH,-cH"-N /c" /1_^"


\ F'n',.- N- CH2-CH2
/-v
/cHt
N\
\CHg
-r:N
1
- -
CHS
\-/ \_/
Difenhidramin atau dimenhidrinat Tripelennamin

TURUNAN PIPERAZIN TURUNAN ALKILAMIN

cr\ A /""
cH-cH2-cH2-N.
=

Siklizin Klorfeniramin

TURUNAN FENOTIAZIN TURUNAN PIPERIDIN

a
SN
/"t l\i1-\
OH

5
-cH2-cH-N\
it, cHs
tl \N/ oH
Terfenadin

cHr
Prometazin
ll
cH2-cH2-cH2-cH-R -'e*{-'oo'
cHs

Fexofenadin
Gambar 16-1. Struktur umum obat antagonis H, dan contoh berbagai subgrup besar.

subgrup kimia dan struktur senyawa yang mewakili sub- secara luas, terutama oleh sistem mikrosomal hati. Bebera-
grup yang berlainan. Dosis obat-obat ini disajikan dalam pa obat generasi-kedua dimetabolisasi oleh sistem CYP3A4
Tabel1.G2. sehingga jika ada interaksi obat lain (seperti ketokonazol)
Antagonis reseptor H, mudah diabsorpsi sesudah pem- yang menghambat enzim P450 subtipe ini, obat generasi-
berian oral, puncak konsentrasinya dalam darah terjadi kedua tersebut dapat ikut terpengaruh. Sebagian besar obat
setelah 7-2 jam. Obat-obat ini mudah didistribusikan ke memiliki durasi kerja efektif 4-6 jam setelah pemberian satu
seluruh tubuh, dan obat generasi-pertama dengan cepat dosis tunggal, tetapi meklizin dan beberapa obat generasi-
masuk ke susunan saraf pusat. Beberapa dimetabolisasi kedua bekerja lebih lama, durasi kerjanya'1.2-24jam. Obat-
HISTAMIN, 5EROTONIN & ALKALOID ERGOT / 265
Tabel 16-2. Beberapa obat antihistamin H, dalam penggunaan klinis.

Etanolamin
Karbinoksamin (Clistin) 4-8mg +++ Sedasi ringan sampaiiedang
Dimenhidrinat (garam 50 mg +++ 5edasi nyata; aktivitas anti-mabuk gerak
difenhidramin) (Dramamine) (motion sickness)
Difenhidramin (Benadryl, dll.) 25-50 mg +++ Sedasi nyata; aktivitas ;;il;ilk;;;t
Etilendiamin
Tripelenamin (PBZ, dll.) 25-50 mg + Sedasi sedang
Derivat piperazin
Hidroksizin (Atarax, dll.) 15-100 mg tad Sedasi nyata
5iklizine (Marezine) 25-50 mg Sedasi ringan; aktivitas anti-mabuk gerak
Meklizin (Bonine, dll.) 25-50 mg Sedasi ringan; aktivitas anti-mabuk gerak
Alkilamin
Bromfeniramin (Dimetane, dll.) 4-8 mg + Sedasi ringan
Klorfeniramin (Chlor-Trimeton, dll.) 4-8 mg + Sedasi ringan; komponen umum obat "flu" .\
bebas
Derivat fenotiazin
Prometazin (Phenergan, dll.) 10-25 mg +++ Sedasi nyata; antiemetik, blokade o
Lain-lain
Siproheptadin (Periactin, dll.) 4 mg Sedase sedang, juga memiliki aktivitas
antiseroton in
ANTIHISTAMIN GENERASI-KEDUA
Piperidin
Fexofenadin (Allegra) 60 mg
Lain-lain
Loratadin (Claritin) l0 mg kerja yang lebih lama
Cetirizin (Zyrtec) 5-10 mg
tad, tidak ada data.

obat yang lebih baru kurang larut lemak dibandingkan efek histarnin pada sekresi asam lambung dan jantung
obat generasi-pertarna, dan menjadi substrat transporter tetap tidak terpengaruh.
glikoprotein-P dalam sawar darah-otak; sebagai akibatnva,
Tlo* Drseenerrrl oLEH BLoKADE
obat-obat baru ini kesuliran, arau malah tidak dapat -u*L Resepron
l_tlll Ily
Hrsrnnnrn
Ke susunan sarar pusat. banvaK antagonls Flr mempunval
metabolit akhif. Metabolit aktif hidroksizin, terfenadin, dan Antagonis reseptor H, generasi pertama memiliki banyak
loratadin, yakni masing-masing cetirizin, fexofenadin, dan kerja lainnya yang tidak semata-mata disebabkan oleh blo-
desloratadin, tersedia sebagai obat. kade kerja histamin. Sebagian besar kerja tersebut mung-
kin disebabkan oleh kesamaan sfruktur umun antagonis
Farmakodinamik reseptor H, (Gambar 16-1) dengar-r struktur obat yang
A. Blornoe ReseproR Hrstnurru mempunyai efek pada kolinoseptor rnuskarinik, cr adre-
Antagonis reseptor H, memblokade kerja histamin mela- noseptor, reseptor serotonin dan arrestetik lokal. Beberapa
lui antagonisme kornpetitif reversibel pacla reseptor H,. kerja ini Inempunyai nilai terapeutik dan beberapa tidak
Potensinya clapat diabaikan pada reseptor H, aar', tecil diharapkan kerjanya'
pada reseptor Hr. Sebagai contoh, kontraksi bronkioli l.Sedasi-EfekarrtagonisH, yangterseringadalahsedasi,
dan otot polos pencernaan yang diinduksi histamin dapat tetapi intensitasnya berbeda untuk tiap subgrup kimiawi
diblokade sepenuhnya oleh antagorris reseptor H,, tetapi (Tabel 16-2) dan juga tiap pasien. Efek ini jelas terlihatpada
266 / BAB 16

pengunaan bersama beberapa obat yang membuatnya membran yang mampu tereksitasi. Difenhidramin dan pro-
bermanfaat sebagai "obat tidur" (lihat Bab 64) dan tidak rnetazin sebenamya merupakan anestesi lokal yang lebih
cocok digunakan siang hari. Efeknya mirip dengan obat kuat dibandingkan prokain. Obat-obat tersebut terkadang
antimuskarinik dan dianggap sangat berbeda dengan se- digunakan untuk menghasilkan anestesi lokal pada pasien
dasi di inhibisi yang dihasilkan oleh obat hipnotik-seda- yang alergi terhadap obat-obat anestesi yang konvensio-
tif. Penggunaannya secara berlebihan/kompulsif belum nal. Sebagian kecil antagonis H, juga menghambat kanal
pernah dilaporkan. Pada dosis biasa, anak-anak terkadang kalium; kerja ini dibahas di bawah (tihat Toksisitas).
(jarang pada dewasa) memperlihatkan eksitasi, bukan 8. Kerja lainnya-Antagonis H, tertentu, seperti cetirizin,
sedasi. Pada kadar dosis toksik yang sangat tinggi, dapat menghambat pelepasan histamin dari sel mast dan bebe-
terjadi stimulasi nyata, agitasi, dan bahkan konvulsi se- rapa mediator inflamasi lainnya. Kerja ini tidak disebab-
belum koma. Antagonis H, generasi-kedua sedikit, atau kan oleh blokade reseptor H.,. Mekanismenya masih belum
sama sekali tidak, mempunyai kerja sedatif atau stimulan. dipahami, tampaknya berperan menguntungkan dalam
Obat ini (atau metabolit aktifnya) juga memiliki efek oto- terapi alergi, seperti rinitis. Sedikit antagonis H'' (contoh,
nom yang lebih sedikit dibandingkan dengan antihistamin terfenadin, akrivastin) terbukti menghambat transporter
generasi-pertama. glikoprotein-P yang terdapat pada sel kanker, epitel usus,
2. Efek antimual dan antimuntah-Beberapa antagonis dan kapiler otak. Maksud efek ini masih belum diketahui.
H, generasi-pertama mempunyai aktivitas yang menon-
jol dalam mencegah mabuk-gerak (Tabel 16-2). Antagonis FARMAKOLOGI KTINIS ANTAGONIS
reseptor H' kurang efektif terhadap episode mabuk-gerak RESEPTOR Hl
yang sudah ada sebelumnya. Antagonis H, tertentu, ter-
Penggunaan klinis
utama doksilamin (dalam Bendectin), dulu digunakan se-
cara luas pengobatan mual dan muntah akibat kehamilan
A. Renrsr Alrncr
(lihat bawah). Obat antihistamin H, seringkali menjadi obat pertama
3. Efek antiparkinsonisme-Beberapa antagnois H,, ter- untuk mencegah atau mengobati gejala reaksi alergi. Pada
utama difenhidramin, memiliki efek supresan akut yang rinitis alergik dan urtikaria, dengan histamin sebagai
signifikan terhadap gejala ekstrapiramidal akibat peng- perantara utama, antagonis H, merupakan obat pilihan
gunaan obat antipsikotik tertentu. Obat ini diberikan se- yang sangat efektif. Namun, pada asma bronkial, yang
cara parenteral untuk reaksi distonik akut terhadap anti- disebabkan berbagai perantara, antagonis H, umurnnya
psikotik. lidak efektif.
Angioedema dapat ditimbulkan oleh pelepasarl hista-
4.Kerja antikolinoseptor-Banyak antagonis H, generasi-
min tetapi tampaknya dipertahankan oleh peptida kinin,
pertama, terutama yang termasuk dalam subgrup etanola-
yang tidak dipengaruhi oleh obat-obat antihistamin. Pada
min dan etilendiamin, mernpunyai efek mirip-atropin yang
dermatitis atopik, obat antihistamin, seperti difenhidra-
signifikan terhadap reseptor muskarinik perifer. Kerja ini
min, banyak digunakan untuk efek sedatifnya, yang menu-
mungkin (belum pasti) menguntungkan pada kasus ri-
runkan kesadaran terhadap rasa gatal.
norea nonalergik tetapi juga dapat menyebabkan retensi
Antihistamin H, yang digunakan untuk rnengobati
urine dan penglihatan kabur.
kondisi alergi, seperti hay feoer, biasanya dipilih dengan
5. Blokade adrenoseptor-Efek blokade reseptor alfa tujuan meminimalkan efek sedatifnya; di AS, obat yang
banyak dimiliki antagonis Hr, terutama yang termasuk banyak dipakai adalah alkilamin dan obat nonsedasi
dalam subgrup fenotiazin, contohnya prometazin. Kerja generasi-kedua. Akan tetapi, efek sedatif dan efektivitas
ini dapat menyebabkan hipotensi ortostatik pada individu terapi obat-obat yang berlainan bervariasi secara luas
yang rentan. Tidak didapatkan adanya blokade reseptor antar individu. Selain itu, efektivitas klinis satu kelompok
beta.
obat dapat berkurang akibat penggunaannya yang terus-
6. Blokade serotonin-Efek blokade kuat reseptor seroto- menerus, dan berganti dengan kelompok obat lainnya
nin dimiliki oleh beberapa antagonis H', terutama cypro- dapat mengembalikan efektivitas obat tersebut. Alasan
heptadin. Obat ini dipasarkan sebagai obat antiserotonin terjadinya hal ini masih belum dapat dijelaskan.
dan dibicarakan dalam kelompok obat tersebut. Dengan Antagonis H, generasi-kedua terutama digunakan
demikian, obat tersebut mempunyai struktur kimia yang untuk pengobatan rinitis alergik dan urtikaria kronik.
menyerupai antihistamin fenotiazin dan merupakan obat Beberapa perbandingan tersamar-ganda dengan obat lama
penghambat H, yang kuat. t (seperti klorfenirarnin) memperlihatkan manfaat terapi
7, Anestesi lokal-Beberapa antagonis H, generasi per- yang sama. Akan tetapi, sedasi dan gangguan terhadap
tama merupakan anestesi lokal kuat. Antagonis H,, seperti keamanan penggunaan mesin, yang terjadi pada kurang
prokain dan'lidokain, memblokade kanal natrium pada lebih 50% orang-orang yang menggunakan antihistamin
HISTAMIN, SEROTONIN & ALKALOID ERGOT I 267
generasi-pertama, te4adi hanya kira-kira 7% orang-orang reaksi overdosis atropin dan diobati dengan cara yang
yang menggunakan obat generasi-kedua. Obat-obat baru sama (lihat Bab 8 dan 59). Overdosis astemizol atau ter-
ini jauh lebih mahal. fenadin dapat menyebabkan aritmia jantung, tapi obat-
obat ini tidak lagi dipasarkan di AS; efek yang sama dapat
B. Mneur-GERAK DAN Geruccuaru VesngulAn
disebabkan oleh interaksi dengan inhibitor enzim (lihat
Skopolamin (Bab 8) dan antagonis H, generasi-pertama Interaksi Obat, di bawah).
tertentu merupakan obat yang paling efektif untuk rnence-
gah mabuk gerak. Obat antihistamin yang paling efektif lnteraksi Obat
untuk keadaan ini adalah difenhidramin dan prometa-
Aritmia ventrikular yang mematikan terjadi pada bebe-
zin. Dimenhidrinat, yang dipasarkan hampir hanya seba-
rapa pasien pengguna antagonis H, generasi-kedua, ter-
gai terapi mabuk-gerak, merupaan garam difenhidramin.
fenadin atau astemizol, dikombinasi dengan ketokonazol,
Golongan piperazin (silizine dan meklizin) juga efektif
itrakonazol, atau antibiotik rnakrolida, seperti eritromisin.
mencegah mabuk-gerak dan kurang sedatif dibandingkan
Obat-obat antirnikroba tersebut mengharnbat metabolisme
difenhidramin pada kebanyakan pasien. Dosisnya sama
banyak obat oleh CYP3A4 dan menyebabkan peningkatan
dengan untuk gangguan alergi (Tabel 16-2). Skopolamin
signifikan konsetrasi antihistarnin dalam darah. Meka-
dan antagonis H, lebih efektif mencegah mabuk-gerak jika
nisrne toksisitas ini rnelibatkan blokade kanal kalium HERG
dikombinasi dengar-r efedrin atau amfetamin.
(I*,) jantung yang berperan penting dalam repolarisasi po-
Obat antihistamin yang efektif untuk profilaksis
tensial aksi. (Lihat Bab 14). Hasilnya, terjadi perpanjangan
mabuk-gerak juga dikatakan berguna pada sindrorn Me-
potensial aksi, dan perpanjangan yang berlebihan dapat
niere, tetapi efektivitasnya masih belum jelas.
menyebabkan aritmia. Terfenadin dan astemizol ditarik
C. Munl olru Murunr Arrenr KrHnururu dari pasaran Amerika Serikat karena masalah ini. Jika
Beberapa obat antagonis H' telah diteliti untuk kemung- masih tersedia, terfenadin dan astemizol harus dikontra-
kinan pengobatan "ntorning sickness". Turunan piperazin indikasikan pada pasien pengguna ketokonazol, itrako-
ditarik penggunaannya karena terbukti mempunyai efek nazol atau makrolida pada pasien penyakit hati. Jus jeruk
teratogenik pada tikus. Doksilamin, suatu etanolarnin an- bali (grapefruif) juga mengharnbat CYP3A4 dan terbukti
tagonis H,, dipasarkan untuk penggunaan ini sebagai meningkatkan kadar terfenadin dalam darah secara sig-
komponen Bendectin, obat yang juga mengandung piri- nifikan.
doksin. Kemungkinan efek teratogenik doksilamin secara Untuk antagonis H, yang menyebabkan sedasi hebat,
luas dipublikasikan dalam rnedia massa setelah tahun 1978 penggunaan bersama obat-obatan pendepresi susunan
akibat laporan kasus malformasi janin terkait penggunaan saraf pusat akan menghasilkan efek aditif dan dikontra-
Bendectin oleh ibu. Akan tetapi, beberapa penelitian pros- indikasikan selama rnenyetir atau menggunakan mesin-
pektif yang melibatkan lebih dari 60.000 kehamilan, lebih mesin. Penggunaan obat antihistamin larna sebagai penye-
dari 3.000 ibu di antaranya menggunakan Bendectin, kat otonom, bersama obat penyekat-a dan muskarinik,
membuktikan tidak adanya peningkatan cacat lahir pada juga rnenghasilkan efek aditif yang serupa.
janin. Namun, karena terus terjadi kontroversi, publikasi
irl!'':llt:.:;i:i,,iiil.l.:,,*:;l.i;i;;i$):;?!ilj:::*5",i;:glii,:ff.'j:..ri. j-'Jt;-: -i:.:
yang salah, dan tuntutan hukum, perusahaan pembuat t r.i.:r,:,1,:,!;:i.i!:].::

Bendectin menarik obar tersebut dari peredaran. ;,r!r. ANIAGoNfS REsErIo_l Hr


Toksisitas Pengemhangan antagonis reseptor H, didasarkan pada
Spektrum efek samping antihistamin H, yang luas sudah observasi bahwa antagonis reseptor H, tidak berefek
dijelaskan di atas. Beberapa efek tersebut (sedasi, kerja pada sekresi asam lambung yang di-induksi histamin.
antimuskarinik) telah digunakan untuk tujuan terapi, Manipulasi molekular molekul histamin menghasilkan
terutama dalam obat-obat bebas (lihat Bab 64). Meskipun obat yang rnemblokade sekresi asam dan tidak merniliki
demikian, kedua efek ini merupakan kerja yang paling efek antagonis maupun agonis H,. Tingginya kejadian
tidak diharapkan timbul jika obat digunakan sebagai penyakit ulkus peptikum dan keluhan gastrointestinal
penyekat reseptor histamin. terkait menyebabkan besamya perhatian pada potensi
Efek toksik penggunaan sistemik yang lebih ringan terapeutik antagonis reseptor H,. Karena kemampuannya
meliputi eksitasi dan konvulsi pada anak-anak, hipotensi menurunkan sekresi asam lambung dan toksisitasnya yang
postural, dan respons alergi. Alergi obat relatif sering ter- rendah, antagonis reseptor H, menjadi obat yang paling
jadi pada penggunaan antigonis H, topikal. Efek overdosis banyak digunakan di AS dan telah menjadi obat bebas.
sistemik berat obat antihistamin H, terdahulu menyerupai Obat ini dibahas dalam Bab 63.
268 / BAB 16

:ii_*1*rr:,i:i*:-iG;nlit?1l:.cliniij...{',i!ii}ri"..'ii-r::,r:n*;1j...::.:;;iitlt.:i:',",1i;;,9i,:::t :i7:l:l::;.j cH2- cH2- NH2

iiii 1Y. ANTAGONIS RESEPTOR H3


DAN H4
Walaupun saat ini ligan selektif H, dan Ho belum tersedia
unfuk penggunaan klinis, ada perhatian besar terhadap
potensi terapeutik rnereka. Ligan selektif H, mungkin
bermanfaat untuk gangguan tidur, obesitas, dan gangguan
kognitif serta psikiatrik. Penyekat Hn rnerniliki potensi pada
Z-a/\r-cH2-cH2-N"'-\ o /\
kondisi inflarnasi kronik, seperti asrna. Pada keadaan ini,
eosinofil dan sel mast memegang peranan pentirrg. UL--i-uF'z-uF'?-l v
I !(-I'
'. --r:
..- :
. ' :' :i:a -l . :: .:.; ;.:
.
...: ..r::il
Ketanserin
:;.i, \;. 5g*oToNlN
(5-Hl DROKStTRt PTAMT N)
un2 l\ -----l
-
Sebelurn 5-hidroksitriptarnin (5-HT) dikenal, telah di-
ketahui bahwa jika darah dibiarkan mernbeku, suatu zat '.rAr)
vasokonstriktor akan dilepaskan dari bekuan tersebut
N
ke dalam serum; zat ini disebut serotonin. Penelitian I

independen rnembuktikan adanya stimulan otot polos cli cHr

mukosa usus; zat ini disebut enteramin. Melalui sintesis Ondansetron


5-HT pada tahun 1951, ditemukan bahwa serotonin dan
Gambar 16-2. Struktur serotonin dan dua penghambat
enteramin ternyata san"la-sama merupakan rnetabolit 5- reseptor 5-HT.
hidroksitriptofan.
Serotonin adalah suaLu neurotransmiter yang penting,
hormon setempat di usus, komponen proses pembekuan
oleh trombosit, dan diperkirakan berperan dalam nyeri
serotonin rnerupakan prekursor melatonin, yaitu horrnon
kepala migren. Serotonin juga salah satu rnediator tanda
stimulator melanosit. Pada nrarnalia (termasuk rnanusia),
dan gejala sindrom karsinoid, suatu manifestasi tidak biasa
lebih dari 90?6 serotonin tubul"r terdapat dalam sel-sel en-
tumor karsinoid, yakni neoplasma sel enterokromafin. Pada
terokromafin pada saluran gastrointestinal. Dalarn darah,
pasien yang tumornya tidak dapat dioperasi, antagonis
serotonin diternukan dalarn trornbosit, yang malnpu me-
serotonin dapat digunakan sebagai pengobatan.
ngumpulkan serotonin melalui mekanisme transporter
serotonin aktif (nctit,e serotortirL trnnsporter, SERT), seperti
FARMAKOLOGI DASAR SEROTONIN
yang terdapat di membran ujung saraf serotorrergik.
Kimiawi & Farmakokinetik Setelah clitranspor ke dalam frornbosit atau ujung saraf,
Seperhi halnya histamin, serotonin tersebar luas di alarn, 5-HT dikurnpulkan di dalam vesikel-vesikel oleh uesicle-
terdapat di jaringan tanaman dan hewan, bisa, dan se- associated transporter (VAT) yang diblokade oleh reserpin.
ngatan. Serotonin merupakan suatu indoletilarnin yang Serotonin juga ditemukan di nuclei raphes batang otak,
terbentuk dalam sistem biologik dari asam amino L-tripto- yang mengandung badan sel neuron serotonergik yang
fan rnelalui hidroksilasi cincin indol, diikuti dekarbok- mensintesis, menyimpan, dan melepaskan serotonin seba-
silasi asam amino (Gambar 1.6-2). Hidroksilasi pada C5 gai transrniter. Neuron serotonergik otak terlibat dalarn
merupakan tahapan pembatas-kecepatan (rttte-Iimiting) dan berbagai fungsi difus, seperbi ntood, tidur, nafsu makan, dan
dapat disekat oleh p-klorofenilalanin (PCPA; fenklonin) regulasi suhu, seperti juga persepsi nyeri, regulasi tekanan
dan oleh p-kloramfetamin. Zat-zat ini telah digunakan darah, dan muntah (lihat Bab 21). Serotonin tampaknya
dalam percobaan untuk menurunkan sintesis serotonin terlibat dalarn berbagai keadaan klinis, seperti depresi,
dalan.r sindrom karsinoid, tetapi terlalu toksik untuk ansietas, dan migren. Neuron serotorrergik dijumpai juga
penggunaan klinis. dalam sistern saraf enterik saluran gastrointestinal dan di
Sesudah sintesis, amin bebas disirnpan atau segera sekitar pembuluh darah. Pacla golongan hewan pengerat
dinonaktifkan, biasanya melalui oksidasi yang dikatali- (tetapi tidak pada manusia), serotonin terdapat dalam sel
sasi oleh enzim monoarnin oksidase. Pada kelenjar pineal, mast.
HISTAMIN, 5EROTONIN & ALKALOID ERGOT I 269
Fungsi serotonin dalam sel enterokromafin belunl Farmakodinamik
sepenuhnya dipahami. Sel-sel ini mensintesis serotonin, A. MexnrursnaE KERJA
rnenyirnpan amin dalan satu kompleks dengan ATP dan
Serotonin mempunyai banyak fungsi dan, seperti hista-
substansi lain berbenfuk granul, dan melepaskan serotonin
min, fungsinya beraneka ragam pada berbagai spesies
sebagai respor-ls terhadap rangsangan mekauis dan saraf'
sehingga generalisasinya sulit dilakukan. Kerja serotonin
Beberapa serotonin yang dilepaskan berdifusi ke dalam
diperantarai melalui berbagai reseptor tnetnbran sel yang
darah, lalu diarnbil dan disirnpan dalam tron-rbosit'
jun-rlahnya sangat banyak. Reseptor-reseptor serotonin
Simpanan serotonin dapat dihabiskan oleh reserpin
yang telah dikenal hingga saat ini disajikan dalam Tabel
melalui cara yang serupa dengan cara obat ini rnerrgha-
16-3. Tujuh famili subtipe reseptor 5-HT telah dikenal,
biskan katekolamin dari vesikel saraf adrenergik (lihat
enam di antaranya terkait reseptor tergabung-protein C
Bab 6).
(G pr o t cin- coup e d r e cc p t o r) tip e 7 - t r an s n e ntb r Lute s e rp e t t itte,
I t t

Serotonin dimetabolisasi oleh monoamin oksidase, dan


sementara safu subtipe reseptor lairurya merupakan kanal
hasif antarany a, SJty tlroxyindolnce tal dehyde, selanjutnya di-
ion bergerbarrg-ligan (Iigantl-gttted). Di antara berbagai sub-
oksidasi olel-r aldehid dehidrogenase rnenjadi SJrydroxyin- tipe reseptor itu, beberapa belum diketahui menrpunyai
dolacetic acld (S-HIAA). Pada orang yang tnengotrsutnsi
fungsi fisiologik yang jelas. Pengenalan fungsi-fungsi
diet normal, ekskresi 5-HIAA dapat merupakan ukuran tersebut rnenunggu perkembangan obat-obat yag lebih
sintesis serotonin. Oleh karena itu, ekskresi 24 jam S-HIAA selektif terhadap subtipe atau mutasi knockout gen yang
dapat digunakan sebagai tes diagnostik tunlor-tumor yang mengkode reseptor-reseptor ini dari genom tikus.
mensintesis serotouiu dalam jurnlah berlebihan, terutalna
B. Erex pADA JARTNGAN DAN SrsrEM ORcnnt
tumor karsiuoid. Beberapa tuakanan (seperti pisarrg)
banyak mengandung serotouiu atau prekursornya dan 1. Sistem saraf-Serotorrin terdapat cli beberapa tempat
harus dilarang selama tes diagrostik dilakukan. dalam otak. Perannya sebagai neurotransmiter dan

Tabel 16-3. Berbagai subtipe reseptor serotonin. Lihat juga Bab 21.

Mekanisme
Pascareseptor Agonis Selektif Parsial Antagonis Selektif Parsial
5-HT,o Nuclei raphes, hippocamPus G, .1. cAMP 8-OH-DPAT wAY100635

5-HT18 Substantia nigra, globus pallidus, G,, I cAMP


ganglia basalis Sumatriptan, CP93129
5-HT- Ota k G,, J cAMP Sumatriptan

;-iii,, Korteks, putamen G,, J cAMP

5-HT1F G. J cAMP 1Y334370


[.:l].*::I r e e ::.1 rP -' :
5-HTlP Sistem saraf enterik G", EPSP lambat g Renzapride
..... ".. -s" "Ir9r ni r 9lle.ll-:
5-HT2a Trombosit, otot polos, cortex Gq, 1 lP3 cr-Metil-5-HT Ketanserin
cerebri

l-HT^ Fundus lambung G.1IP


q1 a-Metil-5-HT s82047 41

5-HT2c Koroid, hippocampus, substantia Gq, t lP3 a-Metil-5-HT Mesulergine


nigra
5-HT3 Area postrema, saraf sensorik Reseptornya adalah 2-Metil-5-HT, Granisetron,
dan enterik kanal ion Na--K. m-chlorophenylbiguanide ondansetron, tropisetron
5-HT4 SSP dan saraf mienterikus, otot G,, 1 CAMP 5-Methoxytryptamine,
polos renzapride,
metoklorpropamid

s-HT- _ Otak G,, t cAMP Clozapine (S-HT')

Kunci: 8-OH-DPAT = 8-Hydroxy-2-(di-n-propylamine)tetralin


CP93 1 29 = 5-Hydroxy-3(4-1,2,5,6-tetrahydropyridil)-4-azaindole
1Y334370 = 5-(4-fl uorobenzoyl)ami no-3-( 1 -methyl p i perid i n-4-yl)- 1 H-i ndol e fu ma rate
SB2O47 41 = N-(1 -methyl-5-indolyl)-N'-(3-methyl-5-isothiazolyl)urea
WAY100635 = N-tert-Butyl 3-4-(2-methoxyphenyl)piperazin-1-yl-2-phenylpropanamide
270 / BAB 16

Melatonin adalah N-acetyl-5-methoxytryptamine, suatu kin terkait dengan penyesuaian terang-gelap jam biologik
produk serotonin yang termetoksilasi secara sederhana dan sirkad ian.
ter-N-asetilasi, ditemukan di kelenjar pineal. Melatonin ter- Melatonin sendiri dipasarkan sebagai obat tidur oleh
utama dihasilkan dan dilepas pada malam hari, dan telah industri suplemen makanan (lihat Bab 65). Ramelteon
lama dicurigai berperan dalam siklus diurnal pada hewan adalah agonis selektif MT, dan MT, yang baru-baru ini
dan perilaku tidur-terjaga pada manusia. disetujui penggunaannya sebagai terapi medis insomnia.
Reseptor melatonin ditemukan dalam susunan saraf Obat ini tidak memiliki kecenderungan menyebabkan ke-
pusat dan beberapa jaringan tepi. Di otak, reseptor MTr tergantungan (obat ini bukan merupakan suatu substansi
dan MT, ditemukan pada membran saraf nukleus supra- terkontrol), dan ramelteon tampaknya lebih efektif di-
kiasmatikum hipotalamus, area yang-menurut pene- bandingkan melatonin (tapi kurang efektif dibandingkan
litian-mengurus irama sirkadian. MT, dan MT, adalah benzodiazepin) sebagai hipnotik. Ramelteon dimetaboli-
seven-transmembrane G, protein-coupled receptor. Hasil sasi oleh enzim P450 dantidak boleh digunakan pada in-
pengikatan reseptor adalah inhibisi adenilil siklase. Resep- dividu yang menggunakan penghambat CYP1A2. Obat
tor ketiga, MTy merupakan suatu enzim; peran fisiologik ini memiliki waktu paruh 1-3 jam dan metabolit aktifnya
pengikatan reseptor ini masih belum jelas, kemungkinan memiliki waktu paruh sampai 5 jam. Toksisitas ramelteon
terkait dengan tekanan intraokular. Aktivasi reseptor MTI masih belum dapat dijelaskan sepenuhnya, tapi kadar
menyebabkan rasa kantuk, sementara reseptor MT, mung- prolaktin tampaknya meningkat pada satu uji klinis.

hubungannya dengan kerja obat-obat pada susunalt saraf peptida yang dilepaskan oleh tumor. Serotonin juga dapat
pusat dibahas dalan, Bab 27 dan 30. Serotonin juga me- menyebabkan hiperverrtilasi akibat refleks kemoreseptor
rupakan prekursor melatorlirl di kelenjar pineal (lihat atau rangsangan ujung saraf sensoris bronkus.
Kotak: Farmakologi Melatonin, dan Bab 65). 3. Sistem kardiovaskular-Serotonin secara langsung
Reseptor 5-HT3 di saluran gastrointestirral dan di pusat menyebabkan kontraksi otot polos pembuluh darah, ter-
muntal"r nedula oblongata berperan dalam timbulnya utama rnelalui reseptor 5-HT,. Pada manusia, serotonin
refleks muntah (lihat Bab 63). Reseptor ini kl-rususnya merupakarr vasokonstriktor kuat, kecuali pada otot rar-rgka
penting pada kejadian mulltah yang dipicu bahan kinriawi, dan janturrg. Pada kedua otot ini, serotonin melebarkan
seperti obat kernoterapi karrker. Reseptor 5-HT,odan 5-HTo peurbuluh darah. Setidakrrva, r,asodilatasi akibat 5-HT
juga berperan dalam fungsi sistem saraf enterik. ini juga memerlukan adanya sel-sel enclotel vaskular. Jika
Seperli histamin, serotonin adalah stir.nulan kuat ujung endotel rusak, pembuluh koroner akan rnenyempit. Seperti
saraf sensoris penghantar sensasi nyeri dan gatal, serta dituliskan sebelumnva, serotonirr juga dapat meruberikan
juga berperan dalam beberapa gejala akibat sengatan efek bradikardia melalui aktivasi reseptor 5-HT. pada
serallgga dan turnbuhan. Selain itu, serotonirr juga n'reru- ujung saraf ker-noreseptor. Suatu respolls tekanan darah
pakan aktivator kuat ujung ken-rosensitif yang terletak di trifasik serirrg terjadi setelah perryuntikan serotonin pada
lapisan vaskular pernbuluh koroner. Akhvasi reseptor binatang percobaan. Pada awalnya, terdapat pellurunan
5-HT. pada ujung saraf aferen vagal ini terrnasuk dalam frekuensi denyut jantung, curah janhrng, dan tekanan
refleks kemoreseptor fiuga dikenal sebagai refleks Bezold- darah akibat respol-rs kemoreseptor. Sesudah penurunan
Jarisch). Respons refleks terdiri atas adanya bradikardia ini, tekanan darah r.neningkat akibat vasokonstriksi. I%da
dan hipotensi nyata. Bradikardia diperantarai oleh in'rpuls fase ketiga, terjadi lagi penurultarl tekanan darah oleh ka-
vagal rnenuju jantung dan dapat diblokade olel-r atropin. rena vasodilatasi per"nbuluh 1'31'tt menuju otot-otot skelet.
Hipotensi terjadi karena adanya penurunan curah jantung Pembuluh darah paru dan ginjal tarnpaknya sangat sensitif
akibat bradikardia. Berbagai obat lainuya dapat meng- terhadap kerja vasokonstriksi serotonin.
aktifkan refleks kemoreseptor. Termasuk dalam obat-obat Serotonin juga rnenyernpitkan vena, dan venokon-
ini yaitu agonis kolinoseptor nikotinik dan beberapa gli- striksi yang mengakibatkan terjadinya peningkatan peng-
kosida jantur-rg, seperti ouabain. isian kapiler tampaknya berperan utarna dalarn menimbul-
2, Sistem pernapasan-Serotonin mempunyai efek pe- kan Jluslr (kemerahan seluruh tubuh) yang terlihat setelal-r
rangsang langsung lemah pada otot polos brorrkioli orang pemberian serotonin atau pelepasau serotonin dari turnor
normal. Serotonin tarnpaknya rnernfasilitasi pelepasan karsinoid. Serotonin mempunyai efek kronotropik positif
asetilkolin dari ujur-rg saraf vagal brorrkus. Pada pasien langsung lemah dan efek inotropik pada jantung, yang
sindrom karsinoid, episode bronkokonstriksi ini terjadi n'rungkin tidak memilii arti klinis. Nar.nun, peningkatan
sebagai respons terhadap peningkatan kadar amin atau kadar serotoniu darah l,ang berpanjangan (seperti yang
HISTAMIN, SEROTONIN & ALKALOID ERGOT I 271
terjadi pada sindrom karsinoid) menyebabkan perubahan saraf pusat (lihat Tabel 1.6-4 dan Kotak: Sindrom Serotonin
patologik pada endokardium (fibroplasia subendokardial), dan Berbagai Sindrom yang Serupa).
yang dapat mengakibatkan malfungsi katup atau listrik
jantung. rniunroloct KLrNrs sERoroNtN
Serotonin menyebabkan agregasi trombosit karena Agonis Serotonin
mengaktifkan reseptor 5-HT2 pada permukaan. Respons
Serotonin tidak digunakan secara klinis sebagai obat. Akan
ini, berbeda dengan agregasi yang terjadi pada pemben-
tetapi, beberapa agonis selektif-subtipe reseptor terbukti
fukan bekuan, tidak disertai lepasnya simpanan serotonin
bemilai klinis. Buspiron, agonis s-HTr", banyak digunakan
dalam trombosit. Peranan fisiologik dari efek tersebut
sebagai ansiolitik nonbenzodiazepin yang efektif (lihat
tidak jelas.
Bab 22). Dexfenfluramin, agonis 5-HT selektif lainnya,
4, Saluran gastrointestinal-Serotonin merupakan stirnu- banyak digunakan sebagai obet penekan nafsu makan
lan kuat otot polos gastrointestinal, rneningkatkan tonus tapi sudah ditarik dari peredaran karena toksisitasnya.
dan memacu peristaltis. Kerja ini disebabkan oleh kerja Obat penekan nafsu makan tampaknya disebabkan oleh
langsung serotonin pada reseptor otot polos 5-HT" ditarn- kerja agonis pada reseptor 5-HT,. di susunan saraf pusat.
bah adanya rangsangan pada sel ganglion sistem saraf en- Sumatriptan dan kongenernya adalah agonis yang efektif
terik (lihat Bab 6). Aktivasi reseptor 5-HT4 di sistem saraf dalam pengobatan n'rigren akut dan serangan nyeri kepala
enterik menyebabkan peningkatan pelepasan asetilkolin setempat (lihat bawah).
dan, oleh karenanya, memperantarai efek penguat-rnoti-
litas atau "prokinetik" agonis serotonin selekfif, seperti Agonis 5-HT1D/18 & Nyeri Kepala Migren
cisapride. Obat-obat ini bermanfaat dalam beberapa gang- Agonis 5-HTrD/rB (triptan) harnpir hanya digunakan se-
guan gastrointestinal (lihat Bab 63). Produksi serotonin bagai pengobatan nyeri kepala migren. Bentuk migren
(dan substansi lainnya) yang berlebihan dalam tumor "klasik" memiliki ciri-ciri yaitu adanya aura, seperti mual,
karsinoid menyebabkan diare berat. Serotonin sedikit ber- muntah, dan skotoma visual, bahkan hemianopsia dan
pengaruh terhadap sekresi, dan efek serotonin un'lumnya gangguall berbicara, dalam berbagai durasi; aura ini di-
berseifat menghambat. ikuti oleh nyeri kepala unilateral berat yang berdenyut,
5. Otot rangka-Reseptor 5-HT. terdapat pada membran bertahan mulai dari beberapa jarn hingga 1-2 hari. Migren
otot rangka, tapi arbi fisiologiknya belum dapat dipahami. "biasa (conmton)" tidak diawali oleh aura, tapi sifat nyeri
Sindrom serotonin adalah suatu kondisi yang timbul .kepalanya sama. Walaupun pola gejala bervariasi untuk
akibat pemberian pengharnbat MAO bersarna dengan ' tiap pasien, keparahan nyeri kepala migren pada banyak
agonis serotonin, terutama antidepresan kelas selectitrc kasus rnengharuskan dilakukannya terapi yang agresif.
serotonin reuptake inhihitor (SSRI; lihat Bab 30). Walaupun Migren melibatkan penyebaran saraf trigeminus ke
menyebabkan kontraksi otot rangka dan hipertermia aki- berbagai arteri intrakranial (dar-r mungkin juga eksra-
bat kontraksi otot berlebihan, sindrom serotonin mungkirr kranial). Saraf-saraf ini melepaskan neurotransmiter pep-
diakibatkan oleh efek obat-obat tersebut terhadap susunan tida, terutan-ra calcitorritt gctte-related peptirle (CGRP;

Tabel 16-4. Ciri-ciri sindrom serotonin dan sindrom hipertermik lainnya.

5indrom antidepresan generasi-kedua, Hipertensi, hiperrefleksia, tremor, Sedasi (benzodiazepin).


55R1,
serotonin MAOI, linezolid, tramadol, meperidin, klonus, hipertermia, bising usus paralisis. intubasi dan ventilasi;
fentanyl,ondansetron,sumatriptan, hiperaktif,diare,midriasis, pertimbangkan blokade 5-HT,
MDMA. LSD,5t John'swort (tanaman agitasi, koma; awitannya dalam menggunakan cyproheptadine

Sindrom Antipsikotik penyekat D, Parkinsonisme akut berat; Difenhidramin (parenteral),


neuroleptik hipertensi, hipertermia, bising penurunan panas jika suhu
maligna usus normal atau berkurang, tubuh sangat tinggi, sedasi
awitan sekitar 1-3 hari menggunakan benzodiazepin
Hipertermia Anestetik volatil, suksinilkolin Hipertermia, kekakuan otot, Dantrolene, penurunan panas
maligna hipertensi, takikardia; awitan
dalam hitungan menit
robat pencetus harus dihentikan penggunaannya sesegera mungkin. Terapi lini-pertama ditulis dalam huruf tebal.
MAOI, monoamine oxidase inhibitor; MDMA, methylenedioxy-methamphetamine (ekstasi); 5SRl, se/ective serotonin reuptake inhibitor
272 / BAB 16

: SINDROM SEROTONIN DAN BERBAGAI SINDROM YANG SERUPA LAINNYA


..;;..'.;--;.-;..-;...-;;.-;...-..;.;i;..'.--..-..

Serotonin sinaptik berlebihan menyebabkan suatu sindrom salah didiagnosis. Pada model hewan percobaan, banyak
berat, berpotensi fatal, yang didiagnosis berdasarkan ada- tanda sindrom ini dapat dihilangkan melalui pemberian
nya rirvayat penggunaan obat serotonergik dalam bebe- antagonis 5-HTr; akan tetapi, reseptor 5-HT lainnya mung-
rapa minggu yang lalu serta melalui temuan pemeriksaan kin juga memegang peranan. Dantrolene tidak digunakan
fisik (Tabel 16-4). Beberapa ciri sindrom ini serupa dengan untuk terapi sindrom ini, tapi digunakan dalam terapi MH.
sindrom neuroleptik maligna (NM5) dan hipertermia ma- NMS merupakan reaksi idiosinkrasi dan sulit diperkirakan,
ligna (MH), namun patofiologi dan penatalaksanaan sin- tampaknya disebabkan adanya hipersensitivitas terhadap
drom-sindrom inijauh berbeda satu dengan yang lainnya. efek antipsikotik penyekat D2 yang mencetuskan parkin-
Merujuk pada obatyang mencetuskan sindrom, sindrom sonisme pada beberapa individu. MH disebabkan oleh
serotonin terjadi jika overdosis satu obat, atau penggunaan adanya defek genetik pada kanal kalsium RyRl retikulum
beberapa obat secara bersamaan, menyebabkan aktivitas sarkoplasma otot rangka, yang memungkinkan adanya
serotonergik berlebihan pada susunan saraf pusat. Sindrom pelepasan kalsium yang tak terkontrol dari retikulum sar-
ini dapat diperkirakan dan.bukanlah suatu reaksi idio- koplasma jika obat pencetus diberikan (Bab 27).
sinkrasi, tetapi bentuk sindrom yang lebih ringan dapat

lihat Bab 17), suatu vasodilator yang sangat kuat. Sub- rapi lini-pertama untuk serarlgall migren akut berat 1.rada
stansi P dan neurokinin A rnungkin juga ikut berperan. sebagiar-r besar pasien.Akan tetapi, obat-obat ini tidak boleh
Ekstravasasi plasrna dan protein plasrna ke dalam ruang digunakan pada pasien berisiko penyakit arteri koronaria.
perivaskular tampaknya merupakan temuan yallg ulnunl Analgesik anti-inflamasi, seperti aspirin dan ibuprofen,
dijumpai pada rnodel migren binatar-rg dan spesiuren sering berguna unbuk mengendalikan nyeri migren. Pada
biopsi dari pasien migren. Temuan ini n'rungkin menggam- keadaan yang jarang, opioid parer.rteral mungkir-r diperlu-
barkan efek neuropeptida pada pembuluh darah. Pere- kan r.rntuk kasus migren yang refrakter. Pada pasien t-nual
gangan mekanis akibat ederna perivaskular ini murrgkin dan rnuntah yang sangat berat, r-netoklopramid parenteral
merupakan penyebab aktivasi ujung saraf nyeri di clura. mungkin dapat berguna.
Awitan nyeri kepala terkadang terkait dengan perring- Propranolol, amitriptilin, dan beberapa penyekat kanal
katan nyata amplitud denyut arteri temporal, dan redanya kalsium ternyata efektif sebagai profilaksis migren pada
nyeri akibat terapi efektif terkadang diikuti dengan berku- beberapa pasien. Obat-obat ini tidak dapat digunakan se-
rangnya amplituclo denyut arteri. bagai terapi migren akut. Antikonvulsarr asam valproat
Mekanisme kerja obat yarrg digunakan dalaur migrerr clan topiramate (lihat Bab 24) baru-baru ini terbukti efektif
masih belun'r begitu dirnengerti, sebagian karena mekanis- sebagai plofiiaksis pada banyak pasien migren. Flunariziry
me ini melibatkan berbagai kelompok obat dan kerjanya. pent'ekat kanal kalsium l,ang digunakan cli Eropa, mela-
Selain triptan, terapi migrerr juga meliputi alkaloicl ergot, lui berbagai uji klinis, dilaporkan efektif menurunkan ke-
analgesik anti-inflamasi rron steroid, penl'ekat adrerro- parahan serangan urigrerr akut clan mencegah rekurensi.
septor p, penyekat kanal kalsium, antidepresan trisiklik Verapamil taml.raknys menriliki efektivitas yang cukup
dan SSRI, dan beberapa obat antikejang. Lebih jaul-r lagi, baik sebagai profilaksis rnigren.
beberapa kelompok obat ini hanya efektif sebagai profi-
,CH"
laksis dan tidak sebagai terapi dalam serarlgan akut.
N
Dua hipotesis utama telah diajukan untuk menjelaskan
cH3- so,-.r,CSH2-cH2- \at,
kerja obat-obat ini. Pertarna, triptan, alkaloid ergot, dan
NH
-
antidepresan dapat rnengaktifkan reseptor 5-HT,or,, pada
ujung saraf trigeminus prasinaptik untuk mengharnbat
pelepasan peptida vasodilator, dan obat antikejang dapat Sumatriptan
rnenekan cetusan impuls berlebil'rar-r oleh ujung-ujung Sumatriptan dan golongan triptan lainnya merupakan
saraf tersebut. Kedua, efek vasokonsbriksi agonis 5-HT agonis selektif untuk reseptor 5-HT,,. dan S-HT,'; kesa-
langsung (triptan dan ergot) dapat mencegah vaodilatasi maarr struktur triptan dengan 5-HT dapat dilihat pada
dan peregangan ujung saraf nyeri. Kedua mekanisrne ini struktur di bawah ini. Jenis-jenis reseptor ini ditemukarr di
mungkin sama-sama berperan pada kerja obat-obat ter- pen'rbuluh darah serebraI dan merringeal, memperantarai
tentu. Surnatriptan dan konger-rernya saat ini rnenjadi te- vasokonstriksi. Reseptor ini juga ditemukan di neuron-
HISTAMIN, SEROTONIN & ALKALOID ERGOT / 273
Tabel 1 6-5. Farmakokinetik triptan.

)2
E letriptan Oral 20-40 80
2l
Naratriptan Oral 1-2,5
.---?.:1".
Rizatriptan Oral 1-2,5 5-10 30 2
Sumatriptan Oral, nasal, subkutan 1,5 (0,2 untuk subkutan) 25-100 (PO) 200
Zolmitriptan Oral, nasal 1 ,5-3 1,25-2,5 10 2,8

neuron dan rnungkin berfungsi sebagai reseptor inhibito- Senyawa seperti fluoksetin dan SSRI lainnya, yang
rik prasinaptik. memodulasi transmisi serotonergik dengan cara memblo-
Efektivitas agonis 5-HT, dalam migren sama atau lebih kade arnbilan-ulang serotonin, menjadi obat yang paling
besar dari efektivitas terapi obat akut lainnya, seperti banyak diresepkan untuk penatalaksanaan depresi dan
alkaloid ergot parenteral, oral atau rektal. Farmakokine- garlgguan serupa lainnya. Obat-obat ini dibahas dalam Bab
tik triptan disajikan dalan-r Tabel 16-5. Kebanyakar-r efek 30.
simpangnya ringan dan meliputi berbagai perubahan
sensasi (kesemutan, panas, dll.), pusing, kelemahan otot, ANTAGONIS SEROTONIN
nyeri leher, dan pada surnatriptan parenteral, terdapat Kerja serotonin, seperti histarnin, dapat dihambat dalam
reaksi pada tempat penyurltikan. Terdapat rasa tidak
berbagai cara. Antagonisme ini sangat bermanfaat pada
nyaman di dada pada'l-5% pasien, dan juga terdapat nyeri
pasier-r fumor karsinoid dan dapat juga berguna untuk
dada, mungkin disebabkarr oleh ker.narnpuan obat-obat kondisi lain.
ini menyebabkan vasospasme koronaria. Oleh karena ifu, Seperti dijelaskan di atas, sintesis serotonirr dapat di-
agonis 5HT, dikontraindikasikan pada pasien perryakit l-rambat oleh p-klorofenilalanin dar-r p-kloroamfetamin.
arteri koronaria dan pasien angina. Kerugian lainnya Akan tetapi, obat-obat ini terlalu toksik untuk penggunaan
adalah durasi efeknya (terutan'ra durasi almotriptan, biasa. Penvin-rpanan serotouiu dihambat oleh reserpin, te-
sumatriptan, rizatriptan, dan zolrrritriptan, Tabel 16-5) tapi oleh karena efek simpatolitiknya (lihat Bab 11) dan
sering lebih singkat dibandingkan durasi n1'eri kepala. tingginya kadar serotonin yang dilepaskan olehnya, reser-
Oleh karena itu, rnungkin diperlukan beberapa dosis pada
pin tidak digunakan dalam karsinoid. Dengan demikian,
serangan migren berkepanjangan, tapi efek simpangnya blokade reseptor rnerupakan pembatas utama efek tera-
membatasi dosis harian maksimum yang aman. Selain peutik serotonin.
itu, harga obat-obat ini sangat mahal. Naratriptan dan
eletriptan dikontraindikasikan pada pasien gangguan ANTAGONIS RESEPTOR SEROTONIN
fungsi ginjal atau hati berat atau pasien sindrom vaskural
Berbagai obat yang bekerja pada reseptor lain (adrenosep-
perifer; frovatriptan dikontraindikasikan pada pasien pe-
tor o., reseptor histamin q, dll.) juga merupakan obat blo-
nyakit vaskular perifer, sernentara zohnitriptan dikontra-
kade reseptor serotonin. Fenoksibenzamin (lihat Bab 10)
indikasikan pada pasien sindrom Wolff-Parkinson-White.
rnemiliki efek blokade yang bertahan lama pada reseptor
5-HT' Selain itu, alkaloid ergot, dibahas pada bagian akhir
Penggunaan Klinis Agonis Serotonin Lainnya
bab ini, merupakan agonis parsial reseptor serotonin.
Cisapride, agonis 5-HTn, digunakan dalarn terapi refluks Siproheptadin merniliki struktur kirnia yang rnirip
gastroesofagus dan gangguan motilitas. Karena toksisitas- dengan obat antihistamin fenotiazin dan rnernpunyai
nya, obat ini sangat sedikit digunakan di Ar.nerika Serikat. efek blokade kuat reseptor H, dan efek blokade 5-HTr.
Tegaserod, agonis parsial 5-HT4 terbaru, digunakan dalan'r Kerja cyproheptadine dapat diperkirakan dari afinitasnya
terapi irritable boutel syndronre disertai konstipasi. Obat-obat terhadap reseptor histarnin H, dan reseptor serotonin.
ini dibahas dalan'r Bab 63. Hal ini mencegah efek otot polos kedua amin tersebut
274 / BAB 16

tetapi tidak mempunyai efek pada sekresi lambung yang


dirangsang histamin. Obat ini juga men'rpunyai efek anti- . .VI. ALKALOID ERGOT
muskarinik yang signifikan dan rnenyebabkan sedasi.
Penggunaan klinis siproheptadin terutama sebagai Alkaloid ergot dihasilkan oleh Cltnicaps ptu'purcn, jantur
pengobatan manifestasi otot polos turnor karsinoid dan yang menginfeksi ganduur, terutalna n7c (gar.rdurn hitan'r),
urtikaria akibat dingin. Dosis biasa dewasa adalah l2-16 yang tumbuh atau disin'rpan dalam kondisi lembap. Jamur
mg/hari dibagi dalam tiga atau empat dosis. Cyprohepta- ini juga mensintesis histamin, asetilkolin, tiramin, dan zat
dine dapat digunakan dalam terapi sindrom serotonin, tapi aktif biologik lair-rn1'3, selain tlensintesis ball'ak alkaloid
oleh karena hanya tersedia dalarn bentuk tablet, obat ini ergot khusus. Alkaloid-alkaloid ini rnempengaruhi adre-
harus dihancurkan terlebih dulu dan diberikan melalui noseptor cx, reseptor dopamin, reseLrtor 5-HT, dan rnungkin
pipa nasogastrik pada pasien kesadaran menurul-I. beberapa tipe reseptor lain-rrya. Alkaloid serupa juga di-
Ketanserin (Gambar 16-2) men'rblokade reseptor 5- produksi oleh jamur parasit pada beberapa tumbuhan
HT,. dan 5-HT, serta sedikit atau Lidak mempunyai akti- rumput.
vitas antagonis pada reseptor 5-HT atau H, lairrnya. Akan Peristiwa keracunan alkaloic-l ergot dalam gandum
tetapi, obat ini secara kuat r-nemblokade adrenoseptor or yang terkontaminasi sudah terjadi sejak lebih dari 2000
vaskular. Ketanserin rnemblokade reseptor 5-HT, pada tahun lalu dari deskripsi t-rrengeuai epidemi keracuuan
trombosit dan menghambat agregasi tronrbosit yang dipicu ergot (ergotisme). Efek keracurran I'ang paling dramalis
serotonin. Mekanisme yang terlibat dalan-r efek hiprotensif adalah demensia disertai halusinasi aneh (berburrga-bunga,
ketanserin tidak jelas, tapi kemurrgkinan lebih melibatkan floritfi; vasospasme berkel.rar.rjangan sehirrgga menimbul-
blokade adrenoseptor a, dibandingkan blokade reseptor kan gangren; dan stinrulasi otot polos uterus sehingga
5-HT". Ketanserin digunakan di Eropa sebagai terapi hiper- dapat merrintbulkarr aLrorsi pada kehanrilan. Pada abad
tensi dan kondisi vasospastik tetapi belum disetujui peng- perterrgalrar-r, keracunan ergot clisel-rut St. Atrtlrotrl's fire,
gunaarulya di Amerika Serikat. dinar-nakan sesuai dengan nanla sallto )'al1g menolong
Ritanserin, antagonis 5-HT, lainnya, sedikit atau tidak meredakan nyeri terbakar akitrat iskeruia vasospastik. Ber-
mempunyai efek menyekat cr. Ritanserin dilaporkan dapat bagai epidenrik 116pg dikenal terjacli secara sporadis hilg-
rnengubah waktu perdarahan dan merrgurangi pemben- ga zanlalr moclem (lilrat Kotak: Keracurran Elgot: Bukan
tukan tromboksan, diperkirakan melalui mekanisnre peng- Harrl'a Penyakit Zamarr Dulu) sehingga ciiperlukarl pellg-
ubahan fungsi trombosit. awasan terus-menerus pada semua gabah yang digunakan
Ondansetron (Gambar 16-2) adalah suatu prototipikal urrtuk nrakanan. Keracunan p6{3 hevvarr pemakan rumput
antagonis S-HT,. Obat ini dan ar.ralognya sangat penting sering te{adi cli beberapa daerah karena kelonrpok jamur
digunakan untuk mencegah mual dan r-nuntah sesudah tersebut clapat tumbuh cli paclang rur.r.rput.
operasi dan kemoterapi kanker. Ondansetrorr drbahas Selain efek sanrpirrg cli atas, alktrloicl ergot juga nrenri-
dalarn Bab 63. liki berbagai efek terl-raclap susunan saraf pus31 dan saraf
Mernpertimbangkan efek simpang terkait serotonin dau tepi. Analisis aktivitas struktur r,ang cletail serta modifikasi
sifat heterogen 5-HT, antagonis 5-HT selektif lain mungkiu semisirrtetik I'ar.rg tepat telah urenghasilkan banyak obat
juga berguna secara klinis. t,ar-rg r-r-remiliki atau berpoterrsi mentiliki rrilai klirris.

*;:::;:KERACUNAN
Ii':i:r'!rb' r.-lY
ii$;P?da:':j,1i:l::rili r!nr ! ERGOT: BUKAN HANYA PENYAKIT ZAMAN DULU

Seperti yang tercantum pada teks, epidemi ergotisme, atau satu pedesaan kecil Pont-Saint-Esprit di Perancis tahun
keracunan gabah yang terkontaminasi ergot, diketahui 1951. Peristiwa ini dijelaskan dalam British Medical Journal
terjadi secara sporadis pada zaman dulu dan selama Abad tahun 1951 (Gabbai et al, 1951) dan selanjutnya dalam satu
Pertengahan. Mudah untuk dibayangkan kekacauan so- buku narasi (Fuller, 1968). Beberapa ratus orang menderita
sial yang terjadi jika nyeri terbakar, gangren, halusinasi, gejala halusinasi, kejang, dan iskemia-dan beberapa me-
kejang, dan aborsi muncul secara bersamaan ditengah- ninggal dunia-setelah makan roti yang dibuat dari tepung
tengah masyarakat yang semua atau hampir kebanyakan yang terkontaminasi. Beberapa kejadian serupa telah ter-
anggotanya percaya pada ilmu sihir, kerasukan setan, dan jadi baru-baru ini pada masyarakat miskin, kelaparan,
kutukan pada manusia akibat dosa. Kepercayaan tersebut atau tidak mampu, yang, oleh karena keadaan, terpaksa
sudah jarang ditemui pada kebanyakan kebudayaan se- mengonsumsi gabah yang terkontaminasi. Toksisitas ergot
karang. Akan tetapi, ergotisme belum menghilang. Suatu akibat penggunaan preparat obat ergot secara berlebihan
kejadian ergotisme yang paling meyakinkan terjadi pada pada pengobatan sendiri terkadang masih dilaporkan.
HISTAMIN, SEROTONIN & ALKALOID ERGOT I 275
FARMAKOLOGI DASAR ALKALOID ERGOT Alkaloid ergot dimetabolisasi secara luas di dalam
Kimiawi & Farmakokinetik lubuh. Metabolit primer mengalami hidroksilasi pada
cincin A, dan alkaloid peptida juga diubah dalam bentuk
Terdapat dua farnili utama senyawa yang mengandung
peptida tersebut.
inti ergolin tetrasiklik, yakni alkaloid amin dan alkaloid
peptida (Tabel 16-6). Obat-obat bernilai terapeutik dan
Farmakodinamik
toksikologik dapat ditemukan pada kedua kelompok ini.
Alkaloid ergot diabsorpsi secara beragam dari saluran A. MernrursnaE KERJA
pencernaan. Dosis oral ergotarnin kira-kira 10 kali lebih Sebagairnar-ra dijelaskan di atas, alkaloid ergot bekerja
besar dibandingkan dosis intramuskularnya, tetapi kece- pada berbagai tipe reseptor. Efeknya berupa agonis, agonis
patan absorpsi dan kadar puncak darah sesudah pern- parsial, dan antagonis pada adrenoseptor cr dan resep-
berian oral dapat ditingkdtkan melalui pemberian kafein tor serotonin (terutama S-HTrA dar-r S-HT,'; kurang pada
(lihat di bawah). Alkaloid amin juga diabsorpsi dari 5-HT1c, S-HT, dan S-HT,); serta agonis atau agonis par-
rektum dan rongga bukal serta sesudah pemberian in- sial pada reseptor doparnin di susunan saraf pusat (Tabel
haler aerosol. Absorpsi sesudah suntikan intramuskular 1.6-7).Lebihjauh lagi, beberapa anggota farnili ergot me-
berlangsung lambat tetapi biasanya dapat diandalkau. miliki afinitas tinggi terhadap reseptor prasinaptik, se-
Bromokriptin dan derivat amin cabergoline diabsorpsi mentara lainnya lebih selektif terhadap reseptor pascataut
dengan baik dari saluran pencernaan. (postjunctional). Terdapat efek perangsangan kuat pada

Tabel l6-6. Derivat ergolin utama (alkaloid ergot).

Alkaloid Amin Alkaloid Peptida

/ rz\-
r'13
IA
t14
t, 15./,

Rl R8 R2 R2'

6-Metilergolin _H

Lysergic acid

Lysergic acid
_H

_H
-H
- cooH

0
Ergotamin
- H -CHr -*ro
diethylamide (LSD) il
cr-Ergokri ptin
-c- N(cH2-cH3)2 - H -CH(CH3)2 -CH2- CH(CH3)2

Ergonovin o cH,oH
(ergometrin) ltt'
c NHCHCH3
Bromokriptin
- Br -CH(CH3)2 -CH2- CH(CH3)2
- -
Metisergid2

-c- NH-CH-CH2-CH3
cH2oH

rDihidroergotamin tidak memiliki ikatan ganda di antara karbon 9 dan 10.


2Metisergid ditarik dari peredaran di Amerika Serikat.
276 / BAB 16

Tabel 16-7. Efek alkaloid ergot pada beberapa reseptorl

Ergonovin (PA)

Irq:1_qlL_._._._....... . ._ll_11 + (PA) +++


Lysergic acid 0 +++
!r:Y!y!:r!!s ii.:?l ++ di SSP

Metisergid +10 +10 --(PA) +/0


rEfek agonis ditandai dengan +, antagonis dengan -, tidak ada efek dengan 0. Afinitas reseptor relatif ditandai
dengan jumlah tanda + atau -. pA
artinya agonis parsial (terdapat efek agonis dan antagonis).

uterus yang tampaknya terkait erat dengan efek agonis berkepanjangan dan dapat diperkirakan (Gambar 16-3).
atau agonis parsial pada reseptor 5-HT,. Variasi struktural Respons ini sebagian dihambat oleh obat penyekat a kon-
meningkatkan selektifitas beberapa anggota famili ergot vensional. Akan tetapi, efek ergotarnin juga terkait dengan
tertentu terhadap beberapa tipe reseptor spesifik. "pernbalikan epinefrin (epinepliln reuersnl)" (lihat Bab 10)
dan dengan bloknde respons terhadap agonis a lainr-rya.
B. Erex pror ORcnnr
Efek ganda ini mewakili kerja agonis parsial (Tabel"16-7).
1.. Sistim saraf pusat-Seperti yang terdapat dalarn pen, Karena ergotamin mengalarni disosiasi sangat lambat dari
jelasan turun-tenlurun mengenai ergotisme, beberapa reseptor cr, efeknya terhadap reseptor ini, baik sebagai
alkaloid alarniah tertentu merupakan l-ralusinogen kuat. agonis atau antagonis, berlangsung sangat lama. Efeknya
Asanr lisergik dietilamid (LSD, "acid") adalah senyawa tidak ada atau kecil sekali pada adreseptor B.
ergot sintetik yang jelas merniliki efek tersebut. Obat ini Meskipun sebagian besar vasokonstriksi akibat alka-
digunakan dalarn laboratoriurn sebagai antagonis 5-HT, loid ergot dapat dijelaskan sebagai efek agonis parsial
perifer yang kuat, tetapi bukti-bukti menunjukkan bahwa pada adrenoseptor cr, sebagian efek itu dapat diakibatkan
efek tersebut diperantarai efek ngonis pada reseptor 5-HT. oleh efek pada reseptor 5-HT. Ergotar.nin, ergonovin, dan
prasinaptik (prejunctionnl) atau pascasinaptik (postjurtc- metisergid adalal-r agonis parsial pada reseptor vaskular
fionrrl) dalarn susunan saraf pusat. lValaupun telah diteiiti 5-HT,. Efek antir.nigren spesifik derivat ergot yang sangat
secara luas, nilai klirris efek LSD yang drarnatis terhadap baik alr'alnt'a dipikirkan terkait derrgan kerjar.rya pada
SSP ini belum ditemukan. Pen)'alahgunaan obat jni telah reseptor serotonin vaskular. Akan tetapi, hipotesis terbaru
mengalarri pasang-surut tapi rnasih ditemukan di berbagai menekankan bahn,a derivat ergot bekerja pada reseptor 5-
tempat. Hal ini dibahas pada Bab 32. HT rreuronal prasinaptik.
Reseptor dopamin dalarn susunan saraf Lrusat berperan Setelah overdosis ergotar-nin atau obat serupa, terjadi
penting dalarn pengaturan motorik ekstrapirarnidal dan vasospasnle berat dan berkepanjangan (lihat Toksisitas,
regulasi pelepasan prolaklin hipofisis. Kerja peptida er- di bawah). Vasospasrue ini tidak rnudah clihilangkan oleh
golin bromokriptin pada sistem ekstrapiramidal dibahas antagonis a, antagonis serotonin, ataupun kornbinasi ke-
dalanl Bab 28. Dari semua derivat ergot yang tersedia saat duanya.
ini, brornokriptin, cabergoline, dan pergolid memiliki se- Ergotamin merupakan jenis khas alkaloid ergot yang
lektivitas tertinggi terhadap reseptor doparnin hipofisis. memiliki spektrum efek vasokonstriktor kuat. Hidrogenasi
Obat-obat ini secara langsung menekan sekresi prolaktin alkaloid ergot pada posisi 9 dan 10 (Tabel 16-6) rnenghasil-
dari sel hipofisis r.nelalui aktivasi reseptor dopamin yang kan derivat dihidro yang rnenpunyai efek agonis parsial
bersifat mengatur (Bab 37). Obat-obat ini berkompetisi serotonin yang lebih lemah dan efek blokade selektif
dengan doparnin dan agonis dopamin lainnya, seperti reseptor o' yang lebih kuat.
apornorfin, unluk berikatan pada reseptor dopamin. 3, Otot polos uterus-Kerja alkaloid ergot dalam nerang-
2. Otot polos vaskular-Kerja alkaloid ergot pada otot sang uterus, seperti pada otot polos vaskular, tampaknya
polos vaskular bergantung pada jenis obat, spesies, dan rnerirpakan kombinasi efek agonis cr, serotonin, dan efek
jenis per.nbuluh sehingga tidak mungkin digeneralisasi. Er- lainnya. Lebih jauh lagi, sensitivitas uterus terhadap efek
gotar-nin dan senyawa terkait secara kuat menyernpitkan rangsangan ergot rneningkat secara dramatis selama keha-
sebagian besar pernbuluh darah r-nanusia melalui cara yang milan, rnungkin karena peningkatan dominansi reseptor crr
HISTAMIN, SEROTONIN & ALKALOID ERGOT / 277

\
.E
tzo

*o roo
E
F
+80
r.c)
,6
6
E60
0)
o
c
-9
o)
40
o
o
E20
o
g,

(!o
o

-10 -9 -8 -7 -6 -5 4
Konsentrasi (log M)
Gambar 16-3. Efek berbagai derivat ergot pada kontraksi potongan
arteri basilaris manusia yang diambil pada waktu operasi bedah. Semua
derivat ergot merupakan agonis parsial, dan semuanya lebih poten
dibandingkan dengan agonis penuh, yakni norepinefrin dan serotonin.
(NE, norepinefrin; 5-HT, serotonin; ERG, ergotamin; MT, metilergometrin;
DHE, dihidroergotamin; M5, metisergid.) (Dimodifikasi dan direproduksi,
atas izin, dari Muller-Schweinitzer E. Dalam: 5-Hydroxytriptamine
Mechanisms in Primary Headaches. OIeson J, Saxena PR [editor]. Raven
Press,1992.)

seiring berlanjutnya kehamilan. Akibafnya, uterus aterm diberikan di awal serangan; ergotarnin menjadi kurang
lebih sensitif terhadap ergot dibandingkan uterus pada efektif jika terlambat diberikan. Ergotamin tartrat tersedia
awal kehamilan dan lebih sensitif lagi dibandingkan ute- untuk penggunaan oral, sublingual, supositoria rektal,
rus pada perempuan yang tidak hamil. dan inhaler. Ergotamin sering dikombinasi dengan kafein
Pada dosis sangat kecil, preparat ergot dapat mence- (100 mg kafein untuk tiap 1 mg ergotamin tartrat) untuk
tuskan kontraksi dan relaksasi uterus ritmik. Pada kon- rnemudahkan absorpsinya.
sentrasi lebih tinggi, obat ini menirnbulkan kontraktur Vasokonstriksi akibat ergotamin dapat bertahan lama
yang kuat dan berkepanjangan. Ergonovin lebih selektif dan sifahrya kumulatif bila obat diberikan berulang, se-
dibandingkan alkaloid ergot lain terhadap uterus dan perhi pada serangan migren hebat. Oleh karena itu, pasien
merupakan obat pilihan pada bidang obstetrik. harus diberitahu agar jangan meminum lebih dari 6 mg
4. Organ-organ otot polos lainnya-Pada sebagian besar ergotamin oral untuk tiap serangan dan tidak boleh lebih
penderita, alkaloid ergot tidak atau sedikit memiliki efek dari 10 rng tiap minggu. Pada serangan migren sangat
signifikan pada otot polos bronkiolus atau saluran kenih. berat, 0,25-0,5 mg ergotamin tartrat dapat diberikan me-
Di lain pihak, saluran pencernaan cukup sensitif pada se- lalui intravena atau intramuskular. Dihidroergotamin,
bagian besar pasien. Mual, muntah, dan diare dapat timbul 0,5-1 mg intravena, lebih disukai oleh beberapa dokter
pada beberapa pasien, bahkan pada pernberian alkaloid untuk mengobati migren hebat. Dihidroergotamin intra-
ergot dosis kecil. Efek ini konsisten dengan kerja ergot nasal dapat juga efektif.
pada pusat muntah susunan saraf pusat dan pada reseptor
B. HtpenpRouKTrNEMlA
serotonin gashointestinal.
Peningkatan kadar serum hormon prolaktin hipofisis ante-
FARMAKOLOGI KLINIS ALKALOID ERGOT rior terkait dengan timbulnya tumor-tumor pensekresi dari
kelenjar tersebut dan juga dengan penggunaan antagonis
Penggunaan Klinis
dopamin yang bekerja sentral, terutama obat-obat antipsi-
A. Mrcnrru kotik penyekat D". Karena efek urnpan-balik negatif, hiper-
Berbagai derivat ergot sangat spesifik untuk nyeri migren; prolakhinemia rnenimbulkan anlenore dan infertilitas pada
mereka bukanlah analgesik pada keadaan lain. Walaupun perempuan serta galaktore pada kedua jenis kelamin.
obat golongan triptan yang telah dibahas di atas lebih di- Bromokriptin sangat efektif menurunkan kadar pro-
anjurkan oleh kebanyakan klinisi dan pasien, terapi tra- laktin yang tinggi akibat turnor hipofisis dan bahkan
disional menggunakan ergotamin dapat juga efektif jika dapat memperkecil tumor pada beberapa kasus. Dosis
278 / BAB 16

normal bromokriptin adalah 2,5 mg, diberikan 2 atau 3 kali dan muntah. Aktivasi pusat rnuntah rnedula oblongata dan
sehari. Cabergoline memiliki efek serupa tapi lebih poten. aktivasi reseptor serotonin gastrointestinal ikut terlibat.
Bromokriptin dalam dosis serupa juga digunakan untuk Karena serangan migren sering terkait dengan gejala-gejala
menekan laktasi fisiologik. Akan tetapi, toksisitas berat ini sebelum terapi dirnulai, efek sirnpang tersebut jarang
kardiovaskular pascapersalinan dilaporkan terkait dengan merupakan kontraindikasi untuk penggunaan ergot.
penggunaan bromokriptin atau pergolid dalam menekan Efek toksik overdosis ergotamin dan ergonovin yang
laktasi sehingga penggunaannya untuk menimbulkan efek lebih berbahaya adalah vasospasme berkepanjangan. Se-
tersebut tidak disarankan (Bab 37). perti dijelaskandi atas, tanda-tanda perangsangan otot
polos vaskular dapat rnenimbulkan gangren hingga me-
C. PenonnexAN PAsGAPERSALTNAN
merlukan amputasi. Infark kolon juga telah dilaporkan
Uterus aterm sangat sensitif terhadap perangsangan ergot, dan memerlukan tindakan reseksi. Vasospasme vaskular
dan bahkan dosis sedang dapat menghasilkan spasme otot perifer akibat ergot biasanya kebal/refrakter terhadap
yang kuat dan bertahan lama, yang tidak sama dengan sebagian besar vasodilator, tetapi pada beberapa kasus,
persalinan alamiah. Oleh karena itu, derivat ergot harus infus nitroprusid dosis besar atau nitrogliserin berhasil
digunakan hanya untuk mengatasi perdarahan uterus mengatasi hal ini.
lambat dan tidak boleh digunakan sebelum kelahiran. Oksi- Terapi jangka panjang metisergid terkait dengan pro-
tosin lebih dianjurkan untuk mengatasi perdarahan pasca- liferasi jaringan ikat pada ruang retroperitoneal, kavum
persalinan, tapi jika peptida ini tidak efektii ergonovin pleura dan jaringan endokardial jantung. Perubahan ini
maleat 0,2 mg, biasanya diberikan intramuskular, dapat terjadi perlahan-lahan selama berbulan-bulan dan berrna-
dicoba. Ergonovin maleat biasanya efektif dalam 1-5 menit nifestasi sebagai hidronefrosis (akibat obstruksi ureter)
dan kurang toksik dibandingkan derivat ergot lainnya. atau murmur janlung (akibat gangguan katup jantung).
Ergonovin maleat diberikan pada waktu pelahiran pla- Pada beberapa kasus, kerusakan katup memerlukan peng-
senta atau segera setelah timbul perdarahan yang mem- gantian melalui tindakan bedah. Akibatnya, rnetisergid
bahayakan. ditarik dari peredaran. Perubahan fibrotik serupa juga di-
hasilkan dari penggunaan agonis 5-HT berkepanjarrgan,
D. Drncruosrs Arucrrun Vnnrnru
yang dulu diperkenalkan sebagai obat penurun berat
Ergonovin intravena menghasilkan vasokonstriksi cepat badan (fenfl uramin, desfenfluran'rin).
selama pemeriksaan angiografi koroner untuk mendiag- Efek toksik alkaloid ergot lainnya adalah mengantuk
nosis angina varian jika terdapat segmen reaktif pada dan, pada penggunaan metisergik, terkadang terjadi pe-
koroner. rangsangan pusat dan halusinasi. Bahkan, metisergid ter-
E. lusunsrrrusr SEREBRAL pADA MANULA kadang digunakan sebagai per-rgganti LSD oleh anggota
"kelompok obat" tersebut.
Dihidroergotoksin, campuran dihidro-a-ergokriptin dan
tiga alkaloid ergot peptida terdihidrogenasi yang mirip Kontraindikasi penggunaan derivat ergot rneliputi pe-
(ergoloid mesilat), telah diperkenalkan selama bertahun- nyakit vaskular obstrukrif dan penyakit kolagen.
tahun sebagai terapi untuk mencegah penuaan dan akhir- Tidak terdapat bukti bahwa penggurlaan ergot untuk
akhir ini digunakan untuk pengobatan demensia Alzhei- migren berbahaya selama kehamilan. Akan tetapi, sebagi-
mer. Tidak ada bukti bahwa obat ini memiliki keuntungan an besar dokter menyarankan untuk tidak menggunakan
yang signifikan. derivat ergot pada pasien hamil.

Toksisitas & Kontraindikasi


Efek toksik umum derivat ergot yang sering ditemui
adalah gangguan gastrointestinal, termasuk diare, mual,
HISTAMIN, SEROTONIN & ALKALOID ERGOT I 279

PREPARAT YANG TERSEDIA

AHrrHrsrlurr'r (Prruvrxlr Hr)- Ketotifen (Zaditor)


Azelastin Oftal mi k: sol usio 0,025o/o
Nasal (Astelin): semprotan nasal 137 mcg/puff Levocabastine (Livosti n)
Oftalmik (Optivar): solusio 0,5 mg/mL Ofta mi k: solusio 0,05o/o
I

Bromfeniramin (generik, Brovex) Loratadin (generik, Claritin, Tavist)


Oral: tablet extended-release 6, 12 mg; tablet Oral: tablet 10 mg; tablet terdisintegrasi cepat
kunyah 12 mg; suspensi 8, 12 mg/5 ml 10 mg; sirup 1 mg/ml
Buclizine (Bucladin-5 Softabs) Meklizin (generik, Antivert)
Oral: tablet 50 mg Oral: tablet 12,5;25;50 mg; kapsul 25 mg;
Carbinoxamine(H istex, Pediatex) tablet kunyah 25 mg
Oral: tablet 4 mg; tablet timed-release 8 mg; Olopatadine (Patanol)
kapsul extended-release 10 mg; cairan 1,5; Oftalmik: solusio 0, 1%
4 mg/5 mL, suspensi oral 3,6 mg/5 mL Phenindamine (Nolahist)
Cetirizin (Zyrtec) Oral: tablet 25 mg
Oral: tablet 5, 10 mg; tablet kunyah 5, 10 mg; Prometazin (generik, Phenergan)
sirup 5 mg/5 mL Oral: tablet 25, 50 mg; sirup 6,25 mg/5 mL
Klorfeniramin (generik, Chlor-Trimeton) Parenteral: 25, 50 mg/mL untuk suntikan
Oral: tablet kunyah 2 mg; tablet 4 mg; sirup 2 Rektal: supositoria 12,5; 25; 50 mg
mg/5 mL Triprolidin (Zymine)
Oralsustained release: tablet 8, 12, 16 mg; Oral: cairan 1,25 mg/5 mL
kapsul 8, 12 mg
Peruvernr H,
Clemastine (generi k, Tavist)
Oral:tablet 1,34;2,68 mg, sirup 0.67 mgi5 mL Lihat Bab 63.
Cyclizine (Marezine)
Oral: tablet 50 mg
Acous 5-HT
Cyproheptadine (generi k) Almotriptan (Axert)
Oral: tablet 4 mg; sirup 2 mg/5 mL Oral: tablet 6,25; 12,5 mg
Desloratadine (Cla ri nex) Eletriptan (Relpax)
Oral: tablet terdisintegrasi biasa atau cepat 5
Oral: tablet 24,2; 48,5 mg (setara dengan 20, 40
mg; sirup 2,5 mg/5 mL mg kandungan dasar)
Deksklorfeniramin (generi k) Frovatriptan (Frova)
Oral: tablet extended-release 4,6 mg; sirup Oral:tablet 2,5 mg
2 mg/5 mL Naratriptan (Amerge)
Dimenhidrinat* (Dramamine, lainnya) Oral: tablet 1;2,5 mg
Oral: tablet 50 mg; tablet kunyah 50 mg; cairan Rizatriptan
12,5 mg/5 mL; 12,5 mg/4 mL; 15,62 mg/5 mL Oral: tablet 5, 10 mg (Maxalt); tabel
Difenhidramin (generik, Benadryl) terdisintegrasi 5, 10 mg (Maxalt MLT)
Oral: tablet kunyah 12,5 mg; kapsul, tablet 25, Sumatriptan (lmitrex)
50 mg; eliksir dan sirup 12,5 mg/5 mL Oral: tablet 25, 50, 100 mg
Parenteral: 50 mg/mL untuk suntikan Nasal: alat penyemprot dosis unit 5, 20 mg
Emedastine (Emadine) Parenteral: 6 mg/0,5 mL dalam unit SELFdose
Oftalmik: solusio 0,05o/o autoinjection untuk suntikan subkutan
Epinastine (Elestat) Zolmitriptan (Zomig)
Oftalmik: solusio 0,05 % Oral: tablet 2,5; 5 mg
Fexofenadine (Al leg ra) Nasal: 5 mg
Oral:tablet 30, 60, 180 mg; kapsul 60 mg
Arurncous 5-HT
Hidroksizin (generik, Vistaril)
Oral: tablet 10,25,50 mg; kapsul 25, 50, 100 Lihat Bab 63.
mg; sirup 10 mg/5 mL; suspensi 25 mg/5 mL
Acorurs Resepron Mruromnr
Parenteral: 25, 50 mg/mL untuk suntikan
Ramelteon (Rozarem)
Oral:tablet 8 mg
*Beberapa antihistamin lainnya tersedia hanya dalam kombinasi
dengan produk lain, contohnya dengan fenile{rin.
'Dimenhidrinat adalah garam kloroteo{ilin dari di{enhidramin. (berlanjut)
280 / BAB 15

Ar-xlloro Encor Rektal: supositoria 2 mg ergotamin/1 00 mg


Dihidroergotamin kafein
Nasal (Migranal): semprotan nasal 4 mg/mL Ergotamin tartrat (Ergomar)
Parenteral (D.H.E. 45): 1 mg/mL untuk suntikan Sublingual: tablet sublingual 2 mg
Ergonovin (Ergotrate) Meti lergonovin (Metergi ne)
Parenteral: 0,2 mg/mL untuk suntikan Oral: tablet 0,2 mg
Oral: tablet 0,2 mg Parenteral: 0,2 mg/mL untuk suntikan
Ergotamin campuran (generik, Cafergot)
Oral:tablet 1 mg ergotamin/l00 mg kafein

REFERENSI Michel K et al: Subpopulation of gashic myenteric neurons are


differentially activated via distinct serotonin receptors: Pro-
Histamine jection, neurochemical coding, and functional implications. J
Bakker RA: Histamine H.-receptor isoform. Inflamm Res Neurosci 1997 ;17 :8009.
200453:509. Raymond JR et al: Multiplicity of mechanisms of serotonin receptor
Bames PJ: Histamine and serotonin. Pulm Pharmacol Ther signal hansduction. Pharmacol Therap 2C01;92:179.
2001,;14:329.
lzzo AA et al: The role of histamine 4, Ho and H. receptors on Ergot Alkaloids: Historical
enteric ascending synaptic transmission in the guinea pig Fuller JG: Tlu Day of St. Anthony's Fire. Macmillan, 1968; Signet,
ileum. J Pharmacol Exp Ther 1,998;287:952. 1969.
Leurs R et al: Therapeutic potentoal of histamine H.-receptor Gabbai Dr, Lisbonne Dr, Pourquieibr: Ergot poisoning at Pont St.
agonists and antagonists. Trends Pharmacol Sci 1998;1.9:177. Esprit. Br Med J 1951;Sept. 15:650.
Lieberman P: Anaphylaxis. Med Clin North Am 2006;90:77.
Schneider E et al: Trends in histamine research: New functions Ergot Alkaloids: Pharmacology
during immune responses and hematopoiesis. Trends Im- DeGroot ANJA et al: Ergot alkaloids. Current status and review
munol 2002;23:255. of clinicalpharmacology and therapeutic use compared
Shin N et al: Molecular modeling and site-specffic mutagenesis of with other oxytocics in obstetrics and gynaecology. Drugs
the histamine-binding site of the histamine H. receptor. Mol 7998;56:5'2j.
Pharmacol 2002;62:38. Dierckx RA et al: Intraarterial sodium nihoprusside infusion
Simons FE: Advances in Fl-antihistamines. N Engl I Med in the treatment of severe ergotism. Clin Neuropharmacol
20M;351:2203. 1986;9:542.
Takahashi K et al: Targeted disruption of H3 receptors results in Dildy GA: Postpartum hemorrhage: New management options,
changes in brain histamine tone leading to an obese pheno- Clin Obstet Gynecol 200?45:330.
type. J Clin Invest 2002;110:1791. Lake AE, Saper JR: Chronic headache. New advances in heatment
shategies. Neurology 2002;59:38
Serotonin
Mantegani S, Brambilla E, Varasi M: Ergoline derivatives: receptor
Boyer EW, Shannon M: the serotonin syndrome. N Engl J Med affinity and selectivi ty. Farmaco 1 999;54: 288.
2005;352:111,2. Porter JK, Thornpson FN Jr: Effects of fescue toxicosis on re-
Durham PL, Russo AF: New insights into the molecular actions of production in livestock. J Animal Sci 199270:'1594.
serotonergic antimigraine drugs. PharmacolThet 2002;94:77. Snow V et al: Pharmacologic management of acute attacks of
Egermayer P: Epidernics of vascular toxicity and pulmonary migraine and prevention,of migraine headache. Ann Intern
hypertension: What can be leamed? | Intem Med 2000;247:11. Med2002;137:840.
lan A. Reid, PhD

Peptida-peptida digunakan oleh sebagian besar jaringan Di dalam ginjal, renin disintesis dan disirnpan di apara-
untuk komunikasi antar sel. Sebagaimana dibicarakan tus jukstaglomerular nefron. Sel-sel granula khusus yang
dalam bab 6 dan 2'1, peptida berperan penting dalam disebut sel jukstaglornerular merupakan tempat sintesis,
sistem saraf otonom dan saraf pusat. Sejumlah peptida penyimpanan, dan pelepasan renin. Makula densa ada-
menimbulkan efek langsung yang penting pada otot lah bagian khusus dari nefron yang berhubungan erat
polos vaskular dan otot polos lainnya. Peptida-peptida dengan komponen vaskular aparatus jukstaglomerular.
ini meliputi vasokonstriktor (angiotensin II, vasopresiry Komponen-komponen vaskular dan fubulus di aparatus
endotelin, neuropeptida Y dan urotensin) dan vasodilator jukstaglomerular, termasuk sel-sel jukstaglomerular, di-
(bradikinin dan kinin-kinin lainnya, peptida natriuretik, persarafi oleh neuron-neuron adrenergik.
peptida intestinal vasoaktif, substansi P, neurotensin, Kecepatan sekresi renin oleh ginjal adalah faktor pe-
calcitonin gene-related peptide dan adrenomedulin). Bab nentu utama aktivitas sistem renin-angiotensin. Renin
ini mememfokuskan pada kerja otot polos peptida-peptida aktif dilepaskan segera setelah aparatus jukstaglomeru-
tersebut. lar dirangsang. Prorenin dilepaskan ke dalarn tubuh dan,
untuk alasan yang belum diketahui, dapat bersirkulasi
dengan kadar yang jauh lebih tinggi daripada kadar renin
W ANGIOTENSIN aktif. Sekresi renin aktif diatur oleh sejumlah faktor, me-
liputi reseptor vaskular ginjal, makula densa, sistem saraf
simpatis, dan angiotensin II.
BIOSINTESIS ANGIOTENSI N
Jalur pembentukan dan rnetabolisme angiotensin II di- A. Resepron VlsxuuR Glrurnl
ringkas dalam Gambar 17-'1. Langkah-langkah utamanya Reseptor vaskular ginjal berfungsi sebagai suatu reseptor
terdiri dari penguraian enzimatik angiotensinogen men- regang (stretch receptor), yang dengan penurunan regangan
jadi angiotensin I oleh renin, konversi angiotensin I men- akan menyebabkan peningkatan pelepasan renin dan se-
jadi angiotensin II oleh conoerting enzynrc, dan degradasi baliknya peningkatan regangan akan mengurangi sekresi
angiotensin II oleh beberapa peptidase. renin. Reseptor tersebut terletak di arteriol-arteriol aferery
mungkin di dalam sel-sel jukstaglomerular. Berubahnya
Renin & Faktor-Faktor yang Mengatur sekresi renin akibat regangan tersebut diperantarai oleh
Sekresi Renin perubahan kadar Ca2. di sel-sel jukstaglomerular.
Renin adalah suatu aspartil protease yang secara spesifik
mengkatalisis pelepasan hidrolitik dekapeptida angioten- B. Mnxuu Druse
sin I dari angiotensinogen. Peptida ini disintesis sebagai Makula ddrua mengandung jenis reseptor yang berbeda,
suatu preprohormon yang diproses menjadi prorenin, yang yang sensitif terhadap perubahan kecepatan- pengiriman
tidak aktif, dan kemudian menjadi renin aktii yaitu suatu natrium dan klorida ke tubulus distal. Berkurangnya pengi-
glikoprotein yang terdiri atas 340 asam amino. riman ke distal akan menyebabkan perangsangan sekresi
Renin yang terdapat di sirkulasi berasal dari ginjal. renin dan sebaliknya peningkatan pengiriman natriurn dan
Enzim-enzim dengan aktivitas mirip-renin terdapat di be- klorida akan mengurangi sekresi renin tersebut. Kandidat
berapa jaringan selain ginjal, termasuk pembuluh darah, potensial unfuk transmisi sinyal antara makula densa dan
uterus, kelenjar ludah, dan korteks adrenal, tetapi fungsi sel-sel jukstaglomerular adalah adenosin, prostaglandiry
fisiologik enzim-enzim ini "belum diketahui dengan pasti. dan nitrik oksida.

281
282 I BABI7
1 2 345 6 7 I 9 10 111213 14 D. Arucrorerusrru
Asp-Arg-Val-Tyr-lle-His-Pro-Phe-His-Leu-Val-lle-His-Asn-R
Angiotensin II rnenghambat sekresi renin. Harnbatan ter-
Angiotensinogen
sebut, yang dihasilkan dari kerja langsung peptida pada
sel-sel jukstaglornerular, member-rtuk dasar mekanisme
umpan balik negatif short-Ioop yang mengontrol sekresi
renin. Pemutusan rnekanisme umpan balik ini oleh peng-
hambat sistem renin-angiotensin (lihat di bawah) akan
Asp-Arg-Val-Tyr-lle-H is-Pro-Phe-His-Leu
menghasilkan rangsangan sekresi renin.
Angiotensin I
E. PenusnxAN FARMAKoLoclx Pelepnsnru Rerulu
Pelepasan renin dipengaruhi oleh banyak obat farmako-
I Converttng enrymel logik. Pelepasan renin dirangsang oleh obat-obat vasodi-
lator (hidralazin, minoksidil, nitroprusid), agonis adre-
Y
noseptor-p (isoproterenol), antagonis adrenoseptor-cx,
Asp-Arg-Val-Tyr-lle-His-Pro-Phe
penghambat fosfodiesterase (teofilin, rnilrinon, rolipram),
Angiotensin ll
serta sebagian besar diuretik dan anestetik. Rangsangan
Amlnopeptldase
ini dapat dijelaskan dengan mekanisme koutrol yang telah
I I

diterangkan di atas. Obat-obat yaug menghambat pelepas-


t an renin dibicarakan di bawah pada bagian tentang anta-
Arg-Val-Tyr-lle-His-Pro-Phe gonis sistem renin-angiotensin.
Angiotensin lll
Angiotensinogen
I Angiotensinase I
Angiotensinogen adalah substrat protein yang bersir-
kulasi, tempat renin rnernutus angiotensin I. Angioten-
Y sinogen disintesis di hati dan pada manusia rnerupakan
Fragmen-fragmen peptida suatu glikoprotein dengan berat urolekul kira-kira 57.000.
Gambar 17-1. Proses kimiawi sistem renin-angiotensin. Keernpat belas asarn amino pacla ujung amino nolekul
Tampak rangkaian asam amino dari ujung amino tersebut ditunjukkan pada Gambar '17-1.. Pada manusia,
angiotensinogen manusia. R menunjukkan sisa molekul konsentrasi angiotensinogen dalam sirkulasi adalah kurang
protein yang ada. Lihat teks untuk langkah-langkah dari K,,, (konsentrasi supaya kecepatannya 50% kecepatan
tambahan dalam pembentukan dan metabolisme peptida-
peptida angiotensin. reaksi maksimurn) reaksi renin-angiotensinogen sehing-
ga merupakan deterrninan yang penting bagi kecepatan
pembentukarr angiotensin.
Produksi angiotensinogen ditingkatkan oleh kortikos-
C. Srsrsru Sener Srrupens teroid, estrogen, hormon tiroid, dan angiotensin II. Pro-
Kejadian-kejadian yang meningkatkan aktivitas saraf duksinya juga rneningkat selama keharnilan dan pada
ginjal menyebabkan rangsangan sekresi renin, sedangkan wanita yang menggunakan konfrasepsi oral yang me-
denervasi ginjal menyebabkan penekanan sekresi renin. ngandung estrogen. Penir-rgkatan kadar angiotensinogen
Norepinefrin merangsang sekresi renin melalui kerja plasma dipikirkan dapat memberi kontribusi terjadinya
langsung pada sel-sel jukstaglomerular. Pada manusia, hipertensi pada kasus-kasus tersebut.
reseptor-reseptor beta ini diperantarai oleh adrenoseptor
p,. Angiotensin I
Epinefrin dan norepinefrin yang berada di sirkulasi Walaupun angiotensin I rnengandung rangkaian peptida
dapat bekerja melalui mekanisme yang sama dengan me- yang diperlukan oleh selnua kerja sisten-r renin-angio-
kanisme norepinefrin yang dilepas secara lokal dari saraf tensin, angiotensin I kurang atau tidak memiliki aktivitas
simpatis ginjal. Akan tetapi, terdapat bukti bahwa kom- biologik. Bahkan, angiotensin I harus dikonversikan men-
ponen utama terjadinya pelepasan renin sebagai respons jadi angiotensin II oleh conzterting enzynrc (Garnbar 17-1).
dari katekolamin yang bersirkulasi tersebut diperantarai Angiotensin I bisa juga diaktifkan oleh aminopeptidase
oleh reseptor betd ekstrarenal plasma atau jaringan untuk rnembentuk [des-Asprlangio-
PEPTIDA VASOAKTIF I 283
tensin I; untuk selanjuhrya dikonversikan menjadi [des- KERJA ANGIOTENSIN II
Aspl)angiotensin II (biasanya dikenal sebagai angiotensin
Angiotensin II menunjukkan aksi penting pada otot polos
III) oleh conaerting enzynte.
vaskular, korteks adrer-ral, ginjal, jantung, dan otak. Me-
lalui aktvitas ini, sistern renin-angiotensin rnenregang pe-
Converting enzyme (ACE, Peptidil
ranan penting dalam pengaturan keseimbangan cairan dan
Dipeptidase, Kininase ll)
elektrolit serta tekanan darah arteri. Aktivitas berlebihan
Conaerting enzynle adalah suatu dipeptidil karboksipep- sistem renin-angiotensin dapat menyebabkan hipertensi
tidase yang rnengkatalisis pemotongan dipeptida dari dan gangguan homeostasis cairan dan elektrolit.
ujung karboksil peptida-peptida tertentu. Substratnya
yang terpenting adalah angiotensin I, yang dikonversi- Tekanan Darah
kan olehnya menjadi angiotensin II; dan bradikinin, yang
Angiotensin II adalah agen peningkat tekanan darah yang
dibuatrrya fidak aktif (lihat di bawah). Conaerting enzynrc
sangat poten---berdasarkan molar, kira-kira 40 kali lebih
juga menguraikan enkefalin dan substansi P, tetapi
kuat dari norepinefrin. Respons presor (peningkat tekanan
tnakna fisiologik efek ini belun'r diketahui. Kerja conzterthrg
darah) angioter-sin II intravena rnerniliki onset cepat (10-15
enzyme tersebut dibatasi oleh suatu residu prolil penultimat
detik) dan bertahan selama infus dipertahankan. Kompo-
sehingga angiotensin II tidak dihidrolisis olel:l conaerting
nen utama respolls ir-ri disebabkan oleh konLraksi otot
enzynrc. Conuerting enzynrc ini tersebar luas di dalam tubuh.
polos vaskular secara langsung, terutama arteriol. Namun
Pada kebar-ryakan jaringan, conuerting enzyme terletak pada
sebagai tarnbahan, angiotensin II dapat juga rneningkat-
perrnukaan lurninal sel-sel endotelial vaskular sehingga
kan tekanan darah rnelalui aktivitas pada otak dan sistem
dapat berkontak erat dengan sirkulasi.
saraf otonom. Respons presor angiotensin biasanya disertai
Suatu lromolo g cottzterthtg enzynxe yang dikenal sebagai
dengan sedikit atau tar"rpa refleks bradikardia karena pep-
ACE2 telah ditemukan baru-baru ini. ACE2 sangat ba-
tida tersebut bekerja pada otak untuk mengatur kernbali
nyak diekspresikan di sel-sel endotelial vaskular di ginyal,
jantung, dan testis. Tidak seperti conuerting enzynre, ACE2 kontrol refleks baroreseptor terhadap frekuensi jantung
pada tekanan yar-rg lebih tinggi.
hanya memiliki satu tempat aktif dan lebih berfungsi
Angiotensin II juga berinteraksi dengar-r sistern saraf
sebagai suafu karboksipeplidase dibandingkan suatu di-
otonom. Angiotensin II rnerangsang ganglia otonorn, rne-
peptidil karboksipeptidase. Er-rzirn ini rnelepaskan sebuah
ningkatkan pelepasan norepinefrin dan epinefrin dari
asam arnino dari ujung-C angiotensin I dan II, memben-
medula adrenal, dan yang terpenting adalah mefflu-
tuk angiotensin (1-9), yang tidak memiliki fur-rgsi yang di-
dahkan transmisi simpatis melalui kerja pada ujung-ujung
ketahui, dan angiotensnr (1-7) yang mempunyai akLivitas
saraf adrenergik. Efek yang terakhir disebut rnelibatkan
vasodilator dan dapat mernbantu menetralkan aktivitas
peningkatan pelepasan norepinefrin dan penurunan arn-
vasokonslriktor angiotensin II. ACE2 juga berbeda dari
bilan kernbali (reuptake) norepinefrin. Angiotensin II juga
conuerting enzynrc karena ACE2 tidak rnenghidrolisis bra-
merniliki efek lain yang kurang per"rting yaitu efek inotro-
dikinin dan tidak dihambat oleh penghanrbat conoerting
pik positif langsung pada jantung.
enzynrc (lihat di bawah). Olell karena ibu, enzim tersebut
lebih baik dinyatakan sebagai suatu angiotensinase diban-
dingkan sebagai conuerting erLzynxe. (Penemuan baru yang
Korteks Adrenal
menarik menyatakan bahwa ACE2 merupakan suafu re-. Angiotensin II bekerja secara langsung pada zona glo-
septor yang fungsional bagi coronavirus termasuk virus merulosa korteks adrenal unfuk merangsang biosintesis
yang menyebabkan seaere acute respiratory syndronte.) aldosteron. Pada dosis yang lebih tinggi, angiotensin II
juga merangsang biosintesis glukokorlikoid.
Angiotensinase
Angiotensin II, yang memiliki waktu parul'r dalarn plasrna
Ginjal
15-60 ttetik, disingkirkan dengan cepat dari sirkulasi oleh Angiotensin II bekerja di ginjal dan menimbulkan vaso-
bermacarn-macam peptidase yang secara kolektif disebut konstriksi ginjal, meningkatkan reabsorpsi natriurn di tu-
sebagai ar-rgiotensinase. Angiotensin II dimetabolisme se- bulus proksimal, dan menghambat sekresi renin.
waktu nrelewati sebagian besar ztascular bed (pengecualian
pada paru). Kebanyakan metabolit angiotensin II tidak Sistem Saraf Pusat
aktif secara biologis, tetapi produk hasil kerja aminopepti- Selain dari efek-efek sentralnya terl'radap tekanan darah,
dase - [des-Asp1]angiotensin II - nyata-nya ta merniliki ak- angiotensin II juga bekerja pada sistem saraf pusat
tivitas biologis. untuk merangsang proses rninum (efek dipsogenik) serta
284 I .BAB17
meningkatkan sekresi vasopresin dan hormon adrenokor- nyebabkan vasodilatasi yang akan melrbantu melawan
tikotropik (ACTH). Makna fisiologik efek angiotensin II efek vasokontriksi yang ditimbulkan oleh rangsangan pada
pada proses minurn dan sekresi hormon hipofisis tersebut reseptor AT,,. Vasodilatasi yang diperantarai oleh reseptor
tidak diketahui. AT" tampaknya bersifat nltric oxide (NO)-dependent dan
mungkin terlibat dalam jalur hradykinin 82 receptor-NO-
Pertumbuhan sel cGMP.
Angiotensin II bersifat mitogenik terhadap sel-sel otot Reseptor AT, berada dalam densitas yang tinggi pada
vaskular dan otot jantung, dan mungkin berperan pada seluruh jaringan selama perkembangan janin, tetapi re-
hipertrofi kardiovaskular. Angiotensin II juga mempu- septor tersebut jauh lebih sedikit pada usia dewasa, dan
nyai berbagai efek penting pada endotel vaskular. Saat ini, terdapat dalam kadar tinggi hanya pada medula adrenal,
bukti yang sahih menunjukkan bahwa penghambat ACE jaringan reproduktif, endotel vaskuler, serta sebagian dari
dan antagonis reseptor angiotensin II (lihat di bawah) akan otak. Reseptor AT, ditingkatkan pada keadaan patologis
memperlambat atau mencegah perubahan-perubahan termasuk gagal jantung dan infark miokard. Fungsi-fungsi
morfologik (rentodelling) pasca infark miokard, yang tanpa reseptor AT, tampaknya meliputi perkembangan jaringan
pemberian preparat tersebut akan menimbulkan gagal janin, hambatan perturnbuhan dan proliferasi, diferensiasi
jantung. sel, apoptosis, dan vasodilatasi.

RESEPTOR-RESEPTOR ANG IOTENSI N & PENGHAMBAT SISTEM RENIN.


MEKANISME KERJANYA ANGIOTENSIN
II
Reseptor-reseptor angiotensin tersebar luas di dalam Saat ini, tersedia bermacarn-macarn obat yang dapat meng-
tubuh. Seperti reseptor untuk hormon-hormon peptida hambat pembentukan atau kerja angiotensin II. Obat-obat
lainnya, reseptor angiotensin II terletak pada membran ini rnemblok sekresi renin, reaksi enzimatik renin, konversi
plasma sel target sehingga memungkink an nrula kerja yang angiotensin I menjadi angiotensin II, atau reseptor-reseptor
cepat dari berbagai aksi angiotensin II. angiotensin IL
Dua suptipe reseptor angiotensin II yang dinamakan
AT, dan AT, telah diidentifikasi berdasarkan perbedaan Obat-obat yang Menghambat Sekresi Renin
afinitasnya terhadap antagonis dan sensitivitasnya terha- Beberapa obat yang berpengaruh terhadap sistem. saraf
dap obat yang mereduksi sulflridril. Reseptor AT, merniliki sirnpatis menghambat sekresi renin. Contohnya adalah
afinitas yang tinggi terhadap losartan dan rendah terha- klonidin dan propranolol. Klonidin menghambat sekresi
dap PD 123177 (suatu antagonis nonpeptida eksperimen- renin dengan menimbulkan pengurangan akLivitas saraf
tal), sedangkan reseptor AT, mempunyai afinitas yang simpatis ginjal yang diperantarai oleh sentral. Selain itu,
tinggi terlradapPD "123777 dan rendah terhadap losartan. klonidin dapat pula memicu suatu kerja intrarenallang-
Angiotensin II dan saralasin (lihat di bawah) berikatan sung. Propranolol dan obat-obat penyekat-adrenoseptor-
secara setara dengan kedua subtipe reseptor tersebut. Pro- beta lain bekerja melalui penghambatan reseptor-reseptor
porsi relatif kedua subtipe ini bervariasi pada berbagai B intra- danextrarenal yang terlibat dalam pengafuran saraf
jaringan: reseptor AT, lebih dominan pada otot polos vas- unfuk sekresi renin.
kular.
Sebagian besar kerja angiotensin II yang telah diketahui Penghambat Renin
diperantarai oleh reseptor AT,, suafu reseptor Grprotein- Obat-obat penghambat renin telah tersedia selama ber-
coupled. Pengikatan angiotensin II ke reseptor AT., pada tahun-tahun, tetapi terbatas oleh potensinya yang rendah,
otot polos vaskular menyebabkan aktivasi fosfolipase C bioavaibilitas, serta durasi kerjanya. Walaupun demikian,
serta pembentukan inositol trifosfat (IPr) dan diasilgliserol baru-baru ini telah dikembangkan golongan nonpeptida
(lihat Bab 2). Kedua kejadian yang terjadi dalam hitungan baru dengan berat molekul yang rendah dan aktif per oral.
detik ini akan menghasilkan kontraksi otot polos. Aliskiren adalah obat yang paling maju dari golongan
Rangsangan Angiotensin II terhadap pertumbuhan ini. Pada individu-individu yang sehaf aliskiren mengha-
jantung dan pembuluh darah diperantarai oleh jalur-jalur silkan penurunan aktivitas renin plasma, angiotensinogen I
lain, kemungkinan besar oleh reseptor dan bukan reseptor dan II, serta kadar aldosteron, yang sifahrya dose-dependent.
tirosin kinase, seperti Janus tirosin kinase Jak2, serta pe- Pada pasien dengan hipertensi esensial, aliskiren mene-
ningkatan transkripsi beberapa gen spesifik (lihat Bab 2). kan aktivitas renin plasma dan menyebabkan penurunan
Reseptor AT, memiliki struktur dan afinitas terhadap tekanan darah yang dose-dependenf, serupa dengan yang
angiotensin II yang mirip dengan yang dimiliki oleh re- disebabkan oleh antagonis angiotensin II (Gambar 17-2).
septor AT,. Namun, rangsangan pada reseptor AT, me- Keamanan dan lingkat toleransi aliskiren tampaknya dapat
PEPTIDA VASOAKTIF I 285
2
CH, 11
;'0 l' \ /
E
E
HS
-CH2-CH -CO- NJ COOH

E-z Captopril
E

n
G
E_4
(!
c
tE^
Y-o

Y
{t)
c
€-a
o
-o
o-b
t\t at\ /
=
b-ro cH2cH2
o. -cH-NH-CH-CO-N
I
COOH

coocH2ctt
-12
0 50 100 150 200 250 300
Enalapril
Dosis (mg)
Gam-bar 17-3. Dua penghambat converting enzyme yang
Gambar 17-2. Efek penghambat renin, aliskiren, pada aktif per oral. Enalapril adalah prodrug etil ester yang
tekanan darah pasien dengan hipertensi esensial. (Data dihidrolisis dalam tubuh.
dari Stanton et al: Blood pressure lowering in essential
hypertension with an oral renin inhibitor, aliskiren.
Hype rte nsi on 2003 ;42:1 137 .) di samping perubahan-perubahan pada tingkat angiotensin
II dan bradikinin.
dibandingkan dengan antagonis angiotensin dan placebo.
Antagonis Reseptor Angiotensin
Oleh karena itu, pengl-rarnbat renin terlihat menjanjikan
untuk pengobatan hipertensi serta penyakit kardiovas- Antagonis peptida yang poten terhadap kerja angiotensin II
kular dan ginjal lainnya. telah dikernbangkan. Antagonis terbaik yang diketahui clari
golongan ini adalah saralasin, si agonis parsial. Saralasirr
Penghamb at Ang i oe nsi n-Converti ng Enzyme menurunkan tekanan darah pasien hipertensi tetapi dapat
rnemicu respolls presor, khususnya saat kaclar angioteusi-n
Suatu golongan obat yaug penting dari penghambat ACE
II rendal-r. Karena obat ini harus cliberikan secara intravena,
yang aktif per oral, yang ditujukan terhaclap sisi aktif ACE,
saralasin hanya digunakarr untuk perryelidikan hipertensi
sekarallg telah banyak digunakan. Captopril dan enalap-
y ang renit-dependent dan kondisi hipereninemia lain.
ril (Garnbar 17-3) mertipakan contoh dari sekian banyak
Nonpeptida antagonis angiotensin II jauh lebih banyak
penghambat ACE poten yang tersedia. Obat-obat ini ber-
dinrinati. Losartan (Gambar 77..4), valsartan, eprosartan,
beda satu sama lain dalarn hal stuktur dan farrnakokinetik-
nya, tetapi pada penggunaan klinis, rnereka dapat saling
menggantikan. Penghaurbat ACE rnenurunkan tahanan
vaskuler sisternik tanpa meningkatkan frekuensi jantung,
serta rneningkatkan natriuresis. Seperti disebutkan dalam
Bab 11 dan 13, pengharnbat ACE efektifdalam pengobatan
hipertensi, menurunkan morbiditas dan mortalitas gagal
jantur'rg darr disfungsi ventrikel kiri pasca-infark miokard,
serta rnenghambat progresivitas r-refropati diabetik.
Penghambat ACE tidak hanya meucegah konversi
angiotensin I menjadi angiotensiu ll tetapi juga mengharn-
bat degradasi substansi-substansi lairr, ternrasuk bradiki-
nin, substansi P dan enkefalin. Kerja penghambat ACE
dalam menghambat rnetabolisme bradikir-rir-r berkontri-
busi terhadap efek hipotensinya (lihat Gambar 11-5) dan
tampaknya berperan terhadap sejumlah efek samping,
seperti batuk dan angioederna.
Bukti baru menurrjukkan bahwa beberapa efek rner-rg- Losartan
untungkan dari inhibitor ACE dapat dikaitkan dengan Gambar 17-4. Struktur suatu antagonis reseptor AT,
a ngiotensin.
aktivasi suatu kaskade perngiriman sinyal-ACE tersendiri,
2a6 I BAB 17

irbesartan, kandesartan, olmesartan, dan telmesartan renin yang aktif, tetapi makna fisiologik dari aksi ini belum
adalah nonpeptida-nonpeptida yang aktif per oral, poten, diketahui.
dan antagonis angiotensin yang kompetitif spesifik terha-
dap reseptor AT,. Efikasi obat-obat ini pada hipertensi Kininogen
serupa dengan yang dimiliki oleh penghambat ACE, Kininogen - suatu prekursor kinin dan substrat kalikre.in -
namun antagonis reseptor angiotensin lebih jarang me- terdapat dalam plasma, limfe, dan cairan usus. Diketahui
nyebabkan batuk. Seperti penghambat ACE, nonpeptida bahwa di dalam plasma terdapat dua kininogen: suatu ki-
antagonis angiotensin II memperlambat progresivitas ne- ninogen yang berat molekulnya rendah (kininogen LMW)
fropati diabetik. Obat ini juga efektif untuk pengobatan dan yang berat molekulnya tinggi (kininogen HMW).
gagal jantung dan merupakan alternatif yang bermanfaat Kira-kira "15-20% dari kininogen plasma total adalah dalam
bila penghambat ACE kurang dapat diterima. Seperti bentuk HMW. Diperkirakan bahwa kininogen LMW me-
penghambat ACE, mereka ditoleransi dengan baik tetapi nembus dinding kapiler dan bertindak sebagai substrat
sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan penyakit bagi kalikrein jaringan, sedangkan kininogen HMW ter-
ginjal nondiabetik athu pada kehamilan. batas dalam aliran darah dan bertindak sebagai substrat
Antagonis reseptor angiotensin II yang terbaru bersifat bagi kalikrein plasma.
selektif terhadap reseptor AT,. Karena pernakaian jangka
panjang obat ini akan mengurangi harnbatan terhadap PEMBENTUKAN KININ DALAM PLASMA
sekresi renin dan meningkatkan kadar angiotensin II di DAN JARINGAN
sirkulasi, mungkin akan ditemukan peningkatan rang-
Skema pembentukan dan metabolisme kinin ditunjukkan
sangan terhadap reseptor AT, Peningkatan ini mungkin
dalam Gambar 17-5. Tiga kinin telah dikenal pada ma-
cukup bermakna, terlihat dari efek vasodilatasi dan efek
malia: bradikiniry lisil-bradikinin (uga dikenal sebagai
menguntungkan lain, yang terjadi pasca pengaktifan re-
kalidin), dan metionillisilbradikinin. Masing-masing me-
septor AT.. Antagonis-antagonis receptor ATr, termasuk
ngandung bradikinin dalam strukturnya.
PD 123"177 tersedia untuk penelitian tetapi tidak memiliki
Setiap kinin dibentuk dari kininogen dengan kerja
kegunaan klinis pada saat ini. ! enzirn yang berlainan. Bradikinin dilepaskan oleh plasma
Manfaat klinis antagonis reseptor hT, serupa dengan
kalikrein, lisilbradikinin oleh jaringar-r kalikrein, serta me-
penghambat ACE, dan rnasih belum jelas apakah kelom-
tionillisilbradikinin oleh pepsin dan enzim-enzim mirip
pok obat yang satu mempunyai kelebihan dibandingkan
pepsin. Ketiga kinin tersebut telah ditemukan di dalam
yang lain. Terapi kombinasi suatu penghambat ACE de-
plasma dan urin. Kinin terbanyak di plasma adalah bra-
ngan suatu antagonis reseptor angiotensin memiliki se-
dikinin sedangkan di urin adalah lisilbradikinin.
jumlah keuntungan berarti dan sedang diteliti saat ini.

KERJA KININ
Slis4ii;Sid:j$x*t"jF
Efek pada Sistem Kardiovaskular
fti KININ
Kinin menghasilkan vasodilatasi yang hebat pada bebera-
pa ttascular beds termasuk jantung, ginjal, usus, otot rangka,
BIOSINTESIS KININ dan hati. Berdasarkan molar, kinin kira-kira sepuluh kali
Kinin adalah sekelompok peptida vasodilator kuat yang lebih kuat daripada histamin. Vasodilatasi bisa dihasilkan
terbentuk secara enzimatik akibat kerja enzim yang dike- dari suatu efek hambatan langsung kinin terhadap otot
nal sebagai kalikrein atau kininogenase yang bekerja pada polos arteriol atau bisa dengan perantaraan pelepasan
kininogen, suatu substrat protein. Sistem kalikrein-kinin nitric oxide atau prostaglandin vasodilator seperti PgE, dan
tersebut mempunyai beberapa gambaran yang serupa de- PgIr. Sebaliknya, efek predominan kinin pada vena ada-
ngan sistem renin-angiotensin. lah kontraksi; lagi-lagi hal ini mungkin disebabkan oleh
rangsangan langsung pada otot polos vena atau akibat
Kalikrein pelepasan prostaglandin venokonstriktor seperti PGF',..
Kalikrein terdapat dalam plasma dan beberapa jaringan, Kinin juga menyebabkan kontraksi pada kebanyakan otot
termasuk ginjal, pankreas, usus, kelenjar keringat, dan ke- polos viseral.
Ienjar liur. Prekalikrein plasma dapat diaktifkan menjadi Bila disuntikkan secara intravena, kinin menyebabkan
kalikrein oleh tripsin, faktor Hageman, dan kemungkinan penurunan tekanan darah yang cepat narnun singkat aki-
besar oleh kalikrein sendiri. Secara umum, sifat-sifat bio- bat kerja vasodilator arteriolnya. Infus intravena peptida
kirria kalikrein-jaringan berbeda dengan sifat kalikrein- ini tidak dapeit rnenghasilkan penurunan tekanan darah
plasma. Kalikrein dapat mengubah prorenin menjadi yang bertahan lama; hipotensi yang larna hanya dapat
PEPTIDA VASOAKTIF I 287
pankreas, ginjal, usus, kelenjar liur, dan kelenjar keringat
serta dapat dilepas ke dalam cairan sekresi kelenjar-kelenjar
ini. Fungsi setiap enzim di dalam jaringan-jaringan tersebut
tidak diketahui. Enzim-enzim ini (atau kinin-kinin yang aktif)
bisa berdifusi dari organ-organ tersebut ke darah dan bekerja
sebagai modulator iokal aliran darah. Karena para kinin
memiliki efek yang hebat pada otot polos, mereka mungkin
juga mengatur tonus duktus air liur dan duktus pankreas
serta membantu mengatur motilitas gastrointestinal. Kinin
juga mempengaruhi transpor transepitelium air, elektrolit,
glukosa,. dan asam amino serta mungkin juga mengatur
transport zat-zat ini di dalarn traktus gastrointestinal dan
ginjal. Akhimya, kalikrein rnungkin berperan dalam akti-
vasi fisiologik berbagai prehormory termasuk proinsulin
dan prorenin.

Gambar 17-5. Sistem kalikrein-kinin. Kininase ll identik Peran dalam Peradangan


dengan converti ng e nzyme peptid i I d ipeptidase. Kinin berperan penting dalam proses radang. Kalikrein dan
kinin dapat menimbulkan kernerahan, peningkatan suhu
lokal, pembengkakan, dan nyeri. Selain itu produksi kinin
dihasilkan dengan meningkatkan kecepatan infus secara
rneningkat pada lesi-lesi radang yang dihasilkan dengan
progresif. Reversibilitas respons hipotensi kinin yang cepat
berbagai cara.
tersebut terutama disebabkan oleh refleks peningkatan
frekuensi jantung, curah jantung, dan kontrakbilitas mio-
Efek-efek pada Saraf Sensoris
kardium. Pada beberapa spesies, bradikinin menyebab-
kan perubahan tekanan darah yang bifasik-mula-mula Kinin merupakan substansi penghasil rasa sakit yang
terjadi respons hipotensi yang diikuti oleh suatu kenaikan poten bila diberikan pada suatu blister brtse atau disuntik-
tekanan darah di atas tekanan prainjeksinya. Peningkatan kan secara intradermal. Mereka menyebabkan rasa sakit
tersebut nungkin disebabkar-r oleh suatu aktivasi refleks dengan merangsang saraf-saraf aferen nosiseptif di kulit
terhadap sistem saraf simpatis, narlun pada beberapa ke- dan alat dalam.
adaary bradikinin dapat melepaskan katekolamin dari me-
dula adrenalis secara langsung dan merangsang ganglion RESEPTOR.RESEPTOR KININ &
simpatis. Bradikinin juga meningkatkan tekanan darah MEKANISME KERJA
bila disuntikkan ke dalam sistem saraf pusat, tetapi makna Ke4a biologik kinin diperantarai oleh reseptor-reseptor
fisiologik efek ini belum jelas karena tidak mungkin bra- spesifik yang terletak pada rnembran jaringan target. Dua
dikinin dapat menernbus sawar darah otak (blood-brain tipe reseptor kinin telah ditemukan, yaitu B, dan 8., pe-
barrier). Kinin tidak mernpunyai efek yang konsisten pada namaan berdasarkanlrutan kekuatan agonisnya. (Ingat-
ujung-ujung saraf sin'rpatis atau parasimpatis. lah bahwa B di sini mewakili bradikinin, bukan untuk
Pelebaran arteriol yang dihasilkan oleh kinin menye- adrenoseptor beta.) Bradikinin menunjukkan afinitas ter-
babkan suatu peningkatan tekanan dan aliran dalam tinggi pada reseptor B,, diikuti oleh Lys-bradikinin dan
anyaman kapiler, jadi memudahkan efluks cairan dari kemudian oleh Met-Lys-bradikinin. Satu pengecualian
darah ke jaringan-jaringan. Efek ini mungkin dipermudah yaitu reseptor B" yang memperantarai kontraksi otot polos
oleh peningkatan perrneabilitas kapiler yang disebabkan vena; ini
tampaknya paling sensitif terhadap Lys-bradi-
oleh kontraksi sel-sel endotel dan pelebaran sambungan kinin. Bukti terbaru menyatakan keberadaan dua subtipe
interselular. dan oleh peningkatan tekanan vena sekunder reseptor B, yang telah dinamai B"o dan Brr.
akibat konstriksi vena-vena. Sebagai hasil dari perubahan- Tampaknya, reseptor B, memiliki distribusi yang
perubahan ini, air dan zat terlarut berpindah dari darah sangat terbatas pada jaringan-jaringan mamalia dan
ke cairan ekstraselular, aliran lirnfe meningkat, dan dapat hanya sedikit fungsinya yang diketahui. Penelitian pada
terjadi edema. mencit yang kekurangan reseptor 8,, yang dibuat tidak
sadar, menggambarkan bahwa reseptor-reseptor ini ber-
Efek-efek pada Kelenjar Endokrin & Eksokrin partisipasi dalam respons inflamasi dan mungkin juga
Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya, prekalikrein penting pada efek kinin yang bertahan-lama, seperti sin-
dan kalikrein terdapat di dalarn beberapa kelenjar, termdsuk tesis kolagen dan rnultiplikasi sel. Sebaliknya, reseptor
288 I BAB 17

B, memiliki distribusi yang luas yang konsisten dengan Baru-baru ini, generasi-ketiga antagonis reseptor-B,
beragam efek biologik yang diperantarainya. Reseptor telah dikembangkan; contohnya adalah FR 173652, FR
B, merupakan suafu G protein-coupled dan tempat agonis 172357, NPC 18884. Antagonis-antagonis ini memblok baik
terikat, yang berperan dalam penghantaran berbagai reseptor B, manusia maupun hewan dan bersifat aklif per
transduksi sinyal, termasuk mobilisasi kalsium, transpor- oral. Obat-obat ini telat dilaporkan dapat menghambat
tasi klorida, pembentukan nitrik oksida, serta pengaktifan bronkokonstriksi-yang-diinduksi-bradikinin pada hewan
fosfolipase C, fosfolipase A' dan adenilil siklase. percobaan, respons- inflamasi-yang-diinduksi-karaginin
pada tikus, dan nosiseptif-yang-diinduksi-kapsaisin pada
METABOLTSME KININ mencit. Antagonis-antagonis ini tampaknya rnenjanjikan
Kinin dimetabolisme secara cepat (waktu paruh <15 detik) bagi pengobatan nyeri inflamasi pada manusia.
oleh ekso- atau endopeptidase nonspesifik, yang biasa- SSR240612 adalah antagonis baru, kuat, dan aktif per
nya disebut sebagai kininase. Dua plasma kininase telah oral, yang selektif terhadap reseptor B, pada manusia dan
digolongkan dengan baik. Kininase I, disintesis di hati, beberapa spesies hewan. Obat ini menunjukkan aktivitas
adalah suatu karboksipeptidase yang melepaskan ujung analgesik dan anti-inflamasi pada mencit dan tikus, dan
karboksil residu arginin. Kininase II terdapat dalam pada saat ini sedang dalam pengembangan praklinis
plasma dan sel-sel endotel vaskular di seluruh tubuh. Ki- untuk pengobatan nyeri inflarnasi dan nyeri neurogenik.
ninase II identik dengan angiotensin-conoerting enzynxe Sintesis kinin dapat dihambat oleh suatu penghambat
(ACE, peptidil dipeptidase) yang dibicarakan di atas. kalikrein, aprotinin. Kerja kinin yang diperantarai oleh
Kininase II menonaktifkan kinin dengan memutus ujung generasi prostaglandin dapat di blok secara nonspesifik
karboksil dipeptida fenilalanil-arginin. Seperti angioten- dengan inhibitor sintesis prostaglandin seperti aspirin.
sin I, bradikinin hampir seluruhnya terhidrolisis pada saat Sebaliknya, kerja kinin dapat diperkuat dengan peng-
melewati oascular bed diparu. hambat ACE, yang memblok degradasi peptida-peptida.
Sesungguhnya, seperti dijelaskan di atas, hambatan ter-
OBAEOBAT YANG MEMPENGARUHI hadap metabolisme bradikinin oleh pengharnbat ACE me-
SISTEM KALIKREIN-KININ nyumbang peran penting bagi kerja antihipertensinya.
Terdapat bukti yang menyatakan bahwa dengan beker-
Obat-obat yang mengubah aktivitas sistem kalikrein-kinin
ia pada reseptor-reseptor 8". bradikinin akan bermanfaat
sudah tersedia, namun belum satupun yang digunakan
untuk memberi perlindungan terhadap penyakit kardio-
secara luas dalam klinik. Upaya penuh telah diarahkan
vaskular. Agonis B, selektif telah tersedia dan efekfif pada
terhadap pengembangan antagonis reseptor kinin karena
beberapa hewan percobaan dalam penelitian penyakit kar-
obat-obat tersebut mempunyai potensi terapi sebagai agen
diovaskuler manusia. Obat-obat ini mungkin berpotensi
anti-inflamasi dan antinosiseptif yang sangat bermakna.
untuk terapi hipertensi dan hipertrofi miokard.
Tersedia pula antagonis kompetitif terhadap reseptor-
reseptor B., dan B, untuk kepentingan penelitian. Contoh
antagonis reseptor B, adalah peptida-peptida [LeuE-des-
$ffi S;g&Wi!48&3{'F*XSffi Sgf$l*ESrt$ffi

Arg')bradikinin dan Lys [Leu8-des Arge]bradikinin. Anta- ffi VASOPRESIN


gonis reseptor B, nonpeptida belum tersedia. Antagonis
reseptor B, yang pertama ditemukan juga merupakan de- Vasopresin (hormon antidiuretik, ADH) mernpunyai pe-
rivat peptida dari bradikin. Antagonis-antagonis generasi ranan penting dalarn pengendalian tekanan darah jangka
pertama ini telah digunakan secara luas dalam penelitian panjang melalui kerja meningkatkan reabsorpsi air di
farmakologi reseptor kinin pada hewan. Namun, waktu ginjal. Aktivitas ini dan aspek fisiologi vasopresin lain-
paruh obat ini pendek, dan obat-obat ini hampir tidak aktif nya dibicarakan dalam bab 15 dan 37 dan tidak akan di-
pada reseptor B, manusia. bicarakan di sini.
Ikatibant adalah generasi-kedua antagonis reseptor 82. Vasopresin juga berperan penting dalam regulasi
Ikatibant bersifat aktif per oral, antagonis yang kuat dan tekanan arteri jangka pendek melalui kerja vasokonstrik-
selektif, mempunyai waktu kerja yang lama (>60 menit), tornya. Obat ini meningkatkan tahanan perifer total
serta menunjukkan afinitas yang tinggi terhadap reseptor- ketika diinfuskan dalam dosis yang lebih kecil daripada
Brmanusia dan semua spesies lain yang pernah diujicoba dosis yang dibutuhkan untuk menghasilkan konsentrasi
dengan obat ini. Ikatibant telah digunakan secara luas urin yang maksimal. Dosis yang dernikian biasanya tidak
pada penelitian terhadap hewan untuk rnemblok bradiki- meningkatkan tekanan arteri karena aktivitas vasopresor
nin eksogen dan endogen, serta pada penelitian terhadap dari peptida tersebut secara efektif dinetralkan oleh
manusia unfuk mengevaluasi peran kinin terhadap nyeri, suatu refleks penurunan curah jantung. Ketika pengaruh
hiperalgesia, dan inflamasi. refleks ini dihilangkan, misalnya, dalam keadaan syok,
PEPTIDA VASOAKTIF I 289
sensitivitas terhadap vasopresin sangat meningkat. Sen- terdiri dari atrial natriuretic peptide (ANP), brain natriuretic
sitivitas peningkat tekanan darah terhadap vasopresin peptide (BNP), dan C-type natriuretic peptide (CNP). Struktur
juga diperkuat pada penderita dengan hipotensi ortos- ketiga peptida tersebut serupa (Gambar 17-6), tetapi ter-
tatik idiopatik. Dosis vasopresin yang lebih tinggi akan dapat perbedaan di dalam efek-efek biologiknya. ANP
meningkatkan tekanan darah bahkan saat refleks baro- diturunkan dari ujung terminal karboksil dari suatu pre-
reseptor masih utuh. kursor yang dinama i preproANP. ANP terutama disintesis
di sel-sel atrium jantung, namun sebagian kecil disintesis
RESEPTOR.RESEPTOR VASOPRESIN & di sel-sel ventrikel. Peptida ini juga disintesis oleh neu-
ron di sistem saraf pusat dan perifer serta di paru. ANP
ANTAGONTS
bersirkulasi sebagai 28-amino-acid peptide dengan jembatan
Telah dikenal tiga subtipe reseptor vasopresin. Reseptor- disulfida tunggal yang membentuk suatu 17-residue ring.
reseptor Vr. memperantarai kerja vasokonstriktor vasopre- Beberapa faktor dapat meningkatkan pelepasan ANP
sin; reseptor-reseptor Vro meningkatkan pelepasan ACTH dari jantung, tetapi yang tampaknya paling penting ada-
dari kortikotrop hipofisis; dan reseptor-reseptor V, mem- lah distensi atrium melalui kanal ion yang mekanosensitif.
perantarai kerja antidiuretik. Efek-efek V," diperantarai Pelepasan ANP juga ditingkatkan oleh ekspansi volume,
oleh aktivasi fosfolipase C, pembentukan inositol trifosfat, posisi terendam air dengan kepala di atas permukaan,
dan peningkatan konsentrasi kalsium intrasel. Efek-efek V, perubahan dari posisi berdiri ke posisi berbaring, dan
diperantarai oleh pengaktifan adenilil siklase. latihan fisik. Pelepasan ANP bisa juga ditingkatkan oleh
Peptida-peptida mirip vasopresin yang selektif untuk stimulasi simpatis melalui adrenoseptor cr'o, endotelin
aktivitas vasokonstriktor atau antidiuretik telah dapat di- (lihat di bawah) melalui subtipe reseptor ETA, dan
sintesis. Agonis vasokonstriktor V, yang paling spesifik vasopresin. Akhirnya, konsentrasi ANP dalam plasma
saat ini adalah (Phe2, Ile3, Orn8]vasotosin. Analog antidiu- meningkat pada berbagai keadaan patologik, termasuk
retik V, yang selektif meliputi l-deamino [D-Arg8] arginin gagal jantung, aldosteronisme primer, gagal ginjal kronik,
vasopresin (dDAVP) dan 1-deamino[Vala, D-Arg8]arginin dan sindrom sekresi ADH yang abnormal.
vasopresin (dVDAVP).
Antagonis-antagonis spesifik terhadap kerja vasokon-
striktor vasopresin juga telah tersedia. Peptida antagonis
[1-(0-mercapto-p, p-cyclopentamethylenepropionic acid)-
2-(O-rnethyl)tyrosinel arginin vasopresin juga memiliki
aktivitas antioksitosik tetapi tidak mengantagonis kerja
antidiuretik vasopresin. Akhir-akhir ini, suatu nonpeptida,
antagonis reseptor V,u vasopresin yang aktif per oral telah
ditemukan, contohnya berupa OPC-21,268 dan SR49059.
Antagonis vasopresor vasopresin terutama bermanfaat
unfuk mengungkapkan peran penting vasopresin dalam
pengaturan tekanan darah pada situasi-situasi seperti de-
hidrasi dan perdarahan. Obat-obat ini mempunyai potensi
dalam pengobatan hipertensi dan gagal jantung. Hingga
saat ini, kebanyakan penelitian telah memfokuskan pada
gagal jantun! yang dengan pemberian anatagonis V2 men-
dapat hasil yang menjanjikan. Namun, antagonis V,u juga
memiliki potensi, dan conivaptan (YM087)-suatu obat
dengan efek antagonis terhadap V,u dan Vr, telah disetujui
untuk pengobatan hiponatremia (lihat Bab 15).

f"#i !':*g,*{:;tl'S:}}::r.i.$ieiSi,it,L!..''';*1jr'idiil;j:1i,:::iirili{'n*{ijii;it*:,*
*.* PEPTIDA NATRIURETIK
Sintesis & Struktur
Atrium dan jaringan-jaringan lain mamalia rnengandung Gambar 17-5. Struktur-struktur dari atrial natriuretic peptide
(ANP), brain natriuretic peptide (BNP), dan C-type natriuretic
sebuah famili peptida yang mempunyai aktivitas natriu- peptide (CNP). Rangkaian yang umum pada peptida ditandai
retik, diuretik, vasorelaksan, dan sifat-sifat lain. Famili ini dengan warna abu-abu.
290 I BAB 17

Pemberian ANP menghasilkan peningkatan ekskresi mernya adalall CNP. Reseptor ANP^ ar-rd ANP' berpasang-
natrium dan aliran urin yang cepat dan jelas. Kecepatan an dengan guanilil siklase. tetapi reseptor ANp. tidak.
filtrasi glomerulus rneningkat, dengan sedikit atau tanpa Peptida-peptida natriuretik merniliki waktu paruh
perubahan dalarn aliran darah ginjal, sehingga fraksi filtrasi yang pendek di dalam sirkulasi. Peptida-peptida ini di-
meningkat. Natriuresis yang diinduksi ANP tersebut tam- rnetabolisme di ginjal, hati, dan paru oleh neutral endo-
paknya disebabkan oleh peningkatan kecepatan filtrasi peptidasc NEP 24.11. Hambatan pada enclopeptidase ini
glornerulus dan juga oleh suatu penurunan reabsorpsi nat- menyebabkan peningkatan kadar peptida natriuretik yang
rium di tubulus proksimal. ANP juga menghambat sekresi bersirkulasi serta peningkatan natriuresis dan diuresis.
renin, aldosteron, dan vasopresin; perubahan-perubahan Peptida-peptida ini juga disingkirkan dari sirkulasi de-
ini mungkin juga rneningkatkan ekskresi natrium dan air. ngan berikatan pada reseptor-reseptor ANp. di endotel
Pada akhirnya, ANP menurunkan tekanan darah arteri. vaskular. Reseptor ANP. ini berikatan derlgan ketiga pep-
Efek hipotensi ini disebabkan oleh vasodilatasi, aktivitas tida natriuretik dengan afinitas yang sama kuat. Reseptor
partikulat guanilil siklase yang terstirnulasi, peningkatan dan peptida yang berikatan diinternalisasi, peptidanya di-
kadar cGMP, dan penurunan konsentrasi kalsiurn bebas degradasi secara enzirnatis, dan reseptornya dikenrbalikan
di sitosol. ANP juga menurunkan tonus sirnpatis pada ke permukaan sel.
vaskulatur perifer dan mengar-rta gonis kerja vasokonstriktor Pemberian BNP sebagai nesiritide (lihat Bab 13) pada
dari angiotensin II dan vasokonstriktor lainnya. Kerja-kerja pasien dengan gagal janfung berat akan meningkatkan
ini mungkin berkontribusi bagi efek hipotensi peptida ekskresi natriurn dan memperbaiki hemodinanik. Walau-
tersebut. pun demikian, peptida harus diberikan secara korrstan me-
Terdapat bukti bahwa ANP turut ser.ta dalam peng- lalui infus intravena dar-r dapat nrerryebabkan kerusakan
aturan fisiologik ekskresi natrium dan tekanan darah. ginjal yang fatal. Pendekatan yang lebih meryairjikan
Misalnya, penekanan produksi ANP atau har.r.rbatan pada mungkin berupa penggunaan obat-obat yang menghambat
proses kerjanya akan mengganggu respons natriuretik neutral endopeptidase yang penting untuk merusak ANp.
akibat ekspansi volume, dan meningkatkan tekanan Hal ini didiskusikan di bawah pada Pengharnbat Vaso-
darah. peptidase. Pasien-pasien dengan gagal jantung rnerniliki
BNP awalnya diisolasi secara alami dari otak babi, kadar ANP dan BNP yang tinggi di dalam plasrna; BNp
tetapi seperti halnya ANP, peptida ini terutama disintesis telah digunakan sebagai penanda diagnostik dan prog-
di jantung. BNP terdapat dalam dua bentuk, mempunyai nostik pada keadaan ini.
26 atau 32 asam amino (Garnbar 17-6). Seperti ANP, pele-
pasan BNP tampaknya berhubungan dengan volume;
bahkan kedua peptida tersebut dapat disekresikan bersa-
maan. BNP rnenunjukkan aktivitas natiuretik, diuretik, dan
:* HAM BAT.PE NG HAMBAT
PE NG
hipoteruif yang serupa dengan aktivitas yang ditimbulkan VASOPEPTIDASE
oleh ANP, tetapi kadarnya lebih sedikit di dalam sirkulasi.
CNP terdiri dari22asam amino (Gambar "17-6).Peptida Penghambat-penghambat vasopeptidase adalah obat-obat
ini paling banyak terdapat pada sistem saraf pusat, tetapi kardiovaskular golongan baru yang rnengl-rambat dua
terdapat juga di beberapa jaringan lain termasuk endotel enzim metaloprotease, NEP 24.11 dan ACE. Oleh karena
vaskuler, ginjal, dan usus. CNP belum diternukan dalam itu, obat-obat ini meningkatkan kadar peptida natriuretik
kadar yang bermakna dalan-r sirkulasi. CNP merniliki ak- dan mengurangi pembentukan angiotensin II. Sebagai ha-
tivitas natriuretik dan diuretik yang lebih kecil daripada silnya, mereka rneningkatkan vasodilatasi, rnengurangi
ANP dan BNP tetapi meruphkan vasodilator yang kuat. vasokonstriksi, dan rneningkatkan ekskresi natriurn, dan
Peran fisiologiknya rnasih belum jelas. pada akhirnya menurunkan tahanan vaskular perifer dan
tekanan darah.
Farmakodinamik & Farmakokinetik Penghambat vasopeptidase yang baru dikembangkan
Aksi biologis peptida-peptida natriuretik diperantarai rne- mencakup omapatrilat, sampatrilat, dan fasidotrilat.
lalui asosiasi dengan reseptor-reseptor spesifik dan bera- Omapatrilat, yang mendapat perhatian terbanyak, filenu-
finitas kuat yang terdapat pada permukaan sel-sel target. runkan tekanan darah pada hewan yaug rnenjadi model
Ketiga subtipe reseptor yang dinamai ANPA, ANP', dan hipertensi juga pada pasien hipertensi, dan mer.nperbaiki
ANPC telah ditemukan. Reseptor ANP^ terdiri dari pro- fungsi jantung pada pasien dengan gagal jantung. Sayang-
tein dengan berat molekul 120kDa; ligan-ligan primernya uya, ornapratilat menyebabkan insidens angioedema yang
adalah ANP dan BNP. Reseptor ANP, secara struktur se- cukup tinggi selain batuk dan pusing, dan belurn disetujui
rupa dengan reseptor ANPA, tetapi tampaknya ligan pri- untuk penggunaan klinis.
PEPTIDA VASOAKTIF I 291
::;-::j.i,,i,i;..;t*!,.i;,j:.i*r.-::ji',.il,i i..""':i.,':r:f 1.:.':!it.i:.li.lii:.i'i j':l':+::'ii: j: !i
i...:-,'l luruh endotelin terdapat dalan'r aliran darah namun hanya
i;;I ENDOTELIN dalam jumlah sedikit; tarnpaknya mereka bekerja secara
lokal, lebih seperti parakrin atau otokrin dibandingkan
seperti hormon yang bersirkulasi.
Endoteliurn merupakan sumber berbagai substansi yang
Ekspresi gen untuk ET-1 ditingkatkan oleh grozotl't
mempunyai aktivitas vasodilator (PGI, dan nitrik oksida)
dan vasokonstriktor. Yang disebut terakhir rneliputi farnili factors dan sitokin-sitokin, mencakup transforuting grotuth
endotelin, suatu peptida vasokonstriktor yang pertarna kali fnctor-B (TGF-B) dan interleukin 1 (IL-1), substansi vaso-
aktif termasuk angiotensin II dan vasopresin, serta stres
diisolasi dari biakan sel-sel endotel aorta.
mekanik. Sebaliknya, ekspresi gen dihambat oleh nitrik
oksida, p rostasiklin, dan a tri al na triur e ti c p ep ti de.
Biosintesis, Struktur, & Bersihan
Proses bersihan endotelin dari sirkulasi dilakukan
Tiga isoform endotelin telah diternukan: yaitu endotelin dengan cepat dan rnelibatkan proses degradasi secara
(ET-1) dan dua peptida yarlg serupa, ET-2 dan ET- 3. Setiap enzinratik oleh NEP 24.1'1, dan proses bersil-ran oleh resep-
isoform merupakan hasil dari gen-gen yang berlainan, tor ETr.
disir,tesis dalarn bentuk prepro yang diproses menjadi
propeptida kemudian menjadi peptida yang natur. Proses Mekanisme Keria
menuju peptida matur terjadi melalui kerja endotlrcIut-
Kerja endotelin tersebar luas di dalarn tubuh. Kerja yang
conoerting enzyt11. Setiap endotelin adalah sualu peptida
paling utama yaitu rnenirnbulkan vasokonstriksi yang
dengan 21 asam arnino yang rnengandung dua jernbatan
bersifat dose-dependenf di sebagian besar ttitscular hed. Pem-
d isu I fida (Gambar 17 -7).
berian ET-1 secara intravena menyebabkan suafu penumn-
Endotelin tersebar luas Endotelin di dalam tubuh.
an tekanan darah arteri yang cepat namun singkat, yang
terbanyak adalah ET-1 yang disekresikan oleh endoteliurn
diikuti oleh peningkatan tekanan darah yang berlangsung
vaskular. ET-1 juga dil-rasilkan oleh neuron dan astrosit
lama. Respons penurun tekanan darch (deprcssor response)
di sistern saraf pusat, sel-sel endornetrium, sel n'resangial
ditimbulkan oleh pelepasan prostasiklin dan r-ritrik oksida
ginjal, sel Sertoli, sel-sel epitel payudara, dan sel-sel lain-
dari endotelium vaskular, sedangkan respons peningkat
nya. ET-2 paling banyak diproduksi di ginjal dan usus.
tekanan daralt (pressor response) disebabkan oleh kontrak-
ET-3 dalam kadar tertinggi ditemukan di otak, tetapi endo-
si langsung otot polos pembuluh darah. Endotelin juga
telin juga terdapat di saluran cen1a, paru, dan ginjal. Se-
menimbulkan efek inotropik dan kronotropik positif pada
jantung serta merupakan vasokonstriktor koroner yang
kuat. Di ginjal, endotelin rnenyebabkan vasokonstriksi,
penurunan kecepatan filtrasi glomerular, dan sekresi
natrium dan air. Pada sistem respirasi, endotelin tneuim-
bulkan kontraksi yang kuat pada otot polos trakea dan
bronkus. Endotelin berinteraksi dengan beberapa sistem
endokrin, meningkatkan sekresi rerrin, aldosteron, vaso-
presin, dan atrinl natriuretic peptide. Mereka menimbulkan
berbagai aksi pada sistem saraf pusat dan perifer, sistern
Ser saluran cerna, hati, saluran kernih, sistern reproduktif pria
Ser
cvsYserYcys) N Endotelin-2 (man usia) dan wanita, mata, sistem rangka tubuh, dan kulit. Akhir-
Ast
nya, ET-1 merupakan zat rnitogen kuat bagi sel-sel otot
polos vaskular, miosit jantung, dan sel-sel mesangial glo-
Glu I cys I Val I Tyr lPhel cysl His I LeulAspl lle I lle I Trp
merular.
Reseptor-reseptor endotelin tersebar luas di dalarn
tubuh. Dua subtipe reseptor endotelin disebut: ETo dan
ETu, telah diklon dan disusun rangkaiannya. Reseptor-re-
septor ETo mempunyai afinitas tinggi terhadap ET, dan
afinitas rendah terhadap ET. serta terletak pada sel-sel
otot polos, tempat rnereka memperantarai vasokonstriksi.
Reseptor-reseptor ET, rnerniliki afinitas yang kurang
Gambar 17-7. Struktul peptida-peptida endotelin, endotelin- lebih sama terhadap ET, dan ET, serta terletak pada sel-
1, endotelin-2, dan endotelin-3. Rangkaian-rangkaian asam
amino yang berbeda pada ketiga peptida ditunjukkan dengan sel endotel vaskular, tempat mereka memperantarai pe-
warna biru. lepasan PGI, dan nitrik oksida. Kedua subtipe reseptor
292 I BAB 17

ini termasuk dalam farnili reseptor G-protein-coupled seaen- arterial juga menyebabkan vasodilatasi onset larnbat cli
tr ansntembr ane dom ain. lengan bawah manusia. Pengamatan-pengamatan ini me-
Mekanisme transduksi sinyal yang dicetuskan oleh nunjukkan bukti bahwa sistem endotelin berperan dalam
pengikatan ET-1 pada reseptornya mencakup perang- pengaturan tonus vaskular, bahkan pada keadaan isti-
sangan fosfolipase C, pembentukan inositol trifosfat, dan rahat.
pelepasan kalsium dari retikulurn endoplasmik, yang Bukti yang semakin kuat rnenyatakan bahwa endote-
akan menimbulkan vasokonstriksi. Perangsangan pGI, lin berperan dalam berbagai penyakit kardiovaskular,
dan sintesis nitrik oksida menyebabkan penurunan kadar termasuk hipertensi, hipertrofi jantung, gagal jantung, ate-
kalsium intrasel dan vasodilatasi. rosklerosis, penyakit arteri koroner, dan infark miokard.
Endotelin juga terlibat dalam penyakit-penyakit pulmoner,
PENG HAMBAT.PENG HAMBAT ENDOTELI N ternasuk asma dan hipertensi pulmouer, serta beberapa
SINTESIS & KERJANYA penyakit ginjal.
Sistem endotelin dapat dihambat oleh antagonis-anta- Antagonis-antagonis endotelin rnemiliki potensi yang
gonis reseptor dan obat-obatan yang memblok endothelin- kuat untuk pengobatan penyakit-penyakit tersebut. pada
conoerting enzyme, Reseptor-reseptor endotelin ETo atau sejumlah uji klinis, bosentan dan antagonis-antagonis
ETu dapat diblok secara selektii ataupun diblok keduanya nonselektif lain serta antagonis selektif ETo (sitaksentan,
oleh antagonis-anatgonis ETA-ETB nonselektif. arnbrisentan) menunjukkan efek-efek yang menguntung-
Bosentan adalah suatu antagonis nonselektif. Obat ini kan terhadap hernodinamik dan gejala-gejala lain pada
aktif per intravena dan per oral, dan memblok baik respons gagal jantung, hipertensi pulmoner, dan hipertensi esen-
depresor awal yang singkat (ET) maupun respons presor sial. Bosentan saat ini telah disetujui penggunaanllya
yang lebih lama (ETo) yang ditimbulkan oleh pemberian untuk hipertensi pulmoner (lihat Bab 11), dan antagonis
endotelin intravena. Banyak antagonis reseptor endotelir-r terkait, tezosentan, sedang dalam penyelidikan untuk
yang aktif per oral dengan peningkatan selektivitas telah pengobatan gagal jantung akut.
dikembangkan dan tersedia untuk penggunaan penelitian. Antagonis endotelin adakalanya menyebabkan hipo-
tensi sistemik, meningkatkan frekuensi jantung, nrenim-
bulkan flushing atau edema di muka, dan sakit kepala.
Efek gastrointestinal yang rnungkin ditirnbulkan menca-
kup rnual-mual, muntah, dan konstipasi. Karena .efek
teratogeniknya, ET dikontraindikasikan pada kehamilan.
Bosentan dapat menyebabkan hepatotoksiktas yang fatal

ff'
sehingga pasien yang menerima obat ini fungsi hatinya
harus diperiksa setiap bulan. Wanita dalam usia repro-
o-t-\,'oH duktif yang menerirna obat ini, tes kehamilannya harus
dipastikan negatif terlebih dulu.

r:i':,::iiirji)::i.r:.l:i*i1i; :,,::::,::i:.r.t:::,:::i::.1,::::i:i:::i,r':i.i:]]i:::i:.,:i:,:,t:t:,r-i.,..1.
Bosentan
I},S PEPTIDA INTESTINAL
Pembentukan endotelin dapat diblok dengan meng-
hambat endothelin-conoerting enz1nle oleh fosforamidon.
vAsoAKTtF (VtP)
Fosforamidon tidak spesifik untuk endothelin-conaerting
Peptida ir-rtestinal vasoaktif (VIP) adalah suatu peptida
enzynxe,nalnun saat ini telah tersedia beberapa pengham-
bat selektif yang lebih poten. Poterui terapeutik obat-obat dengan 28 asam amino yang strukfurnya sangat mirip
ini mungkin serupa dengan potensi antagonis-antagonis dengan sekretin dan glukagon. VIP tersebar luas pada
reseptor endotelin (lihat di bawah).
sistem saraf pusat dan saraf tepi tempahrya berfungsi
sebagai suatu neurotransrniter atau neuromodulator. VIp
juga terdapat di saluran cerna, jantung, parut ginjal, dan
PERAN FISIOTOGIK & PATOLOGIK
kelenjar tiroid. Banyak pembuluh darah diinervasi oleh
ENDOTEIIN: EFEK-EFEK ANTAGONTS
saraf-saraf VIP. VIP terdapat di dalam darah namun tam-
ENDOTELIN paknya tidak berfur-rgsi sebagai honnon.
Pemberian antagonis reseptor endotelin atau penghambat VIP mempunyai efek yang bermakna pada sistern
endothelin-conaerting enzynrc secara sistemik menimbulkan kardiovaskuler. VIP rnenghasilkan vasodilatasi yang kuat
vasodilatasi dan penurunan tekanan arteri pada rnanu- pada sebagian besar uaskular bed, dan berdasarkan molar,
sia dan hewan-hewan percobaan. Pemberian obat intra- tampaknya lebih kuat daripada asetilkolin. pada jantung,
PEPTIDA VASOAKTIF I 293
VIP menyebabkan vasodilatasi koroner dan menimbulkan Uji klinis baru-baru ini nenunjukkan bahwa antagonis-
efek ir"rotropik dan kronotropik positif. Oleh karena itu, VIP antagonis ini mungkin berrnanfaat untuk pengobatan
rnungkin berperan dalam pengaturan aliran darah koro- depresi dan kelainan lain, juga tlntuk mencegah terjadinya
ner, kontraksi dan frekuensi jantung. muntah akibat kemoterapi. Obat pertama yang disetujui
Efek-efek VIP diperantarai oleh reseptor-reseptor G untuk pencegahan mual dan muntah pasca-kernoterapi
protein-coupled; dua subtipe, VPAC' dan VPACT, telah adalah aprepitant (Bab 63).
diklon dari jaringan rnanusia. Kedua subtipe tersebut
tersebar luas di sistem saraf pusat, jantung, pembuluh {,'*;&;-iiit-:+*,n€-1{*ji;rij;:#:*i1**.i|tj*}}i'r11i::;,ij:*.*i**:.'*',;}J*xliiii,"::j:tir:.1'"#*
daralL dan jaringan-jaringan lain. Pengikatan VIP pada ffi N:uRo_TIslN
reseptornya menyebabkan aktivasi adenilil siklase dan
pembentukan cAMP, yang mer-rimbulkan vasodilatasi Neurotensin adalah suatu tridekapeptida yang mulanya
dan banyak efek lainnya. Kerja VIP yang lain mungkin diisolasi dari sistem saraf pusat tetapi kemudian diternukan
diperantarai oleh nitrik oksida dan cGMP. Agonis dan juga pada saluran gastrointestinal dan dalam sirkulasi.
antagonis reseptor VIP yang spesifik telah tersedia untuk
Neurotensin disintesis sebagai bagian dari prekursor yang
penggunaan penelitian.
lebih besar yang juga mengandung neuromedin N, suatu
peptida mirip neurotensin yang mengandung 6 asam
i*xf*stj*ffi;ias*E:,xif.:*jg:$;i";,*&tri{,};ltd,.1trst}..*s*.x#iiis{;'-*.i&€ amino.
i}I SUBSTANSI P Di dalam otak, pemrosesan prekursor terutama akan
merangsang pembentukan neurotensin dan neuromedin
Substansi P rnerupakan anggota famili peptida takiki- N; keduanya dilepaskan bersamaan dari ujung-ujung
nin, yang semuanya memiliki rar-rgkaian ujung karboksil saraf. Di dalam usus, pemrosesan terutama memicu pern-
yang umum, Phe-X-Gly-Leu-Met. Anggota lain dari famili bentukan neurotensin dan peptida yang lebih besar yang
ini adalah neurokinin A dan neurokinin B. Substansi P mengandung rangkaian neurornedin N pada ujung kar-
adalah suatu undekapeptida, sedangkan neurokinin A dan boksil. Kedua peptida tersebut disekresikan ke dalam sir-
B adalah dekapeptida. kulasi setelah makanan diingesti.
Substansi P terdapat dalarn sistem saraf pusat, tem- Seperti banyak neuropeptida lain, neurotensin memi-
patnya berperan sebagai suatu neurotransmiter (lihat Bab liki dua fungsi yaitu sebagai neurotransmiter atau neuro-
21); dan dalarn saluran gastrointestinal, sebagai suatu modulator di sistem saraf pusat dan sebagai suatu hormon
transmiter sistern saraf enterik dan suafu horrnon lokal lokal di perifer. Ketika diberikan secara sentral, neuro-
(lihat Bab 6). tensin menunjukkan efek yang kuat yang mencakup hi-
Substansi P menunjukkan berbagai macam kerja sentral potermia, antinosiseptif, dan modulasi neurotransmisi
yang belum sepenuhnya dimengerti, yang menghubung- dopamin. Ketika diberikan ke dalam sirkulasi perifer, neu-
kan peptida tersebut dengan perilaku, kecemasan, depresi, rotensin menirnbulkan vasodilatasi, hipotensi, peningkat-
nTual, dan muntah. Peptida ini rnerupakan sualu vasodi- an permeabilitas vaskular, peningkatan sekresi beberapa
lator arteiol yang kuat, yang menyebabkan hipotensi yang horrnon hipofisis anterior, hiperglikernia, penghambatan
nyata pada manusia dan beberapa spesies hewan. Vaso- sekresi asam lambung dan pepsin, dan penghambatan
dilatasi ini diperantarai oleh pelepasan nitrik oksida dari motilitas lambung.
endotelium. Sebaliknya, substansi P merangsang kontraksi Pada sistem saraf pusat, terdapat hubungan yang
otot-otot polos vena, usus, dan bronkus. Substansi P juga sangat kuat antara neurotensin dan sistem dopamin, dan
menstimulasi sekresi kelenjar liur, menyebabkan diuresis neurotensin mungkin terlibat dalam kelainan-kelainan
dan natriuresis di ginjal. klinis yang berhubungan dengan jalur-jalur dopamin,
Kerja substansi P dan neurokinin A dan B diperantarai seperti skizofrenia, penyakit Parkinson, dan penyalahgu-
oleh tiga reseptor takikinin G protein-coupled, yartu NK. naan obat. Sejalan dengan hipotesis tersebut, pemberian
NK' dan NKr. Substansi P adalah ligan terpilih bagi neurotensin melalui sentral mer-rghasilkan efek-efek pada
reseptor NK,, yang merupakan reseptor terbanyak di tikus yang sertipa dengan efek-efek yang dilimbulkan oleh
otak manusia. Walaupun demikian, neurokinin A dan B obat-obat antipsikotik.
juga memiliki afinitas yang cukup kuat terhadap reseptor Ketiga subtipe reseptor neurotensin, dikenal sebagai
ini. Pada manusia, kebanyakan efek sentral dan perifer NT1,NT2, dan NTr, telah diklon. Reseptor-reseptor NT, dan
substansi P diperantarai oleh reseptor-reseptor NK'. NT, termasuk dalam superfamili G protein-coupled derlgan
Telah dikembangkan beberapa antagonis reseptor N\ seoen transmembran dontains; reseptor NT. adalah suatu
yang nonpeptida. Senyawa-senyawa ini bersifat sangat protein sbtgle trannnembran dontain yang termasuk famili
selektif dan aktif per oral, serta dapat memasuki otak. protein pemilah (sor ting pro tein).
294 I BAB 17

.:..-;;.:'1:';.''::..:'..,:''-:'.-l.
Telah dikembangkan agonis neurotensin yang melewati i. ADRENOMEDULIN
sawar daral-r-otak dan rnur,gkin memiliki potensi sebagai
agerl terapeutik penyakit-penyakit seperti skizofrenia dan
Adrerromedulin pertarna kali ditenrukan di jarirrgan
penyakit Parkinson.
feokrornositona tnedula adrenal manusia. Aclrenome-
Reseptor-reseptor neurotensin dapat dihambat oleh
dulin adalah peptida dari 52 asam arnino dengan sebuah
antagonis-antagonis nonpeptida, SR142948A dan SR48692.
cincin 6-asarn amino darr suatu rangkaian derrgan ujung
SR142948A adalah suatu antagonis hipoterrnia yang kuat
C teralridasi. Seperti CGRP, adrenomedulin nrerupakan
dan suatu analgesia yang dihasilkan pasca pernberian
anggota peptida-peptida fan-rili calcitonin.
neurotensin secara sentral. SR142948A juga rnernblok efek
kardiovaskular dari neurotensin sistemik.
Adrenonredulin terdistribusi luas di dalarrr tulrul.r.
Konsentrasi tertinggi ditemukan di kelenjar adrenal, hipo-
talamus, dan hipofisis anterior, ltalt"lull konsentrasi yang
i_i!:i:"r-r:)':'::',)r:).i:iii:,:ji:ra;.:ii:i';r:.:r-i,r.:rl,'..'-.:fi',;'-:::j:.:,::;.:':,.:.:;',,,..:,..'rl','r',- '..
tinggi juga ditemukan di ginjal, paru, sistem kardiovasku-
i:i:'i Q41g1TO N I N G EN E-RELATE D ler, dan salurarr gastrointestinal. Adrenonredulin plasr-na
PEPTIDE tampak jelas berasal dari jantung dan vaskulatur.
Pada hewan-hewan, adrenontedulin rnendilatasi pern-
Calcitortin gene-relnted peptide (CGRP) adalah anggota buluh-per.nbuluh darah resistan di ginjal, otak, paru,
peptida-peptida farnili calcitonin, yang juga rneliputi kal- fungkai bawah, dan rnesenterika, meninrbulkan hipotensi
sitonin, adrenon"redulin dan amilin. CGRP terdiri atas 37 yang nyata dan bertahan larna. Selanjubrya hipotensi me-
asam amino dan rnenunjukkan kesamaan struktur kurarrg micu refleks yang menirrgkatkan frekuerrsi dan curah
lebih sebesar 30% dengan kalsitonin salmon. jantung. Respons-respons ini juga terjadi selanra pem-
Seperti kalsitonin, CGRP terdapat dalar.n jumlah besar berian peptida melalui infus irrtraverra pada ir.rdividu
l,ang
di dalarn sel-sel C kelenjar tiroid. Selain itu, CGRP juga sehat. Adrenomedulin juga bekerja pada ginjal untuk me-
tersebar luas di dalam sistem saraf pusat dan perifer, ningkatkan ekskresi natrium, serta meuricu sejuurlah efek
dalam sistem kardiovaskular, saluran gastrointestinal, dan errdokrin di arrtaranl,a penghatnbatall aldosteron dan
sistem urogenital. CGRP ditemukan bersarna Substansi sekresi insr-rlin. Akhirnya, adromedulin bekerja pula pada
P (lihat di atas) pada beberapa tenpat ini, dan bersarna sistern saraf pusat, merringkatkan aliran simpatis.
dengan asetilkolin pada beberapa tempat lainnya. Kerja adrenomedulin yang bervariasi diperantarai oleh
Ketika CGRP disuntikkan ke dalam sistern saraf pusat, reseptor CGRP dan oleh reseptor yang spesifik terhadap
CGRP menghasilkan berbagai rlacam efek, meliputi pe- adrenonredulin yang dinanrakan AM, dan AM.. Secontl
nekartan nafsu makan dan hipertensi. Pada perryuntikan nlessenger lrang utama bagi kedua reseptor terselrut adalal.r
ke dalam sirkulasi sistemik, CGRP akan menyebabkan hi- cAMP.
potensi dan takikardia. Kerja hipoterrsif CGRP dihasilkan Kadar adrenomedulir-r dalam sirkulasi akan menitrgkat
oleh kerja vasodilator yang kuat dari peptida tersebut; se- pada latiharr fisik yang berat. Mereka juga meningkat pada
sungguhnya, CGRP adalah vasodilator paling kuat yang sejunrlah keadaan patologik, terrnasuk hipertensi esensial,
pernah ditemukan. Peptida ini mendilatasi banyak uasutlnr gagal janturrg dan gagal ginjal, serta syok septik. peran
beds, namun terutama sensitif terhadap sirkulasi koroner. adrenomedulin pada keadaan-keadaan irri belum dapat
Kerja CGRP diperantarai oleh dua reseptor yaitu diterangkan, namurl saat ini dipikirkan bahwa pepticla
CGRP' dan CGRP,. Antagonis peptida dan nonpetida dari tersebut berfungsi sebagai antagonis fisiologik dari kerja
reseptor-reseptor ini telah diket.nbangkan. Dari seluruh vasokonstriktor termasuk endotelin 1 dan angiotensirr
antagonis nonpeptida yang tersedia saat ini, yang dikenal II. Dengan adanya aksi-aksi tersebut, adrenomedulin
paling baik adalah BIBN4096BS, yang mernpurryai afini- dapat n'rencegah terjadinya ouerlond dan kerusakan karclio-
tas dan spesifisitas yang tinggi terhadap reseptor CGRP vasku Iar.
manusia.
Saat ini sedang dikumpulkan bukti yang menyatakarr
bahwa pelepasan CGRP dari saraf-saraf trigeminus ber- :'. NEUROPEPTIDA Y
peran sentral pada patofisiologi rnigrain. Peptida tersebut
dilepaskan selama serangan migrain, dan pengobatan Neuropeptida Y adalah anggota famili yang juga nre-
migrain yang sukses dengan agonis serotonin selektif ngandung peptida YY clan polipeptida pankreas. Setiap
menormalkan kadar CGRP kranial. BIBN4096BS akhir- peptida terdiri dari 36 asaur anrino.
akhir ini telah rnenunjukkan efektivitasnya sebagai peng- Neuropeptida Y nrerupakarl neuropeptida yang terba-
obatan rnigrain yang ditoleransi baik. nyak baik di sistem saraf pusat maupur.r perifer. Di dalam
PEPTIDA VASOAKTIF I 295
sistem saraf simpatis, neuropeptida Y sering terlokalisasi di litian lain telah melibatkan neuropeptida Y dengan gang-
dalarn saraf-saraf noradrenergik dan tarnpaknya berfung- guan makan, kejang, kecernasan, dan diabetes. Antagonis
si sebagai vasokonstriktor dan sebagai kotransmiter ber- reseptor Y, dan Y, disebutkan memiliki potensi sebagai
sarna norepinefrin. Pepbida YY dan polipeptida pankreas agen antiobesitas.
keduanya merupakan peptida-peptida endokrin usus.
Neuropeptida Y menghasilkan berbagai efek sistern :.:1...i:.:iirtltt ;li;i.':i,.,a::.'l.i'';.:rl:r..-r: .t , '.: ,:,. .. ., :.,. _ : - . i. i.i,t;:i

saraf pusat, termasuk peningkatan nafsu makan (zat ini UROTENSIN


merupakan salah satu molekul oreksigenik di otak), hi-
potensi, hipotennia, dar"r depresi pernapasan. Efek-efek
Urotensin II awalnya ditemukan pada ikan, tetapi sekarar-rg
lain meliputi vasokonstriksi pembuluh darah otak, efek
isoform-isofonnnya diketahui terdapat dalam spesies nra-
kronotropik dan inotropik positif pada jantung, dan hi-
pertensi. Peptida ini rnerupakarl suatu vasokonstriktor malia, tennasuk rnanusia, mencit, tikus, dan babi. Uro-
tensin II manusia adalah suatu peptida dengan 11 asam
ginjal yang kuat, menekan sekresi renin, tetapi dapat me-
nyebabkan diuresis dan natriuresis. Kerya saraf prejunctional
amino. Tempat pengekspresian urotensin II yang utarna
meliputi hambatan pelepasar-r transmiter dari serat-serat pada manusia aclalah di otak, medula spinalis, dan ginjal.
saraf simpatis dan parasirnpatis. Kerja vaskular termasuk Urotensin II juga terdapat di clalam plasma. dan ginjal
vasokonstriksi langsung, potensiasi kerja vasokonstriktor, tarnpaknya merupakan sumber utama peptida yang ber-
dan hambatan kerja vasodilator.
sirkulasi irri.
Berbagai macarn efek tersebut diperantarai oleh sejum- Pada kondisi in vitro, urotensin II adalah konstriktor
Iah reseptor yang disebut Y, hingga Yu. Seluruh reseptor otot polos vaskular yang kuat; aktivitasrrya tergantung
kecuali Yr telah berhasil diklon dan ditunjukkan sebagai dari jenis pembuluh darah dan spesies tempatnya berasal.
reseptor-reseptor G protein-cotLple d y ang berhubungan de- Vasokonstriksi terutama terjadi di pembuluh-pembuluh
ngan mobilisasi Ca2. dan hambatan terhadap adenilil si- arteri, tempat urotensin Il bersifat lebih poten daripada
klase. Reseptor Y, dan Y, penting bagi efek kardiovaskular endotelin 1, men'rbuatnya menjadi vasokonstriktor paling
dan efek-efek perifer lain dari peptida yang bersangkut- kuat yang pernah dikenal. Walaupun demikian, pada
an. Reseptor Yn memiliki afinitas yang kuat terhadap po- beberapa keadaan, urotensin II dapat menimbulkan vaso-
Iipeptida pankreas dan lebih mungkin menjadi reseptor dilatasi. Pada kondisi in vivo, urotensin II memiliki efek-
bagi polipeptida pankreas dibandingkan bagi neuropep- efek hernodinamik yang kompleks, yang paling merronjol
tida Y. Reseptor Y5 terutama diternukan di sistem saraf yaitu vasokonstriksi regional dan depresi jantung. Dalam
pusat dan mungkin terlibat dalam perrgaturan asupan ma- beberapa hal, efek-efek ini mirip dengan yang clihasilkan
kanan. Reseptor Yu tarnpaknl'a tidak rnemberi kontribusi oleh endotelin 1. Nanrun, luasnya keterlibatar-r peptida ir-ri
'yang berr.nakna bagi efek fisiologik neuropeptida Y pada dalar-rr regulasi torrus vaskular dan tekanan darah pada
manusia. manusia masih belum jelas; hasil penelitian baru-baru ini
Antagonis reseptor neuropeptida Y nonpeptida yang masih banyak diperdebatkan.
selektif telah tersedia untuk peneliLian. Antagonis reseptor Kerja urotensin II diperantarai oleh suatu reseptor G
Y, nonpeptida yang pertama, BIBP3226, adalah antagonis protein-coupled, disebut sebagai reseptor UT. Reseptor-
yang paling banyak diteliti. BIBP3226 merniliki waktu reseptor UT tersebar luas di otak, medula spinalis, jantung,
paruh in vivo yang pendek. Pada hewan percobaan, se- otot polos vaskular, otot skelet, dan pankreas. Sebagian
nyawa ini memblok vasokonstriktor dan respolls presor efek peptida tersebut termasuk vasokonstriksi, diperan-
akibat neuropeptida Y. Antagonis-antagonis Y, yar-rg struk- tarai oleh fosfolipase C, jalur transduksi sinyal IP,-DAG.
tumya nririp mencakup BIB03304, danH4o9/22, yang telah Modifikasi pada jembatan disulfida urotensin II telah
diujicobakan pada rnanusia. SR1201074 dan SR120819A n-renghasilkan antagonis reseptor-UT. Suatu antagonis
adalal'r antagonis Y, yang aktif per oral dan memiliki masa nonpeptida, palosuran, juga telah dikembangkan.
kerja yang panjang. BIIE0246 adalah antagonis nonpep- Bukti-bukti yang terkumpul n'renyatakan bahwa uro-
tida pertama yang selektif terhadap reseptor Y,. tensin II terlibat dalarn penyakit kardiovaskular dan
Arrtagonis ini telah digunakan untuk rnenganalisis penyakit-penyakit lainnya. Kadar urotensin II di dalarn
peran rleuropeptida dalam regulasi kardiovaskular. Saat plasma khususnya meningkat pada hipertensi, gagal
ini, tarnpaknya peptida tersebut tidak penting untuk regu- jantung, diabetes mellitus, dan gagal ginjal. Antagonis
lasi hernodinamik pada keadaan istirahat, tetapi mungkin reseptor-UT akan sangat bernilai bagi penelitian-penelih-
memegang peranan penting pada kelainan kardiovaskular an n'rengenai peran peptida ini dalam proses patofisiologi
termasuk hipertensi dan gagal jantung. Penelitian-pene- penyakit-penyakit tersebut.
296 I BAB17

Vasopresin
Goldsmith Sl! Gheorghiacie M: Vasopressin antagonism in heart
failure. J Am Coll Carcliol 2005;16:'1785.
Aprepitant (Emend) Thibonnier M et al: The basic ancl clinical pharmacology of non-
Oral: kapsul 80, 125 mg peptide vasopressin receptor antagonists. Annu Rev Pharmacol
Bosentan (Tracleer) Toxicol 2007;47:175.
Oral: tablet 62,5;125 mg
Pe pti d a - pepti d a N atri u reti k
rPreparat-preparat penghambat angiotensin-converting
enzyme Boomsma F, van den Meiracker AH: Plasrna A-and B-type
dan antagonis reseptor angiotensin terdapat dalam Bab 1 1; pre-
parat vasopresin terdapat dalam Bab 37. natriuretic peptides: Physiology, methodology and clinical
use. Cardiovasc Res 2001;51:442.
Munagala VK, BurnettJC, Jr, Redfield MM: The nahiuretic peptides
in cardiovascular rnedicine. Curr Probl Cardiol 2004;29:707.

REFERENSI Peng ha mbat- pe ng ha mbat Va sopeptidase


Angiotensin Campbell DJ: Vasopeptidase inhibition: A double-edged sword?
Batenburg WW et al: Angiotensin II type 2 receptor-mec'liated Hypertension 2003;41 :383.
vasodilation. Focus on bradykinin, NO and endothelium- Packer M et al: Cor:rparison of omapah.ilat ancl enalapril in patients
derived hyperpolarizing factor(s). Vascul Pharmacol
with chronic heart failure: The Ornapatrilat Versus Enalapril
2005;42:709.
Ranciomized Trial of Utility in Reducing Events (OVERTURE).
Danser AH, Deinum J: renin, prorenin and the putative (pro)renin Circula tion 2002;106:920.
receptor. Hypertension 2005;46:7069. Worthley MI, Corti R, Worthley SG:Vasopepticlurb inllibitots,
Dinh DT et al: Angiotensin receptors: Dishibution, signalling ancl Wiil they have a role in ciinical practice? Br J Clin pharmacol
function. Clin Sco 2001;100:481. 2004;57:27.
Fleming I, Kohlstedt K, Busse R: New fACEs to the renin- Endotelin
angiotensin system. Physiology (Be thesda) 2005 ;20:91..
Gradman AH et al: Aliskiren, a novel orally effective renin inhibi- Channick RN et al: Endothelin receptor antagonists in pulmonary
tor, provides dose-dependent antihypertersive efficary and arterial hypertension. J Am Coll Cardiol 2004;43.625'.
placeboJike tolerability in hypertensive patients. Circulation Ertl G, Bauersachs J: Enclothelin receptor antagonists in
2005;11 1:1012. heart farlure: Current status and future direcions. Drugs
Kelly DJ, Wilkinson-Berka JL, Gilbert RE: Renin inhibition: New 2004;64:L029.
potential for an old therapeutic target. Hypertension 2005; Galie N, Manes A, Branzi A: The entlothelin systern in pulmonary
46:47"1. arterial hypertension. Cardiovasc Res 2004;67:227.
McMurray JJ et al: Wrich inhibitor of the renin-angiotensin system
should be used in chronic heart failure and acute myocardial Peptida I ntesti n a I Va soa ktif
infarction? Circulation 2OC4;1"1O:3281. Henning RJ, Sawnriller DR:Vasoactive intestinal peptide: Cardio-
Sica DA:Combination angiotensin-converting enzyme inhibitor vascular effects. Cardiovasc Res 2007;49:27.
and angiotensin receptor blocker therapy: Its role in clinical
practice. J Clin Hypertens (Greenwich) 2003;5:41,4. Substansi P
Watanabe T, Barker TA, Berk BC: Angiotensin II and the
Aprepitant (emend) for prevention of nausea ancl vomiting due to
endothelium: Diverse signals and effects. Hypertension
ca:rcer chernotherapy. Med Let Drug Ther 2003;45:620.
2005;45:163.
Yan AT, Yan RT, Liu PP: Narrative review:Pharmacotherapy for
Hokfelt T, Pernow B, Wahren J: Substance P: A pioneer amongst
neuropepticies. J Intem Med 2001;249:27.
chronic heart failure: Evidence from recent clinical hials. Ann
Intem Med 2005 ;1 42:732.
Neurotensin
Kinin Kinkead B, Nemeroff CB: Neurotensin, schizophrenia, and anti-
Couture R et al: Kinin receptors in pain and inflammation. Eur J psychotic drug action. Int Rev Neurobiol2004;59:227.
Pharnracol 2001, t429 161.
Ferreira J et al:The use of kinins 81 and 82 receptor knockout Calcitonin Gene-Re/ate d Peptide
mice and selective antagonists to characterize the Olesen J et al: Calcitonin gene-related peptide receptor antagonist
nociceptive responses caused by kinins at the spinal level. BIBN 4096 BS for the acute treahnent of migraine. N Engl J
Neuropharmacology 2002;43:1 1 88. Med 2004;350:1104.
Leeb-Lundberg LM et al: Intemational union of pharmacology. Poyner DR et al: International Union of Pharmacology. XXXII. The
XLV. Classification of the kinin receptor family: From mamrnalian calcitonin gene-related peptides,
molecular mechanisms to pathophysiological consequences. adrenomedullin, amylin, and calcitonin receptors. Pharmacol Rev
Pharmacol Rev 2005;57 :27. 2002;54:233.
PEPTIDA VASOAKTIF I 297
Adrenomedullin Malmshom RE: Pharmacology of neuropeptide Y receptor anta-
gonists: Focus on cardiovascular functions. Eur J pharmacol
Hamid SA, Baxter GF: Adrenomedullin: Regulator of systemic and
2N2;447:17.
cardiac homeostasis in acute myocardial infarction. Pharmacol
Ther 2005;105:95. Urotensin
Smith DM et al: Adrenomedullin: Receptor and signal hansduc-
tion. Biodrem Soc Trans 2002;30:432. Douglas SA, Dhanak D Johns DG:From'gills to pills,: Urotensin-
II as a regulator of mammalian cardiorenal function. T.rends
Neuropeptida Y Pharrnacol Sco 2OC4;?5 :7 6.
Ong KL, Lam KS, Cheung BM: Urotensin II: Its function in health
DiBona GF:Neuropeptide Y. Am J Physiol 2002;282:R635. and its role in disease. Cardiovasc Drugs Ther 2005;19:65.
ikosanoid:
$,gsl
.rkotrien, & Senyawa yang
lilomboksan,
i:i'1,:,..'
Sii::*l.l.til,:ii:::::;t,' :..i..'.: :

en;$.":'1,
Emer M Smyth, PhD, & Garret A FitzGerald, MD*

ASAM ARAKIDONAT & PREKURSOR TAK


SINGKATAN JENUH GANDA LAINNYA
COX Siklooksigenase Asarn arakidonat, yakni prekursor eikosanoicl yang paling
DHET Asam dihidroeikosatrienoat penting dan terbanyak, merupakan asarn lemak 20-karbon
EET Asam epoksieikosatrienoat (C20) yang mengarrdung empat ikatan ganda yang dirnulai
HETE Asam hidroksieikosatetraenoat pada posisi omega-6 untuk mengl-rasilkan asam 5,8,"11,,"14-
HPETE Asam hidroksiperokieikosatetraenoat eikosatetraenoat (dinyatakan dengan C2O: 4-6). Agar sin-
LTB, LTC Leukotrien B, C, dll. tesis eikosanoid dapat terjadi, mula-mula asam arakido-
LOX Lipoksigenase nat harus dilepaskan atau dimobilisasi dari fosfolipid
LXA, LXB Lipoksin A, B
r.nernbran oleh satu atau lebih lipase dari tipe fosfolipase
NSAID Obat-obat anti-inflamasi
A, (PLA") (Gambar 18-1). Setidakr-rya tiga fosfolipase mem-
nonsteroid
PGE, PGF Prostaglandin E, F, dll. perantarai pelepasan arakidonat dari lipid membran: pLA,
PLA, PLC Fosfolipase A, C, dll. sitosol (c), PLA, sekretori (s). dan PLA, yang tak bergan-
TXA, TXB Tromboksan A, B, dll. tung pada kalsium (i). Selanr itu, arakidon at juga dilepas-
kan oleh kon"rbinasi fosfolipase C dan lipase digliserida.
Setelah terjadinya rnobilisasi, asam arakidonat dioksi-
genasi melalui ernpat jalur terpisah: jalur siklooksigenase
Eikosanoid adalah hasil produk oksigenasi asam lemak (COX), lipoksigenase, epoksigenase P450, dan juga iso-
rantai panjang tak jenuh ganda. Eikosanoid banyak dite- prostan (Gambar 1B-1). Sejunrlah faktor menentukan jenis
mukan pada hewan dan juga ditemukan-bersama de- eikosanoid yang disintesis: (1) spesies, (2) jer-ris sel, dan (3)
ngan prekursornya-pada berbagai jeuis turnbuhan. Zat fer-rotipe tertentu sel. Pola eikosanoid yar-rg disintesis juga
ini membentuk suatu keluarga besar senyawa yang sangat menggambarkan (4) mekanisme perangsangan sel. Akhir-
poten dan memperlihatkan sejurnlah besar aktivitas bio- nya, faktor penting yang nenentukan pola pelepasan eiko-
logis. Karena aktivitas biologis yang dirnilikirrya, eikosa- sanoid adalah (5) sifat alami prekursor asam lemak tak
noid, antagonis reseptor beserta inhibitor enzirnnya, dan jenuh ganda vang teresterifikasi pada fosfolipid membran
prekursornya pada minyak ikan dan turnbuhan, merniliki terten tu. Con tohnya, a sarn homo-y-linolea t (C20:3-6), y ang
potensi terapeutik yang besar. Karena waktu parulnya merupakan trienoat, mer-rghasilkan produk yang berbeda
yang pendek, yakni dari beberapa detik sampai meni! dari produk yang dihasilkarr dari arakidonat (C20:a-e,
sistem pengangkutan yang khusus atau sintesis ar-ralog- y,rng memiliki ernpat ikatan ganda. Dernikian halnya,
nya yang stabil menjadi suatu keharusan agar zat ini bisa produk yarrg dihasilkan dari asam eikosapentaenoat
digunakan secara klinis. (C20:5-3), yang memiliki lima ikatan ganda, juga berbeda
secara kuantitatif. Hal tersebut menjadi dasar penggunaan
*Penulis mengucapkan terima kasih untuk
konh'ibusi porulis selrelumnya, asarn lemak yang secara struktural berbeda dan diperoleh
yaitu Drs. Marie L. Foegh and Peter W. Ramu'ell. dari ikan air dingin (cold ruatu fslr) darr tumbuhan sebagai

298
GOLONGAN EIKOSANOID: PROSTAGLANDIN, TROMBOKSAN, LEUKOTRIEN. & SENYAWA YANG SEJENIS / 299

nsf,$*g'$muWffffffWl
ff nf m ff ff
til'r;':ii:':T:T:ri,
iil llil fil xl illi $ll lljl llfi ft1 ul ll
,sr
"r".r "*' "J cJ,"l ,y J,',r *t J J.{c-tJ*l&*},*}',t\
Radikal bebas
Berbagai stimulus mitogenik,
inflamatorik, dan kimiawi Fosfolipase A2

Epoxyeicosatrienoic acids lsoprostan


(EETs)

AA (20:4 cis D5,8,11,14)

HETE
Gambar 18-1. Jalur pelepasan dan metabolisme Leukotrien
Lipoksin
asam arakidonat (AA).

suplemen makanan pada manusia. Contoh arti penting pada inflarnasi dan kanker. Akan tetapi, pembedaan ter-
prekursor asarn lemak tak jenuh ganda sangat jelas bila sebut terlahr sederhana; terdapat proses fisiologis dan pa-
kita rnempertirnbangkan trornboksan A (TXA) yang ber- tofisiologis yaug melibatkan masing-masing enzim secara
asal dari jalur COX. TXA, disintesis dari arakidonat, suatu urrik dan ada keadaan lain ke.tika keduanya berfurrgsi seca-
asam tetraenoat, dan merupakan vasokonstriktor dan ra sinergis. Contohnva, COX-2 epitel merupakan surnber
aggregator trornbosit,vang sangat kuat. Akan tetapi, asam utama prostasiklin vaskular, sedangkan prostanoid yang
5,8,11,"14,17 -eikosapentaenoat menghasilkarr TXA,, r'ang berasal dari COX-2 ginjal penting untuk perkembangan
relatif inaktif. Secara teoretis, substitusi eikosaperrtaerroat ginjal r'ang normal dan pemeliharaan fuugsinya. Varian
untuk rnenggar-rti arakidonat dalam makanan dapat memi- COX-I tar.rrbaharr yang disebut COX-3 telah diternukan
nimalkan proses trombosis akibat penggantian arakidonat 1.rada anjing, r1an1ur1 kelihatamrya tidak berhubungan se-
tetraenoat oleh asam pentaenoat pada membran sel. cara fungsional dengan spesies laimlya.
Sintase sangat penting karena pada tahap inilah, obat
SINTESIS EIKOSANOID antiinflarnasi nonsteroid menimbulkan efek terapeutiknya
(lihat Bab 36). Indon-retasin dan sulindac bersifat sedikit
Produk Sintesis Endoperoksida
selektif untuk COX-1. Meklofenamat dan ibuprofen kira-
Prostaglandin (Siklooksi genase)
kira sama kuahrya untuk COX-1 dan COX-2, sedangkan
Dua isozim COX yang unik n'rengubah asam arakidonat celecoxib, dikiofenak, rofecoxib, lur.niracoxib, dan etorico-
menjadi endoperoksida prostaglar-rdin. Sintase PGH-1 xib mengirambat COX-2 dengan selektivitas yang mening-
(COX-1) diekspresikan secara konstan pada kebarlyakan kat. Aspirin mengasetilasi dan menghambat kedua enzim
sel tanpa adanya rangsangan dari luar. Sebaliknya, sintase secara kovalen. Dosis rendah (< 100 mg/hari) mengharnbat
PGH-2 (COX-2) dapat dirarrgsang; ekspresinya sangat khususny'a, r-ramun tidak secara eksklusif u.tuk COX-I,
bervariasi bergantung pada stimulus. COX-2 merupakan sedangkan pada dosis yarrg lebih tinggi, mengharnbat
produk gen respons-dini yang teratlgsang secara bennakna COX-1 dan COX-2.
oleh shear sfress, faktor pertur-nbul"ran, pronlotor furnor, Baik COX-1 maupur-r COX-2 meningkatkan ambilan
dan sitokin. COX-1 menghasilkan prostanoid urrtuk "pen- dua molekul oksigen r.nelalui siklisasi asarn arakidonat
jagaan rumah" seperti sitoproteksi epitel lamburlg, se- untuk rrremlrenluk C,;C,, erttloperoxitle C.,- lrydroperoxide
dangkan COX-2 rnerupakan sur.nber utarna prostanoid (Gambar 18-2). Procluk tersebut adalah PGG,, yang
300 / BAB 18

Asam arakidonat

-
siktooksioenas" I aor',,
cox.2
I
_2.--'\---.2\-/\
O
\J v
i ( l' -cooH
oWr=:-------.r
i lPGG2l
o0H

peroksidase
::*
f
9---f.-.''\.:-r-.-.,^-- ggqH

#cooH-/'%"\dH
f"=@ /
o '
,/ pcF
|
l-\ Ho \
tr;
oH oH

Cl.''\:.^=/^\cooH
;vYY-.-,z",.,,HOJoi- Ho oI \_\^_,^_,,__-,,
^\."'\=-'\-'^--cooH
YV ,-*
Ho { ioH r^*r
eGDz
oH @ t I
6-r'\:,'\A.cooH
I

--vra-..t---.-- \
Ho
[Fcr, r
on
4,1.--\:,^_,,-._coon
)/},^.1<\
o I i5.deoksl-L12,141
| -ecrz I

Gambar 18-2. Biosintesis prostanoid. Nama senyawa terdapat dalam kotak

kemudian dimodifikasi secara cepat menjadi gugus pe- subsuipt, misal PGE, dan PGE"). Beberapa produk dari seri
roksidase enzim COX untuk menambahkan gugus 15- arakidonat memiliki arti klinis penting saat ini. Alprostadil
hidroksil yang penting untuk aktivitas biologis. Produk (PGE,) dapat digunakan karena efek relaksasi otot polos-
tersebut kini adalah PGH'. Kedua endoperoksida tersebut nya untuk mempertahankan duktus arteriosus paten pada
sangat tidak stabil. Famili yang analog-PGH, dan PGH, beberapa neonatus sebelurn dilakukan bedah jantung
dan produk-produk berikutnya-dihasilkaru masing- dan pada pengobatan impotensi. Misoprostol, suatu tu-
masing, dari asam homo-y-linoleat dan asam eikosapen- runan PGE,, merupakan prostaglandin sitoprotektif yang
taenoat. digunakan pada pencegahan ulkus peptikum dan, dalam
Prostaglandin, tromboksan, dan prostasiklin, yang se- bentuk kombinasi dengan mifepriston (RU486) untuk
cara keseluruhan disebut sebagai prostanoid, dibentuk mengakhiri kehamilan awal. PGE, dan PGF'. digunakan
dari PGH, melalui kerja isomerase dan sintase. Enzim ter- pada kebidanan untuk menginduksi persalinan. Latano-
minal ini diekspresikan dengan mekanisme yang relatif prost dan sejumlah senyawa serupa merupakan turunan
spesifik untuk sel, sehingga kebanyakan sel menghasil- PGF'. topikal aktif yang digunakan pada oftalmologi untuk
kan satu atau dua prostanoid yang dominan. Prostaglan- mengobati glaukoma sudut terbuka. Prostasiklin (pGI,
din berbeda satu dengan yang lain karena dua hal: (1) epoprostenol) disintesis terutama oleh endotel vaskular
substituen cincin pentana (yang dinyatakan dengan huruf dan merupakan suatu vasodilator kuat dan inhibitor agre-
terakhir, misal, E dan F pada PGE dan PGF) dan (2) jumlah gasi trombosit. Zatiru digunakan secara klinis untuk meng-
ikatan ganda pada rantai samping (dinyatakan dengan obati hipertensi pulmonal dan hipertensi portopulmonal.
GOLONGAN EIKOSANOID: PROSTAGLANDIN, TROMBOKSAN, LEUKOTRIEN. & SENYAWA YANG SEJENIS I 3O1

Sebaliknya, tromboksan (TXAr) memiliki sifat yang tak Produk Lipoksigenase


diharapkan (agregasi trombosit, vasokonstriksi). Oleh
Metabolisme asam arakidonat oleh 5-,12-, dan l5Jipok-
sebab itu, antagonis reseptor TXA, dan inhibitor sintesis-
sigenase (LOX) berakibat produksi asam hidroperok-
nya telah dikembangkan untuk indikasi kardiovaskular,
sieikosatetraenoat (HPETE), yang diubah secara cePat
meskipun penggunaan klinis obat-obat ini (kecuali aspirin)
menjadi derivat hidroksi (HETE) dan leukotrien (gambar
masih harus dipastikan.
18-3). Leukotrien yang paling sering diteliti adalah leu-
Semua produk alami COX mengalami metabolisme
kotrien yang dihasilkan oleh SJipoksigenase yang ter-
cepat baik melalui hidrasi menjadi produk inaktif, yang
dapat pada sel-sel inflamasi (leukosit polimorfonuklear
kemudian dimetabolisme (PGI', TXAr), maupun melalui
oksidasi gugus kunci 15-hidroksil menjadi keton yang sesuai [PMN], basofil, sel mast, eosinofil, makrofag). Jalur ini
sangat menarik karena dihubungkan dengan asma, syok
oleh dehidrogenase 15-OH prostaglandin. Metabolisme
p, dan anaflaktik dan penyakit kardiovaskular. Perangsangan sel-
lebih lanjut terjadi melalui reduksi Ar3, oksidasi
sel ini meningkatkan kadar Ca2* intrasel dan melepaskan
oksidasi ol. Metabolit inaktif dapat dideteksi dalam darah
arakidona! penggabungan molekul oksigen oleh S-LOX,
dan urin dengan immunoassay dan spektrometri massa
disertai dengan protein pengaktivasi 5-LOX (FLAP), ke-
sebagai pengukuran sintesis senyawa induknya secara in
mudian menghasilkan epoksida leukotrien An @TA) yang
vivo.

Asam arakidonat
I
FLAP I s.LOX
*
00H

Sintase

,:7
i-cys -Gty
I
Glu

I *ot
I rGL
*
Leukotrien
sisteinil
(GysLTs)

I oipeptioase
E ,

Gambar 18-3, Biosintesis leukotrien (LT). LTC4, LTD., dan LTE. secara keseluruhan dikenal sebagai
leukotrien sisteinil (CysLTs). GT, glutamil transpeptidase; GL, glutamil leukotrienase.
302 / BAB 18

tak stabil. Zat antara ini dapat berubal-r nrenjadi dihidroksi pengikat-asam lernak intrasel dapat nrengikat EET dan
leukotrien 84 GTB4) atau berkonjugasi dengar-r glutation DHET derrgan cara yang berbeda sehirrgga memodulasi
untuk menghasilkar-r leukotrien C4 GTCJ, yang mengalanri rnetabolisn're, aktivitas dan penentuan targehlya. produk
degradasi bertahap pada gugus glutatiorr oleh peptidase epoksigenase disir-rtesis di sel endotel, dan rnenyebabkan
untuk membentuk LTD' dan LTE.. Ketiga produk irri di- vasodilatasi pada sejumlah pembuluh darah dengan
kenal sebagai leukotrien sisteinil atau peptidoleukotrien. mengaktifkarr kanal K- yang teraktifkan oleh konduktansi
LTC' dan LTD, merupakan bronkokonstriktor yang Car- pada otot polos. Hal ini berakibat hiperpolarisasi sel
kuat dan dikenal sebagai komponen utama dari substansi otot polos dan vasodilatasi, yang tnenyebabkan penurunar.r
bereaksi-lambat anafilaksis (SRS-A) yang disekresikan tekanan darah. Bukti mendasar rnenunjukkan bahwa EET
pada asma dan anafilaksis. Terdapat empat pendekatan dapat berfungsi sebagai faktor hiperpolarisasi yang berasal
terkini untuk mengernbangkan obat anti-leukotrien: inhi- dari endotel, terutama pada sirkulasi pernbuluh koroner.
bitor enzim 5-lipoksigerrase, antagonis reseptor leukotrien,
inhibitor FLAP, dan inhibitor fosfolipase A,. Antagonis re- lsoprostan
septor leukotrien yang selektif (zafirlukast, montelukast, Pembentukan isoprostan dari asaru arakidonat merupakan
dar-r pranlukast) saat ini digunakan atau dicoba untuk jalur lairr yang per-rting. Isoprostan merupakan stereoiso-
mengobati asrna. mer prosta glandin. Karena prostaglandirr merniliki banyak
LTA., yakni produk utanra 5-LOX, dapat diut.rah nrerr- pusat asinletris, zat ini menriliki banyak stereoisorner
jadi lipoksin LXA., darr LXB, melalui 12-LOX di dalam yang potensial. COX ticlak dibutuhkan untuk n.rembentuk
trombosit. Meeliator-mediator ini juga dapat dihasilkan isoprostan, dan irrhibisi COX dengar-r aspirirr atau NSAID
melalui metabolisme 15-HETE oleh S-LOX, dan 1S-HETE lairnya seharusltl,a tidak mer-npengaruhi jalur isoprostan.
ini merupakan produk metabolisme asanr arakic-lorrat Mekanisnte epinrerisasi utama adalah peroksidasi araki-
oleh 15-LOX-2. 15-LOX-1 lebih rnerryukai asam linoleat donat oleh radikal bebas. Peroksidasi terjacli sementara
sebagai substrat yang menrberrtuk asam .lSS-hiclroksi- asam arakidonat masih diesterifikasi pada fosfolipid
oktadekadierloat. Isomer stereokimiarr)'a, )'aitr.r 1 5R-HETE, menrbran. Jadi, tidak seperti prostaglandin, stereoisomer
dapat dihasilkan melalui kerja aspirin yang terasetilasi irr i " ters
inrpan " seba gai ba gia n da ri r.nembran. Zat-zat terce-
COX-2 dau kemudian diubah cli dalam leukosit oleh 5- but kemudian diuraikan, kernungkinan oleh fosfolipase,
LOX rnenjadi 1S-epi-LXAo atau 1S-epi-LXB*, vang disebut bersirkulasi clan dieksresikan ke dalam urin. lsoprostan
sebagai aspirin-triggcretl lipoxirts.12-HETE juga dapat meng- terdapat dalam jumlah yarrg relatif besar (sepuluh kali
alami pengaturan ulang n.rolekul terkatalisasi nrerrjadi lebih bany'ak dalam darah dan urin ketimbarrg prostag-
asarn epoksi-hidroksieikosatrienoat yang disebut hepok- lar-rdin 1,ang berasal ctari COX). Ster.eoisor.ner tersebut me-
silin. Peran biologis mediator ir-ri r.nasih belum jelas. rniliki efek vasokonstriktor varlg kuat bila dimasukkan
LOX yang berada di sel epiderrnis berbeda dari enzim ke dalam girrjal darr pembr,rluh darah lairrnya clan clapat
"konvensional"-asam arakicionat dan asam linoleat ter- rnerrgaktifkarr reseptor Prostalloid. Diduga bahwa zat-zat
nyata bukanlah substrat alami urrtuk LOX epidermis. Aku- ini dapat ikut berperan pada patofisiologi respon inflamasi
mulasi 12R-HETE di epidemris merupakan suatu gar.nbar- dengan cara varlg tak sensitif terhadap inhibitor COX.
an psoriasis dan iktiosis, dan inhibitor 12R-LOX sedarrg
diteliti untuk keper11i1g3t-t pengobatan kedr,ra penyakit .
proliferatif kulit tersebu t.
I. FARMAKOLOGI DASAR
Produk Epoksigenase EIKOSANOID
Isozirn spesifik dari monooksigenase sitokrom P450 mik-
rosorn mengubah asam arakidonat t"net-rjadi enlpat asal-n MEKANISME & EFEK EIKOSANOID
epoksieikosatrienoat (EET) (Gambar 18--l). Keempat asam Mekanisme Reseptor
tersebut adalah produk 5,6-, 6,9-, 11,12-, dan 14,15-ok- Akibat waktu paruluya yang perrdek, eikosanoid bekerja
sido. Setiap EET memiliki dua stereoisomer (R c-lan 5). dengan cara autokrin dan parakrin, yaifu dekat derrgan
Biosintesisnya dapat diubah olel'r faktor farar.nakologis, tempat sintesisnya. Ligan-ligan tersebut berikatan dengan
makanan dar-r genetik yang n"remperngaruhi ekspresi P450. reseptor pada perr-nukaan sel dan spesifitas farrnakolo-
Epoksid-epoksid tersebut tidak stabil dan segera mern- gisnya ditentukan oleh jerris dan densitas reseptor pada
bentuk asam del-ridroeikosatrienoat (DHET) yang sesuai, pemrukaan sel. Suatu produk gen telah diidentifikasi pada
misalnya, 5,6-DHET. Tidak seperti prostaglandin, EET reseptor PGI. (reseptor lP), PGF",, (FP), dan TXA," (Tp),
dan DHET dapat bergabung dengan fosfolipid, yarrg ke- senentara empat reseptor PGE" yang berbeda (EpI_) dan
rnudian bertindak sebagai tempat penf imparran. Pr.oteiu dua reseptor PGD" (DPr dan DP,) telah diklon. Isoform
cOLONGAN EIKOSANOID: PROSTAGLANDIN, TROMBOKSAN, LEUKOTRIEN, & SENYAWA YANG SEJENIS I 3O3

TP reseptor tambahan (cr dan B), FP (A dan B), clan EP. EPr, FP, dan TP megaktifkan n"retabolisure fosfatidilinositol,
(A-D) dapat terbentuk melalui penyambungan ruRNA yarrg membentuk hrsP. (lP.), dengan mobilisasi cadangan
diferensial. Terdapat dua reseptor untuk LTB' (BLT, dar-r Car- selanjuhrya dan peningkatan kalsium bebas di dalam
BLT") dan sisteinil-leukotrien (cysl-T, dan cyslT.). Suatu sel. Aktivasi isoform reseptor TP dapat rnengaktifkan
reseptor lipoksin yang disebut ALX ternyata satra deugan atau mengharnbat adenilil siklase, masing-masing melalui
reseptor formil-peptida (fN'lPL)-l. Semua reseptor ini te- G, (TP.) atau G, (TPB), dar-r uremberi sinyal rnelalui Go
rangkai dengan proteir-r-G; sifat reseptor-reseptor yang dan protein terkait kepada jalur penjalaran sinyal kinase
paling sering dipelajari tercantum pada tabel 1B-1. protein terkait-membran (N{AP). Reseptor EP, dapat
Reseptor EP", EP4, IP dan DP, mengaktifkan aclenilil terangkai dengan peningkatarr kalsium intrasel dan pe-
siklase melalui G,. Hal ini r.uenyebabkan peningkatan nurunan cAMP. Reseplel DP,, yang tak berhubungan
kadar AMP-siklik irrtrasel, )/ang kenludiarr mengaktifkan dengan reseptor prostanoid laiuu1,a, urerupakan anggota
protein kinase yang spesifik (lihat Bab 2). Kinase-kinase superfarnili reseptor flvlLP. Reseptor ini terangkai rnelalui
ini menyebabkan fosforilasi protein-proteirr pel11o111Pa protein G tipe G, dan menvebabkan inhibisi sintesis cAMP
kalsiurn di dalam sel, suatu kerja yarrg mengurangi kon- dan meningkatkan kadar kalsiuur intrasel pada berbagai
sentrasi kalsium bebas di dalam sel. Sebaliknl'a, reseptor jenis sel.

Tabel 18-1. Reseptor eikosanoid.

, , I Ligan Ligan Protein G, Second

DP, PGD,

lllllr r:l:.s1.:r"?r.r1p.9.: 91.:t"eil:

!1,.
EP,
l9!.,---... . l9l'
PGE, G,, ICAMP
.l.Karsinogenesis kolon

Gangguan ovulasi dan fertilisasi


Hipertensi yang sensitif terhadap garam
EPro o PGE, G , JcAMP Resistensi terhadap pirogen
G,, IcAMP Jlnflamasi kulit akut

EP, PGE, G, tcAMP Duktus arteriosus paten


tDensitas/massa tulang pada mencit tua
lRespons imun/inflamasi usus
tKarsinogenesis kolon
FP, ^ PGF,,. isoPs T PLC Gagal partus
9.,:-
i; PGI, PGE, G,, IcAMP lRespons trombotik
lRespons terhadap cedera vaskular
'lAterosklerosis
lFibrosis jantung
Hipertensi yang sensitif terhadap garam
.LRadang sendi

TXA, isoPs Go,G,,G,r,r,G15, IPLC tWaktu perdarahan


IRespons terhadap cedera vasku lar
lAteroskl erosis
tKetahanan hidup setelah pencangkokan jantung
a llog raf

.PlL--..--..-..-
LTB4 G,u,G,
L:i.vr!11.i.-".1:llL:.1.L::t-:.1:-?.:t9.q-9I9-9-!
BLT? LTB4 125-HETE Mirip Go, mirip G,, miriP G.
1 2R-H ETE

CysLT, LTD4 LTC4/LTE4 Gq, l PLC JRespons permeablitas vaskular imun adaptif dan
alami
tRespons fibrotik dan inflamatorik paru
CysLT, LTC,/LTD, LTEd G,,, l PLC tRespons {ibrotik dan inflamatorik paru

Splice variant untuk reseptor eikosanoid ditandai di tempat yang sesual.


Car.,, kalsium intrasel; cAMP, adenosin 3',5'-monofos{at; PLC, fosfolipase C; isoPs, isoprostan;15d'PGJ,, 15-deoksi-A'}r4-PGJ,
304 / BAB 18

LTB. juga menimbulkan pelepasan InsP, melalui re- mirosirkulasi, PGE2 merupakan suatu vasodilator yang
septor BLT,, yang menyebabkan aktivasi, degranulasi, dihasilkan oleh sel endotel.
pembentukan anion superoksida di dalam PMN. Reseptor 2. Saluran cerna-Kebanyakan prostaglandin dan trom-
BLT' yaitu reseptor berafinitas rendah untuk LTB', boksan mengaktifkan otot polos gastrointestinal. Otot lo-
terikat dengan afinitas yang cukup tinggi oleh 12S- dan ngitudinal akan berkontraksi dengan adanya pGE, (via
12R-HETE, .meskipun relevansi biologis dari observasi EPr) dan PGFr,, (via reseptor FP) sedangkan otot sirkular
ini tidak jelas. Reseptor CysLT, terangkai pada Go, yang berkontraksi kuat dengan PGF',. dan berkontraksi lemah
menyebabkan peningkatan Ca2. intrasel. dengan PGI, dan berelaksasi dengan adanya PGE'(melalui
Efek kontraktil eikosanoid pada otot polos diperanta- reseptor EP), Pemberian PGE, atau PGFr,, menyebabkan
rai oleh pelepasan kalsium, sedangkan efek relaksasinya kejang kolik (lihat Farmakologi Klinik Eikosanoid, di ba-
diperantarai oleh pembentukan AMP-siklik. Efek-efek wah). Leukotrien juga memiliki efek kontraktil yang kuat.
eikosanoid pada banyak sistem targe! termasuk sistem
3. Saluran napas-Otot polos pernapasan direlaksasi oleh
imun, dapat diterangkan dengan cara yang serupa (lihat
PGE2, PGI2, dan berkontraksi dengan PGDr, TXA, dan
di bawah). Banyak efek kontraktil eikosanoid pada otot
PGFr". Sfudi pada mencit dengan DP, yang sudah dihi-
polos dapat dihambat dengan menurunkan kalsium eks-
langkan (DP., knockout mice) mengisyaratkan peran penting
trasel atau dengan menggunakan obat penyekat kanal
kalsium.
reseptor ini pada asma. Leukotrien sisteinil merupakan
zat bronkokonstriktor. Zat-zat ini terutama bekerja pada
Meskipun prostanoid dapat mengaktifkan peroxisome
proliferator-actiaated receptor (PPAR) jika ditambahkan
otot polos di saluran napas perifer dan seribu kali lebih
dengan konsentrasi yang cukup secara in vitro, senyawa poten ketimbang histamin baik secara in vitro maupun
ini masih diragukan dapat mencapai konsentrasi yang in vivo. Zat ini juga merangsang sekresi mukus bronkus
cukup untuk berfungsi sebagai ligan reseptor-inti endogen dan menyebabkan edema mukosa. Bronkospasme terjadi
secara in vivo.
pada sekitar 10% orang yang mengkonsumsi NSAID,
kemungkinan akibat pergeseran metabolisme arakidonat
Efek-Efek Prostaglandin & Tromboksan dari metabolisme COX-1 menuju pembentukan leukotrien.
Prostaglandin dan tromboksan mempunyai'efek utama 4. Organ Reproduksi-kerja prostaglandin pada otot
pada empat tipe otot polos: vaskular, saluran cerna, salur- polos organ reproduksi dibahas kemudian dalam bagian
an napas, dan organ reproduksi. Target penting lainnya D. Organ Reproduksi.
mencakup trombosit dan monosi! ginjal, sistem saraf B. Tnortaeos[
pusat ujung saraf presinaps otonom, ujung saraf sensorik,
organ endokrin, jaringan adiposa, dan mata (efeknya ter- Agregasi trombosit sangat dipengaruhi oleh eikosanoid.
PGE, dalam konsentrasi rendah berefek merangsang, se-
hadap mata dapat melibatkan otot polos).
dangkan pada konsentrasi tinggi, bersifat menghambat
A. Oror Polos agregasi trombosit. Baik PGD, dan PGI, menghambat agre-
L. Vaskular-TXA, adalah vasokonstriktor yang poten. gasi. TXA" adalah produk utama COX-1 trombosit, suatu
Zat ini juga merupakan suatu mitogen sel otot polos dan agregator trombosit, dan menguatkan efek agonis trom-
merupakan satu-safunya eikosanoid yang terbukti kuat me- bosit poten lainnya seperti trombin. Kerja TXA, trombosit
miliki efek tersebut. Efek mitogeniknya diperkuat dengan dibatasi secara in vivo oleh PGI,, yang menghambat
pemaparan sel otot polos terhadap testosterory yang me- agregasi trombosit dengan semua agonis yang diketahui.
ningkatkan jumlah reseptor TP sel otot polos. PGF,,, juga Trombosit melepaskan TXA, selama proses aktivasi dan
merupakan suatu vasokonstriktor namun bukan suatu mi- agregasi. Metabolit TXA, dalam urin meningkat pada
togen bagi sel otot polos. Vasokonstriktor lainnya adalah pasien yang mengalami infark miokard; peningkatan ini
isoprostan 8-iso-PGFr*, yang juga dikenal sebagai iPFr,,III, ditekan secara bermakna oleh aspirin dalam dosis rendah,
yang dapat bekerja melalui reseptor TP. Pada pasien de- namun dengan kontribusi yang bervariasi, yang mungkin
ngan sirosis, zat tersebut dalam jumlah besar di hati dan berasal dari COX-2 makrofag, dapat ridak sensitil terhadap
dianggap memainkan peran patofisiologis sebagai zatva- pemberian regimen obat tersebut. Uji komparatif menge-
sokonstriktor penting pada sindrom hepatorenal. nai efek kardioprotektif aspirin berdosis rendah dan
Prostaglandin vasodilator, terutama PGI, dan PGE', berdosis tinggi belum pernah dilakukan. Akan tetapi,
meningkatkan vasodilatasi dengan meningkatkan kadar pembandingan dengan plasebo pada uji terkontrol tidak
AMP-siklik dan mengurangi kalsium infrasel otot polos, mengindikasikan adanya penambahan keuntungan de-
terutama melalui reseptor IP dan E{. Prostasiklin vas- ngan dosis; bahkan, uji ini menunjukkan hubungan yang
kular disintesis oleh sel otot polos dan sel endotel. Sel terbalik antara dosis dengan respons pengobatan, yang
endotel merupakan kontributor utama proses tersebut. Di mungkin mencerminkan peningkatan inhibisi sintesis
GOLONGAN EIKOSANOID: PROSTAGLANDIN, TROMBOKSAN, LEUKOTRIEN, & SENYAWA YANG SEJENIS / 305
PGI, oleh aspirin dalam dosis yang lebih besar. Sintesis nya, peningkatan pembentukan TXA, telah dilaporkan
tromboksan yang berasal dari COX-1 pada trombosit di- pada nefrotoksisitas yang diinduksi siklosporin, namun
hambat secara ireversibel pada penggunaan aspirin ber- hubungan sebab-akibatnya tak dijumpai.
dosis rendah dalam jangka waktu lama. COX-2 makrofag
D. Oncnn Rspnoouxsr
tampaknya ikut berperan pada 1,0% peningkatan biosin-
tesis TX yang dijumpai pada perokok, sedangkan sisanya L. Organ reproduksi wanita-Otot rahim berkontraksi
berasal dari trombosit. dengan adanya PGFr,,, TXA2, dan sejumlah kecil konsen-
trasi PGE'; PGI" dan PGE, berkonsentrasi tinggi menye-
C. Grrurnl
babkan relaksasi. PGFr,,, bersama-sama dengan oksitosin,
Baik medula dan korteks ginjal menyintesis prostaglandiry sangat penting untuk onset kelahiran. Efekprostaglandin
dan medula, pada dasarnya lebih berkontribusi ketim- terhadap fungsi uterus dibahas kemudian. (Lihat Farma-
bang korteks. Ginjal juga menyintesis sejumlah asam hi- kologi KIinis Eikosanoid.)
droksieikosatetraenoat, leukotrien, produk sitokrom P450,
2. Organ reproduksi laki-laki-Peranan prostaglandin
dan epoksida. Senyawa-senyawa tersebut memainkan pe-
dalam semen masih berupa terkaan. Sumber utama pros-
ranan penting autoregulasi pada fungsi ginjal dengan me-
taglandin ini adalah vesikula seminalis; prostat-tak ada
modifikasi hemodinamik ginjal beserta fungsi glomerulus
hubungannya dengan nama "prostaglandin"-dan testis
dan tubulus ginjal. Peran regulasi ini terutama penting
hanya menyintesis sejumlah kecil. Faktor-faktor yang
pada ginjal dengan fungsi yang terbatas, seperti pada pe-
mengatur konsentrasi prostaglandin dalam semen manu-
nurunan fungsi ginjal akibat inhibitor COX pada pasien
sia tidak diketahui secara terperinci, narnun testosteron
lansia dan orang dengan penyakit ginjal.
meningkatkan produksi prostaglandin. Trornboksan dan
Produk eikosanoid utama dari korteks ginjal adalah
leukotrien belum ditemukan di dalam plasma semen. Pria
PGE, dan PGI,. Kedua senyawa meningkatkan pelepasan
dengan prostaglandin berkonsentrasi rendah dalam cairan
renin; namun pada keadaan normal, pelepasan renin lebih
semennya relatif infertil.
dipengaruhi pengaturan adrenoseptor-B,.
PGE, dan PGI, meningkatkan filtrasi glomerulus me-
Prostaglandin perelaksasi otot polos seperti PGE,
memperkuat ereksi penis dengan merelaksasi otot polos
lalui efek vasodilatasinya. Prostaglandin ini juga mening-
korpora kavernosa. (Lihat Farmokologi Klinis Eikosanoid.)
katkan ekskresi air dan lg.tfium. Peningkatan bersihan air
kemungkinan terjadi akibat pengurangan kerja hormon E. Srsreu Snnnr Puslr DAN PERTFER
antidiuretik (ADH) pada adenilil siklase. Masih belum
1. Demam-PCE, meningkatkan suhu tubuh, kemungkin-
pasti apakah efek natriuretik disebabkan oleh inhibisi lang-
an melalui reseptor EP., terutama bila diberikan secara
sung reabsorbsi natrium di tubulus distal atau oleh pening-
langsung ke dalam ventrikel otak. PGF,,, dan PGI, eksogen
katan aliran darah medula. Diuretik yang bekerja pada
rnenginduksi tirnbulnya demam, sedangkan PGD, dan
ansa Henle, misal, furosemid, menimbulkan efek dengan
TXA, tidak demikian, namun tak satupun dari zat-zat
merangsang aktivitas COX. Pada ginjal yang norrnal, hal
ini yang ikut berperan pada tirnbulnya respons demam
tersebut meningkatkan sintesis prostaglandin vasodilator.
alami. Alih-alih, pirogen melepaskan interleukin-1, yang
Oleh sebab itu, respon pasien terhadap diuretik kuat ber-
selanjutnya meningkatkan sintesis dan pelepasan PGE".
kurang jika inhibitor COX diberikan secara bersamaan
Sintesis ini dihambat oleh aspirin dan senyawa-senyawa
(lihat Bab 15).
antipiretik lainnya.
TXA, menyebabkan vasokonstriksi intrarenal (dan
kemungkian efek yang menyerupai ADH), yang berakibat 2.Tidur-Bila dirnasukkan ke dalam ventrikel otak, PGD"
penurunan fungsi ginjal. Ginjal normal menyintesis hanya menginduksi tidur alarniah (seperti yang terdeteksi oleh
sejumlah kecil TXA,. Akan tetapi, pada keadaan ginjal analisa elektroensefalografi) melalui aktivasi reseptor DP,
yang melibatkan infiltrasi sel-sel radang (seperti glorne- dan pelepasan sekunder adenosin.
rulonefritis dan reaksi penolakan cangkok ginjal), sel-sel 3. Neurotransmisi-Senyawa PGE menghambat pelepas-
radang (monosit-makrofag) melepaskan sejumlah TXA". an norepinefrin dari ujung-ujung saraf simpatis pasca-
Secara teoretis, antagonis reseptor atau inhibitor sintase ganglion. Selain itu, obat-obat anti-inflamasi nonsteroid
TXA, dapat memperbaiki fungsi ginjal pada pasien-pasien meningkatkan pelepasan norepinefrin in vivo, yang meng-
ini, namun obat semacam ini belum tersedia. isyaratkan bahwa prostaglandin memegang peranan fi-
Hipertensi terkait dengan peningkatan TXA, dan pe- siologis pada proses ini. Jadi, vasokonstriksi yang terjadi
nurunan sintesis PGE, dan PGI, pada beberapa model selama pengobatan dengan inhibitor COX mungkin di-
hewan, seperti model ginjal Goldblatt. Tak diketahui sebabkan, sebagian oleh peningkatan pelepasan norepi-
apakah perubahan tersebut merupakan faktor kontribusi nefrin serta oleh inhibisi sintesis vasodilator PGE. dan
utama atau merupakan respon sekunder. Demikian hal- PGI, dari endotel. PGE, dan PGI, mensensitisasi ujung
306 / BAB 18

saraf perifer terhadap stimulus nyeri dengan menurunkan dari bilik anterior rnelalui jalur uveosklera (Lihat Aplikasi
ambang nosiseptor. Di sentral, PGE, dapat meningkatkan Klinis).
eksitabilitas pada jalur transmisi nyeri neuronal di medu-
la spinalis. Hiperalgesia juga ditimbulkan oleh LTB'. Pele- Efek-efek Metabolit yang Berasal dari
pasan eikosanoid ini selama proses peradangan selanjut- Lipoksigenase & Sitokrom P450
nya memperkuat persepsi nyeri (nosisepsi). Kerja lipoksigenase menghasilkan senyawa-senyawa yang
F. Onceru Neunoeroornrru dapat mengatur respons sel spesifik yang penting pada
peradangan dan kekebalan. Metabolit yang berasal dari si-
Percobaan-percobaan in vitro dan in vivo telah menunjuk-
tokrom P-450 memengaruhi fungsi transpor nefron baik se-
kan bahwa beberapa eikosanoid mempengaruhi sekresi
cara langsung maupun via metabolisme menjadi senyawa
horrnon dari hipofisis anterior. PGE, memacu pelepasan
aktif (lihat di bawah). Fungsi-fungsi biologis dari berbagai
hormon pertumbuhan, prolaktin, TSH, ACTH, FSH, dan
benfuk asam hidroksieikosaenoat dan asam hidroperok-
LH. Tetapi, perubahan-perubahan endokrin yang mencer-
sieikosaenoat kebanyakan tidak diketahui, namun potensi
minkan pelepasan signifikan hormon-horrnon ini belurn
farmakologisnya sangat mengesankan.
dilaporkan pada pasien yang mengkonsumsi senyawa
PGE. Pada saat kelahiran, PGF2,, menginduksi suatu penu- A. Sel-sel Danex DAN INFLAMAsT
runan kadar progesteron yang bergantung pada oksitosin. LTB* adalah suatu kemoatraktan yang kuat untuk PMN,
Metabolit LOX juga memiliki efek endokrin. LTC, dan eosinofil, dan monosiU LTC* dan LTD. adalah kemoatraktan
LTD* merangsang sekresi LHRH dan LH (lihat di bawah). yang kuat untuk eosinofil. Pada konsentrasi yang lebih
12-HETE merangsang pelepasan aldosteron dari korteks tinggi, leukotrien-leukotrien ini juga rneningkatkan per-
adrenal dan memperantarai sebagian pelepasar-r aldoste- lekatan, degranulasi, dan pembentukan radikal oksigen
ron yang dirangsang oleh angiotensin II namun bukan pada eosinofil.
pelepasan yang dirangsang ACTH. Leukolrien diyakini berperan pada patogenesis pera-
G. MerasolrsME TULANG dangan terutama pada penyakit-penyakit kronik seperti
asma dan irritable bozoel disease. Di pihak lain, prostaglan-
Prostaglandin banyak ditemukan di otot rangka dan
din umumnya menghambat proliferasi dan fungsi limfosit,
diproduksi oleh osteoblas dan sel hematopoietik yang
yang akan menekan resporl imunologis. PGE, mengham-
berdekatan. Efek utama prostaglandin (terutama PGEr,
bat diferensiasi limfosit B menjadi sel plasma penyekresi
yang bekerja pada reseptor EP) in vivo adalah mening-
katkan pergantian tulang, yaitu merangsang resorpsi dan
antibodi dan menekan respons antibodi humoral. Zat
tersebut juga menghan'rbat proliferasi limfosit T yang te-
pembenfukan tulang. Peghancuran reseptor EPn pada
rangsang-mitogen dan pelepasan limfokin dari lirnfosit T
tikus berakibat ketidakseimbangan antara resorpsi dan
yang tersensitisasi. PGE, dan TXA, juga dapat memainkan
pembentukan tulang, yang menyebabkan keseimbangan
peranan pada perkembangan limfosit T dengan mengatur
negatif massa dan densitas tulang pada hewan yang lebil-r
apoptosis timosit imatur. PGD,, yakni suafu produk utama
tua. Prostaglandin dapat memperantarai efek daya meka-
nik terhadap tulang dan perubahan pada tulang selama sel mast, merupakan suatu kemoatraktan yang poten
peradangan. Penghancuran reseptor EPn dan inhibisi bio-
untuk eosinofil dan mer-rginduksi kernotaksis dan migrasi
sintesis prostaglandin telah menyebabkan gangguan pe-
limfosit TH2. Produk degradasinya, yaitu 15d-PGJ,, pada
konsentrasi yang terbentuk secara in vivo, juga dapat
nyembuhan fraktur pada model hewan. Inhibitor COX
juga dapat memperlarnbat penyembuhan otot rangka de- mengaktifkan eosinofil melalui reseptor DP, (CRTH2).
ngan mengganggu efek prostaglandin terhadap proliferasi,
Lipoksin memiliki berbagai efek terhadap leukosit,
diferensiasi miosit, dan fibrosis sebagai respons terhadap termasuk aktivasi monosit dan makrofag dan inhibisi
cedera. Prostaglandin dapat berkontribusi pada hilangnya
aktivasi neutrofil, eosinofil, dan limfosit. Baik lipoksin A
jaringan tulang, yang terjadi pada saat menopause; di- maupun B menghambat sitotoksisitas sel pembunuh alami
(natural killer cell).
duga bahwa NSAID dapat memiliki nilai terapeutik pada
osteoporosis dan pencegahan kehilangan jaringan tulang B. Jarururc DAN Oror Polos
pada wanita tua. Akan tetapi, evalusi terkontrol mengenai
1.Kardiovaskular -1.2 (S)-HETE adalah suatu kemoatrak-
intervensi terapeutik tersebut harus dilaksanakan.
tan yang poten untuk sel otot polos, yang menyebabkan
H. Marn migrasi pada nilai konsentrasi ynag rendah; zat ini dapat
Turunan PGE dan PGF menurunkan tekanan intraokular. berperan pada proliferasi miointima yang terjadi setelah
Mekanisme ke4a zat tersebut belum jelas namun kemung- cedera vaskular, sepeti yang terjadi akibat angioplasti.
kinan melibatkan peningkatan aliran keluar aqueous ltumor Stereoisomernya, yaitu 12(R)-HETE, bukanlah suatu ke-
GOLONGAN EIKOSANOID: PROSTAGLANDIN, TROMBOKSAN, LEUKOTRIEN, & SENYAWA YANG SEJENIS I 3O7

moatraktan, namun rnerupakan suafu inhibitor poten pelepasan yang dirangsang oleh ACTH. LTC., dalam
untuk Na./K. ATPase di kornea. LTC* dan LTD* mengu- kor-rsentrasi yang sangat rendah meningkatkan dan kon-
rangi konLraktilitas miokardium dan aliran darah koroner, sentrasi arakidonat yang berasal dari epoksida dalarn nilai
yang rnenyebabkan penekanan jantung. Lipoksin A dan B yang lebih tinggi n-remperkuat pelepasan LH dan LHRH
menimbulkan efek vasokonstriktor koroner secara in vitro. dari sel hipofisis anterior tikus yang diisolasi.
2. Saluran Cerna-Sel epitel kolon manusia menyintesis
LTB*, suatu kemoatraktan untuk netrofil. Mukosa kolon INHIBISI SINTESIS EIKOSANOID
pasien dengan inflanmntory borttel disease rnengandung LTB' Kortikosteroid menghambat semua sintesis eikosanoid,
yang bertarnbah dalarn jumlah bermakna. kemungkinan dengan merangsang sintesis beberapa pro-
3. Saluran Napas-Leukotrien sisteinil, terutama LTC* tein penghambat, yang secara kolektif disebut anneksin
dan LTD., merupakan bronkokonstriktor yang poten dan atau lipokortin. Zat-zat ini rnengl-rambat aktivitas fosfoli-
menyebabkan peningkatan permeabilitas mikrovaskular, pase A", kemungkiuan dengan mengganggu pengikatan
eksudasi plasma, dan sekresi rnukus di saluran napas. fosfolipid dan dengan demikian mencegah pelepasan asam
Timbul kontroversi mengenai ada tidaknya perbedaan arakidonat.
pola dan spesifitas reseptor leukotrien antara model hewan NSAID (misalnya indometasin, ibuprofen) mengham-
dan manusia. Reseptor yang spesifik untuk LTC. tidak bat pembentukan prostaglandin dan tromboksan dengan
ditemukan di jaringan paru-paru rnanusia, sedangkan mengharnbat aktivitas COX secara reversibel. NSAID
reseptor LTD* berafinitas tinggi dan rendah diternukan. yang lama tidak selektif unhrk COX-1 atau COX-2. Inhibi-
tor COX-2 selektif, yang baru saja dikembangkan, memi-
C. Srsreru Grrurnl liki selekhivitas yang bervariasi. Aspirin adalah inhibitor
Peran leukotrien dan produk sitokrom P450 pada ginjal COX yang ireversibel. Di trornbosit, yang tak rnemiliki inti,
manusia saat ini masih berupa terkaan, nan"lun 5,6-epok- COX tak dapat dibuat kembali melalui biosintesis protein,
sida telah terbukti berfungsi sebagai suaLu vasodilator yang berakibat mernanjangnya inhibisi biosintesis TXA..
yang kuat pada percobaan hewan. Agonis dan antagonis reseptor EP sedang dievaluasi
pada pengobatan fraktur tulang dan osteoporosis, sedang-
D. Knruren
kan antagonis reseptor TP sedang diselidiki mengenai ke-
Terdapat ketertarikan yang besar pada peran prostaglatr- gunaarurya pada pengobatan sindrorn kardiovaskular.
din dan COX-2 pada perkernbangan terjadinya keganasan. Inl-ribitor selektif jalur lipoksigenase juga rnasih dalam
Angiogenesis, yang diperlukan untuk karsinogenesis ber- penyelidikar-r. Dengan beberapa pengecualian, NSAID
tahap, dipicu oleh TXA, yang berasal dari COX-2, serta tidak menghambat aktivitas lipoksigenase pada konsen-
PGE, dan PGI'. Inhibitor COX mengurangi pernbentukan trasi yang sallgat rnengharnbat aktivitas COX. Bahkan,
tumor kolon pada hewan percobaan. Pada studi epidemio- dengan mencegah konversi asarn arakidonat rnelalui jalur
logis berskala besar, insidens penggunaan NSAID dihu- COX, NSAID bisa menyebabkan lebih banyak substrat
bungkan dengan penururlan resiko relatif terbentuknya yang dimetabolisme melalui jalur lipoksigenase, yang rne-
kanker kolon. Lebih lanjut, pada pasien dengan poliposis ningkatkan pernbentukan leukotrien peradangan. Bahkan
kolon familial, inhibitor COX secara bermakna mellgu- di antara jalur-jalur yang bergantung pada COX, peng-
rangi pernbentukan polip. Suatu polimorfisme pada harnbatan sintesis salah safu derivat dapat r.neningkatkan
COX-2 telah dihubungkan dengan peningkatan resiko sintesis produk yang secara enzimatik terkait. Oleh sebab
kanker kolon. Sejumlah penelitian n-rengisyaratkan
itu, obat-obatan yang menghambat COX dan lipoksigenase
bahwa ekspresi COX-2 berkaitan dengan penanda (nnrker) sedang dikernbangkan.
progresi tumor pada kanker payudara. Pada jaringan
payudara tikus, COX-2 bersifat pro-onkogenik sedangkan
penggnnaan aspirin dikaitkan dengan penurunan resiko
kanker payudara pada wanita, terutama untuk honnone
,.. II. FARMAKOLOGI KLINIK
re ceptor-positiae tumor. EIKOSANOID
E. Lrrru-Lnrnr Beberapa pendekatan telah digunakan pada aplikasi
Efek produk ini terhadap organ-organ reproduksi lainnya klinis eikosanoid. Pertama, analog prostaglandin alamiah
masih belum jelas. Dernikian halnya, kerjarrya pada sistern dengan masa kerja lama yang diberikan secara per oral
saraf masih berupa dugaan, nalrlun belurn dipastikan. dan parenteral serta bersifat stabil telah dikernbangkan.
12-HETE merangsang pelepasan aldosteron dari korteks Sejumlah senyawa demikian telah disetujui untuk peng-
adrenal dan memperantarai sebagian pelepasan aldo- gunaarl klinis di luar negeri dan sedang diperkenalkan
steron yang dirangsang oleh angiotensin II namun bukan di Amerika Serikat (Gan-rbar 18-4). Kedua, inhibitor
308 / BAB 18

Alprostadil Prostaglandin F2o


(prostaglandin E1) (PGF2o)

coocH3

OH Carboprost tromethamine
(analog prostaglandin F2o)
Misoprostol
(analog prostaglandln E1)

OH

Dinoproston
(prostaglandin E2, PGE2)
Gambar 18-4. Struktur kimia sejumlah prostagalndin dan
digunakan secara klinis.

enzim dan antagonis reseptor telah dikembangkan untuk penting untuk onset persalinan. Mencit dengan defisiensi
menghambat sintesis atau efek eikosanoid. Penemuan reseptor EP, memperlihatkan defek pra-implantasi, yang
COX-2 sebagai suatu sumber utama prostanoid inflamato- mendasari timbulnya gangguan pada proses kelahiran
rik menyebabkan dikembangkannya inhibitor COX-2 yang yang dijurnpai pada mencit COX-2 knockout.
selektif sebagai usaha untuk menjaga fungsi ginjal dan
A. Aeonsr
saluran cerna yang diarahkan melalui COX-I, sehingga
dapat mengurangi toksisitas. Ketiga, manipulasi diet- PGE, dan PGF,, memiliki kerja oksitoksik yang kuat.
untuk mengubah prekursor asam lemak tak jenuh ganda Kemampuan prostaglandin E dan F dan analognya untuk
di fosfolipid membran sel dan karenanya, mengubah sin- mengakhiri kehamilan pada setiap stadium dengan me-
tesis eikosanoid-di gunakan secara luas pada produk- nimbulkan kontraksi uterus telah rutin digunakan secara
produk yang dijual bebas dan pada diet yang menekankan klinis. Banyak penelitian di seluruh dunia telah memasti-
peningkatan konsumsi ikan air dingin. kan bahwa pemberian prostaglandin dapat mengakhiri
kehamilan secara efisien. Obat-obat tersebut digunakan
Sistem Reproduksi Wanita untuk kepentingan aborsi pada trimester pertama dan
kedua serta mematangkan serviks sebelum aborsi. pros-
Penelitian dengan mencit knockout telah memastikan peran taglandin ini tampaknya melunakkan serviks dengan me-
prostaglandin pada proses reproduksi dan kelahiran. ningkatkan kandungan proteoglikan dan mengubah sifat
PGFr. yang berasal dari COX-1 tampaknya penting untuk biofisika kolagen.
proses luteolisis, yang konsisten dengan penundaan proses Dinoproston, suatu sediaan sintetik PGE, diberikan
kelahiran pada mencit dengan defisiensi COX-1. Suatu melalui vagina untuk memperoleh efek oksitoksik. Di
interaksi kompleks antara PGFr, dan oksitosin sangat Amerika Serikat, obat ini telah disetujui untuk mengin-
GOLONGAN EIKOSANOID: PROSTAGLANDIN, TROMBOKSAN, LEUKOTRIEN, & SENYAWA YANG SEJENIS I 3Og
duksi aborsi pada trimester kedua kehamilary untukmissed lalui mulut kini direkomendasikan oleh semua instansi
abortion, untuk mola hidatidiformis yang jinak, dan untuk kesehatan.
mematangkan serviks menjelang atau pada saat persa- PGF,, tersedia untuk digunakan secara klinis pada
linan. bidang ginekologi. Obat ini, yaitu carboprost trometha-
Dinoproston merangsang kontraksi uterus selama mine (15-metil-PGF-; gugus 15-metil memperpanjang
kehamilan. Seiring dengan menuanya kehamilan, uterus masa kerjanya) digunakan untuk menginduksi aborsi
meningkatkan respons kontraktilnya, dan efek kontraktil pada trimester kedua dan untuk mengendalikan perda-
oksitosin juga menguat. Dinoproston secara langsung rahan postpartum yang tak memberikan respons dengan
mempengaruhi kolagenase serviks, yang menimbulkan metode penanganan biasa. Angka keberhasilnnya sekitar
pelunakan jaringan. Obat ini dalam dosis vaginal mema- 80%. Obat ini diberikan sebagai suntikan intramuskular
suki sirkulasi matemal, dan sejumlah kecil diabsorbsi se- dalam dosis tunggal sebesar 250 mcg, yang dapat diulang
cara langsung oleh uterus melalui serviks dan sistem limfe. jika diperlukan. Muntah dan diare umumnya terjadi, ke-
Dinoproston dimetabolisme di jaringan setempat dan mungkinan akibat stimulasi otot polos saluran cema. Pe-
pada perjalanan pertamanya melalui paru-pam (95%). Me- ningkatan suhu yang berlangsung sementara dijumpai
tabolitnya terutama diekskresikan ke dalam urin. Waktu kira-kira pada seperdelapan pasien.
paruh plasmanya 2,5-5 menit.
Untuk menginduksi persalinan, dinoproston bisa di- B. PenccurunnN PADA Pnnrus
gunakan sebagai gel (0,5 mg PGE') atau sebagai sediaan Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa PGE' PGF2,,,
lepas-terkontrol (10 mg PGE,) yang melepaskan PGE, se- dan analognya secara efektif merangsang dan memulai
cara in vivo dengan kecepatan sekitar 0,3 mg/jam selama persalinan, namun potensi PGF,, hanya sepersepuluh po-
1.2 jam. Keuntungan dari sediaan lepas-terkontrol adalah tensi PGEr. Tampaknya tidak ada perbedaan dalam efikasi
rendahnya insidens efek samping pada saluran cerna bila kedua obat tersebut diberikan secara intravena; tetapi
(.1%). kedua obat ini lebih cenderung digunakan secara lokal
Untuk kepentingan aborsi buatan, dosis yang direko- untuk memicu persalinan melalui pematangan serviks.
mendasikan adalah 20 mg dinoproston dalam sediaan su- Obat-obat ini dan oksitosin mempunyai angka keberha-
positoria vaginal, yang dapat diulang setiap interval 3-5 silan yang serupa dan interval induksi-ke-partus yang se-
jam bergantung pada respons uterus. Waktu rerata untuk banding. Efek simpang prostaglandin ini berderajat sedang
terjadinya aborsi dengan cara ini adalah 17 jam, namun dengan sedikit peningkatan insidens mual, muntah, dan
lebih dari 25% kasus, aborsi yang te4adi tidak komplet dan diare ketimbang insidens efek samping yang ditimbulkan
membutuhkan intervensi tambahan. oleh oksitosin. PGF,,, memiliki toksisitas gastrointestinal
Untuk melunakkan serviks pada saat persalinan yang lebih dibandingkan toksisitas PGE'. Kedua obat tidak
(aterm), sediaan yang dapat digunakan dapat berupa se- menyebabkan toksisitas kardiovaskular yang berarti, bila
buah keping tablet vaginal yang berisi 10 mg PGE, atau diberikan dalam dosis anjuran. Bahkan, PGE, harus diinfus
gel vagina yang mengandung 0,5 mg PGE' yang diberikan dengan kecepatan 20 kali lebih tinggi daripada kecepat-
setiap 6 jam. Perlunakan serviks untuk menginduksi per- an yang digunakan untuk menginduksi persalinan unfuk
salinan pada dasamya memperpendek waktu onset per- menurunkan tekanan darah dan meningkatkan frekuensi
salinan dan kelahiran. jantung. PGF- merupakan suatu bronkokonstriktor dan
Penggunaan analog PGE untuk "pengaturan mens- sebaiknya digunakan secara hati-hati pada wanita dengan
truasi" atau aborsi yang sangat dini-dalam waktu 1-2 asma; tetapi, serangan asma maupun bronkokonstriksi
minggu setelah periode haid terakhir-telah ditelusuri se- belum pemah ditemukan selama proses induksi persa-
cara mendalam. Terdapat dua masalah: perdarahan vagina linan. Walaupun PGEr. dan PGF',, melewati sawar fetopla-
yang memanjang dan kram menstruasi yang hebat. senta, toksisitas pada fetus jarang terjadi.
Antiprogestin (misalnya, mifepriston, RU486) telah Efek-efek pemberian PGE, per oral (0,5-1.,5 mg/jam)
dikombinasikan dengan prostaglandin oksitoksik oral telah dibandingkan dengan efek-efek oksitosin intravena
(misal, misoprostol) untuk melakukan aborsi dini. Regi' dan demoksitosin oral, suatu derivat oksitosin, pada in-
men obat-obat ini tersedia di Amerika Serikat dan Eropa duksi persalinan. PGE, oral lebih unggul daripada derivat
(lihat Bab 39). Kemudahan dalam penggunaannya dan oksitosin oral dan pada kebanyakan penelitian, PGE, oral
keefektifan kombinasi kedua obat ini mengundang sejum- sama efisiennya dengan oksitosin intravena. PGFr, oral
lah penolakan di beberapa belahan dunia. Toksisitas yang menyebabkan terlalu banyak toksisitas pada saluran cerna
utama adalah nyeri kram dan diare. Rute pemberian miso- agar dapat menimbulkan kegunaannya melalui rute ini.
prostol melalui vagina dan mulut sama efektifnya, namun Secara teoretis, PGE, dan PGF,, seharusnya lebih
rute pemberian melalui vagina dihubungkan dengan pe- unggul daripada oksitosin untuk menginduksi persalinan
ningkatan insidens sepsis, sehingga rute pemberian me- pada wanita dengan preeklampsia-eklamsia atau penyakit
310 / BAB 18

jantung dan ginjal karena, tidak seperti oksitosin, kedua tesis prostaglandin merupakan penyebab sindrom Bartter
obat tersebut tidak memiliki efek antidiuretik. Selain itu, atau merupakan cerminan dari gangguan fisiologi yang
PGE, memiliki efek natriuretik. Akan tetapi, keuntungan Iebih mendasar masih belum diketahui.
klinis dari efek-efek ini belum terdokumentasi. Pada
kasus kernatian janin intrauterus, prostaglandin sendiri Sistem Kardiovaskular
atau bersama dengan oksitosin tampaknya menyebabkan
Efek-efek vasodilator senyawa PGE telah dipelajari secara
pelahiran secara efektif. luas pada pasien hipertensi. Senyawa-senyawa ini juga
C. Drsnaeruone meningkatkan diuresis natrium. Agar bisa digunakan de-
Dismenore primer disebabkan oleh peningkatan sintesis ngan praktis, dibutuhkan adanya derivat senyawa yang
PGE" dan PGFr,. di endornetrium selama menstruasi, de- memiliki aktivitas di mulut, waktu paruh yang lebih lama,
ngan kontraksi uterus yang menyebabkan nyeri akibat dan efek simpang yang lebih sedikit.
iskemia. Obat NSAID (anti-inflamasi nonsteroid) berhasil A. Hrprnrerusr PULMoNAL
menghambat pembentukan kedua prostaglandin ini (lihat
Prostasiklin nenurunkan tahanan pembuluh darah koro-
Bab 36) dan karenanya, mengurangi dismenore pada
ner, pulmonal dan perifer. Zat ini telah digunakan untuk
75-85% kasus. Beberapa dari obat-obat ini terjual secara
mengobati hiperterrsi pulmonal primer dan sekunder,
bebas. Aspirin juga efektif pada dismenore, namun karena
yang kadang-kadang terjadi setelah pembedahan katup
potensinya yang kecil dan cepat terhidrolisis, dosis tinggi
mitral. Selain itu, prostasiklin telah sukses digunakan
dan pemberian yang berulang diperlukan. Selain itu, ase-
untuk mengobati hipertensi porto-pulmonal, yang timbul
tilasi COX trombosit, yang menghambat sintesis TXA,
akibat penyakit hati. Sediaan prostasiklin komersial (epo-
secara ireversibel, dapat meningkatkan jumlah perdarahan
prostenol) telah disetujui untuk digunakan pada peng-
menstruasi.
obatan hipertensi pulmonal primer, yang tampaknya
Sistem Reproduksi Pria mengurangi gejala, memperpanjang harapan hidup, dan
menunda atau mencegah dilakukannya transplantasi paru
Injeksi ke dalam korpus kavernosurn atau pemberian
atau jantung-paru. Akan tetapi, karena waktu paruhnya
supositoria uretra dengan alprostadil (PGEI) merupakan
dalam plasma yang sangat singkat, obat ini harus terus
pengobatan lini kedua untuk disfungsi ereksi. Dosis yang
diberikan melalui infus intravena melalui jalur sentral.
digunakan sebesar 2,5-25 mcg. Nyeri penis merupakan
Sejum;ah analog prostasiklin dengan waktu paruh yang
efek samping yang sering terjadi, yang mungkin berhu-
lebih lama telah dikernbangkan, dan treprostinil men-
bungan dengan efek algesik turunan PGE; namun, hanya
dapat persetujuan untuk digunakan pada hipertensi pul-
sejumlah kecil pasien yang menghentikan pengobatan
monal. Obat ini diberikan secara kontinu melalui infus
akibat rasa nyeri ini. Ereksi yang memanjang dan pria-
subkutan.
pismus merupakan efek samping vang lebih jarang dan
terjadi pada kurang dari 4ok pasien serta dapat diminimal- B. Prruvnrrr VnsxulaR PenrrrR
kan melalui titrasi secara hati-hati hingga mencapai dosis Sejumlah penelitian telah menelaah penggunaan senyawa-
minimum yang efektif. Jika diberikan melalui penyunti- senyawa PGE dan PGI" pada fenomena Raynaud dan
kan, alprostadil dapat digunakan sebagai monoterapi atau aterosklerosis perifer. Pada kasus aterosklerosis perifer,
dikombinasikan dengan papaverin atau fentolamin. pemberian infus yang lama telah digunakan untuk me-
mungkinkan terjadinya "remodeling" pada dinding pem-
Sistem Ginjal buluh darah dan unfuk menambah penyembuhan ulkus
Peningkatan biosintesis prostaglandin telah dikaitkan de- iskemik.
ngan sindrom Bartter. Sindrom ini merupakan penyakit
langka yang ditandai dengan tekanan darah yang rendah C. Durrus ARrenrosus Pareru
sampai normal, penurunan sensitivitas terhadap angio- Terbentuknya duktus arteriosus paten pada bayi bergan-
tensin, hiperreninemia, hiperaldosteronisme, dan kehi- tung pada PGE, yang berasal dari COX-2, yang bekerja
langan Kt dalam jumlah berlebih. Terdapat juga pening- pada reseptor EPn. Pada saat kelahiran, penurunan kadar
katan ekskresi prostaglandin, terutama PGE, ke dalam PGE, sebagai akibat peningkatan metabolisme PGE,
urin. Setelah pemberian inhibitor COX dalarn jangka memungkinkan terjadinya penutupan duktus arteriosus.
wakfu lama, sensitivitas terhadap angiotensin, kadar renin Pada tipe-tipe penyakit jantung bawaan tertentu (misal-
plasma, konsentrasi aldosteron dalam plasma kembali nya, transposisi arteri besar, atresia pulmonal, stenosis
normal. Meskipun K. plasma bertarnbah, namun secara arteri pulmonalis), keberadaan duktus arteriosus paten
keseluruhan jumlahnya tetap rendah, dan pengeluaran K* neonafus perlu dipertahankan sebelum operasi korektif
ke dalam urin tetap terjadi. Apakah peningkatan biosin- dilakukan. Hal tersebut dikerjakan dengan alprostadil,
GOLONGAN EIKOSANOID: PROSTAGLANDIN. TROMBOKSAN, LEUKOTRIEN, & SENYAWA YANG SEjENIS I 311
yaitu PGE,. Seperti PGE2. PGq merupakan vasodilator luran napas. Akan tetapi, leukotrien sisteinil-LTC 4,1:1D4,
dan penghambat agregasi trombosit, dan menimbulkan dan LTE.-kemungkinan mendominasi terjadinya kons-
kontraksi otot polos uterus dan usus. Efek simpangnya triksi saluran napas pada asma. Seperti yang diuraikan
meliputi apneu, bradikardia, hipotensi, dan hiperpireksia. di Bab 20, inhibitor reseptor leukotrien (misal zafirlukast,
Karena bersihan obat ini yang cepat di paru-paru, obat montelukast) sangat efektif pada asma. Suatu inhibitor
tersebut harus diinfus secara kontinu dengan kecepatan lipoksigenase (zileuton) telah digunakan pada asma
dosis permulaan 0,05-0,1 mcg/kg/menif yang dapat namun tidak sepopuler inhibitor reseptor. Masih belum
ditingkatkan menjadi 0,4 mcg/kg/menit. Pengobatan jelas apakah leukotrien berperan sebagian pada aqtte res-
dalam jangka lama dapat mengakibatkan fragilitas dan piratory distress syndrome.
ruptur duktus. Kortikosteroid dan kromolin juga berguna pada asma.
Pada penutupan duktus arteriosus yang terlambat, Kortikosteroid menghambat sintesis eikosanoid dan ka-
inhibitor COX seringkali digunakan untuk menghambat renanya, membatasi jumlah mediator eikosanoid yang
sintesis PGE, dan dengan begitu, akan menutup duktus akan dilepaskan. Kromolin tampaknya menghambat pele-
tersebut. Bayi-bayi prematur yang mengalami distress pasan eikosanoid dan mediator lainnya seperti histamin
pernapasan akibat kegagalan penutupan duktus dapat dan platelet-actiuating factor dari sel mast.
diobati dengan indometasin dengan derajat keberhasilan
yang tinggi. Pengobatan ini seringkali mencegah dilaku- Sistem Gastrointestinal
kannya pembedahan untuk menutup duktus tersebut. Kata "sitoproteksi" dipakai untuk menyatakan efek pro-
tektif yang luar biasa dari prostaglandin E terhadap ulkus
Darah peptikum pada hewan-hewan dengan dosis-dosis yang
Seperti uraian sebelumnya, eikosanoid terlibat pada proses tidak mengurangi sekresi asam. Sejak saat itu, banyak pe-
trombosis karena TXA, meningkatkan agregasi trombosit nyelidikan klinis dan eksperimental menunjukkan bahwa
dan PGI, menghambatnya. Aspirin dalam dosis rendah senyawa PGE dan analognya melindungi agar tidak
menghambat COX-1 trombosit secara selektif. Selain meng- terjadi ulkus peptikum yang timbul akibat steroid atau
aktifkan trombosit, TXA, memperkuat respons terhadap obat-obat NSAID. Misoprostol adalah analog PGE, sin-
agonis trombosit lain; oleh sebab itu, inhibisi sintesisnya tetik yang aktif per oral. Indikasi yang disetujui oleh FDA
menghambat agregasi sekunder trombosit yang diinduksi adalah untuk pencegahan ulkus peptikum yang diinduksi
oleh ADP, dengan konsentrasi kolagen dan trombin yang oleh obat NSAID. Obat ini diberikan dengan dosis sebesar
rendah, dan dengan epinefrin. 200 mcg empat kali sehari. Obat ini dan analog PGE lain
Analisis keseluruhan menunjukkan bahwa aspirin (misalnya enprostil) bersifat sitoprotektif pada dosis
berdosis rendah mengurangi insidens serangan janfung rendah dan rnenghambat sekresi asam lambung pada
dan stroke secara tak langsung sebesar 25%. Aspirin me- dosis yang lebih tinggi. Efek simpangnya adalah rasa tak
ningkatkan resiko terjadinya perdarahan saluran cerna enak di perut dan kadang-kadang diare; kedua efek ini
sebesar dua kali lipat dibandingkan plasebo. Aspirin ber- berhubungan dengan dosis. Akhir-akhir ini, nyeri tulang
dosis rendah juga mengurangi insidens infark miokard dan hiperostosis yang bergantung pada dosis ditemukan
pertama. Akan tetapi, pada kasus ini, rasio keuntungan pada pasien dengan penyakit hati yang diobati dengan
versus resiko terjadinya perdarahan saluran cerna masih PGE dalam waktu lama.
belum jelas. Efek aspirin terhadap fungsi trombosit dibahas Inhibitor COX-2 selektif telah dikembangkan sebagai
lebih mendalam di Bab 34. upaya untuk tidak memengaruhi COX-1 sehingga tidak
mengganggu proses sitoproteksi alamiah oleh PGI, dan
Sistem Pernapasan PGE, yang disintesis secara lokal (lihat Bab 36). Akan te-
PGE, merupakan bronkodilator yang kuat bila diberi- tapi, keuntungan tersebut hanya terdapat pada inhibitor
kan dalam bentuk aerosol. Sayangnya, obat ini juga me- yang sangat selektif dan dapat berkurang karena mening-
nyebabkan batuk, dan sulit untuk membuat analognya katnya toksisitas pada sistem kardiovaskular.
yang hanya mempunyai efek bronkodilator saja.
PGF'* dan TXA, merupakan bronkokonstriktor yang Sistem lmun
kuat dan dulu pemah dianggap sebagai mediator utama Pada dasamya, sel sistem imun ikut berperan pada bio-
pada asma. Polimorfisme pada gen sintase PGD, dan TP sintesis eikosanoid selama reaksi imun berlangsung. Lim-
telah dihubung-hubungkan dengan asma pada manusia, fosit B dan T bukanlah sumber sintesis yang utama; na-
dan delesi DP' sangat mengurangi infiltrasi limfosit dan mun, kedua sel tersebut dapat menyuplai asam arakidonat
eosinofil yang terinduksi-alergen dan hiperreaktivitas sa- kepada makrofag-monosit untuk biosintesis eikosanoid.
312 / BAB 18

Selain itu, terdapat bukti adanya interaksi antar sel yang C. Anrnlns REuMAToID
diperantarai oleh eikosanoid pada trombosit, eritrosit, sel
PMN (polimorfonuklear), dan sel endotel. Pada artritis reumatoid, komplek irnun ditimbun di s'endi
Eikosanoid mengatur efek sistem imury seperti yang yang terkena, dan menyebabkan respons peradangan yang
digambarkan oleh respons imun yang diperantarai sel. diperkuat oleh eikosanoid. Limfosit dan makrofag ber-
PGE, dan PGI, membatasi proliferasi sel T secara in vitro kumpul di dalam sinovial, sedangkan sel pMN terlokalisir
seperti halnya kortikosteroid. Ekspansi klonal sel T di- terutama di dalam cairan sinovial. Eikosanoid utama yang
kurangi melalui inhibisi interleukin-l dan interleukin-2, dihasilkan oleh sel PMN adalah leukotrien, yang rnem-
dan ekspresi antigen kelas II oleh makrofag atau sel penyaji fasilitasi proliferasi sel T dan bertindak sebagai kemoa-
antigen lainnya. Leukotrien, TXA', dan platelet-actioating traktan. Makrofag manusia menyintesis produk COX pGE"
dan TXA, serta sejumlah besar leukotrien.
factor merangsang ekspansi klonal sel T. Senyawa-senyawa
ini merangsang pembentukan interleukin-l dan interleu- D. lrurerst
kin-2 serta ekspresi reseptor interleukin-2. Leukotrien juga
Hubungan eikosanoid dengan infeksi masih belum jelas.
memacu pelepasan interferon-y dan dapat menggantikan
Hubungan antara penggunaan steroid anti-inflamatorik
interleukin-2 sebagai suatu perangsang interferon-y. Efek-
dengan peningkatan resiko terjadinya infeksi sudah
efek in vitro eikosanoid ini cocok dengan temuan in vivo
sangat jelas. Akan tetapi, obat-obat NSAID kelihatannya
pada hewan dengan penolakan transplan organ akut, se-
tidak mengubah respons pasien terhadap infeksi.
perti uraian berikut.
A. PeruonxaN CANGKoK Onceru yANG DIpERANTARAI SEr Glaukoma
Penolakan transplan organ akut adalah suafu respons Latanoprost, suatu derivat PGF,, yang stabil dengan masa
imun selular (Bab 56). Pemberian pGI, kepada pasien kerja larna, merupakan prostanoid pertama yang digu-
transplantasi ginjal telah menghilangkan proses penolakan nakan untuk glaukoma. Keberhasilan latanoprost telah
pada beberapa kasus. Data percobaan in vitro dan in vivo memacu pembuatan prostanoid-prostanoid serupa dengan
menunjukkan bahwa PGE, dan PGI, dapat mengurangi efek hipotensifdi mata, dan bimatoprost, travaprost,
proliferasi sel T dan penolakan, iang dapat dijumpai pada dan unoproston kini tersedia. Obat-obat tersebut bekerja
obat-obat yang menghambat pembentukan TXA, dan leu- pada reseptor FP dan diberikan dalam bentuk tetes ke
kotrien. Pada pasien cangkok ginjal, ekskresi metabolit dalam sakus konjungtiva satu atair dua kali sehari. Efek
TXA, di dalam urin bertambah selama terjadinya reaksi simpangnya meliputi pigmentasi berwarna coklat yang
penolakan akut. Kortikosteroid, yaitu obat lini pertama ireversibel pada iris dan bulu mata, kekeringan pada mata,
yang digunakan untuk menangani reaksi penolakan akut dan konjungtivitis.
karena efek limfotoksiknya, menghambat aktivitas fosfo-
lipase dan COX-2.
MANIPULASI DIET PADA METABOLISME
B. Pennonrucnru ASAM ARAKIDONAT
Aspirin telah digunakan untuk mengobali radang sendi Karena asam arakidonat berasal dari asam-asam linoleat
kira-kira selama seratus tahun, namun mekanisme kerja- dan c-linolenat, yang merupakan asam lemak esensial
inhibisi aktivitas COX baru ditemukan pada tahun dalam makanan, maka efek-efek manipulasi cliet terhadap
1971. Aspirin dan obat-obat anti-inflamasi lairurya yang metabolisme asam arakidonat telah dipelajari secara luas.
menghambat COX dibahas di Bab 96. COX-} tampaknya Dua cara pendekatan telah digunakan. yang pertama,
merupakan benfuk enzim yang sangat berkaitan dengan sel dengan menambahkan jagung, safflotuer, dan rninyak
yang terlibat pada proses peradangan. Dengan pengecua- bunga matahari, yang mengandung asam linoleat (C1g:2)
lian untuk PGD', prostanoid bukan merupakan kemoa- ke dalam makanan. Cara kedua adalah menambahkan
traktan, namun leukotrien dan beberapa HETE (misal, 12- minyak yang mengandung asam eikosapentaenoat (C20:5)
HETE) merupakan kemoatraktan yang kuat. pGE, meng- dan asam dokosaheksaenoat (C22:6), yur,g disebut asam
hambat proliferasi limfosit-B yang terinduksi-mitogen & lemak omega-3, dari minyak ikan air dingin. Kedua jenis
terpicu-antigen dan diferensiasinya menjadi sel plasma, diet tersebut mengubah komposisi fosfolipid membran
yang menimbulkan inhibisi sintesis IgM. peninggian IgE sel dengan menggantikan asam arakidonat dengan asam
serum dan sintesis PGE, monosit secara serentak yang Iernak dari diet tersebut. Sintesis TXA, dan pG1. diyakini
terlihat pada pasien dengan trauma berat dan penyakit berkurang dan diikuti oleh perubahan pada agregasi
Hodgkin, disebabkan oleh kemampuan pGE, dalam trombosit, spasme vasomotor, dan metabolisme kolesterol.
memperkuat terjadinya perubahan kelas imunoglobulin Seperti uraian sebelurnnya, terdapat banyak kemung-
menjadi IgE. kinan produk oksidasi dari berbagai asam polienoat.
GOLONGAN EIKOSANOID: PROSTAGLANDIN, TROMBOKSAN, LEUKOTRIEN, & SENYAWA YANG SEJENIS I 313
Barangkali terlalu dini untuk r.neyakini hubungan sebab- dingkan dengan kelompok penelibian lainnya. Diet se-
akibat antara efek-efek yang dilaporkan dengan metabolit macarn itu (rnisalnya di Finlandia dan di Amerika Serikat)
yang terkait. Akan tetapi, subjek penelitian dengan maka- berkaitan dengan angka ir-rfark miokard yang lebih tirrggi
nan yang rnengandung asam lemak yang sangat jenuh, ketimbang diet yang lebih banyak mengandung asam
mernperlihatkan peningkatan agregasi trombosit diban- lenrak tak jenuh ganda (polyunsaturated) (misal, di ltalia).

Osnr-oenr Aunrrurur'aas! N oNsrERorD DIcANTuMKAN Latanoprost (Xalatan)


or Bns 35. Topikal: larutan mata 0,005%
Alprostadil Misoprostol (generik, Cytotec)
lnjeksi penis (Caverject, Edex): bubuk steril 5, Oral: tablet 100, 200 mcg
10,20,40 mca untuk rekonstitusi Monteleukast (Singulai r)
Penile pellet (Muse) : 125, 250, 500, 1000 mcg Oral: tablet kunyah 4, 5 mg, tablet 10 mg,
Parenteral (Prostin VR Pediatric): ampul 500 granul4 mg
mca/mL Travaprost (Travatan)
Bimatoprost (Lumigan) Larutan mata: 0,004%
Tetes mata: larutan 0,03o/o Trepostinil (Remodul in)
Carboprost tromethamine (Hemabate) Parenteral: 1;2,5;5;10 mg/mL untuk pemberian
Parenteral: 250 mca karbopros dan 83 mcg infus subkutan secara kontinu
trometamin per mL ampul Unoprostone (Rescula)
Dinoprostone Iprostaglandin ErJ (Prostin E2, Larutan mata 0,15%
Prepidil, Cervidil) Zafirleukast (Accol ate)
Vaginal: supositoria 20 mg, gel 0,5 mg, sediaan Oral: tablet 10, 20 mg
lepas-terkontrol 10 mg Zileuton (zyflo)
Epoprostenol [prostasiklin] (Flolan) Oral: tablet 600 mg
lntavena: bubuk 0,5 mg dan 1,5 mg untuk
untuk rekonstitusi

KEPUSTAKAAN N'lcAclam BF et al: Systemic biosynthesis of prostacyclin by


cyclooxygcnasc (COX)-2: The human pharmacology of
Berger J, Moller DE: The rnechanisms of action of PPARS. Annu a sclechve inhibitor of COX-2. Proc Natl Acacl Sci U S A
Rev Mecl 2002;53:.109. 1aaa.aA.)7)
Breyer RM et al: Prostanoirl receptors: Subtypes and signaling. Narunriya S, FitzGeralci GA: Genetic and pharmacological analysis
Annu Rcv Pharmacol Toxicol 2001;41:66'1. of prostanoicl receptor function. J Clin Invest 2001;108:25.
Brink C ct al: International Union of Pharrnacology XXXVII. Olschewski H et al: Inhalecl Iloprost for severe pulmonary
Nornenclature for leukotriene and lipoxin receptors. Pharmacol lrypertension. N Engl J Mecl 2002;347 :322.
Rev 2003;55:195. Rocca B, FitzGerald GA: Cyclooxygenases and prostaglanclins:
Cheng HF, Harris RC: Cyclooxygenases, the kidney, and hy- shaping up the immune response. lnt lmmunopharrnacol
pertension. Hypertension 2004;43:525. 2002;2:603.
Chrislin-Maitre S, Bouchard P, Spitz lM: Medical ternrination of Smith WL, Dewitt DL, Garavito MR: Cyclooxygenases: Structu-
pregnancy. N Engl J Med 2000;342:9i16. ral, cellular, and molecular biology. Aruru Rev Biochem
Grosser T, Fries S, Fitzgerald CA: Biological basis for the car- 2000;69:145.
diovascular consequences of COX-2 inhibition: Therapeutic Srnyth EM, FitzGeralcl GA: Prostaglandin mediators: In: Braclshaw
challenges and opportunities. J Clin Invest 2006;116:4. RD, Dennis EA (editors): Handbook of Cell Signaling. Aca-
Leonhardt A et al: Expression of prostanoid receptors in human clemic Press, 2003; 265.
ductus artenosus. Br J Phannacol 2003;138:655. Tilley SL, Coffman TM, Koller BH: Mixecl messages: Moclulation of
Martel-Pelletier J et a1: Therapeutic role of tlual inhibitors of 5-LOX inflan'unahon and irnmune responses by prostaglandrns ancl
ancl COX, selective antl non-selective steroidal anti-inflarnatory thromboxanes. J Clin Invest 2001;108:15.
drugs. Am Rheum Dis 2003;62:501. Wang D, Dubois RN: Prostaglandurs ancl canccr. Gut 2006;55:115.
Maxey KM: Eicosanbicls actirrg via nuclear receptors: The 15-cleoxy Wang D, Marur JR, Dubois RN: The role of prostaglantlurs anrl
PGJ compountls anrl congeners. Prostaglanrlins Other Lipid other eicosanoirls in thc gastrointestinal tract. Gastroentero-
Nlediat 2000;62: L logy 2005;128:1'145.
MOnoksida.
Samie R. Jaffrev MD, PhD

Nitrogen morroksida (NO) merupakan suatu nrolekul ini endotheliwn-deriued relaxing factor (EDRF), karena
penyampaian sinyal berbentuk gas yang dengan cepat faktor ini nrer-rricu relaksasi sediaan otot polos yang se-
berdifusi di sepanjang rnembran sel dan mengatur ber- belurnnya telah dikontraksikan. Pada tahun 1987, de-
bagai proses fisiologik dan patofisiologik, temrasuk fungsi ngan memperbandingkan sifat farmakologik darr bioki-
kardiovaskular, inflarnasi, imun, dan saraf. Nitrogen r.no- miawi molekul-molekul yang dicurigai, tiga kelompok
noksida harus dibedakan derrgarr dinitrogen rnonoksida irrdependen melaporkan bahwa EDRF dan NO adalah dua
(nitrous oxlda N,O), yakni suatu gas anestetik. molekul yang sama. Ker.nudian dilaporkan bahwa molekul
vasodilator lainnya nrungkin merupakan bagian EDRF,
tnr,iati;i:ifi.::i:i:i:.!:it.;,il:,,,i,.:.''...'.:::'.:,,.,-':.,..:,: ...1 .',::.. tapi sudah jelas bahwa NO rnenyumbang sebagian besar
iT PENEMUAN NITROGEN aktivitas EDRF. Penelitian selanjuhrya mengungkapkan
bahwa NO dihasilkan oleh banyak sel dan, seperti eiko-
MONOKSIDA YANG sanoid (lihat Bab 18), ditemukan di hampir seluruh ja-
DIHASILKAN SECARA ringan. Temuan bahwa NO dihasilkall secara errdogen
ENDOGEN dan rnerniliki beberapa efek biologik spesifik menjelaskan
mengapa reagen famrakologik yang melepaskan NO (go-
longan nitrat, nitrit, nitroprusida; lihat Bab 1-l dan 12)
Pengamatan pertama mengerrai peran biologik NO yang
merupakan vasodilator kuat.
dihasilkan secara endogen dilakukan pada makrofag dan
neutrofil hewan pengerat: Pemajanan in vitro sel-sel ini
terhadap endotoksin lipopolisakarida menghasilkan aku-
mulasi nitrit dan nitrat dalam jumlah ),ang signifikan di , SINTESIS NITROGEN
medium kultur sel. Lebih jauh lagi, penl'untikan endotok- MONOKSIDA, MEKANISME
sin pada binatang merringkatkan kandungan nitrat dan
nitrit, dua produk oksidasi NO, dalar.rr urine.
PENYAMPAIAN SINYAL, DAN
Pengamatan kedua yang dilakukar-r oleh para peneliti INAKTIVASI
pada tahun 1980 memperlihatkan bahwa kemampuan
asetilkolin untuk rnerelaksasi potongan terisolasi aorta Sintesis
kelinci sepenuhnya bergantung pada keberadaan endotel. NO, ditulis NO' untuk menandakan suatu elektron tak
Jika endotel diangkat, aorta kelinci urasih meuunjukkan berpasangan dalam strukfur kir-niawinya, atau cukup
respons relaksasi normal terhadap nitrogliserin, tapi tidak difulis NO, adalal-r molekul penyarnpaian sirryal yang
terhadap asetilkolin atau karbakol. Para peneliti tersebut sangat reaktif, dihasilkarr di dalam berbagai jenis sel,
menemukan bahwa setelah perangsangan oleh asetilkolin terutama di dalam sel saraf, otot rangka, errdotel, dan
atau karbakol, endotel melepaskan suatu nrolekul bermasa beberapa sel sistem imun tertentu. Dalar.n sel-sel ini, NO
lridup-singka t (shor t-liued) yang menghasilkan relaksasi dan disintesis oleh satu atau lebih dari tiga isoenzim NO
dilatasi otot polos vaskular di sekitarnya. Sintesis faktor sintase (NOS, EC 1.14.73.49) yang saling terkait erat. Tiap
ini tidak dipengaruhi oleh pengharnbat siklooksigenase/ NO sintase disandi oleh gen yang berbeda dan dinarnakan
menandakan faktor ini berbeda dengan prostasiklin yang rnenurut tipe sel inisial tempat NO sintase diisolasi (Tabel
berasal dari endotel. Para peneliti menarnakan vasodilator 19-1). Enzirn-enzirn ini, NOS rreuronal (nNOS atau NOS-1),
NOS rnakrofag atau inducible (iNOS atau NOS-2), dan
*Penulis mengucapkan terima kasih atas kontribusi para penulis terclahulu NOS endotelial (eNOS atau NOS-3), walaupun namanya
untuk bab ini, George Thomas, PhD, & Peter Ramu,ell, PhlJ. dernikian, masing-masing diekspresi di berbagai tipe sel,

314
r
NITROGEN MONOKSIDA / 315
Tabell9-1. Berbagai sifat tiga isoform nitrogen monoksida sintase (NOS)

Nama lain nNOS (neuronal N05) iNOS (tnducible NOS) eNOS (ednothe/ral NOS)

Ekspresi Konstitutif tnduksi transkripsional K."stit;;--'--


Regulasi kalsium Tidak Ya
Kromosom 12 17 7
Perkiraan massa 150-160 kDa 125-135 kDa 133 kDa

dan penyebarannya sering tumpang-tindih. Isoform-iso- Pada makrofag dan beberapa jenis sel lairy mediator
form ini menghasilkan NO dari asam amino L-arginin in-flamasi memicu aktivasi transkripsional gen INOS,
pada suatu reaksi bergantung Or- dan NADPH (Gambar menyebabkan terjadinya akumulasi iNOS dan peningkatan
19-1). Reaksi enzimatik ini melibatkan berbagai kofaktor jumlahNO.
terikat-enzim, termasuk hem, tetrahidrobiopterin, dan
flavin adenin dinukleotida. Untuk nNOS dan eNOS, sin- Mekanisme Penyampaian Sinyal
tesis NO dicetuskan oleh berbagai obat dan proses yang NO memperantarai efek-efeknya melalui modifikasi ko-
meningkatkan konsentrasi kalsium sitosol. Pengikatan valen berbagai protein. Terdapat tiga target efektor utama
kompleks kalsium-kalmodulin dengan eNOS dan nNOS NO (Gambar 19-1):
menghasilkan aktivasi enzim. Di lain pihak, iNOS tidak 1. Metalloprotein-NO berinteraksi dengan berbagai
diregulasi oleh kalsium, tairi dapat terinduksi olehnya. logam, terutama dengan besi dalam hem. Guanilil siklase

,ZO
N
Arginine Citrulline I

HzN. ('|l."*';:"'ll?;l
tsnn*
HzN -

tso
t*l
-z "r*A aoo--
tt.
NADPH. o, 02, metals
:
\@\ *No / foz
,urr-A.oo- A ,rr.A / \sup:oxioe
Y
a\"
L.NMMA
I [T-r-o.in"l
h NHr*Acoo- | nitraton I

GTP cGMP

I
Protein kinase G
Gambar 19-1. Pembentukan nitrogen oksida dari L-arginin dan donor nitrogen monoksida dan
pembentukan cGMP. L-NMMA Menghambat nitrogen monoksida seperti sintase. Beberapa. donor
nitrogen oksida seperti furoxan dan nitrit serta nitrat organik memerlukan kofaktor thiol .seperti
sistein atau glutation untuk membentuk nitrogen morioksida.
316 / BAB 19

mudah-larut (soluble guanylyl cyclase, sGC), suatu enzim untuk rnenghasilkan S-nitrosoglutation, yakni suatu ben-
yang menghasilkan GMP siklik dari guanosin trifosfat tuk NO yang lebih stabil. Nitrosoglutation dapat berperan
(GTP), mengandung hem, yang cepat berikatan dengan sebagai produk adisi yang bermasa-hidup larna atau sebagai
NO. Ikatan NO dengan hern rnenghasilkan aktivasi sGC, pembawa NO. Glutation vaskular menurun pada keadaan
yang kemudian meningkatkan kadar cGMP intrasel. cGMP diabetes mellifus dan aterosklerosis, dan penurunan glu-
mengaktifkan protein kinase G (PKG), yang mernfosforilasi tation vaskular ir-ri dapat berperan dalam rneningkatkan
beberapa protein spesifik. NO mernpunyai efek vasodi- insidens komplikasi kardiovaskular pada keadaan-keadaan
lator (Bab "12), yang sebagian besar diperantarai oleh tersebut.
peningkatan aktivitas cGMP dan PKG yang bergantung- 3. Nitrasi tirosin-NO sangat efisien bereaksi dengan
NO. Beberapa metalloprotein lain juga rnerupakan target superoksida, menghasilkan peroksinitrit (ONOO ), suatu
NO. Afinitas NO terhadap besi juga berperan atas efek oksidan kuat yang menyebabkan kerusakan DNA, menye-
inl-ribitorik NO pada enzim yang mengandung gugus babkan nitrasi tirosin ireversibel, dan oksidasi sistein
besi-sulfur, seperti tricarboxylic acid cycle enzynrc aconitnse. pada disulfida atau berbagai oksida (SO,). Pada beberapa
NO menghambat respirasi mitokondria melalui inhibisi si- penvakit, degenerasi sel akibat mekanisme apoptotik atau
tokrorn oksidase. Inhibisi NO pada enzim sitokrom P450 iskernia menyebabkan produksi superoksida berlebihan,
yang mengandung hem merupakan mekanisme patogenik yang berujung pada peningkatan kadar peroksinitrit. Ber-
utama dalam penyakit inJlamasi hati. bagai protein ternyata mengandung nitrotirosin, dan mo-
2.Tiol-NO bereaksi dengan tiol (senyawa yang mengall- difikasi ini mengaktivasi atau rnenginhibisi fungsi protein.
dung g-ugus -SH) untuk membentuk nitrosohol. .Dalam Akan tetapi, belum jelas apakah nitrasi tirosin berperan
protein, gugus tiol ditemukan dalam asam amino sistein. penbing dalam penyampaian sinyal fisiologik nraupun
Setelah terpajan NO, beberapa protein tampaknya meng- dalam patologi berbagai penyakit. Nitrasi protein tirosin
akumulasi nitrosotiol, yang dapat mengaktifkan atau juga digunakan sebagai marker adanya stres oksidatif dan
menghambat aktivitas protein-protein ini. Modifikasi pas- nitrosatif. Modifikasi protein berperantara-peroksinitrit
catranslasional ini, istilahr-rya S-nifrosilasi, dihilangkan ini diregulasi oleh gluJation dalam sel, yang dapat melin-
melalui reduksi kirniawi oleh agen pereduksi intrasel. Pem- dungi jaringan dari berbagai kerusakan akibat perok-
bentukan nitrosotiol tidak diperantarai oleh reaksi lang- sinitrit. Faktor-faktor yang meregulasi biosir-rtesis dan
sung NO dengan tiol, tapi lebih cenderung n'remerlukan dekomposisi glutation mungkin rnemiliki konsekuensi
logam atau oksigen unfuk merrgatalisasi pembentukan penting pada toksisitas NO.
produk adisi ini. Memang, NO menjalani reaksi oksidasi
dan reduksi, menghasilkan pembentukan berbagai rnacam lnaktivasi
oksida nitrogen yang dapat me-nitrosilasi tiol, tirosin nitrat Kelabilan NO terkait dengan reaksinya yang cepat de-
(di bawah), atau apapun yang merupakan produk oksidasi ngan loganr dan spesies oksigen reaktif (rettctioc oxgen
stabil flabel 1,9-2).H-ras, regulator proliferasi sel, diaktifkan species). Dengan demikian, NO bereaksi dengan hem dan
oleh S-nitrosilasi, sernentara enzirn metabolik gly ccrLtldeltyde- hemoprotein, termasuk oksihernoglobin, yar-rg mengata-
3-phosplute-dehy drogenttse dihambat oleh S-nitrosilasi. Gluta- lisasi oksidasi NO pada nitrat. Reaksi NO dengan hemo-
tion, suafu senyawa intrasel utama yang rnengandung sul- globin dapat juga rnengakibatkan hernoglobin mengalami
fhidril, juga berinteraksi dengan NO pada kondisi fisiologik S-nitrosilasi parsial, mengakibatkan terjadinya transpor

Tabel 19-2. Berbagai oksida nitrogen.


Nama.:a"':' Simbol Fungsi yang Diketahui
Nitrogen monoksida (Nitric oxide) NO' Vasod il ator, pen gham bat trom bosit, regu lator imun,
neurotransm iter
Nitroksil anion NO Pelemas otot polos

.P.iljy.:.9":.1.1919f.:i99_.{ryi1f.9 y.:.9_:i!") ______I.,.o_ Anestetik


Dinitrogen trioksida Nro, Agen pe-nitrosasi
Di nitrogen tetraoksida Nroo Agen pe-nitrosasi
N itrit Nor- Menghasilkan NO'pada pH asam
N itrat NO-- Produk oksidasi NO' stabil
NITROGEN MONOKSIDA / 317
NO di seluruh susunan pernbuluh darah. NO juga di- dibatasi oleh hilangnya efek terapeutik selama pemberian
inaktivasi oleh superoksida, dan penyapu (scaztenger) yang terus-menerus. Toleransi nitrat ini dapat berasal dari
anion superoksida, seperti superoksida dismutase, dapat inhibisi aldehid reduktase mitokondria yang diperantarai
rnelindungi NO, meningkatkan potensinya dan memper- NO.
panjang durasi kerjanya.
2. Nitrit organik-Nitrit organik, seperti obat antiangina
isoamilnitrit yang bersifat volatil, juga mernerlukan akti-
vasi metabolik untuk menghasilkan vasorelaksasi, walau-
'I]J
MANIPULASI FARMAKOLOGIK pun enzim yang berperan dalam hal ini masih belum
NTIROGEN MONOKSTDA diketahui. Nitrit merupakan vasodilator arteri dan tidak
menunjukkan toleransi cepat seperhi yang terlihat pada
nitrat.
tnhibitor sintesis t"""n',o.
";;;;.;
Sfrategi utama untuk menghambat pembentukan NO
3. Natrium nitroprusid-Natrium nitroprusid, yang di-
gunakan untuk menurunkan tekanan secara cepat pada
dalam sel adalah dengan menggunakan penghambat NOS.
keadaan hipertensi arterial, rnenghasilkan NO sebagai
Sebagian besar inhibitor ini adalah analog arginin yang
respons terhadap sinar dan juga terhadap mekanisme
terikat pada situs ikatan-arginin di NOS. Oleh karena tiap
kimiawi atau enzimatik pada membran sel. Lihat Bab 11
isoform NOS merniliki kerniripan sekuens yang tinggi,
untuk perrjelasan lebih lanjut.
kebanyakan inhibitor tidak memiliki selektivitas terhadap
satu bentuk isoform NOS. Pada berbagai kelainan, se- 4. Donor NO hibrid-Strategi pengobatan baru meliputi
perti inflamasi dan sepsis (lihat di bawah), diperlukan penggabungan gugus-gugus pend cnor NO ke dalam obat-
inhibisi iNOS, sementara pada keadaan neurodegeneratif, obat kardiovaskular yang saat ini tersedia. pendekatan
diperlukan inhibitor spesifik nNOS. Akan tetapi, pembe- ini sedang diujikan pada obat-obat seperti aspirin dan
rian inhibitor NOS nonselektif juga menyebabkan inhi- penghambat ACE captopril. SI.JOCap, yang mengandung
bisi eNOS, yang mengganggu penyampaian sinyal home- gabungan gugus nitrosotiol dengan captopril, saat ini
ostatik eNOS dan juga menyebabkan vasokonstriksi dan sedangditeliti efektivitasnya dalam mengobati kelainan-
kemungkinan kerusakan iskernik. Jadi, sedang dikem- kela irran kardiovasku la r.

bangkan inhibitor selektif isoform NO yang lebih baru, 5. Inhalasi gas NO-NO sendiri dapat digunakan sebagai
yang dapat memanfaatkan perbedaan yang sangat kecil terapi. Inhalasi NO menghasilkan penurunan tekanan
dalam sifus ikatan-substrat di antara berbagai isoform, arteri pulmonar dan peningkatan perfusi area ventilasi
seperti juga pengembangan inhibitor baru yang mencegah paru. Inhalasi NO telah digunakan dalam terapi sinclrom
dimerisasi NOS, konformasi yang diperlukan dalam ak- distres pernapasan akut, hipoksernia akut, dan resusitasi
tivitas enzimatik. Efektivitas inhibitor selektif isoform NO kardiopulmonar disertai bukti adanya perbaikan fungsi
dalam berbagai keadaan medis masih dalam penelitian. pulmonar jangka-pendek.
6. Strategi lainnya-Mekanisrne lain untuk meningkatkan
Donor Nitrogen Monoksida aktivitas NO adalah meningkatkan dozonstreanr jalur pe-
Donor NO, yang melepaskan NO atau spesies NO ter- nyampaian sinyal NO. Sildenafil, suatu penghambat fos-
kait, digunakan untuk menghasilkan relaksasi otot polos. fodiesterase tipe 5, menghasillkan pemanjangan durasi
Berbagai kelas donor NO yang berbeda memiliki sifat peningkatan cGMP yang diinduksi NO pada berbagai
biologik yang berlainan pula, terkait dengan sifat dasar jaringan (lihat Bab 12).
spesies NO yang dilepaskan dan mekanisme yang menye-
babkan pelepasannya. .': l.. l'. .l: ' - ,. .'.. ':: ,'.'. ., :. ..':. .'1: .,:,,:,'.i. ::ir'i.]. .i::.r::i..
.'. PERANAN NITROGEN
1. Nitrat organik-Nitrogliserin, yang mendilatasi vena
dan arteri koroner, dimetabolisasi menjadi NO oleh alde- MONOKSIDA PADA BERBAGAI
hid reduktase mitokondria, suatu enzim yang banyak
terdapat di otot polos vena. Hal ini menyebabkan nitro-
PENYAKIT
gliserin memiliki efek vasodilatasi kuat. Nitrat organik
lainya, seperti isosorbid dinitrat, dimetabolisasi menjadi EFEK PADA VASKUTAR
suatu spesies pelepas-NO oleh suatu enzim yang hingga NO n'renriliki efek signifikan pada tonus otot polos vasku-
saat ini masih belum diketahui. Nitrat organik memiliki lar dan tekanan darah. Berbagai vasodilator bergantung-
efek yang kurang signifikan pada agregasi trornbosit, endotel, seperti asetilkolin dan bradikinin, meningkatkan
yang tarnpaknya kurang memiliki jalur enzimatik yang kadar kalsium intrasel, yang memicu sintesis NO. Mencit
diperlukan untuk aktivasi metabolik cepat. Nitrat organik dengan mutasi knockout pada gen eNOS menunjukkan
318 / BAB 19

peningkatan tonus vaskular dan peningkatan tekanan SYOK SEPTIK


arteri rerata, menandakan bahwa eNOS rnerupakan regu-
Seperti telah clisebutkan sebelumnya, peningkatan ekskr.e-
lator tekanan darah yang penLing. Efek obat vasopresor
si nitrat, suatu produk oksidasi NO, dalam urine rnerupa-
ditingkatkan melalui pengharnbatan NOS.
kan salah satu ciri infeksi bakteri grarn-negatif. Komporren
Selain rnenjadi suatu vasodilator, NO rnelindungi dari
lipopolisakarida dari dinding bakteri memicu sintesis
trotnbosis dan ateroger-resis melalui beberapa mekanisrne.
iNOS, menghasilkan hipoterrsi berlebihan, syok, dan,
Mekanisme utamanya meliputi pengharnbatan proliferasi
pada beberapa keadaan, kematian. Hipotensi ini dapat di-
dan migrasi otot polos vaskular. Pada model hewan,
hilangkan oleh penghanlbat NOS, seperti r"-NMMA (Tabel
proliferasi miointirna setelah arlgioplasti dapat diblokade
19-3) pada manusia, seperti pada model hewan. Terapi
oleh donor NO, oleh transfer gen NO, dan oleh inhalasi
hipotensi serupa dihasilkarr oleh senyawa-senyawa yang
NO.
rnencegah kerja NO (seperti biru metilen) dan juga oleh
Efek antitrombotik NO juga diperantarai oleh peng-
penyapu NO (seperti hemoglobin). Lebih jaul-r lagi, nrencit
hambatan agregasi trombosit yang bergar-rhrng-NO. Sel
krtot'kotLt vang kurang mer.rriliki gen INOS fungsional
endotel dan trombosit r.nengarrdung eNOS, yang nlere-
lebih resisten terhadap endotoksiu dibarrdingkan de-
gulasi pernbentukan trombus. Jadi, clisfungsi endotel dan
ngan mencit liar. Akan tetapi, sampai saat ini, belum
penurunan NO dapat nrenyebabkan gangguan fungsi
ada korelasi antara efek her.rlodinarlik penghambat NOS
trornbosit. Seperti pada otot polos vaskular, cGMP mern-
nonselektif dan tingkat kesintasan (strruiual rnte) pada
perantarai efek NO pada trombosit. NO mungkin memi-
sepsis gram-negatif. Tidak munculnya efek menguntung-
liki efek inhibitorik tarnbahan pada koagulasi darah de-
kan penghambat NOS ini muugkin menggar"nbarkan ke-
ngan meningkatkan fibrirrolisis rnelalui efeknya terhadap
hdakmampuan penghanrbat NOS untuk rnembeclakan
plasrninogen.
berbagai isoform NOS atau mungkin menggambarkan ter-
NO juga menurunkan adesi n.ronosit dan leukosit pada
jadinya inhibisi terhadap aspek menguntungkan perlyam-
endotel, yang merupakan ciri utama pada perkeilbar-rgan
paian sinyal iNOS.
awal plak ateromatosa. Efek ini disebabkan oleh efek in-
hibitorik NO terhadap ekspresi rnolekul adesi pada per-
INFLAMASI
rnukaan endotel. Selain itu, NO dapat bekerja sebagai
suatu antioksidan, yang r.nemblokade oksidasi lipoprotein Respons pejamu terhadap infeksi atau luka melibatkan
densitas-rendah sehirrgga mencegah atau menururrkan perekrutan leukosit dan pelepasan mediator irLflarnasi,
pernbentukan sel busa di dindirrg vaskular. Pembentukan termasuk NO. Berbagai sitokin, seperti faktor nekrosis
plak juga dipengarul-ri oleh penurunan permeabilitas tur-nor dan interleukirr-l, serta berbagai mediator yang
sel endotel terl-radap lipoprotein 1'ang bergantung-NO. berasal dari bakteri, memicu transkripsi iNOS dalam leu-
Pentingnya eNOS dalarn penyakit kardiovaskular ini di- kosit, fibroblas, dan dan jenis sel lairmya, meuyebabkan
dukung oleh bertragai percobaarr yang mer-nbuktikan ter- peningkatan kaclar NO. NO adalah mikrobisida penting
jadinya peningkatan aterosklerosis pada hen'anhen'an dan mungkin berperan penting dalam penyesuaian ja-
yang kandungan eNOS-nya dikurangi melalui irriribisi far- ringan terhadap peradangan. Akan tetapi, produksi NO
rnakologik. Faktor risiko aterosklerosis, seperti merokok, yang berlebihan dapat mengeksaserbasi cedera jaringan
hiperlipiclernia, diabetes, dan hipertensi, terkait dengar.r pada kondisi peradangan akut dan kronik. NO yang di-
penurunan produksi NO endotel, dan, dengan demikian, hasilkan pada waktu inflamasi berperan dalam terjadinya
rnenirrgkatkan a terogerresis. vasodilatasi pada inflamasi akut dan dapat berinteraksi

Tabel 19-3. Beberapa inhibitor sintesis atau kerja nitrogen monoksida.

lnhibitor Mekanisme Ulasan


NG-Monometil-L-arginin (L-N MMA) lnhibisi NOS Dapat bekerja sebagai substrat pada
bebeiapa jaringan
lnhibisi NO5 lnhibitor NOS yang kurang selektif

7-Nitroindazol lnhibisi NOS Secara nyata selektif untuk NOS-1 in


vivo
5-Metiltiositru lin lnhibisi NOS Secara parsial selektif untuk NOS-1
Hem Penyapu nitrogen monoksida
NOS, nitrogen monoksida sintase
NITROGEN MONOKSIDA I 319
dengan superoksida untuk menghasilkan peroksinitrit tor dalam beberapa kerJa NANC, dan beberapa neuron
dan memodifikasi protein, lipid, dan nukleotida. Pada NANC tarnpaknya melepas NO. Ereksi penis diperkirakan
model inflamasi akut eksperimental, per"rghambat iNOS terjadi akibat pelepasan NO dari neuron NANC; terbukti
memiliki efek protektif yang bergantung pada dosisnya, bahwa NO rnenyebabkan relaksasi otot polos pada corpus
yang rnungkin menandakan bahwa NO menyebabkan caverllosum-faktor inisiasi dalam ereksi penis-dan
edema dan permeabilitas vaskular. NO rnerniliki efek me- pengharnbat NOS n-rencegah ereksi akibat stimulasi nervi
rusak pada rnodel artritis kronik; suplemen diet r--arginin splanchnici pelvici pada tikus. Jadi, impotensi dapat me-
mengeksaserbasi artritis, sedangkan penghambat iNOS rupakan indikasi klinis penggunaan donor NO, dan ber-
merniliki efek protektif. Lesi psoriasis, epitel jalan napas bagai uji telah dilakukan pada salep nihogliserin dan
pada penyakit asma, darr lesi peradangan pada kolon nitrogliserin tempel (patclt). Mekanisrne yang penting
rnanusia rnemperlihatkan peningkatan kadar NO dan adalah untuk mengharnbat pemecahan cGMP oleh fosfo-
iNOS. Cairan sinovial dari pasien artritis mengandung diesterase (PDE isofonn 5) yang terdapat pada otot polos
peningkatan produk oksiclasi NO, terutarna peroksinitrit. carpus cavernosull menggunakan obat-obat, seperti sil-
Penelitian terbaru merlunjukkan bahwa NO merangsang denafil (lihat Bab 12).
sintesis prostaglandin inflamatoris dengan mengaktifkan
cyclooxygentrse isoenzynte 11 (COX-2). Jadi, inhibisi jalur NO KELAINAN PERNAPASAN
rnungkin menguntungkan pada berbagai penyakit radang, NO terbukti mer-ringkatkan fungsi kardiopuhnonar pada
tennasuk penyakit pada sendi. pasien dewasa penderita hipertensi arteri pulmonar dan
Akan tetapi, NO tampaknya juga berperan penting disetujui untuk digunakan pada keadaan ini (lihat Pre-
melindungi tubuh melalui fungsi sel imun. Saat dihadap- parat yang Tersedia). NO diberikan rnelalui inhalasi.
kan dengan antigen asing, sel TH1 (lihat Bab 56) berespons NO juga telah diberikan melalui inhalasi pada neonatus
dengan rnensintesis NO. Inhibisi NOS dan knockout gen yang menderita hipertensi pulmonar dan sindrorn distres
/NOS dapat mengganggu respons protektif terhadap pa- pernapasan akut. Pengobatan terkini untuk gangguan
rasit yang disuntikkan pada r.rlodel hewan. pertukaran gas yang berat pada neonatus adalah dengan
oksigenasi membran ekstrakorpor eal (extrttcorporeal nrctn-
SUSUNAN SARAF PUSAT brane oxygenttfloiz, ECMO), yang tidak secara langsung
NO dikatakan rnemiliki peran utama dalam susunan nempengaruhi tekanan vaskular pulmonar. Inhalasi NO
saraf pusat- sebagai neurotransmiter, rnodulator reseptor menurunkar-r tekanan arteri pulmonar dan rneningkatkan
bergerbarrg-ligan, atau keduanya. Sintesis NO terpicu pada oksigenasi darah. Jadi, ketika tal-ranarr pulmonar mening-
situs pascasinaptik saraf oleh aktivasi reseptor glutanrat kat, efek vasodilator NO dapat dimanfaatkan dengan mem-
subtipe NN'IDA, yang r.rrenghasilkan influks kalsium dan berikannva lewat iuhalasi beberapa ppm (prrrts per ntilliott).
aktivasi nNOS. Pada beberapa subtipe rreuronal, eNOS Orang dewasa \.ang merrderita sinclrom distres pema-
juga terciapat dan cliaktifkarr oleh jalur neurotransmiter pasan juga tampaknya-pada uji terbuka-diuntungkan
yang menyebabkan influks kalsium. NO yang disintesis oleh inhalasi NO. NO mungkin memiliki peran tambahan
di pascasir-raptik ini dapat berfungsi sebagai perantara dalam rnelemaskan otot polos jalan napas dan, dengan
retrograd dan rnenyebar ke ujung prasinaptik untuk me- demikian, bekerja sebagi bronkodilator. Untuk alasan ini,
ningkatkan efisiensi pelepasan lleurotransmiter melalui terapi inhalasi NO sedang diuji secara luas pada anak dan
mekanisrne bergantung-cGMP atau -S-nitrosilasi. NO orang dewasa penderita sindrom distres pernapasan akut.
narnpaknya berperan dalarn regulasi plastisitas sinaptik, Efek sin'rpang penggunaan NO ini saat ini sedang dikaji.
proses molekular yang mendasari pembelajaran dan pe-
rilaku.
\
SISTEM SARAF TEPI
PREPARAT YANG TERSEDIA
Neuron nonadrenergik, r-ronkolinergik (NANC) tersebar
luas di berbagai jaringan tepi, terutama di saluran pen- Nitrogen Monoksida (l NOmax)
cernaan dan reproduksi (lihat Bab 6). Berbagai bukti lnhalasi: gas 100, 800 ppm
penting rnenunjukkan bahwa NO terlibat sebagai media-
320 / BAB 19

REFERENSI Furchgott RF: Endothelium-derived relaxing factor: Discovery,


Blum A et al: Oral Larginine in patients with coronary artery early studies, and identification as NO. Biosci Rep
disease on medical management. Circulation 2000;101:2j.60. t9!);1,9:235.
C}rcnZ et al: An essential role for mitochondrial aldehyde dehy- Hofseth LJ et al Nitric oxide-induced cellular shess and p53
drogenase in nihoglycerin bioactivation. Proc Natl Acad Sci-U activation in chronic inflammation. Proc Natl Acad Sci U S A
S A 2005;102:L2159. 2003;1.00:143.
Davis KL et al: Novel effects on nitric oxide. Annu Rev pharmacol Napoli C, Ignarro LJ: Nihic oxide-releasing drugs. Annu Rev
Toxicol 2001;41:203. Pharmacol Tox icol 2003;43 :97 .
Derry F et al: Efficacy and safety of sildenafil citrate (Viagra) in Toda N, Okamura T: The pharmacology of nitric oxide in the
men with erectile dysfunction and spinal cord injury A review. peripheral nervous system of blood vessels. pharmacol Rev
Utology 20f,2;20(2 Suppl 2):49. 2003;55:271..
Obat"yang'.Diguhakah
pada Asma
Homer A. Boushey, MD

Secara klinis, asma ditarrdai oleh adanya episode batuk muskarinik (lihat Bab 8) juga digunakan untuk memulih-
rekuren, napas pendek, rasa sesak di dada, dan mengi kan konstriksi saluran napas.
(zoheezhg); secara fisiologis, ditandai oleh adanya penyenl- Kontrol asma jangka-panjang paling efektif dicapai
pitan saluran napas bronkus yang reversibel dan meluas, menggunakan agen-agen anti-inflamasi, seperti kortikos-
dan adanya penir-rgkatan nyata responsivitas bronkus ter- teroid irrhalasi. Kontrol asma jangka-panjang juga dapat
hadap stirnulan yang terhirup; dan secara patologis, di- dicapai, walaupun kurang efektif, r.nenggunakan anta-
tandai oleh remodeling mukosa bronkus, disertai perlunl- gonis jalur leukotrien atau pengharnbat degranulasi sel
pukan kolagen di bawah lamina retikularis epitel bronkus rnast, seperti kromolin atau nedokrornil. Akhirnya, uji-
dan hiperplasia sel seluruh struktur paru-pembuluh uji klinis telah menetapkan efektivitas pengobatan asma
darah, otot polos, serta sel kelenjar sekretorik dan goblet. menggunakan ar-rtibodi monoklonal terhumanisasi, omali-
Pada asma ringan, gejala hanya tirnbul pada saat-saat zumab, yang merniliki sasaran spesifik IgE, antibodi yang
tertenhr, seperti pada saat terpajan alergen atau polutan bertanggung jawab untuk sensitisasi alergik.
tertentu, melakukan aktivitas fisik, atau setelah infeksi Perbedaan antara "pereda jangka-pendek" dan "kon-
virus pada saluran pernapasan atas. Berbagai bentuk troler jangka-panjang" telah menjadi kabur. Teofilin, yang
asma yang lebih berat ditandai dengan seringnya serang- dianggap sebagai suatu bronkodilator, dapat mengharn-
an dispneu disertai mengi, terutama pada malarn hari, bat beberapa fungsi limfosit dan cukup menurunkan in-
dan dapat juga ditandai oleh adanya penyernpitan saluran flamasi mukosa saluran napas. Kortikosteroid inhalasi,
napas kronik, menyebabkan gangguan pernapasan kronik. yang dianggap sebagai suatu kontroler jangka-panjang,
Konsekuensi asma ini sebagian besar dapat dicegah, kare- mernpunyai efek bronkodilatasi cepat yang cukup baik.
na terapi efektif untuk meredakan bronkokonstriksi akut Dua perangsang adrenoseptor-p yang baru-baru ini dipa-
("pereda jangka-pendek") dan untuk menurunkan gejala sarkan, salmeterol dan formoterol, tar.npaknya efektif me-
serta nencegah serangan ("konbroler jangka-panjang") ningkatkan kualitas kontrol asma jika ditambahkan pada
sudah tersedia (tapi jarang digunakan secara optimal). pengobatan kortikosteroid inhalasi.
Penyebab terjadinya penyempitan saluran napas pada Bab ini menyajikan fannakologi dasar metilxantin,
serangan asma akut rneliputi kontraksi otot polos saluran kromolin, penghambat jalur leukotrien, dan antibodi
napas, pengentalan sumbat mukus yang viskosa dan anti-lgE rnonoklonal-agen-agen yang hampir selalu
tebal pada lumen saluran napas, dan penebalan mukosa digunakan secara medis untuk berbagai penyakit paru.
bronkus akibat edema, infiltrasi sel, dan hiperplasia sel Kelornpok-kelompok obat lainnya yang tercantum di atas
otot polos, vaskular, dan sekretorik. Dari berbagai penye- dibahas dalar-n hubungannya dengan terapi asma.
bab obstruksi saluran napas ini, kontraksi otot polos ada-
lah yang paling rnudah ditangani menggunakan terapi PATOGENESIS ASMA
terkini; penanganan edema dan infiltrasi sel mernbutuh- Model irnunologi klasik menarnpilkan asma sebagai pe-
kan terapi berkepanjangan menggunakan agen anti-infla- nyakit yang diperantarai oleh imunoglobulin reaginik
masi. (lgE). Bahan-bahan asing yang memicu produksi IgE
Dengan demikian, gejala asma jangka-pendek paling dideskripsikan sebagai "alergen"; alergen yang paling
efektif diredakan oleh agen-agen pelemas otot polos umum adalah protein dari fungau debu rumah, kecoa,
saluran napas. Perangsang adrenoseptor-B (lihat Bab 9) sisik kulit kucing, lumut, dan serbuk sari. Kecenderungan
merupakan agen yang paling efektif dan paling banyak untuk rnemproduksi IgE ditentukan secara genetik; ke-
cligunakan. Teofilin, suatu obat rnetilxantil, dan obat anti- jadian asma dan penyakit alergi lainnya berbeda-beda

321
322 / BAB 20

pada tiap keluarga. Setelah diproduksi, antibodi IgE ber- bronkokonstriksi akut pada "resporls asma cepat". Dalam
ikatan dengan sel rnast dalarn mukosa saluran napas 4-6 jam, respons ini sering diikuti oleh fase bronkokonstriksi
(Gambar 20-1). Pada pemajanan ulang terhadap alergen kedua yang bertahan lebih lama, yakni "respons asma
spesifik, interaksi antigen-antibodi pada permukaan sel lambat", yang disertai dengan adanya influks sel inflamasi
mast memicu pelepasan mediator yang tersimpan dalam ke dalarn mukosa bronkus dan peningkatan responsivitas
granul sel disertai sintesis dan pelepasan mediator lain- bronkus yang dapat bertahan untuk beberapa minggu
nya. Ketika dilepaskan, histamin, triptase, Ieukotrien Co setelah inhalasi alergen tunggal. Diperkirakan, mediator
dan Dn, serta prostagladin D, berdifusi melewati mukosa yang bertanggung jawab atas respons lambat ini adalah
saluran napas, memicu kontraksi otot dan kebocoran sitokin, yang khas diproduksi oleh limfosit TH2, terutama
vaskular yang bertanggung jawab terhadap terjadinya interleukin 5, 9, dan 13. Sitokin tersebut tampaknya me-

\ 7 Reaksi cepat f \, /, Reaksi lambat


V
\
\

Waktu (l) ------->

Dinding
saluran
napas
t:\
f

lG-:
Otot polos Pembuluh darah "

ILa :: ln{iltrasi sel

1t
U

Histamin I PGD2 ECP Prolease


Triptase I LTC4 -----+ MBP PAF
PAF

I I
@ Eosinofil
@ Neutrofil

Gambar20-1. Model konsep imunopatogenesis asma. Pemajanan terhadap alergen menyebabkan sintesis
lgE, yang berikatan dengan sel mast pada mukosa saluran napas. Pada pemajanan ulang terhadap alergen,
interaksi antigen-antibodi pada permukaan sel mast memicu pelepasan mediator anafilaksis: histamin,
triptase, prostaglandin D, (PGDr), leukotrien Co, dan p/ate/et-activating factor (PAF). Agen-agen ini memicu
kontraksi otot polos saluran napas, menyebabkan penurunan FEV, dengan cepat. Pemajanan ulang terhadap
alergen juga menyebabkan sintesis dan pelepasan berbagai macam sitokin: interleukin 4 dan 5, granulocyte-
macrophage colony stimulating factor (GM-CSF), tumor necrosis factor (TNF), dan tissue growth factor (TGF)
dari sel T dan sel mast. Pada gilirannya, sitokin-sitokin ini akan menarik dan mengaktifkan eosinofil dan
neutrofil, yang produknya meliputi eosinophil cationic protein (ECP), major basic protein (MBP), protease,
dan p/ate/et-activating factor. Berbagai mediator ini menyebabkan edema, hipersekresi mukus, kontraksi
otot polos, dan peningkatan reaktivitas bronkus pada respons asma lambat, ditandai dengan penurunan FEV,
dalam 2-8 jam setelah pemajanan.
OBAT YANG DIGUNAKAN PADA ASMA I 323
narik dan rnengaktifkan eosinofil, meratlgsang produksi percobaan. Bronkospasure yang dipicu inhalasi histamin
IgE oleh lirnfosit B, dan secara langsung merangsang pro- pada anjing diredakan oleh praterapi menggunakan in-
duksi mukus oleh sel epitel bronkus. Tidak jelas apakah halasi agen anestetik topikal, oleh pemotongan nervus
limfosit atau sel n'rast pada mukosa saluran napas yang vagus, dan oleh praterapi menggunakan alropin. Akan te-
menjadi sumber utarna mediator yang bertanggung jawab tapi, penelitian pada penderita asma menunjukkan bahwa
atas respons inflamasi lambat, tapi efek menguntungkan penggunaar"r atropin hatrya menyebabkan penurunan
terapi kortikosteroid disebabkan oleh kemampuan mereka pada-bukan penghilangan-respons bronkospastik ter-
menghambat produksi sitokin pada saluran napas. hadap antigen dan terhadap rangsangan nonalergenik.
Model paparan terhadap alergen tidak mernproduksi Aktivitas pada jalur neural lainnya, seperti sistem non-
ulang semua karakteristik asma. Kebanyakan serangan adrenergik, nonkolinergik, mungkin berkontribusi pada
asma tidak dipicu oleh inhalasi alergen, tapi dipicu oleh respons bronkomotor terhadap stimuli (Garnbar 20-2).
infeksi virus pada pernapasan. Beberapa pasien asma Hipotesis yang dihasilkan dari penelitian-penelitian
dewasa tidak menunjukkan ser-rsitivitas alergik terhadap ini-bahwa bronkospasrne pada asma disebabkan oleh
alergen, dan bahkan pada orang-orang yang memiliki kombinasi pelepasan mediator dan responsivitas berle-
sensitivitas alergik, derajat keparahan gejala hanya sedikit bihan terhadap efek mediator tersebut-memperkirakan
berkorelasi dengan kadar alergen di atmosfer. Lebih jauh bahwa asma dapat secara efektif diobati menggunakan
lagi, bronkospasme dapat dipicu oleh rangsangan non- obat-obat yang memiliki kerla yang berlainan. Bronkos-
alergenik, seperti akuades, olahraga, udara dingin, sulfur pasme pada asma dapat dipulihkan atau dicegah, sebagai
dioksida, dan gerakan pernapasan yang cepat. contoh, menggunakan obat-obat yang bekerja menurun-
Kecenderungan munculnya bronkospasme setelah kan jumlah IgE yang berikatan dengan sel mast (antibodi
pemajanan stimuli yang tidak mempengaruhi saluran anti-lgE), rnencegah degranulasi sel mast (kromolin atau
napas orang sehat merupakan ciri khas pada asma, dan nedokromil, agen simpatomin-retik, penyekat kanal kal-
terkadang disebut "hiper-reaktivitas bronkus nonspesifik" sium), menghalangi kerja mediator yang dilepaskan (anti-
untuk membedakannya dengan responsivitas bronkus ter- histamin dan antagonis reseptor leukotrien), mengharnbat
hadap antigen spesifik. Reaktivitas bronkus dinilai dengan efek asetilkolin yang dilepaskan oleh saraf vagal motorik
mengukur penurunan volume ekspirasi paksa dalam 1 (antagonis muskarinik), atau secara langsung melemaskan
detik (forced expiratory oolunrc in 1 second, FEV,) yang dipicu otot polos saluran napas (agen simpatomirnetik, teofilin).
oleh inhalasi metakolin aerosol dengan konsentrasi yang Pendekatan kedua pada pengobatan asma dituiukan
ditingkatkan secara bertahap. Reaktivitas saluran napas tidak hanya untuk mencegah atau mernulihkan bronkos-
yang berlebihan ini tampaknya penting dalam patoge- pasme akut tapi juga untuk menuruukan tingkat respon-
nesis asma, karena dapat ditemukan pada harnpir semua sivitas brorrkus. Karena peningkatan responsivitas tam-
pasien asma dan derajatnya berkorelasi dengan derajat paknya terkait dengan inflamasi saluran napas dan karena
keparahan klinis asma. inflamasi saluran napas merupakan salah safu ciri respons
Mekanisme yang mendasari hiper-reaktivitas bronkus asma lambat, strategi pengobatan asma dilakukan dengan
tampaknya terkait dengan inflamasi mukosa saluran menurunkan pemajanan terhadap alergen yang memicu
napas. Agen-agen yang meningkatkan reaktivitas bronkus, inflamasi dan dengan terapi kontinu menggunakan agen
seperli pemajanan ozon, inhalasi alergen, dan infeksi virus anti-infl amasi, terutarna kortikosteroid inhalasi.
pernapasan, juga menyebabkan inJlamasi saluran napas.
':::,r.)i
Peningkatan reaktivitas akibat inhalasi alergen ditandai r.:":r;;-.i:.';:r,:;ii:i:ii:t. l:.,-i.:i.:. :'"jj;r,'j.-i::::i -ri ;::,r';'r:l:,.::ir::,:tiil;:";;:-;i,.i:';:
oleh adanya peningkatan eosinofil dan leukosit polimor- I. FARMAKOLOGI DASAR
fonuklear pada cairan bilas bronkus. Peningkatan reak- OBAT.OBAT YANG DIGUNAKAN
tivitas yang terkait dengan resPons asma larnbat akibat
inhalasi alergen ini (Gambar 20-1) sifatnya bertahan lama DALAM PENGOBATAN ASMA
dan, karena peningkatan reaktivitas ini dicegah oleh
kortikosteroid inhalasi, diperkirakan disebabkan oleh Obat-obat yang paling banyak digunakan dalam pena-
inJlamasi saluran napas. talaksanaan asma adalah agonis adrenoseptor, atau agen
Apapun mekanisme yang bertanggung jawab atas simpatomirnetik (digunakan sebagai "pereda" atau bron-
hipereaktivitas bronkus, bronkokonstriksi sendiri tam- kodilator) dan kortikosteroid inhalasi (digunakan sebagai
paknya tidak hanya diakibatkan oleh efek langsung me- "kontroler" atau agen anti-inflamasi). Farmakologi dasar
diator yang dilepas tapi juga oleh aktivasi jalur neural obat-obat tersebut disajikan dalarn bab lain (lihat Bab 9 dan
atau humoral. Bukti pentingnya jalur neural ini sebagian 39). Dalam bab ini, kita mengulas farmakologi obat-obat
besar berasal dari penelitian laboratorium pada hewan tersebut yang terkait dengan asma.
324 / BAB 20

Saluran napas

Gambar 20-2. Mekanisme respons


terhadap iritan inhalan. Saluran napas
digambarkan secara mikroskopis oleh
penampang melintang dinding saluran
napas yang mengandung percabangan
Eferen ujung saraf vagal yang terletak berbatasan
vagal dengan lumen. Jaras aferen dalam nervus
vagus berjalan menuju susunan saraf
pusat; jaras eferen dari susunan saraf pusat
berjalan menuju ganglia eferen. Serabut
pascaganglionik melepaskan asetilkolin
(ACh), yang berikatan dengan reseptor
Sel respons jaringan Reseptor sensoris
(sel mast atau eosinofil) muskarinik pada otot polos saluran
napas. Bahan-bahan yang terhirup dapat
lritan inhalasi
Mediator sel memicu bronkokonstriksi melalui beberapa
respons Mukosa mekanisme. Pertama, bahan-bahan tersebut
dapat memicu pelepasan mediator kimiawi
Serabut
praganglionik 7-- Lumen dari sel mast. Kedua, bahan-bahan tersebut
dapat merangsang reseptor aferen untuk
memulai refleks bronkokonstriksi atau
Transmiter (ACh)
melepaskan tachykinin (contoh, substansi p)
yang secara langsung merangsang kontraksi
Neuron pascaganglionik Sel otot polos
otot polos.

OBAT.OBAT S I M PATOM I M ETI K Obat-obat simpatornimetik yang telal-r banyak diguna-


kan dalam pengobatan asma meliputi epinefrin, efedrin,
Agonis adrenoseptor memiliki beberapa efek farrnakologik
isoproterenol, dan albuterol serta agen-agen selektif-B,
penting dalam pengobatan asma, yaitu melenaskan otot
lainnya (Gambar 20-4). Karena epinefrin dan isoproterenol
polos saluran napas dan mengharnbat pelepasan mediator
meningkatkan laju dan kekuatan kontraksi jantung (dipe-
bronkokonstriksi dari sel-sel mast. Agonis adrenoseptor
rantarai terutama oleh reseptor 0,), obat-obat ini hanya
juga menghambat kebocoran mikrovaskular dan mening-
digunakan untuk keadaan-keadaan khusus (lihat bawah)
katkan transpor mukosiliar melalui peningkatan aktivitas
Pada umumnya, agonis adrenoseptor paling baik di-
silia. Seperti pada jaringan lain, agonis p merangsang
berikan melalui inhalasi karena cara ini rnenghasilkan efek
adenilil siklase dan meningkatkan pembentukan cAMP
lokal yang paling hebat pada otot polos saluran napas dan
intrasel (Gambar 20-3).
mempunyai toksisitas sistemik terkecil. Deposisi aerosol
Ciri efek agonis adrenoseptor yang paling khas pada bergantung pada ukuran partikel, pola pernapasan (vo-
saluran napas adalah relaksasi otot polos saluran napas.
lurne tidal dan laju aliran udara), dan geometri saluran
Meskipun tidak terdapat bukti mengenai adanya persa-
napas. Bahkan pada partikel berukuran optimal sekitar
rafan simpatik yang nyata pada otot polos saluran napas
2-5 rnm, 80-90% total dosis aerosol rnenumpuk di dalam
manusia, terdapat banyak bukti yang menyatakan bahwa
mulut atau faring. Partikel berukuran di bawah 1-2 prn
terdapat adrenoseptor pada otot polos saluran napas. Pada tetap tersuspensi dan dapat dihernbuskan ke luar. Depo-
umumnya, perangsangan reseptor 0, melemaskan otot sisi dapat ditingkatkan dengan menahan napas pada saat
polos saluran napas, menghambat pelepasan mediator, dan inspirasi.
menyebabkan takikardia serta tremor otot rangka sebagai Epinefrin merupakan bronkodilator kerja-cepat yang
suatu efek samping. efektif bila disuntikkan subkutan (0,4 ml larutan 1:1000)
OBAT YANG DIGUNAKAN PADA ASMA I 325

Bronkodilatasi

+fL\7\ cltr,lp

onkus I \
Gambar20-3. Bronkodilatasi dipicu oleh cAMP.
Kadar cAMP intrasel dapat ditingkatkan oleh tIs!*-O-{--iru--J
\..----
agonis adrenoseptor-p, yang meningkatkan laju o""
sintesis cAMP oleh adenilil siklase (AC); atau
oleh penghambat fosfodiesterase (PDE), seperti
teofilin, yang menurunkan laju degradasi cAMP
Bronkokonstriksi dapat dihambat oleh antagonis
muskarinik dan kemungkinan oleh antagonis
adenosin. Bronkokonstriksi

atau dihirup dalam bentuk mikroaerosol dari tabung yang tor selektif p, efektif setelah dihirup atau diberikan secara
bertekanan (320 mcg per puffl. Bronkodilatasi maksirnal oral dan merniliki masa kerja yang lama.
dicapai dalam 15 rnenit setelah inhalasi dan berlangsung Albuterol, terbutaliry metaproterenol, dan pirbuterol
selama 60-90 menit. Karena epinefrin merangsang resep- tersedia dalam bentuk inhaler dosis-terukur (metered-
tor-reseptor o, dan B, sarna kuatnya dengan reseptor 8,, dose inhaler). Jika diberikan per inhalasi, obat-obat ini
takikardia, aritmia dan perburukan angina pektoris meru- menyebabkan bronkodilatasi yang setara dengan yang
pakan efek-efek simpang yang mengganggu. Efek kardio- dihasilkan oleh isoproterenol. Bronkodilatasi maksimum
vaskular epinefrin berguna untuk mengobati vasodilatasi tercapai dalam wakfu 15-30 menit dan menetap selama
akut dan syok serta bronkospasme pada anafilaksis, tapi 3-4 jam. Semua obat ini dapat diencerkan dalam saline
penggunaannya pada asma telah digantikan oleh agen- unluk diberikan melalui nebulizer tangan. Karena partikel
agen yang lebih selektif terhadap p, yang dihasilkan melalui nebulizer lebih besar dibanding-
Efedrin digunakan di Cina selama lebih dari 2000 kan dengan yang dihasilkan rnelalui inhaler dosis-terukur,
tahun sebelurn diperkenalkan ke dalam kedokteran Barat harus diberikan dosis yang lebih besar (2,5-5,0 mg vs
pada tahun 1924. Dibandingkan dengan epinefrin, efedrin 100-400 mcg) tapi dosis ini tidaklah lebih efektif. Dengan
mempunyai durasi kerja dan aktivitas yang lebih lama demikian, terapi nebulisasi hanya boleh digunakan oleh
pada pemberian per oral, efek-efek sentral yang lebil'r pasien yang tidak rnampu mengoordinasi inhalasi pada
menonjol, dan potensi yang jauh lebih lemah. Karena per- penggunaan inhaler dosis-terukur.
kembangan obat-obat agonis yang lebil-r selektif terhadap Albuterol dan terbutalin juga tersedia dalam bentuk
0, dan lebih efektif, efedrin sekarang jarang digunakan tablet. Dosis biasanya adalah 1 tablet, diberikan 2 sampai
dalam pengobatan asma. 3 kali sehari: efek simpang utamanya, yakni tremor otot
Isoproterenol adalah suatu bronkodilator kuat; bila rangka, gelisah, dan kelernahan pada saat-saat tertentu,
dihirup dalam bentuk mikroaerosol dari tabung berte- dapat dikurangi dengarr memberikan dosis awal separuh
kanary isoproterenol dosis 80-120 mcg akan menghasilkan dosis biasa untuk terapi 2 minggu pertarna, tapi jalur
bronkodilatasi maksimal dalam 5 menit. Isoproterenol pemberian ini tidak lebih baik dibandingkan dengan terapi
memiliki masa kerja 60 sampai 90 menit. Peningkatan laju inhalasi.
mortalitas asma di Inggris pada pertengahau tahun 1960an Di antara berbagai obat tersebut, hanya terbutalin
disebabkan oleh aritmia jantung akibat pemakaian isopro- yang tersedia dalam bentuk suntikan subkutan (0,25 mg).
terenol inhalasi dosis tinggi. Isoproterenol saat ini jarang Indikasi pemberian terbutalin subkutan ini sama dengan
digunakan untuk mengobati asma. indikasi pemberian epinefrin subkutau-asma berat yang
memerlukan terapi darurat ketika terapi aerosol tidak
Obat-obat Selektif-Beta, tersedia atau tidak efektif-namun, harus diingat bahwa
Saat ini, obat-obat agonis adrenoseptor selektif B, merupa- terbutalin memiliki masa kerja yang panjang sehingga
kan simpatomimetik yang paling banyak digunakan pemberian terbutalin berulang dapat nrenirnbulkan efek-
dalam pengobatan asma (Garnbar 20-4). Struktur agen-agen efek kumulatif yang baru terlihat belakangan.
ini berbeda dengan epinefrin karena rnempunyai substi- Generasi terbaru agonis selektif-B, kerja-panjang me-
tusi yang lebih besar pada gugus amino dan dalam posisi liputi salmeterol dan formoterol. Kedua obat ini meru-
gugus hidroksil pada cincin aromatik. Agonis adrenosep- pakan agonis selektif 0, kuat yang memiliki durasi kerja
326 / BAB 20

HO

cH"
/ ?"
CH_CH"- NH_CH cH
t\
oH CHs OH
- cH2
- NH
-C -CH3
cHs

lsoproterenol Terbutalin

cH" cHs
/ I

cH-cH2-NH-C-CH3
rt
CH NH
lt-CH_
oH
-CH
czHs cHs oH CHI

lsoetarine Albuterol (salbutamol)

HO .tot
(r.
\\
/>CH-CH2- NH- cH
I
// oH
/"t
\
,o1 V.,-.,
rrv
\- [\"-r'rl2-NH-cH2
CHs oH (cHz)r
HO
Metaproterenol Salmeterol cH.
t'
o
I

CHz
I

'ix,1\
Gambar 20-4. Struktur isoproterenol dan beberapa analog selektif-B,
\_/

yang lama (12 jam atau lebih) akibat kelarutannya yang tingrlya efek ini bergantung pada PaO, awal pasien.
tinggi dalam lemak. Hal ini memungkinkan obat-obat Pemberian oksigen tarnbahan yang rutin diberikan pada
tersebut larut di membran sel otot polos dalam konsen- terapi serangan asma akut berat dapat menghilangkan
trasi yang tinggi atau, mungkin, terikat pada molekul kekhawatiran yang ditimbulkan efek ini. Kekhawatiran
yang "bertambat" di dekat adrenoseptor. Obat-obat ini lain, bahwa terapi agonis B dapat menyebabkan aritmia
tampaknya berinteraksi dengan kortikosteroid inhalasi jantung letal, tampaknya tidak berdasar. Pada pasien yang
untuk meningkatkan kontrol asma. Obat-obat ini tidak di- memerlukan terapi darurat asma berat, ketidakteraturan
rekomendasikan sebagai terapi tunggal untuk asma. iranra jantung membaik akibat terapi bronkodilator, yang
memperbaiki pertukaran gas.
Toksisitas Konsep yang menyatakan bahwa obat-obat agonis-B
Inhalasi obat-obat simpatomimetik pada mulanya me- memperburuk gejala klinis asma dengan menginduksi
nimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan timbulnya takifilaksis terhadap kerjanya sendiri masih tetap belum
aritmia jantung dan hipoksemia pada penggunaan akut terbukti. Kebanyakan penelitian telah memperlihatkan
dan takifilaksis atau toleransi jika diberikan berulang. bahwa hanya terjadi sedikit perubahan respolls terhadap
Kerja vasodilatasi agonis B, memang dapat meningkatkan stimulasi B setelah pengobatan obat-obat agonis B jangka
perfusi bagian paru yang tidak terventilasi dengan baik panjang, tapi beberapa penelitian menunjukkan hilangnya
dan menurunkan tekanan oksigen arteri (PaO,) untuk kemampuan terapi agonis-B untuk menghambat respons
sementara wakfu. Namun, efek ini biasanya kecil dan terhadap olahraga, metakolin, atau tantangan antigen
dapat ditimbulkan oleh obat bronkodilator apapun; pen- (disebut sebagai hilangnya kerja bronkoprotektif).
OBAT YANG DIGUNAKAN PADA ASMA I 327

Kekhawatiran bahwa penggunaan inhaler agonis-B


f"
N
HN
secara intens dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas
belurn diselidiki melalui penelitian epidemiologik. Peng-
gunaan inhaler secara intens sering mengindikasikan
.J-.-,,, N

bahwa pasien harus mendapat terapi profilaktik yang lebih I

cHr
efektif dengan menggunakan kortikosteroid.
Xanthine Theobromino
Walaupun betul bahwa agonis adrenoseptor-p, tam-
paknya merupakan bronkodilator yang aman dan efektif
bagi sebagian besar pasien, terdapat beberapa bukti yang o CHe o
menyatakan bahwa risiko efek simpang yang ditimbulkan ill H,c-
ilH
Hoc.-
n.,,r/\-.r.--
H.
r
r,^--r.- N,
akibat terapi kronik agonis B kerja-lama dapat lebih besar
pada beberapa pasien, kemungkinan karena variasi geue-
tik reseptor p. Dua penelitian retrospektif dan satu studi .J--_A/ .j.-_A/
prospektif telah menunjukkan perbedaan antara pasien I I

cHr
cHe
homozigot glisin versus homozigot arginin pada lokus
Caffeine Theophylline
8-16 reseptor B. Di antara pasien hornozigot arginin, suatu
genotip yang ditemukan pada 16% populasi Kaukasian
di AS tapi lebih sering ditemukan pada orang Afrika Mekanisme Kerja
Amerika, kontrol asma memburuk dengan Penggunaan Beberapa mekanisme telah diajukan untuk menjelaskan
terafur albuterol atau salmeterol, sedangkan kontrol kerja metilxantin, tapi tidak ada yang ditetapkan sebagai
asma membaik dengan terapi obat-obat ini pada pasien mekanisme kerja pasti metilxantin. Secara in vitro, kon-
homozigot glisin pada lokus yang sama. Temuan-temuan sentrasi tinggi berbagai metilxantin tersebut dapat meng-
ini perlu diulang dengan melakukan penelitian yang lebih harnbat famili enzim fosfodiesterase (Gambar 20-3). Ka-
besar, tapi tampaknya menarik untuk berspekulasi bahwa
rena fosfodiesterase menghidrolisis siklik nukleotida,
rnelalui penelitian pada pasien dalam jumlah besar ini, penghambatan ini menghasilkan konsentrasi cAMP, dan
varian geneLiklah yang menjadi dasar adanya peningkatan pada beberapa jaringan, konsentrasi cGMP, intrasel yang
mortalitas asma pada penggunaan terafur agonis B kerja- lebih tinggi. CAMP bertanggung jawab untuk berbagai
lama. fungsi sel, seperti perangsangan fungsi jantung, relaksasi
otot polos, penurunan aktivitas imun dan inflamasi sel-sel
OBAT.OBAT METILXANTIN tertentu, dan lainnya.
Tiga metilxantin yang penting adalah teofilin, teobromin, Dari berbagai isoform fosfodiesterase yang berhasil
dan kafein. Zat-zat tersebut terutama berasal dari mi- dikenali, PDE4 tampaknya n-rerupakan isoform fosfodies-
numan (masing-masing teh, kokoa, dan kopi). Arti penting terase yang paling berperan langsung dalam kerja rnetil-
teofilin sebagai agen terapeutik pada terapi asma telah xantin pada otot polos saluran napas dan pada sel-sel
memudar karena telah ditemukannya obat yang lebih inflamasi. Inhibisi PDE4 dalarn sel-sel inflamasi menu-
efektil yakni agen adrenoseptor inhalasi untuk asma akut runkan pelepasan sitokin dan kernokin dari sel-sel tersebut,
dan agen anti-inflamasi inhalasi untuk asma kronik' Akan yang pada gilirannya menyebabkan penumnan migrasi
tetapi, harga teofilin yang lebih murah menjadikannya dan aktivasi sel imun.
obat yang lebih menguntungkan untuk digunakan pada Dalam usaha menurunkan toksisitas sarnbil tetap
pasien golongan ekonomi lemah yang tinggal di ling- mempertahankan efektivitas terapeutiknya, telah dikem-
kungan dengan pelayanan kesehatan yang terbatas. bangkan penghambat berbagai isoform PDE4 yang lebih
selektii terutana untuk terapi penyakit paru obstruktif
Kimiawi kronik (PPOK). Beberapa agen penghambat telah sampai
Seperti diperlihatkan di bawah, teofilin adalah 1,3-dime- pada tahap lanjut pengembangan klinis (seperti, roflumi-
tilxantin; teobromin adalah 3,7-dimetilxantin; dan kafein last, cilomilast, tofimilast), tapi hngga saat lulisan ini
adalah 1,3,7-trimetilxantin. Preparat teofilin yang sering dibuat, belum ada yang disetujui oleh FDA. Walaupun
digunakan untuk pengobatan adalah aminofilin, suatu beberapa obat tarnpaknya menjanjikan, tidak ada yang
kompleks teofilin-etilendiamin. Farmakokinetik teofilin sepenuhnya bebas dari efek simpang utama kelompok obat
dibahas di bawah (lihat Penggunaan Klinis Metilxantin)' ini, yakni mual dan muntah.
Produk metabolik, yakni xantin (bukan asam urat) yang Mekanisrne lain yang diajukan adalah inhibisi resep-
ter-demetilasi parsial, diekskresi dalam urine. tor pemrukaan sel terhadap adenosin. Reseptor-reseptor
328 / BAB 20

ini rnemodulasi aktivitas adenilil siklase, dan adenosin Dalam keadaan-keadaan, tertentu, metilxantin menu-
terbukti memicu kontraksi otot polos saluran napas yang runkan viskositas darah dan dapat memperbaiki aliran
diisolasi dan pelepasan histamin dari sel mast saluran darah. Mekanisrne yang menyebabkan efek ini belum
napas. Akan tetapi, derivat xanlin yang tidak merniliki sifat sepenuhnya dipahami, tetapi efek ini dimanfaatkan dalam
antagonisme adenosin (mis, enprofylline) mungkin cukup pengobatan klaudikasio interrniten menggunakan pento-
kuat menghambat bronkokonstriksi pada pasien asma. xifylline, suatu obat dirnetilxantin. Walaupun demikian,
tidak terdapat bukti yang menunjukkan bahwa terapi ini
Farmakodinamik Metilxantin Iebih baik dibandingkan pendekatan-pendekatan lain.
Seperli pada otot polos, metilxantin juga mempunyai
C. Erex PADA SALuRAN PENcERNAAN
efek pada sistem saraf pusat, ginjal, otot jantung, dan otot
rangka. Dari ketiga metilxantih, teofilin merupakan obat Metilxantin merangsang sekresi asam lambung dan enzim-
yang efeknya paling selektif pada otot polos, sedangkan enzim pencernaan. Walaupun dernikian, kopi dekafein pun
kafein paling jelas rnempengaruhi sistem saraf pusat. mempunyai efek stimulasi kuat pada sekresi, yang berarti
bahwa sekretagogue utarna dalam kopi bukanlah kafeiir.
A. Errx PADA SrsrEM Snn* Pusnr
Dalam dosis rendah dan sedang, metilxantin, khususnya
D. Erex PADA GINJAT

kafein, menyebabkan rangsangan ringan pada korteks Metilxantin, khususnya teofilin, mempunyai efek diuretik
dengan peningkatan kewaspadaan dan mernperlambat lemah. Efek ini terjadi karena meningkatnya filtrasi glo-
kelelahan. Kafein yang terkandung dalam minuman, mi- merulus dan berkurangnya absorbsi natrium pada tubulus.
salnya 100 mg kafein dalam secangkir kopi, cukup untuk Efek diuresis ini tidak cukup kuat untuk dimanfaatkan
menimbulkan kegelisahan dan insomnia pada pasien dalam terapi.
yang sensitif dan bronkodilatasi ringan pada pasien asma.
E. Erer pADA Oror Polos
Dosis lebih besar yang diperlukan untuk menimbulkan
bronkodilatasi yang lebih efektif sering menyebabkan Efek utama metilxantin pada asma adalah bronkodilatasi.
kegelisahan dan tremor pada beberapa pasien. Dosis yang Penggunaan metilxantin tidak rnenirnbulkan toleransi, tapi
sangat finggi, akibat overdosis karena ketidaksengajaan efek-efek simpang, terutama terhadap sistem saraf pusat,
atau karena ir-rgin bunuh diri, menyebabkan stimulasi dapat mernbatasi dosisnya (lihat di bawah). Selain efek-
medular dan kejang, yang clapat berujung pacla kernatian. nya pada otot polos saluran napas, obat-obat ini-pada
konsentrasi cukup - nrenghambat pelepasan histamin dari
B. Erex KnnorovasruuR jaringan paru yang diinduksi oleh antigen. Efeknya pada
Metilxantin mempunyai efek kronotropik dan inotropik transpor mukosiliar belurn diketahui.
positif pada jantung. Pada konsentrasi rendah, efek-efek
F. Eper PADA Oror Rnrucrn
ini tampaknya dihasilkan dari peningkatar-r pelepasan ka-
tekolamin pada ujung saraf, yang disebabkan oleh peng- Kerja metilxantin pada pernapasan mungkin tidak hanya
hambatan reseptor adenosin prasinaptik. Pada konsentrasi terbatas pada saluran napas saja, karena metilxantin juga
yang lebih tinggi (> 10 trrmol/I, 2 ng/L), influks kalsium memperkuat kontraksi otot rangka dalam preparat ter-
mungkin meningkat secara langsung melalui peningkatan pisah in vitro dan rnemperbaiki kontraktilitas dan mernu-
cAMP yang dihasilkan dari penghambatan fosfodieste- lil-rkan kelelahar-r diafragma pada pasien-pasien PPOK.
rase. Pada konsentrasi yang lebih tinggi (> 100 pmol/L), Efek teofilin pada kerja diafragrna ini-dibandingkan efek
sekuestrasi (penyimpanan) kalsiurn oleh retikulum sarko- pada pusat pernapasan-berperan dalam kernampuannya
plasmik terganggu. rneningkatkan respotls ventilasi terhadap hipoksia dan
Manifestasi klinis efek-efek ini pada fungsi kardio- rnengurangi sesak napas, bahkarr pada pasien-pasien obs-
vaskular berlainan di antara individu. Konsumsi normal truksi saluran napas ireversibel.
kopi dan rninuman lain yang mengandung metilxantirt
biasanya menghasilkan takikardia ringan, peningkatan Penggunaan Klinis Metilxantin
curah jantung, dan peningkatan tahanan tepi sehingga Di antara xantin-xantin, teofilin merupakan bronkodilator
sedikit meningkatkan tekanan darah. Pada orang-orang yang paling efektif dan telah terbukti dapat meredakan
yang sensitif, konsurnsi beberapa cangkir kopi dapat me- obstruksi saluran napas pada asma akut serta mengurangi
nyebabkan aritmia. Pada dosis besar, agen-agerr ini juga derajat keparahan gejala dan kehilangan waktu untuk
rnelemaskan otot polos vaskular kecuali pada pembuluh bekerja atau sekolah pada penderita asma kronis. Teofilin
darah otak, tempat mereka menyebabkan kontraksi otot dasar hanya sedikit larut dalar.n air sehingga diberikan
polos vaskular. dalam bentuk garar.n yang berisi teofilin dasar dalam
OBAT YANG DIGUNAKAN PADA ASMA I 329
jumlah yang bervariasi. Kebanyakan preparat teofilin di- mg/kC tiap 6 jam. Perubahan dalarn dosis menyebabkan
absorpsi dengan baik melalui saluran pencernaan, tapi timbulnya konsentrasi baru teofilin yang stabil dalam 1-2
absorpsi supositoria rektal tidak dapat diandalkan. hari sehingga dosis dapat ditingkatkan pada jarak waktu
Peningkatan kerja preparat teofilin lebih banyak di- 2-3 hari sampai konsentrasi plasma terapeutik tercapai (10-
hasilkan dari perubahan fisik obat ketimbang formulasi 20 mg/L) atau sampai timbul efek simpang.
kimiawi baru. Sebagai contoh, pada pemberian oral, pe-
ningkatan permukaan teofilin anhidrosa dalam bentuk AGEN ANTIMUSKARINIK
mikrokristalin memfasilitasi pelarutannya untuk meng- Pengarnatan pada penggunaan daun Dtttura strantoniunr
hasilkan absorpsi teofilin yang cepat dan sempurna. Ber- untuk terapi asma di India telah berujung pada penemuan
bagai preparat lepasJambat (lihat Preparat yang Tersedia) atropin, yakni suatu inhibitor kompetitif asetilkolin yang
tersedia dan menghasilkan kadar darah terapeutik teofilin kuat pada reseptor "muskarinik" pascaganglion, sebagai
yang dapat bertahan selama 1,2 jam atau lebih. Preparat- bronkodilator. Ketertarikan pada potensi manfaat agen-
preparat obat ini menguntungkan karena pemberiannya agen antimuskarinik meningkat akibat terbuktinya peran
lebih jarang, kurangnya fluktuasi kadar teofilin dalam nervus vagus dalam respons bronkospastik hewan per-
darah, dan, pada banyak kasus, lebih efektif untuk meng- cobaan. Ketertarikan ini juga meningkat rnelalui pengem-
obati bronkospasme nokturnal. bangan analog atropin poten yang tidak diserap dengan
Teofilin hanya boleh digunakan jika tersedia metode baik setelah pemberian aerosol dan, dengan demikian,
untuk mengukur kadar teofilin dalam darah karena teo-
relatif bebas dari efek sistemik mirip-atropin.
filin memiliki jendela terapeuLik yang sempit, dan efek
terapeutik dan toksiknya terkait dengan kadarnya dalam Mekanisme Keria
darah. Perbaikan fungsi paru berkaitan erat dengan kadar
Antagonis muskarinik menghambat efek asetilkolin pada
teofilin dalam plasma yang berkisar antara 5-20 mg/L.
reseptor-reseptor muskarinik secara kompetitif (lil-rat
Anoreksia, mual, muntah, rasa tidak enak dalarn abdomen,
Bab 8). Dalam saluran napas, asetilkolin dibebaskan dari
sakit kepala, dan ansietas terjadi pada kadar 15 mg/Lpada
ujung-ujung eferen saraf vagus, dan antagonis muskari-
beberapa pasien dan menjadi sering pada kadar lebih
nik secara efektif dapat memblokade kontraksi otot polos
besar dari 20 mg/L. Kadar teofilin yang lebih tinggi (>40
saluran napas serta memblokade peningkatan sekresi
mC/L) dapat menimbulkan kejang atau aritmia; kedua hal
mukus yang terjadi sebagai respons terhadap aktivitas
ini mungkin tidak didahului oleh gejala awal pada saluran
vagus (Gambar 20-2)). Diperlukan konsentrasi antagonis
cerna atau gejala neurologik.
rnuskarinik yang sangat tinggi (bahkan lebih tinggi dari
Bersihan plasma teofilin bervariasi secara luas. Kare-
yang dapat dicapai menggunakan terapi maksimal) untuk
na teofilin dimetabolisrne oleh hati, teofilin dosis normal
dapat menghambat respons otot polos saluran napas ter-
yang diberikan pada pasien yang memiliki penyakit hati
hadap perangsangan nonmuskarinik. Selektivitas antago-
dapat menyebabkan penumpukan toksik obat. Sebaliknya,
nis muskarinik ini menjadikan obat ini digunakan dalam
bersihan plasma teofilin dapat ditingkatkan melalui in-
penelitian untuk memeriksa peranan jalur parasimpatik
duksi enzim hati dengan merokok sigaret atau perubahan
dalam respons bronkomotor, tetapi membatasi manfaat-
dalam diet. Pada orang dewasa normal, bersihan plasma
nya dalam pencegahan bronkospasme. Dalam dosis yang
rata-rata adalah 0,69 mL/kg/menit. Bersihan teofilin pada
diberikan, obat-obat antimuskarinik hanya menghambat
anak-anak ternyata lebih cepat dibandingkan pada orang
bagian respons yang diperantarai oleh reseptor-reseptor
dewasa (1-1,5 mL/kg/menit). Neonatus dan bayi muda
muskarinik, yang bervariasi sesuai stimulus, dan lebih
mempunyai bersihan yang paling lambat (lihat Bab 60).
Ianjut ternyata bervariasi di antara individu-individu da-
Kalaupun dosis rumatan diubah untuk mengoreksi faktor-
lam rnemberikan respons terhadap stimulus yang sama.
faktor di atas, kadar plasma bervariasi sangat luas.
Teofilin meningkatkan kontrol asma jangka-panjang
jika digunakan sebagai terapi rumatan tunggal atau jika
Penggunaan Klinis Antagonis Muskarinik
ditambahkan ke inhalasi korikosteroid. Teofilin tidaklah Obat-obat antimuskarinik merupakan bronkodilator yang
mahal dan dapat digunakan per oral. Akan tetapi, peng- efektif. Atropin, yang merupakan prototipe antagonis mus-
gunaannya juga membutuhkan pengukuran kadar plasma karinik, menyebabkan bronkodilatasi bila diberikan intra-
pada waktu-waktu tertentu; teofilin sering menyebabkan vena dalam dosis yang lebih rendah dari yang diperlukan
efek samping rninor yang tidak mengenakkan (terutama untuk meningkatkan frekuensi denyut jantung. Selekti-
insomnia); dan overdosis, baik karena ketidaksengajaan vitas efek atropin dapat lebih ditingkatkan melalui pem-
maupun kesengajaan, dapat rnenyebabkan toksisitas berat berian obat secara inhalasi atau melalui penggunaan de-
atau kematian. Untuk terapi oral dengan formulasi lepas- rivat amonium kuartener atropin yang lebih selektif, yakni
seketika (prompt-release), dosis teofilin biasanya adalah 3-4 ipratropium bromida. Ipratropium dapat diberikan dalam
330 / BAB 20

dosis besar melalui jalur ini karena tidak diabsorpsi de- derajat keparahan gejala, uji kaliber saluran napas dan
ngar-r baik ke dalam sirkulasi dan tidak dengan cepat reaktivitas bronkus, frekuensi eksaserbasi, dan kualitas
memasuki susunan saraf pusat. Penelitian obat ini me- hidup. Karena efek sampingnya yang berat bila diberikan
nunjukkan bahwa derajat keterlibatan jaras parasimpatik secara kronis, kortikosteroid per oral dan parenteral
dalam respons bronkomotor bervariasi di antara individu- hanya boleh digunakan untuk pasien yang memerlukan
individu. Pada beberapa orang, bronkokonstriksi diham- segera/ mis, yang tidak mengalami perbaikan secara ade-
bat secara efektif; pada lainnya, bronkokonstriksi hanya kuat dengan bronkodilator, atau yang mengalami per-
sedikit dihambat. Kegagalan antagonis muskarinik dosis burukan gejala meskipun telah diobati dengan bronko-
besar untuk menghambat respons bronkokonstriksi lebih dilator dosis rumatan. Terapi teratur atau "kontroler" di-
jauh menandakan bahwa terdapat mekanisme lain yang laksanakan menggunakan kortikosteroid aerosol.
berperan dalarn respons bronkokonstriksi selain jalur Pengobatan darurat sering diawali menggunakan pred-
refleks parasimpatik. nison oral dosis 30-60 mg per hari atau metilprednisolon
Akan tetapi, pun pada pasien yang hanya sedikit intravena dosis 1 mg/kg setiap 6 jam; dosis harian ditu-
memperoleh manfaat dari agen antimuskarinik ini, bronko- runkan setelah obstruksi saluran napas membaik. Pada
dilatasi dan inhibisi parsial bronkokonstriksi tetap memiliki kebanyakan pasien, terapi kortikosteroid dapat dihentikan
potensi manfaat klinis, dan agen antirnuskarinik bennanfaat setelah satu minggu atau 10 hari, tetapi pada pasien-pasien
pada pasien yang tidak dapat menggunakan agen agonis-B lain, gejala dapat mernburuk sewaktu dosis diturunkan
inhalasi. Walaupun obat antimuskarinik tampaknya ku- ke tingkat dosis yang lebih rendah. Karena supresi adre-
rang efektif jika dibandingkan dengan agen agonis-B dalam nal oleh kortikosteroid bergantung pada besarnya dosis
memulihkan bronkospasme pada asma, penambahan ipra- kortikosteroid yang digunakan dan karena sekresi korti-
tropium meningkatkan bronkodilatasi yang dihasilkan oleh kosteroid mernpunyai variasi diurnal, kortikosteroid biasa
nebulisasi albuterol pada asma akut berat. diberikan pada pagi hari setelah sekresi ACTH endogen
Ipratropium tampaknya juga efektif untuk pasien telah mencapai puncaknya. Namun, untuk mencegah asma
PPOK yang memiliki komponen parsial reversibel. Agen noktumal, kortikosteroid inhalasi atau oral paling efektif
anti-muskarinik selektif jangka-panjang, tiotropium, di- jika diberikan pada malam hari.
setujui sebagai pengobatan PPOK. Obat ini juga diberikan Terapi aerosol merupakan cara yang paling efektif
melalui inhalasi, dan dosis tunggal 18 mcg memiliki du- untuk menghindari efek simpang sistemik terapi korti-
rasi kerja selama 24 jalr.. Inhalasi tiotropium harian ter- kosteroid. Munculnya kortikosteroid seperti beklome-
bukti tidak hanya meningkatkan kapasitas fungsional pa- tason, budesonid, flunisolid, flutikason, mometason, dan
sien PPOK, tapi juga menurunkan frekuensi eksaserbasi triamsinolon telah memungkinkan pemberian kortiko-
penyakit tersebut. steroid melalui saluran napas, yang memiliki tingkat ab-
sorbsi sisternik yang minimum. Dosis harian beklometason
KORTIKOSTEROID rata-rata 4 semprot, diberikan dua kali sehari (400 mcg/
hari), setara dengan prednison oral sekitar 10-15 mg/hari
Mekanisme Kerja
dalam mengontrol asma, dengan efek sistemik yang jauh
Kortikosteroid telah digunakan untuk mengobati asma
lebih sedikit. Memang, satu hal yang perlu diperhatikan
sejak tahun 1950 dan diasurnsikan bekerja melalui efek dalam mengubah terapi pasien dari kortikosteroid oral
anti-inflamasinya yang luas, diperantarai sebagian melalui ke inhalasi adalah harus dilakukannya penurunan dosis
inhibisi produksi sitokin (lihat Bab 39). Kortikosteroid oral secara bertahap untuk menghindari presipitasi insu-
tidak secara langsung melemaskan otot polos saluran fisiensi adrenal. Walaupun sudah menerima terapi inha-
napas tapi menurunkan reaktivitas bronkus dan menu- lasi kortikosteroid aerosol dosis standar, pada pasien yang
runkan frekuensi eksaserbasi asma jika digunakan secara membutuhkan terapi prednison kontinu, dosis inhalasi
teratur. Efek kortikosteroid pada obstruksi saluran napas yang lebih tinggi tampaknya lebih efektif; dosis inha-
sebagian disebabkan oleh efek kontraksinya pada pem- lasi flutikason hingga mencapai 2000 mcg/hari efektif
buluh darah yang bengkak di mukosa bronkus dan po- untuk mencegah pemanjangan terapi prednison pada
tensiasinya terhadap efek agonis reseptor-B, tapi kerjanya pasien. Walaupun inhalasi steroid dosis tinggi ini dapat
yang paling penting adalah menghambat inflamasi mukosa menyebabkan supresi adrenal, risiko toksisitas sistemik
eosinofilik dan lirnfositik pada saluran napas pasien asma. akibat penggunaan kionik inhalasi ini tampaknya sangat
kecil jika dibandingkan dengan risiko toksisitas sistemik
Penggunaan Klinis Kortikosteroid akibat terapi kortikosteroid oral yang digantikan.
Berbagai penelitian klinis mengenai kortikosteroid seca- Masalah khusus yang ditimbulkan oleh kortikosteroid
ra konsisten menunjukkan bahwa kortikosteroid efektif topikal inhalasi adalah timbulnya kandidiasis orofaring.
meningkatkan semua parameter dalam kontrol asma- Risiko ini dapat dikurangi dengan cara berkumur-kumur
OBAT YANG DIGUNAKAN PADAASMA I
'31
dengan air dan meludahkannya setiap kali habis inhalasi. o o
il il
Suara serak juga dapat disebabkan dari efek lokal lang-
sung kortikosteroid inhalasi pada pita suara. Agen-agen
ini tidak memiliki komplikasi jangka-pendek lainnya pada
orang dewasa tapi dapat meningkatkan risiko jangka-
panjang osteoporosis dan katarak. Pada anak-anak, te-
0 ocH2cHcH2o o
Cromolyn sodium
rapi kortikosteroid inhalasi terbukti mernperlambat laju
pertumbuhan, tapi efek ini tampaknya hanya berlangsung
singkat: Asma sendiri memperlambat pubertas, dan tidak
ada bukti yang menyatakan bahwa terapi kortikosteroid
inhalasi pada masa kanak-kanak mempengaruhi tingginya
pada waktu dewasa nanti.
Suatu pendekatan baru untuk memperkecil risiko toksisi-
tas dari absorpsi sistemik kortikosteroid inhalasi menjadi da-
oo
Nedocromil sodium
sar dikembangkannya ciclesonide. Kortikosteroid yang masih
diteliti ini di-inhalasi sebagai prekursor obal yang menjadi
aktif melalui pembelahan oleh esterase pada sel epitel bronkus. Krornolin sangat sukar diabsorpsi dari saluran pen-
Ketika diabsorbsi ke dalam sirkulasi, produk aktifnya terikat cerr-raan dan harus di-inhalasi sebagai bubuk yang sangat
erat pada protein serum sehingga sulit mencapai reseptor halus (n i u ofine) atau la rutan ter-aeros olisas i. Nedokromil
glukokortikoid di kulit, mata, dan tulang, memperkecil risiko- juga mempunyai bioavailabilitas yang sangat rendah dan
nya untuk menyebabkan penipisan kulit, katarak, osteoporo- tersedia hanya dalarn benfuk aerosol dosis-terukur.
sis, atau perlambatan perhrmbuhan sementara.
Penggunaan kronik kortikosteroid inhalasi efektif me- Mekanisme Keria
ngurangi gejala-gejala dan memperbaiki fungsi paru pada Kromolin dan nedokromil merniliki struktur yang berbeda
pasien asma ringan. Penggunaan ini juga mengurangi atau tapi tarnpaknya memiliki mekanisme kerja yang serupa:
menghilangkan kebutuhan akan kortikosteroid oral pada pengubahan fungsi kanal klorida lambat (delayed chloride
pasien-pasien asma yang lebih berat. Berbeda dengan channel) pada membran sel sehingga menghambat aktivasi
obat-obat perangsang-B dan teofilin, penggunaan kronik sel. Mekanisme kerja ini pada saluran napas tampaknya
kortikosteroid inhalasi dapat mengurangi reaktivitas yar-rg menjadi mekanisme kerja nedokromil dalam rneng-
bronkus. Karena efektivitas dan keamanan kortikosteroid hambat batuk; pada sel rnast, rnengharnbat respons cepat
inhalasi, obat ini sekarang rutin diresepkan untuk pasien terhadap tantangan antigen, dan pada eosinofil, nreng-
yang membutuhkan lebih dari sekedar inhalasi agonis hambat respons inllalnasi akibat inhalasi alergen. Efek
p pada waktu-waktu tertentu untuk meredakan gejala. inhibisi pada sel mast tampaknya spesifik untuk tipe sel
Terapi ini diteruskan selama 10-12 bulan dan kemudian tertentu, karena kromolin n'remiliki efek inhibisi yang kecil
dihentikan untuk menentukan apakah terapi jangka pada mediator yang dilepaskan oleh basofil manusia. Efek
panjang masih perlu. dilanjutkan. Kortikosteroid inhalasi ini juga tampaknya spesifik untuk tiap organ yang ber-
tidak bersifat kuratif. Pada kebanyakan pasien, manifestasi beda, karena kromolin menghambat degranulasi sel mast
asma muncul lagi dalam beberapa minggu setelah terapi pada manusia dan paru-paru primata tapi tidak pada kulit.
dihentikary meskipun mereka telah menggunakan inhalasi Hal ini pada gilirannya dapat mencerminkan perbedaan-
dosis tinggi selama 2 tahun atau lebih. perbedaan pada sel mast yang ditemukan di berbagai
tempat yang berbeda, seperti juga perbedaan-perbedaan
KROMOLIN & NEDOKROMIL pada kandungan protease netral sel mast tersebut.
Kromolin natrium (dinatrium kromoglikat) dan nedokro- Hingga akhir-akhir ini, gagasan bahwa kromolin meng-
mil natrium merupakan garam yang stabil tapi sangat tidak harnbat degranulasi sel rnast cliterima dengan sangat baik
larut (lihat struktur di bawah). Bila digunakan sebagai sel'ringga inhibisi suatu respons oleh kromolin dianggap
aerosol (menggunakan nebulizer atau inhaler dosis-ter- menandakan keterlibatan sel mast dalam respons terse-
ukur), obat ini efektif mengharnbat asma yang diinduksi but. Gagasan sederhana ini telah dipatahkan sebagian oleh
oleh antigen dan asma akibat aktivitas fisik, dan pemakaian penemuan bahwa kromolin dan nedokromil menghambat
kronik obat-obat ini (4 kali sehari) sedikit mengurangi fungsi sel selain sel mast dan sebagian lagi oleh penemu-
derajat reaktivitas bronkus keseluruhan. Akan tetapi, obat- an bahwa nedokromil menghambat munculnya respons
obat ini tidak berefek pada tonus otot polos saluran napas lambat, bahkan jika diberikan setelah respons dini terha-
dan tidak efektif memulihkan bronkospasme pada asma; dap tantangan antigen, yi, setelah terjadi degranulasi sel
obat-obat ini hanya bermanfaat sebagai profilaksis. mast.
332 / BAB 20

Penggunaan Klinis Kromolin dan Nedokromit ini. Leukotrien dihasilkan dari kerja S-lipoksigenase pada
Pada uji-uji klinis jangka-pendek, praterapi menggunakan asam arakidonat dan disintesis oleh berbagai sel inflamasi
kromolin atau nedokromil memblokade bronkokonstriksi dalam saluran napas, termasuk eosinofil, sel masf makrofag,
yang disebabkan oleh inhalasi alergen, oleh aklivitas fisik, dan basofil. Leukotrien 84 GTBJ merupakan kemoatraktan
oleh sulfur dioksida, dan oleh berbagai penyebab asma neutrofil yang poten, dan LTC, dan LTD' memiliki banyak
akibat kerja/okupasional. Efek protektif akut yang dibe- efek yang muncul pada keadaan asma, meliputi bron-
rikan oleh terapi kromolin dalam dosis tunggal ini mem- kokonstriksi, peningkatan reaktivitas bronkus, edema mu-
buatnya berguna untuk diberikan sesaat sebelum aktivitas kosa, dan hipersekresi mukus, penelitian-penelitian ter-
fisik atau sebelum paparan terhadap alergen yang tidak dahulu menetapkan bahwa pemaparan anligen terhadap
mungkin dihindari. jaringan paru manusia yang tersensitisasi menyebabkan
Jika digunakan secara teratur (dua sampai empat sem- pembentukan leukotrien, sedangkan penelitian lain pada
protan, dua sampai ernpat kali sehari) oleh pasien penderita manusia menunjukkan bahwa inhalasi leukotrien tidak
asma tahunan (bukan musiman), kromolin dan nedokromil hanya menyebabkan bronkokonstriksi tapi juga pening-
cukup nyata menurunkan keparahan gejala dan kebu- katan reaktivitas bronkus terhadap histamin yang bertahan
tuhan akan pengobatan menggunakan bronkodilator. selama beberapa hari.
Obat-obat ini tidak sekuat atau seefektif kortikosteroid Telah dipikirkan dua cara untuk memutus jalur leu-
inhalasi. Pada umumnya, pasien-pasien usia rnuda pen- kotrien: penghambatan S-lipoksigenase, dengan demikian
derita asma ekstrinsik tampaknya menunjukkan respons mencegah sintesis leukotrien; dan inhibisi ikatan LTD.
yang paling baik. Saat ini, satu-satunya cara untuk me- pada reseptornya di jaringan target, sehingga mencegah
nentukan apakah pasien akan berespons adalah melalui kerja leukotrien. Efektivitas dalam memblokade respons
uji terapeutik selama 4 minggu. Penambahan nedokromil saluran napas terhadap aktivitas fisik dan terhadap pa-
ke dalam kortikosteroid inhalasi dosis standar tampaknya paran antigen telah terbukti dimiliki oleh obat-obat ini:
meningkatkan kontrol asma. zileuton, suatu penghambat SJipoksigenase, dan zahr-
Larutan kromolin juga bermanfaat mengurangi gejala- lukast dan montelukast, antagonis reseptor LTD.. Semua
gejala rinokonjungtivitis alergik. pemakaian larutan kro- obat ini terbukti meningkatkan kontrol asma dan menu-
molin melalui semprot hidung atau tetes mata beberapa runkan frekuensi eksaserbasi asma pada uji klinis pasien
kali sehari efektif pada kira-kira 75% penderita, walaupun rawat jalan. Efek obat-obat ini pada berbagai gejala, dia-
pada puncak musim pollen. meter saluran napas, reaktivitas bronkus, dan inflamasi sa_
Karena sukar cliabsorpsi, kromolin dan nedokromil luran napas kurang nyata jika dibandingkan dengan efek
memiliki efek-efek simpang yang kecil dan hanya terjadi kortikosteroid inhalasi, tapi keduanya hampir seimbang
pada lokasi penumpukan. Efek-efek simpang ini berupa dalam menurunkan frekuensi eksaserbasi. Keunfungan
gejala-gejala ringan, seperti iritasi tenggorokan, batuk,
mulut kering, dan efek-efek yang jarang terjadi, seperti
sesak dada dan mengi. Beberapa di antara gejala-gejala
dapat dicegah dengan inhalasi agonis adrenoseptor-p, se-
ini ..j)
.S_NH
belum terapi kromolin atau nedokromil. Jarang terjadi efek
samping yang berat. Efek simpang yang telah dilaporkan
adalah dermatitis, miositis, atau gastroenteritis reversibel
yang ditemukan pada kurang dari2% pasien, dan telah di-
d.,, cHr

Zafirlukast
laporkan pula beberapa kasus infiltrasi pulmonar disertai
eosinofilia atau anafilaksis, yang jumlahnya sangat sedikit.
Kejadian toksisitas yang sedikit ini menyebabkan kromolin
digunakan secara luas pada anak-anak, terutama mereka
yang sedang dalam masa pertumbuhan cepat. Untuk anak
yang mengalami kesulitan dalam menggunakan inhaler,
kromolin dapat diberikan melalui aerosol solusio 1%.
Montolukasl

PENGHAMBAT JALUR LEUKOTRIEN


Karena keterlibatan leukotrien dalam berbagai penyakit
inflamasi (lihat Bab 18) dan dalam anafilaksis, berbagai
usaha telah dilakukan untuk rnengembangkan obat yang
memblokade sintesis atau reseptor furunan asam arakidonat
Gri,;u-,*
OBAT YANG DIGUNAKAN PADA ASMA / 333
utama penghambat jalur leukotrien adalah bahwa obat- antibodi IgE yang dimunculkan dalam mencit, dipilih satu
obat ini digunakan secara oral; beberapa pasien-terutama antibodi monoklonal yang merniliki sasaran pada bagian
anak-anak-memiliki angka ketaatan yang buruk bila IgE yang berikatan dengan reseptor IgE (reseptor FCe-R1
menggunakan terapi inhalasi. Montelukast disetujui peng- dan FCe-R2) di sel mast dan berbagai sel inflamasi lainnya.
gunaannya untuk anak berusia minimal 6 tahun. Omalizumab (suatu antibodi monoklonal IgE) mengham-
Beberapa pasien tampaknya memiliki respons tertentu bat ikatan IgE pada sel mast tapi tidak mengaktifkan IgE
yang menguntungkary tapi tidak ada perangkat klinis yang yang sudah terlebih dulu terikat pada sel ini sehingga
memungkinkan diketahuinya "unsur yang berespons" ini tidak memicu degranulasi sel mast. Omalizumab juga
sebelum suatu uji coba terapi dilakukan. Di AS, zileuton dapat menghambat sintesis IgE oleh limfosit B. Antibodi
disetujui penggunaannya dalam dosis oral 400-800 mg, di- tikus murine secara genetik telah disesuaikan untuk ma-
berikan 2-4 kali sehari; zafirlukast, 20 mg, dua kali sehari; nusia melalui mekanisme penggantian seluruh asam ami-
dan montelukast, 10 mg (unfuk dewasa) atau 4 mg (pada nonya, kecuali satu fraksi kecil, dengan asam amino yang
anak), sekali sehari. ditemukan dalarn protein manusia. Omalizurnab tampak-
Berbagai uji penghambat leukotrien telah menunjuk- nya tidak menyebabkan sensitisasi ketika diberikan pada
kan peran penting leukotrien dalam terjadinya asma yang manusia.
diinduksi aspirin. Sudah sejak lama diketahui ballwa Penelitian mengenai omalizumab pada sukarelawan
5-10% penderita asma sangat sensitif terhadap aspirin se- penderita asma menunjukkan bahwa pemberiannya mele-
hingga ingesti aspirin dalarn dosis yang sangat kecil pun bihi 10 rninggu menurunkan kadar IgE plasma hingga
menyebabkan bronkokonstriksi hebat dan menimbulkan ke tingkat yang sangat kecil dan secara signifikan menu-
gejala-gejala akibat pelepasan histamin secara sistemik, runkan derajat keparahan respons bronkospastik cepat
seperti kemerahan dan kram perut. Karena reaksi terliadap dan lambat terhadap pajanan antigen. Uji-uji klinis telah
aspirin ini tidak ada kaitannya dengan adanya sensitisasi menunjukkan bahwa pemberian anti-lgE MAb secara in-
alergik terhadap aspirin atau metabolitnya dan karena travena atau injeksi subkutan berulang dapat meringan-
reaksi ini dapat dihasilkan oleh semua jenis obat anti- kan derajat keparahan asma dan menurunkan kebutuhan
inflamasi non steroid, tampaknya reaksi ini dihasilkan akan kortikosteroid pada pasien penderita asma sedang
dari penghambatan prostaglandin sintetase (siklo-oksige- dan berat, terutama pasien yang jelas-jelas memiliki faktor
nase), yng mengubah metabolisme asam arakidonat dari presipitasi antigen di lingkungan, dan meringankan gejala
jalur prostaglandin ke jalur leukotrien. Gagasan ini juga nasal dan konjungtiva pada pasien penderita rinitis aler-
didukung oleh penemuan bahwa penggunaan harian gi tahunan atau musiman. Efek ouralizurnab yang paling
penghambat jalur leukotrien menurunkan respons terha- penting adalah menurunkan frekuensi dan derajat kepa-
dap pajanan antigen dan meningkatkan kontrol asma se- rahan eksaserbasi asma, pun sambil menurunkan kebu-
cara keseluruhan. tuhan pasien akan kortikosteroid. Analisis gabungan be-
Dari berbagai agen ini, zileuton merupakan obat yang berapa uji klinis menunjukkarr bahwa pasien yang paling
paling jarang diresepkan, karena obat ini dahulu harus berespons terhadap omalizurnab adalah, unfungnya,
diminum dalam dosis empat kali sehari (saat ini telah pasien yang paling rnembutuhkan terapi ini, contohnya
dikembangkan dosis zileuton dua kali sehari) dan karena pasien yang memiliki riwayat eksaserbasi berulang, pasien
obat ini dahulu menirnbulkan toksisitas hati. Antagonis dalam terapi kortikosteroid dosis tinggi, dan pasien yang
reseptor leukotrien tampaknya aman untuk digunakan. fungsi parunya buruk. Analisis ini juga menunjukkan
Laporan mengenai timbulnya sindrom Churg-Strauss (vas- bahwa eksaserbasi yang paling banyak dicegah adalah
kulitis sistemik disertai perburukan asma, infiltrat paru, eksaserbasi yang paling penting untuk dicegah: terapi
dan eosinofilia) tampaknya hanya merupakan suatu kebe- Omalizumab menurunkan eksaserbasi yang memerlukan
tulan, yang timbul akibat menurunnya dosis prednison tindakan rawat inap sebesar 88%. Biaya terapi olizumab
yang digunakan. Penurunan dosis prednison ini timbul yang mahal setara dengan besarnya keuntungan terapi ini
akibat penambahan zafirlukast atau montelukast. bagi pasien asma berat yang ditandai dengan seringnya
eksaserbasi.
OBAT-OBAT LAIN DALAM PENGOBATAN
ASMA Kemungkinan Terapi Mendatang
Antibodi Monoklonal Anti-lgE Kemajuan yang cepat dalam penjelasan ilmiah rnengenai
Suatu pendekatan dalam terapi asma yang sepenuhnya imunopatogenesis asma telah memacu perkembangan ba-
baru memanfaatkan kemajuan dalam bidang biologi mo- nyak terapi baru yang menjadikan berbagai tempat pada
lekular untuk menjadikan antibodi-IgE sebagai target proses kaskade imun sebagai sasarannya. Terapiterapi
terapi. Dari sekumpulan anhibodi monoklonal terhadap baru ini mencakup antibodi monoklonal terhadap sitokin
334 / BAB 20

(IL-4, IL-5, IL-13), arltagonis molekul adhesi sel, peng- fungsi paru, seperti spirornetri. Penurunan FEV, berko-
hambat protease, dan imunomodulator yang bertugas relasi dengan peningkatan risiko serangan asna di masa
mengubah limfosit CD4 dari fenotip TH2 ke TH1 atau se- mendatang. Penanda lainnya terjadinya peningkatan ri-
cara selektif menghambat bagian limfosit TH2 yang mela- siko serangan asma adalah fungsi paru yang tidak stabil
wan antigen tertentu. Ada bukti yang menyatakan bahwa (adanya variasi FEV'' yang besar dalam tiap kunjungan,
asma dapat diperburuk-atau bahkan disebabkan-olel-r perubahan yang besar rnenggunakan terapi bronkodi-
infeksi saluran napas kronik Chlamydia pneunnnirte atau lator), reaktivitas bronkus yang ekslrem, atau banyaknya
Mycoplasnta pneunoniae. Hal ini dapat menjelaskan berba- eosinofil dalam sputum atau banyaknya nitrogen diok-
gai laporan yang menyatakan bahwa antibiotik makrolida sida dalarn udara ekspirasi. Penilaian berbagai parameter
bermanfaat dalarn terapi asma dan, jika memang benar, ini dapat mengenali pasien aslna yang membutuhkan pe-
dapat rnerangsang pengembangan metode diagnostik ningkatan terapi untuk mencegah eksaserbasi.
asma dan terapi antimikroba terbaru untuk asrna.
BRONKODILATOR
.,r*if
Bronkodilator, seperti albuterol inhalasi, sangat efektil
il. FARMAKOLOGI KLINIS OBAT. aman, dan tidak mahal. Pasien yang gejala asmar-rya hanya
OBAT YANG DIGUNAKAN timbul sewaktu-waktu umumnya hanya mernerlukan
DALAM PENGOBATAN ASMA agonis reseptor-8, inhalasi, yang hanya digunakan bila
perlu. Bila gejala-gejala asma mernbutuhkan petlggunaan
terapi "penyelarnat" ini lebih dari dua minggu, jika gejala
Asma merupakan jenis penyakit yang memiliki dua
terbangun di rnalam l-rari terjadi lebih dari dua kali se-
ranah waktu. Pada ranah waktu masa kini, asma menjadi
bulan, atau jika FEV, kurang dari 80%, diperlukan peng-
penting karena gangguan yang ditimbulkamya, seperti
obatan tambahan. Pengobatan tambahan pertama yang
batuk, terbangun di malarn hari, dan sesak napas, rneng-
disarankan adalah kortikosteroid inhalasi dosis rendah,
ganggu kemarnpuan seseorang untuk berolal-rraga atau
walaupun terapi menggunakan antagonis reseptor leuko-
melakukan aktivitas apapun yang diinginkannya. Untuk
asma ringan, rnungkin hanya dibutuhkan sesekali inhalasi
trien atau kromolin dapat juga digunakan. Teofilin saat
bronkodilator. Untuk asma yang lebih berat, diperlukarr
ini dicadangkarr untuk pasien yang gejala-gejalanya tetap
sulit dikontrol meskipur-r telah diobati secara teratur meng-
terapi kontroler jangka-panjang, seperti kortikosteroid
gunakan kombinasi obat anti-inflamasi inhalasi dan hgo-
inhalasi, untuk meredakan gejala atau memulihkan fungsi.
nis-B, sewaktu. Jika penambahan teofilin masih gagal
Ranah waktu asma yang kedua adalah risikonya di masa
mendatang, seperti eksaserbasi, atau risiko penurunan
untuk mernperbaiki gejala-gejala asma atau jika efek
simpangnya mengganggu, kadar teofilin plasma perlu di-
fungsi paru progresif. Kepuasan seorang pasien terhadap
periksa untuk memastikarr bahwa kadar tersebut masih
kemampuannya mengendalikan gejala dan rnempertahan-
dalam kisaran terapi (10-20 rng/L).
kan fungsi melalui penggunaan intensif agonis B, inhalasi
Peringatan penting untuk pasien asma ringan adalah,
tidak berarti bahwa risiko asma di masa mendatang juga
walaupun risiko serangan berat dan rnengancam nyawa
ikut terkendali. Pada kenyataannya, penggunaan dua atau
pada pasien asma ringan lebih rendah dibandingkan
lebih tabung agonis p, tiap bulannya merupakan penanda
pasien asma berat, bukan berarti tidak ada risiko sama se-
mer-ringkatnya risiko fatalitas asma.
kali. Sernua pasien asma harus diberitahu mengenai satu
Tantangan unfuk rnenilai keparahan dan menyesuaikarl
tindakan sederhana yang harus dilakukan pada serang-
terapi pada kedua ranah waktu asma ini saling berbeda.
Untuk meredakan gangguan yang ditirnbulkan asrna pada
an asma yang berat dan menakutkan: gunakan hingga
empat puff albuterol tiap 20 rnenit sampai 1 jam. Jika tidak
ranah masa kini, dapat ditanyakan informasi-informasi
membaik setelah empat puff dalanl 1 jam, mereka harus
penting, seperti frekuensi dan keparahan gejala, frekuensi
menggunakan pengobatarr tambahan selarna di perjalan-
penggunaan agonis B, inhalasi untuk meredakan gejala,
an menuju hrstalasi Gawat Darurat atau sarana pelayanan
frekuensi terbangun di malam hari, dan kemampuan ber-
kesehatan yang tingkatannya lebih tinggi.
olahraga. Lebih sulit lagi untuk memperkirakan risiko ter-
jadinya eksaserbasi di masa mendatang. Pada umumnya,
pasien yang memiliki gejala yang tidak terkontrol dengan ANTAGONIS MUSKARINIK
baik pada masa kini memiliki risiko eksaserbasi yang Peranan antagonis muskarinik inhalasi dalam pengobat-
lebih tinggi di masa mendatang, tapi beberapa pasien an asrna masih terbatas. Bila diberikan dalam dosis yang
tampaknya tidak sadar akan keparahan obstruksi saluran cukup, efeknya pada tahanan saluran napas dasar n'lenye-
napas yang mereka alarni (terkadarrg disebut sebagai"poor rupai besamya efek obat-obat sirnpatomimehk. Efek obat-
perceirters") dan hanya dapat diketahui dari pengukuran obat antimuskarinik dan sirnpatornimetik yaug diberikan
OBAT YANG DIGUNAKAN PADA ASMA / 335
dalam dosis penuh pada saluran napas terbukti har-rya teroid inhalasi dosis standar, dapat dipikirkan dua pi-
bersifat aditif pada pasien penderita obstruksi saluran lihan: menggandakan dosis kortikosteroid inhalasi atau
napas berat yang datang ke instalasi gar,r'at darurat. Obat- menambah agonis reseptor-p" kerj tr-Innta (salmeterol atau
obat antimuskarinik tampaknya lebil-r bermanfaat untuk forrnoterol) Banyak penelilian yang menunjukkan bahwa
keadaan penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) diban- terapi kombinasiini lebih efektif dibandingkan dengan
dingkan untuk asma. Obat ini berguna sebagai terapi al- penggandaan dosis kortiokosteroid inhalasi, tapi FDA te-
tematif untuk pasien yang tidak toleran terhadap agonis lah mengeluarkan peringatan bahwa penggunaan agonis
adrenoseptor-p,. B kerjalama terkait dengan peningkatan signifikan secara
Walaupun diperkirakan bahwa antagonis muskari- statistik risiko kematian atau sekarat akibat serangan asma
nik dapat mengeringkan sekresi saluran napas dan meng- terutama pada bangsa Afrika Arnerika, walaupun pening-
ganggu bersihan mukosiliar, pengukuran langsung volume katan ini sangat kecil jumlahnya. Peringatan FDA ini
cairan sekresi dari satu kelenjar submukosa saluran napas belum terlalu mempengaruhi jumlah peresepan kombinasi
pada binatang percobaan memperlihatkan bahwa atropin flutikason inhalasi (kortikosteroid) dan sahneterol (agonis
hanya sedikit mengurangi laju sekresi dasar. Akan tetapi, B kerja-lama) dosis tetap, kemungkinan karena kor.nbinasi
obat ini menghambat peningkatan sekresi rnukus akibat obat-obat ini dalam inhaler tunggal memberikan banyak
stimulasi vagus. Pada pernakaian obat-obat ini, tidak di- keuntungan. Inhaler kombinasi ini memang tepat untuk
temukan adanya laporan kasus pengentalan mukus. digur-rakan; inhaler kornbinasi ini rnemastikan bahwa ago-
nis B kerja-larna tidak akan digunakan sebagai suatu tera-
KORTIKOSTEROID pi tunggal (yang diketahui tidak akan melindungi dari
Jika gejala asrna sering muncul atau jika obstruksi salur- serangan); dan inhaler ini rnenghasilkan perbaikan gejala
an napas rnasih tetap berat meskipun telah diobati meng- klinis dan fur-rgsi paru yang segera dan bertahan lama serta
gunakan bronkodilator, kortikosteroid inhalasi dapat menurunkan frekuensi eksaserbasi yang rnernbufuhkan
mulai digunakan. Untuk pasien yang menderita gejala terapi kortikosteroid oral. Pasien yang diresepkan terapi
asma berat atau obstruksi saluran napas berat (contoh, kombinasi tersebut l-rarus diberi instruksi yang jelas me-
perkiraan FEV' < 50%), terapi inisial rnenggunakan kom- ngenai obat tersebut, bahwa agonis 0, inhalasi kerja-
binasi kortikosteroid inhalasi dan oral (contoh, 30 mg/ pendek standar, seperti albuterol, hanya digunakan unfuk
hari prednison selarna 3 minggu) tepat untuk dilakukan. meredakan gejala akut.
Setelah gejala klinis rnernbaik, biasanya setelah T-"10 hari,
dosis oral harus dihentikan atau diturunkan l-ringga men- KROMOLIN DAN NEDOKROMIL;
capai dosis terkecil untuk mengendalikan gejala. ANTAGONIS LEUKOTRIEN
Satu masalah yang timbul dalam penggunaan terapi
kortikosteroid inhalasi adalah ketaatan pasien. Analisis Inhalasi krornolin atau nedokromil, atau tablet oral anta-
pada resep-resep baru menunjukkan bahwa kortikosteroid gonis reseptor leukotrien, dapat dipertimbangkan sebagai
hanya digunakan secara teratur oleh sebagian kecil alternatif terapi kortikosteroid inhalasi pada pasien asma
pasien. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya "fobia yang gejalanya muncul lebih dari dua kali dalam se-
steroid" akibat penekanan di media massa mengenai rninggu atau yang terbangun akibat asma lebih dari dua
bahaya penggunaan kortikosteroid oral jangka-panjang kali dalarn satu bulan. Kedua terapi ini bal'rkan tidak se-
dan adanya kesalahan dalam menyamakan kortikosteroid efektif inhalasi kortikosteroid dosis kecil, tapi keduanya
dengan steroid anabolik, yang digunakan para atlet untuk dapat nrengatasi masalah "fobia steroid" yang dijelaskan
meningkatkan kekuatan otot mereka. Ketakutan terhadap di atas.
toksisitas kortikosteroid membuat pendekatan pada pasien Kromolin dan nedokromil dapat juga digunakan pada
yang gejalanya membaik setelah terapi korbikosteroid pasien yang gejalarya muncul sesuai musim atau setelah
untuk melanjutkan penggunaan demi mencegah serangan terpajan stimulan yarrg jelas-jelas rnemicu serangan, seperti
menjadi sulit untuk dilakukan. Konteks ini menyebabkan olahraga atau pajanan terhadap sisik hewan atau iritan.
timbulnya perhatian pada laporan-laporan terbaru yang Pada pasien yang gejalanya berlangsung terus-menerus
menyatakan bahwa menginstruksikan pasien asma persis- atau timbul tanpa pemicu yang jelas, manfaat obat-obat
ten ringan untuk memulai terapi kortikosteroid inhalasi ini baru dapat ditetapkan setelah dilakukannya suatu uji
hanya jika gejala memburuk sama efektifnya dengan terapeutik obat inhalasi melalui pemberian sebanyak
menggunakan terapi kortikosteroid inhalasi dua kali empat kali sel-rari dalam 4 rnirrggu. Jika pasien berespons
sehari untuk mempertahankan fungsi paru dan mencegah terhadap terapi ini, dosis kernudian dapat dioptimalkan.
serangan asma. Terapi menggunakan antagonis reseptor leukotrien,
Pada pasien penderita asura yang lebih berat, yang terutama montelukast, banyak diresepkan secara luas, ter-
gejalanya tidak cukup dikontrol menggunakan kortikos- utama oleh penyedia layanan kesehatan primer. Antagonis
336 / BAB 20

reseptor leukotrien, yang digunakan secara oral ini, membuat penemuan ini sekedar menjadi sumber harapan,
mudah digunakan dan tampaknya dapat digunakan bahwa pada akhirnya, akan dikembangkan terapi imuno-
lebih teratur dibandingkan kortikosteroid inhalasi. Obat nodulator lain bagi sedikit pasien yang asmanya hanya
ini jarang menyebabkan berbagai efek samping yang dapat ditatalaksana menggunakan prednison dosis tinggi.
mengganggu. Terapi rumatan menggunakan antagonis Injeksi etanercept, suatu antagonis TNF-a yang digunakan
leukotrien atau kromolin atau nedokromil tampaknya se- dalam terapi spondilitis ankilosa dan artrilis reumatoid
efektif terapi rumatan menggunakan teofilin. Karena ke- berat, merupakan terapi imunomodulator yang baru-baru
khawatiran terhadap kemungkinan timbulnya toksisitas ini dilaporkan dapat memperbaiki asma.
jangka-panjang akibat absorpsi sistemik kortikosteroid in-
halasi, terapi rumatan menggunakan antagonis leukotrien PENAIALAKSANAAN ASMA AKUT
ini telah digunakan secara luas untuk mengobati anak di Pengobatan serangan asrna akut pada pasien yang datang
AS.
ke rumah sakit rnemerlukan penilaian klinis yang ketat
dan kontinu serta pengukuran fungsi paru-paru secara
ANTIBODI MONOKLONAL ANTI-|9E objektif dan dilakukan berulang kali. Untuk pasien yang
Terapi menggunakan omalizumab, antibodi monoklonal menderita serangall ringan, inhalasi agonis reseptor-p,
anti-lgE yang sudah disesuaikan untuk manusia, hanya sama efektifnya dengan suntikan epinefrin subkutan. Ke-
boleh digunakan oleh pasien asma berat kronik yang tidak dua macam pengobatan ini lebih efektif dibandingkan
dapat dikontrol oleh terapi kombinasi agonis-B kerja lama pemberian aminofilin intravena (garam teofilin mudah
ditambah dengan inhalasi kortikosteroid dosis-tinggi larut). Serangan asma yar-rg berat memerlukan terapi ok-
(contoh, flutikason 500 mcg ditambah dengan salmeterol sigen, pemberian albuterol aerosol yang sering atau kon-
50 mcg, dihirup dua kali-sehari). Terapi ini mengurangi tinu, dan terapi sistemik rnenggunakan prednison atau
inflamasi bronkus eosinofilik, Iirnfositik dan efektif me- rnetilpredr-risolon (0,5 mg/kg tiap 6 jarn). Terapi agresif
ngurangi frekuensi dan keparahan eksaserbasi. Omalizu- ini pun tidak selalu efektif sehingga pasien harus cermat
mab hanya boleh digunakan oleh pasien yang memiliki rnernperhatikan tanda-tanda penurunan efektivitas obat.
sensitivitas diperantarai-IgE (terlihat dari uji kulit posi- Anestesi umum, intubasi, dan ventilasi mekanis pada pa-
tif atau radioallergosorbent test (RAST) terhadap alergen sien asma tidak dapat dianggap mudah untuk dilakukan
umum) dan memiliki tingkat IgE dalam kisaran yang tapi mungkin dapat menyelarnatkan jiwa pasien jika terjadi
cukup cliturunkan melalui penyuntikan subkutan dua kali gagal rrapas.
dalam seminggu.
PROSPEK PENCEGAHAN
TERAPI ANTI.INFLAMASI TAINNYA Prevalensi asna yang tinggi di negara maju dan pening-
Beberapa laporan menunjukkan bahwa obat-obat yang katan kejadian asrla yang cepat di negara berkembang
umum digunakan dalam terapi artritis reurnatoid dapat rnernbutuhkar-r strategi pencegahan primer. Tindakan
juga digunakan untuk rnengobati pasien asma kronis yang menghindari antigen secara ketat selama masa kanak-
bergantung pada steroid. Pengembangan terapi alternatif kanak, dulunya dianggap efektit telah terbukti tidak efek-
lain penting dilakukan karena terapi kortikosteroid oral tif. Pada kenyataannya, tumbuh di lingkungan yang memi-
yang berkepanjangan dapat menimbulkan osteoporosis, liki hewan peliharaan anjing dan kucing dapat ntelindungi
katarak, intoleransi glukosa, perburukan hipertensi, dan dari asma. Harapan yag paling baik nampaknya terletak
perubahan cushingoid pada penampilan. Penelitian-pene- pada pemahaman akan arti penting pajanan rnikroba se-
litian awal menunjukkan bahwa methotrexate oral atau lama masa kanak-kanak dalam rnembentuk respons imun
injeksi garam emas bermanfaat bagi pasien asma yang yang seimbang, dan satu penelitian rnenunjukkan bahwa
bergantung pada prednison, tapi penelitian-penelitian pemberian Lactobacillus caseii pada anak-anak yang lahir
berikutnya tidak menyetujui hal ini. Sebaliknya, terapi dari orang tua alergik rnenurunkan angka dermatitis aler-
menggunakan cyclosporine tarnpaknya benar-benar ber- gik pada usia 2 tahun. Hal ini memberi harapan baru akan
manfaat. Akan tetapi, toksisitas cyclosporine yang besar pencegahar-r asma di masa mendatang.
OBAT YANG DIGUNAKAN PADA ASMA I 337

i l:1 i.ifii

t{ffi
Slmpatomlugnr( vANG Dtcuuxnn DALAM AsMA Budesonide (Pulmicort)
Albuterol (generik, Proventil, Ventolin) Bubuk aerosol (Turbuhaler): 160 mca/aktivasi
lnhalan: 90 mca/semprotan aerosol; larutan Suspensi inhalasi (Respules): 0,25; 0,5 mg/2 mL
0,083; 0,5;0,53% untuk nebulisasi Flunisolide (AeroBid, Aerospan)
Oral: tablet 2,4 mg; sirup 2 mg/5 mL Aerosol: 80, 250 mcg/semprot dalam tabung
Oral lepas lambat: tablet 4,8 mg berisi 80, 100, dan 120 dosis
Albuterol/lpratropium (Combivent, DuoNeb) Fluticasone (Flovent)
lnhalan: larutan 103 mcg albuterol + 18 mcg Aerosol: 44, 110, dan 220 mcg/semprot dalam
ipratropium/semprotan; 3 mg albuterol + tabung berisi 120 dosis; bubuk, 50, 100, 250
0,5 ipratropium/3 mL untuk nebulisasi mca/aktivasi
Bitolterol (Torna late) Fluticasone/Salmeterol (Advair Diskus)
lnhalan: larutan 0,2% untuk nebulisasi lnhalan: 100, 250, 500 mca fluticasone + 50 mcg
Ephedrine (generik) salmeterol/unit
Oral: kapsul 25 mg Mometasone (Asmanex Twisthaler)
Parenteral: 50 mg/ml untuk suntikan. lnhalan: 220 mcA/aktuasi dalam 14, 30,60, 120
Epinephrine (generik, Adrenalin) unit dosis
lnhalan: 1; 1, 10 mg/mL untuk nebulisasi; 0,22 Triamcinolone (Azmacort)
mg/semprotan aerosol basa epinefrin Aerosol: 100 mca/semprot dalam tabung berisi
Parenteral: 1: 10000 (0,1 mg/mL), 1:1000 (1 mg/ 240 dosis
mL)
Formoterol (Foradil) PrNcHnManr LeuxornrEH
lnhalan: bubuk inhalan 12 mcA/unit Montelukast (Si ngulai r)
lsoetharine (generik) Oral: tablet 10 mg; tablet kunyah 4, 5 mg; 4 mgl
lnhalan: larutan 1% untuk nebulisasi granul paket
lsoproterenol (generik, lsuprel) Zafi rl ukast (Acco ate)
I

lnhalan: 0,5; 1Vo untuk nebulisasi; 80, 131 mcg/ Oral: tablet 10, 20 mg
semprotan aerosol Zileuton (Zyflo)
Parenteral: 0,02; O,2 mg/mL untuk suntikan Oral:tablet 600 mg
Leval buterol (Xenopex)
lnhalan: larutan 0,31; 0,63; 1,25 mg/3 mL Knouor-vn Nnrnlum DAN NEDoKRoMIT NATRIuM
Metaproterenol (Alupent, generik) Cromolyn sodium
lnhalan: aerosol 0,65 mg/semprotan aerosol Aerosol paru (generik, lntal): 800 mcg/semprot
dalam tabung 7, 14 g; 0,4; 0,5; 5% untuk dalam tabung berisi 200 dosis; 20 mgl2 mL
nebulisasi untuk nebulisasi (untuk asma)
Pirbuterol (Maxair) Aerosol hidung (Nasalcrom): 5,2 mg/semprot
lnhalan: aerosol 0.2 mg/semprot aerosol dalam (untuk hay fever)
tabung berisi 80, 300 dosis Oral (Gastrocrom): konsentrat 100 mg/5 mL
Salmeterol (Serevent) (untuk alergi saluran pencernaan)
Aerosol inhalan: 25 mca salmeterol basa/ Nedocromil sodium (Tilade)
semprot dalam tabung berisi 60, 120 dosis Aerosol paru: 1,75 mg/semprot dalam tempat
Bubuk inhalan: 50 mcA/unit berisi 1 04 dosis-terukur
Salmeterol/Fluticasone (Advair Diskus)
lnhalan: 100, 250, 500 mcA fluticasone + 50 mcA Mrnununru: Tronul DAN DERNAT
salmeterol/unit Aminophylline (theophyl line ethylenediamine,
Terbutaline (generik, Brethine) 79% theophylline) (generik)
Oral: tablet 2,5; 5 mg Oral: cairan 105 mg/5 ml; tablet 100, 200 mg
Parenteral: 1 mg/mL untuk suntikan Rektal: suppositoria 250,500 mg
Parepteral: 250 mg/i0 ml untuk suntikan
KonnrosrenorD AERosor (uurr tucl Bns 39.) Theophylline (generik, Elixophyllin, 5lo-Phyllin,
Beclomethasone (QVAR) Uniphyl, Theo-Dur, Theo-24, dan lain-lain)
Aerosol: 40, 80 mcA/semprot dalam tabung
berisi 100 dosis
(berlanjut)
338 / BAB 20

Oral:tablet 100, 125, 200, 250, 300 mg; kapsul Oral: ekuivalen dengan tablet theophylline 64,
100, 200 mg; eliksir, !;irup dan larutan 25,7 127,254,382 mg; sirup 32, 64 mg/5 mL
dan 50 mg/5 mL Pentoxifylline (generik, Trental)
Oral sustained-release,8-12 jam: kapsul 50, 60, Oral: tablet dan tablet lepas-terkontrol 400 mg
75, 100, 125,250,300 mg Perhatian: Pentoxifylline, pada labelnya, hanya
Oral sustained-release, 8-24 jam: tablet 100, digunakan untuk klaudikasio intermiten.
200,300,450 mg
Oral timed-release, 12 jam: kapsul 125,13O,250, Osnr-osnr AunuusxanrrurK vANG Drcuunrnn olurvr
260, 300 mg Asnrtn
Oral timed-release, 12-24 jam: tablet 100, 200, lpratropium (generik, Atrovent)
300 mg Aerosol: 17 (bebas-freon), 18 mca/semprot
Oral timed-release, 24 jam: tablet dan kapsul dalam inhaler berisi 200 dosis-terukur;
100, 200, 300 mg;tablet 400, 600 mg 0,02% (500 mcA/vial) untuk nebulisasi
Parenteral: tabung berisi 200,400, 800 mg, Semprotan nasal: 21, 42 mcg/semprotan
theophylline dan 5% dekstrosa untuk Tiotropium (Spiriva)
suntikan Aerosol: 18 mcg/semprot dalam 6 pak

Menunnnr Lltt'tuvn ANflsoor


Dyphylline (generik) Omalizumab (Xolair)
Oral: tablet 200, 400 mg; eliksir 33,3 mg/5 mL Bubuk untuk suntik subkutan, 202,5 mg
Oxtriphylline (9enerik, Choledyl)

REFERENSI Wilson AM et al: Anti-inflammatory effects of once claily low dose


inhaled ciclesonide in mild to moderate asthmatic patients.
Patofisiologi Penyakit Jalan Napas Allergy 2006;61:537.

Mazzone SB, Canning BJ: Central nervous system control of the Agonis Beta
airways: Pharmacological implications. Curr Opin Pharmacol Kelly HW, Harkins MS, Boushey M: The role of inhaled long-
2002;2:220. acting bets-2 agonists in the management of asthma. J Natl
Spina D, Page CP: Pharmacology of airway irritability. Curr Opin Med Assoc 2006;98:8.
Pharmacol 200?;2:264. Maneechotesuwan K et al: Formoterol attenuates neuhophilic
airway inflarnrnation in asthrna. Chest 2005;1.28:1936.
Methylxanthine
Nakano J et al: Aminophilline supresses the release of chemical Obat-Obat Anti muskari nik
mediators in treatrnent of acute asthma. Respir Med Lee AM, Jacoby DB, Fryer AD: Selective muscarinic reseptor
2006;'100:542. antagonists for airway diseases. Curr Opin Pharmacol
Page CP: Recent advances in our understanding of the use of 2007;7:223.
theophylline in the heatment of astluna. J Clin Pharrnacol
7999;39:237. In hi bito r Ja Iu r Leu kotrien
Biernacki WA et al: Effect of montelukast on exhaled leukotrienes
Cromolyn & Nedocromil and qualig of life in asthmatic patients. Chest 2005;128:1958.
Guevara J et al: Inhaled corticosteroids versus sodium cromogly- Calhoun WJ: Anti-leukolrienes for asthma. Curr Opin Pharmacol
cate in children and adults with asthma. Cochrane Database 200].;-i.:230.
Syst Rev 2006;2:CD003558. Krawiec ME, Wenzel SE: Leukohiene inhibitors and non-steroidal
Yoshihara S et al: Effects of early intervention with inhaled sodium therapies in the treatment of asthma. Exp Opin Invest Drugs
cromoglycate in childhood asthma. Lung 2006;184:63. 200-1,;2:47.

Kortikosteroit Obat-Obat Asma Lain


Boushey HA et al: Daily versus as-needed corticosteroids for milcl Bames J: Novel signal hansduction modulators for the treatment
persistent asthma. N Engl J Med 2005;352:1519. of airway diseases. Pharmacol Ther 2006;109:238.
Suissa S et al: Low-dose inhaled corticosteroids and the prevention Bryan SA et al: Novel therapy for asthma. Exp Opin Invest Drugs
of death from asthma. N Engl J Med 2000;343:322. ?n00;9:25.
OBAT YANG DIGUNAKAN PADA ASMA / 339
Leckie M| et al: Effects of an interleukin-S blocking monoclonal Walker S et at Anti-IgE for chronic asthma in adults and children.
antibody on eosinophils, airway hyper-responsiveness, and Cocfuane Database Syst Rev 2006;2:CD003559.
the late asthmatic response. Lancet 2C[0;456:AM.
Lock SH et al Double-blin4 placebo<ontrolled study of cyclosp- Penaialaksanaan Klinis Penyakit talan Napas
orin A'as a corticosteroid-sparing agent in corticosteroid- Bames PJ: Drugs for asthma. Br J Pharmacol 2006;147(Suppl 1):
dependent asthma. AmJ Respir Crit Care Med 1996;153:509.
s297.
Patacchini & Maggi CA: Peripheral tachykinin receptors as targets
Tattersfield AE et al: Asthma. Lancet 2002;360:1313.
for new drugs. Eur J Phatmacol2007;429:13.
340

Anda mungkin juga menyukai