Anda di halaman 1dari 3

10. HISTAMIN.

Histamin termasuk dalam golongan amino biogenik dan disintesis dari asam
amino histidin. Histamin ini dihasilkan oleh sel mast, basophil, platelets, neuron
histaminergik, dan sel enterokromafin, yang mana histamin ini disimpan di dalam vesikel
intraseluler dan dilepaskan pada saat terdapat rangsangan. Histamin merupakan mediator
yang poten untuk terjadinya berbagai reaksi biologis. Histamin bekerja dengan cara
berikatan dengan reseptornya.

a. Struktur
Histamin adalah 2-(4-imidazol) etilamin, didapatkan dari tanaman ataupun
jaringan hewan yang merupakan komponen dari beberapa racun dan sekresi sengat.
Histamin dibentuk dari dekarboksilasi asam amino L-histidin, yang reaksinya
dikatalis oleh enzim histidin dekarboksilase dan memerlukan piridoksal posfat
sebagai kofaktor.

b. Metabolisme
Histamin dapat dimetabolisme dengan 2 cara yaitu, melalui deaminasi oleh
DAO (atau dulu dikenal dengan histaminase) atau melalui metilasi oleh histamine-N-
methyltransferase (HNMT). Diamin oksidase terdapat dalam membran plasma sel
epitel dan dapat disekresikan ke dalam sirkulasi sehingga diduga bertanggungjawab
dalam degradasi histamin ekstraseluler, sedangkan HNMT terdapat dalam sitosol dan
hanya dapat mendegradasi histamin intraselule

c. Target Organ (Reseptor histamin)


Histamin didistribusi secara luas di seluruh tubuh, dengan konsemtrasi yang
tinggi terdapat pada paru-paru, kulit dan saluran pencernaan, histamin berperan
terhadap patofisiologi penyakit alergi, diantaranya rhinitis, urtikaria, asma dan
anafilaksis. Ada empat jenis reseptor histamin, namun yang dikenal secara luas hanya
reseptor histamin H1 dan H2. Reseptor H1 ditemukan pada neuron, otot polos, epitel
dan endotelium. Reseptor H2 ditemukan pada sel parietal mukosa lambung, otot
polos, epitelium, endotelium, dan jantung. Sementara reseptor H3 dan H4 ditemukan
dalam jumlah yang terbatas. Reseptor H3 terutama ditemukan pada neuron
histaminergik, dan reseptor H4 ditemukan pada sum-sum tulang dan sel hematopoitik
perifer

d. Efek pada Tubuh


Histamin berperan penting dalam kehidupan manusia, dengan bermacam-
macam efek biologis melalui emoat tipe reseptor. Ini terkait pada proliferasi dan
diferensiasi sel, hematopoiesis, perkembangan embrioni, regenerasi dan penyembuhan
luka. Pada system pusat mamalia, histamin di produksi neuron berlokasi secara
eksklusif di nucleus tuberomamilar hypothalamus posterior dengan akson yang
mengirimnkan histamin pada korteks temporal dan frontal dan tempat lain di otak.
histamin terkait dengan regulasi fungsi dasar tubuh melalui H1. Fungsi ini termasuk
dalam siklus mengantuk dan lemah, homoeostasis endokrin dan energi, kognisi, dan
memori.

e. Penyakit Yang Berkaitan


Histamin memiliki peranan yang penting dalam patofisiologi penyakit alergi.
Histamin adalah amina dasar yang dibentuk dari histidin oleh histidine
dekarboksilase. Histamin ditemukan pada semua jaringan, tetapi memiliki konsentrasi
yang tinggi pada jaringan yang berkontak dengan dunia luar, seperti paru-paru, kulit,
dan saluran pencernaan. Urtikaria dan rhinitis alergi merupakan dua penyakit alergi
yang sering menyebabkan gangguan pola tidur dan mempengaruhi aktivitas sehari-
hari. Pada kondisi yang berat, kelainan ini dapat mempengaruhi kualitas hidup
seseorang, mulai dari gangguan fisik, gangguan emosional, gangguan aktivitas

seksual, terbatasnya aktivitas sosial, dan mempengaruhi pekerjaan.3,4 Angka kejadian


urtikaria kronis diperkirakan 0,1-3% dari keseluruhan populasi di Eropa dan Amerika.
Di dunia prevalensinya diperkirakan sekitar 0,5% dan angka ini tidak berbeda secara

signifikan pada komunitas yang berbeda.3 Di seluruh dunia diperkirakan 12% sampai
22% orang pernah mengalami gejala urtikaria sekurang-kurangnya satu kali selama
hidup. Salah satu golongan obat yang selalu dipakai dalam penanganan urtikaria

adalah antihistamin.2 Difendramin merupakan obat yang pertama kali digunakan,


yang efektif pada urtikaria kronis.

Referensi :

Sari, Fesdia dkk. Antihistamin terbaru dibidang dermatologi. Fakultas Kedokteran


Universitas Andalas.

Tabri, Farida. 2016. Antihistamin H1 Sistemik pada Pedia Trik Dalam Bidang Dermatologi
Fakultas kedokteran Universitas Hasssanuddin. Makassar

Adiguna, Swastika. Prima, Sudarsa. Histamine Intolerance

Arifin Gunawijaya, Fajar. Manfaat Penggunaan Antihistamin Generasi Ketiga. Bagian


Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta

Anda mungkin juga menyukai