Anda di halaman 1dari 3

Modul pembelajaran farmakologi

Jurusan Diploma-III Farmasi Poltekkes Permata Indonesia Yogyakarta

Modul Kuliah
Farmakologi II
A. Topik
Gangguan dan Obat Saluran pernafasan
B. Judul
Histamine dan antihistamin
C. Capaian pembelajaran:
1. Mampu memahami histamine dan antihistamin
2. Mampu memahami reaksi alergi, penggolongan reaksi alergi, gangguan alergi atas dasar IgE
3. Mampu menjelaskan aspek biofarmasi, farmakokinetik dan farmakodinamik obat antihistamin.
D. Pendahuluan
Dalam hidup sehari-hari, manusia tidak terpisah dengan makhluk lainnya baik hewan,
tumbuhan maupun benda-benda mikroskopik seperti debu, tungau, serbuk bunga sampai berbagai
makanan yang kita konsumsi sehari-hari seperti susu, telur, kacang-kacangan dan seafood. Alergi
merupakan suatu reaksi abnormal yang terjadi di tubuh akibat masuknya suatu zat asing. Pengobatan
gatal-gatal karena alergi dilakukan dengan jalan pemberian obat antihistamin yang banyak dijual secara
bebas.

Gambar 1. Mast-cell dan reaksi antigen-antibodi (Obat-obat penting, halaman 814)

Reaksi alergi (Latyn, alergi = berlaku berlainan) atau dengan kata lain disebut hiper
sensitivitas pada 1906 dicetuskan oleh Von Pirquet yang menggambarkan reaktivitas khusus dari tuan
rumah (host) terhadap suatu unsur eksogen, yang timbul pada kontak ke dua kali atau berikutnya.
Reaksi hiper sensitivitas ini meliputi sejumlah peristiwa auto-imun dan alergi serta merupakan kepekaan
berbeda terhadap suatu antigen eksogen atas dasar proses imunologi. Pada hakikatnya reaksi imun
tersebut, walaupun bersifat “merusak”, berfungsi melindungi organisme terhadap zat-zat asing yang
menyerang tubuh. Obat antihistamin berkhasiat untuk mengurangi efek histamin pada peristiwa
hipersensitivitas sehingga gejala alergi muncul lebih ringan. Hipersensitivitas terjadi akibat reaksi
berlebih antara antigen yang masuk dalam tubuh dengan antibody sehingga merangsang pelepasan
histamin dari sel-sel jaringan.
1. Histamin
Histamin adalah suatu amin nabati yang di temukan oleh dr.Paul Ehrich (1878) dan
merupakan produk normal dari pertukaran zat histidin. Asam amino ini masuk kedalam tubuh terutama
lewat daging dan di jaringan (juga di usus halus) diubah secara enzimatis menjadi histamin
(dekarboksilasi). Hampir semua organ dan jaringan memiliki histamin dalam keadaan terikat dan inaktif,
yang terutama terdapat di sel-sel Tertentu. Mast cells’ atau Mastocyt ini (ing. Mast = menimbun)
menyerupai balon-balon kecil yang penuh dengan gelembung yang di timbun dengan histamin dan zat-
zat mediator lain. Sel-sel ini dapat di temukan tepat di bagian tubuh yang bersentuhan dengan dunia
luar, yakni di kulit, mukosa dari mata, hidung, saluran nafas, (bronchia, paru-paru) dan usus, juga
Modul pembelajaran farmakologi
Jurusan Diploma-III Farmasi Poltekkes Permata Indonesia Yogyakarta

dalam leukosit basofil darah. Dalam keadaan bebas aktif juga terdapat dalam darah dan otak, dimana
histamin bekerja sebagai neurotransmitter. Di luar tubuh manusia , histamin terdapat dalam bakteri,
tanaman (bayam,tomat) dan makanan (keju tua).
Histamin dapat dibebaskan dari mast-cells oleh bermacam-macam faktor, misalnya oleh suatu
reaksi alergi (penggabungan antigen-antibody), kecelakaan dengan cedera serius dan sinar UV dari
matahari. Selain itu, dikenal pula zat-zat kimia dengan daya membebaskan histamin (‘Histamine
liberators’), Seperti racun ular dan tawon, enzim proteolitis dan obat-obatan tertentu (morfin dan
koderin, tubokurarin, klordiazepoksida). Histamin memegang peran utama pada proses peradangan dan
pada sistem daya tangkis. Kerjanya berlangsung melalui dua jenis reseptor, yakni reseptor H1, dan H2.
Reseptor H1 secara selektif di blok oleh antihistaminika (H1-blockers), dan reseptor H2 oleh penghambat
asam lambung (H2-Blockers).
Dalam keadaan normal keadaan histamin dalam darah hanya rendah, 50 mg/l sehingga tidak
menimbulkan efek baru bila mast-cells di rusak membrannya sebagai akibat dari salah satu faktor
tersebut diatas, maka dibebaskanlah banyak histamin sehingga efek itu menjadi nyata. Setelah
melakukan kegiatannya, kelebihan histamin di uraikan oleh enzim Histaminase dan juga terdapat dalam
jaringan. (Tjay T.H & Raharja K., 2002). Peran Histamin dalam system biologi tubuh manusia seperti
berikut:
1. Mengatur kontraksi otot polos bronchi , usus dan rahim.
2. Vasodilatasi semua pembuluh dengan penurunan tekanan darah .
3. Memperbesar permiabilitas kapilar untuk cairan dan protein , dengan akibat oedema ,dan
pengembangan mukosa.
4. Hipersekresi ingus dan air mata, ludah,dahak dan asam lambung.
5. Stimulasi ujung saraf dengan erytema dan gatal-gatal.
2. Anti histamine
Antihistaminika adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin
terhadap tubuh dengan jalan memblokir reseptor histamin (penghambatan saingan). Pada awalnya,
hanya dikenal 1 jenis antihistaminikum tetapi setelah ditemukannya jenis reseptor khusus pada tahun
1972, yang disebut reseptor-H2, maka secara farmakologis reseptor histamin dapat dibagi dalam 2 tipe,
yaitu reseptor-H1 dan reseptor-H2. Berdasarkan penemuan antihistaminika juga dapat dibagi menjadi
2 kelompok, yakni antagonis reseptor-H1 (singkatnya disebut H1-blokers atau antihistaminika) dan
antagonis reseptor-H2 (H2-blokers, zat penghambat asam).
H1-blokers (‘antihistaminika’) memblokir reseptor-H1 dengan menyaingi histamin pada
reseptornya di otot licin dinding pembuluh dan dengan demikian menghindarkan timbulnya reaksi alergi.
Khasiat lainnya menciutkan bronchi, saluran cerna, kandung kemih dan rahim, terhadap ujung saraf
(gatal-gatal, flare reaction) serta terhadap efek histamin pada kapiler. Kebanyakan antihistaminka
termasuk dalam kelompok ini.
H2-blokers (penghambat asam). Obat-obat dari kelompok ini menghambat secara selektif efek
histamin terhadap reseptor-H2 dilambung dengan jalan persaingan. Efeknya adalah berkurangnya
hipersekresi asam klorida, juga mengurangi vasodilatasi dan turunya tekanan darah. Sejauh ini khusus
digunakan pada terapi tukak lambung dan usus guna mengurangi sekresi HCl dan pepsin, juga sebagai
tambahan pada terapi dengan prednison. Pengahambat asam yang banyak digunakan adalah simetidin,
ranitidin, famotidin, nizatidin dan roxatidin (Roxan, Roxit) (Tjay T.H & Raharja K., 2002).
Sifat antikolinergik pada kebanyakan antihistamin menyebabkan mulut kering dan
pengurangan sekresi, membuat zat ini berguna untuk mengobati rinitis yang ditimbulkan oleh flu.
Antihistamin juga mengurangi Rasa gatal pada hidung yang menyebabkan penderita bersin. Banyak
obat-obat flu yang dapat di beli bebas, mengandung antihistamin, yang dapat menimbulkan rasa
mengantuk. Klien harus menyadari hal ini dan tidak mengendarai mobil atau menjalankan mesin yang
bisa membahayakan jika memakai obat yang mengandung antihistamin. (Kee & Hayes, 1996).
Modul pembelajaran farmakologi
Jurusan Diploma-III Farmasi Poltekkes Permata Indonesia Yogyakarta

3. Gangguan alergi dan penyebabnya


1. Alergi makanan: ikan, udang, kerang, daging babi, putih telur, dan susu sapi, zat-zat tambahan.
2. Eksim
atopis (= dermatitis atopis, timbul pada individu yang berdasarkan keturunan terdisposisi),
misalnya alergi makanan, muncul pada bayi, lalu membaik dengan bertambahnya usia, dapat muncul
lagi pada usia dewasa dalam bentuk asma, rhinitis atau alergi makanan. Contoh allergen: putih telur,
kacang tanah, susu sapi. Pengobatan: salep/krem mengandung Liquor Carbonis Detergens yang
berkhasiat antiradang dan anti gatal, kalau perlu digunakan krim kortikosteroid (hidrokortison 1-2%,
triamcinolone 0,05-0,1%.
kontak (alergi lambat), berdasarkan reaksi alergi lambat (Tipe IV) berkaitan dengan pekerjaan,
perhiasan atau benda yang digunakan perhiasan, zat kimia (formaldehid, cat rambut, zat warna), obat
(perubalsem, kloramfenikol), minyak wangi dan zat pengawet dalam kosmetika. Penanganan:
menghindari allergen penyebab dan mengobati gejalanya dengan krem kortikosteroida.
3. Asthma bronchiale
peningkatan jumlah granulosit eosinofil dalam darah dan ludahnya. Pernapasan dipersulit oleh
penyempitan bronkhia akibat reaksi antigen-IgE dan terlepasnya mediator dengan efek
bronkhokontriksi, pembengkakan mukosa, banyak dahak dan kejang-kejang. Lihat obat-obat asma.
4. Rhinitis alergika (demam merang = hay fever)
adalah radang mukosa hidung yang paling sering terjadi, sering kali disertai radang selaput ikat
mata (conyunctivitis). Gejalanya: selesma berat, banyak ingus dan air mata, bersin, hidung mampat, dan
gatal-gatal di sekitar mata dan hidung. Umumnya gejala bertahan lebih dari 4 Minggu atau sering
kambuh. Terutama diderita pada 5-45 tahun da sesudahnya dapat berkurang atau hilang dengan
sendirinya. Penyebabnya: polen, debu rumah, tungau, spora jamur, serpihan kulit binatang atau bahan
makanan.
E. Kesimpulan
Histamin adalah suatu amin nabati yang merupakan produk normal dari pertukaran zat histidin.
Hampir semua organ dan jaringan tubuh memiliki histamin dalam keadaan terikat dan inaktif, terutama
terdapat di sel-sel organ seperti kulit, mukosa dari mata, hidung, saluran nafas, (bronchia, paru-paru)
dan usus, juga dalam leukosit basofil darah. Antihistamin adalah zat yang memblok reseptor histamine
sehingga menghilangkan efeknya atas organ
F. Kuis 1
1. Apa yang dimaksud dengan histamine secara kimia dan mengapa dia penting bagi tubuh manusia?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reaksi alergi
3. Mengapa antihistamin dapat mengurangi efek histamine?
G. Referensi
Gunawan, Gan Sulistia. 2009. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Katzung, BG., Basic and Clinical Pharmacology Rang, HP., Dale, MM., Ritter, JM., Moore, PK, 2003
Pharmacology, 5th ed, Churchill Livingstone Lullmann, H., et al, 2000, Color Atlas of Pharmacology,
Thieme, New York
Tjay, Tan Hoan. Raharja, Kirana. 2002. Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek
Sampingnya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Anda mungkin juga menyukai