Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FARMAKOLOGI

HISTAMIN

Mata Kuliah: Farmakologi

Dosen Pengampu:

Sarah Zielda Najib. S.Farm.,M.Si., Apt

Disusun oleh:

Evy Cahayawati (1801014)

Aprilia Eka Putri (1801015)

Widya Wulandari (1801018)

AKADEMI FARMASI YANNAS HUSADA


BANGKALAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah Farmakologi sesuai dengan
waktu yang telah diberikan, dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan namun demikian penyusun telah berusaha semaksimal mungkin agar
hasil dari tulisan ini tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang ada.

Atas dukungan dari berbagai pihak akhirnya penunyusun bisa menyelesaikan


makalah ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Dosen yang mengajar mata kuliah Farmakologi yang memberikan pengajaran
dan arahan dalam penyusunan makalah ini, dan tidak lupa kepada teman-teman
semua yang telah ikut berpartisipasi membantu penyusun dalam upaya penyusunan
makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan mudah-mudahan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Bangkalan, 24 November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..…….i

KATA PENGANTAR………………………………………………………..……..ii

DAFTAR ISI………………………………………………………...………..…….iii

BAB I PENDAHULUAN…………………….…………………………….............1

1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………...........1


1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………...1
1.3 TUJUAN………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..3

2.1. DEFINISI HISTAMIN…………………………………………………..3


2.2. FARMAKODINAMIK PADA SISTEM
KARDIOVASKULER…..….5
2.3. HISTAMIN ENDOGEN DAN
EKSOGEN…………………………….9
2.4. FUNGSI
HISTAMIN……………………………………………………..9

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….…11

3.1.KESIMPULAN………………………………………………………………..11

3.2.SARAN…………………………………………………………………………11

DAFTARPUSTAKA……………………………………………………………..…12

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awal abad ke-19, histamine diisolasi dari jaringan hati dan poaru-paru segar.
Histamine juga ditemukan pada berbagai jaringan tubuh. Oleh karena itu, senyawa ini
dinamakan histamine (dari kara hitos, yang berarti jaringan). Histamine merupakan
poroduk dekarboksilasi dari asam amino histidin. Dalam tubuh manusia, histamine
terdapat da;lam semua jaringan. Konsentrasi histamine tertinggi terdapat dalam paru-
paru, kulit, dan saluran cerna.

Histamin adalah turunan β-imidazoliletilamin yang pada dasarnya terdapat di


dalam seluruh jaringan mamalia. Kerja fisiologis utama histamine berpusat pada
system kardiovaskular, otot polos nonvascular, kelenjar eksokrin, dan medula
adrenal. Dalam pengetahuan umum , histamine berperan penting sebagai komponen
“pembawa kimia” pada berbagai jalur yang terlibat dalam organism multiseluler,
yang memungkinkan berkomunikasi secara efektif dan efisien. Keterbatasan histanin
dalam mediasi reaksi alergi dan hipersensitivitas serta regulasi sekresi asam lambung
memicu pengembangan golongan obat penting yang berguna dalam pengobatan
gejala-gejala yang disebabkan oleh gangguan alergi dan hipersektretori lambung.
(Wilson & Gisvold)
1.2 Rumusan Masalah
1 Apakah pengertian dari histamine?
2 Bagaimanakah farmakodinamik histamine pada sistem kardiovaskular?
3 Apakah pengertian dari histamin endogen dan eksogen?
4 Apa sajakah fungsi histamine?
1.3 Tujuan Penulisan
1 Untuk mengetahui apa pengertian dari histamine
2 Untuk mengetahui bagaimana farmakodinamik histamine pada sistem
kardiovaskular

1
3 Untuk mengetahui apakah pengertian dari histamin endogen dan eksogen
4 Untuk mengetahui apa saja fungsi histamine

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI HISTAMIN


Histamin adalah senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh, yaitu pada
jaringan sel mast dan peredaran basofil, yang berperan terhadap berbagai proses
fisiologis yang penting. Histamin dikeluarkan dari tempat pengikatan ion pada
kompleks heparin-heparin dalam sel mast sebagai hasil reaksi antigen-antibodi bila
ada rangsangan senyawa allergen. Senyawa allergen dapat berupa spora, debu rumah,
sinar UV, cuaca, racun, tripsin, dan enzim proteolitik lain, deterjen, zat warna, obat
makanan dan beberapa turunan amina. Histamin merupakan produk dekarboksilasi
dari asam amino histidin. Histamine juga dapat diartikan

IUPAC name Nama IUPAC


2-(1 H -imidazol-4-yl)ethanamine 2 - (1 H-imidazol-4-il) etanamina

Pelepasan histamine terjadi akibat :

 Rusaknya sel

Histamine banyak dibentuk di jaringan yang sedang berkembang dengan cepat atau
sedang dalam proses perbaikan, misalnya luka

 Senyawa kimia

3
Banyak obat atau zat kimia bersifat antigenic,sehingga akan  melepaskan histamine
dari sel mast dan basofil. Contohnya adalah enzim kemotripsin, fosfolipase, dan
tripsin.

 Reaksi hipersensitivitas

Pada orang normal, histamine yang keluar dirusak oleh enzim histamin dan diamin
oksidase sehingga histamine tidak mencapai reseptor Histamin. Sedangkan pada
penderita yang sensitif terhadap histamine atau mudah terkena alergi jumlah enzim-
enzim tersebut lebih rendah daripada keadaan normal.

 Sebab lain

Proses fisik seperti mekanik, thermal, atau radiasi cukup untuk merusak sel terutama
sel mast yang akan melepaskan histamin.

Histamin berinteraksi dengan reseptor yang spesifik pada berbagai jaringan target.
Reseptor histamine dibagi menjadi histamine 1 (H-1) dan histamine 2 (H-2).
Pengaruh histamin terhadap sel pada berbagai jaringan tergantung pada fungsi sel dan
rasio reseptor H-1 : H-2. stimulasi reseptor H-1 menimbulkan :

 Vasokonstriksi pembuluh-pembuluh yang lebih besar

 Kontraksi oto bronkus, otot usus dan otot uterus

 Kontraksi sel-sel otot polos

 Kenaikan aliran limfe

Stimulasi reseptor H-2 menimbulkan :

¨      Dilatasi pembuluh paru-paru

¨      Meningkatkan frekuensi jantung dan kenaikan kontraktilitas jantung

¨      Kenaikan sekresi kelenjar terutama dalam mukosa lambung

4
 Distribusi dan Biosintesis Histamin

 Terdapat pada hewan, tanaman maupun bakteri.

 Hampir semua jaringan mamalia mengandung histamin, paling banyak


tdpt pd mast cell.

 Jaringan yg banyak mengandung mast cell spt kulit, mukosa pd cab


bronkia, dan mukosa usus mengandung banyak histamin.

 Setiap mamalia yg mengandung histamin mampu mensintesisnya dari


histidine o/ L-histidine decarboxylase.

 Ada 2 macam jalur metabolisme histamin dlm tubuh manusia.

 Jalur metabolisme histamin pd manusia


 Jalur yang kiri adlh lebih banyak terjadi, yaitu metilasi cincin
membentuk N-methylhistamine. Kmdn diubah mjd N-
methylimidazolacetic acid yg dikatalisa o/ enzim MAO. Proses ini
dihambat o/ MAO inhibitor.
 Untuk jalur kanan, tdk terlalu penting karena metabolitnya nantinya
akan dikeluarkan beserta urin.
 Terdaptnya N-methylhistamine di dlm urin menunjukkan
kemungkinan terjadinya infeksi pd saluran genitourinary o/ bakteri yg
dpt mendekarboxilasi histidine. Jadi bkan karena adanya histamine
 Pd pasien dg mastocytosis tjd kelainan metabolisme histamine, shg
pad urine jg dijumapai adanya metabolit histamin

2.2. FARMAKODINAMIK PADA SISTEM KARDIOVASKULAR


 Terjadinya dilatasi kapiler sehingga terjadi kemerahan dan rasa panas di wajah
(blushing area ), pengaruh H1 lebih kuat dan cepat dibading H2
 Permeabilitas kapiler, histamin meningkatkan permeabilitas kapiler yang
menjadi efek sekunder terhadap pembuluh darah kecil, akibatnya protein dan

5
plasma keluar ke ruangan ekstrasel dan menimbulkan udem, efek ini jelas
terjadi pada reeseptor H1
 Triple response, bila disuntikan intra dermal akan timbul tiga tanda khas
yaitu : bercak merah setempat di sekeliling tempat suntikan, Flare yaitu
bercak menyebar 1-3cm dari bercak awal dengan warna lebih terang, udem
setempat pada lokasi penyuntikan
 Pembuluh darah besar, histamin cenderung menyebabkan konstriksi
pembuluh darah besar yang intensitasnya berbeda antara berbagai spesies,
kadang menutupi efek dilatasi kapiler sehingga justru terjadi resistensi perifer
 Jantung, histamin mempengaruhi elektrisitas dan kontraktilitas jantung.
Histamin mempengaruhi depolarisasi diastole di nodus SA sehingga
frekwensi denyut meningkat, memperlambat konduksi AV dan meningkatkan
otomatisitas sehingga rawan terjadi aritmia pada dosis besar. Umumnya
reseptor yang bekerja adalah H1, kecuali konduksi AV bekerja dengan H2

 Tekanan darah, efek vasodilatasi kapiler mengakibatkan penurunan tekanan


darah secara sistemik sehingga diwaspadai terjadinya syok pada pemakaian
histamin dosis besar
 Pada otot Polos non vaskular

Histamin merangsang atau menghambat kontraksi otot polos, kontraksi terjadi


karena aktivasi H1 sedangkan relaksasi terjadi akibat aktivasi H2, efek yang jelas
terjadinya bronkokonstriksi pada penderita asma

 Pada Kelenjar eksokrin

Histamin dalam dosis rendah akan klebih berpengaruh pada asam lambung
daripada tekanan darah, blokade pada reseptor H2 tidak hanya menurunkan produksi
asanm lambung tetapi juga mengurangi efek gastrin atau aktivitas vagal

 Pada Ujung syaraf sensoris

6
Terjadinya nyeri dan gatal seperti efek flare sebagai akibat refleks akson, ini
merupakan cara kerja H1 dengan merangsang ujung saraf sensoris Pada medula
adrenal dan ganglia. Histamin dalam dosis besar juga merangsang sel kromafin
medula adrenal dan sel ganglion otonom

Mekanisme Kerja

• Aktivasi H1:

- Peningkatan Ca intrasel

- Fosfolipase

- EDRF ® NO ® Vasodilatasi ® c GMP

- Fosfoinositol + me Ca intrasel ®

vasokonstrisi

• Aktivasi H2:

- peningkatan c AMP lambung, jantung dan

sel imun

• Aktivasi H3:

- menurunkan histamin ® me influks Ca

• Aktivasi H4:

- meningkatkan Ca

• Sistem kardiovaskular :

7
Dilatasi kapiler à kemerahan & panas di wajah

– H1 à cepat & singkat


– H2 à lambat & lb lama
• Permiabilitas kapiler : ( terutama H1 )
– Meningkat à prot. & cairan plasma keluar ke ekstrasel à udem
• Triple respon : Bercak merah, flare ( kemerahan lb terang ), udem setempat
( wheal )
• Pembuluh darah besar à konstriksi

2.3.HISTAMIN ENDOGEN DAN EKSOGEN


1. HISTAMIN ENDOGEN

Histamin berperan penting dalam respon fisiologis dan patologis terutama pada
anafilaksis, alergi, trauma dan syok, histamin juga sebagai mediator sekresi cairan
lambung dan mungkin berperann dalam regulasi mikroserkular Histamin endogen
terdapat di hampir semua jaringan tubuh mamalia, semua sel mamalia memprodoksi
histamin, misalnya leukosit dapat membentuk histamin dari histidin, enzim
pembentuknya disebut L- histidin dekarboksilase. Produksi dan aktivasi terjadi pada
mast cell dan basofil.

Fungsi histamin endogen antara lain:


 reaksi anafilaksis dan alergi
 pelepasan histamin oleh zat kimia dan obat, beberapa zat bersifat antigenik
sehingga mengaktivasi mast cell dan basofil, zat tersebut diantaranya enzim
kimotripsin lipase, beberapa surface actve agents seperti detergen, garam
empedu , racun atau endotoksin, polipeptida alkali, zat deng berat molekul
tinggi, zat bersifat basa seperti morfin, kodein , antibiotik dan media kontras
 pelepasan histamin oleh sebab lain, seperti radiasi, thermal, fisik atau mekanik
cukup dapat mengaktivasi nast cell untuk melepoaskan histamin

8
 pertumbuhan dan perbaikan jaringan
 sekresi cairan lambung

2. HISTAMIN EKSOGEN

Histamin ini diperoleh dari daging dan bakteri dalam ususs yang membentuk
histidin dan histamin Farmakokinetik histamin eksogen terjadi dalam dua jalur yaitu
metilasi oleh histamin –N-metil transferase menjadi N- metilhistamin, deaminasi oleh
histaminase atao diaminooksidase yang non spesifik menjadi asam imidazol asetat
Intoksikasi jarang terjadi namun gejala yang umum adalah vasodilatasi, tekanan darah
turun sampai syok, gangguan penglihatan dan sakit kepala ( histamin cepalgia )
Sediaan berupa histamin fosfat injeksi 0,275 atau 0,55 mg/ml, dengann indikasi
sebagi berikut :
 Penetapan kemampuan asam lambung ( stress test pada lambung )
 Tes integritas serabut syaraf sensoris
 Tes reaktivitas bronkus
 Diagnosis feokrositoma
2.4. FUNGSI HISTAMIN

 Fungsi fisiologis sbg mediator yg tersimpan dlm mast cell dan dilepaskan
karena adanya interaksi antara antigen dan IgE di permukaan mast cell
(respon immediate hypersensitivity dan allergy)

 Aksi histamin pd otot polos bronkial dan pembuluh darah merupakan bagian
dr simtom allergi.

 Berperan penting dlm regulasi sekresi asam lambung dan merupakan


modulator pelepasan neurotransmitter.

 Histamin dpt dilepaskan karena obat, protein, bisa dan senyawa lain. Dpt
menyebabkan reaksi anaphylactoid, “red man syndrom” dan hipotensi.

9
 Histamin dpt jg dilepaskan krn faktor2 lain spt dingin, kolinergik, sinar
matahari ataupun kerusakan sel yg tdk spesifik.

GASTRIN

Sel gastrin merupakan salah satu sel enteroendokrin yang terletak dalam
antrum pilorus dan berfungsi menyekresi hormon gastrin. Gastrin disekresi saat
terjadi rangsangan seperti makanan (protein, kafein, cabe merah dan alkohol) serta
rangsangan vagus. Gastrin dilepaskan secara eksositosis ke dalam darah dan diangkut
ke sel parietal. Gastrin berinteraksi dengan reseptor CCK2 (CCK2R) pada sel
enterochromaffin-like (ECL), dan melepaskanhistamin yang kemudian berinteraksi
dengan sel parietal untuk menginduksi sekresi asam lambung. Selain itu gastrin
merangsang sekresi enzim pankreas, aliran empedu hati, tonus istirahat sfingter
esofagus bagian bawah, tetapi menghambat pengosongan lambung. Kekurangan
gastrin dapat menyebabkan terjadinya hipoklorhidria. Kelebihan gastrin dapat terjadi
beberapa keadaan inflamasi lambung seperti gastritis dan ulkus peptikum serta
adanya tumor pankreas gastrinoma (sindrom Zollinger-Ellison). Obat-obat yang dapat
mempengaruhi gastrin yaitu Omeprazole, Antacids, Pirenzepine, Muscarinic
Antagonists, H2 Antagonists,(Bismuth, Metronidazole, Tetracycline, Clarithromycin,
dan Amoxicillin)

10
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Histamin adalah suatu zat mediator yang terdapat di dalam sel-sel mast dan
leukosit basofil, yang dapat mencetuskan alergi dan inflamasi,dan di tempat tersebut
tesimpan dalam bentuk terikat pada heparin dan protein besar.

Obat yang digunakan untuik melawan atau memblokir pekerjaan histamin, maka
dapat menyebabkan terjadinya allergi  dan anafilaktik. Kebanyakan antihistaminic
mempunya efek ikutan menidurkan (ngantuk).

histamine dapan memberikan efek terjadinya otot polos dan kelenjar secara local
maupun menyebar. Autakoid ini menyebabkan kontraksi berbagai otot polos,
misalnya otot polos pada bronkus dan usus, tetapi dengan kuat merelaksasikan otot
polos pada pembuluh darah kecil.

3.2. Saran

Selaku mahasiswa dan penyusun makalah ini menyarankan kepada para pembaca
untuk memberikan saran yang membangun agar para pembuat makalah yang akan
datang, jauh lebih baik lebih sempurna dari makalah-makalah sebelumnya, karena
penulis menyadari makalah masih jauh dari kesempurnaan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arya, Arif.2011.1 HISTAMIN.https://www.scribd.com/doc/55785391/1-HISTAMIN


diakses pada tanggal 24 November 2019 pukul 13.00 WIB

Unpacti, Andhy. 2014. Histamin dan Antihistamin.


https://www.google.com/amp/s/ardhydhye.wordpress.com/2015/01/26/histami
n-dan-antihistamin-ardhy-unpacti-mipa-farmasi/amp/ diakses pada tanggal 24
November 2019 pukul 12.35 WIB

12

Anda mungkin juga menyukai