Anda di halaman 1dari 21

Tourism Medical Laboratory

JUMLAH ANGKA KAPANG dan KHAMIR


PADA LOLOH CEM-CEM DESA PENGLIPURAN
BY : The 5th Group

Team Members :
1. Ni Luh Putu Sinta Dewi (P07134017 050)
2. Ulfa Diana Sari (P07134017 055)
3. Ni Made Sukma Wija Yanti (P07134017 058)
4. Sri Rahayu Pratiwi (P07134017 065
5. Ida Ayu Putu Sri Agung Bhaswari (P07134017 081)
Pengertian dan Latar Belakang

Jamu adalah obat tradisional Indonesia


Khasiat loloh sebagai minuman kesehatan yang dibuat dari tumbuhan, bahan hewan, bahan
diyakini oleh masyarakat Bali secara turun temurun, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
terlebih lagi setelah adanya kecenderungan dari bahan tersebut, yang secara turun temurun
masyarakat mencari alternative pengobatan alami telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. pengalaman.
Salah satu persyaratan utama suatu produk Menurut Suharmiati dan Handayani (1998),
pangan adalah memiliki aspek keamanan (food pencemaran mikroba pada produk-produk
safety) apabila dikonsumsi. Pencemaran bahan tradisional (termasuk jamu) dan produk makanan
makanan dan minuman oleh mikroba dapat terjadi pada umumnya bersumber dari bahan baku,
karena rendahnya praktek-praktek sanitasi dan pekerja, dan lingkungan pengolahan termasuk
higienis dari produk pangan dan juga merupakan peralatan produksi.
salah satu masalah utama dalam keamanan pangan
(P Ari Sandhi dkk, 2013). Angka Kapang/Khamir menunjukkan
adanya cemaran kapang/khamir dalam sediaan
yang diperiksa setelah cuplikan diinokulasikan pada
media lempeng yang sesuai dan diinkubasi pada
suhu 20- 25⁰C, diamati mulai hari ketiga sampai
hari kelima (Depkes RI, 2000).
Pengertian dan Latar Belakang
Lanjutan.....

Standar Mutu Berdasarkan Keputusan Kepala BPOM tentang persyaratan mutu obat tradisional No. 12 tahun 2014

a) Organoleptik e) Cemaran Logam Berat


Pengamatan dilakukan terhadap bentuk, rasa, bau, • Pb : ≤ 10 mg/kg atau mg/L atau ppm.
dan warna. • Cd : ≤ 0,3 mg/kg atau mg/L atau ppm.
b) Kadar air ≤ 10%. • As : ≤ 5 mg/kg atau mg/L atau ppm.
c) Cemaran mikroba • Hg : ≤ 0,5 mg/kg atau mg/L atau ppm.
• Angka Lempeng Total : ≤ 10-4 koloni/g. f) Bahan Tambahan
• Angka Kapang Khamir : ≤ 10-3 koloni/g. Penggunaan pengawet, pemanis, dan pewarna
• Escheria coli : negatif/g. diizinkan sesuai peraturan yang berlaku.
• Salmonella spp : negatif/g.
• Shigella spp : negatif/g.
• Pseudomonas aeruginosa : negatif/g.
• Staphylococcus aureus : negatif/g.
d) Aflatoksin total (aflatoksin B1, B2, G1 dan G2)
Kadar aflatoksin total = 20 dengan syarat aflatoksin
B1 = 5µg/kg.
Waktu dan Tempat

1 1.
Waktu

Jumat, 26 April 2019 : Pembuatan media SDA


2 Tempat

Tempat pengambilan sampel


(Sabouraud Dextrose Agar) dilakukan di daerah Bangli yaitu di Desa
2. Sabtu, 27 April 2019 : Pengambilan sampel ke- 1 Penglipuran. Praktikum dilaksanakan di
dan ke-2 dari pedagang di Desa Penglipuran dan Laboratorium Politeknik Kesehatan Denpasar
dilanjutkan dengan penanaman sampel 1 dan 2. Jurusan Analis Kesehatan.
3. Senin, 29 April 2019 : Pengamatan dan perhitungan
koloni.
4. Selasa, 30 April 2019 : Pembuatan media MHA
(Mueller Hinton Agar)
5. Rabu, 1 Mei 2019 : Pengambilan sampel ke-3, ke-
4, dan ke-5. Dilanjutkan dengan penanaman sampel ke
3,4, dan 5.
6. Jumat, 3 Mei 2019 : Pengamatan dan perhitungan
koloni
Alat dan Bahan

1 

Alat
Erlenmeyer
Gelas ukur


Korek api
Colony counter
Bahan
2 Aquadest steril.
Pipet ukur  Media SDA (Sabouraud
  Gelas beaker
Cawan petri Dextrose Agar).
  Gunting
Tabung reaksi  Media MHA (Mueller
  Benang
Inkubator Hinton Agar).
  Kertas buram
Rak tabung reaksi  Chloramphenicol.
  Autoclave
 Api Bunsen  Dextros .

Sampel
3 Sampel 1
Sampel 2
: Loloh Cem – cem Me Gasek
: Loloh Cem – cem Pak Kembar
Sampel 3 : Loloh Cem – cem Penglipuran
Sampel 4 : Loloh Cem – cem Ibu Kumil
Sampel 5 : Loloh Cem – cem Meme Nyampuh
Cara Kerja

1
Pembuatan Media SDA
Pembuatan Media SDA
(Sabouraud Dextrose Agar)
Media SDA
Dimasukkan
ditimbang Dihomogenkan
media ke dalam
Pembuatan media MHA sebanyak 65
Erlenmeyer
menggunakan Disterilkan Setelah di
gram, dan hotplate dengan dengan autoclave autoclave media
(Mueller Hinton Agar) chloramphenicol
kemudian
stirrer untuk selama 15 menit ditambahkan
dilarutkan
ditimbang membantu dengan suhu dengan 0,5 gram
dengan aquadest
sebanyak 0,5 melarutkan 121˚C. chloramphenicol.
sebanyak 1000
gram untuk 1000 media.
ml.
ml.
Pembuatan Kontrol

Penanaman Sampel

Perhitungan Jumlah Koloni


Cara Kerja
Lanjutan...

Pembuatan Kontrol
2 3
Pembuatan Media MHA

Ditimbang media MHA sebanyak 38


gram, dextrose sebanyak 20 gram, dan
0,5 gram chloramphenicol untuk 1000 ml. Didiamkan sampai
Disiapkan 1 buah membeku,
cawan petri dan diberi kemudian control
label control. dimasukkan ke
dalam incubator
dengan suhu 37 ˚C
Dihomogenkan menggunakan hotplate selama 2 x 24 jam.
dengan stirrer untuk membantu
melarutkan media.

Disterilkan dengan autoclave selama 15


menit dengan suhu 121˚C. Dipipet NaCl steril
sebanyak 1 ml ke Dihomogenkan
dalam cawan petri dan dengan membentuk
ditambahkan dengan angka 8 diatas meja
media SDA. sebanyak 12 kali.

Setelah di autoclave media ditambahkan


dengan 0,5 gram chloramphenicol.
Lanjutan….
Poliomeritis

4 Penanaman Sampel
Tabung reaksi disiapkan sebanyak 4 tabung, Kemudian masing – masing cawan petri yang
Dari tabung pengenceran 10-4 diambil 2 ml, 1 ml
dimana masing – masing tabung diisi dengan Nacl sudah berisi pengenceran ditambahkan dengan
dimasukkan ke dalam cawan petri yang berlabel
steril sebanyak 9 ml. Kemudian tabung diberi label media SDA dan dihomogenkan. Ditunggu hingga
10-4 dan dihomogenkan.
: 10-1, 10-2,10-3,10-4. sampel membeku.

Dari tabung pengenceran 10-3 diambil 2 ml,


kemudian dimasukkan 1 ml dimasukkan ke Sampel yang sudah membeku dimasukkan ke
Disiapkan cawan petri sebanyak 4 buah dan diberi
dalam cawan petri yang berlabel 10-3dan 1 ml dalam incubator dan diinkubasi dengan suhu 37
label : 10-1, 10-2,10-3,10-4.
dimasukkan ke dalam tabung pengenceran 10-4. ˚C selama 2 x 24 jam.
Kemudian dihomogenkan.

Disiapkan 1 pipet steril dan ball pipet. Setiap Dipipet sampel sebanyak 1 ml, kemudian
memipet sampel yang berbeda pipet steril diganti. dimasukkan ke tabung pengenceran 10-1.

Dari tabung pengenceran 10-2 diambil 2 ml, Dari tabung pengenceran 10-1 diambil sebanyak
kemudian 1 ml dimasukkan ke dalam cawan petri 2 ml sampel, 1 ml dimasukkan ke cawan petri
yang berlabel 10-2 dan 1 ml dimasukkan ke berlabel 10-1 dan 1 ml dimasukkan ke dalam
dalam tabung pengenceran 10-3. Kemudian tabung pengenceran 10-2. Kemudian
dihomogenkan. dihomogenkan.
Cara Kerja
Lanjutan....

5
Perhitungan Jumlah Koloni
Setelah 2 hari sampel dikeluarkan dari incubator, kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh dengan
alat colony counter. Koloni yang tumbuh berupa bercak atau titik berwarna putih.

Contoh :
HASIL PENGAMATAN
Table Pertumbuhan

Jumlah Kapang & Khamir sesuai Pengenceran


Sampel
10-1 10-2 10-3 10-4

Sampel 1 229 1 2 1

Sampel 2 30 11 0 0

Sampel 3 614 410 47 21

Sampel 4 315 43 10 0
PERHITUNGAN
Sampel Loloh Cemcem

•Sampel 1 ( Loloh Cem – cem Me Gasek)


Sampel 1 =
•Sampel 4 (Loloh Cem – cem Ibu Kumil)
Sampel 4 =

•Sampel 2 (Loloh Cem – cem Pak Kembar)


Sampel 2 = •Sampel 5 (Loloh Cem – cem Meme Nyampuh)
Sampel 5 =

•Sampel 3 (Loloh Cem – cem Penglipuran)


Samel 3 =
PEMBAHASAN

Loloh Cem Cem

Desa Penglipuran menjadi salah satu desa adat di Bali yang masih kuat menjaga tradisi, ritual adat dan
berbagai kearifan lokal lainnya, luasnya 112 hektar memiliki suasana yang sejuk dan asri serta tata ruang
pemukiman menganut trimandala, sangat tepat dengan namanya Penglipuran yang berarti penghibur
(G.R.Sugianti, 2016). Desa adat Penglipuran merupakan salah satu obyek wisata yang terkenal di Bali. Berjarak
sekitar 1 jam 15 menit dari pusat Kota Denpasar (Fitriyanto 2015).

Loloh cemcem ini dibuat dari daun cemcem dengan nama latin Spondias piñnata (l.f) kurz.
Daunnya seperti daun kedongdong namun dengan permukaan yang lebih halus, tepian daun yang rata dan
agak runcing pada ujungnya. Saat muda daun cemcem berwarna hijau kemerahan, hingga nantinya akan
menjadi hijau. Saat daun masih muda adalah saat yang tepat digunakan sebagai loloh (Imron 2015).
Lanjutan

Loloh cemcem dapat mencegah panas dalam, memberikan rasa segar


di tenggorokan dan perut, dipercaya juga untuk menurunkan tensi dan
melancarkan pencernaan, serta baik untuk ibu yang sedang menyusui. Loloh
Cemcem merupakan minuman tradisional yang diolah secara tradisional pula,
merupakan campuran dari daun cemcem atau kedondong hutan (spondias
pinnata), daun kayumanis, daun jarak pagar, daun sirih, daun dapdap, kelapa
muda, gula aren, asam, garam dapur. Loloh ini hanya ada di Desa Penglipuran,
dan merupakan minuman khas. Wisatawan yang datang ke Desa Penglipuran
pasti mencoba meminumnya dan tidak jarang dijadikan oleh-oleh. Loloh ini
hanya bertahan dalam lemari pendingin 2-3 hari saja (Wiwid 2016).
Lanjutan

Uji Angka Kapang/Khamir adalah salah satu parameter dari keamanan untuk jamu cem cem (Loloh Cem
cem). Angka kapang atau khamir dapat digunakan sebagai petunjuk sampai tingkat berapa dalam pembuatan obat
tradisional tersebut melaksanakan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Semakin kecil angka
kapang atau khamir bagi setiap produk jamu yang dihasilkan menunjukkan semakin tinggi nilai penerapan
CPOTB dalam proses pembuatan jamu tersebut (Wasito, 2011).

Pengujian AKK dilakukan untuk menjamin bahwa jamu cem cem tidak mengandung kapang/khamir
dari batas yang telah ditetapkan karena keberadaan fungi mempengaruhi stabilitas sediaan. Menurut BPOM RI
No. 12 tahun 2014 tentang persyaratan obat tradisional bahwa cairan obat dalam tidak boleh mengandung Angka
Kapang Khamir lebih dari 103 koloni/ml, mikroba patogen negatif dan aflatoksin tidak lebih dari 20 μg/kg
(BPOM RI, 2014).
Lanjutan

Pada praktikum Identifikasi Angka kapang dan khamir pada sampel jamu cem cem (Loloh
Cem Cem) menggunakan 5 sampel loloh cem cem dari desa panglipuran di Bangli, 5 sampel yang
digunakan diambil dari penjual yang berbeda. Didapatkan hasil Identifikasi Angka kapang dan khamir
pada sampel 1 yaitu 103 koloni/ml, sampel 2 yaitu 102 koloni/ml , sampel 3 104 koloni/ml, sampel 4
103 koloni/ml dan sampel 5 102 koloni/ml.

Menurut BPOM RI No. 12 tahun 2014 tentang persyaratan obat tradisional bahwa cairan
obat dalam tidak boleh mengandung Angka Kapang Khamir lebih dari 103 koloni/ml. Jika
dibandingkan dengan persyaratan obat tradisional maka pada sampel 1, 2, 4 dan 5 didapatkan hasil
yang normal. Maka sampel jamu tersebut layak dikonsumsi karena memiliki kualitas angka kapang
khamir yang masih normal.
Lanjutan

Sampel 3 didapatkan hasil angka kapang dan khamir yaitu 104 koloni/ml , jika dibandingkan
dengan persyaratan obat tradisional maka didapatkan angka kapang dan khamir di atas normal, maka
sampel jamu tersebut tidak layak dikonsumsi karena berbahaya bagi kesehatan konsumen. Kondisi
tersebut memungkinkan adanya pertumbuhan jenis kapang tertentu seperti jamur Aspergillus flavus
yang akan memproduksi aflatoksin. Aflatoksin yang diproduksi bersifat toksik karena dapat
menyebabkan terjadinya sirosis dan karsinoma hati (Depkes RI, 2010).

Berikut ini beberapa hal yang mungkin dapat mempengaruhi jumlah cemaran pada jamu cem cem :
• Keseragaman bahan.
• Sterilisasi alat dan bahan
• Wadah dan tempat penyimpanan
• Kebersihan air yang dipakai
• Higienitas tangan saat meracik jamu
Bahan yang digunakan dibeli dari pedagang lain. Dengan demikian, kemugkinan besar tempat
tumbuh dan umur bahan saat dipanen juga tidak seragam. Perbedaan tempat tumbuh berarti kondisi tanah
juga berbeda. Hal ini dapat mempengaruhi jumlah cemaran kapang/khamir. Pada kondisi tanah yang
lembab, angka kapang/khamir biasanya akan lebih tinggi daripada tumbuhan yang tumbuh pada kondisi
tanah yang kering.

Kapang/khamir membutuhkan air untuk melangsungkan proses kehidupannya. Begitu juga waktu
pemanenan. Perbedaan umur tanaman saat dipanen akan berakibat adanya perbedaan jumlah cemaran
kapang/khamir. Wadah, alat dan bahan jamu dibersihkan hanya dengan cara dicuci, tidak melalui proses
sterilisasi. Air yang digunakan juga tidak berasal dari sumber air bersih. Ketika meracik jamu, jamu
diperas dengan tangan telanjang.
Lanjutan

Faktor pendukung yang menyebabkan jamu cem cem memiliki kualitas mikrobiologi yang baik
diantaranya :
• Tempat penyimpanan simplisia yang tertutup,
• Lama penyimpanan jamu cem cem (Loloh Cem Cem)
• Adanya komposisi jamu yang memiliki aktivitas antifungi.

Tempat penyimpanan jamu dalam wadah tertutup meminimalisir adanya kontak fisik yang terjadi
antara jamu dengan udara luar sehingga meminimalisir pula kontaminasi spora kapang/khamir yang masuk
ke dalam wadah penyimpanan jamu. Lama waktu penyimpanan jamu yang tidak terlalu lama yaitu sekitar
satu bulan juga mengurangi resiko adanya kontaminasi dari kapang/khamir kontaminan. Selain itu, adanya
komposisi jamu yang memiliki aktivitas antifungi dikarenakan adanya metabolit sekunder yang dapat
menghambat pertumbuhan kapang/khamir kontaminan
Kesimpulan
Jamu adalah salah satu ciri khas Indonesia yang sangat terkenal. Jamu tetap menjadi andalan masyarakat
Indonesia yang dikonsumsi secara turun- temurun meskipun ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
berkembang. Jamu merupakan salah satu unsur pemanfaatan dari tanaman obat. Masyarakat Indonesia
menggunakan obat tradisional, termasuk jamu untuk menjaga kesehatan (Pratiwi, 2005). Untuk mengetahui
kualitas jamu, maka dilakukan pemeriksaan laboratorium identifikasi angka kapang dan khamir.

Pada praktikum Identifikasi Angka kapang dan khamir pada sampel jamu cem cem (Loloh Cem Cem)
menggunakan 5 sampel loloh cem cem dari desa panglipuran di.Bangli, 5 sampel yang digunakan diambil dari
penjual yang berbeda. Didapatkan hasil Identifikasi Angka kapang dan khamir pada sampel 1, 2, 4 dan 5
mengandung Angka Kapang Khamir yang normal. Maka sampel jamu tersebut layak dikonsumsi. Sedangkan pada
sampel 3 didapatkan angka kapang dan khamir di atas normal, maka sampel jamu tersebut tidak layak dikonsumsi
karena berbahaya bagi kesehatan konsumen.
Any Questions ?

Anda mungkin juga menyukai