Anda di halaman 1dari 4

Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam

konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah
dan menjalankan fungsi transfor berbagai bahan serta fungsi homeostasis. Darah seperti yang
didefinisikan dan yang dapat dilihat adalah suatu cairan tubuh yang kental dan berwarna merah.
Kedua sifat utama ini, yaitu warna merah dan kental membedakan darah dari cairan tubuh yang
lain (Naveed Abbas. 2015). Kekentalan ini disebabkan oleh banyaknya senyawa dengan berbagai
macam berat molekul, dari yang kecil sampai yang besar seperti protein, yang telarut di dalam
darah. Warna merah, yang memberi ciri yang sangat khas bagi darah yang disebabkan oleh
adanya senyawa yang berwarna merah dalam sel-sel darah merah (SDM) yang tersuspensi dalam
darah. Dengan adanya senyawa dengan berbagai macam ukuran molekul yang terlarut tersebut,
ditambah dengan suspensi sel, baik SDM maupun sel-sel darah yang lain, darah pun menjadi
cairan dengan massa jenis dan kekentalan (viskositas) yang lebih besar dari pada air (Naveed
Abbas. 2015)

Massa jenis darah biasanya antara 1,054-1,060. Cairan darah yang telah terpisah dari sel-
sel darah , yaitu plasma dan serum, mempunyai massa jenis antara 1,024-1,028. Viskositas darah
kira-kira 4,5 kali viskositas air. Viskositas darah atau tepatnya viskositas plasma, tergantung pada
suhu cairan dan konsentrasi bahan yang terkandung di dalamnya. Selain itu, derajat keasaman
atau pH darah berbeda dengan pH air, tidaklah netral (Mahmood. 2012)

Komponen darah salah satunya yaitu Sel Darah Merah. Sel Darah Merah atau SDM
adalah sel yang terbanyak di dalam darah. Karena sel ini mengandung senyawa yang berwarna
merah, yaitu hemoglobin, maka dengan sendirinya darah berwarna merah. Eritrosit berupa
cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping nampak seperti
dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang. Dalam setiap millimeter kubik darah
terdapat 5.000.000 sel darah. (Francesco Clavica. 2016)

Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi
medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah merupakan
plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein,
glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida. Plasma darah juga
merupakan medium pada proses ekskresi. Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba
berisi darah segar yang telah dibubuhi zat anti-koagulan yang kemudian diputar sentrifugal
sampai sel darah merah jatuh ke dasar tuba, sel darah putih akan berada di atasnya dan
membentuk lapisan buffy coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan
sekitar 1025 kg/m3 atau 1.025 kg/l. (Francesco Clavica. 2016)

Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya. Fibrinogen
menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor penting dalam proses
pembekuan darah. Plasmapheresis adalah jenis terapi medis yang menyuling plasma darah keluar
dari kumpulan partikelnya untuk diolah lebih lanjut dan memasukkan kembali plasma darah
tersebut pada akhir terapi. Antara plasma dengan serum, walaupun keduanya merupakan cairan
darah yang bebas dari sel dan sama-sama berwarna kuning jernih terdapat perbedaan yang jelas.
Oleh karena plasma diperoleh dengan mencegah proses penggumpalan darah dan serum didapat
dengan membiarkan proses tersebut, plasma niscaya mengandung senyawa yang seharusnya.
Senyawa tersebut adalah fibrinogen, suatu protein darah, yang berubah menjadi jaring dari serat-
serat fibrin pada peristiwa penggumpalan. Dengan demikian di dalam serum tidak ada lagi
fibrinogen, karena protein sudah berubah menjadi jaring fibrin dan menggumpal bersama unsur
figuratif yang berupa sel. Sebaliknya, di dalam plasma masih tetap terdapat fibrinogen, yang
tidak dapat berubah menjadi fibrin karena adanya antikoagulan yang ditambahkan. (Deepa T.P.
2018).

Transfusi Darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang
(donor) kepada orang lain (resipien) Transfusi Darah adalah pemindahan darah atau suatu
komponen darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Tergantung kepada alasan
dilakukannya transfusi, bisa diberikan darah lengkap atau komponen darah (misalnya sel darah
merah, trombosit, faktor pembekuan, plasma segar yang dibekukan/bagian cairan dari darah atau
sel darah putih). Untuk memberikan komponen-komponen sel darah merah maka diperlukan
pencucian sel darah merah agar tidak ada sampel serum atau plasma yang masih tersisa yang
mungkin bisa menyebabkan adanya reaksi pengumpalan jika yang bisa didonorkan hanya sel
darah merah saja. Penentuan golongan darah dan rhesus pada pasien juga termasuk bagian dari
transfuse darah, dengan demikian tentunya diperlukan sampel untuk pemeriksaan tersebut yaitu
dengan menggunakan suspense dari sel darah merah pekat 100% yang telah dicuci dengan
larutan Saline 0,9% (Deepa T.P. 2018).
Transfusi diberikan untuk:

- Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen

- Memperbaiki volume darah tubuh

- Memperbaiki kekebalan

- Memperbaiki masalah pembekuan.

Tergantung kepada alasan dilakukannya transfusi, bisa diberikan darah lengkap atau
komponen darah (misalnya sel darah merah,trombosit, faktor pembekuan, plasma segar yang
dibekukan/bagian cairan dari darah atau sel darah putih). Jika memungkinkan, akan lebih baik
jika transfusi yang diberikan hanya terdiri dari komponen darah yang diperlukan oleh resipien.
Memberikan komponen tertentu lebih aman dan tidak boros. (Deepa T.P. 2018).

Untuk memberikan komponen-komponen sel darah merah maka diperlukan pencucian sel
darah merah agar tidak ada sampel serum atau plasma yang masih tersisa yang mungkin bisa
menyebabkan adanya reaksi pengumpalan jika yang bisa didonorkan hanya sel darah merah saja.
Selain itu juga digunakan untuk menghilangkan globulin bebas yang terdapat dalam suspensi
eritrosit. Karena globulin yang bebas akan menetralisir AHG yang dapat menyebabka negatif
falsu. Suspensi eritrosit yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mempengaruhi drajat Ab
yang menyelimuti eritrosit. Dengan meningkatkan ratio serum terhadap sel dapat mendeteksi Ab
yang bereaksi lemah yang tidak terdeteksi dibawah suspensi normal eritrosit (Da-Han Kuan.
2018)
Bhagat, A. A. S. et al. 2010. Microfluidics For Cell Separation. Medical & Biological
Engineering & Computing 48, 999–1014.

Da-Han Kuan. 2018. A Microfluidic Device for Simultaneous Extraction of Plasma, Red Blood
Cells, and On-Chip White Blood Cell Trapping

Deepa T.P. 2018. Segmentation of Red Blood Cells. Engineering & Computing Vol.-6, Issue-5.

Francesco Clavica. 2016. Red Blood Cell Phase Separation In Symmetric And Asymmetric
Microchannel Networks: Effect Of Capillary Dilation And Inflow Velocity. University of Applied
Sciences Western Switzerland, La Chaux-de-Fonds, Switzerland.

Mahmood, N.H., Mansor, M.A., 2012. Red Blood Cells Estimation using Hough Transform
Technique. Signal & Image Processing: An International Journal (SIPIJ), Volume3(2), pp.5364

Naveed Abbas. 2015 .Clustered Red Blood Cells Splitting Via Boundary Analysis In Microscopic
Thin Blood Smear Digital Images. Saudi Arabia.

Anda mungkin juga menyukai