Sterilisasi Pemijaran
Sterilisasi dengan metode pemijaran dilakukan menggunakan api
bunsen.
Api bunsen digunakan untuk mensterilkan ujung jarum ose, pinset, tepi
cawan petri dan mulut tabung reaksi.
Peralat yang disterilkan harus tahan panas karena kontak langsung
dengan api yang membara.
Api yang sangat panas akan mematikan mikroorganisme secara langsung
yang tidak dikehendaki pertumbuhannya.
Sterilisasi dengan metode pemijaran digunakan saat melakukan teknik
bekerja secara aseptis.
Sterilisasi Penyinaran UV
Sinar UV dengan panjang gelombang 185 - 254 nanometer (nm) dapat
membunuh bakteri, jamur dan virus.
Sinar UV dihasilkan dari lampu khusus yang berwarna biru-keunguan
yang dipasang di dalam suatu kabinet untuk mensterilkan meja kerja atau
alat-alat yang digunakan sebelum bekerja.
Secara alami sinar matahari pagi juga memancarkan gelombang UV
yang bermanfaat untuk mematikan mikroorganisme di lingkungan.
Sinar UV akan menembus membran sel dan merusak genom
mikroorgansime.
Ikatan hidrogen dalam DNA/RNA mikroorganisme akan terputus dan
akan mengacaukan proses metabolisme dalam sel.
Saat wabah COVID-19 ini masih menjangkiti seluruh belahakan dunia,
sinar lampu UV sangat bermanfaat membunuh virus COVID-19 yang
terdapat di rumah sakit ata bangsal-bangsal isolasi pasien.
Dengan bantuan robot, secara otomatis lampu UV dapat diarahkan untuk
mensterilkan sudut-sudut ruangan.
Sinar UV sangat berbahaya bagi tubuh manusia dapat menyebabkan
kebutaan bahkan kanker kulit. Sehingga penggunaanya perlu diawasi.
Sterilisasi Kimiawi
Sterilisasi kimiawi dilakukan menggunakan bahan kimia yang memiliki
sifat mikrobisidal atau membunuh mikroorganisme.
Bahan kimia yang digunakan adalah desinfektan dan antiseptik
tergantung peruntukannya.
Jenis desinfektan dan antiseptik cukup beragam, seperti alkohol,
hidrogen peroksida, iodine, trichlosam dll.
Sterilisasi kimiawi hanya cocok digunakan untuk mensterilisasi
permukan benda / alat-alat laboratorium, dan tidak dapat untuk
mensterilkan bahan atau media.
Sumber & Referensi
Madigan, M.T. 2021. Brock Biology of Microorganism. Pearson
Education, Inc. USA.
Purnawijayanti, H.A. 2001. Sanitasi, Hygine dan Keselamatan Kerja
dalam Pengolahan Makanan. Kanisius, Yogyakarta.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
Berikut penjelasan akan masing-masing cara:
1.Sterilisai Secara Mekanik (filtrasi)
Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22
mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan
untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
Jika terdapat beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami
perubahan atau penguraian, maka sterlisasi yang digunakan adalah dengan cara mekanik, misalnya
dengan saringan. Dalam mikrobiologi, penyaringan secara fisik paling banyak digunakan adalah
dalam penggunaan filter khusus misalntya filter berkefeld, filter chamberlan, dan filter seitz. Jenis
filter yang dipakai tergantung pada tujuan penyaringan dan benda yang akan disaring. Penyaringan
dapat dilakukan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring yang memilki
pori-pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan akan
tercemar sedangkan cairan atau gas yang melaluinya akan steril. Alat saring tertentu juga
mempergunakan bahan yang dapat mengabsorbsi mikroorganisme. Saringan yang umum dipakai
tidak dapat menahan virus. Oleh karena itu, sehabis penyaringan medium masih harus dipanaskan
dalam autoclave. Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka tehadap panas
seperti serum, enzim, toksin kuman, ekstrak sel dan lain-lain.
Menyaring cairan
Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai filter seperti saringan seitz, yang menggunakan saringan
asbestos sebagai alat penyaringannya; saringan berkefeld yang mempergunakan filter yang terbuat
dari tanah diatom; saringan chamberland yang mempergunakan filter yang terbuat dari porselen;
dan fritted glass filter yang mempergunakan filter yang terbuat dari serbuk gelas. Saringan asbes
lebih mudah dan lebih murah daripada saringan porselen. Saringan asbes dapat dibuang setelah
dipakai, sedangkan saringan porselen terlalu mahal bila dibuang, tetapi terlalu sulit untuk
dibersihkan.
Menyaring udara
Untuk menjaga suatu alat yang sudah steril agar tidak tercemar oleh mikroba atau untuk menjaga
agar suatu biakan kuman tidak tercemar oleh kuman yang lain, maka alat-alat tersebut harus ditutup
denagn kapas, karena kapas mudah ditembus udara tetapi dapat menahan mikroorganisme. Harus
dijaga agar kapas tidak menjadi basah, oleh karena kapas yang basah memungkinkan kuman
menembus ke dalam. Untuk mencegah pencemaran oleh kuman-kuman udara pada waktu
menuang pembenihan, dapat dipergunakan suatu alat yang disebut laminar flow bench dimana
udara yang masuk ke dalamnya disaring terlebih dahulu dengan
suatu saringan khusus. Saringan ini ada batas waktu pemakaiannya dan harus diganti dengan yang
baru apabila sudah tidak berfungsi lagi.
Pemanasan
Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh
alat : jarum inokulum, pinset, batang L dan lain-lain.
Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 160-1800C. Sterilisasi panas kering
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dan lain-
lain.
Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air
lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
Uap air panas bertekanan: menggunakan autoclave.
Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba
yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV