Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

INDERA PENCIUMAN

DISUSUN
O
L
E
H
Kelompok 5 :

 Fadiyah abidah (22221152)

 Pipik astalia(22221164)

 Haifa amatullah(22221155)

 Renjeli nola rohmanda(2221167)

 Resti winarti(22221169)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mercubaktijaya Padang

Tahun Ajaran
2022 / 2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
A. Anatomi Hidung.................................................................................................. 2
B. Fungsi Sistem Hidung......................................................................................... 3
C. Persyarafan Pada Hidung.................................................................................. 3
D. Fisiologi Hidung.................................................................................................. 4
E. Mekanisme Kerja Penciuman/ Pembau............................................................
KATA PENGANTAR

Ucapan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, makalah ini dapat terselesaikan. Harapan
besar. bahwa makalah ini dapat membantu mahasiswa untuk memahami mata kuliah yang
diberikan. Tentu saja makalah ini bukan sebagai sumber bidang ilmu Psikologi dalam hal
Fisiologi Manusia, mahasiswa masih tetap diharuskan membaca buku-buku lain sebagai
sumber acuan. makalah ini sebagai panduan apa saja yang harus diketahui dan dipahami
mahasiswa.
makalah ini berkutat khusus pada manusia secara internal, dengan pengkhususan pada
jaringan-jaringan dan sejumlah organ yang berkaitan manusia. Mahasiswa diharapkan mampu
setelah mempelajari makalah agar paham, mampu menguraikan struktur, fungsi, dan proses
indera,yang berkaitan dengan perilaku. Penerimaan stimulus dari lingkungan diterima dan
diolah oleh manusia. Manusia kemudian merespon untuk menanggapi perilaku tersebut.
Perilaku dari manusia ternyata tidak seragam dalam merespon lingkungannya. Perbedaan
respon ini menjadi bagian dasar pengembangan ilmu psikologi.
Penulis berusaha mengulas berbagai organ dan jaringan tubuh pada manusia. Ulasan
pada diktat ini, penulis berusaha mengaitkan antara fisiologi manusia dengan kondisi
psikologis yang terjadi. Penulis merasa perlu mengutarakan kondisi psikologis pada
mahasiswa kebidanan. Agar simpati dan empati dapat terbentuk saat ini, dengan mengetahui
permasalahan yang terjadi. Tentu saja ini pengkondisian ini sangat terbatas. Besar harapan
penulis, agar pengetahuan yang dibagikan menjadi bermanfaat.
Tentu saja makalah ini masih mengalami banyak kekurangan. Adanya kritik dan saran
dari pembaca, agar diktat ini dapat menjadi media berbaginya pengetahuan antara penulis dan
mahasiswa. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kemajuan kita bersama.

Padang, 18 september 2022

Kelompok 5
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang
Tubuh kita tersusun atas berbagai macam reseptor untuk mengetahui bermacam-macam
rangsangan dari luar tubuh kita. Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk menerima
jenis rangsangan tertentu. Semua organisme memiliki resptor sebagai alat penerima
informasi. Informasi tersebut dapat bersal dari dirinya sendiri atau dari luar. Reseptor diberi
nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima
rangsang zat kimia), fotoreseptor (penerima rangsang cahaya), audio reseptor (penerima
rangsang suara), dan mekanoreseptor (penerima rangsangan fisik seperti tekanan, sentuhan
dan getaran). Selain itu dikenali pula beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan
lingkungan luar tang dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor
yang berfungsi mengenali lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor yang terdapat
diseluruh bagian tubuh manusia.
Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam yaitu, indera penglihat (mata), pendengar
(telinga), peraba (kulit), pembau (hidung) dan pengecap (lidah). Dalam makalah ini kita
akan membahas Eksoreseptor Indera Pembau (hidung), kita akan mengetahui tentang anatomi
hidung, mekanisme kerja hidung serta gangguan-gangguan yang terdapat pada hidung.

B. Tujuan

1. Mengetahui Anatomi hidung


2. Mengetahui persyarafan pada hidung
3. Mengetahui fisiologi hidung
4. Mengetahui mekanisme penciuman / pembau
5. Mengetahui gangguan pada hidung
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Anatomi Hidung
Hidung merupakan organ penting yang seharusnya mendapat perhatian lebih dari
biasanya dan hidung merupakan salah satu organ pelindung tubuh terhadap lingkungan yang
tidak menguntungkan. Hidung terdiri atas hidung luar dan hidung dalam. Hidung luar
menonjol pada garis tengah diantara pipi dengan bibir atas, struktur hidung luar dapat
dibedakan atas tiga bagian yaitu: paling atas kubah tulang yang tak dapat digerakkan,
dibawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan dan yang paling bawah
adalah lobolus hidung yang mudah digerakkan
Bagian puncak hidung biasanya disebut apeks. Agak keatas dan belakang dari apeks
disebut batang hidung (dorsum nasi), yang berlanjut sampai kepangkal hidung dan menyatu
dengan dahi. Yang disebut kolumela membranosa mulai dari apeks, yaitu diposterior bagian
tengah pinggir dan terletak sebelah distal dari kartilago septum. Titik pertemuan kolumela
dengan bibir atas dikenal sebagai dasar hidung. Disini bagian bibir atas membentuk cekungan
dangkal memanjang dari atas kebawah yang disebut filtrum. Sebelah menyebelah kolumela
adalah nares anterior atau nostril (Lubang hidung)kanan dan kiri, sebelah latero-superior
dibatasi oleh ala nasi dan sebelah inferior oleh dasar hidung
Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit,
jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan
lubang hidung. Bahagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari os
internum disebelah anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan rongga hidung dari
nasofaring. Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan kebelakang,
dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya menjadi kavum nasi kanan dan kiri. Pintu
atau lubang masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang
disebut nares posterior (koana)yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring
Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai ala nasi, tepat dibelakang nares anterior,
disebut dengan vestibulum.Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang banyak kelenjar sebasea
dan rambut-rambut panjang yang disebut dengan vibrise
Tiap kavum nasi mempunyai 4 buah dinding yaitu dinding medial, lateral, inferior dan
superior. Dinding medial hidung ialah septum nasi. Septum nasi ini dibentuk oleh tulang dan
tulang rawan, dinding lateral terdapat konkha superior, konkha media dan konkha inferior.
Yang terbesar dan letaknya paling bawah ialah konkha inferior, kemudian yang lebih kecil
adalah konka media, yang lebih kecil lagi konka superior, sedangkan yang terkecil ialah
konka suprema dan konka suprema biasanya rudimenter. Konka inferior merupakan tulang
tersendiri yang melekat pada os maksila dan labirin etmoid, sedangkan konka media, superior
dan suprema merupakan bagian dari labirin etmoid. Celah antara konka inferior dengan dasar
hidung dinamakan meatus inferior, berikutnya celah antara konkha media dan inferior disebut
meatus media dan sebelah atas konkha media disebut meatus superior.
Meatus medius merupakan salah satu celah yang penting dan merupakan celah yang
lebih luas dibandingkan dengan meatus superior. Disini terdapat muara dari sinus maksilla,
sinus frontal dan bahagian anterior sinus etmoid. Dibalik bagian anterior konka media yang
letaknya menggantung, pada dinding lateral terdapat celah yang berbentuk bulat sabit yang
dikenal sebagai infundibulum. Ada suatu muara atau fisura yang berbentuk bulan sabit
menghubungkan meatus medius dengan infundibulum yang dinamakan hiatus semilunaris.
Dinding inferior dan medial infundibulum membentuk tonjolan yang berbentuk seperti laci
dan dikenal sebagai prosesus unsinatus
Di bahagian atap dan lateral dari rongga hidung terdapat sinus yang terdiri atas sinus
maksilla, etmoid, frontalis dan sphenoid. Dan sinus maksilla merupakan sinus paranasal
terbesar diantara lainnya, yang berbentuk pyramid iregular dengan dasarnya menghadap ke
fossa nasalis dan puncaknya kearah apek prosesus zigomatikus os maksilla.

B. Fungsi Sistem Pernapasan


Fungsi utama pernapasan adalah untuk melaksanakan pertukaran gas. Oksigen dalam
bentuk terlarut dari alveoli masuk ke dalam kapiler darah melalui sawar udara-darah dan
karbon dioksida berjalan sebaliknya. Fungsi bagian penghantar adalah untuk menyaring,
mencuci, melembabkan dan memanaskan atau mendinginkan udara inspirasi. Paru-paru juga
berfungsi sebagai alat pembuangan, karena air ikut hilang di dalam udara

C. Persyarafan pada Hidung


Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari nervus
etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari nervus nasosiliaris, yang berasal dari
nervus oftalmikus. Saraf sensoris untuk hidung terutama berasal dari cabang oftalmikus dan
cabang maksilaris nervus trigeminus. Cabang pertama nervus trigeminus yaitu nervus
oftalmikus memberikan cabang nervus nasosiliaris yang kemudian bercabang lagi menjadi
nervus etmoidalis anterior dan etmoidalis posterior dan nervus infratroklearis.
Nervus etmoidalis anterior berjalan melewati lamina kribrosa bagian anterior dan
memasuki hidung bersama arteri etmoidalis anterior melalui foramen etmoidalis anterior, dan
disini terbagi lagi menjadi cabang nasalis internus medial dan lateral. Rongga hidung
lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari nervus maksila melalui ganglion
sfenopalatinum. Ganglion sfenopalatina, selain memberi persarafan sensoris, juga
memberikan persarafan vasomotor atau otonom untuk mukosa hidung. Ganglion ini
menerima serabut serabut sensorid dari nervus maksila.Serabut parasimpatis dari nervus
petrosus profundus. Ganglion sfenopalatinum terletak dibelakang dan sedikit diatas ujung
posterior konkha media Nervus Olfaktorius turun melalui lamina kribosa dari permukaan
bawah bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada
mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung.
D. Fisiologi Hidung
Hidung berfungsi sebagai indra penghidu , menyiapkan udara inhalasi agar dapat
digunakan paru serta fungsi filtrasi. Sebagai fungsi penghidu, hidung memiliki epitel
olfaktorius berlapis semu yang berwarna kecoklatan yang mempunyai tiga macam sel-sel
syaraf yaitu sel penunjang, sel basal dan sel olfaktorius. Fungsi filtrasi, memanaskan dan
melembabkan udara inspirasi akan melindungi saluran napas dibawahnya dari kerusakan.
Partikel yang besarnya 5-6 mikrometer atau lebih, 85 % -90% disaring didalam hidung
dengan bantuan TMS
Hidung dapat mencium berbagai macam bau karena di dalam rongga hidung terdapat serabut
saraf pembau yang terdiri dari jutaan sel-sel pembau. Setiap sel-sel pembau tersebut mempunyai
rambut-rambut di ujungnya serta diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi untuk melembabkan
rongga hidung. Bau yang masuk ke dalam rongga hidung akan merangsang saraf (nervus
olfaktorius) dari bulbus olfaktorius, perasaan bergerak melalui traktus olfaktorius dengan
perantaraan stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dalam pusat
olfaktorius pada lobus temporalis otak di mana perasaan itu ditafsirkan. Rasa penciuman
dirangsang oleh gas yang dihisap dan kepekaan akan rasa tersebut mudah hilang bila pada bau
yang hampir sama dengan waktu yang cukup lama. Reseptor penciuman berespons terhadap
bahan-bahan yang berkontak dengan epitel penciuman dan larut dalam lapisan tipis mukus
yang melapisinya. Ambang penciuman untuk bahan-bahan tertentu diperlihatkan dalam tabel
sebagai berikut:
Bahan Mg/L udara
Etil eter 5.83
Kloroform 3.30
Piridin 0.03
Oil of peppermint 0.02
Lodoform 0.02
Asam butirat 0.009
Propil merkaptan 0.006
Musk buatan 0.00004
Metil merkaptan 0.0000004

Misalnya Metil merkaptan, bahan yang memberi bau yang khas pada bawang putih,
dapat tercium pada konsentrasi udara kurang dari 500 pg/L.
Saat kita bernapas, yaitu menghirup udara dari luar, molekul-molekul bau yang
melayang di udara akan ikut masuk ke dalam rongga hidung dan bertemu dengan sel-sel
pembau. Sel-sel pembau tersebut akan terangsang dan merubah rangsangan tersebut menjadi
Sinyal yang kemudian mengirimkannya ke Otak melalui Saraf Pembau. Dengan demikian
kita dapat mencium berbagai macam bau dari udara luar.
Fungsi hidung terbagi atas beberapa fungsi utama yaitu :
1. Sebagai jalan nafas,
Udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka media dan kemudian
turun ke bawah ke arah nasofaring, dan seterusnya. Pada ekspirasi terjadi hal sebaliknya.
2. Alat pengatur kondisi udara,
Mukus pada hidung berfungsi untuk mengatur kondisi udara
3. Penyaring udara,
Mukus pada hidung berfungsi sebagai penyaring dan pelindung udara inspirasi dari debu dan
bakteri bersama rambut hidung, dan silia.
4. Sebagai indra penghidu,
Fungsi utama hidung adalah sebagai organ penghidu, dilakukan oleh saraf olfaktorius.
5. Untuk resonansi suara,
Fungsi sinus paranasal antara lain sebagai pengatur kondisi udara, sebgai penahan suhu,
membantu keseimbangan kepala, membantu resonansi suara, sebagai peredam perubahan
tekanan udara, membantu produksi mukus dan sebagainya.
6. Turut membantu proses bicara,
7. Reflek nasal.
Apabila ada gangguan pada indera pembau, maka kita tidak dapat mengecap dengan
baik. Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita
tidak dapat mencermati bau dengan baik. Inilah bukti bahwa antara organ pembau dengan
pencium saling bekerja dengan baik. Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung
tidak dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek. Kita merasakan bau
buah apel berbeda dengan jeruk dan pepaya karena adanya organ pembau.
E. Mekanisme Kerja Penciuman / Pembau
Reseptor Pembau adalah komoreseptor yang dirangsang oleh molekul – molekul
larutan dalam cairan hidung. Reseptor pembau merupakan reseptor jauh (tele reseptor) karena
lintasan pembauan tidak memiliki hubungan dalam thalamus dan tidak terdapat di daerah
proyeksi pada neocortex penciuman
Membrana offactoria terletak pada bagian superior rongga hidung. Di bagian medical ia
melipat keatas concana superior dan bahkan ada yang berada di concha media. Pada setiap
rongga hidung membrana olfactoria mempunyai luas permukaan 2,4 cm. Organon olfacus
terdapat di dataran medical concha nasalis superior dan pada dataran septumasi yang
berhadapan dengan concha masalis superior. Saat seseorang menarik nafas maka sesibilirasa
pembanya akan lebih kuat karena letak organon olfacus disebelah atasnya. Sensai pembauan
tergantung pada konsentrasi penguapan, misalnya skatol (bau busuk pada facces) karena
konsentrasinya pekat maka baunya busuk
Impuls – impuls bau dihantarkan oleh filum olfactetorium yang bersinopsis dengan
cabang – cabang dendrit sel mitral dan disebut sinopsis glomerulus. Neurit sel mitral
meninggalkan bulbus olfactorius untuk berjalan di dalam area medialis dan berakhir di dalam
area. Pusat pembauan ada di uneus. Neurit – beurit sel mitral mempunyai cabang – cabang
yang menuju ke sel glanuta akan mengadakan sinopso di sinopsi axomatis. Sebagian dari
neurit – neurit sel mitral berjalan dalam strialate ralis dan berakhir dalam incus, sebagian dari
neurit tersebut berjalan di dalam stria medialis dan berakg\hir di dalam area septialis
F. Gangguan Pada Penciuman / Pembau
1. Salesma (Cold) dan Influenza (Flu)
Influenza adalah kondisi alat pernafasan yang terinfeksi virus. Umumnya menyebabkan
batuk, pilekm sakit leher, dan terkadang panas atau sakit persendian yang disertai dengan
pusing. Pada anak kecil, biasanya disertai dengan gejala mencret ringan. Sebaiknya
hindarilah penggunaan penicillin, tetracyline, atau antibiotik lainnya, karena obat jenis ini
tidak dapat menyembuhkan penyakit influenza, san justru akan menimbulkan bahaya.
Penyakit Influenza ini hampir selalu sembuh dengan sendirinya tanpa obat, anda hanya perlu
melakukan beberapa hal sederhana berikut ini ketika sedang mengalami penyakit influenza:
 Hindari minuman dingin dan selalu konsumsi air hangat
 Istirahatlah yang cukup
 Jika mengalami panas dan skit kepala, cukup konsumsi aspirin atau acetaminophen
 Untuk penyaki influenza ini tdiak ada pantangan khusus, dan bagi penderitanya sangat
dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C.
 Jika mengalami sakit tenggorokan atau sakit leher, berkumurlah dengan air hangat.
Jika penyakit influenza ini berlangsung lebih dari 1 minggu atau menimbulkan panas, batuk,
lendir, sampai sakit dada, maka kemungkinan penderita tersebut mengalami radang cabang
tenggorokan (bronchitis) atau radang paru-paru (penumonia).

2. Hidung tersumbat dan pilek


Alergi atau salesma bisa menjadi penyebab hidung tersumbat atau pilek. Pada anak-anak,
banyaknya lendir dalam hidung bisa menyebabkan infeksi telinga. Sedangkan pada orang
dewasa, lendir berlebihan dapat mengakibatkan gangguan sinus atau peradangan dan
berlangsung lama di dalam rongga tulang yang berhubungan dengan hidung.
Cara mengatasi:
 Menaruh uap air panas di dekat badan dan menghirupnya, dengan cara demikian maka akan
dapat melegakan hidung yang tersumbat
 Jangan menghembuskan ingus kuat-kuat karena bisa menimbulkan sakit telinga bahkan
sampai infeksi sinus.

 Jika sering mengalami sakit telinga atau gangguan sinus kita dpat mencegahnya dengan
memakai tetes hidung decongestan seperti phenylprine.
3. Gangguan Sinus ( Penyakit sinusitis)
Sinusitis atau peradangan sinus terjadi pada rongga-rongga dalam tulang yang berhubungan
dengan rongga hidung. Adapun tanda-tanda atau gejala penyakit sinusitis adalah sebagai
berikut:
 Terasa sakit di wajah, khususnya sekitar mata, terlebih lagi ketika anda mengetuk tulang atau
menundukkan kepala.
 Hidung sering tersumbat karena adanya nanah atau ingus yang kental.

 Terkadang gejala yang timbul tersebut disertai dengan panas.

Penyakit sinusitis dapat kita obati dengan menggunakan metode penyembuhan secara alami
dengan mengunakan bahan dan alat sederhana. Adapun cara mengatasi penyakti sinusitis
secara alami adalah sebagai berikut:
 Menghirup sedikit air garam ke dalam hidung
 Guankan tetes hidung decongestan seperti phenyleprine

 Letakkan kompres hangat di wajah

 Tetracyline, ampicillin atau penicillin merupakan jenis antibiotik yang bisa digunakan untuk
meresakan sinusitis

4. Deviated Septum
Lubang hidung dipisahkan oleh sebuah sekat yang disebut septum. Normalnya, sekat ini
akanmembagi secara rata besar lubang hidung seseorang. Tapi pada kasus abnormal, sekat ini
membagi secara tidak rata dan menyebabkan salah satu lubang hidung lebih besar. Pada
kasus yang ringan gejala tidak akan muncul, tapi pada tingkat yang lebih serius, ini dapat
mengganggu pernafasan dan diperlukannya tindakan operasi.
5. Rhinitis
Pembengkakan dan peradangan pada jaringan lendir inilah yang disebut rhinitis. Rhinitis
yang akut biasa disebabkan oleh virus sedangkan pada yang ringan, ini bisa terjadi karena
alergi. Gejalanya bisa berupa hidung tersumbat, bersin, demam ringan, mata berair dan batuk.
Penggunaan humidifier bisa meringankan gejala rhinitis ini. Sedangkan pengobatan lainnya
adalah untuk mengatasi peradangan dan pemyumbatan.
6. Polip
Anda pasti sudah familiar dengan ini. Polip adalah jaringan berlebih yang tumbuh di dalam
hidung. Biasanya ada di hidung bagian atas dan dapat tumbuh membesar. Semakin
membesarnya polip dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan ditandai dengan semakin
sering bernafas dengan mulut, berkurangnya kemampuan membau, dan ingusan. Operasi
diperlukan apabila polip sampai menghalangi jalan udara saat Anda bernafas.
7. Anosmia
Penyakit ini menyebabkan penderitanya kehilangan rasa bau. Penyakit ini disebabkan karena
penyumbatan rongga hidung, misalnya tumor, polyp, reseptor-reseptor pembauan rusak
karena infeksi virus atau atrophi, gangguan pada syaraf ke I, bulbus, tractus olfactoris
ataupun cortex otak karena benturan kepala ataupun tumor.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai indra pembau.
Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada
lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas
pengecap.Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan akson-
akson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada
permukaan epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap
bahan kimia bau-bauan di udara,
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut
dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang
sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir
lengket.
Cara kerja indera penciuman yaitu indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan
molekul-molekul di udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat
sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi
bau(smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika
partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf
olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau
apakah yang telah tercium oleh hidung kita, apakah itu harumnya bau sate padang atau
menyengatnya bau selokan.
Fungsi hidung terbagi atas beberapa fungsi utama yaitu (1)Sebagai jalan nafas, (2) Alat
pengatur kondisi udara, (3) Penyaring udara, (4) Sebagai indra penghidu, (5) Untuk resonansi
suara, (6) Turut membantu proses bicara,(7) Reflek nasa.
B. Saran
1. Jagalah kebersihan pada hidung
2. Hindarilah hal-hal yang dapat membuat hidung mengalami gangguan
3. Jika sudah mengalami gangguan/kerusakan pada hidung segeralah diobati
4. Gunakanlah masker jika berada pada tempat yang banyak debu dan polusi agar terhindar dari
gangguan pada indera penciuman / pembau
DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W.F, 1983, Fisiologi Kedokteran, Jakarta : CV. EGC.


Guyton, A. C., 1983, Fisiologi Kedokteran 2, Jakarta : CV. EGC.
Radiopoetro, R., 1986, Psikologi Faal 1, Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi
UGM.
Seksi Laboratorium Psikologi Faal, 2001, Petunjuk Praktikum Psikologi Faal, Yogyakarta
: Laboratorium Psikologi Faal Fakultas Psikologi UGM.
L.gunawan, Lita indawati, dkk, 2011, Indera Penciuman dan Pengecapan, Lombok : Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Qamarul Huda.

Anda mungkin juga menyukai