Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PARASITOLOGI

“Enterobius vermicularis “

Disusun Oleh :
Azkya Zhahira Wardani P17334120415
Chika Alivia Andina P17334120416
Euniq Selfiani Pangesti P17334120420
Fa’idhin Ajie Nugroho P17334120421

POLITEKNIK KESEHATAN NEGRI BANDUNG


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang dalam kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat karunia-Nya makalah ini dapat
kami selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas
“Enterobius vermicularis”. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu
tugas mata kuliah “Parasitologi ” .
Harapan kami semoga makalah kami ini bermanfaat khususnya bagi kami
pribadi dan bagi khalayak umum pada umumnya untuk lebih mengetahui lebih dalam
apa itu cacing kremi.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi pembaca.

Bandung, 15 Maret 2021

Penyusun

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Enterobiasis/penyakit cacing kremi adalah infeksi usus pada manusia yang


disebabkan oleh cacing Enterobius vermicularis. Enterobiasis merupakan infeksi
cacing yang terbesar dan sangat luas dibandingkan dengan infeksi cacing lainnya. Hal
ini disebabkan karena adanya hubungan yang erat antara parasit ini dengan manusia
dan lingkungan sekitarnya. Parasit ini lebih banyak didapatkan diantara kelompok
dengan tingkat sosial yang rendah, tetapi tidak jarang ditemukan pada orang-orang
dengan tingkat sosial yang tinggi. Cacing kremi Enterobius vermicularis adalah
parasit yang hanya menyerang manusia, penyakitnya kita sebut oxyuriasis atau
enterobiasis. Oleh awam, kita sering mendengar, Kremian. (Sudarto, 1995)
Enterobiasis juga merupakan penyakit keluarga yang disebabkan oleh mudahnya
penularan telur baik melalui pakaian maupun alat rumah tangga lainnya. Anak
berumur 5-14 tahun lebih sering mengalami infeksi cacing ini.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan E.Vermicularis ?

1.2.2 Bagaimanakah morfologi dari E.Vermicularis?

1.2.3 Bagaimanakah morfologi dari telur telur cacing E.Vermicularis?

1.2.4 Bagaimanakah daur hidup dari E.Vermicularis?

1.2.5 Bagaimanakah gejala klinis dari E.Vermicularis?

2
1.2.6 Bagaimanakah cara pengobatan dan pencegahan E.Vermicularis?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa itu E.Vermicularis.

1.3.2 Untuk mengetahui morfologi dari E.Vermicularis.

1.3.3 Untuk mengetahui morfologi dari telur cacing E.Vermicularis.

1.3.4 Untuk mengetahui daur hidup dari E.Vermicularis.

1.3.5 Untuk mengetahui gejala klinis dari E.Vermicularis.

1.3.6 Untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan E.Vermicularis.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Enterobius vermicularis atau sering disebut cacing kremi adalah salah satu
hewan dari kelas nematoda filum Nemathelminthes. E.vermicularis disebut cacing
kremi karena ukurannya sangat kecil. Cacing kremi hidup di dalam usus besar
manusia.
Enterobius vermicularis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum : Nematoda
Kelas : Plasmidia
Ordo : Rabtidia
Super famili : Oxyuroidea
Family : Oxyuridea
Genus : Enterobius
Species : Enterobius vermicularis

2.2 Morfologi

Cacing dewasa Enterobius vermicularis berukuran kecil, berwarna putih, yang


betina jauh lebih besar dari pada yang jantan. Ukuran cacing jantan adalah 2-5 mm,
cacing jantan mempunyai sayap yang dan ekornya melingkar seperti tanda tanya.
Sedangkan ukuran cacing betina adalah 8-13 mm x 0,4 mm, cacing betina
mempunyai sayap , bulbus esofagus jelas sekali, ekornya panjang dan runcing. Uterus
cacing betina berbentuk gravid melebar dan penuh dengan telur. Bentuk khas dari
cacing dewasa ini adalah tidak terdapat rongga mulut tetapi dijumpai adanya 3 buah
bibir, bentuk esofagus bulbus ganda (double bulb oesophagus), didaerah anterior
sekitar leher kutikulum cacing melebar, pelebaran yang khas disebut sayap leher
(cervical alae).

2.3 Morfologi telur

4
Ukuran telur Enterobius vermicularis yaitu 50-60 mikron x 20-30 mikron
(rata-rata 55 x 26 mikron). Telur berbentuk asimetris, tidak berwarna, mempunyai
dinding yang tembus sinar dan salah satu sisinya datar. Telur ini mempunyai kulit
yang terdiri dari dua lapis yaitu : lapisan luar berupa lapisan albuminous, translucent,
bersifat mechanical protection. Di dalam telur terdapat bentuk larvanya. Seekor
cacing betina memproduksi telur sebanyak 11.000 butir setiap harinya selama 2
sampai 3 minggu, sesudah itu cacing betina akan mati.

2.4 Daur Hidup

Cacing dewasa betina mengandung banyak telur pada malam hari dan akan
melakukan migrasi keluar melalui anus ke daerah : perianal dan perinium. Migrasi ini
disebut Nocturnal migration. Di daerah perinium tersebut cacing-cacing ini bertelur
dengan cara kontraksi uterus, kemudian telur melekat didaerah tersebut. Telur dapat
menjadi larva infektif pada tempat tersebut, terutama pada temperatur optimal 23-26
ºC dalam waktu 6 jam.

Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelan telur matang
sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke daerah perianal,
berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan. Mungkin daurnya hanya berlangsung
kira-kira 1 bulan karena telur-telur cacing dapat ditemukan kembali pada anus paling
cepat 5 minggu sesudah pengobatan.

Cara penularan Enterbius vermicularis :

Penularan dari tangan ke mulut penderita sendiri (auto infection) atau


pada orang lain sesudah memegang benda yang tercemar telur infektif misalnya alas
tempat tidur atau pakaian dalam penderita.

Melalui pernafasan dengan menghisap udara yang tercemar telur yang infektif.
Penularan secara retroinfeksi yaitu penularan yang terjadi pada penderita sendiri, oleh

5
karena larva yang menetas di daerah perianal mengadakan migrasi kembali ke usus
penderita dan tumbuh menjadi cacing dewasa.

2.5 Gejala Klinis

Gejala klinis yang menonjol berupa pruritus ani, di sebabkan oleh iritasi di
sekitar anus akibat migrasi cacing betina ke perianal untuk meletakkan telur-telurnya.
Gatal-gatal di daerah anus terjadi saat malam hari, karena migrasi cacing betina
terjadi di waktu malam .

2.6 Pengobatan dan Pencegahan

Pencegahan dengan menjaga kebersihan, cuci tangan sebelum makan, ganti


sprei teratur, ganti celana dalam setiap hari, membersihkan debu-debu kotoran di
rumah, potong kuku secara rutin, hindari mandi cuci kakus (MCK) di sungai. Kalau
perlu toilet dibersihkan dengan menggunakan desinfektan.

Selain itu, peningkatan kesehatan perorangan dan kelompok digabung dengan


terapi kelompok dapat membantu pencegahan.

Pengobatan enterobiasis efektif jika semua penghuni rumah juga di obati,


infeksi ini dapat menyerang semua orang yang berhubungan dengan penderita. Obat-
obatan yang di gunakan antara lain piperazin, pirvinium, tiabendazol dan stilbazium
iodida.

Pengobatan enterobiasis adalah sebagai berikut :

 Piperazin sulfat diberikan dengan dosis 2 x 1 g/hari selama 8 hari,

 Pirvinium pamoat, di berikan dengan dosis 5 mg/kg berat badan (maksimum


0,25 g ) dan di ulangi 2 minggu kemudian,

6
 Piranthel pamoat, di berikan dengan dosis 11mg/kg berat badan single dose,
dan maksimum 1 gram,

 Stilbazium Iodida, dengan dosis tunggal 10-15 mg/kg berat badan. Warna
tinja akan menjadi merah karena obat ini.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Enterbius vermicularis adalah salah satu hewan dari kelas nematoda filum
Nemathelminthes yang sering disebut cacing kremi.

Cacing dewasa Enterbius vermicularis berukuran kecil, berwarna putih, yang betina
jauh lebih besar dari pada yang jantan, dan ujung posterior cacing jantan melingkar
sedangkan yang betina lurus meruncing.

Telur Enterbius vermicularis berbentuk asimetris, tidak berwarna, mempunyai


dinding yang tembus sinar dan salah satu sisinya datar.

Daur hidup Enterbius vermicularis dimulai dari terinfeksinya manusia sebagai hospes
oleh cacing kremi kemudian cacing dewasa akan bertelur di daerah perianal. Jika
telur cacing tertelan oleh hospes yang tidak terinfeksi maka cacing akan berkembang
di dalam hospes lain dan mengulang kembali daur hidupnya tersebut.

Cara memeriksa Enterobiasis yaitu dengan menemukan adanya cacing dewasa atau
telur dari cacing Enterbius vermicularis dengan metode “Scotch adhesive tape swab”

Pengobatan enterobiasis efektif jika semua penghuni rumah juga di obati, infeksi ini
dapat menyerang semua orang yang berhubungan dengan penderita.

3.2 Saran

Untuk menghindari infeksi dari, Enterbius vermicularis disarankan dengan menjaga


kebersihan secara rutin dan meningkatkan kesehatan diri sendiri dan orang lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia bahasa Indonesia. 26 Oktober 2016. “Cacing Kremi”. (online),


(http://id.wikipedia.org/wiki/Cacingkremi),diakses Minggu, 11 Maret 2018

Padlu,Aditya. April..2014. “Oxyuris..Vermicularis . (online)


(http://adityapandhu.blogspot.com/2010/04/oxyuris-vermicularis-cacing-
kremi.html) diakses Minggu, 11 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai