“Enterobius vermicularis “
Disusun Oleh :
Azkya Zhahira Wardani P17334120415
Chika Alivia Andina P17334120416
Euniq Selfiani Pangesti P17334120420
Fa’idhin Ajie Nugroho P17334120421
Puji dan syukur yang dalam kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat karunia-Nya makalah ini dapat
kami selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas
“Enterobius vermicularis”. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu
tugas mata kuliah “Parasitologi ” .
Harapan kami semoga makalah kami ini bermanfaat khususnya bagi kami
pribadi dan bagi khalayak umum pada umumnya untuk lebih mengetahui lebih dalam
apa itu cacing kremi.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi pembaca.
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2.6 Bagaimanakah cara pengobatan dan pencegahan E.Vermicularis?
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Enterobius vermicularis atau sering disebut cacing kremi adalah salah satu
hewan dari kelas nematoda filum Nemathelminthes. E.vermicularis disebut cacing
kremi karena ukurannya sangat kecil. Cacing kremi hidup di dalam usus besar
manusia.
Enterobius vermicularis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum : Nematoda
Kelas : Plasmidia
Ordo : Rabtidia
Super famili : Oxyuroidea
Family : Oxyuridea
Genus : Enterobius
Species : Enterobius vermicularis
2.2 Morfologi
4
Ukuran telur Enterobius vermicularis yaitu 50-60 mikron x 20-30 mikron
(rata-rata 55 x 26 mikron). Telur berbentuk asimetris, tidak berwarna, mempunyai
dinding yang tembus sinar dan salah satu sisinya datar. Telur ini mempunyai kulit
yang terdiri dari dua lapis yaitu : lapisan luar berupa lapisan albuminous, translucent,
bersifat mechanical protection. Di dalam telur terdapat bentuk larvanya. Seekor
cacing betina memproduksi telur sebanyak 11.000 butir setiap harinya selama 2
sampai 3 minggu, sesudah itu cacing betina akan mati.
Cacing dewasa betina mengandung banyak telur pada malam hari dan akan
melakukan migrasi keluar melalui anus ke daerah : perianal dan perinium. Migrasi ini
disebut Nocturnal migration. Di daerah perinium tersebut cacing-cacing ini bertelur
dengan cara kontraksi uterus, kemudian telur melekat didaerah tersebut. Telur dapat
menjadi larva infektif pada tempat tersebut, terutama pada temperatur optimal 23-26
ºC dalam waktu 6 jam.
Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelan telur matang
sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke daerah perianal,
berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan. Mungkin daurnya hanya berlangsung
kira-kira 1 bulan karena telur-telur cacing dapat ditemukan kembali pada anus paling
cepat 5 minggu sesudah pengobatan.
Melalui pernafasan dengan menghisap udara yang tercemar telur yang infektif.
Penularan secara retroinfeksi yaitu penularan yang terjadi pada penderita sendiri, oleh
5
karena larva yang menetas di daerah perianal mengadakan migrasi kembali ke usus
penderita dan tumbuh menjadi cacing dewasa.
Gejala klinis yang menonjol berupa pruritus ani, di sebabkan oleh iritasi di
sekitar anus akibat migrasi cacing betina ke perianal untuk meletakkan telur-telurnya.
Gatal-gatal di daerah anus terjadi saat malam hari, karena migrasi cacing betina
terjadi di waktu malam .
6
Piranthel pamoat, di berikan dengan dosis 11mg/kg berat badan single dose,
dan maksimum 1 gram,
Stilbazium Iodida, dengan dosis tunggal 10-15 mg/kg berat badan. Warna
tinja akan menjadi merah karena obat ini.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Enterbius vermicularis adalah salah satu hewan dari kelas nematoda filum
Nemathelminthes yang sering disebut cacing kremi.
Cacing dewasa Enterbius vermicularis berukuran kecil, berwarna putih, yang betina
jauh lebih besar dari pada yang jantan, dan ujung posterior cacing jantan melingkar
sedangkan yang betina lurus meruncing.
Daur hidup Enterbius vermicularis dimulai dari terinfeksinya manusia sebagai hospes
oleh cacing kremi kemudian cacing dewasa akan bertelur di daerah perianal. Jika
telur cacing tertelan oleh hospes yang tidak terinfeksi maka cacing akan berkembang
di dalam hospes lain dan mengulang kembali daur hidupnya tersebut.
Cara memeriksa Enterobiasis yaitu dengan menemukan adanya cacing dewasa atau
telur dari cacing Enterbius vermicularis dengan metode “Scotch adhesive tape swab”
Pengobatan enterobiasis efektif jika semua penghuni rumah juga di obati, infeksi ini
dapat menyerang semua orang yang berhubungan dengan penderita.
3.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA