Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ROLEPLAY

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK DAN ORANG TUA

KOMUNIKASI KEPERAWATAN II

DOSEN PENGAMPU :
Ns. , S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Fitra Ayda Ningsih G1B119058 Nurfajrindah G1B119079

Mutia Salsa bila G1B119059 Rika Fitria G1B119080

Ayu Komala Sari G1B119066 Indah Agustiani G1B119085

Tri Gumay K. G1B119069 Mita Amalia G1B119088

Assyafiah Harnum G1B119078 Dimas Hendri Putra G1B119089

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK DAN
ORANG TUA”.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah


Komunikasi dalam Keperawatan II, Program Studi Ilmu Keperawatan. Dalam
penyusunan dan penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna perbaikan dan memperluas wawasan penulis.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada penulisan, penulis memohon
maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak, khususnya kepada dosen mata kuliah Komunikasi dalam
Keperawatan II yang telah banyak membimbing dalam penulisan ini.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi wawasan serta


tambahan ilmu bagi penulis dan khususnya bagi para pembaca.

Jambi, 10 November 2020

penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................

BAB I PEMBAHASAN..................................................................................

1.1 Definisi komunikasi.............................................................................


1.2 Komunikasi pada anak sesuai tahap perkembangan proses fikir.........
1.3 Tehnik berkomunikasi dengan anak....................................................
1.4 Petunjuk komunikasi dengan anak......................................................
1.5 Cara komunikasi dengan orang tua anak.............................................
1.6 Pendekatan umum pada anak sebelum dilakukan pemeriksaan..........
1.7 Faktor yang mempengaruhi komunikasi dengan anak........................
1.8 Karakteristik komunikasi terapeutik....................................................
1.9 Tehnik komunikasi terapeutik dengan anak........................................
1.10 Sikap berkomunikasi dengan anak....................................................
1.11 Tahap interaksi pada komunikasi terapeutik.....................................

BAB II DESKRIPSI PELAKSANAAN ROLEPLAY.................................

2.1 Deskripsi pelaksaan roleplay...............................................................


2.2 Kasus dan Naskah roleplay..................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................

3.1 Kesimpulan..........................................................................................
3.2  Saran...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

3
BAB I

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses yang melibatkan usaha-usaha untuk


mengelompokkan,memilih-milih dan mengirimkan lambang-lambang sedemikian
rupa yang dapat membantu seorang pendengar atau penerima berita mengamati
atau menyusun kembali dalam fikirannya arti atau makna yang terkandung dalam
fikiran komunikator.

Komunikasi  adalah usaha, tingkah laku atau kegiatan penyampaian


informasi mengenai pikiran,makna atau perasaan. Komunikasi merupakan proses
di mana informasi disampaikan pada orang lain melalui simbol-simbol,tanda-
tanda atau tingkah laku.

Komunikasi terapeutik (Haber, 1996) adalah hubungan interpersonal di


mana Perawat – Klien memperoleh pengalaman belajar bersama serta
memperbaiki pengalaman emosional klien.

Komunikasi menyangkut 3 aspek keterampilan :

1. Keterampilan menyampaikan  meliputi  keterampilan berbicara, menulis


atau mengarang

2. Keterampilan menerima meliputi  keterampilan mendengarkan, membaca


tulisan dan tanda-tanda.

3. Keterampilan berkomunikasi tanpa kata-kata (non verbal communication)

Komponen-komponen komunikasi :

1. Sender (Pengirim Pesan/Komunikator)

Pengirim pesan adalah seseorang atau sumber pesan yang memberikan informasi
atau ide yang disampaikan, dapat individu ataupun kelompok yang melaksanakan
komunikasi baik dengan individu ataupun kelompok lain. Orang yang
menyampaikan pesan harus berusaha merumuskan isi pesan yang akan
disampaikan. Kejelasan kalimat dan kemudahan bahasa untuk dimengerti akan
sangat mempengaruhi penerimaan pesan oleh komunikan.

2. Message (Pesan)

4
Pesan merupakan berita yang disampaikan oleh pengirim pesan melalui lambang
pembicara, gerakataupun sikap. Lambang suara berkaitan dengan intonasi suara.
Lambang gerak adalah ekspresi wajah dan gerakan tubuh, sedangkan lambang
warna tertentu yang mempunyai makna yang sudah dikenal sesara umum,
misalnya merah, kuning, hijau pada lampu lalu lintas.

3. Receiver (Penerima Pesan/Komunikan)

Penerima pesan merupakan orang yang menerima berita atau lambang, dapat
berupa individu maupun kelompok. yang disampaikan. Penerima pesan harus
tanggap dengan pesan yang diterimanya dan harus dapat menafsirkan pesan
yang diterimanya.Ada satu hal penting yang harus siperhatikan adalah persepsi
komunikan terhadap pesan yang harus sama dengan persepsi komunikator.

4. Channel (Media)

Media merupakan sarana atau saluran dari komunikasi, dapat berupa media cetak,
audio, visual & audio-visual. Gangguan atau kerusakan pada media akan
mempengaruhi penerimaan pesan dari komunikan.

5. Feed Back (Umpan Balik)

Reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan,
baik secara langsung maupun tidak langsung, merupakan bagian komunikasi yang
dapat digunakan sebagai alat evaluasi pencapaian pesan/informasi yang
disampaikan.

Faktor yang mempengaruhi komunikasi agar berlangsung lancar dan


berhasil : situasi,waktu dan kejelasan pesan.

Komunikasi :

1. Verbal : komunikasi yang diucapkan dengan kata-kata atau


disampaikan secara tertulis.
2. Komunikasi non verbal : komunikasi dengan menggunakan bahasa
tubuh (body language)  yaitu melalui  ekspresi wajah, pandangan
mata, gerakan tubuh, penampilan.

Menurut Haber, komunikasi dibagi menjadi 2 macam :

1. Komunikasi intrapersonal

Komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang di mana individu berdialog dengan
dirinya sendiri.

5
2. Komunikasi interpersonal

Komunikasi yang terjadi antara 2 org atau lebih melibatkan komunikasi verbal
dan non verbal.

Komunikasi interpersonal ada 3 :

a)    Komunikasi sosial

a. Terjadi pada setiap pembicaraan antara berbagai orang sebagi teman atau
keluarga
b. Topik yang dibicarakan bervariasi
c. Karakteristik : kurang ketergantungan antar individu yang terlibat dan
hubungan bersifat superficial serta kadang-kadang tidak mengharapkan
bantuan.

b)    Komunikasi collegial

a. Terjadi antara teman sejawat (Kolega)


b. Dalam konteks perawatan terdapat penolong yang mempunyai tujuan yang
bekerjasama dengan klien dalam rangka melaksanakan askep klien.

c)    Komunikasi facilitative

a. Terjadi antara klien dan tenaga kesehatan yang memberi bantuan


b. Isi komunikasi sangat berarti untuk membahas masalah klien lebih dalam
c. Sebagai proses, komunikasi ini berfokus pada klien yang memerlukan
pertolongan
d. Mempunyai tiga tujuan :

1)    Menggali perasaan, pikiran, perilaku dan pengalaman seseorang

2)    Mengerti peran yang dimainkan klien dan orang orang yang berarti bagi klien
yang dapat membantu mengidentifikasi masalah.

3)    Kegiatan yang langsung memecahkan masalah klien.

Komunikasi terapeutik (Haber) adalah hubungan interpersonal di mana Perawat –


Klien memperoleh pengalaman belajar bersama serta memperbaiki pengalaman
emosional klien.

Ciri-ciri komunikasi terapeutik :

1)      Empati

6
a. Kemampuan mengerti sepenuhnya tentang kondisi atau perasaan orang
lain
b. Dapat terlihat secara non verbal
c. Seseorang yang mempunyai empati yang tinggi akan termotivasi secara
tinggi untuk menolong orang lain.

2)      Rasa percaya

a. Respek seseorang terhadap kebutuhan orang lain dan berhasrat akan


berbuat sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan
b. Seseorang dengan sikap rasa percaya cenderung menimbulkan percaya
pada pasien
c. Kejujuran sangat penting dalam pembentukan rasa percaya

3)      Validasi

a. Menegaskan kembali tentang pesan yang sudah disampaikan.Terjadi jika


komunikator merasa bahwa orang yang diajak bicara menerima dan
memberi respon terhadap apa yang dikatakannya.

4)      Perhatian

a. Merupakan tingkat keterlibatan emosi dlm komunikasi yang diekpresikan


secara non verbal pada apa yang dikatakan orang lain dengan cara
memandang,mengangguk atau dengan perabaan jika tepat.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika berkomunikasi terapeutik :

1)    Memanggil klien sesuai dengan nama atau panggilan yang disukainya

2)    Memberitahu jadwal kegaiatan klien dan seberapa jauh perawat terlibat
dalam membantu klien

3)    Memberi penjelasan prosedur yang akan dikerjakan atas dirinya

4)    Menanyakan apa yang dirasakan dan ingin diketahui klien

5)    Menjawab dengan singkat dan jelas

6)    Menggunakan sentuhan pada saat yang tepat dan diperlukan sesuai dengan
budaya yang berlaku.

Tehnik komunikasi yang efektif :

1. Yakinkan apa yang akan dikomunikasikan dan bagaimana


mengkomunikasikannya

7
2. Gunakan bahsa yang jelas dan dapat dimengerti komunikan.

3. Gunakan media komunikasi yang tepat dan adekuat.

4. Ciptakan iklim komunikasi yang baik dan tepat.

5. Dengarkan dengan penuuuh perhatian terhadap apa yang sedang


diutarakan komunikan.

6. Hindarkan komunikasi yang tidak disengaja.

7. Ingat bahwa komunikasi adalah proses dua arah dan harus terjadi umpan
balik antara komunikator dan komunikan.

8. Yakinkan bahwa tindakan yang dilakukan tidak kontradiksi dengan apa


yang diucapkan dan ekspresi verbal harus sesuai dengan ekspresi non
verbal.

2.2 Komunikasi pada anak sesuai tahap perkembangan proses fikir


1. Masa Bayi

a. Belum dpt menggunakan kata-kata dan komunikasi non verbal.

b. Mengungkapkan kebutuhan dengan tingkah laku dan bersuara yang dapat


diinterpretasikan oleh orang di sekitarnya.

Menangis : lapar, sakit, pembatasan gerak,

kesepian : usap dengan tangan, berbicara halus, gendong, pangku.

a. Bayi < 6 bln  perilaku mengerak-gerakkan tangan, kaki, menendang


merupakan tingkah laku untuk menarik perhatian : menepuk tubuhnya.

b. Bayi > 6 bln berpusat pada diri dan ibunya : merasa takut terhadap orang
asing (stranger anxiety)

2. Anak usia kurang 5 tahun

a. Sangat egosentris : hanya melihat sesuatu berpusat pada dirinya


(komunikasi berpusat pada dirinya)

b. Takut terhadap ketidaktahuan : beritahu apa yang akan terjadi pada


dirinya,bagaimana mereka merasakannya, beri kesempatan untuk
memegang alat yang akan menyentuh anak.

8
c. Belum fasih berbicara : gunakan kata-kata simpel, singkat yang dikenal;
beri pujian untuk hal-hal yang dicapai

d. Pandangan mata sejajar : jongkok, duduk di kursi, berlutut

3. Usia Sekolah

Anak usia 5 – 8 tahun

a. Bila menemui  masalah hanya percaya terhadap apa yang dilihat dan yang
mereka ketahui tanpa memerlukan penjelasan secara mendalam. Anak
tertarik pada aspek fungsional dari semua prosedur, objek dan aktifitas.
Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan
b. Sangat memperhatikan keutuhan tubuhnya, oleh karena itu mereka peka
terhadap sesuatu yang mengancam atau menyakiti tubuhnya dan beri
pendekatan positif

Anak usia 8 – 12 tahun

Sudah mampu berfikir secara konkrit dan komunikasi mudah, beri contoh suntik
pada boneka

4. Anak usia remaja


a. Mempunyai pola fikir dan tingkah laku peralihan anak-dewasa
b. Bila stress  diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya,
orang  dewasa di luar keluarga, terbuka terhadap perawat
c. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya, beri
support, jangan melakukan interupsi, ekspresi wajah tidak
menunjukkan heran, hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa
malu.
d. Waktu wawancara, orangtua diikutsertakan, bila ada dilema yaitu
masalah antara anak dengan orang tua, perawat klarifikasi
masalahnya.

2.3 Tehnik berkomunikasi dengan anak


Adapun tehnik berkomunikasi dengan anak sebagai berikut:

1. Melalui orang lain atau pihak ketiga

Menghindari berkomunikasi langsung dengan melibatkan orangtua secara


langsung yang berada di sampingnya. Selain itu dapat digunakan dengan

9
mengomentari tentang mainan, baju yang sedang dipakainya serta lainnya, dengan
catatan tidak langsung pada pokok pembicaraan.

2. Bercerita

Dengan cara ini, pesan yang akan disampaikan dengan mudah dapat diterima oleh
anak mengingat anak sangat suka dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan
hendaknya sesuai dengan pesan yang disampikan yang dapat diekspresikan
melalui tulisan atau gambar.

3. Memfasilitasi

Dalam memfasilitasi, kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak


boleh dominan, tetapi anak harsanak harus diberikan respon terhadap pesan yang
disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian.

4. Biblioterapi

Pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan.


Dengan menceritakan isi buku atau majalah sesuai dengan pesan yang ingin
disampaikan kepada anak.

5. Meminta untuk menyebutkan keinginan

Meminta anak untuk menyebutkan keinginan sehingga dapat diketahui berbagai


keluhan yang didapatkan dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan
pikiran saat itu.

6. Pilihan pro dan kontra

Mengajukan pada situasi yang menunjukkan pilihan positif dan negatif sesuai
dengan pendapat anak.

7. Penggunaan skala

Penggunan skala atau peringkat ini dapat digunakan dalam mengungkapkan


perasaan sakit pada anak, cemas,sedih dan lain-lain dengan menganjurkan anak
untuk mengekspresikan perasaannya.

8. Menulis

Melalui tehnik ini anak dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih,
marah atau yang lainnyadan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel,
marah dan diam.

9. Menggambar

10
Menggambar juga dapat digunakan untuk mengungkapkan ekspresinya, perasaan
jengkel marah biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan
mengungkapkannya apabila ditanyakan tentang maksud dari gambarnya.

10. Bermain

Merupakan alat efektif dalam membantu anak untuk berkomunukasi, hubungan


interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan
pesan-pesan dapat disampaikan.

2.4 Petunjuk komunikasi dengan anak


Adapaun petunjuk komunikasi dengan anak yaitu sebagai berikut:
3. Pilih waktu yang tepat agar anak merasa senang dengan perawat
4. Berikan senyuman, pandangan mata bersahabat
5. Komunikasi melalui transisi objek, misalnya : boneka
6. Beri kesempatan anak untuk bicara tanpa keluarga
7. Atur posisi agar perawat dapat bertatatapan dengan anak
8. Bicara jelas,spesifik,gunakan kata-kata sederhana dan kalimat
pendek
9. Berikan pujian,beri motivasi agar berani bicara
10. Gunakan tehnik komunikasi yang bervariasi
11. Perawat harus jujur pada anak, hindari memberi janji yang tidak
mungkin dilaksanakan

2.5 Cara komunikasi dengan orang tua anak


Berikut cara berkomunikasi orang tua dengan anak yaitu:
12. Mendorong orangtua untuk berbicara
13. Arahkan ke focus
14. Mendengarkan
15. Diam
16. Empati
17. Meyakinkan kembali
18. Merumuskan kembali
19. Memberi petunjuk kemungkinan yang akan terjadi
20. Menghindari hambatan dalam komunikasi

11
2.6 Pendekatan umum pada anak sebelum dilakukan pemeriksaan

1. Ajak berbicara terlebih dahulu orangtua sebelum berkomunikasi dengan


anak.

2. Lakukan kontak dengan anak dengan bercerita atau tehnik lain agar anak
mau berkomunikasi.

3. Berikan mainan sebelum masuk ke dalam pembicaraan inti

4. Beri kesempatan pada anak untuk memilih tempat pemeriksaan yang


diinginkan

5. Lakukan pemeriksanaan dari sederhana ke kompleks, pemeriksaan yang


berdampak trauma dilakukan pada akhir pemeriksaan

6. Hindari pemeriksaan yang menimbulkan ketakutan pada anak dan beri


kesempatan untuk memegang alat periksa.

2.7 Faktor – faktor yang mempengaruhi komunikasi dengan anak


1. Pendidikan                                        
2. Sikap                                                
3. Status kesehatan anak                       
4. Saluran  
5. Persepsi
6. Nilai
7. Emosi
8. Latar belakang Sosiokultural
9. Gender
10. Peran dan hubungan
11. Lingkungan
12. Ruang dan teritorial
13. Pengetahuan  
14. Usia tumbuh kembang   
15.  Sistem Sosial  
16.  Perkembangan                     

2.8 Karakteristik komunikasi terapeutik


Menurut : Arwani, 2002 : 54-57
1. Genuineness (keikhlasan). Menyadari tentang nilai, sikap.

12
2. Empathy (empati). “penerimaan” perawat pada apa yang dirasakan
oleh pasien
3. Warmth (kehangatan). Dengan kehangatan perawat dapat mendorong
pasien untuk mengekspresikan apa yang dirasakan dalam bentuk perbuatan
tanpa ada rasa
takut disalahkan.

2.9 Tehnik komunikasi terapeutik dengan anak

Komunikasi dengan pasien anak hendaknya memperhatikan tumbuh


kembangnya

Menurut : Mundakir, 2005 : 153-154


1. Nada suara, berbicara dengan nada suara yang rendah dan lambat.
2. Mengalihkan aktivitas, melakukan fariasi antara bermain dengan
aktivitas terapi.
3. Jarak interaksi, mempertahankan jarak yang aman.
4. Kontak mata, melakukan kontak mata saat kira-kira
pasien anak sudah dapat mengontrol perilakunya.
5. Sentuhan, hindari menyentuh anak tanpa izin dari si anak.

2.10 Sikap berkomunikasi dengan anak

Mundakir, 2005 :

1. Teknik orang ketiga, dalam teknik ini berusaha untuk mengungkapkan


ekspresi orang ketiga, seperti “dia atau mereka.”
2. Bercerita menggunakan bahasa anak, sekaligus menyelidiki
perasaannya.
3. Tiga Permintaan (Three Wishes), untuk mengundang anak-anak masuk
dalam sebuah percakapan.

2.11 Tahap interaksi pada komunikasi terapeutik


Wood mengatakan pada umumnya hubungan antar pribadi berkembang
melalui tahap-tahap yaitu :
1. Tahap awal atau tahap orientasi

13
Pada tahap ini antara petugas dan pasien terjadi kontak dan pada tahap ini
penampilan fisik begitu penting karena dimensi fisik paling terbuka untuk
diamati.
2. Tahap lanjutan adalah tahap pengenalan lebih jauh, menurut
purwanto (1994: 25)

21. Dilakukan untuk meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain


dan mengatasi kecemasan.
22. Melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang ada

3. Tahapan terminasi menurut purwanto (1994:26)

- Pengikatan antar pribadi yang lebih jauh, merupakan fase


persiapan mental

- Untuk membuat perencanaan tentang kesimpulan perawatan

- Mempertahankan batas hubungan yang ditentukan.

14
BAB II

SKENARIO ROLEPLAY

(Komunikasi Terapeutik pada Anak dan orang tua)

2.1 Deskripsi Pelaksanaan Roleplay

1. Setting tempat : rumah sakit

2. Setting waktu : pagi, siang, dan sore hari

3. Pembagian peran :

Nama Pemain:

1. Mita Amalia (bu Mita)


2. Dimas Hendri Putra (pak Dimas)
3. Rika Fitria (dokter Rika)
4. Ayu Komala Sari (Pasien ayu)
5. Mutia Salsa billa (narator)
6. Nurfajrindah (Perawat Nurfajrindah)
7. Assyafiah Harnum (Perawat Assyafiah)
8. Indah Agustiani (office girl)
9. Fitra ayda Ningsih (Ibu Gumay)
10. Tri Gumay Khayrupan (Teman Ayu )

2.2 Kasus dan Naskah Roleplay

Fase Pra-Interaksi

Pada Rumah Sakit Abdul Manap kota jambi di kamar Mawar 5, terdapat
seorang pasien anak berusia 8 tahun yang bernama Ayu Komala Sari. Ia pagi
tadi dilarikan oleh kedua orangtuanya ke Rumah Sakit, karena demam tinggi.
Dari hasil pemeriksaan, ternyata pasien menderita radang tenggorokan. Selain
suhu tubuhnya yang berada di kisaran 38,50C, pasien juga sering mengeluh sakit
pada tenggorokannya, pusing dan muntah.

Fase Orientasi

Siang hari pukul 11.20, perawat Assyafiah mengunjungi pasien...

15
Perawat Assyafiah : “Assalamualaikum...” (sambil tersenyum)

Orangtua pasien : “Wa’alaikumsalam.....”.

Pak Dimas : “Silahkan masuk suster” (sambil berdiri mempersilakan)

Perawat Assyafiah :“Terimakasih pak”. “Perkenalkan nama saya ners


Assyafiah. (sambil tersenyum)”. “Saya akan membantu
anak ibu dan bapak selama berada di rumah sakit ini”. “Oh
iya bu, untuk mempermudah dan memperlancar proses
pengobatan anak Ibu disini, saya akan mengajukan
beberapa pertanyaan kepada anak ibu. Apakah bisa bu?”
(sambil tersenyum).

Ibu Mita : “Bisa ners.”

Pasien : (Pasien hanya diam....)

Perawat Assyafiah : “Kalau begitu saya langsung saja bertanya kepada anak
ibu yah bu.”

Ibu Mita : “Baik ners silahkan”. (sambil tersenyum ramah...).

Perawat Assyafiah : “Halo adik, namanya siapa?” (tersenyum ramah)

Pasien : “Ayu Komala Sari ners” (pelan)

Perawat Assyafiah : “Wah, namanya bagus. Adek senang dipanggil apa?”

Pasien : “Ayu...” (nada pelan)

Perawat Assyafiah : “Oh....Kalau begitu saya panggil dik Ayu saja ya...”.
(sambil tersenyum ramah)

Pasien : ( Pasien mengangguk...)

Perawat Assyafiah : “Hmm.. nah begini kan kakak jadi enak manggilnya”
(sambil tersenyum)

Pasien : (Pasien tersenyum....).

Perawat Assyafiah : “Adek, saya mau bertanya sebelum adek masuk rumah
sakit apa keluhan-keluhan yang adek rasakan?” (Perawat
mulai mengintrogasi/menanyakan....).

16
Pasien : “Tenggorokanku sakit sekali, terus pusing, badanku panas
semua, sama rasanya pengen muntah”(menceritakan
dengan pelan dan seperti menahan rasa sakit)

Ibu Mita : “Iya ners, kemarin siang sepulang dari sekolah anak saya
mengeluh tenggorokannya sakit.”

Perawat Assyafiah : “Oh, kira-kira apa yang adik makan disekolah?”

Pasien : (wajah sedikit takut) “aku nggak makan apa apa kok
ners...”

Perawat Assyafiah : “Oh, begitu. Adik mau cerita nggak, kemarin adik ngapain
aja di sekolah?”

Pasien : (mulai bercerita) “aku kemarin olahraga sama temen, terus


habis olahraga aku diajak temenku beli es, aku juga ikut
beli es”

Perawat Assyafiah : “Wah, berarti mungkin adik sakit karena minum es”

Pasien : “Begitu ya ners?”

Perawat Assyafiah : “Iya dik.”

Pasien :”Oh,”

Perawat Assyafiah : (tersenyum) “ ya sudah ners keluar dulu ya, nanti Bu


Dokter mau kesini buat memeriksa adik.

Pasien : “Iya ners.” (tersenyum)

Bu Mita : “Terimaksih ya ners”

Perawat Assyafiah : “Sama-sama bu” (tersenyum)

Office Girl : “Permisi, saya mengantarakan makan siang” (office girl


datang membawa makanan)

Pak Dimas : “Silahkan masuk mbak” (menerima nampan makanan)


“terimakasih ya mbak.”

Office Girl : “Sama-sama pak” (tersenyum dan berjalan keluar)

Tak lama setelah office girl mengantarkan makan siang untuk pasien ayu,
datanglah ibu dan anak memasuki pintu kamar mawar 5 sambil membawa

17
bingkisan, dan ternyata ibu dan anak tersebut adalah tetangga pasien ayu dan
anak tetangga tersebut adalah teman dekat ayu disekolah.

Bu Ayda : “Assalamualaikum...”.(Sambil tersenyum)

Gumay : “Assalamualaikum...”

Orang Tua ayu : “Waalaikumsalam...”

Bu Mita : “Silahkan masuk bu ayda, nak gumay”.(Tersenyum


mempersilahkan)

Pak Dimas : “Eeehh ayo dek gumay, bu ayda silahkan.”

Bu Ayda : “Iya bu mita, pak dimas...”

Bu Ayda : “Bagaimana Keadaan ayu bu? apakah sudah


membaik?”

Bu Mita : “Belum tau bu, kata ners yang dateng kesini tadi,
katanya nanti dokternya datang kesini untuk
memeriksa keadaan nya ayu.”

Bu Ayda : “Oohh begitu ya bu, kok bisa bu sampe masuk rumah


sakit si ayu”

Bu Mita : “Iya bu saya juga ga nyangka sampe masuk rumah


sakit, tadi ayu cerita ke ners yang datang tadi katanya
ayu habis olahraga diajak temennya beli es, mungkin
gara gara itulah jadi demam trus sakit tenggorokan si
ayu”

Bu Ayda : “Iya bisa jadi tuh bu”

Gumay : “Ayu cepat sembuh ya, biar kita bisa main lagi...”

Pasien : “Iya gumay, Terimakasih ya...”

Gumay : “Nanti biar aku yang izinin ke bu guru kalo ayu


sakit”

Pasien : “Terimakasih gumay...”

Kemudian ibu Mita dan ibu Ayda serta bapak Dimas berbincang-bincang dan
Gumay dengan Ayu juga mengobrol. Setelah berbincang-bincang ibu Ayda dan

18
Gumay sudah berada disana sekitar satu jam, mereka pun berpamitan karena
sudah saatnya Ayu untuk beristirahat.

Bu Ayda : “Yaudah bu mita, pak dimas, saya permisi pulang


dulu ya...”

Gumay : “Bu pak, gumay pamit dulu ya...”

Bu Mita : “Iya bu ayda, nak gumay, terimakasih sudah datang


menjenguk ya...”

Pak dimas : “Terimakasih ya dek gumay bu ayda sudah


menjenguk anak kami Ayu”

Bu Ayda : “Iya bu mita dan pak dimas, sama sama, namanya


juga tetangga harus saling membantu dan saling tolong
menolong”

Bu Ayda : “Ayu, ibu pulang dulu ya, cepat sembuh ya ayu,


perbanyak istirahat dan minum air putih biar cepet
sembuh ya”

Pasien : “Iya bu, terimakasih ya bu”

Bu Ayda : “Saya permisi dulu ya, wassalamualaikum...”

Orang tua Pasien : “Waalaikumsalam...”

Fase Kerja

Selang beberapa waktu dokter Rika dan perawat Nurfajrindah pun datang ke
kamar mawar 5 untuk memeriksa kondisi pasien ayu

Perawat Nurfajrindah & Dokter : “Assalamuallaikum....”

Orangtua & pasien : “Walaikumsalam.......”

Dokter : “Selamat sore bapak ibu, kami kemari ingin mengecek


kondisi anak bapak dan ibu.”

Orangtua pasien : “Silahkan dokter.”

Perawat Nurfajrindah : “Perkenalkan, nama saya ners Nurfajrindah, di sini saya


bertugas untuk memeriksa suhu dan tekanan darah anak Ibu
dan bapak.”

19
Bu Mita : “Iya ners silahkan”

Perawat Nurfajrindah : “Baiklah Ibu”

Perawat Nurfajrindah mendekati Pasien....

Perawat Nurfajrindah : “Selamat sore adek, saya mendapat perintah dari dokter
untuk memeriksa kondisi adek. Untuk mengetahui keluhan-
keluhan yang adek rasakan, jadi saya disini akan
melakukan pengukuran suhu tubuh dan tekanan darah adek
dulu ya” (Perawat menjelaskan tentang tindakan yang akan
dilakukan....)

Pasien : (Pasien hanya menganggukkan kepala...).

Perawat Nurfajrindah : “Dek Ayu tenang saja yah , selama saya periksa”
(Perawat menyiapkan alat).“Permisi ya... dek saya mau
mengukur suhu tubuh adek dulu” (sambil tersenyum ramah
kepada pasien....). “Hmm.... baiklah dek ayu saya sudah
melakukan pengukuran suhu tubuh Adek”.

Pasien : “Iya ners”

Disisi lain, dokter sedang memeriksa laporan data pasien. Dia


melanjutkannya dengan memeriksa tenggorokkan pasien. Setelah itu meminta
perawat menjelaskan hasil pengukuran suhu dan tekanan darah pasien.

Dokter : “Ayo buka mulutnya dik!” (mengarahkan senter ke mulut


pasien)

Pasien : (membuka mulutnya)

Dokter : “Pinter. Masih sakit nggak tenggorokkannya?”

Pasien : “Masih dokter”

Dokter : “Masih mual atau pusing?”

Pasien : “Udah nggak dokter.”

Dokter : “ Kalau begitu ners, berapa suhu tubuhnya?”

Perawat Nurfajrindah : “Suhu tubuhnya 370C dok”

20
Fase Terminasi

Bu Mita : “Jadi bagaimana dengan kondisi anak saya dokter? Apa


demamnya sudah turun?”

Dokter : “Alhamdulillah bu, demamnya sudah berangsur turun, dan


kondisi anak ibu sudah mulai membaik.”

Pak Dimas : “Bagaimana dengan tenggorokan anak saya yang masih


sakit dok?”(cemas)

Dokter : “Itu nanti juga akan segera sembuh, asalkan banyak


minum air putih, minum obat teratur dan istirahat yang
cukup, insyaallah dalam satu atau dua hari, anak ibu sudah
baikan.”

Bu Mita : “Apakah anak saya sudah bisa pulang dok?”

Dokter : “jika kondisinya semakin baik, besok anak ibu sudah kami
izinkan pulang.”

Bu Mita :”Terimakasih dokter.”

Dokter : “Sama-sama bu, tolong diperhatikan makanan yang


dimakan anak ibu ya, dan pastikan makanan atau pun
minuman yang dikonsumsi sehat. Agar radang
tenggorokannya tidak kambuh lagi.”

Pak dimas : “Baik dokter, kami akan ingat pesan dokter.”

Dokter : “Kami permisi dulu ya pak bu.” (menuju pintu)

Bu Mita : “Iya dokter.” (tersenyum)

Dokter Rika dan perawat Nurfajrindah meninggalkan pasien dengan


orangtuanya. Keesokan harinya, Ayu sudah diizinkan pulang ke rumahnya.

SELESAI

BAB 3

PENUTUP

21
3.1 Kesimpulan

Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang


disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh
penyampai pesan. Tujuan komunikasi yaitu pesan yang disampaikan oleh
komunikator dapat dimengerti oleh si komunikan. Dalam melakukan komunikasi
pada anak dan orang tua, perawat perlu memperhatikan berbagai aspek.

Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga


hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan
mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang digunakan dalam
penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan. Tehnik komunikasi
dengan anak sangatlah bervariasi, tergantung pada umur dari anak tersebut.

3.2 Saran

Hubungan orang tua dan anak tidak terlepas dari adanya karakter diantara
keduanya. Diharapkan kepada para pembaca agar memperhatikan poin-poin
penting dalam makalah ini untuk menerapkan dalam keluarga, lebih khususnya
pada saat kita mendidik anak, agar mereka bisa berkembang menjadi individu
yang baik dikemudian hari. Tingkah laku yang baik yang ditunjukkan seseorang
mencerminkan kebaikan dari keluarga yang membesarkannya.

DAFTAR PUSTAKA

22
Arwani. (2002). Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Rakhmat, Jalaludin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya

Yin, Robert K. (2006). Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta : Raja Grafindo
Persada

Skripsi Rochana, Nana. (2005). Kemampuan Perawat dalam Menerapkan


Komunikasi Terapeutik Terhadap Anak di Bangsal Anak Rumah Sakit
Pemerintah di Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro.

23

Anda mungkin juga menyukai