Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN TUTOR KASUS 2 KEPERAWATAN ANAK

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM BERDARAH DENGUE

DOSEN PEMBIMBING :Ns. YOSI OKTARINA., M.Kep

DISUSUN OLEH
FIRA DILLA ZASKIA G1B119012
WAHYU EKA SAPUTRI G1B119013
ESA SURYA AULIA G1B119042
DWI KARTIKA G1B119043
ANISA G1B119044
LALADELVA SANTI G1B119045
MEIKE DWI RATNA GEA G1B119046
MARINI AMALIYA MUSLIM G1B119076
PUTRY RAHMANI JUFIRA G1B119077
ASSYAFIAH HARNUM G1B119078
INDAH AGUSTIANI G1B119085

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh
PujisyukurkepadaTuhan Yang MahaEsa yang
telahmemberikanrahmatdanhidayah-Nya sehingga kami
dapatmenyelesaikanpenyusunanlaporan tutor kami padablokKeperawatanAnak I
inidenganskenario “KonsepdanAsuhanKeperawatanDemamBerdarah Dengue”.
Dimanadalampenyusunanlaporaninibertujuan agar
MahasiswaPendidikanIlmuKeperawatan,
FakultasKedokterandanIlmuKesehatanUniversitas Jambi
dapatmemahamiisidarilaporaninisehinggadapatbermanfaatbagimahasiswa.
Tidaklupa juga kami mengucapakanterimakasihkepadadosen yang menjadi tutor
yang membimbing kami selamamelaksanakandiskusiinidansemuapihak yang
telahmembantudalampenyusunanlaporanhasildiskusi kami sehingga kami
dapatmenyelesaikannyadenganhasil yang memuaskanbagi kami.
Dalampenyusunanlaporanini kami
menyadaribahwamasihbanyakkekurangannyasehingga kami menginginkan saran
dankritik yang membangundalammenyempurnakanlaporanini.

Jambi, Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................4


2.1 DefinisiDemamBerdarah Dengue..............................................................6
2.2 EtiologiDemamBerdarah Dengue..............................................................7
2.3 ManifestasiKlinisDemamBerdarah Dengue..............................................9
2.4 GejalaDemamBerdarah Dengue................................................................11
2.5 PatofisiologiDemamBerdarah Dengue......................................................14
2.6 Cara PenularanPenyakitDemamBerdarah Dengue....................................14
2.7 PemeriksaanPenunjangDemamBerdarah Dengue.....................................15
2.8 PemberantasanDemamBerdarah Dengue..................................................15
2.9 KomplikasiDemamBerdarah Dengue........................................................16
2.10 PenatalaksanaanDemamBerdarah Dengue...............................................22

BAB III : TINJAUAN KASUS...........................................................................23


3.1 STEP I (Identifikasi Kata Sulit).................................................................23
3.2 STEP II (Identifikasi Masalah)..................................................................24
3.3 STEP III (Analisis Masalah)......................................................................24
3.4 STEP IV (Mind Mapping).........................................................................25

BAB IV : PENUTUP...........................................................................................34
4.1 Kesimpulan................................................................................................34

iii
4.2 Saran..........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………35

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit


infeksi yang disebabkan oleh virus ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun (Kemenkes, 2015). DBD
dapat menyerang semua kelompok umur, namun DBD masih merupakan
penyebab utama kematian pada anak-anak. DBD sering terjadi pada anak
berusia kurang dari 15 tahun, dengan tingkat serangan tertinggi dalam umur
5-9 tahun (Rahma, 2011).
World Health Organization (WHO) (2016) tahun 2015, menyebutkan
bahwa wabah demam berdarah tersebar di seluruh dunia. Filipina
melaporkan lebih dari
169.000 kasus dan Malaysia melebihi 111.000 kasus dugaan demam
berdarah, meningkat 59,5% dan 16% dalam jumlah kasus tahun
sebelumnya. Diperkirakan
500.000 orang dengan dengue parah memerlukan rawat inap setiap
tahunnya, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak. Sekitar 2,5% dari
mereka tidak dapat diselamatkan (meninggal dunia).
Kementerian Kesehatan menyebutkan hingga akhir Februari tahun
2016, kejadian luar biasa (KLB) penyakit DBD dilaporkan ada di 12
Kabupaten dan 3 Kota dari 11 Provinsi di Indonesia. Kementerian
Kesehatan RI mencatat jumlah penderita DBD di Indonesia pada bulan
Januari-Februari 2016 sebanyak 8.487 orang penderita DBD dengan jumlah
kematian 108 orang Golongan terbanyak yang mengalami DBD di
Indonesia pada usia 5-14 tahun mencapai 43,44% dan usia 15-44 tahun
mencapai 33,25% (Kemenkes RI, 2016).

1
Jumlah penderita DBD di Provinsi Sumatra Barat yang dilaporkan
pada tahun 2014 sebanyak 2.282 kasus dengan jumlah kematian 12 orang.
Selama tahun 2014 lebih kurang terdapat 4 kabupaten/kota yang
melaporkan terjadinya KLB DBD yaitu Kota Padang, Kabupaten lima
Kota, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten
Sijunjung, karena daerah tersebut termasuk daerah endemis DBD . Kasus
tertinggi ada di Kota Padang (666 kasus), diikuti Kabupaten Pesisir Selatan
(282 kasus), Kabupaten Tanah Datar (279 kasus) dan Kasus terendah
adalah di Kota Padang Panjang (7 kasus), hanya Kabupaten Kepulauan
Mentawai yang tidak punya kasus DBD (Dinas Kesehatan Provinsi
Sumbar, 2015).
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan diagnosa DBD.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Penulis mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada anak


dengan Demam Berdarah Dengue (DBD).

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mendeskripsikan pengertian dari DBD.

b. Mampu mendeskripsikan Etiologi DBD

c. Mampu mendeskripsikan tanda dan gejala DBD

d. Mampu mendeskripsikan patofisiologi DBD

e. Mampu mendeskripsikan Manifestasi klinis DBD

f. Mampu mendeskripsikan Komplikasi DBD

D. MANFAAT PENILITIAN

a. Bagi Peneliti

2
Penulisan karya tulis ilmiah (KTI) dapat menambah wawasan dan
pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada
anak dengan DBD.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada institusi pendidikan khususnya
bagi mahasiswa sebagai acuan penelitian lebih lanjut dalam pemberian asuhan keperawatan
anak dengan

3
BAB 11

KONSEP DASAR DHF

(Dengue Hemoragic Fever)

1. Pengertian
Dengue Hemoragic Fever merupakan penyakit menular yang disebabkanoleh
virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dandapat
menyerang semua orang terutama anak– anak dan dapat menyebabkankematian
(DepartemenKesehatan RI,2000).
SedangkanmenurutSmeltzer2001,mendefinisikan bahwa Dengue Hemoragic
Fever adalah penyakit yangdisebabkanoleh vektor virusyangdibawaoleh
nyamukAedes Aegypti.
DemamBerdarahDengue(denguehaemorhagiefever)ialahpenyakityang
terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri
ototdansendi,yangbiasanyamemburuksetelahduaharipertama.Demamberdarahden
guedisebabkanolehbeberapavirusdengueyangdibawaarthropoda.Demamberdarahd
engueinidapatmenimbulkanmanifestasiperdarahan dan cenderung terjadi
syokyang dapat menimbulkan kematian(Hendarwanto,2000).
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
DengueHemoragicFeveradalahpenyakityangdapatditularkanmelaluinyamukAedes
Aegypti yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, syoksertadapat
menimbulkan kematian.

2. Etiologi
PadaumumnyamasyarakatkitamengetahuipenyebabdariDengueHemoragic
Fever adalah melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus denguemempunyai 4
serotive, yaitu: 1, 2, 3 dan 4 yang ditularkan melalui
nyamukAedesAegypti.Nyamukinibiasanyahidupdikawasantropisdanberkembangbi

4
akpadasumberairyangtergenang(Smeltzer,2001).Virusdengue berbentuk batang,
bersifat termoragil, sensitif terhadap inaktivitas
olehdiatiterdannatriumdiaksikolat,stabilpadasuhu70ºC.Keempatserotivetersebuttel
ahditemukanpula diIndonesiadenganserotive ke
3sebagaiserotiveyangpalingbanyak(Hendarwanto, 2000).

3. Tanda dan gejala


Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai denganduaatau
lebih manifestasi klinis sebagai berikut:
a. Nyerikepala
b. Nyeriretro-orbital
c. Mialgia/artralgia.
d. Ruamkulit
e. Manifestasi perdarahan (petekie atau ujibendung-rumpleleed positif).
f. Leukopenia.dan pemeriksaan serologi dengue positif, atauditemukan pasien
DD/DBDyang sudahdikonfirmasi pada lokasi dan waktuyang sama.
(Suhendro,et.al.,2006).

4. Anatomi dan fisiologi


Struktur nyamuk terdiri atas ; kepala, toraks yang setiap segmenyadilengkapi
dengan sepasang kaki yang beruas-ruas dan abdomen. Daerahkepala terdiri atas
mata, antena berbentuk poliform yang terdiri atas
15segmen.Antenanyamukbetinadisebutpilosedenganbulu-
buluyanglebihsedikitsedangkanyangjantanmemilikibanyakbuludisebutplumose.
Seperti halnya dengan serangga lain nyamuk memiliki
sepasangmatamajemukoseli(matatunggal).Dibagiandorsaltoraksterdapatbentuk
bercak yang keras berupa dua garis sejajar pada bagian tengah danduagaris
lengkungdi bagian tepi.
Venasayapmeliputiseluruhbagiansayapsampaikeujungberukuran 2,5 – 3,0
mm. Di bagian abdomen nyamuk betina

5
berukurankecilterdapatduacaudalcerciyang
berukurankecil,sedangkanpadanyamuk jantan terdapat organ seksual yang disebut
hypopygium.Nyamukini bersifat antropofilik ( senang sekali pada manusia),
biasanya nyamukbetina menggit di dalam rumah, kadang-kadang di luar rumah di
tempatyang agak gelap. Pada malam hari nyamuk beristirahat dalam rumah
padabenda-benda yang digantung seperti pakaian, kelambu, pada dinding
dantempatyangdekatdengantempatperidukannya.NyamukA.aegyptimemillikikebi
asaanmenggigitberulang-ulang (multiplebiters)
yaknimenggitbeberapaorangsecarabergantiandalamwaktusingkat.
Nyamuk dewasa baik jantan maupun betina membutuhkan
glukosasebagaibahanmakananyangdapatdiperolehdaricairantumbuhan,sedangkan
nyamuk betina membutuhkan protein-protein dari darah
untukpematanganseltelursetelahperkawinan.yamukbetinadewasamulaimenghisapd
arahsetelahberumur3hari,setelahitusanggupbertelursebanyak 100 butir. Nyamuk
betina mampu bertahan hidup 2 minggu lebihdi alam, sedangkan nyamuk jantan
setelah proses kawin dalam waktu ± 1mingguakan mati.(Suhendro,2007 )

Siklushidupnyamuk Aedesaegypti

5. Patofisiologi

Halpertamayangterjadisetelahvirusmasukkedalamtubuhpenderitaadalahviremi
ayangmengakibatkanpenderitamengalamidemam, sakit kepala, mual, nyeri otot,
pegal – pegal seluruh tubuh, ruamatau bintik-bintik merah pada kulit (petekie),
hyperemia tenggorokan

6
danhallainyangmungkinterjadisepertipembesarankelenjargetahbening,
pembesaran hati (Hepatomegali) dan pembesaran limpa (Splenomegali)
(Smeltzer,2001).

Peningkatanpermeabilitasdindingkapilermengakibatkanterjadinya perembesan
plasma ke ruang ekstra seluler akibatnya terjadipengurangan volume plasma,
penurunan tekanan darah.Plasma merembessejak permulaan demamdan mencapai
puncaknyasaat
terjadirenjatan(syok).Hemokonsentrasi(peningkatnhematokritlebihdari20%)menu
njukkanataumenggambarkanadanyakebocoransehingganilaihematokritmenjadipen
ting untukpatokan
pemberiancairanintravena.Setelahpemberiancairanintravena,peningkatanjumlahtr
ombositmenunjukkankebocoranplasmateratasisehinggapemberiancairanintravena
dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah
terjadinyaudemparu,sebaliknyajikatidakmendapatkancairanyangcukuppenderitaak
an mengalami renjatan (Price&Wilson, 2006).

BerdasarkanWHO,DemamBerdarahDenguedibagimenjadiempatderajat
sebagai berikut :

a. DerajatI
Adanyademamtanpaperdarahanspontan,manifestasiperdarahanhanya
berupatorniket tesyangpositif.
b. DerajatII
SepertiderajatIdisertaiperdarahanspontandikulitdanperdarahanlain.

c. DerajatIII

Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat danlemah,


tekanan nadi menurun (kurang dari 20 mmHg) atau hipotensidisertai
kulit yang dingin dan lembab, gelisah(tanda – tanda awalrenjatan).
d. Derajat IV
Renjatan berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah yang

7
tidakdapatdiukur.(Ngastiyah,2005).

Sirklusperjalananpenyakit

6. ManifestasiKlinis
Manifestasi klinis yang muncul bervariasi berdasarkan derajat DHFdengan
masa inkubasi antara 13 – 15 hari. Penderita biasanya mengalamidemam akut
sering disertai tubuh menggigil. Gejala klinis lain yang timbuldan sangat
menonjol adalah terjadinya perdarahan, perdarahan yang terjadidapat berupa
perdarahan pada kulit, perdarahan lain seperti melena. Selaindemam dan
perdarahan yang merupakan ciri khas DHF gambaran klinislainyang tidak khas
dan biasa dijumpai pada penderita DHF menurutSuriadi&Yuliani (2006)adalah
sebagai berikut :

a. Keluhanpadapernafasansepertibatuk,pilekdansakitwaktumenel
an.
b. Keluhanpadasaluranpencernaansepertimual,muntah,tidaknafsu

8
makan,diaredan konstipasi.
c. Keluhansistemtubuhyanglaindiantaranyasakitkepala,nyeripada
ototdan sendi, nyeriulu hati, pegal– pegal di seluruhtubuh.
d. Tanda-
tandarenjatan(sianosis,capilarryrefilllebihdari2detik,nadicepat
dan lemah).
Demam dengue pada bayi dan anak berupa demam ringan
disertaitimbulnyaruammakulopapular.Padaanakbesardandewasadikenalsindro
m trias dengue berupa demam tinggi mendadak, nyeri pada
anggotabadan(kepala,bolamata,punggung,dansendi),dantimbulruammakulopa
pular(Smeltzer, 2001).

7. Komplikasi

MenurutSmeltzer(2001),komplikasiyangdapatterjadipadapenyakitDHF
antaralain:
a. Perdarahan
Perdarahan mudah terjadi pada tempat fungsi vena, petekia
danpurpura.Selainitujugadapatdijumpaiepstaksisdanperdarahangusi,hemat
omesisdan melena.
b. Hepatomegali
Bilaterjadipeningkatandarihepatomegalidanhatiterabakenyal,harus
diperhatikan kemungkinan akan terjadinya renjatan padapenderita.
c. Renjatan(syok)
Syok biasanya dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasiyaitu kulit
lembab,dingin pada ujung hidung,jari tangan dan jari kakiserta cyanosis di
sekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa
demammakabiasanyamenunjukkan prognosisyangburuk.

8. Penularan

9
Virus dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang masukke dalam
tubuh melalui gigitannya. Virus dengue ini berkembang biakdalamdarahantara5-
8hari.Saattulahvirusmenyerangpenderitadenganganasnyasehinggapenderitaakanm
engeluhdemam,sakitkepala,mual,nyeri,pegalseluruhtubuh,danhiperemiaditenggor
okan(Simamora,1996, hal 174).

9. PemeriksaanPenunjang
MenurutSudoyo(2007)untukmenegakkandiagnosaDengueHemoragicFeverper
ludilakukanberbagaipemeriksaanlaboratoriumantaralain sebagai berikut :
a. Trombosit:umumnyaterjadi trombositopeniapadahari3-8.
b. Leukosit : Mulai hari ketiga dapat ditemui limfositosis relatif (>45%dari
total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) >15%darijumlah
total leukosit.
c. Hematokrit: terjadipeningkatanhematokrit≥20%hematokritawal.
d. Hemoglobinmeningkat> 20%.
e. Protein/ albumin : dapat terjadi hipoproteinemia akibat
kebocoranplasma,danbiasanyaditemukanadanyahiponatremia,hipokloremi
a.
f. SGOT/SGPT:dapatmeningkat.
g. Imunoserologi:IgMdan IgGterhadapdengue.
1) IgM:terdeteksimulaiharike-3-5,meningkatsampaimingguke-
3,danmenghilangsetelah 60-90 hari.
2) IgG:Padainfeksiprimer,IgGmulaiterdeteksipadaharike-14,padainfeksi
skunder,IgGmulai terdeteksi pada hari ke-2.

10. Penatalaksanaan
PenatalaksanaanpenderitadenganDengueHemoragicFevermenurut(Ngastiyah
2005)adalahsebagai berikut :

a. Tirahbaringatauistirahatbaring.
b. Dietmakanlunak.

10
c. Minumbanyak(2–2,5liter/24jam)dapatberupa:susu,tehmanis,sirupdan beri
penderita sedikit oralit.
d. Pemberiancairanintravena(biasanyaringerlaktat,NaCl)merupakancairanya
ngpalingsering digunakan.
e. Monitortanda-
tandavitaltiap3jam(suhu,nadi,tensi,pernafasan)jikakondisipasien
memburuk, observasi ketat tiap jam.
f. PeriksaHb, Htdan trombositsetiap hari.
g. Pemberianobatantipiretiksebaiknyadarigolonganasetaminopen.
h. Monitortanda-tandaperdarahanlebihlanjut.
i. Pemberianantibiotikbilaterdapattanda-tandainfeksisekunder.
j. Monitortanda-tandarenjatan.
k. Bilatimbulkejangdapat diberikanDiazepam.

Pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di perawatan intensifdan segera


dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang dan
bilatidaktampakperbaikandiberikanplasmaatauplasmaekspanderataudekstr
an sebanyak 20 – 30 ml/kg BB.Pemberian cairan intravena
baikplasmamaupunelektrolitdipertahankan12–
48jamsetelahrenjatanteratasi.Apabilarenjatantelahteratasinadisudahterabaj
elas,amplitude nadi cukup besar, tekanan sistolik 20 mmHg, kecepatan
plasma biasanyadikurangimenjadi 10ml/kgBB/jam (Hendarwanto,2000).

Transfusidarahdiberikanpadapasiendenganperdarahangastrointestinal yang
hebat.Indikasi pemberian transfusi pada penderitaDHF yaitu jika ada
perdarahan yang jelas secara klinis dan abdomen yangmakin tegang
dengan penurunan Hb yang mencolok.Pada DBD tanparenjatan hanya
diberi banyak minum yaitu 1½-2 liter dalam 24
jam.Carapemberiansedikitdemisedikitdenganmelibatkanorangtua.Infusdib
erikanpadapasien DHFtanparenjatanapabila:
a. Pasien terus menerus muntah, tidak dapat diberikan

11
minum sehinggamengancamterjadinyadehidrasi.
b. Hematokrit yangcenderungmengikat(Hendarwanto,2000).
11. Konsep Dasar Keperawatan DHF
a) Pengkajian
Dalam pengkajian yang dikaji pada pasien yaitu, identitas pasien, riwayat
keperawatan yang meliputi keluhan utama (Keluhan utama saat masuk rumah
sakit dan keluhan saat pengkajian), riwayat penyakit (riwayat penyakit
terdahulu, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit keluarga, riwayat
psikososial dan spiritual), dan pengkajian fisik

1. Identitas

Nama : An. B

Umur : 6 thn

Diagnosa Medik : DBD

2. Keluhan Utama :

Demam tinggi mendadak 4 hari, tidak ada batuk dan pilek. Menurut Ibu,
panas anaknya tinggi terus menerus, sudah diberi obat penurun panas tetapi 2
jam kemudian suhu anak naik lagi.

3. Riwayat penyakit sekarang :

An. B dibawa ke RS dengan keluhan demam tinggi mendadak 4 hari yang lalu
tidak ada batuk dan pilek. An. B juga mengeluh nyeri pada punggung dan
tulang hilang timbul, kepala juga terasa pusing. Pasien sangat lemas dan tidak
mampu melakukan aktivitas fisik. Tetapi keadaan anak compos mentis

4. Riwayat penyakit dahulu

(tidak ada)

5. Riwayat penyakit keluarga

12
(tidak ada)

6. Pengkajian Persistem

a. Sistem Gastrointestinal

Anak mengalami mual dan muntah,

b. Sistem muskuloskeletal :

Nyeri pada punggung dan tulang hilang timbul. Pasien sangat lemas dan tidak
mampu melakukan aktivitas fisik. TB 120 cm dan BB 20 Kg.

c. Sistem Respirasi.

Respirasi anak baik 20x/i

d. Sistem Cardiovaskuler

TD : 90/65 mmHg, Nadi 100x/I

e. Sistem Integumen.

Suhu 39,20C, uji tourniquet positif, petekie positif, ekimosis positif,


epistaksis positif.

7. Pemeriksaan Penunjang

Hb : 12,5 gr/dL

Trombosit : 60.000/mm3

Leukosit : 2900/mm3

Hematokrit : 52%

Analisa Data

NO Analisa Data Etiologi Masalah

13
1. Ds :

1. Ibu an. B mengatakan an.B demam tinggi mendadak 4 hari yang lalu
tidak ada batuk dan filek.

2. Menurut Ibu, panas anaknya tinggi terus menerus.

3. Ibu an. B mengatakan sudah diberi obat penurun panas tetapi 2 jam
kemudian suhu anak naik lagi

Do :

1. S : 39,2 c,

2. N: 100x/i

3. TD: 90/65 mmHg,

4. RR: 20x/i,

5. TB 120 cm,

6. BB 20 kg, hasil px lab:

7. Hb: 12,5 gr/dl,

8. trombosit: 60.000/mm3,

9. lekosit; 2900/mm3,

10. Ht: 52%.

11. torniquiet positif,

12. petekie (+) ,

13. ekimosis (+),

14. epistaksis (+) Proses infeksi virus dengue Hipertermi

14
2 Ds :

1. An. B juga mengeluh nyeri pada punggung dan tulang hilang timbul

2. An. B mengeluh kepala juga terasa pusing.

Do :

1. S : 39,2 c,

2. N: 100x/i

3. TD: 90/65 mmHg,

4. RR: 20x/i,

5. TB 120 cm,

6. BB 20 kg, hasil px lab:

7. Hb: 12,5 gr/dl,

8. trombosit: 60.000/mm3,

9. lekosit; 2900/mm3,

10. Ht: 52%.

11. torniquiet positif,

12. petekie (+) ,

13. ekimosis (+),

epistaksis (+) Agen cidera biologi Nyeri Akut

3 Ds:

1. pasien mengatakan merasa lemas saat ini

15
2. pasien mengatakan merasa tidak bisa melakukan aktivitas fisik

Do:

1. Mual (+),

2. Muntah (+)

3. S : 39,2 c,

4. N: 100x/i

5. TD: 90/65 mmHg,

6. RR: 20x/i,

7. TB 120 cm,

8. BB 20 kg, hasil px lab:

9. Hb: 12,5 gr/dl,

10. trombosit: 60.000/mm3,

11. lekosit; 2900/mm3,

12. Ht: 52%.

13. torniquiet positif,

14. petekie (+) ,

15. ekimosis (+),

16. epistaksis (+)

intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang
menurun. Risiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

16
4 Ds :

1. Ibu an. B mengatakan an.B demam tinggi mendadak 4 hari yang lalu
tidak ada batuk dan filek.

2. Menurut Ibu, panas anaknya tinggi terus menerus.

3. Ibu an. B mengatakan sudah diberi obat penurun panas tetapi 2 jam
kemudian suhu anak naik lagi

Do :

1. torniquiet positif,

2. petekie (+) ,

3. ekimosis (+),

4. epistaksis (+)

5. trombosit: 60.000/mm3,

6. S : 39,2 c,

N: 100x/i Penurunan faktor-faktor pembekuan darah (trombositopeni)


Resiko perdarahan

B. DIAGNOSA

1. Hipertemi b/d proses infeksi virus dengue

2. Nyeri akut b.d agen cidera biologis

3. Risiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh b/d intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun.

17
4. Risiko perdarah b.d Penurunan faktor-faktor pembekuan darah
(trombositopeni)

C. INTERVENSI

No Diagnose keperawatan NOC NIC

1 Hipertermi b.d proses infeksi virus dengue Setelah dilakukan


tindakan keperawatan diharapkan termoregulasi normal dengan kriteria hasil:

a) Tidak ada peningkatan suhu tubuh

b) Tidak ada hipertermia

c) Tidak ada sakit kepala

d) Tidak ada sakit otot

e) Tidak ada perubahan warna kulit

f) Tidak ada dehidrasi Perawatan Demam

a) Pantau suhu dan tanda- tanda vital lainnya

b) Monitor warna kulit dan suhu

c) Berikan obat atau cairan IV (misalnya, antipiretik, agenantibakteri, dan


agen anti menggil)

d) Monitor penurunan tingkat kesadaran

e) Tutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan, tergantung pada fase
demam ( yaitu: memberikan selimut hangat untuk fase dingin, menyediakan
pakaian atau linen tempat tidur untuk demam

f) Dorong konsumsi cairan

g) Fasilitasi istirahat

18
h) Kompres hangat pasien pada lipat paha dan aksila

2 Nyeri akut b.d agen cidera biologis Setelah dilakukan tindakan


keperawatan diharapkan tingkat nyeri berkurang dengan kriteria hasil:

a) Tidak ada nyeri yang dilaporkan

b) Tidak ada mengerang dan menangis

c) Tidak ada menyeringit

d) Tidak ada ketegangan otot

e) Tidak ada kehilangan nafsu makan

f) Tidak ada Ekspresi wajah nyeri Manajemen nyeri

a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,


karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

b) Observasi reaksi non verbal dari

ketidaknyamanan

c) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk


mengetahui pengalaman nyeri pasien

d) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

e) Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

f) Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang


ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau

g) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan


dukungan

h) Kontrol lingkungan yang dapat

19
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan

i) Kurangi faktor presipitasi nyeri

Pilih dan lakukan penanganan nyeri(farmakologi,nonfarmakologi dan inter


personal)

k) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

l) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

m) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

n) Dukung tingkatkan istirahat/ tidur yang adekuat untuk membantu


penurunan nyeri

o) Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri


tidak berhasil

Pemberian analgetik

a) Tentukan lokasi, karakteristik,kualitas,da n derajat nyeri sebelum


pemberian obat

b) Cek instruksi dokter tentang jenis obat,dosis,dan frekuensi

c) Cek riwayat alergi

d) Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik


ketika pemberian lebih dari satu

e) Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri

f) Tentukan analgesic

pilihan, rute pemberian,dan dosis optimal

20
g) Pilih rute pemberian secara IV,IM untuk pengobatan nyeri secara
teratur

Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian anlgesik pertama kali

i) Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat

j) Evaluasi efektifitas analgesic,tanda dan

j) gejala (efek samping)

3 Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh b.d intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang
menurun Setelah dilakukan tindakan keperawatan status nutrisi: asupan
makanan dan cairan teratasi dengan kriteria hasil:

a) asupan makanan

secara peroral sepenuhnya adekuat

b) Asupan cairan secara peroral sepenuhnya adekuat

c) Asupan cairan intravena sepenuhnya adekuat

d) Asupan nutrisi parenteral sepenuhnya adekuat


Manajemen Nutrisi

a) Kaji adanya alergi makanan

b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan


nutrisi yang dibutuhkan pasien

c) Berikan informasi

tentangkebutuhan nutrisi

Monitor Nutrisi

21
a) Monitor adanya penurunan berat badan

b) Monitor lingkungan selama makan

c) Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

d) Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah

e) Monitor mual muntah

f) Monitor kadar albumin, total protein, Hb, Ht

g) Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik, papilla lidah dan cavitas


oral.

4 Resiko perdarahan b.d penurunan factor-faktor pembekuan darah


Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan koagulasi darah
membaik dengan kriteria hasil:

a) Tidak ada deviasi dari kisarannormal pembentukan bekuan

b) Tidak ada deviasi dari kisaran normal waktu prtrombin (PT)

c) Tidak ada deviasi dari kisarannormal hematokrit (Hct)

d) Tidak ada deviasi dari kisarannormal hemoglobin (Hb)

e) Tidak ada peradarahan

f) Ringan petekie

g) Tidak ada ekimosis

h) Tidak ada hematuria

i) Tidak ada

hematemesis Pencegahan Perdarahan

22
a) Monitor ketat tanda- tanda perdarahan

b) Catat nilai Hb dan Ht sebelum dan sesudah terjadinya perdarahan

c) Monitor nilai labor

d) Monitor status cairan yang meliputi intake dan ouput

e) Observasi adanya darah dalam sekresi cairan tubuh

f) Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang kaya vitamin


K

g) Instruksikan keluarga untuk memonitor tanda- tanda perdarahan dan


mengambil tindakan yang tepat jika terjadi perdarahan (misalnya: lapor
kepada perawat)

BAB III

KASUS

An. B, Laki-laki, usia 6 tahun dibawa orang tuanya ke RS dengan keluhan demam
tinggi mendadak 4 hari yang lalu tidak ada batuk dan filek. Menurut Ibu, panas
anaknya tinggi terus menerus, sudah diberi obat penurun panas tetapi 2 jam kemudian
suhu anak naik lagi. An. B juga mengeluh nyeri pada punggung dan tulang hilang
timbul, kepala juga terasa pusing. Dari hasil pemeriksaan uji torniquiet positif,
petekie (+) ,ekimosis (+), epistaksis (+), mual (+), Muntah (+). Keadaan umum CM,
suhu 39,2 c, N: 100x/i TD: 90/65 mmHg, RR: 20x/i, TB 120 cm, BB 20 kg, hasil px
lab: Hb: 12,5 gr/dl, trombosit: 60.000/mm3, lekosit; 2900/mm3, Ht: 52%. Pasien saat
ini merasa lemas dan tidak mampu melakukan aktivita fisik.

STEP 1

1. Ekimosis (Esa)

23
Istilah medis yg digunakan untuk jenis lebam yang sering terjadi (Indah)
Perdarahan dibawah kulit yang ukurannya lebih besar 1 cm, yang dapat
disebabkan karena kelainan trombosit dan pembekuan darah (Putry)
2. Patekie (Fira)

Ruam sekunder yang berbintik-bintik, tidak memucat bila ditekan (Assyafiah)

3. Epistaksis (Assyafiah)
Nama lain darimimisan, perdarahan yang mengalir dari rongga hidung.
Merupakan gejala yang mengganggu dan harus di cari sumber nya
(Putry)
Perdarahan hidung yg terjadi spontan atau pun tidak spontan yang
disebabkan karena sebuah trauma (Esa)
4. Trombosit (Rini)
Keeping darah berbentuk cakram yang terbentuk dalam sum sumtulang,
berperan penting dalam proses pembekuan darah (Anisa)
Digunakan dalam metode skrining dan mendiagnosis penyakit yang
disebabkan oleh pembekuan darah (Putry)
5. Uji torniquet (Wahyu E)
Pemeriksaan yang direkomedasikan WHO. Dapat digunakan untuk
membantu diagnose dengue (Meike)
STEP 2 DAN 3

1. Apa yang harus dilakukan ibu jika suhu anaknya naik turun sebelum dibawake
RS? (Putry)
Langkah pertama, ibu wajib selalu menyediakan termometer di rumah
sehingga ibu akan tahu dengan detail berapa panas tubuh anak. Namun,
jika anak demam naik turun atau jika suhu tubuhnya terlampau tinggi,
maka ia harus segera mendapatkan penanganan dari
dokter.Sementaraitu, cara lain yang
bisadilakukanuntukmengurangidemam pada anak, yaitu:

24
 Pakaiananak baju yang ringan dan tipis. Sebab pakaian berlebih akan
memerangkap panas tubuh dan menyebabkan suhu naik.

 Minta anak untuk minum banyak cairan, seperti air, jus, atau es loli.

 Mandikan anak dengan air hangat. Jangan biarkan anak menggigil karena
air dingin. Itubisa menaikkan suhu tubuh. Jangan pernah juga
meninggalkan anak tanpa pengawasan di bak mandi.(lala)

Kompres dengan air hangat dilipatan paha, ketiak, dan selangkangan


(Assyafiah)

2. Apa yang menyebabkan suhu anak naik terus menerus bahkan setelah
diberikan obat penurun panas? (Meike)
Meliputi gangguan system imun sehingga tubuh tidak mampu memerangi
secaracepat dan efektif (Indah)
3. Apa arti semua pemeriksaan yang positif terhadap diagnose yang akan
ditegakkan? (Indah)
Uji tourniquet positif menunjukkan adanya manifestasi perdarahan yang
ditandai dengan petekie(+), adanya ekimosis dan epitaksis. Hal ini
menunjuk kan bahwa anak dalam kasus mengalami demam berdarah,
karena tourniquet test yang bertujuan untuk mengidentifikasi penyakit
dengue. Mual dan muntah merupakan gejala lain dari demam berdarah
yang diderita. Uji tourniquet positif sebagai tanda perdarahan
ringan ,dapat di nilai sebagai presumptif (dugaankeras) oleh
karenaituhasil uji bernilaipositif pada hari-hari pertama demam terdapat
pada sebagian besar penderita DBD. Tes ini dilakukan dengan cara
mengikat lengah bahu dengan manset tensi agar darah terbendung dan
pada lengan bawah dibuat pola melingkar dengan diameter 5 cm . Bila
dalam 10 menit terbentuk lebih dari 10-20 bintik dapat dipastikan positif
terkena dbd. Nah karena jika dilihat dari kasus didapatkan hasil petetike

25
(Anisa)
4. Apa masalah keperawatan pada kasus tersebut? (Assyafiah)
Sesuai kasus kita pada siang hari ini dimana anak B dengan keluhan utama
yaitu demam tinggi dan anak B mengeluh pusing, mual serta mengeluh
nyeri pada bagian punggung dan bagian tulang hingga nyeri hilang
timbul dan terjadinya peningkatan suhu tubuh dan juga ada nya
etimosis/memar dan ada juga ptq atau bintik bintik bulat kecil
kemerahan dan didalam kasus dijelaskan adanya hasil dari uji turniket
dimana ini adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah
pasien ini mengalami PDP atau tidak. Disini dapat kita simpulkan
mengenai masalah keperawatan pasien yaitu PDP (Dwi)
5. Apa penyebab anak B demam tinggi mendadak pada kasustsb? (Fira)
Kasus demam tinggi mendadak pada anakbiasanyadisebabkan oleh adanya
infeksi akibat bakteri dan virus. Adapun penyakit infeksi yang dapat
menyebabkan demam tinggi pada anak, antara lain adalah flu, roseola,
radang amandel, infeksi telinga, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),
infeksi ginjal, infeksi saluran kemih (ISK), cacar air, dan batu krejan.
(Wahyu E)
6. Kenapa pada kasus dilakukan pemeriksaan fisik torniquet pada anak? (Anisa)
Kita ketahui dulu bahwa uji tourniquet atau juga dikenal dengantes rumple
leadeatau uji kerapuhan kapiler dan digunakan utnuk mengidentifikas
itrombosit openia (jumlah trombosit yang berkurang ) . Tes ini juga
digunaakan pada pemeriksaan fisik yang dapat mengidentifikasi dan
mengelompokkan penyakit dengue atau untuk mendiagnosis demam
berdarah. Kenapa anak B perlu melakukan uji tourniquet ? . Jadi
berdasarkan keluhan yang dialami pasien seperti demam tinggi
mendadak 4 hari yang lalu tidaka dabatuk dan pilek dan juga
keterangan dari ibu pasien yang mengatakan bahwa anaknya demam
tinggi terus menerus walaupun sudah diberi obat penurun panas tetapi 2
jam kemudian suhunya naik lagi. Dan juga anak b mengeluh nyeri

26
punggung dan tulang hilang timbul, kepala terasa pusing ,mual, muntah,
lemas dan tidak mampu melakukan aktivitas apapun. nah karena
menurut saya anak B ada kemungkinan terkena demam berdarah . jadi
untuk memastikan apakah benar anak b terkena demam berdarah maka
perlu dilakukan yang tes(Esa)
7. Apahubungannya demampanas yang hilang timbul dengan rasa nyeri dan
tulang hilang timbul spt pada kasus? (Lala)
Jadi menurut saya pasien anak b terkenan DBD maka saya akan
menjelaskan hubungan demam panas yang hilang timbul dengan rasa
nyeri punggung sertatulang hilang timbul yang merupakan gejalaawal
dari DBD :
Jadi ,dahulu demam berdarahterkenal dengan sebutan penyakit “ Break
bone “ .Istilah ini muncul karena penderitanya akan merasakan nyeri
otot dan sendi luar biasa sehingga seluruh tulang terasa retak . Nyeri otot
dan sendi initerjadi setelah muncul gejala demam. Karena sakit yang
luarbiasa, tubuh penderita DBD akan menggigil dan terus-
menerusberkeringat.(Esa)

27
An. B (lk), Usia 6 Th

Dibawaortunyake RS

Keluhan

Demam tinggi mendadak 4 hari yang lalu tidak ada batuk dan
filek. Menurut Ibu, panasanaknyatinggiterusmenerus,
sudahdiberiobatpenurunpanastetapi 2
jamkemudiansuhuanaknaiklagi. An. B juga
mengeluhnyeripadapunggungdantulanghilangtimbul, kepala juga
terasapusing.Pasiensaatinimerasalemasdantidakmampumelakuka
naktivitasfisik.

PemeriksaanPenunjag TTV : Hasil Px Lab


Ujitorniquiet (+)
Suhu : 39,2oC Hb : 12,5 gr/dl
Petekie (+) TD : 90/65 Ht : 52 %
Ekimosis (+) mmHg Leukosit: 2.900 mm3
Epistaksis (+) Nadi : 100 x/i Trombosit:
Mual (+) RR : 20 x/i 60.000/mm3
Muntah (+)
Kesadaran CM

KonsepdanAsuhanKeperawatandenganPasienD
emamBerdarah Dengue

28
Jawab

1. Trombosit dan leukosit termasuk dalam komponen yang membentuk darah


kita. Darah terdiri dari sel darah dan plasma (cairan). Sel darah terdiri dari
sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit (keping
darah). Ketidakseimbangan komponen-komponen tersebut dapat merupakan
tanda dari sebuah penyakit. Trombositopenia (kadar trombosit lebih rendah
dari normal) dan leukopenia (kadar leukosit lebih rendah dari normal) yang
terjadi secara bersamaan dapat ditemukan dalam beberapa penyakit berikut
ini:

 Infeksi. Infeksi bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit. Pada
penurunan leukosit dan trombosit, seringnya disebabkan oleh infeksi virus
seperti demam dengue, hepatitis, chikungunya, atau virus yang tidak spesifik
lainnya, atau infeksi bakteri seperti tifus.

 Pengaruh obat-obatan tertentu, misalnya obat kemoterapi, steroid, obat


kejiwaan, atau terapi radiasi

 Anemia aplastic, namun harus disertai kekurangan sel darah merah juga
(anemia)

 Penyakit autoimun yang menyerang sel-sel darah. Autoimun adalah suatu


keadaan dimana sel imun salah menyerang sel normal dalam tubuh kita,
dimana seharusnya sel imun menyerang pathogen/bibit penyakit dari luar.

 Penyakit kelainan darah lainnya

Mual, muntah, dan pucat juga bisa mendukung kemungkinan penyebab di atas.
Namun, untuk memastikan penyebabnya, sebaiknya tanyakan langsung pada dokter
yang memeriksa pasien secara langsung. Data mengenai riwayat perjalanan penyakit,
pemeriksaan fisik langsung, dan pemeriksaan penunjang sangat diperlukan dalam
menegakkan diagnosis. Pemeriksaan penunjang yang mungkin dibutuhkan adalah tes

29
darah lengkap (yang mungkin sudah dilakukan), USG atau CT-Scan, analisa darah
tepi, dan pemeriksaan sumsum tulang jika diperlukan.

Pengobatan dari kondisi ini sangat tergantung oleh penyebabnya dan keparahannya.
Jika penyebabnya karena infeksi virus, biasanya akan membaik dengan sendirinya
dan dibantu oleh terapi suportif, seperti obat-obatan pereda gejala (antimual, penurun
panas, dll) dan dengan istirahat total dan mencukupi kebutuhan nutrisi dan cairan.
Untuk infeksi bakteri diperlukan antibiotik. Jika karena pengaruh zat atau obat-obatan
tertentu maka perlu dilakukan pengaturan ulang terhadap dosis atau jenis obat.

2. Penyebab mekanik: Adanya riwayat trauma langsung atau muntah dan batuk
dapat memberikan gejala berupa petekie maupun purpura pada anak. Infeksi:
demam dengue, invasive meningococcal disease (IMD), scarlet fever, dan
infeksi virus lain.

3. -Pemberian anti piretik


-Pemberian antipirotik

-Pemberian antisedatif

-Kartioksteroid

4. semua pemeriksaan yang di lakuan tidak semua normal ada beberapa yang
tidak normal di antaranya :
Nadi : 100 kali/menit : Normal

TTV : tidak normal karena di bawah 80-140 bmp

RR : normal

Hb : normal

Trombosit : tidak normal karena trombosit An. B kurang dari 150.000-450.0

30
Jawab

5. Trombosit dan leukosit termasuk dalam komponen yang membentuk darah


kita. Darah terdiri dari sel darah dan plasma (cairan). Sel darah terdiri dari
sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit (keping
darah). Ketidakseimbangan komponen-komponen tersebut dapat merupakan
tanda dari sebuah penyakit. Trombositopenia (kadar trombosit lebih rendah
dari normal) dan leukopenia (kadar leukosit lebih rendah dari normal) yang
terjadi secara bersamaan dapat ditemukan dalam beberapa penyakit berikut
ini:

 Infeksi. Infeksi bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit. Pada
penurunan leukosit dan trombosit, seringnya disebabkan oleh infeksi virus
seperti demam dengue, hepatitis, chikungunya, atau virus yang tidak spesifik
lainnya, atau infeksi bakteri seperti tifus.

 Pengaruh obat-obatan tertentu, misalnya obat kemoterapi, steroid, obat


kejiwaan, atau terapi radiasi

 Anemia aplastic, namun harus disertai kekurangan sel darah merah juga
(anemia)

 Penyakit autoimun yang menyerang sel-sel darah. Autoimun adalah suatu


keadaan dimana sel imun salah menyerang sel normal dalam tubuh kita,
dimana seharusnya sel imun menyerang pathogen/bibit penyakit dari luar.

 Penyakit kelainan darah lainnya

Mual, muntah, dan pucat juga bisa mendukung kemungkinan penyebab di atas.
Namun, untuk memastikan penyebabnya, sebaiknya tanyakan langsung pada dokter
yang memeriksa pasien secara langsung. Data mengenai riwayat perjalanan penyakit,
pemeriksaan fisik langsung, dan pemeriksaan penunjang sangat diperlukan dalam
menegakkan diagnosis. Pemeriksaan penunjang yang mungkin dibutuhkan adalah tes

31
darah lengkap (yang mungkin sudah dilakukan), USG atau CT-Scan, analisa darah
tepi, dan pemeriksaan sumsum tulang jika diperlukan.

Pengobatan dari kondisi ini sangat tergantung oleh penyebabnya dan keparahannya.
Jika penyebabnya karena infeksi virus, biasanya akan membaik dengan sendirinya
dan dibantu oleh terapi suportif, seperti obat-obatan pereda gejala (antimual, penurun
panas, dll) dan dengan istirahat total dan mencukupi kebutuhan nutrisi dan cairan.
Untuk infeksi bakteri diperlukan antibiotik. Jika karena pengaruh zat atau obat-obatan
tertentu maka perlu dilakukan pengaturan ulang terhadap dosis atau jenis obat.

6. Penyebab mekanik: Adanya riwayat trauma langsung atau muntah dan batuk
dapat memberikan gejala berupa petekie maupun purpura pada anak. Infeksi:
demam dengue, invasive meningococcal disease (IMD), scarlet fever, dan
infeksi virus lain.

7. -Pemberian anti piretik


-Pemberian antipirotik

-Pemberian antisedatif

-Kartioksteroid

8. semua pemeriksaan yang di lakuan tidak semua normal ada beberapa yang
tidak normal di antaranya :
Nadi : 100 kali/menit : Normal

TTV : tidak normal karena di bawah 80-140 bmp

RR : normal

Hb : normal

Trombosit : tidak normal karena trombosit An. B kurang dari 150.000-


450.000

32
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Demam berdarah adalah masalah kesehatan yang serius karena hampir setiap
tahun selalu ada dan bahkan kadang-kadang meningkat tajam mengarah
kekejadian luar biasa (KLB). Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus, yang mana
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem
pembekuan darah , sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan . Penyakit
demam berdarah dalam keadaan gawat memerlukan pertolongan segera dan
semakin cepat ditolong makin besar kemungkinan untuk sembuh kembali .

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang sampai
saat ini belum ditemukan obat atau vaksinnya , namun dapat dicegah dengan
memperhatikan kebersihan rumah , lingkungan sekitar rumah dan perbiasakan
pola hidup sehat yaitu mencuci tangan sebelum makan , makan –makanan yang
sehat dan bergizi , istirahat yang cukup atau lakukan tindakan promotif dan
preventif . Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan imunisasi vaksin demam
berdarah , penyuluhan kesehatan , rutin melakukan “ Gerakan 3 M “ ( Menguras,
Menutup , Mengubur) dan fogging. Virus dengue membutuhkan waktu 4-10 hari
sampai timbulnya gejala, pasien yang sudah terinfeksi dengan virus dengue dapat
menularkan infeksi (selama 4-5 hari : maksimum 12 hari ) melalui nyamuk aedes
setelah gejala pertama muncul .

4.2 Saran

Adapun saran yang tim penulis berikan yakni semoga peraturan dan kerja
sama semua pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung mampu
mengurangi dan menekan laju penyebaran penyakit DBD tersebut . Dan semoga
makalah ini mampu menjadi bahan acuan atau referensi bagi pembaca dalam
mempelajari masalah mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD).

Disini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun dan
menyempurnakan penulisan makalah –makalah selanjutnya sangat diharapkan.

33
Daftar pustaka

Budhiana,Ratna. 2015. Hipertermi pada An.A dengan DHF di Ruang Cempaka


RSUD dr.R Goeteng Taroendadibrata Kabupaten Purbalingga. Purwokerto :
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi Edisi 10.Jakarta:


EGC.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi I. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

34
35

Anda mungkin juga menyukai