Oleh :
KELOMPOK I
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Makalah ini telah kami susun berkat dukungan dari berbagai pihak seperti
dosen, dan orang tua sehingga dapat terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan
ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Tujuan Tulisan................................................................................................4
D. Manfaat Tulisan..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Konsep Pemberdayaan...................................................................................5
A. Simpulan.......................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(DHF) merupakan penyakit yang disebabkan oleh verius dengu dan disebarkan
oleh nyamuk Aedes Aegypti yang disertai manifestasi perdarahan dan cenderung
menimbulkan shock dan kematian. Variadi DBD sangat luas, mulai dari tanpa
menimbulkan gejala, demam ringan yang tidak spesifik, demam dengue, demam
berdarah dengue hingga paling berat yaitu DSS atau dengu shock syndrome
merupakan salah satu dari jenis arbovirus. Arbovirus artinya virus yang ditularkan
melalui gigitan artropoda, seperti nyamuk. Jika nyamuk ini menghisap darah
manusia yang sedang dalam viremi, virus akan berkembang biak dalam tubuh
infeksinya dapat berakibat fatal yaitu merenggut nyawa dalam waktu singkat.
Menurut Pan American Health Organization (2019) tahun 2016 total angka
kejadian kasus DBD sebesar 224,98% dengan angka kematian sebesar 0,042%,
sedangkan tahun 2017 angka kejadiannya sebesar 59,85% dengan angka kematian
terlihat bahwa kejadian DBD di dunia masih terus terjadi. Tidak hanya jumlah
1
kasus yang meningkat seiring penyebaran penyakit ke wilayah baru termasuk
Asia, tetapi wabah eksplosif juga terjadi. Ancaman kemungkinan wabah demam
berdarah sekarang ada di Asia. Wilayah Amerika melaporkan 3,1 juta kasus,
dengan lebih dari 25.000 diklasifikasikan sebagai parah.. Jumlah kasus DBD
tersebut merupakan masalah yang dilaporkan secara global terjadi pada tahun
(DBD) di Indonesia hingga Juli mencapai 71.700 kasus. Ada 10 provinsi yang
melaporkan jumlah kasus terbanyak yaitu di Jawa Barat 10.772 kasus, Bali 8.930
kasus, Jawa Timur 5.948 kasus, NTT 5.539 kasus,Lampung 5.135 kasus, DKI
Jakarta 4.227 kasus, NTB 3.796 kasus, Jawa Tengah 2.846 kasus, Yogyakarta
2.720 kasus, dan Riau 2.255 kasus sedangkan tahun 2019 jumlah kasus lebih
mencapai 459. Namun demikian jumlah kasus dan kematian tahun ini masih
rendah jika dibandingkan tahun 2019. Begitupun dengan jumlah kematian, tahun
ini berjumlah 459, sedangkan tahun 2019 sebanyak 751 (Kemenkes, 2020)
Kasus demam berdarah memiliki dampak yang sangat berbahaya jika tidak
peredaran darah, perdarahan serta kematian bila tidak segera dibawa ke fasilitas
kesehatan (Irianto, 2013). Beberapa upaya yang dilakukan oleh WHO (2019)
manusia dan vektor dapat dilakukan dengan tidur di dalam kelambu dan
2
sarang nyamuk (3M). Cara yang paling efektif dalam pencegahan demam
agar dapat melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara PSN 3M-
Plus. Berdasarkan latar belakang tersebut penulit ingin membuat makalah tentang
B. Rumusan Masalah
4. Apa yang dimaksud dengan host, agent dan environment pada penyakit
dengue ?
C. Tujuan Tulisan
3
4. Untuk mengetahui host, agent dan environment pada penyakit demam
berdarah dengue
berdarah dengue
D. Manfaat Tulisan
1. Manfaat teoretis
2. Manfaat praktis
4
BAB II
PEMBAHASAN
(DHF) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengu dan disebarkan
oleh nyamuk Aedes Aegypti yang disertai manifestasi perdarahan dan cenderung
menimbulkan shock dan kematian. Variadi DBD sangat luas, mulai dari tanpa
menimbulkan gejala, demam ringan yang tidak spesifik, demam dengue, demam
berdarah dengue hingga paling berat yaitu DSS atau dengu shock syndrome
berdarah yang tersebar di sebagian besar daerah di Indonesia. Virus ini ditularkan
oleh serangga vektor yaitu beberapa spesies nyamuk kosmopolitan seperti Aedes
Aegypti, Aedes Albopictus dan beberapa jenis nyamuk lain. Infeksi virus dengue
dapat menunjukkan gejala demam yang disertai syok dan menifestasi yang tidak
salah satu dari jenis arbovirus. Arbovirus artinya virus yang ditularkan melalui
gigitan artropoda, seperti nyamuk. Jika nyamuk ini menghisap darah manusia
yang sedang dalam viremi, virus akan berkembang biak dalam tubuh nyamuk
5
E. Sejarah Demam Berdarah Dengue
Nyamuk Aedes Aegypti pertama kali ditemukan oleh seorang ahli mesir.
Nyamuk ini semula dijuluki nyamuk mesir. Tetapi Dyas 1912 dan Christophus
tahun 1960 mengatakan nyamuk ini berasal dari Afrika timur yang menyebar ke
arah timur dan barat ke kawasan tropis dan subtropis. Namun tahun 1970 muncul
pendapat berbeda yaitu Faust Russel dan Yung menemukan fakta bahwa spesies
menyerang anak-anak. Pada tahun 1958 penyakit demam berdarah dengue muncul
terjangkit penyakit ini tahun 1962 dan 1964. Di Indonesia, demam berdarah
dengue pertama kali muncul di Surabaya tahun 1968. Kemudian penyakit ini
Pulau Jawa. Epidemi pertama di luar pulau jawa terjadi di Sumatra Barat dan
Lampung (1972), disusul epidemi di Riau, Bali, dan Sulawesi Utara (1973).
pada tahun 1974. Sementara itu pada tahun 1975 dilaporkan bahwa 20 provinsi di
Indonesia telah terjangkit epidemi demam berdarah dengue. Sampai dengan tahun
1981, demam berdarah telah tersebar di seluruh provinsi yang ada di Indonesia
(Ginanjar, 2008).
6
F. Insiden dan Prevalensi Demam Berdarah Dengue
390 juta kasus infeksi virus dengue yang dilaporkan setiap tahunnya di seluruh
dunia. Sekitar 96 juta kasus demam dengue memiliki gejala yang signifikan.
Kasus dengue pada dua dekade terakhir juga dilaporkan meningkat sebesar 8 kali
lipat. Keadaan epidemi dengue umumnya terjadi pada benua Amerika, Asia,
Afrika, dan Australia. Serotipe virus dengue yang menyebabkan demam dengue
secara signifikan dalam lima dekade terakhir. Insidensi demam berdarah dengue
dilaporkan sebesar 71.633 kasus. Jumlah kasus terbanyak adalah di Jawa Barat
diikuti dengan Bali dan Jawa Timur, yaitu 10.722, 8.930, dan 5.948 kasus. Pada
tahun 2018 dan 2019, insidensi DBD berjumlah 65.602 dan 138.127 kasus.
ditemukan
periode tahun 2000‒ 2015. Mortalitas demam dengue yang tidak diobati adalah
sekitar 10‒20%. Namun apabila diobati, mortalitas dapat menurun sampai <1%.
tahunnya. CFR DHF di Indonesia menurun dari tahun 2018 ke 2019, yaitu 0,71%
7
menjadi 0,67%. Pada tahun 2018, dilaporkan 919 kasus kematian akibat DHF di
Indonesia
DBD, antara lain faktor host, lingkungan (environment), dan faktor virusnya
sendiri. Menurut Iswari (2008), faktor host yaitu kerentanan (susceptibility) dan
dari permukaan air laut, curah hujan, kecepatan angin, kelembaban udara, musim),
penduduk).
host (penjamu) antara lain umur, ras, sosial ekonomi, cara hidup, status
umur yang paling banyak diserang DBD adalah kelompok <15 tahun,
rumah pada pagi dan sore hari. Waktu pagi dan sore tersebut merupakan
8
c. Tingkat kepadatan penduduk. Penduduk yang padat akan memudahkan
d. Imunitas adalah daya tahan tubuh terhadap benda asing atau sistem
Agent (penyebab penyakit) yaitu semua unsur atau elemen hidup dan mati
efektif dengan manusia rentan dalam keadaan yang memungkinkan akan menjadi
stimulus untuk mengisi dan memudahkan terjadinya suatu proses penyakit. Dalam
hal ini yang menjadi agent dalam penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue
a. Lingkungan fisik
1) Curah hujan
9
perindukan nyamuk. Pengaruh curah hujan terhadap vektor bervariasi,
frekuensi hari hujan, keadaan geografis dan tempat penampunan air yang
2) Kelembaban Udara
3) Temperatur Udara
terhadap keadaan suhu udara yang tinggi dan rendah akan mempengaruhi
4) Kecepatan Angin
10
menghambat aktivitas terbang nyamuk. Nyamuk Aedes aegypti
5) Sinar Matahari
6) Ketinggian Tempat
ketinggian 0-500 meter dari permukaan dengan daya hidup yang tinggi,
1500 meter dari permukaan laut pada daerah Asia Tenggara merupakan
b. Lingkungan Kimia
Air adalah materi yang sangat penting dalam kehidupan. Tidak ada
satupun makhluk hidup yang dapat hidup tanpa air. Air merupakan habitat
bergantung pada air (water related insect vector) seperti Aedes aegypti dapat
c. Lingkungan Biologi
11
Lingkungan biologi berpengaruh terhadap resiko penularan penyakit
menular. Hal yang berpengaruh antara lain jenis parasit, status kekebalan
tubuh penduduk, jenis dan populasi serta potensi vektor dan adanya predator
sebagai berikut :
dan sebagainya.
pada seluruh tubuh, ruam, pendarahan dan renjatan (shock). Gejala-gejala tersebut
1. Demam
tinggi (dapat mencapai 39-40oC) dan dapat disertai dengan menggigil. Demam
12
hanya berlangsung untuk 5-7 hari. Pada saat demamnya berakhir, sering kali
turunnya suhu badan secara tiba-tiba (lysis), disertai dengan berkeringat banyak,
dimana anak tampak agak loyo. Demam ini dikenal juga dengan istilah demam
biphasik, yaitu demam yang berlangsung selama beberapa hari sempat turun di
tengahnya menjadi normal kemudian naik lagi dan baru turun lagi saat penderita
sembuh
Dengan timbulnya gejala panas pada penderita infeksi virus dengue, maka
disusul dengan timbulnya keluhan nyeri pada seluruh tubuh. Pada umumnya yang
dikeluhkan berupa nyeri otot, nyeri sendi, nyeri punggung, nyeri ulu hati dan
nyeri pada bola mata yang timbul dalam kalangan masyarakat awam disebut
3. Ruam
Ruam yang terjadi pada infeksi virus dengue dapat timbul pada saat awal
panas yang berupa (flushing) yaitu berupa kemerahan pada daerah muka, leher
dan dada. Ruam juga dapat timbul pada hari ke-4 sakit berupa bercak-bercak
4. Pendarahan
Dengue selalu disertai dengan tanda pendarahan. Tanda pendarahan tidak selalu
didapat secara spontan oleh penderita, bahkan pada sebagian besar penderita
ekstra vaskuler melalui kapiler darah yang rusak. Tanda-tanda renjatan yaitu :
13
a. Kulit terasa dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari, dan kaki.
kurang)
1. Faktor Lingkungan
a. Ketinggian Tempat
b. Curah Hujan
c. Ruang Gelap
Nyamuk Aedes Aegypti bersifat diurnal atau aktif pagi hingga siang
dalam rumah seperti gorden, kelambu, dan pakaian diruang yang gelap.
d. Kelembaban Udara
14
Umur nyamuk dipengaruhi oleh kelembaban udara. Kelembaban yang
kesehatan dalam rumah adalah 40-70% dan kelembaban udara yang tidak
e. Suhu
Nyamuk Aedes Aegypti dapat bertahan hidup pada suhu rendah, tetapi
dibawah suhu kritis. Pada suhu yang lebih dari 35oC juga mengalami
perubahan dalam arti lebih lambat terjadinya proses fisiologis. Telur nyamuk
Aedes Aegypti di dalam air dengan suhu 20- 40oC akan menetas menjadi
f. Ventilasi
15
2) Tempat penampungan air untuk keperluan tertentu (tempat minum hewan,
i. Kepadatan Hunian
menyebabkan suhu didalam rumah menjadi tinggi dan hal ini dapat
jika luas >9 m2 per orang dan padat penghuni jika luas < 9 m2 per orang.
pemakan jentik misalnya ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang/tempalo
dan lain-lain)
2. Faktor Prilaku
Perilaku seseorang yang diukur dari pengetahuan, sikap dan praktek dapat
a. Pengetahuan
16
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku
kurang dari seminggu sekali, praktek menutup tempat penampungan air, dan
b. Sikap
terhadap sesuatu stimulus atau objek, manifestasi sikap tidak dapat langsung
dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup.
c. Praktek
oleh sikap dan norma subjektif. Sikap sendiri dipengaruhi oleh keyakinan
oleh pendapat orang lain serta motifasi untuk menaati pendapat tersebut.
(PSN-3M dan penyakit DBD) melalui media masa seperti televisi, koran,
pemberantasan dengue.
17
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui
18
M. Saran
DAFTAR PUSTAKA
19
https://doi.org/10.1002/9780470670590.wbeog449
Fitriyani. (2007). Penentuan wilayah rawan demam berdarah dengue di Indonesia dan
analisis pengaruh pola hujan terhadap tingkat serangan (studi kasus:kabupaten
Indramayu). Skripsi IPB Bogor. Retrieved from
https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/44566
Frida. (2019). Mengenal Demam Berdarah Dengue (DBD) (Sulistiono, ed.). Semarang:
Alprin.
Ginanjar, G. (2008). Apa Yang Dokter Anda Tidak Katakan Tentang Demam Berdarah.
Yogyakarta: B-First.
Iswari, L. (2008). Pemanfaatan Sistem Inferensi Fuzzy Dalam Pengolahan Peta Tematik
(Studi Kasus: Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Penyakit Demam
Berdarah). Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI), (July), E-77-E-83.
Misnadiarly. (2009). Demam Berdarah Dengue (DBD). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
LAMPIRAN
ANGGOTA KELOMPOK 1
20
N
NAMA LENGKAP NIM KELOMPOK
O
1 AFRIADI 29282056 1
2 M. Awalul Maryadi 20282101 1
3 Baiq Hamidah 20282113 1
4 Putri chahyani 20282134 1
5 Sri Zulfiana 20282116 1
6 Yuni rahmawati 20282020 1
I MADE PASEK DWI ANGGA SWABAWA
1
7 PUTRA 20282066
8 Baiq Dewi Asma susilawati 20282126 1
9 Sri Rahmawati 20282087 1
10 Lili Suriati 20282123 1
11 Ruhyati 20282129 1
12 Toetio aswtamti 20282057 1
13 Leni Herawati 20282121 1
14 Zahrah mayanti 20282042 1
15 JUAINI EFENDI 20282051 1
16 m fiqqih imam 20282073 1
17 Aulia Rahma Sari 20282130 1
18 IDA AYU SWATHI ANTARI 20282023 1
19 Erdiawati 20282125 1
20 Arie Dwi Cahyanto 20282062 1
21