Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
1. Alma Harpia Nani 1901054
2. Sri Delviana Daud 1901048
3. Gina M. Rosalinda Haringan 1901046
4. Yanti Tongka 1901050
5. Misna Daud 1901037
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas kelompok tentang
asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar.
Asuhan keperawatan ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu kami ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang sudah mendukung didalam
penyusunan asuahan keperawatan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa asuhan keperawatan ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami
bisa melakukan perbaikan sehingga menjadi asuhan keperawatan yang baik dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga penyusunan tugas kelompok tentang Asuhan
Keperawat pada pasien dengan luka bakar ini bisa memberi manfaat maupun inspirasi pada
pembaca.
Kelompok IV
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I.............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang..................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................ 5
C. Tujuan Masalah.................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN............................................................................................................................. 7
A. Definisi................................................................................................................................. 7
B. Etiologi................................................................................................................................. 7
C. Patofisiologi......................................................................................................................... 7
D. Klasifikasi............................................................................................................................ 8
E. Manifestasi Klinis................................................................................................................ 9
F. Penatalaksanaan................................................................................................................. 10
G. Komplikasi......................................................................................................................... 12
Pathway Luka Bakar...................................................................................................................... 13
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Teori pada pasien dengan luka bakar...............................13
BAB III......................................................................................................................................... 15
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS.......................................................................................15
A. Pengkajian.......................................................................................................................... 15
B. Diagnosa............................................................................................................................. 15
C. Intervensi............................................................................................................................ 15
D. Implementasi...................................................................................................................... 15
E. Evaluasi.............................................................................................................................. 15
BAB IV......................................................................................................................................... 16
PENUTUP.................................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan........................................................................................................................ 16
B. Saran................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar merupakan masalah kesehatan masyarakat global. Hal ini disebabkan
karena tingginya angka mortalitas dan morbiditas luka bakar, khususnya pada negara
dengan pendapatan rendah-menengah, dimana lebih dari 95% angka kejadian luka bakar
menyebabkan kematian (mortalitas). Bagaimanapun juga, kematian bukanlah satu-satunya
akibat dari luka bakar. Banyak penderita luka bakar yang akhirnya mengalami kecacatan
(morbiditas), hal ini tak jarang menimbulkan stigma dan penolakan masyarakat (Gowri, et
al., 2012).
Pada tahun 2014, World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa terdapat
265.000 kematian yang terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia akibat luka bakar. Di
India, lebih dari satu juta orang menderita luka bakar sedang-berat per tahun. Di
Bangladesh, Columbia, Mesir, dan Pakistan, 17% anak dengan luka bakar menderita
kecacatan sementara dan 18% menderita kecacatan permanen. Sedangkan di Nepal, luka
bakar merupakan penyebab kedua cedera tertinggi, dengan 5% kecacatan.
Menurut data American Burn Association (2015), di Amerika Serikat terdapat
486.000 kasus luka bakar yang menerima penanganan medis, 40.000 diantaranya harus
dirawat di rumah sakit. Selain itu, sebanyak 3.240 kematian terjadi setiap tahunnya akibat
luka bakar. Penyebab terbanyak terjadinya luka bakar adalah karena trauma akibat
kecelakaan kebakaran, kecelakaan kendaraan, terhirup asap, kontak dengan listrik, zat
kimia, dan benda panas.
Menurut Grace dan Borley (2006) luka bakar merupakan respon kulit dan jaringan
subkutan terhadap paparan yang berasal dari sumber panas, listrik, zat kimia, dan radiasi.
Hal ini akan menimbulkan gejala berupa nyeri, pembengkakan, dan terbentuknya lepuhan
Semua luka bakar (kecuali luka bakar ringan atau luka bakar derajat I) dapat menimbulkan
komplikasi berupa shock, dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, infeksi sekunder,
dan lain-lain (Rismana, et al., 2013).
Permasalahan yang dialami oleh penderita luka bakar, selain komplikasi, adalah
proses penyembuhan luka bakar yang lama. Epitelisasi merupakan proses yang penting
pada saat penyembuhan luka bakar karena epitel melindungi tubuh dari paparan
lingkungan. Selain itu, epitel juga berguna dalam melindungi tubuh dari invasi bakteri,
trauma, dan kehilangan cairan. Semakin cepat proses repitelisasi epidermis, maka semakin
cepat proses penyembuhan luka. Oleh karena itu diperlukan suatu terapi yang dapat
digunakan untuk mempercepat proses repitelisasi epidermis pada luka bakar, Berdasarkan
uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan terapi latihan pasif dan penambahan teknik
relaksasi pernafasan sebagai salah satu alternatif intervensi asuhan keperawatan untuk
menurunkan intensitas nyeri pada pasien luka bakar.
B. Rumusan Masalah
a) Apa definisi dari luka bakar ?
b) Apa saja etiologi dari luka bakar ?
c) Bagaimana patofisologi dari luka bakar ?
d) Bagaimana klasifikasi dari luka bakar ?
e) Apa manifestasi klinis dari luka bakar ?
f) Bagaimana penatalakasanaan farmakologis dan nonfarmakologis?
g) Apa saja komplikasi dari luka bakar ?
h) Bagaimana asuhan keperawatan teori pada pasien dengan luka bakar ?
i) Bagaimana asuhan keperawatan kasus pada pasien dengan luka bakar?
C. Tujuan Masalah
a) Tujuan Umum :
Untuk mengetahui dan dapat memahami penjabaran tentang luka bakar. Mampu
menjelaskan tentang apa definisi dari luka bakar , apa saja etiologi dari luka bakar,
bagaimana patofisologi dari luka bakar, bagaimana klasifikasi dari luka bakar, apa
manifestasi klinis dari luka bakar, bagaimana penata lakasanaan farmakologis dan
nonfarmakologis, apa saja komplikasi dari luka bakar, bagaimana pathway dari luka
bakar, bagaimana asuhan keperawatan teori pada pasien dengan luka bakar,
bagaimana asuhan keperawatan kasus pada pasien dengan luka bakar.
b) Tujuan Khusus :
1. Mampu menjelaskan tentang Mampu menjelaskan tentang apa definisi dari luka
bakar , apa saja etiologi dari luka bakar, bagaimana patofisologi dari luka bakar,
bagaimana klasifikasi dari luka bakar, apa manifestasi klinis dari luka bakar,
bagaimana penata lakasanaan farmakologis dan nonfarmakologis, apa saja
komplikasi dari luka bakar, bagaimana pathway dari luka bakar.
2. Mampu menjabarkan dan atau membuat asuhan keperawatan teori dan kasus pada
pasien dengan luka bakar.
BAB II
PEMBAHASAN
Kasus :
Pasien datang ke IGD RSUP Sanglah pada tanggal 20 Februari 2021 pukul
12.00 Wita, dengan keluhan mengalami luka bakar pada daerah wajah, tangan kiri, paha
kanan dan paha kiri, dan genitalia karena pada saat Pasien membakar sampah tiba-tiba
penyakit epilepsi yang di derita Pasien kumat dan Pasien terjatuh ke api di tempat
pembakaran sampah tersebut.
Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Pasien dilakukan pemasangan alur cairan
intravena RL 500 cc. Pasien dipindahkan ke Ruang Luka Bakar (Burn Unit) pada pukul
18.00 Wita untuk perawatan lebih lanjut.
Pada saat pengkajian (5 April 2021) pasien mengeluh nyeri dan tampak menahan
nyeri, terdapat luka bakar pada daerah tangan kanan, paha kanan, paha kiri, genetalia,
wajah dan luka tampak kemerahan, nyeri hilang timbul, nyeri timbul saat bergerak atau
beraktifitas, skala nyeri 5 dari skala (0-10), tampak meringis, takut bergerak karena nyeri
pada daerah luka bakar, tampak lemas. Merasa khawatir dengan kondisi yang dihadapi
saat ini, tampak gelisah, tegang, dan pucat. Hasil pemeriksaan tanda tanda vital (TTV)
didapatkan tekanan darah: 120/70 mmHg, suhu : 36,2°C, nadi : 93x/menit, respirasi 22
x/menit.
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. D
Umur : 36 Tahun
Sumber informasi : Pasien, Keluarga dan catatan Rekam Medis
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat: : Tegal Kerta, Denpasar Barat
Status perkawinan : Menikah
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
MRS : 20 Februari 2021
Nomor RM : 21006932
Diagnosa Medis : Combustio Grade II AB 23%
2. Keluhana Utama
Nyeri pada Luka Bakar
3. Riwayat keluhan saat ini
Pasien mengeluh nyeri dan tampak menahan nyeri, terdapat luka bakar pada
daerah tangan kanan, paha kanan, paha kiri, genetalia, wajah dan luka tampak
kemerahan, nyeri hilang timbul, nyeri timbul saat bergerak atau beraktifitas, skala
nyeri 5 dari skala (0-10), tampak meringis, takut bergerak karena nyeri pada daerah
luka bakar, tampak lemas. Merasa khawatir dengan kondisi yang dihadapi saat ini,
tampak gelisah, tegang, dan pucat.
4. Riwayat kesehatan terdahulu
Sebelumnya Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama seperti yang
dialami saat ini. Namun memiliki riwayat epilepsi dengan pengobatan di fasilitas
kesehatan (Puskesmas). Tidak ada riwayat opname, operasi, alergi, ataupun penyakit
yang sama pada keluarga.
5. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan dan
penyakit menular, atau penyakit seperti yang dialami Pasien saat ini
6. Pola fungsi kesehatan pasien saat ini
a) Pemeliharaan dan Persepsi Kesehatan
Pasien mengatakan kalau kesehatan sangatlah penting, apabila sakit biasanya
berobat kebidan atau puskesmas terdekat, jika tidak kunjung sembuh maka Pasien
akan berobat kerumah sakit.
b) Nutrisi dan Cairan
Pasien mengatakan sebelum sakit BB : 65 kg, tinggi badan 165 cm Pasien
mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur dan daging.
Minum kurang lebih 1500 ml sehari.
Saat dikaji Pasien terpasang infus pada tangan kiri dengan cairan Ringger Laktat
(RL) 18 kali per menit. Makan dan minum sesuai dengan program diet di Rumah
sakit. Pasien makan sehari tiga kali dengan porsi satu kotak dan tambahan snak
atau buah, Pasien mengatakan bisa menghabiskan porsi yang disediakan. Sehari
Pasien minum rata-rata 1500 cc, atau 6-8 gelas perhari.
c) Aktivitas dan latihan
Tidak mampu melakukan beberapa aktivitas sendiri seperti mandi, toileting, dan
makan karena rasa sakit pada luka pada area wajah, tangan, genetalia dan paha.
d) Aktivitas & latihan
Tidak mampu melakukan beberapa aktivitas sendiri seperti mandi, toileting, dan
makan karena rasa sakit pada luka pada area wajah, tangan, genetalia dan paha.
e) Tidur & istirahat
Pasien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak, Pasien sering terbangun
karena kurang nyaman dan merasakan nyeri pada area luka bakar, seperti terasa
panas atau perih pada area luka. Nyeri dirasakan kurang lebih selama satu sampai
lima menit, yg dirasakan hilang timbul.
f) Eliminasi
BAB sehari biasanya sekali, tidak diare atau mengalami konstipasi. BAK masih
menggunakan kateter sitostomy dan ditampung dalam urobag.
g) Pola hubungan dan komunikasi
Pasien mengatakan anak kedua dari tiga bersaudara, hubungan Pasien dengan
orang tua dan adiknya baik-baik saja, Pasien mengaku memiliki dua orang anak,
Pasien juga bisa berkomunikasi baik dengan perawat.
h) Manajemen koping
Pasien mengatakan jika dirinya memerlukan bantuan dalam perawatannya
dirumah dengan menyerahkan perawatan pada tenaga medis atau petugas
kesehatan.
i) Kognitif & Persepsi
Pasien mengetahui kondisi penyakit yang dialami setelah diberikan penjelasan
dari petugas. Pasien mengatakan masih bisa mendengar, melihat, berbicara,
mencium bau-bauan dengan baik, Pasien mengatakan mengalami nyeri pada area
luka bakar.
j) Konsep diri
Pasien mengatakan berjenis kelamin laki-laki, tidak ada masalah interaksi sosial,
tidak mengalami masalah peran, tidak mengalami masalah rendah diri, serta
menerima bentuk tubuhnya secara utuh.
k) Nilai & kepercayaan
- Sebelum sakit, Pasien mengatakan beragama Hindu, Pasien selalu taat dalam
persembahyangan di rumah maupun wilayah tempat tinggalnya.
- Saat sakit, Pasien mengatakan tidak bisa melakukan persembahyangan secara
rutin karena sakit yang dialaminya dan hanya berdoa di tempat tidur untuk
kesembuhannya.
l) Pemeriksaan Fisik
1. Kondisi Umum kesadaran composmentis, Pasien terbaring di tempat tidur.
Tanda-tanda Vital : Nadi = 93 kali/menit, Suhu = 36ºC, TD= 120/80 mmHg,
Pernafasan = 22 kali/menit. Skala nyeri 5 (nyeri sedang) dari rentang 0 - 10.
2. Kulit : terdapat luka bakar pada daerah tangan kanan, paha kanan dan paha
kiri, genetalia, dan wajah, luka tampak kemerahan. Luas luka bakar 23 %
dengan kedalaman/derajat II AB.
3. Kepala : mesochepale, rambut hitam : mata konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, tidak ada gangguan penglihatan. Pada area wajah terdapat luka
bakar Grade II AB 3%, sudah dilakukan debridement skin graft dan rawat
luka.
4. Telinga : tidak ada gangguan pendengaran
5. Hidung : tidak terlihat adanya pernapasan cuping hidung, tidak ada sekret,
tidak ada gangguan penciuman. Terdapat bekas luka bakar sudah dalam fase
penyembuhan (maturasi).
6. Mulut dan Tenggorokan : mukosa bibir lembab, personal hygiene bersih tidak
ada tanda adanya trauma inhalasi. Terdapat luka bakar dalam fase
penyembuhan (maturasi), warna kemerahan epitelisasi pada kulit.
7. Leher : tidak ada pembesasran tiroid, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran
limfoid, nadi karotis teraba.
8. Thoraks
9. Inspeksi : dada simetris kanan dan kiri, tidak terdapat luka atau jejas, warna
kulit tidak ikterik, tidak terlihat adanya penggunaan otot pernapasan
(interkosta).
10. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tektil fremitus kanan dan kiri sama.
11. Perkusi: Dullness (redup) di paru-paru kanan dan kiri, tidak adanya
pembesaran jantung.
12. Auskultasi: Terdengar suara vesikuler pada paru-paru kanan dan kiri, bunyi
jantung normal.
13. Abdomen
14. Inspeksi : Abdomen datar, warna kulit sawo matang tidak ada penggunaan otot
bantu pernapasan abdomen.
15. Palpasi : tidak ada massa, tidak ada hepatomegali.
16. Perkusi : Tidak ada asites, tidak ada suara abdomen pekak (timpani).
17. Auskultasi: Bising usus 8x/menit.
18. Ekstremitas: terdapat luka bakar pada daerah tangan kanan dengan luas 4%,
paha kanan dan paha kiri luas 15%, genetalia luas 1%, luka tampak kemerahan
dan sebagian terbalut dengan modern dresing.
19. Genetalia : terdapat luka bakar pada area scrotum dan kemaluan dengan luas
luka bakar 1 %.
20. Anus dan Rektum : tidak terkaji
21. Neurologi : Kesadaran Pasien komposmentis
m) Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium Tn.D. dengan Luka Bakar di Burn Unit
RSUP Sanglah Denpasar Tanggal 3 April 2021
Pemeriksaan Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan
LY% 25.40 % 13 - 40
B. Diagnosa
Setelah dilakukan analisa data, maka dirumuskan diagnose keperawatan Nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik (terbakar) ditandai dengan pasien mengeluh
nyeri, tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, sulit tidur, gelisah, frekuensi nadi :
93x/menit, tekanan darah 120/80 mmHg, dan respirasi 22x/menit.
C. Intervensi
Perencanaan Keperawatan Nyeri Akut Pada Pasien Tn.D dengan Luka Bakar di Burn Unit RSUP Sanglah
Denpasar Tahun 2021
Tanggal Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
5 April 2021 Nyeri akut berhubungan Setelah diberikan asuhan Manajemen Nyeri
dengan agen pencedera keperawatan dengan Observasi
fisik (terbakar) ditandai manajemen nyeri selama 3 x 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
dengan Pasien mengeluh 24 jam, diharapkan tingkat frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
nyeri, tampak meringis, nyeri menurun dengan kriteria 2. Identifikasi skala nyeri.
bersikap protektif, hasil: 3. Identifikasi respon nyeri non verbal.
gelisah, sulit tidur, - Keluhan nyeri menurun. 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
Tanda-tanda Vital : Nadi - Meringis menurun. memperingan nyeri.
= 93 kali/menit, - Sikap protektif menurun. 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
Suhu = 36ºC, - Gelisah menurun. tentang nyeri.
TD = 120/80 mmHg, - Kesulitan tidur menurun. 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
Pernafasan = 22 kali/menit. - Menarik diri menurun. respon nyeri. 16.Identifikasi pengaruh
Skala nyeri 5 (nyeri sedang) dari - Berfokus pada diri sendiri nyeri terhadap kualitas hidup. 17.Monitor
rentang 0 – 10 menurun keberhasilan terapi komplementer yang
- Diaforesis menurun sudah diberikan.
- Frekuensi nadi membaik. 7. Monitor efek samping penggunaan
- Pola nafas membaik. analgetik.
- Tekanan darah membaik Terapeutik
8. Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri dengan therapi
relaksasi nafas dalam.
9. Fasilitasi istirahat dan tidur.
10. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemeliharaan strategi meredakan
nyeri.
Edukasi
11. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri.
12. Jelaskan strategi meredakan nyeri.
13. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri.
14. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri dengan relaksasi
nafas dalam.
Kolaborasi
15. Memberikan analgetik jika perlu.
D. Implementasi
Implementasi Keperawatan Nyeri Akut Pada Pasien Tn.D dengan Luka Bakar di Burn Unit
RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2021
No Tgl/Jam Implementasi Respon Paraf
1 5 April 2021 1. Mengidentifikasi DS :
09.00 lokasi, karakteristik, durasi, Pasien mengatakan nyeri
frekuensi, kualitas, di area luka, nyeri hilang
intensitas nyeri. timbul, dirasakan seperti
panas dan perih/tertusuk
DO:
Pasien tampak meringis,
skala nyeri 5
E. Evaluasi
Evaluasi Keperawatan Pada Pasien Tn.D dengan Luka Bakar di Burn Unit RSUP Sanglah
Denpasar Tahun 2021
No Hari/ Dx Evaluasi Paraf
Tgl/Jam
1 Senin, 5 I S:
April 2021 - Pasien mengatakan nyeri pada area luka bakar,
nyeri dirasakan hilang timbul seperti panas dan
tertusuk, nyeri dirasakan lebih berat jika bergerak,
merasa takut untuk merubah posisi karena takut
nyeri.
O:
- Terdapat luka bakar pada daerah tangan kanan
dengan luas 4%, paha kanan dan paha kiri luas
15%, genetalia luas 1%, luka tampak kemerahan
dan sebagian terbalut dengan modern dresing.
- Pasien tampak meringis saat berpindah posisi
- Tampak lemas, gelisah, tegang, dan pucat.
- Skala nyeri 5 dari (1-10) rentang skala nyeri yang
diberikan.
- Hasil pemeriksaan tanda tanda vital (TTV)
didapatkan tekanan darah: 120/80 mmHg, suhu:
36,2°C, nadi : 93x/menit, respirasi 22x/menit.
A:
Masalah Belum Teratasi
P:
Intervensi Dilanjutkan
2 Selasa, 6 I S:
April 2021 - Pasien mengatakan nyeri pada area luka bakar,
nyeri dirasakan hilang timbul seperti panas dan
tertusuk, nyeri dirasakan lebih berat jika bergerak,
merasa takut untuk merubah posisi karena takut
nyeri.
O:
- Terdapat luka bakar pada daerah tangan kanan
dengan luas 4%, paha kanan dan paha kiri luas
15%, genetalia luas 1%, luka tampak kemerahan
dan sebagian terbalut dengan modern dresing.
- Pasien tampak meringis saat berpindah posisi
- Tampak lemas, gelisah, tegang, dan pucat.
- Skala nyeri 5 dari (1-10) rentang skala nyeri yang
diberikan.
- Hasil pemeriksaan tanda tanda vital (TTV)
didapatkan tekanan darah: 120/80 mmHg, suhu:
36,2°C, nadi : 93x/menit, respirasi 22x/menit.
A:
Masalah Belum Teratasi
P:
Intervensi Dilanjutkan
3 Rabu, 7 I S:
April 2021 - Pasien menyatakan sudah lebih sering melakukan
relaksasi jika nyeri muncul
- Pasien mengatakan nyerinya sudah berkurang.
O:
- Pasien tampak tenang, skala nyeri 2 (0-10)
rentang nyeri yang diberikan.
- Meringis menurun.
- Sikap protektif menurun.
- Gelisah menurun.
- TD : 120/80 mmHg
N: 80x/menit
RR : 20x/menit
SB : 36.2
A:
- Masalah teratasi:
P:
- Pertahankan kondisi pasien.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Luka bakar atau combusio adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu
tinggi seprti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasa. Luka bakar ini dapat
mengakibatkan kematian, atau akibat lain yang berkaitan dengan problem fungsi mapun
estetik. Reon patofisiologi settelah cedera luka bakar adalah bifase. Pada fase pasca
cedera terjadi hipofungsi orga secara umum sebagai akibat dari penuruna curah jantung
Pada prinsipnya penanganan luka bakar menurut mansjoer dkk adalah penutupan lesi
sesegera mungkin, pencegahan infeksi, mengurangi rasa sakit, pencegahan trauma
mekanik, pada kulit yang vital elemen didalanya, dan pembatasan pembentukan jaringan.
B. Saran
- Semoga dengan adanya Asuhan keperawatan ini kita semua dapat lebih memahami
masalah pada pasien dengan luka bakar, dan semoga asuhan keperawatan dapat
bermanfaat bagi kita semua.
- Diharapkan mahasiswa mampu mengelola Tn.D dengan masalah luka bakar dengan
benar, sesuai dengan tinjaun teori yang telah dijabarkan di awal asuha keerawatan ini.
DAFTAR PUSTAKA