Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN PENYAKIT CA COLON

Disusun Oleh :

Kelompok 5

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2012
ANGGOTA KELOMPOK

Eni Astutiningsih A11100708

Agus Junaedi A11100709

Nasikhatus Sangadah A11100710

Tri Septi Pujirahayu A11100712

Ikhsan A11100714

Haniati Nur Fazari A11100715

Budiman A11100716

Fedi Sudrajat A11100717

Dwi Nur Miftahul Jannah A11100718

Istingadah A11100719

Arifah Nur Afiani A1100721

Tri Wahyu Widodo A11100722

Arifah Nur Afiani A1100721


BAB I

ANALISA KASUS

A.KASUS

NY Y (43 tahun) datang ke RS dengan keluhan anoreksia,nausea,konstipasi,distensi


abdomen.Kebiasaan klien adalah menyukai makanan fast food .Berdasarkan hasil
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan diagnostik abdomen klien didiagnosa kanker
kolon dan harus menjalani operasi colostomi permanen.Kemudian klien dirawat di ruang
perawatan.

B. METODE SEVEN JUMPS

1. Identifikasi Kata- kata sulit


a. Anoreksia adalah adalah gangguan makan yang ditandai oleh penolakan
makanan yang mengakibatkan berat badan berkurang sampai ke tingkat yang
membahayakan.
b. Nausea adalah Suatu perasaan yang tidak nyaman didaerah epigastrik,.
Kejadian ini biasanya disertai dengan menurunnya tonus otot lambung,
kontraksi, sekresi, meningkatnya aliran darah ke mukosa intestinal,
hipersalivasi, keringat dingin, detak jantung meningkat dan perubahan pada
rithme pernafasan
c. Konstipasi adalah penurunan pada frekuensi normal defekasi yang disertai
oleh kesulitan atau pengeluaran tidak lengkap feses dan /pengeluaran feses
yang keras ,kering dan banyak.(NANDA 2009-2012)
d. Distensi proses peningkatan abdominal yang menghasilkan tekanan meningkat
dalam perut dan menekan dinding usus

2. Identifikasi Masalah
a. Apa pengertian dari Ca colon ?
b. Bagaimana klasifikasi dari ca colon ?
c. Jelaskan grade ca colon !
d. Sebutkan penyebab terjadinya ca colon ?
e. Sebutkan tanda dan gejala terjadinya ca colon !
f. Sebutkan komplikasi dari ca colon !
g. Bagaimana cara pencegahan terjadinya ca colon ?
h. Bagaimana pengobatan dan perawatan ca colon ?
i. Sebutkan terapi koplementer dan herbal pada ca colon !
j. Apa yang dimaksud colostomy ?
k. Mengapa harus dilakukan tindakan kolostomy permanen ?
3. Brainstorming
a. Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805). Kanker
kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon
dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
b. Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah
sebagai berikut (FKUI, 2001 : 209) :
1) A :kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
2) B1:kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
3) B2:kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan
propria.
4) C1:kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening
sebanyak satu sampai empat buah.
5) C2:kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening
lebih dari 5 buah.
6) D :kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan
penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi.
c. stadium pada karsinoma kolon yang ditemukan dengan system TMN
(Tambayong, 2000 : 143).
TIS : carsinoma in situ
T1 : belum mengenai otot dinding
T2 : polipoid/papiler
T3 : sudah mengenai otot dinding
T4 : semua lapis dinding terkena penyebaran ke sekitar sama dengan T3
dengan fistula
NM : limfonodus terkena,ada metastasis
d. Penyebab terjadinya karsinoma kolon
1) diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-
sayuran, buah-buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan
sumber protein hewani.

2) Kelainan kolon
Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna
menjadi karsinoma. Kondisi ulserative Penderita colitis ulserativa
menahun mempunyai risiko terkena karsinoma kolon.
3) Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon
mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anakyang
orangtuanya sehat (FKUI, 2001 : 207).

e. Tanda dan gejala ca colon


1) Gejala lokal
Perubahan kebiasaan buang air besar
Perunahan frekuensi buang air besar, berkurang (konstipasi) atau
bertambah (diare) .Sensasi seperti belum selesai buang air besar
(masih ingin tetapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diaeter
serta ukuran kotoran atau feses. Ini merupakan ciri khas dari kanker
kolorektal.Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang
pembuangan saat BAB. Feses berwarna kehitaman, biasanya
berhubungan dengan terjadinya perdarahan disaluran cerna bagian
atas
Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar,
terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa
tumor
2) Gejala umum
Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang
paling umum disemua jenis keganasan), Hilangnya nafsu
makan,sering merasa lelah
f. Komplikasi dari ca colon adalah komplikasi terjadi sehubungan dengan
bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor atau melelui penyebaran
metastase yang termasuk :
1) Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis
2) Pembentukan abses
3) Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina

Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang


menyebabkan pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara
berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama
sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang
berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-
gejala tersebut tertutupi oleh kanker.

g. Pencegahan ca colon adalah

1) Rajin mengkonsumsi serat (biji-bijian, buah-buahan dan sayuran).


Hindari makanan yang berbahan pewarna, pengawet, alcohol dan
rokok. Banyak minum air putih dan hindari stress.
2) Setelah menjalani polipektomi adenoma, disarankan pemberian
suplemen kalsium. Disarankan pula suplementasi vitamin E dan D.
segera lakukan kolonoskopi dan polipektomi pada pasien yang
ditemukan adanya polip.
3) Lakukan deteksi dini dengan tes darah samar sejak usia 40 tahun.

h. Pengobatan ca colon
1) Pembedahan, bila sudah menjadi kanker, maka perlu dilakukan
tindakan operasi yang disebut kolektomi atau reseksi segmental. Pada
pembedahan iniakan diangkat bagian usus yang terkena kangker dan
kemudian menyambungnya kembali bagian usus yang tersisa dan
membuat lubang embuangan feses sementara (ostomy 0 di pinggang
pasien sampai usunya sembuh.
2) Radioterapy, hal ini digunakan ketika sel- sel kanker sudah menempel
ke organ dalam atau ke lapisan dalam perut . Radioterapi dilakukan
setelah operasi pengangkatan untuk memastikan seluruh sel -sel kanker
Yang tersisa mati.
3) Kemoterapi , melibatkan penggunaan obat- obatan melaui infus ke
dalam aliran darah ataupun peroral .
4) Target terapi, merupakan pengobatan yang hanya memfokuskan diri
untuk mematikan sel- sel kankernya . Contoh obat- obatan target terapi
untuk kanker usus adalah bevacizumab ( Avastin R ), Panitumumab
( vectibix ) dan cetuximab ( erbitux ). Obat ini merupakan antibodi
monoclonal buatan untuk menyerang kanker pada akar molekulnya.

i. 1) Terapi komplementer Ca Colon adalah


Di China, berkembang berbagai metode komplementer/alternatif untuk
terapi kanker, misalnya ECHT (electrochemical therapy) atau

bioelektroterapi 2,3. Metode yang ditemukan oleh pakar Swedia, Prof.


Nordenstrom itu sempat dicobakan di beberapa RS di Jakarta,
termasuk Subbagian Onkologi THT RSCM, dengan hasil mengesankan.
Di samping itu, yang lebih luas dipraktekkan di China adalah kombinasi
ilmu pengobatan tradisional China (TCM, traditional Chinese medicine)

dengan medis Barat 4. Herba tradisional China diteliti berkhasiat


memperbaiki konsistensi tubuh, meningkatkan imunitas, daya tahan
tubuh terhadap operasi, radioterapi dan kemoterapi, mengurangi efek
toksik berbagai terapi tersebut, memperbaiki kualitas hidup, dan

memperpanjang survival 4,5. Berbagai herba yang digunakan di China

telah diteliti berefek antitumor secara langsung 1,3,6.


TCM dan medis Barat saling melengkapi kekurangan masing-
masing, maka kombinasi keduanya dipercaya akan menjadi metode
utama dalam prevensi dan terapi kanker serta meningkatkan efek terapi

jangka panjang pasien kanker 5. Di China, sistem terapi kombinasi


TCM-medis sudah menjadi sistem tersendiri yang setara dengan ilmu

kedokteran Barat 4. Misalnya di Pusat Prevensi dan Terapi Kanker Sun


Yat Shen di Guangzhou, sebuah RS pendidikan mewah berlantai 23
yang berkolaborasi dengan WHO, terdapat satu bagian yang khusus
mengombinasikan terapi TCM dan medis Barat. Sesungguhnya,
kebijakan kombinasi medis Barat-TCM itu telah berlaku di seluruh
China bukan hanya untuk terapi kanker, tapi di semua bidang
pelayanan kesehatan
2. Terapi Herbal
a) Daun Sirsak
Zat anti-kanker yang terdapat dalam daun sirsak yang disebut
Annonaceous Acetogenin, terbukti secara ilmiah dapat membunuh sel
kanker tanpa mengganggu sel-sel sehat dalam tubuh manusia.
Keunggulan daun sirsak sebagai obat herbal kanker : Menyerang dan
mematikan sel kanker dengan aman (selektif) dari 12 tipe kanker yang
berbeda, diantaranya kanker usus besar, kanker payudara, kanker
serviks, kanker prostat, kanker paru-paru, dan kanker pankreas. Secara
efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok,
seperti yang terjadi pada terapi kemo.

b) Kulit manggis, kaya akan vitamin B1, B2 dan C, serta kalsium,


potassium, sodiumdan zat besi. Manggis juga mengandung
XANTHONE, Dalam kulit buahnya, kandungan XANTHONE yang
tertinggi, yaitu 40 persen. Di dalam kulit manggis terdapat daya
antioksidan luar biasa yang mampu menangkal radikal bebas. Radikal
bebas ini masuk melalui makanan yang dikonsumsi dan menjadi
penyebab utama penyakit jantung, stroke, kanker dan lain-lain. Dan
pencegahan yang paling bagus adalah dengan konsumsi buah manggis
secara rutin.Antioksidan di dalam kulit manggis berperan sebagai
imunitas, antibiotik (ampisilin dan minosin), antijamur, antivirus,
antikanker, antidiabetes dan antiradang.

j. Colostomy adalah Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah
pada dinding perut dan pada usus untuk mengeluarkan feses/tinja/kotoran.
k. Colostmy permanen dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan untuk
buang air besar secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau
pengangkatan pada usus (kolon sigmoid atau rektum) sehingga tidak
memungkinkan feses melalui anus.

4. Mind Mapping

Ca Colon

Etiologi Patofis Tanda & gejala

Klasifikasi

Komplikasi

Pengobatan & Pencegahan

5.Tujuan

a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian ca colone


b. Mahasiswa mampu menyebutkan klasifikasi ca colon
c. Mahasiswa mampu mengetahui grade ca colon
d. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab terjadinya ca colon
e. Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala ca colon
f. Mahasiswa mampu menyebutkan komplikasi ca colon
g. Mahasiswa mampu mengetahui cara pencegahan ca colon
h. Mahasiswa mampu menjelaskan pengobatan dan perawatan ca colon
i. Mahasiswa mampu mengetahui terapi komplementer dan herbal pada ca colon
j. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian colostomy
k. Mahasiswa mampu menjelaskan mengapa pasien dilakukan colostomy
permanen

C. TINJAUAN TEORI

1. Anatomi fisiologi colon

Usus besar merupakan bidang perluasan dari ileocecal ke anus. Usus besar
terdiri dari cecum, colon, rectum, dan lubang anus. Selama dalam colon, chyme
diubah menjadi feces. Penyerapan air dan garam, pengsekresian mucus dan
aktivitas dari mikroorganisme yang termasuk dalam pembentukan feces, dimana
colon menyimpan sampai feces dikeluarkan melalui proses defekasi. Kira-kira
1500 ml dari chyme masuk ke cecum setiap hari, tapi lebih dari 90% dari volume
direabsorbsi dan hanya tertinggal 80-150 ml dari feces yang dikeluarkan secara
normal melalui defakasi.
Cecum merupakan tempat bertemunya usus halus dan usus besar pada
ileocecal. Cecum panjangnya kira-kira 6 cm mulai dari ileocecal membentuk
kantung tersembunyi. Berdekatan dengan cecum adalah saluran tersembunyi yang
kecil kira-kira panjangnya 9 cm disebut appendix (umbai cacing). Dinding dari
appendix terdiri beberapa nodul limpatik. Colon kira-kira panjangnya 1,5-1,8 m
dan terdiri dari 4 bagian, yaitu colon ascendens, colon transversal, colon descendens
dan colon sigmoid. Colon ascending membujur dari cecum dan berakhir pada fleksur
kolik kanan (fleksur hepatik) dekat pinggir bawah kanan dari hati. Colon transversal
membentang dari fleksur kolik kanan ke fleksur kolik kiri (fleksur limpa), dan colon
descending membentang dari fleksur kolik kiri ke pembukaan atas dari pelvis yang
sebenarnya, dimana tempat tersebut menjadi colon sigmoid. Colon sigmoid
membentuk saluran S yang membentang sampai pelvis dan berakhir di rectum.
Lapisan otot cirkular dari colon lengkap, tapi lapisan otot longitudinal tidak
lengkap. Lapisan longitudinal tidak membungkus seluruh dinding usus tapi
membentuk tiga berkas otot, yaitu taniae coli, yang terdapat di sepanjang colon.
Kontraksi dari tanie coli menyebabkan suatu kantung yang disebut haustra yang
terbentuk di sepanjang colon terlihat seperti sebuah lukukan. Jaringan ikat yang
berrukuran kecil dan berisi lemak disebut epiploik appendage yang melekat di
sepanjang permukaan kolon bagian luar. seperti terlihat pada gambar. Barisan
mukosal dari usus besar terdiri dari epitel lajur sederhana. Epitel ini tidak
membentuk suatu lipatan-lipatan atau vili seperti pada usus halus tapi memiliki
sejumlah kelenjar tubuler yang disebut crypts. Crypts mirip dengan kelenjar usus
yang ada di usus halus, dengan tiga jenis sel yang termasuk sel absropsi, sel goblet
dan sel granular.
Perbedaan utama adalah pada sel goblet usus besar menonjol dan dua jenis sel
lain jumlahnya berkurang banyak. Rektum itu lurus, pipa berotot yang berawal dari
pangkal sigmoid kolon dan berakhir pada lubang anus. Deretan membran selaput
lendir adalah epitelium lajur yang sederhana, dan berlapis otot yang relatif tebal
dibandingkan waktu alat pencernaan.beristirahat Bagian terakhir dari alat pencernaan
yang panjangnya 2-3 cm adalah lubang anus. Lubang anus berawal dari pangkal
rektum dan berakhir pada anus. Lapisan otot halus dari lubang anus lebih tebal
daripada rektum dan berbentuk internal anal spincter bagian ujung atas dari lubang
anus. Otot rangka membentuk external anal spincter pada bagian ujung bawah dari
lubang anus. Jaringan Epitel pada bagian atas dari lubang anus adalah lajur yang
sederhana dan yang di bagian bawah tersusun squamous.
Fungsi utama kolon adalah absorbsi air dan elektrolit dari kimus untuk
membentuk feses yang padat dan penimbunan bahan feses sampai dapat dikeluarkan.
Setengah bagian proksimal kolon berhubungan dengan absorbsi dan setengah
distal kolon berhubungan dengan penyimpanan. Karena sebagai 2 fungsi tersebut
gerakan kolon sangat lambat. Tapi gerakannya masih seperti usus halus yang
dibagi menjadi gerakan mencampur dan mendorong.

2.Definisi Ca Colon

Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan
kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke
tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan
kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan
fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang
muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).

Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan
usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).

Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan
menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).

3.ETIOLOGI

a. Diet kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-


buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.
b. Kelainan kolon
Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma. Familial poliposis :
polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma. Kondisi ulserative
Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena karsinoma kolon.
c. Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai
frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anakyang orangtuanya sehat (FKUI,
2001 : 207).

4.MANIFESTASI KLINIS

a. Gejala lokal
Perubahan kebiasaan buang air besar
Perubahan frekuensi buang air besar, berkurang (konstipasi) atau bertambah
(diare) .Sensasi seperti belum selesai buang air besar (masih ingin tetapi sudah tidak
bisa keluar) dan perubahan diaeter serta ukuran kotoran atau feses. Ini merupakan ciri
khas dari kanker kolorektal.Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang
pembuangan saat BAB. Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan
terjadinya perdarahan disaluran cerna bagian atas.Timbul rasa nyeri disertai mual dan
muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran
oleh massa tumor
b. Gejala umum
Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum
disemua jenis keganasan), Hilangnya nafsu makan,sering merasa lelah

5.PATOFISIOLOGI

Tumor yang berupa massa polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan
dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular. Lesi anular lebih
sering terjadi pada bagian rektosigmoid, sedangkan polipoid atau lesi yang datar
lebih sering terdapat pada sekum dan kolon asendens. Secara histologis, hampir
semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma (terdiri atas epitel kelenjar ) dan
dapat mensekresi mukus yang jumlahnya berbeda - beda. Tumor dapat menyebar :
a. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung
kemih.
b. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar perikolon dan mesokolon.
c. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah ke sistem
portal.

6.KOMPLIKASI

Komplikasi dari ca colon adalah komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya


pertumbuhan pada lokasi tumor atau melelui penyebaran metastase yang termasuk :

a. Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis


b. Pembentukan abses
c. Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur
membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor
melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus,
urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
7. PENATALAKSANAAN

a. Pembedahan

Pembedahan adalah satu satunya cara yang telah secara luas diterima
sebagai penanganan kuratif untuk kanker kolorektal. Pembedahan kuratif harus
mengeksisi dengan batas yang luas dan maksimal regional lymphadenektomi
sementara mempertahankan fungsi dari kolon sebisanya. Tumor yang menyebabkan
obstruksi pada kolon kiri dapat ditangani dengan dekompresi.Tumor yang
menyebabkan perforasi membutuhkan eksisi dari tumor primer dan proksimal
kolostomi, diikuti dengan reanastomosis dan closure dari kolostomi.

b. Terapi Radiasi
Terapi radiasi merupakan penanganan kanker dengan menggunakan x-ray
berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terdapat dua cara pemberian terapi
radiasi, yaitu dengan eksternal radiasi dan internal radiasi. Pemilihan cara
radiasi diberikan tergantung pada tipe dan stadium dari kanker.
c. Imunotherapy
Bertujuan untuk merangsang dan meningkatkan system kekebalan tubuh (imun)
untuk melawan sel kanker.
d. Kemoterapi , Kemoterapi, melibatkan penggunaan obat- obatan sebagai upaya untuk
membunuh sel-sel kanker dengan mengganggu fungsi dan reproduksi seluler..

e. Diet
Peningkatan dari diet serat menurunkan insiden dari kanker pada pasien yang
mempunyai diet tinggi lemak. Diet rendah lemak telah dijabarkan mempunyai
efek proteksi yang lebih baik daripada diet tanpa lemak.
f. Kolostomi
Tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari pengeluaran sebagian
bentuk kolon (usu besar) kedinding abdomen (perut), stoma ini dapat bersifat
sementra/ permanen.
Tujuan : untuk tindakan dekompresi usus pada obstruksi usus.
Kolostomi sementara : luka tusuk, untuk mengistirahatkan usus setelah operasi
Kolostomi permanen : pada penderita kanker pada kolon
PHATWAY

Familial poliposis, kolitis Makanan rendah serat &


ulserosa,polyp di colon agen kimia
rektum

Kontak karsinogen
dengan mukosa usus

Terjadi dalam salah satu dari dua cara

K kolon dextra ( caecum,co asenden, Kolon sinistra ( kolon tranversum,kolon


tranfersum sampai fleksura ilenalis desenden, sigmoid

K Masa polypoid tumbuh serupa bunga


Terjadi lesi
kol , menonjol ke dalam lumen kolon

Masa polypoid brkmbng &


K Ulserasi Lumen
tumbuh melingkar

K Perdarahan tersembunyi K Rangsangan meningkat Penyempitan lumen

R Anemia R Refluks isi usus ke dalam


lambung Obstruksi lumen
R Anemia R Refluks isi usus ke dalam Obstruksi lumen
lambung

R Pucat, lebih mudah


R Mual & muntah Gelombang peristaltik
lelah
proximal meningkat ( usaha
mendorong isi kolon keluar
R Intoleransi aktivitas
R BB turun

Iritasi lokal pada tempat


lesi
R Gangguan nutrisi

Konstipasi
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian

1. Biodata.
a. Identitas.
Nama : Ny. Y
Umur : 43 tahun
Alamat :-
Agama : Islam
Pekerjaan : -
b. Keluhan utama
nafsu makan menurun, nausea, konstipasi, distensi abdomen
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal anoreksia, mual , susah BAB dan distensi pada perut
2) Riwayat Kesehatan Masa lalu
Ny Y tidak pernah merasakan sakit seperti ini sebelumnya,
3) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga Ny Y, tidak ada yang mengalami penyakit tersebut

B.Pola Kebtuhan dasar manusia

1. Pola Pernafasan

Sebelum sakit : Pasien dapat bernafas dengan normal dan tidak mengalami

kesulitan dalam bernafas.

Saat dikaji : RR 20 x/mnt, tidak mengeluh sesak nafas.

2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien makan 3x sehari dengan nasi. Pasien sering makan daging
dan jarang makan sayur – sayuran.

Saat dikaji : Keluarga pasien mengatakan pasien makan hanya ¼ porsi yang

disajikan oleh RS.Pasien tidak nafsu makan dan sering mual

3. Kebutuhan Eliminasi
Sebelum sakit : BAB susah, fesesnya keras dan Bak lancar tidak ada keluhan.
Saat dikaji : Pasien mengatakn BAB susah dan fesesnya keras ,BAK lancar.
4. Gerak dan keseimbangan
Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan dan bermain
bersama temannya.
Saat dikaji : Pasien menagatakan sangat terganggu saat aktivitas karena
terpasang infus di tangan kanan.
5. Kebutuhan Istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Pasien biasa tidur 8 jam sehari
Saat dikaji : Malam hari kadng terbangun karena tidak terbiasa di RS
6. Personal Hygiene
Sebelum Sakit : Mandi 2x sehari dan gosok gigi mandiri.
Saat dikaji : Pasien mandi dengan di seka oleh ibunya pagi dan sore, serta

gosok gigi.

7. Kebutuhan rasa aman dan nyaman


Sebelum sakit : Pasien merasa aman dan nyaman jika bersama keluarga dan suaminya
Saat dikaji : Pasien mengeluh perutnya tidak enak .
8. Kebutuhan berpakaian
Sebelum sakit : Pasien ganti baju 2x sehari dan dapat berpakaian sendiri.
Saat dikaji : Memakai pakaian dibantu oleh anaknya.
9. Kebutuhan Spiritual
Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan ibadah solat 5 waktu
Saat dikaji :Pasien masih bisa sholat 5 waktu dalam keadaan berbaring,dan
dibimbing keluarga agar selalu berdoa untuk kesembuhannya.
10. Kebutuhan berkomunikasi dan berhubungan
Sebelum sakit : Hubungan pasien dengan keluarga baik.biasa berkomunikasi dengan
bahasa jawa.
Saat dikaji :Pasien mudah diajak berbicara bahasa jawa maupun indonesia.
11. Temparatur tubuh dan sirkulasi
Sebelum sakit : Pasien menggunakan pakaian tebal jika merasa dingin, dan
menggunakan yg tipis jika merasa kepanasan.
Saat dikaji : Pasien memakai baju tipis karena merasa panas di RS
12. Kebutuhan bekerja
Sebelum sakit : Pasien melaksanakan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga
Saat dikaji : Pasien hanya baraktivitas ditempat tidur.
13. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Sebelum sakit : Pasien biasa bermaian keluar rumah tetangganya kadang juga ke
obyek wisata bersama keluarganya.
Saat dikaji : Pasien tidak dapat bermain seperti biasa,hanya tetangganya sering
menjenguk di RS untuk menghibur.
14. Kebutuhan Belajar
Sebelum Sakit : Pasien pelajar disekolah sebagai siswa,dan di rumah dibimbing oleh
kluarga
Saat dikaji : Pasien sudah tahu tentang penyakit yang dideritanya.
C.Pemeriksaan Fisik

1. Kepala : normosefali
2. Rambut : hitam , distribusi merata, tidak mudah dicabut
3. Mata : konjungtiva anemis , sclera normal
4. Telinga : normal tidak ada benjolan
5. Hidung : tidak ada polip
6. Bibir : kering, mukosa bibir pecah - pecah
7. Mulut : lidah tidak kotor, trakea lurus ditengah
8. Thoraks : normal
9. Paru
Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi : fokal fremitus sama pada kedua lapangan paru
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : suara napas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
10. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V 1 jari medial garis midklavikularis sinistra
Perkusi : batas jantung kanan linea sternalis dextra, Batas jantung kiri ICS V 1 jari
medial garis midklavikularis sinistra, Batas atas jantung ICS III linea sternalis sinistra
Auskultasi : S1-2 reguler, murmur (-), gallop (-)
11. Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : teraba massa, nyeri tekan (+) regio hipogastrium dan epigastrium, Hepar
dan lien tidak teraba membesar
Perkusi : timpani pada seluruh lapangan abdomen
Ekstremitas : akral hangat.

D.Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium

Nilai hemaglobin dan Hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia. Hasil tes
Gualac positif untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan pada GI Tract.
Dua contoh sampel feses yang terpisah dites selama 3 hari berturut-turut, hasil yang
negatif sama sekali tidak menyampingkan kemungkinan terhadap Ca Colon. Carsinoma
embrionik antigen (CEA) mungkin dihubungkan dengan Ca Colon, bagaimanapun ini
juga tidak spesifik dengan penyakit dan mungkin berhubungan dengan jinak atau
ganasnya penyakit. CEA sering menggunakan monitor untuk pengobatan yang efektif
dan mengidentifikasi kekambuhan penyakit.

2. Pemeriksaan Radiologik
Foto kolon dilakukan dengan kontras barium yang dimasukan melalui rektum.
Dengan memasukan udara setelah defekasi bubur barium ini,akan tampak lapisan tipis
bubur barium pada mukosa kolon sehingga kelainan kolon lebih mudah dilihat
3. Pemeriksaan Endoskopi
Tes tersebut diindikasikan untuk menilai seluruh mukosa kolon karena
3% dari pasien mempunyai synchronous kanker dan berkemungkinan
untuk mempunyai polip premaligna.

4. Rektosigmoidoskopi
Adalah pipa kaku sepanjang 25-30 cm. Melihat rectum dan sigmoid setelah usus
dibersihkan secara mekanis

5. Kolonoskopi
Dipakai fiberskop lentur untuk melihat dinding kolon dari dalam lumen sampai ileum
terminalis
6. Colok dubur
Pemeriksaan colok dubur dilakukan pada setiap penderita dengan tujuan untuk
menentukan keutuhan spinkter ani, ukuran dan derajat fiksasi tumor pada rectum
1/3 tengah dan distal. Pada pemeriksaan colok dubur yang harus dinilai adalah
pertama, keadaan tumor: ekstensi lesi pada dinding rectum. Kedua, mobilitas tumor
untuk mengetahui prospek terapi pembedahan. Ketiga, ekstensi penjalaran yang
diukur dari ukuran tumor dan karakteristik pertumbuhan primer, mobilitas atau fiksasi
lesi

E.Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis

2. Pre Op : cemas bd krisis situasi

3.Intra Op : resiko infeksi bd prosedur invasif

4. Post Op : nyeri akut bd agen cidera


F.Intervensi dan Tujuan Keperawatan

Dx1

Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi


Ketidakseimbangan Status Nutrisi Manajemen nutrisi
nutrisi kurang dari
Kiteria: Kegiatan:
kebutuhan tubuh b.d
 Intake zat gizi (nutrien)  Kaji adanya alergi makanan
faktor biologis adekuat  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
 Intake makanan dan cairan menentukan jumlah kalori dan
adekuat nutrisi yang dibutuhkan pasien.
 Energi tercukupi  Berikan substansi gula
 Masa tubuh sesuai  Yakinkan diet yang dimakan
 Berat badan sesuai usia mengandung tinggi serat untuk
 Ukuran kebutuhan nutrisi mencegah konstipasi
secara biokimia dalam  Monitor jumlah nutrisi dan
rentang normal kandungan kalori
 Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

Monitor nutrisi
 Monitor adanya penurunan berat
badan
 Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
 Monitor lingkungan selama makan
 Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
 Monitor mual dan muntah
Dx 2

Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi


Cemas bd krisis Setelah dilakukan perawatan, Anxiety reduction
situasi klien mampu mengontrol (pengurangan cemas)
kecemasan dan mempunyai
koping yang efektif.  Gunakan pendekatan yang
menenangkan
 Jangan memberikan harapan
Kriteria Hasil : yang palsu kepada pasien
 Jelaskan semua prosedur dan
apa yang dirasakan selama
• Klien mampu
prosedur
mengidentifikasi dan  Pahami harapan pasien
terhadap situasi stres
mengungkakan gejala
 Temani pasien untuk
cemas memberikan keamanan dan
mengurangi takut
• Mengidentifikasi,  Berikan informasi faktual
mengenai diagnosis, tindakan
mengungkapkan, dan prognosis
menunjukkan teknik  Anjurkan keluarga untuk
menemani anak
untuk mengontrol  Instruksikan pasien
cemas menggunakan teknik relaksasi

• Vital sign (TD, nadi,


respirasi) dalam batas
normal

• Postur tubuh, ekspresi


wajah, bahasa tubuh,
dan tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan.

• Menunjukkan
peningkatan
konsenrtasi dan
akurasi dalam berpikir

Dx 3

Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi


Resiko infeksi bd Status imun Kontrol infeksi
 Bersikan lingkungan secara tepat
prosedur invasif Kiteria: setelah digunakan oleh pasien
 Ganti peralatan pasien setiap
 Infeksi berulang tidak
selesai tindakan
terjadi
 Status gastro intestinal DRH  Batasi jumlah pengunjung
 Status respiratory DRH  Ajarkan cuci tangan untuk
 Status genitourinaria DRH menjaga kesehatan individu
 Berat badan DRH  Anjurkan pasien untuk cuci tangan
 Suhu badan DRH dengan tepat
 Integritas kulit utuh  Gunakan sabun antimikrobial
 Mukosa utuh untuk cuci tangan
 Fatigue tidak ada  Anjurkan pengunjung untuk
 Imunisasi ulang mencuci tangan sebelum dan
 Antibodi titer DBN setelah meninggalkan ruangan
 Lekosit DBN pasien
 Reaksi kulit sesuai dengan  Cuci tangan sebelum dan sesudah
paparan kontak dengan pasien
 Lakukan universal precautions
 gunakan sarung tangan steril
 Lakukan perawatan aseptic pada
semua jalur IV
 Lakukan teknik perawatan luka
yang tepat
 Ajarkan pasien untuk pengambilan
urin porsi tengah
Dx 4

Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi


Nyeri akut bd agen Tingkat nyeri Manajemen nyeri
cidera fisik
Setelah dilakukan intervensi
 Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
selama ...jam, pasien akan
karakteristik, durasi, frekuensi,
menunjukkan tingkat nyeri kualitas dan faktor presipitasi
 Observasi reaksi nonverbal dari
berkurang atau hilang.
ketidaknyamanan
 Kaji kultur yang mempengaruhi
Karakteristik: respon nyeri
 Kontrol lingkungan yang dapat
 Frekuensi nyeri mempengaruhi nyeri seperti suhu
 Ekspresi nyeri pada wajah ruangan, pencahayaan dan
 Posisi tubuh protektif kebisingan
 Ketegangan otot  Kurangi faktor presipitasi nyeri
 Perubahan pada frekuensi  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
pernafasan menentukan intervensi
 Perubahan tekanan darah  Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
Kontrol nyeri  Berikan analgetik sesuai resep
 Tingkatkan istirahat
Karakteristik:  Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
 Mengenali faktor penyebab tidak berhasil
 Mengenali lamanya (onset)
sakit
 Menggunakan Metode non-
analgetik untuk mengrangi
nyeri
 Menggunakan analgetik
sesuai kebutuhan

BAB III
PENUTUP

Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan
usus besar atau rektum. Kanker ini bisa disebabkan karena kebiasaan makan yang rendah
serat, zat karsinogenik,resiko dari penyakit kanker lainnya, maupun karena genetik.

Diagnosa yang muncul pada ca colon adalah keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d faktor biologis, cemas b.d krisis situasi, resiko infeksi b.d prosedur invasif dan
nyeri b.d agen cidera fisik.

Tindakan yang dilakukan untuk mengobati ca colon tersebut bisa dilakukan tindakan
pembedahan yaitu colostomy. Colostomy adalah Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh
dokter ahli bedah pada dinding perut dan pada usus untuk mengeluarkan
feses/tinja/kotoran.
DAFTAR PUSTAKA

Brown,Sandra Clark.2004.Nursing Outcomes Classification (NOC).US : ELSEVIER

2004.Nursing Intervention Classificatio (NIC).US : ELSEVIER

Brunner and Suddart .2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC

Herdman,T.Heather.2010.Diagnosa Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2009-


2011.Jakarta : EGC

Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.

Sjamsuhidajat.R.1997.Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai