Anda di halaman 1dari 29

KEPERAWATAN GERONTIK

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN CA


COLON Ny. Y DI RUANG DAHLIA BRSU TABANAN

OLEH KELOMPOK III :

1. Cempaka Mertanadi (17091110040)


2. Ni Putu Ari Wijayanti (18101110001)
3. N Putu Ayu Dina Febriani (18101110003)
4. Ni Putu Eka Cintya Dewi (18101110006)
5. Ni Putu Sinta Dewi (18101110014)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ADVAITA MEDIKA TABANAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


A. Definisi
Colon adalah bagian terbesar dari usus besar, panjangnya hampir 5 kaki. Colon
memiliki empat bagian yaitu colon asending, transferse, descending, dan sigmoid.
Dindingnya memiliki 4 lapisan utama mukosa, sugmukosa, muskularis propia, dan
serosa atau adventitia. Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel
yang abnormal, bila hal ini terjadi diusus besar atau rectum maka disebut kanker
colorectal (American Cancer Societi, 2017).
American Cancer Sociati ( ACA) tahun 2016 menjelaskan bahwa kanker colorectal
adalah kanker yang dimulai diusus besar atau rectum. Kanker ini juga bisa disebut
kanker usus besar atau kanker rectum, tergantung tempat bermulanya. Kanker usus
besar dan kanker rectum sering dikelompokkan bersama karena memiliki banyak
kesamaan.
Hampir semua kanker usus besar adalah adenokarisnoma. adenokarisnoma adalah
kanker sel yang melapisi kelenjar, dalam kasus kanker usus besar memproduksi lendir
(national comprehensive cancer network,2016) . Awalnya kanker kolorectal dapat
muncul sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas, menginvasi dan
menghancurkan jaringan normal, dan meluas ke struktur sekitarnya (Smeltzer,2015)
B. Etiologi
Walaupun penyebab kanker usus besar(seperti kanker lainnya) masih belum
diketahui, namun telah dikenali beberapa factor predisposisi(price&Wilson,2016).
Beberapa factor predisposisi tersebut adalah :
1. Usia
Individu dengan usia dewasa muda dapat terkena kasinoma colorectal, tetapi
kemungkinan meningkat tajam setelah usia lima puluh tahun, sekitar 9 dari 10
orang di diagnosis dengan kasinoma kolorectal berusia minimal 50 tahun.
2. Polip Kolon
Polip adalah suatu masa seperti tumor yang menonjol ke dalam lumen usus.
Polip dapat terbentuk akibat pematangan, peradangan atau arsitektur mukosa
yang abnormal. Polip ini bersifat nonneoplatik dan tidak memiliki potensi
keganasan. Polip yang terbentuk akibat proliferasi dan dysplasia epitel disebut
polip adenomatosa / adenoma.
Polip hiperplastik merupakan polip kecil yang berdiameter 1-3mm dan berasal
dari epitel mukosa yang hiperplastik dan metaplastik. Umumnya, polip ini
tidak bergejala tetapi harus dibiopsi untuk menegakkan diagnose histologik
Polip juvenilis pada dasarnya adalah proliverasi hamartomatosa, terutama di
lammina propia, yang membungkus kelenjar kistik yang terletak berjauhan.
Polip ini paling sering terjadi pada anak berusia kurang dari 5 tahun. Polip ini
tidak memiliki potensi keganasan.
Polip adenomatosa adalah polip asli yang bertangkai dan jarang ditemukan
pada usia dibawah 21 tahun. Insidensinya meningkat sesuai dengan
meningkatnya usia. Letaknya 70% di sigmoid dan rectum. Polip ini bersifat
pramaligna sehingga harus diangkat setelah ditemukan. Polip adenomatosa
dibagi menjadi 3 subtipe berdasarkan structur epitelnya :
 Adenoma tubular : merupakan yang tersering
 Adenoma vilosa : tonjolan – tonjolan seperti pilus (1% adenoma)
 Adenoma tubulovilosa : campuran dari yang diatas (1-10% adenoma)
Polip adenomatosa dapat berkembang menjadi kelainan pramaligna dan
kemudian menjadi karsinoma, maka setiap adenoma yang ditemukan harus
dikeluarkan. Sindrom poliposis atau poliposis colon atau poliposis familiar
merupakan penyakit herediter yang jarang ditemukan. Gejala pertamanya
timbul pada usia 13 – 20 tahun. Frekuensinya sama pada pria dan wanita,
polip yang tersebar diseluruh kolon dan rectum ini umumnya tidak bergejala
kadang timbul rasa mulas atau diare disertai pendarahan perani. Biasanya
secum tidak terkena. Resiko keganasannya 60% dan sering multifel.
C. Epidemologi
Secara epidemiologis, kanker colorectal di dunia mencapai urutan ke tiga
dalam hal kejadian. Secara umum didapatkan kejadian kanker colorectal meningkat
tajam setelah usia 50 tahun. Insidensi puncaknya pada usia 60 dan 70 tahun. Laki –
laki terkena sekitar 20 % lebih sering daripada perempuan.
Di Amerika, kasinoma kolorectal adalah penyebab kematian kedua terbanyak
dari seluruh pasien kanker dengan angka kematian mendekati 60.000. Di Amerika
Serikat, umumnya rata – rata pasien karsinoma kolorectal adalah berusia 67 tahun dan
lebih dari 50%kematian terjadi pada mereka yang berumur diatas 55 tahun. Di
Indonesia, menurut data dari rumah sakit kanker darmais , pada tahun 2010 karsinoma
kolorectal tetap masuk dalam 10 besar kanker tersering.
D. Tanda dan Gejala
Sementara( Smeltzer 2015) menjelaskan manifestasiklinis dari kanker colon maupun
kanker rectum yaitu :
1) Keluarnya darah didalam atau pada feses
2) Penurunan berat badan dan keletihan
3) Lesi disisi kanan kemungkinan disertai dengan nyeri abdomen yang tumpul
dan melena
4) Lesi sesi kiri dikaitkan dengan obstruksi (nyeri dan kram abdomen,
penyempitan ukuran feses, konstipasi dan distensi) dan darah berwarna merah
terang di feses.
5) Lesi rectal dikaitkan dengan tenesmus (mengejan yang nyeri dan tidak efektif
saat defekasi), nyeri rectal, mengalami konstipasi dan diare secara bergantian,
feses berdarah.
6) Tanda – tanda komplikasi : obstruksi usus parsial atau kompleks, ekstensi
tumor dan ulserasi ke pembuluh darah sekitar (perforasi,pembentukan akses,
peritonitis, sepsis, atau syok)
7) Dalam banyak kasus, gejala tidak muncul Sampai kanker colorectal berada
dalam stadium lanjut.
E. Klasisifikasi
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut :
A : Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis
B : Kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa
B2 : Kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan prupria
C1 : Kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu
sampai empat buah
C2 : Kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari lima
buah
D : Kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang
luas dan tidak dapat di operasi lagi.
F. Patofisiologis

G. Pemeriksaan Penunjang
Smeltzer (2015) mengemukakan pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk
diagnosis kanker kolorektum adalah :
1. Pemeriksaan abdomen dan rectal : pemeriksaan darah samar pada feses, barium
enema, proklosigmoidoskopi, dan kolonoskopi, biopsy, atau apusan sitologi
2. Pemeriksaan CEA (Carsinoembryogenic Antigen) adalah ditemukannya
glikoprotein di membran sel pada banyak jaringan. Termasuk kanker kolorectal.
Pemeriksaan ini harus kembali normal dalam 48jam sejak eksisi tumor (reliable dalam
memprediksi prognosis dan kekambuhan)
H. Penatalaksanaan
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah
sebagai berikut :
a. Pembedahan ( operasi)
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang
diketahui lebih awal dan masih belum metastasis, tetapi tidak menjamin semua sel
kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan
sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
b. Penyinaran ( Radioterapi)
Terapi radiasi memakao sinar gelombang partikel berenergi tinggi tinggi
misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang
ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker .
c. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam
sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat
chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada
umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek
yang lebih bagus.
d. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon ( usus besar) ke dinding abdomen(perut), stoma
ini dapat bersifat sementara atau permanen.

I. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (Infeksi).
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan, mencerna,
dan mengabsorpsi makanan.
4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas gastrointestinal.
J. Konsep Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


1 Nyeri akut b/d agen Tujuan Manajemen nyeri
pencedera fisiologis Setelah dilakukan tindakan Observasi :
(infeksi). keperawatan selama 3 x 24  Identifikasi lokasi,
jam, tingkat nyeri dengan karakteristik, durasi,
kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
Tingkat Nyeri intensitas nyeri.
 Keluhan nyeri (5)  Identifikasi skala nyeri.
 Meringis (5)  Identifikasi respon nyeri
 Gelisah (5) non-verbal.
 Kesulitan tidur (5)  Identifikasi factor yang
 Anoreksia (5) memperberat dan
 Ketegangan otot (5) memperingan nyeri.
 Frekuensi nadi (5)  Identifikasi pengetahuan
 Pola nafas (5) dan keyakinan tentang
 Tekanan darah (5) nyeri.
 Fungsi berkemih (5)  Monitor keberhasilan
 Nafsu makan (5) terapi komplementer
 Pola tidur (5) yang sudah diberikan.
 Monitor efek samping
penggunaan analgesic.
Terapeutik :
 Berikan teknik non-
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri (TENS,
hypnosis, akupresur,
terapi music,
biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi,
tehnik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain).
 Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri.
 Fasilitasi istirahat
dan tidur.
 Pertimbangan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri.

Edukasi :
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri.
 Ajarkan tehnik non-
farmakologis untuk
mengurangi nyeri.

Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian
analgetik.
2 Intoleransi aktivitas Tujuan Terapi aktivitas
b/d kelemahan. Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 3 x 24 a. Monitor respon fisik,
jam, toleransi aktivitas emosi, sosial dan
meningkat dengan kriteria spiritual terhadap
hasil : aktivitas.
Toleransi Aktivitas. Terapeutik :
 Frekuensi Nadi (5) a. Fasilitasi fokus pada
 Saturasi oksigen (5) kemampuan pasien.
 Kemudahan dalam b. Fasilitasi aktivitas
melakukan aktivitas motorik untuk
sehari-hari (5) merelaksasi otot.
 Kekuatan tubuh Edukasi :
bagian atas dan a. Anjurkan melakukan
bawah (5) aktivitas fisik, sosial,
 Keluhan lelah (5) spiritual, kognitif dalam
 Dispnea setelah menjaga fungsi dan
aktivitas (5) kesehatan.
b. Anjurkan terlibat dalam
 Perasaan lemah (5)
aktivitas kelompok atau
 Warna kulit (5)
terapi.
 Tekanan darah (5) Kolaborasi :
 Frekuensi nafas (5) a. Kolaborasi dengan
terapis okupasi dalam
merencanakan dan
memonitor program
aktivitas.

Manajemen Energi :
Observasi :
a. Identifikasi gangguan
fungsi tubuh yang
mengakibatkan
kelelahan.
b. Monitor pola dan jam
tidur.
c. Monitor kelelahan fisik
dan emosional
d. Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan
selama melakukan
aktivitas.
Terapeutik :
a. Sediakan lingkungan
yang nyaman dan rendah
stimulus.
b. Berikan aktivitas
distraksi yang
menyenangkan.
Edukasi :
a. Anjurkan tirah baring
b. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap.
c. Ajarkan strategi koping
untuk mengatur
kelelahan.
Kolaborasi :
a. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan.
3 Definisi nutrisi b/d Tujuan Manajemen Nutrisi
ketidakmampuan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
menelan, mencerna, keperawatan selama 3 x 24  Identifikasi status
dan mengabsorpsi jam diharapkan klien dapat nutrisi.
makanan. terpenuhi status nutrisi  Monitor asupan
membaik, dengan kriteria makanan.
hasil :  Monitor berat badan
Status Nutrisi  Monitor hasil
 Porsi makanan yang pemeriksaan
dihabiskan (5) laboratorium.
 Serum albumin (5) Terapeutik :
 Nafsu makan (5)  Lakukan oral hygiene
 Berat badan (5) sebelum makan.
 Indeks massa tubuh Edukasi :
(5)  Ajarkan diet yang
 Kekuatan otot diprogramkan.
menelan (5) Kolaborasi :
 Frekuensi makan  Kolaborasi dengan ahli
(5) gizi untuk menentukan
 Bising usus (5) jumlah kalori dan
 Membran mukosa nutrient jika perlu.
(5) Promosi Berat Badan
Observasi :
 Identifikasi
kemungkinan penyebab
BB kurang.
 Monitor adanya mual
dan muntah.
 Monitor jumlah kalori
yang dikonsumsi sehari-
hari.
 Monitor berat badan.
 Monitor albumin,
limfosit, dan elektrolit
serum.
Terapeutik :
 Berikan perawatan
mulut sebelum
pemberian makan, jika
perlu.
 Sediakan makan yang
tepat sesuai kondisi
pasien (mis. Makanan
dengan tekstur halus,
makanan yang
diblander, makanan
cairan yang diberikan.
 Hidangkan makanan
secara menarik melalui
NGT atau Gastrostomi
total perenteral
nutritition sesuai
indikasi.
 Berikan suplemen, jika
perlu.
 Berikan pujian pada
pasien atau keluarga
untuk peningkatan yang
dicapai.
Edukasi :
 Jelaskan jenis makanan
yang bergizi tinggi,
namun tetap terjangkau.
 Jelaskan peningkatan
asupan kalori yang
dibutuhkan.
4 Konstipasi b/d Tujuan Manajemen Eliminasi Fekal
penurunan motilitas Setelah dilakuan tindakan Observasi :
gastrointestinal keperawatan selama 3 x 24 a. Identifikasi masalah
jam, mobilitas fisik usus dan penggunaan
membaik dengan kriteria obat pencahar.
hasil. b. Identifikasi pengobatan
Eliminasi Fekal yang berefek pada
 Kontrol kondisi gastrointestinal.
pengeluaran feses c. Monitor buang air besar
(5) ( warna, frekuensi,
 Keluhan defekasi konsistensi, volume.)
(5) d. Monitor tanda dan gejala
 Mengejan saat diare, konstipasi, atau
defekasi (5) infeksi.
 Distensi abdomen Terapeutik :
(5) a. Berikan air hangat
 Nyeri abdomen (5) setelah makan.
 Kram abdomen (5) b. Sediakan makanan
 Konsistensi feses tinggi serat.
(5) Edukasi :
 Frequensi defekasi a. Jelaskan jenis makanan
(5) yang membantu
meningkatkan peristaltic
 Peristaltik usus (5)
usus.
b. Anjurkan mencatat
warna, frekuensi,
konsistensi, volume
feses.
c. Anjurkan meningkatkan
aktivitas fisik, sesuai
toleransi.
d. Anjurkan pengurangan
asupan makanan yang
meningkatkan
pembentukan gas.
e. Anjurkan
mengkonsumsi makanan
yang tinggi serat.
f. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan, jika tidak
ada kontra indikasi.
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian
obat supositoria anal,
jika perlu.
Manajemen Konstipasi
Observasi :
a. Periksa tanda dan gejala
konstipasi.
b. Periksa pergerakan usus,
karakteristik feses
(konsistensi, bentuk,
volume, dan warna.)
c. Identifikasi factor risiko
konstipasi (obat-obatan,
tirah baring, dan diet
rendah serat).
d. Monitor tanda dan gejala
rupture usus dan atau
peritonitis.
Terapeutik :
a. Anjurkan diet tinggi
serat.
b. Lakukan masase
abdomen, jika perlu,
c. Berikan enema atau
irigasi, jika perlu.
Edukasi :
a. Jelaskan etiologi
masalah dan alasan
tindakan.
b. Anjurkan peningkatan
asupan cairan, jika tidak
ada kontra indikasi.
c. Anjurkan cara mengatasi
konstipasi/impaksi.
Kolaborasi :
a. Konsultasi dengan tim
medis tentang
penurunan/ peningkatan
frekuensi suara usus.
b. Kolaborasi penggunaan
obat pencahar, jika
perlu.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia; Definisi dan Indikator


Diagnostik,Jakarta; DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan. Jakarta; DPP PPNI.

PPNi.(2019).Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil


Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.

Sabiston, D. (2010). Buku Ajar Bedah.Jakarta: EGC.

Sylvia,R.(2013).Buku Ajar Bedah.EGC.

American Cancer Society.(2016,Oktober 15).About Colorectal Cancer.Retrieved May


14,2017, from American Cancer Society.

American Cancer Society.(2017).Colorectal Cancer. Facts & Figures 2017-2019. Atlanta:


American Cancer Society.

National Comprehensive Cancer Netwok.(2016).Colon Cancer.Washington:National


Comprehensive Cancer Network.
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Case Report
Laporan Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada klien Ny.Y dengan post operasi
laparatomi dan kolostomi atas indikasi Ca colon diruangan Dahlia BRSU Tabanan
B. Pengkajian (Focus Assesement)
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Dauh Pala Tabanan
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. D
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan klien : Anak kandung
2. KELUHAN UTAMA
a. Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Pasien mengatakan nyeri perut
b. Keluahan utama saat pengkajian
Nyeri perut post op
3. DIAGNOSA MEDIS
Ca Colon
4. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan masuk ke IGD dikarenakan perutnya terasa sakit yang
berkepanjangan dan bengkak sebelah kiri bawah, BAB encer berwarna hitam dan
berdarah, berat badan turun secara cepat dalam 3 bulan dari verat badan awal 68
kg menjadi 38 kg, klien mengatakan suah tidur dan susah makan sejak 3 bulan
ini. Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan nyeri pada bagian operasi
laparotomy dan kolostomi hari ke 3. Klien mengatakan masih tidak nafsu makan.
Klien mengatakan masih tidak nafsu makan dan mengatakan sulit bergerak
dikarenakan insisi pembedahan. Klien mengatakan tidak nyaman dan gelisah
dengan kantong kolostominya dikarenakan kotor dan meminta menggantinya
denganyang bersih. Skala nyeri dengan penilaian PQRST yaitu :
- P (Provokatif) : klien merasakan nyeri apabila bergerak dan jika
diletakan
abdomen di bekas insisi pembedahan laparatomi dan kolostomi
- Q (Quality) : klien mengatakan nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, dan
apabila saat batuk
- R (Radiation) : klien mengatakan nyeri disekitar area abdomen
- S (Severity) : klien tanpak meringis, skala nyeri 6, nyeri yang dirasakan
klien disertai nadi dan napas cepat, klien merasa tidak nyaman ketika
nyeri datang
- T (Time) : klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul, nyeri dirasakan
saat mau bergerak dan batuk
klien mengaatakan tidak nyaman BAB diperut, klienmengatakan sulit untuk
tidur karena nyeri yang dirasakannya sangat menggangu. Klien mengatakan
kurang puas dengan tidurnya, klien merasakan gelisah karena cuaca yang panas
dank lien tidak bisa bergerak dengan bebas, klien hanya tidur 4-5 jam malam
hari, klien merasakan khawatir dengan kondisinya sekarang inin.
b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien yang mengatakan pernah mengalami pembengkakan payudara sebelah
kanan kurang lebih 3 tahun
c. Riwayat Kesehatan Kelaurga
Klien mengatakan nenek klien mengalami kanker payudara
5. GENOGRAM

Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

Meninggal

Klien

Tinggalserumah

Hubungandekat
6. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Klien terlihat tampak lemas, GCS 456 compos metis
b. Berat Badan dan Tinggi Badan
BB sehat : 68 kg, BB sakit : 38 kg
TB : 155 cm
c. Tanda-Tanda Vital
- TD : 130/80 mmHg
- N : 100 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- S : 36,1oC
d. Pemeriksaan Abdomen
- INSPEKSI
Bentuk abdomen datar, kesimetrisan (+), terlihat sretcmarks, terdapat luka
jahitan dengan luas 10 cm, bekas luka terlihat bersih dan bagus, terdapat
kolostomi pada abdomen sebelah kiri.
- PALPASI
Terdapat nyeri tekan area kolostomi dan luka post op
Palpasi Hepar : nyeri tekan (-), pembesaran (-), perabaan (tidak teraba)
Palpasi Lien : tidak menunjukan pembesaran
Palpasi Appendik : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), nyeri menjalan kontraleteral
(-), tegang (-), rovsing sign (-), obtutator sign (-)
Palpasi Ginjal : nyeri tekan (-), pembesaran (-), perabaan (tidak ada
perebaan)
- PERKUSI
Tympani
- AUSKULTASI
Frekuensi peristaltic usus : 6 x/mnt (N = 5-35 x/mnt)
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah Lengkap
Leukosit : 10.710 µL ( N : 3.500 – 10.000/µL )
Eritrosit : 4,62 juta µL ( N : 1.2 juta – 1.5 juta µL )
Haemoglobin : 11,9 gr/dL ( N : 11.0 – 16.3 gr/dL )
Haematokrit : 36,6% ( N : 35.0 – 50 gr/dl )
b. Lab Lain
Limposit : 16,7% ( N : 1,00 – 4,00/µL )
Neutrofil : 76,5% ( N : 0,10 – 1,25/µL )
PLT : 457µL ( N ; 150 – 440/µL )
c. Radiologi
KOLONOSKOPI
Hasil : insertif scope sampai kolon ascendens. Ditemukan massa aexular di
flexura lienalis, menutup hampir seluruh lumen, perdarahan (+), dilakukan
biopsy.
Kesimpulan : Susp. Ca colon a.r flexura lienalis
C. Analisis Data
No Hari/Tanggal Data Penunjang Etiologi Masalah
Keperawatan
1 Kamis, 09 Ds : pasien mengatakan Agen cedera Nyeri akut
Desember nyeri di bagian perut. biologis
2021 P : nyeri bila bergerak
Q : nyeri seperti
tertusuk-tusuk
R : nyeri pada bagian
laparatomi dan
kolostomi
S : skala nyeri 6
T : nyeri hilang timbul

Do : pasien tanpak
gelisah dan mengernyit
saat nyeri timbul
2 Kamis, 09 Ds : pasien mengatakan Ketidakseimbangan Intoleransi
Desember susah bergerak karena antara suplai dan aktivitas
2021 insisi pembedahan kebutuhan O2
Do : pasien dibantu
keluarga saat melakukan
aktivitas sehari-hari
3 Kamis, 09 Ds : pasien mengatakan Ketidakmampuan Defisit nutrisi
Desember tidak napsu makan dan mencerna makanan
2021 berat badan menurun
dari 68 kg menjadi 48
kg, pasien juga
mengatakan selalu
merasa mual.

Do : pasien tampak
lemas, pasien tampak
pucat, berat badan awal
pasien 68 kg sekarang
48 kg

D. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (infeksi)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan, mencerna, dan mengabsorsi
makanan.
E. Intervensi
No Hari/Tangga Diagnosis Tujuan dan Hasil Intervensi Rasional
l Kriteria
1 Kamis, 09 Nyeri Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
Desember Akut tindakan keperawatan - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, - Mengindetifikasikan lokasi,
2021 selama 3 x 24 jam frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. karakteristik, durasi, frekuensi,
diharapkan tinggat - Identifikasi skala nyeri kualitas, dan intensitas nyeri
nyeri pasien menurun, - Berikan tehnik non-farmakologis untuk - Mengidentifikasi skala nyeri
dengan kriteria hasil : mengurangi nyeri - Memberikan tehnik
Tingkat Nyeri : - Kontrol lingkungan yang memperberat nonfarmakologis untuk
1. Keluhan nyeri rasa nyeri mengurangi rasa nyeri
menurun - Jelaskan penyebab periode dan pemicu - Mengontrol lingkungan pasien
2. Meringis nyeri - Menjelaskan penyebab nyeri
menurun - Kolaborasi pemberian analgetik, jika - Mengkolaborasi pemberian
3. Gelisah perlu analgetik
menurun
4. Pola napas
membaik
5. Tekanan darah
membaik

2 Jumat, 10 Intoleransi Setelah dilakukan Terapi Aktivitas :


Desember Aktivitas tindakan keperawatan - Monitor respon fisik, emosi, sosial, - Memonitoring respon pasien
2021 selama 3 x 24 jam dan spiritual terhadap aktivitas. baik fisik, emosi, sosial, dan
diharapkan toleransi - Fasilitasi aktivitas motorik untuk spiritual terhadap aktifitas.
aktivitas pasien merileksasi otot - Memfasilitaskan aktifitas
meneningkat, dengan - Ajarkan melakukan aktivitas fisik, motorik pasien
kriteria hasil : sosial, dan kognitif dalam menjaga - Mengajarkan melakukan
Tolransi Aktivitas : fungsi dan kesehatan aktifitas fisik, sosial dan
1. Frekuensi nadi - Kolaborasi dengan terapis, okupasi, kognitif pasien
meningkat dalam merencanakan dan memonitor - Berkolaborasi dengan
2. Saturasi program aktifitas terapis dan okupasi dalam
oksigen merencanakan program
meningkat aktifitas
3. Kemudahan
dalam
melakukan
aktivitas
sehari-hari
meningkat
4. Kecepatan
berjalan
meningkat
5. Jarak berjalan
meningkat
3 Sabtu, 11 Defisit Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi :
Desember nutrisi tindakan keperawatan - Identifikasi status nutrisi - Mengidentifikasi status
2021 selama 3 x 24 jam - Monitor asupan makan nutrisi
diharapkan status - Monitor berat badan - Memonitoring asupan
nutrisi pasien - Melakukan oral hygiene sebelum makan
membaik, dengan makan - Memantau berat badan
kriteria hasil : - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pasien
Status Nutrisi : menentukan jumlah kalori dan - Memberikan oral hygiene
1. Porsi makan nutrien, Jika perlu sebelum makan
yang - Mengkolaborasi dengan ahli
dihabiskan gizi untuk menentukan
meningkat jumlah kalori
2. Serum albumin
meningkat
3. Nafsu makan
meningkat
4. Berat badan
meningkat

F. Implementasi
No Hari/Tanggal Diagnosis Implementasi Respon Ttd
1 Kamis, 09 Nyeri akut - Mengidentifikasi lokasi, Ds : pasien mengatakan nyeri
Desember karakteristik, durasi, frekuensi, pada perut, pasien mengatakan
2021 kualitas, intensitas nyeri. nyeri terasa tertusuk-tusuk dan
hilang timbul.
Do : pasien tampak mengernyit
saat nyeri timbul, pasien tampak
gelisah

- Mengidentifikasi skala nyeri Ds : pasien mengatakan skala


nyeri 6, pasien mengatakan nyeri
hilang timbul.
Do : pasien tampak geisah dan
cemas

- Mengidentifikasi nyeri non verbal Ds : pasien mengatakan nyeri saat


bergerak
Do : pasien tampak mengernyit
saat nyeri timbul

- Memberikan tehnik non- Ds : pasien mengatakan


farmakologis untuk mengurangi menyetujui melakukan tehnik
nyeri non-farmakologis dalam
mengurangi nyeri.
Do : pasien tampak kooperatif

Ds : pasien mengatakan nyeri


- Mengontrol lingkungan yang hilang timbul
memperberat rasa nyeri Do : pasien tampak tenang

Ds : pasien mengatakan
- Menjelaskan penyebab periode dan memahami penjelasan dari pasien
pemicu nyeri Do : pasien tampak kooperatif

Ds : pasien mengatakan nyeri


- Mengkolaborasi pemberian Do : pasien tampak gelisah
analgetik, jika perlu
2 Jumat, 10 Intoleransi - Memonitor respon fisik, emosi, Ds : pasien mengatakan susah
Desember Aktifitas sosial, dan spiritual terhadap bergerak karena inisiasi
2021 aktivitas. pembedahan
Do : pasien tampak lemah dan
aktifitas sehari masih dibantu
keluarga

- Memfasilitasi aktivitas motorik Ds : pasien mengatakan tidak


untuk merileksasi otot dapat beraktifitas
Do : pasien tampak dibantu dalam
aktifitas sehari-hari

- Mengajarkan melakukan aktivitas Ds : pasien mengatakan ingin


fisik, sosial, dan kognitif dalam melakukan aktifitasnya sehari-
menjaga fungsi dan kesehatan hari
Do : pasien tampak kooperatif
saat diajarkan aktifitas fisik, sosial
dan kognitif
- Mengkolaborasi dengan
terapis, okupasi, dalam Ds : pasien mengatakan bersedia
merencanakan dan memonitor menerima terapis, okupasi dalam
program aktifitas program aktifitas
Pasien tampak kooperatif dalam
terapis
3 Sabtu, 11 Defisit nutrisi - Mengidentifikasi status nutrisi Ds : pasien mengatakan tidak
Desember nafsu makan, dan pasien
2021 mengatakan berat badanya
menurun dari 68 kg menjadi 48
kg
Do : pasien tampak lemas dan
cemas
- Memonitor asupan makan
Ds : pasien mengatakan nafsu
makan menurun dan pasien
mengatakan mual
Do : pasien tampak lemas, dan
pucat
- Memonitor berat badan
Ds : pasien mengatakan berat
badan menurun
Do : pasien tampak lemas, berat
badan pasien dari 68 kg menjadi
48 kg
- Melakukan oral hygiene
sebelum makan Ds : pasien mengatakan akan
melakukan oral hygiene yang
dianjurkan oleh perawat
Do : pasien tampak kooperatif
- Mengkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah Ds : pasien mengatakan nafsu
kalori dan nutrien, Jika perlu makan menurun
Do : pasien tampak lemas

F. Evaluasi
No Hari/Tanggal Diagnosis Evaluasi Ttd
1 Kamis, 09 Desember Nyeri akut S : pasien megatakan nyeri,
2021 P : nyeri bila bergerak
Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : nyeri pada bagian laparatomi dan kolostomi
S : skala nyeri 6
T : nyeri hilang timbul
O : pasien tampak meringis dan gelisah
A : nyeri akut
P : lanjutkan Intervensi
2 Jumat, 10 Desember Intoleransi aktivitas S : pasien mengatakan aktivitas sehari-hari masih dibantu
2021 keluarga
O : pasien tampak kesulitan bergerak
A : Intoleransi Aktivitas
P : lanjutkan intervensi
3 Sabtu, 11 Desember Defisit nutrisi S : pasien mengatakan nafsu makan menurun, dan merasa mual
2021 O : pasien tampak lemas dan pucat
A : defisit Nutrisi
P : lanjutkan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai