G. Pemeriksaan Penunjang
Smeltzer (2015) mengemukakan pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk
diagnosis kanker kolorektum adalah :
1. Pemeriksaan abdomen dan rectal : pemeriksaan darah samar pada feses, barium
enema, proklosigmoidoskopi, dan kolonoskopi, biopsy, atau apusan sitologi
2. Pemeriksaan CEA (Carsinoembryogenic Antigen) adalah ditemukannya
glikoprotein di membran sel pada banyak jaringan. Termasuk kanker kolorectal.
Pemeriksaan ini harus kembali normal dalam 48jam sejak eksisi tumor (reliable dalam
memprediksi prognosis dan kekambuhan)
H. Penatalaksanaan
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah
sebagai berikut :
a. Pembedahan ( operasi)
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang
diketahui lebih awal dan masih belum metastasis, tetapi tidak menjamin semua sel
kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan
sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
b. Penyinaran ( Radioterapi)
Terapi radiasi memakao sinar gelombang partikel berenergi tinggi tinggi
misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang
ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker .
c. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam
sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat
chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada
umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek
yang lebih bagus.
d. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon ( usus besar) ke dinding abdomen(perut), stoma
ini dapat bersifat sementara atau permanen.
I. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (Infeksi).
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan, mencerna,
dan mengabsorpsi makanan.
4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas gastrointestinal.
J. Konsep Keperawatan
Edukasi :
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri.
Ajarkan tehnik non-
farmakologis untuk
mengurangi nyeri.
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
analgetik.
2 Intoleransi aktivitas Tujuan Terapi aktivitas
b/d kelemahan. Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 3 x 24 a. Monitor respon fisik,
jam, toleransi aktivitas emosi, sosial dan
meningkat dengan kriteria spiritual terhadap
hasil : aktivitas.
Toleransi Aktivitas. Terapeutik :
Frekuensi Nadi (5) a. Fasilitasi fokus pada
Saturasi oksigen (5) kemampuan pasien.
Kemudahan dalam b. Fasilitasi aktivitas
melakukan aktivitas motorik untuk
sehari-hari (5) merelaksasi otot.
Kekuatan tubuh Edukasi :
bagian atas dan a. Anjurkan melakukan
bawah (5) aktivitas fisik, sosial,
Keluhan lelah (5) spiritual, kognitif dalam
Dispnea setelah menjaga fungsi dan
aktivitas (5) kesehatan.
b. Anjurkan terlibat dalam
Perasaan lemah (5)
aktivitas kelompok atau
Warna kulit (5)
terapi.
Tekanan darah (5) Kolaborasi :
Frekuensi nafas (5) a. Kolaborasi dengan
terapis okupasi dalam
merencanakan dan
memonitor program
aktivitas.
Manajemen Energi :
Observasi :
a. Identifikasi gangguan
fungsi tubuh yang
mengakibatkan
kelelahan.
b. Monitor pola dan jam
tidur.
c. Monitor kelelahan fisik
dan emosional
d. Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan
selama melakukan
aktivitas.
Terapeutik :
a. Sediakan lingkungan
yang nyaman dan rendah
stimulus.
b. Berikan aktivitas
distraksi yang
menyenangkan.
Edukasi :
a. Anjurkan tirah baring
b. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap.
c. Ajarkan strategi koping
untuk mengatur
kelelahan.
Kolaborasi :
a. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan.
3 Definisi nutrisi b/d Tujuan Manajemen Nutrisi
ketidakmampuan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
menelan, mencerna, keperawatan selama 3 x 24 Identifikasi status
dan mengabsorpsi jam diharapkan klien dapat nutrisi.
makanan. terpenuhi status nutrisi Monitor asupan
membaik, dengan kriteria makanan.
hasil : Monitor berat badan
Status Nutrisi Monitor hasil
Porsi makanan yang pemeriksaan
dihabiskan (5) laboratorium.
Serum albumin (5) Terapeutik :
Nafsu makan (5) Lakukan oral hygiene
Berat badan (5) sebelum makan.
Indeks massa tubuh Edukasi :
(5) Ajarkan diet yang
Kekuatan otot diprogramkan.
menelan (5) Kolaborasi :
Frekuensi makan Kolaborasi dengan ahli
(5) gizi untuk menentukan
Bising usus (5) jumlah kalori dan
Membran mukosa nutrient jika perlu.
(5) Promosi Berat Badan
Observasi :
Identifikasi
kemungkinan penyebab
BB kurang.
Monitor adanya mual
dan muntah.
Monitor jumlah kalori
yang dikonsumsi sehari-
hari.
Monitor berat badan.
Monitor albumin,
limfosit, dan elektrolit
serum.
Terapeutik :
Berikan perawatan
mulut sebelum
pemberian makan, jika
perlu.
Sediakan makan yang
tepat sesuai kondisi
pasien (mis. Makanan
dengan tekstur halus,
makanan yang
diblander, makanan
cairan yang diberikan.
Hidangkan makanan
secara menarik melalui
NGT atau Gastrostomi
total perenteral
nutritition sesuai
indikasi.
Berikan suplemen, jika
perlu.
Berikan pujian pada
pasien atau keluarga
untuk peningkatan yang
dicapai.
Edukasi :
Jelaskan jenis makanan
yang bergizi tinggi,
namun tetap terjangkau.
Jelaskan peningkatan
asupan kalori yang
dibutuhkan.
4 Konstipasi b/d Tujuan Manajemen Eliminasi Fekal
penurunan motilitas Setelah dilakuan tindakan Observasi :
gastrointestinal keperawatan selama 3 x 24 a. Identifikasi masalah
jam, mobilitas fisik usus dan penggunaan
membaik dengan kriteria obat pencahar.
hasil. b. Identifikasi pengobatan
Eliminasi Fekal yang berefek pada
Kontrol kondisi gastrointestinal.
pengeluaran feses c. Monitor buang air besar
(5) ( warna, frekuensi,
Keluhan defekasi konsistensi, volume.)
(5) d. Monitor tanda dan gejala
Mengejan saat diare, konstipasi, atau
defekasi (5) infeksi.
Distensi abdomen Terapeutik :
(5) a. Berikan air hangat
Nyeri abdomen (5) setelah makan.
Kram abdomen (5) b. Sediakan makanan
Konsistensi feses tinggi serat.
(5) Edukasi :
Frequensi defekasi a. Jelaskan jenis makanan
(5) yang membantu
meningkatkan peristaltic
Peristaltik usus (5)
usus.
b. Anjurkan mencatat
warna, frekuensi,
konsistensi, volume
feses.
c. Anjurkan meningkatkan
aktivitas fisik, sesuai
toleransi.
d. Anjurkan pengurangan
asupan makanan yang
meningkatkan
pembentukan gas.
e. Anjurkan
mengkonsumsi makanan
yang tinggi serat.
f. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan, jika tidak
ada kontra indikasi.
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian
obat supositoria anal,
jika perlu.
Manajemen Konstipasi
Observasi :
a. Periksa tanda dan gejala
konstipasi.
b. Periksa pergerakan usus,
karakteristik feses
(konsistensi, bentuk,
volume, dan warna.)
c. Identifikasi factor risiko
konstipasi (obat-obatan,
tirah baring, dan diet
rendah serat).
d. Monitor tanda dan gejala
rupture usus dan atau
peritonitis.
Terapeutik :
a. Anjurkan diet tinggi
serat.
b. Lakukan masase
abdomen, jika perlu,
c. Berikan enema atau
irigasi, jika perlu.
Edukasi :
a. Jelaskan etiologi
masalah dan alasan
tindakan.
b. Anjurkan peningkatan
asupan cairan, jika tidak
ada kontra indikasi.
c. Anjurkan cara mengatasi
konstipasi/impaksi.
Kolaborasi :
a. Konsultasi dengan tim
medis tentang
penurunan/ peningkatan
frekuensi suara usus.
b. Kolaborasi penggunaan
obat pencahar, jika
perlu.
DAFTAR PUSTAKA
A. Case Report
Laporan Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada klien Ny.Y dengan post operasi
laparatomi dan kolostomi atas indikasi Ca colon diruangan Dahlia BRSU Tabanan
B. Pengkajian (Focus Assesement)
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Dauh Pala Tabanan
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. D
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan klien : Anak kandung
2. KELUHAN UTAMA
a. Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Pasien mengatakan nyeri perut
b. Keluahan utama saat pengkajian
Nyeri perut post op
3. DIAGNOSA MEDIS
Ca Colon
4. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan masuk ke IGD dikarenakan perutnya terasa sakit yang
berkepanjangan dan bengkak sebelah kiri bawah, BAB encer berwarna hitam dan
berdarah, berat badan turun secara cepat dalam 3 bulan dari verat badan awal 68
kg menjadi 38 kg, klien mengatakan suah tidur dan susah makan sejak 3 bulan
ini. Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan nyeri pada bagian operasi
laparotomy dan kolostomi hari ke 3. Klien mengatakan masih tidak nafsu makan.
Klien mengatakan masih tidak nafsu makan dan mengatakan sulit bergerak
dikarenakan insisi pembedahan. Klien mengatakan tidak nyaman dan gelisah
dengan kantong kolostominya dikarenakan kotor dan meminta menggantinya
denganyang bersih. Skala nyeri dengan penilaian PQRST yaitu :
- P (Provokatif) : klien merasakan nyeri apabila bergerak dan jika
diletakan
abdomen di bekas insisi pembedahan laparatomi dan kolostomi
- Q (Quality) : klien mengatakan nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, dan
apabila saat batuk
- R (Radiation) : klien mengatakan nyeri disekitar area abdomen
- S (Severity) : klien tanpak meringis, skala nyeri 6, nyeri yang dirasakan
klien disertai nadi dan napas cepat, klien merasa tidak nyaman ketika
nyeri datang
- T (Time) : klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul, nyeri dirasakan
saat mau bergerak dan batuk
klien mengaatakan tidak nyaman BAB diperut, klienmengatakan sulit untuk
tidur karena nyeri yang dirasakannya sangat menggangu. Klien mengatakan
kurang puas dengan tidurnya, klien merasakan gelisah karena cuaca yang panas
dank lien tidak bisa bergerak dengan bebas, klien hanya tidur 4-5 jam malam
hari, klien merasakan khawatir dengan kondisinya sekarang inin.
b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien yang mengatakan pernah mengalami pembengkakan payudara sebelah
kanan kurang lebih 3 tahun
c. Riwayat Kesehatan Kelaurga
Klien mengatakan nenek klien mengalami kanker payudara
5. GENOGRAM
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Klien
Tinggalserumah
Hubungandekat
6. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Klien terlihat tampak lemas, GCS 456 compos metis
b. Berat Badan dan Tinggi Badan
BB sehat : 68 kg, BB sakit : 38 kg
TB : 155 cm
c. Tanda-Tanda Vital
- TD : 130/80 mmHg
- N : 100 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- S : 36,1oC
d. Pemeriksaan Abdomen
- INSPEKSI
Bentuk abdomen datar, kesimetrisan (+), terlihat sretcmarks, terdapat luka
jahitan dengan luas 10 cm, bekas luka terlihat bersih dan bagus, terdapat
kolostomi pada abdomen sebelah kiri.
- PALPASI
Terdapat nyeri tekan area kolostomi dan luka post op
Palpasi Hepar : nyeri tekan (-), pembesaran (-), perabaan (tidak teraba)
Palpasi Lien : tidak menunjukan pembesaran
Palpasi Appendik : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), nyeri menjalan kontraleteral
(-), tegang (-), rovsing sign (-), obtutator sign (-)
Palpasi Ginjal : nyeri tekan (-), pembesaran (-), perabaan (tidak ada
perebaan)
- PERKUSI
Tympani
- AUSKULTASI
Frekuensi peristaltic usus : 6 x/mnt (N = 5-35 x/mnt)
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah Lengkap
Leukosit : 10.710 µL ( N : 3.500 – 10.000/µL )
Eritrosit : 4,62 juta µL ( N : 1.2 juta – 1.5 juta µL )
Haemoglobin : 11,9 gr/dL ( N : 11.0 – 16.3 gr/dL )
Haematokrit : 36,6% ( N : 35.0 – 50 gr/dl )
b. Lab Lain
Limposit : 16,7% ( N : 1,00 – 4,00/µL )
Neutrofil : 76,5% ( N : 0,10 – 1,25/µL )
PLT : 457µL ( N ; 150 – 440/µL )
c. Radiologi
KOLONOSKOPI
Hasil : insertif scope sampai kolon ascendens. Ditemukan massa aexular di
flexura lienalis, menutup hampir seluruh lumen, perdarahan (+), dilakukan
biopsy.
Kesimpulan : Susp. Ca colon a.r flexura lienalis
C. Analisis Data
No Hari/Tanggal Data Penunjang Etiologi Masalah
Keperawatan
1 Kamis, 09 Ds : pasien mengatakan Agen cedera Nyeri akut
Desember nyeri di bagian perut. biologis
2021 P : nyeri bila bergerak
Q : nyeri seperti
tertusuk-tusuk
R : nyeri pada bagian
laparatomi dan
kolostomi
S : skala nyeri 6
T : nyeri hilang timbul
Do : pasien tanpak
gelisah dan mengernyit
saat nyeri timbul
2 Kamis, 09 Ds : pasien mengatakan Ketidakseimbangan Intoleransi
Desember susah bergerak karena antara suplai dan aktivitas
2021 insisi pembedahan kebutuhan O2
Do : pasien dibantu
keluarga saat melakukan
aktivitas sehari-hari
3 Kamis, 09 Ds : pasien mengatakan Ketidakmampuan Defisit nutrisi
Desember tidak napsu makan dan mencerna makanan
2021 berat badan menurun
dari 68 kg menjadi 48
kg, pasien juga
mengatakan selalu
merasa mual.
Do : pasien tampak
lemas, pasien tampak
pucat, berat badan awal
pasien 68 kg sekarang
48 kg
D. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (infeksi)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan, mencerna, dan mengabsorsi
makanan.
E. Intervensi
No Hari/Tangga Diagnosis Tujuan dan Hasil Intervensi Rasional
l Kriteria
1 Kamis, 09 Nyeri Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
Desember Akut tindakan keperawatan - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, - Mengindetifikasikan lokasi,
2021 selama 3 x 24 jam frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. karakteristik, durasi, frekuensi,
diharapkan tinggat - Identifikasi skala nyeri kualitas, dan intensitas nyeri
nyeri pasien menurun, - Berikan tehnik non-farmakologis untuk - Mengidentifikasi skala nyeri
dengan kriteria hasil : mengurangi nyeri - Memberikan tehnik
Tingkat Nyeri : - Kontrol lingkungan yang memperberat nonfarmakologis untuk
1. Keluhan nyeri rasa nyeri mengurangi rasa nyeri
menurun - Jelaskan penyebab periode dan pemicu - Mengontrol lingkungan pasien
2. Meringis nyeri - Menjelaskan penyebab nyeri
menurun - Kolaborasi pemberian analgetik, jika - Mengkolaborasi pemberian
3. Gelisah perlu analgetik
menurun
4. Pola napas
membaik
5. Tekanan darah
membaik
F. Implementasi
No Hari/Tanggal Diagnosis Implementasi Respon Ttd
1 Kamis, 09 Nyeri akut - Mengidentifikasi lokasi, Ds : pasien mengatakan nyeri
Desember karakteristik, durasi, frekuensi, pada perut, pasien mengatakan
2021 kualitas, intensitas nyeri. nyeri terasa tertusuk-tusuk dan
hilang timbul.
Do : pasien tampak mengernyit
saat nyeri timbul, pasien tampak
gelisah
Ds : pasien mengatakan
- Menjelaskan penyebab periode dan memahami penjelasan dari pasien
pemicu nyeri Do : pasien tampak kooperatif
F. Evaluasi
No Hari/Tanggal Diagnosis Evaluasi Ttd
1 Kamis, 09 Desember Nyeri akut S : pasien megatakan nyeri,
2021 P : nyeri bila bergerak
Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : nyeri pada bagian laparatomi dan kolostomi
S : skala nyeri 6
T : nyeri hilang timbul
O : pasien tampak meringis dan gelisah
A : nyeri akut
P : lanjutkan Intervensi
2 Jumat, 10 Desember Intoleransi aktivitas S : pasien mengatakan aktivitas sehari-hari masih dibantu
2021 keluarga
O : pasien tampak kesulitan bergerak
A : Intoleransi Aktivitas
P : lanjutkan intervensi
3 Sabtu, 11 Desember Defisit nutrisi S : pasien mengatakan nafsu makan menurun, dan merasa mual
2021 O : pasien tampak lemas dan pucat
A : defisit Nutrisi
P : lanjutkan Intervensi